Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR IPA


“METODE PENDEKATAN KURIKULUM”

DISUSUN OLEH :

KE LOM POK VI

1. FAUZAN RUMRAT
2. SIDIK RUMATIGA
3. MERRY F. BAADILLA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STIKP ITA WOTU NUSA
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
dengan judul “Metode Pendekatan Pengembangan Kurikulum” ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing kami, Ibu
“Sri Fatmi Sutrisno, S.Pd” yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan
makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan dosen pembimbing demi kesempurnaan makalah ini.

Bula, November 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 2
1.3. Tujuan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................... 3
2.1. Pendekatan Kurikulum........................................................ 3
2.1.1. Pendekatan Kompetensi ................................................... 3
2.1.2. Pendekatan Sistem ............................................................ 4
2.1.3. Pendekatan Klarifikasi Nilai ............................................. 5
2.1.4. Pendekatan Komprehensif ................................................ 6
2.1.5. Pendekatan yang berpusat pada Masalah.......................... 7
2.1.6. Pendekatan Terpadu .......................................................... 7
2.2. Metode Pendekatan Pengembangan Kurikulum ................. 8
2.2.1. DACUM (Developing A Curiculum) ............................... 8
2.2.2. Task Analysis .................................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................... 12
3.1. Kesimpulan ......................................................................... 12
3.2. Saran.................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan pengembangan kurikulum
merupakan bagian yang esensial dalam proses pendidikan.
Sasaran yang dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih
dititik beratkan untuk meningkatkkan kualitas pendidikan. Pengembangan kurikulum merupakan
proses faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Karena
pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru dalam melakukan tugasnya
mengajarkan bahan, menarik minat dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dinamis. Oleh
karenanya kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta masyarakat yang sedang membangun. Hal
ini dimaksudkan agar hasil pengembangan kurikulum tersebut sesuai dengan minat, bakat
kebutuhan peserta didik, lingkungan, kebutuhan daerah, sehingga dapat mempelancar program
pendidikan salam rangka perwujudan dan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti: politikus,
pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur–unsur masyarakat lainnya yang merasa
berkepentingan dengan pendidikan.
Selain harus memperhatikan unsur-unsur diatas, di dalam mengembangkan sebuah
kurikulum juga harus menganut beberapa prinsip dan melakukan pendekatan terlebih dahulu,
sehingga di dalam penerapannya sebuah kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan seperti yang di
harapkan. Dan pendekatan pengembangan kurikulum akan dijelaskan selengkapnya dalam
pembahasan makalah ini yang berjudul “Metode Pendekatan Pengembangan Kurikulum”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian pendekatan pengembangan kurikulum
2. Pendekatan apa saja yang digunakan dalam pengembangan kurikulum
3. Metode apa yang bisa digunakan untuk mengembangkan kurikulum

1.3. Tujuan
Berdasarkan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian pendekatan pengembangan kurikulum.
2. Mengetahui macam-macam pendekatan pengembangan kurikulum.
3. Mengetahui metode untuk mengembangkan kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pendekatan Pengembangan Kurikulum


Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses
tertentu. Sehingga bila dikaitkan dengan kurikulum, pengembangan kurikulum dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum sendiri memiliki makna yang cukup luas. Sukmadinata
mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum adalah penyusunan kurikulum yang sama
sekali baru, bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada.
Di satu sisi pengembangan kurikulum merupakan penyusunan seluruh perangkat
kurikulum mulai dari dasar, struktur dan sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program
pengajaran, hingga pedoman pelaksanaannya, dan di sisi lain berkenaan dengan penjabaran
kurikulum yang telah disusun pusat menjadi rencana dan persiapan mengajar yang lebih khusus,
yang dikerjakan oleh guru, seperti penyusunan Rencana Tahunan, caturwulan, satuan pelajaran,
dan sebagainya.
Menurut Zainal Arifin (2011) dalam bukunya Konsep dan Model Pengembangan
Kurikulum, jika dilihat dari aspek perencanaannya ada beberapa pendekatan yang dapat
digunakan dalam pengembangan kurikulum, antara lain sebagai berikut:
2.1.1. Pendekatan Kompetensi (Competency Approach)
Kompetensi adalah jalinan terpadu yang unik antara pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam pola berfikir dan pola bertindak. Pendekatan kompetensi
menitikberatkan pada semua ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ciri-ciri pokok
pendekatan kompetensi adalah berfikir teratur dan sistematik, sasaran penilaian lebih difokuskan
pada tingkat penguasaan, dan kemampuan memperbarui diri (regenerative capability).
Prosedur penggunaan pendekatan ini adalah (a) menetapkan standar kompetensi lulusan
yang harus dikuasai oleh para lulusan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan, (b) emerinci
perangkat kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh para lulusan, (c) menetapkan bentuk dan
kuantitas pengalaman belajar melalui bidang studi atau mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan
lainnya yang relevan, (d) mengembangkan silabus.
Selanjutnya, langkah-langkah pengembangan kurikulum berdasarkan pendekatan
kompetensi, yaitu mengidentifikasi kompetensi, merumuskan tujuan pendidikan, menyusun
pengalaman belajar, menetapkan topic dan subtopic, menetapkan waktu, mengalokasikan waktu,
member nama mata pelajaran, dan menetapkan bobot SKS.
Dalam penilaian penguasaan kompetensi, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan
guru, yaitu sebagai berikut :
1. Sasaran penilaian tidak hanya terfokus pada kemampuan tertulis dan lisan saja, tetapi juga
tingkat untuk kerja (performance) pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan.
2. Kriteria penilaian adalah persyaratan minimal pelaksanaan tugas-tugas.
3. Sasaran utama adalah penguasaan kemampuan (exit requirements) dan bukan pada cara atau
waktu pencapaian.
Ciri pendekatan kompetensi yang tidak kalah pentingnya adalah penjaringan dan
pengelolaan informasi balikan (feedback) secara teratur untuk melakukan perbaikan secara
berkesinambungan sehingga kurikulum memiliki mekanisme untuk memperbaiki diri
(regenerative capability), baik tingkat lembaga maupun tingkat nasional.
2.1.2. Pendekatan Sistem (System Approach)
System adalah totalitas atau keseluruhan komponen yang saling berfungsi, berinteraksi,
dan interdepensi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ciri-ciri sistem adalah adanya
tujuan, fungsi, komponen, interaksi dan interdepensi, penggabungan yang menimbulkan jalinan
keterpaduan, proses transformasi, umpan balik untuk perbaikan, dan lingkungan. Pendekatan
sistem adalah penggunaan berbagai konsep yang serasi dari teori sistem yang umum untuk
memahami teori organisasi dan praktek manajemen.
Pendekatan sistem terdiri atas beberapa aspek, antara lain: (a) filsafat sistem, yaitu
