Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDEKATAN KURIKULUM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

Dosen Pengampu

Pengembangan Kurikulum PAI

Habib Zainuri S.Pd.I.,M.Pd

Disusun Oleh

Kelompok 4

Adelia Fitri 200511682


Agus Dwiyan Saputra 200511686
Asmah 200511643
Ayu Wardani 200511685
Nofrimal Rahmad Melta 200511705

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSUTAS KUTAI KARTANEGARA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Ta’ala atas limpahan nikmat dan kasih sayang –Nya
terutama petunjuk Islam yang sangat kita butuhkan untuk mewujudkan kebahagiaan
sejati di dunia dan akhirat. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya yang
setia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Habib Zainuri S.Pd.I.,M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI dan seluruh teman
yang ikut membantu baik berupa, waktu, tenaga dan pikiran dalam menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang


Pembelajaran Berbasis Multimedia Persentasi. Kami memohon maaf jika dalam
penulisan makalah ini terdapat kesalahan. Kami berharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kesalahan menjadi yang
lebih baik.

Tenggarong, 22 Oktober 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2

A. Pendekatan Pengembangan Kurikulum PAI............................................. 2


B. Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Kurikulum................................. 3
1. Pendekatan Bidang Studi..................................................................... 3
2. Pendekatan Berorientsi pada Tujuan................................................... 5
3. Pendekatan Pola Organisasi Bahan..................................................... 5
4. Pendekatan Rekonstuksionalisme....................................................... 6
5. Pendekatan Akutanbilitas (accountabilities)....................................... 7

BAB III PENUTUP............................................................................................... 8

A. Kesimpulan................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 9

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu upaya membina dan membangun generasi muda yang tangguh
diantaranya adalah melalui pendidikan, baik yang diberikan dalam lingkungan
keluarga, melalui pendidikan formal di sekolah, maupun pendidikan dalam
lingkungan masyarakat. Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
harus ditentukan oleh adanya pelaksanaan kurikulum sekolah itu. Keberhasilan
sumber daya manusia dalam segi pendidikan sangat dipengaruhi oleh adanya
pemahaman seluruh personal di sekolah itu dalam melaksanakan kurikulum.
Kurikulum pendidikan yang selalu berubah dan berkembang sesuai dengan
kebutuhan pendidikan yang mana seluruh komponen bangsa ikut memberikan
dorongan bagi penyelenggara pendidikan untuk selalu melakukan proses perbaikan,
modifikasi, dan evaluasi pada kurikulum yang digunakan.
Di dalam proses pengendalian mutu pendidikan, kurikulum merupakan perangkat
yang sangat penting karena menjadi dasar untuk menjamin kompetensi keluaran dari
proses pendidikan. Kurikulum harus selalu diubah secara periodik untuk
menyesuaikan dengan dinamika kebutuhan pengguna dari waktu ke waktu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pendekatan kurikulum?


2. Apa saja pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum PAI?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian dari pendekatan kurikulum.
2. Mengetahui apa saja pendekatan-pendekatan dam pengembangan kurikulum
PAI.
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Pengembangan Kurikulum PAI


Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang
terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan
demikian pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau
sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas. Menurut
Sukmadinata (2000 : 1), pengembangan kurikulum bisa berarti penyusun
kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga
menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curuculum improvement). Bisa juga
kurikulum ialah perencanaan kesempatam-kesempatan belajar yang ditunjukkan
untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan
menilai perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa.
Pada dasarnya strategi dan pendekatan adalah dua hal yang berbeda.
Perbedaannya terletak jangkauan (cakupan) bahasannya. Hal ini berarti bahwa
strategi lebih sempit daripada pendekatan. Strategi adalah siasat yang diterapkan
untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan pendekatan lebih menekankan
pada usaha dan penerapan langkah-langkah atau cara kerja dengan menerapkan
suatu strategi dan beberapa metode yang tepat, yang dijalankan sesuai dengan
langkah-langkah yang sistematis untuk memeperoleh hasil kerja yang lebih baik.
Jadi pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan
menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah
pengembangan yang sistematis untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik.
Terdapat perbedaan para ahli tentang pendekatan tang digunakan dalam
pengembangan kurikulum. Soetopo dan Soemanto (1986) mengemukakan dua
pendekatan yaitu: (1) pendekatan yang berorientasi pada bahan, dan (2)
Pendekatan Yang berorienrasi pada tujuan, kemudian ditambahkan lagi satu
pendekatan oleh Subandijah (1993) yaitu: pendekatan pada pola organisasi
bahan. Sementara itu Muhammad Ali (1992) mengemukakan bahwa dalam
pengembangan kurikulum adalah pendekatan sistem, yang dikatakannya sebagai
pendekatan yang paling rasional dan efektif dalam pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses
kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum
Pendidikan agama Islam.
3

B. Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Kurikulum


Terdapat beberapa macam pendekatan yang dapat digunakan untuk
pengembangan kurikulum, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Pendekatan Bidang Studi (Field of Studi Approach)
Pendekatan bidang studi atau dikenal juga dengan pendekatan subyek
akademik merupakan pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan
bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar pengembangan kurikulum
misalnya matematika, sains, sejarah IPS, IPA, dan sebagainya. Sesuai
dengacxn namanya, pendekatan subjek akademik sangat mengutamakan isi
(subject matter).
Hal utama dalam pendekatan ini adalah penguasaan bahan dan proses
dalam disiplin ilmu tertentu. Karena setiap ilmu pengetahuan memiliki
sistematisasi tertentu dan berbeda dengan sistematisasi ilmu lainnya.
Pengembangan kurikulum subyek akademik dilakukan dengan cara
menetapkan terlebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari peserta
didik, yang diperlukan untuk (persiapan) pengembangan disiplin ilmu.
Dari pendekatan subyek akademik ini diharapkan agar peserta didik
dapat menguasai semua pengetahuan yang ada di kurikulum tersebut. Karena
kurikulum sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikan lebih
bersifat intelektual. Nama-nama mata pelajaran yang menjadi isi kurikulum
hampir sama dengan nama disiplin ilmu, seperti bahasa dan sastra, geografi,
matematika, ilmu kealaman, sejarah, dan sebagainya.
Kurikulum subyek akademik tidak berarti hanya menekankan pada
materi yang disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsur-angsur
memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Proses belajar yang
dipilih sangat bergantung pada hal apa yang terpenting dalam materi tersebut.
Sekurang-kurang ada tiga pendekatan dalam perkembangan
Kurikulum Subyek Akademis; Pendekatan pertama yakni melanjutkan
pendekatan struktur pengetahuan. Murid-murid belajar bagaimana
memperoleh dan menguji fakta-fakta dan bukan sekadar mengingat-ingatnya.
Pendekatan kedua yakni studi yang bersifat integrative. Pendekatan ini
merupakan respons terhadap perkembangan masyarakat yang menuntut
model-model pengetahuan yang lebih komprehensif-terpadu. Pelajaran
tersusun atas satuan-satuan pelajaran, dalam satuan-satuan pelajaran tersebut
batas-batas ilmu menjadi hilang. Pengorganisasian tema-tema pengajaran
didasarkan atas fenomena-fenomena alam, proses kerja ilmiah dan problema-
problema yang ada, dan Pendekatan ketiga yakni pendekatan yang
dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis. Dimana sekolah tetap
4

mengajar berdasarkan mata-mata pelajaran dengan menekankan membaca,


menulis, dan memecahkan masalah-masalah matematis. Pelajaran-pelajaran
lain seperti ilmu kealaman, ilmu sosial, dan lain-lain dipelajari tanpa
dihubungkan dengan kebutuhan praktis pemecehan masalah dalam kehidupan
Dalam pendekatan pengembangan kurikulum mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Di Tinjau dari Tujuannya
Tujuan kurikulum subyek akademik adalah pemberian pengetahuan
yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses
“penelitian”. Para siswa harus belajar mengunakan pemikiran dan dapat
mengontrol dorongan-dorongannya, sehingga diharapkan siswa
mempunyai konsep dan cara yang terus dapat dikembangkan di
masyarakat yang lebih luas.
b. Di Tinjau dari Metodenya
Metode yang banyak digunakan dalam pendekata subyek akademik
adalah pendekatan metode ekspositori dan inkuiri. Ide-ide diberikan guru
kemudian dielaborasi (dilaksanakan) siswa sampai mereka kuasai.Dalam
materi disiplin ilmu yang diperoleh, dicari berbagai masalah penting,
kemudian dirumuskan dan dicari cara pemecahannya.
c. Di Tinjau dari Organisasi Isinya
Ada beberapa pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subyek
akademik. Pola-pola organisasi yang terpenting di antaranya:
1) Correlated curriculum, adalah pola organisasi materi atau konsep yang
dipelajari dalam suatu pelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan
dengan pelajaran lainnya.
2) Unified atau Concentrated, adalah pola organisasi bahan pelajaran
tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi
dari berbagai pelajaran disiplin ilmu.
3) Intregrated curriculum, kalau dalam unified masih tampak warna
displin ilmunya, maka dalam pola yang integrated warna disiplin Dasar
Pengambangan Kurikulum Sekolah 43 ilmu tersebut sudah tidak
kelihatan lagi. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan,
kegiatan atau segi kehidupan tertentu.
4) Problem Solving curriculum, adalah pola organisasi isi yang berisi
topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan
dengan menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh
dari berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu.
5

d. Di Tinjau dari Evaluasinya


Kurikulum subyek akademik menggunakan bentuk evaluasi yang
bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran. Dalam
bidang studi humaniora lebih banyak digunakan bentuk uraian (essay test)
dari tes objektif. Karena bidang studi ini membutuhkan jawaban yang
merefleksikan logika, koherensi, dan integrasi secara menyeluruh.

2. Pendekatan Berorientasi pada Tujuan


Pendekatan yang berorientasi pada tujuan ini, menempatkan rumusan
atau penerapan tujuan yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab tujuan
adalah pemberi arah dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar. Lalu apa
kelebihan dan kekurangan pendekatan yang berorientasi pada tujuan? Berikut
beberapa kelebihan dan kekurangan dari pendekatan berorientasi pada tujuan.
Kelebihan dari pendekatan pengembangan kurikulum yang
berorientasi pada tujuan adalah:
a. Tujuan yang ingin dicapai jelas bagi penyusun kurikulum.
b. Tujuan yang jelas akan memberikan arah yang jelas pula dalam
menetapkan materi pelajaran, metode, jenis kegiatan dan alat yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
c. Tujuan-tujuan yang jelas itu juga akan memberikan arah dalam
mengadakan penilaian terhadap hadil yang dicapai.
d. Hasil penilaian yang terarah tersebut akan membantu penyusunan
kurikulum dalam mengadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

Meskipun pendekatan ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan


dengan pendekatan yang berorientasi pada bahan pendekatan ini juga
memiliki kelemahan, yaitu kesulitan dalam merumuskan tujuan itu sendiri
(bagi guru). Apa lagi jika tujuan tersebut harus dirumuskan lebih khusus,
jelas, operasional dan dapat diukur. Untuk merealisasikan maksud tersebut,
pihak guru dituntut memiliki keahlian, pengalaman dan ketarampilan dalam
perumusan tujuan khusus pengajaran. Jika tidak demikian, maka akan
terwujud rumusan tujuan khusus yang bersifat dangkal dan mekanistik.

3. Pendekatan dengan Pola Organisasi Bahan


Pendekatan dengan pola organisasi bahan terbentuk dari pola
pendekatan; subject matter curriculum, corelated curriculum, dan integrated
curriculum. Ketiga pendekatan tersebut adalah sebagai berikut.
6

a. Pendekatan Pola Subject Matter Curriculum


Pendekatan ini penekanannya pada mata pelajaran-mata pelajaran
secara terpisah-pisah, mislnya: sejarah, IPA, biologi, matematika, dan
sebagainya.
b. Pendekatan dengan pola correlated curriculum
Pendekatan dengan pola correlated curriculum adalah pendektan
dengan pola mengelompokan beberapa mata pelajaran (bahan) yang
sering, yang bisa secara dekat berhubungan.
c. Pendekatan dengan pola integrated curriculum
Pendekatan ini di dasarkan pada keseluruhan hal yang mempunyai arti
tertentu. Keseluruhan ini tidak sekedar merupakan kumpulan dari bagian-
bagiannya, tetapi mempunyai arti tertentu.

Atas dasar kenyataan tersebut, para ahli kurikulum berpendapat bahwa


sebaiknya kurikulum sekolah tidak disusun sebagai mata pelajaran yang
terpisah, tetapi dengan bentuk pengelompokan bahan yang dipandang
mempunyai karakteristik yang dapat digabungkan yang menjadi bidang studi
(broad field) sehingga terdapat beberapa bidang studi, seperti, IPA, IPS dan
sebagainya.