sebagai cara berfikir (way of thingking) tenang fenomena secara keseluruhan, (b) analisis sistem,
yaitu metode atau teknik dalam memecahkan masalah (problem solving) atau pengambilan
keputusan (decision making), dan (c) manajemen sistem, yaitu aplikasi teori sistem ditengah
mengelola organisasi.
Model Intructional Development Institute (IDI) yang dikembangkna oleh University
Consortium on Intructional Development and Technology (UCIDT) memiliki langkah langkah
pendekatan sistem sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah, yang meliputi :
1) Menentukan masalah: analisis kebutuhan, menentukan prioritas, merumuskan masalah.
2) Menganalisis latar: cirri peserta didik, kondisi (hambatan), sumber-sumber.
3) Mengatur pengelolaan: analisis tugas, tanggung jawab dan penjadwalan.
b. Mengidentifikasi strategi pemecahan masalah, yang meliputi :
1) Menentukan tujuan pembelajaran: tujuan akhir dan tujuan antara.
2) Menentukan strategi: pendekatan metode, media, dan sumber belajar.
3) Membuat prototipe: bahan-bahan pembelajaran dan evaluasi.
c. Melaksanakan evaluasi, yang meliputi :
1) Uji coba prototipe: melakukan uji coba, mengumpulkan data, dan evaluasi.
2) Analisis hasil uji coba: tujuan pembelajaran, metode dan teknik evaluasi.
3) Penyempurnaan langkah-langkah terdahulu: review, menetapkan, melaksanakan.
2.1.3. Pendekatan Klarifikasi Nilai (Value Clarification Approach)
Klarifikasi nilai adalah langkah pengambilan keputusan tentang prioritas atas keyakinan
sendiri berdasarkan pertimbangan yang rasional, logis, sesuai dengan perasaannya dan perasaan
orang lain serta aturan yang berlaku.
Ciri pengembangan kurikulum berdasarkan pendekatan klarifikasi nilai, antara lain: (a)
peran guru kurang dominan dalam pembelajaran, (b) guru lebih sedikit member informasi dan
lebih banyak mendengarkan penjelasan dari peserta didik, (c) guru lebih sring menggunakan
metode tanya-jawab, (d) tidak banyak kritik destruktif, (e) kurang menekankan faktor kegagalan
dan lebih menerima kesalahan-kesalahan, (f) menanggapi dan menghayati pekerjaan peserta
didik, (g) merumuskan tujuan dengan jelas, (h) dalam batas tertentu peserta didik diberi
kebebasan untuk bekerja dan bertanggunag jawab, (i) peserta didik bebas mengungkapkan apa
yang mereka rasakan, (j) adanya keseimbangan antara tugas kelompokmdengan tugas
perseorangan, (k) belajar bersifat individual, (l) evaluasi bukan terfokus pada prestasi akademik,
tetapi juga proses pertukaran pengalaman, dan (m) peserta didik menemukan sistem nilainya
sendiri.
Raths dalam John Jarolimek (1974) mengemukakan langkah-langkah pendekatan
klarifikasi nilai sebagai berikut :
a. Kebebasan memilih (bagi peserta didik), yang meliputi :
1) Memilih sesuatu secara bebas menurut kemauan, kesukaan, dan minatnya.
2) Memilih berbagai alternatif yang ada
3) Menentukan pilihan dan pertimbanganyang rasional sesuai dengan pikiran dan pendapat
masing-masing.
b. Membina kebanggaan (prizing), diantaranya :
1) Merasakan gembira atas ketepatan memilih
2) Mengukuhkan pilihan sesuai dengan pendapat pada dirinya masing-masing
c. Melaksanakan (acting) :
1) Melakukan percobaan atau melaksanakan pilihan
2) Mengulangi perbuatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikannya sebagai
pola kehidupan.
2.1.4. Pendekatan Komprehensif (Comprehensif Approach)
Pendekatan ini melihat, memperhatikan, dan menganalisis kurikulum secara keseluruhan.
Semua masalah yang berkaitan dengan kurikulum diidentifikasi secar global oleh pengembang
kurikuum. Pengembang kurikulum dapat menetapkan langkah pertama yang akan dilakukan dan
apa yang akan dicapai sebagai sasaran dengan merumuskan filsafat pendidikan, visi-visi dan
tujuan pendidikan serta sasaran yang ingin dicapai.
2.1.5. Pendekatan yang Berpusat pada Masalah (Problem-Centered Approach)

Pengembangan kurikulum dengan pendekatan ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi


berbagai masalah kurikulum secara khusus. Para guru diminta berbagai informasi tentang
masalah-masalah, keinginan, harapan, dan kesulitan-kesulitan yang ereka hadapi dalam mata
pelajaran, seperti perbaikan cara penampilan, penggunaan multimetode dan media dalam
pembelajaran, serta sistem penilaian.
2.1.6. Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu adalah suatu pendekatan yang memadukan keseluruhan bagian dan
indicator-indikatornya dalam suatu bingkai kurikulum untuk mencapai tujuan tertentu. Bagian
tersebut menggambarkan :
a. Hasil belajar
b. Tahap pengembangan kurikulum, dan
c. Program pendidikan yang ditawarkan.
Dalam studi tentang kurikulum terdapat dua jenis pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan Sentralisasi (Centralized Approach)
Pendekata ini disebut juga pendekatan Top-Down, yaitu pedekatan yang menggunakan
sistem komando (dari atas ke bawah). Artinya, kurikulum dikembangkan oleh pemerintah pusat
dan sesuai dengan garis komando.
2. Pendekatan Disentralisasi (Dicentralized Approach)
Pendekatan ini disebut juga pendekatan grass-rooth, yaitu suatu sistem pendekatan yang
dimulai dari akar rumput, dalam hal ini adalah guru sebagai ujung tombak pengembang
kurikulum ditingkat sekolah, baik secara individual maupun secara kelompok.

2.2. Metode Pendekatan Pengembangan Kurikulum


Metodologi perencanaan dan pengembangan kurikulum, untuk program baru,
peningkatan program yang sudah ada, atau pengembangan masing-masing mata kuliah di dalam
program studi mengadopsi pendekatan DACUM (Developing A CurriculUM) yang
dikombinasikan dengan Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
dikeluarkan oleh DIKTI tahun 2009.
2.2.1. DACUM (Developing A Curriculum)
DACUM adalah singkatan dari Develop A CurriculuM (Pengembangan kurikulum).
Pemanfaatan DACUM sebagai pendekatan dalam pembuatan pedoman ini karena
ketergantungan DACUM terhadap pakar dan para pelaku langsung dalam bidangnya untuk
mengembangkan serta menetapkan isi kurikulum dan memandu penentuan prosesnya.
Selain itu DACUM berfungsi juga untuk mengidentifikasikan pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), sikap (attitude) yang diperlukan dalam menyelesaikan
pekerjaan. Hasil dari proses DACUM adalah suatu tabel yang menguraikan secara singkat tugas-
tugas pekerjaan (outline job duties), kemampuan yang diperlukan karyawan, perilaku kerja, alat-
alat yang dibutuhkan, peralatan, persediaan, material, dan tren masa depan yang berhubungan
dengan pekerjaan tertentu yang ada di industri. Tabel analisis dikembangkan melalui proses
bersama-sama para ahli (expert worker) di dalam fungsi pekerjaan spesifik, instruktur akademis
pekerjaan tertentu dan suatu fasilitator yang memandu mereka yang mengorganisasi tabel. Bagan
proses pengembangan DACUM dapat dilihat gambar sebagai berikut:
ACUAN DASAR
Pembuatan pedoman perencanaan dan pengembangan kurikulum didasari dan mengacu
pada:
1. Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku:
o Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
o Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
o Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa;
o Surat Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 45/U/2000 tentang
Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi;
o Surat Keputusan Direktur Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi;
o Surat Keputusan Direktur Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 44/DIKTI/Kep/2006, tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah
Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi.
2. Lembaga Akreditasi
o BAN (Badan Akreditasi Nasional)
o ABET (Accreditation Board of Engineering and Technology)
o BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan)
o BNSP/LSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi / Lembaga Sertifikasi Profesi)
3. Benchmarking Perguruan Tinggi Luar Negeri
Membandingkan serta mempelajari pelaksanaan proses dan/atau kinerja terbaik (best practices)
program pendidikan perguruan teringgi luar negeri (PT-LN) setara. Dalam hal ini perlu
dilibatkan pengelolaan untuk mengidentifikasikan PT-LN ‘terbaik’, atau PT-LN yang memiliki
kesamaan proses.
DACUM digunakan sebagai alat untuk menganalisis sebuah pekerjaan. Selain itu
DACUM berfungsi juga sebagai metoda untuk mengidentifikasikan pengetahuan(knowledge),
keterampilan (skill), sikap (attitude) yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Karena itu
DACUM dapat digunakan sebagai tahap awal pada kegiatan pengembangan kurikulum. Kegiatan
DACUM sendiri diawali dengan kegiatan Analisa Kebutuhan (Need Analysis) terhadap sebuah
posisi jabatan (Job Position/ Job Profile), yang pada umumnya melibatkan para pakar
profesional.
2.2.2. Task Analysis
Menurut Arends (2001), task analysis (analisis tugas) adalah cara yang digunakan oleh
guru untuk mengidentifikasi akan hakekat sebenarnya dari suatu keterampilan yang terstruktur
dengan baik, yang akan diajarkan oleh guru. Ide pokok yang melatarbelakangi munculnya
analisis tugas oleh para pakar pembelajaran adalah, bahwa suatu keterampilan yang kompleks
tidak akan dapat dipelajari semuanya sekaligus dalam satu waktu tertentu. Untuk
mengembangkan pemahaman yang mudah dan pada akhirnya penguasaan akan sebuah
keterampilan kompleks, maka keterampilan yang kompleks tadi harus terlebih dahulu dibagi-
bagi menjadi komponen-komponen bagian, sehingga dapat diajarkan berurutan dengan logis dan
tahap demi tahap.
Selanjutnya Arends (2001) menyatakan bahwa analisis tugas dapat membantu guru untuk
menentukan dengan tepat apa-apa saja yang dibutuhkan oleh siswa untuk dapat melakukan
keterampilan kompleks yang diharapkan. Analisis tugas dapat dilakukan dengan melalui
langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1 : Mintalah penjelasan kepada orang yang menguasai dan dapat


melakukan keterampilan itu, atau amati pada saat ia melakukan
keterampilan itu.
Langkah 2 : Bagi-bagilah keterampilan itu menjadi keterampilan-keterampilan
bagian (sub keterampilan).
Langkah 3 : Susunlah keterampilan-keterampilan bagian itu dengan urutan yang
logis, sehingga beberapa keterampilan bagian merupakan prasyarat
bagi keterampilan bagian yang lain.
Langkah 4 : Buatlah rancangan strategi untuk mengajarkan setiap keterampilan
bagian itu, dan kemudian mempersatukannya menjadi keterampilan
kompleks yang utuh.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam pengembangan kurikulum profesional guru, dan pengimplementasiankurikulum
sangat diperlukan, hal ini dikarena seorang guru merupakan seorang figur yangmulia dan
dimuliakan banyak orang, upaya guru mendidik, membimbing, mengajar, danmelatih anak didik
dan bentuk upaya memajukan dan mencerdaskan peserta didik untuk pencapaian.
Tujuan yang berdasarkan kualitatif maupun kuantitatif. Pengembangankurikulum dapat
dikonsepsi sebagai suatu siklus lingkasan yang dimulai dengan analisismengenai maksud
dicirikan sekolah.Sebagai guru yang profesional, maka guru harus dapat mengetahui prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum, dan peranan guru dalam pengembangan kurikulum. Hal
ini semua bertujuan untuk kemajuan peserta didik dan membentuk keterampilan peserta didik dal
am pemantapan tujuan pendidikan, baik secara efektif, kognitif, dan psikomotor.
Keprofesioanalan guru dalam pengembangan kurikulum implementasi sangatditerapkan
kepada suatu jenjang pendidikan dan pengklasifikasian kepada peserta didik itusendiri, karena
implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan kurikulum yangtelah dikembangkan
dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaandan pengelolaan, sambil
senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dankarakteristik peserta didik, baik
perkembangan intelektual, emosional dan bentuk fisiknya.

3.2. Saran
Dengan makalah yang sudah penulis selesaikan ini, dengan judul “Metode
Pengembangan Kurikulum”, penulis menyadari kalau dalam makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan, baik dalam bentuk kata maupun penulisannya.
Dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca khususnya dosen
pembimbing untuk perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://tirtanizertrs.blogspot.co.id/2012/11/pendekatan-dan-model-pengembangan.html
2. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM%20SMAN6%20YK.pdf
3. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM%20SMAN6%20YK.pdf
4. Nasution. 2006. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta ; PT. Bumi Aksara
5. Artikel : Pendekatan Dacum dalam Pengembangan Kurikulum Pelatihan oleh Muslim

Anda mungkin juga menyukai