4. Pendekatan Rekonstuksionalisme
Pendekatan Rekonstruksionalisme disebut juga rekonstruksi sosial
karena menempatkan masalah-masalah penting yang dihadapi oleh
masyarakat, seperti populas, ledakan penduduk, bencana, dan sebagainya
kedalam kurikulum.
Pandangan rekonstruksi sosial di dalam kurikulum dimulai sekitar
tahun 1920-an. Harlod Rug mulai melihat dan menyadarkan kawan-
kawannya bahwa selama ini terjadi kesenjangan antara kurikulum dengan
masyarakat. Ia menginginkan para siswa dengan pengetahuan dan konsep-
konsep baru yang diperolehnya dapat mengidentifikasi dan memecahkan
maslaah-maslah sosial. Setelah diharapkan dapat menciptakan masyarakat
baru yang lebih stabil. Konsep dari kurikulum rekonstruksi sosial ini lebih
memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam
masyarakat.
Para rekonstruksi sosial tidak menginginkan terlalu menekankan
kebebasan individu. Mereka ingin meyakinkan murid-murid bagaimana
masyarakat memenuhi warganya seperti yang ada sekarang dan bagaimana
7

masyarakat memenuhi kebutuhan pribadi warganya melalui konsensus sosial.


Pada pendekatan rekontruksionalisme mencakup kedalam dua hal berikut ini.
a. Desain Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Ada beberapa ciri dari desain kurikulum ini :
1) Asumsi
2) Masalah-masalah sosial yang mendesak
3) Pola-pola Organisasi
b. Pelaksanaan Pengajaran Rekonstruksi Sosial
Pengajaran rekonstruksi sosial banyak dilaksanakan di daerahdarerah
yang tergolong belum maju dan tingkat eknominya belum tinggi.
Pelaksaan pengajaran ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan mereka (M Ahmad dkk, 1997).
Para ahli kurikulum yang berorientasi ke masa depan menyarankan
agar isi kurikulum difokuskan pada penggalian sumber-sumber alam dan
bukan alam, populasi, kesejahteraan masyarakat, masalah air, akibat
pertambahan pendudukan, ketidakseragaman pemanfaatan sumbersember
alam, dan lain-lain.
Padangan rekonstruksi sosial berkembangan karena keyakinannya
pada kemampuan manusia untuk membangun dunia yang lebih baik. Juga
penekanannya tentang peran ilmu dalam memecahkan masalahmaslah
sosial.

5. Pendekatan akutanbilitas (accountabilities)


Sistem yang akuntabel memiliki standar dan tujuannya yang spesifik
serta mengukur efektivitas suatu kegiatan dengan mengukur taraf
keberhasilan siswa untuk mencapai standar tersebut. Gerakan ini mulai
dirasanakan manfaatnya bagi dunia pendidikan ketika sebuah universitas di
Amerika Serikat dituntut untuk memmbuktikan dalam mencapai keberhasilan
yang tinggi. Untuk memenuhi tuntutan itu, pengembang kurikulum tujuan
pelajaran yang dapat mengukur prestasi belajar siswa.
Accountability atau pertanggung jawaban lembaga pendidikan tentang
pelaksaan tugasnya kepada masyarakat, akhir-akhir ini tampil sebagai
penagruh yang penting dalam dunia pendidikan. Namun, menurut banyak
pengamat pendidikan accountability ini telah mendesak pendidikan dalam
arti yang sebenarnya menjadi latihan belaka. Accountability yang sistematis
yang pertama kali diperkenalkan Frederick Taylor dalam bidang industri pada
permulaan abad ini. Pendekatannya, yang kelak dikenal sebagai “scientific
management” atau manajemen ilmiah, menetapkan tugas-tugas spesifik yang
harus diselesaikan pekerja dalam waktu tertentu.
8

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut:
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Dengan demikian pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik
tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan
kurikulum.
Di dalam pendekatan kurikulum ada macam-macam pendekatan yang
bisa kita gunakan diantaranya yaitu: pendekatan bidang studi (pendekatan
subjek atau disiplin ilmu), pendekatan berorientasi pada tujuan, pendekatan
dengan pola organisasi bahan, pendekatan bahan, pendekatan
rekonstruksinalisme, dan pendekatan akuntabilitas.
Semua pendekatan diatas bertujuan sama yaitu mengembangkan
kurikulum.
9

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Hamdan, M.Pd., Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam


(PAI) Teori dan Praktek, Januari 2014, IAIN ANTASARI PRESS
Widodo Winarso, Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai