Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pengembangan kurikulum pai

Dosen Pengampuh:
Drs.Ramlan Padang,MA
Disusun Oleh:
Ridwan(71200211040)
Adil Sam Siregar(71200211042)
Mhd.Nanda Bruslianta Tarigan(71200211082)

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA


FAKULTAS AGAMA ISLAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT.,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudulkan “ Berbagai Pendekatan dalam
Pengembangan Kurikulum”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita
Nabi Agung Muhammad SAW.
            Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Pai.
Makalah ini berisikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan model pendekatan yang
digunakan dalam proses pengembangan kurikulum.
            Dengan adanya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan dapat
menambah pengetahuan dalam melaksanakan pengembangan kurikulum di dunia pendidikan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah yang disusun guna memperbaiki dalam
penyusunan makalah yang akan mendatang.
           

           

Medan,8Oktober 2002

Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………
A.Latar Belakang………………………………………………………….
B.Rumus masalah………………………………………………………….
C.Tujuan penulis…………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….
A.Pengertian pendekatan Dalam Pengembangan Kurikulum…….
B.    JENIS-JENIS PENDEKATAN………………………………………….
1.     Pendektan Subjek Akademis…………………………………………….
2.     Pendekatan Humanistis………………………………………………….
3.     Pendekatan Teknologis………………………………………………….
4.     Pendekatan Rekonstruksi Sosial…………………………………………
BAB III PENUTUP…………………………………………………………….
A.Kesimpulan………………………………………………………………
B Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
        Dalam proses pelaksanaan pendidikan di Indonesia dengan tujuan pendidikan yaitu untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa di masa depan maka diperlukannya  suatu rancangan pendidikan
yang sering kita sebut dengan kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan digunakan sebagai
bahan acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan.

            Pengembangan kurikulum tersebut mempunyai berbagai model dalam pendekatannya


yang digunakan sebagai proses atau langkah untuk mengembangkan kurikulum yang telah
diterapkan agar kurikulum terebut dapat berjalan sesuai dengan rencana awal. Karena suatu
kurikulum yang ditentukan akan mempengaruhi hasil pendidikan di masa yang akan datang.
Dengan begitu pendekatan-pendekatan inilah yang nantiya akan diterapkan oleh pemerintah
dalam mengembangkan kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia ini sesuai dengan tujuan
awal diterapkannya kurikulum.

                                                                                                              
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian pendekatan pengembangan kurikulum?

2.      Apa tujuan adanya pendekatan dalam pengembangan kurikulum?

3.      Apa saja jenis-jenis pendekatan dalam pegembangan kurikulum?

C. TUJUAN

1.      Menjelaskan pengertian dari pendekatan pengembangan kurikulum.

2.      Menjelaskan tujuan adanya pendekatan dalam pengembangan kurikulum.

3.      Menjelaskan jenis-jenis pendekatan dalam pengembangan kurikulum.

                                                                                                              
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDEKATAN PEGEMBANGAN KURIKULUM


Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap
suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian pendekatan pengembangan
kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses
pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas.
Menurut Sukmadinata (2000 : 1), pengembangan kurikulum bisa berarti penyusun kurikulum
yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang
telah ada (curuculum improvement). Bisa juga kurikulum ialah perencanaan kesempatam-
kesempatan belajar yang ditunjukkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang
diinginkan dan menilai perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa.
Pendekatan lebih menekankan pada usaha dan penerapan langkah- langkah atau cara
kerja dengan menerapkan suatu strategi dan beberapa metode yang tepat, yang dijalankan sesuai
dengan langkah-langkah yang sistematik untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik.
Menurut Geane, Topter dan Alicia bahwa Pengembangan Kurikulum adalah suatu proses
dimana partisipasi pada berbagai tingkatan dalam membuat keputusan tentang tujuan, bagaimana
tujuan direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan apakah tujuan dan alat itu serasi dan
efektif.
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu
alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian terhadap kurikulum yang tidak
berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.
 Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum pendidikan Islam tersebut ternyata
mengalami perubahan-perubahan paradigma, walau dalam beberapa hal tertentu paradigma
sebelumnya tetap dipertahankan hingga sekarang. Beberapa pendapat mengemukakan bahwa
pengembangan kurikulum (curriculum development) adalah: the planning of learning
opportunities intended to bring about certain desired in pupils, and assessment of the extent to
which these change have taken place.
Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan
belajar yang dimaksudkan untuk membawa peserta didik ke arah perubahan-perubahan yang
diinginkan dan menilai hingga mana perubahan tersebut telah terjadi pada setiap peserta didik.
Yang dimaksudkan pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode
yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh
kurikulum yang lebih baik. Setidak-tidaknya ada 4 pendekatan dalam pengembangan kurikulum
di antaranya, yaitu: pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistik, pendekatan teknologi,
dan pendekatan rekonstruksi social, Namun disini kami akan menguraikan tiga pendekatan yakni
pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistic, dan pendekatan teknologi.
B. JENIS-JENIS PENDEKATAN
   Pendekatan dalam pengembangan kurikulum merefleksikan pandangan seseorang terhadap
sekolah dan masyarakat. Para pendidik pada umumnya tidak berpegang pada salah satu
pendekatan secara murni, tetapi menganut beberapa pendekatan yang sesuai. Pendekatan dalam
pengembangan kurikulum itu sangat erat hubungannya dengan teori atau aliran pendidikan yang
dominan. Aliran tersebut adalah pendidikan klasik, pendidikan pribadi, pendidikan teknologi dan
pendidikan interaksionis. Empat teori pendidikan mempunyai pendekatan yang berbeda dalam
praktek pendidikan dan pengembangan kurikulum. Aliran pendidikan klasik menggunakan
pendekatan subyek akademik, aliran pendidikan pribadi menggunakan pendekatan humanistis,
aliran pendidikan teknologi menggunakan pendekatan teknologis, dan aliran interaksionis
menggunakan pendekatan rekonstruksi social.

1. Pendekatan Subjek Akademis


Pendekatan subyek akademis adalah bentuk atau model tertua diantara model lainnya,
dan biasanya suatu lembaga pendidikan atau sekolah sampai sekarang tidak bisa lepas dari
pendekatan ini. Pendekatan subyek akademis adalah pendekatan yang sangat praktis, mudah
digabungkan dengan pendekatan lain bila diperlukan. Pendekatan subyek akademis bersumber
pada aliran pendidikan klasik yang berorientasi pada masa lalu. Pengembangan kurikulum subjek
akademis dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang
harus dipelajari peserta didik yang diperlukan untuk persiapan pengembangan disiplin ilmu. 
Fungsi pendidikan adalah mempelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya dan ilmu
pengetahuan masa lalu itu (transfer of knowledge).
Belajar adalah menguasai ilmu pengetahuan dan produk budaya sebanyak-banyaknya.
Orang-orang yang dipandang berhasil adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar
materi pembelajaran yang telah disiapkan dan disusun oleh para guru. Materi pembelajaran
diambil dari semua jenis disiplin ilmu pengetahuan. Para ahli bidangnya masing-masing telah
mengembangkan ilmu pengetahuan yang sistematis, logis, dan terpercaya. Para pengembang
kurikulum tidak perlu menyusun mengembangkan bahan ajaran sendiri, tetapi hanya tinggal
memilih bahan suatu displin ilmu yang telah dikembangkan oleh para ahlinya masing-masing.
Kemudian mengorganisasikan bahan tersebut secara sistematis sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Dalam pendekatan subyek akademis guru sebagai penyampai bahan pelajaran memegang
peranan yang sangat penting. Guru harus menguasai seluruh bahan atau materi pelajaran yang
ada dalam kurikulum. Mereka harus menjadi ahli dalam bidang-bidang studi tertentu yang
diajarkan dan diampunya. Lebih dari itu, guru adalah model dari para siswanya, segala yang
disampaikan dan segala tindakan harus menjadi bagian dari kepribadian guru yang akan diikuti
dan menjadi panutan bagi siswanya. Guru adalah orang yang harus bisa dipercaya apa yang
dikatakannya, tindakannya harus dapat ditiru dan dicontoh oleh siswanya. 
Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri berkenaan dengan maksud atau
tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi.
a.Tujuan

Tujuan kurikulum subyek akademis adalah pemberian pegetahuan yang solid serta melatih
para peserta didik menggunakan ide-ide dan proses penelitian. Peserta didik harus belajar
menggunakan pemikiran dan dapat mengontrol dorongan-dorongannya. Lembaga pendidikan
harus memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk merealisasikan kemampuan
mereka menguasai warisan budaya dan jika mungkin memperkayanya.

b.   Metode
Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulu sunjek akademis adalah metode
ekspositori dan penyelidikan (inkuiri). Ide-ide diberikan kepada guru lalu dielaborasi
(dilaksanakan) peserta didik sampai mereka kuasai. Konsep utama disusun secara sisematis,
dengan ilustrasi yang jelas untuk elanjutnya dikaji. Dalam materi disiplin ilmu yang diperoleh,
dicari berbagai masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara penyelesaiannya.
c.   Organisasi isi

1)      Correlated coricculum

Pola organisasi materi atau konsep yang dipelajari dalam suatu pelajaran dikolerasikan
dengan pelajaran lainnya

2)      Unified atau Concentrated Curriculum

Pola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup
materi berbagai pelajaran disiplin ilmu.

3)      Integrated Curriculum

Kalau di Unified masih tampak disiplin ilmunya tetapi di Integrated tidak kelihatan lagi disiplin
ilmunya. Bahan ajar diintegrasikan dengan persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu.

4)      Problem Solving Curriculum


Pola yang berisi topic pemecahan masalah social yang dihadapi dalam kehidupan dengan
menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari berbagai ata pelajaran atau disiplin ilmu.

d.      Evaluasi

Tentang kegiatan evaluasi, kurikulum subyekakademis menggunakan bentuk evaluasi yang


bervariasi desesuaikan dengan tujuan dan sifat bahan pelajaran.

Sebagai sebuah pendekatan pengembangan kurikulum, subyek akademis tidak lepas dari kritikan-
kritikan yang hal ini sekaligus menunjukkan kekurangannya.

2.      Pendekatan Humanistis
Kurikulum ini berdasarkan aliran pendidikan kepribadian (personalized education), yang
dikembangkan oleh John Dewey(progressive education) dan J.J Rousseoun(Romantic
Education). Pendekatan humanistis lebih memberikan tempat utama kepada siswa. Hal ini
bertolah pada asumsi bahwa anak didik adalah individu yang pertama dan utama dalam
pendidikan. Mereka adalah subyek dan pusat kegiatan pendidikan. Anak didik itu memiliki
potensi, kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Pendidikan Humanis juga berpegang
pada teori Gestalt yang memandang bahwa anak adalah merupakan satu kesatuan yang
menyeluruh. Pendidikan diarahkan untuk membentuk manusia yang utuh bukan saja segi fisik,
intelektual tetapi juga segi social dan afektif(sikap,emosi, perasaan, dan nilai)
. Aliran ini berkembang atas reaksi atas praktek pendidikan yang lebih menekankan segi
intelektual saja, dengan peran utama dipegang oleh guru. Menurut pandangan humanistis
pendidikan adalah upaya yang berusaha untuk menciptakan situasi yang baik, rilex, dan akrab.
Dengan situasi yang kondusif, siswa dapat mengembangkan segala potendi dirinya. Tugas
pendidikan adalah memperluas kesadaran diri an mengurangi kesenjangan dan keterasingan dari
lingkungan. Ada tiga aliran yang termasuk humanistis yaitu pendidikan konfluen, kritikisme
radikal, dan mistikisme modern
Pendidikan konfluen menekankan keutuhan pribadi dan individu yang harus merespon
secara utuh baik pikiran maupun perasaan terhadap kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan.
Kritikisme radikal bersumber dari aliran romantisme Rousseou yang melihat bahwa pendidikan
adalah upaya untuk membantu anak menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi
yang ada pada dirinya. Dalam pendidikan tidak ada pemaksaan yang ada adalah dorongan dan
rangsangan untuk berkembang. Mistikisme modern adalah aliran yang menekankan latihan dan
pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti, melalui sensitivity training,yoga,
meditasi, kontempelasi,dzikir, dan lain-lain.
Kurikulum himanistis mempunyai beberapa kharakteristik:

a.       Tujuan dan fungsi


Kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman(pengetahuan) berharga membantu
memperlancar perkembangan pribadi peserta didik. Bagi mereka tujuan pendidikan adalah proses
perkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi
kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri,orang lain, dan belajar. Semua itu merupakan bagian
dari cita-cita perkembangan manusia yang teraktualisasikan diri adalah orang yang telah mencapai
keseimbangan(harmoni) perkembangan seluruh aspek pribadinya baik aspek kognitif, estetik, maupun
moral. Seseorang dapat bekerja dengan baik bila memiliki karakter yang baik pula.

b.      Metode

Kurikulum humanistis menuntut konteks hubungan emosional yang baik antara pendidik dan
peserta didik. Pendidik/ guru selain harus mampu menciptakan hubungan yang hangat dengan peserta
didik, juga mampu menjadi sumber. Ia harus mampu memberi materi yang menarik dan mampu
menciptakan situasi yang memperlancar proses belajar. Pendidik harus emberikan dorongan kepada
peserta didik atas dasar saling percaya. Peran mengajar bukan saja dilakukan oleh pendidik tetapi juga
oleh peserta didik. Pendidik tidak memaksakan sesuatu yang tidak disegaja peserta didik.

c.       Organisasi isi

Salah satu kekuatan besar kurikulum humanistis terletak di dalam tekanannya pada integritas,
yaitu kesatuan perilaku bukan saja yang bersifat intelektual tetapi juga emosional dan tindakan.
Kurikulum humanistis juga menekankan keseluruhan. Kurikulum harus mampu memberikan pengalaman
yang menyeluruh, bukan pengalaman yang terpenggal-penggal. Kurikulum ini kurang menekankan
sekuens, karena dengan sekuens para peserta didik kurang memunyai kesempatan untuk memperluas dan
memperdalam aspek-aspek perkembangannya

d.      Evaluasi

Kurikulum humanistis berbeda dengan kurikulum konvensional (subyek akademis). Model ini
lebih mengutamakan proses daripada hasil. Kalau kurikulum konvensional terutama subyek akademis
penilaian ditentukan secara obyektif dan mempunyai kriteria pencapaian, maka dalam kurikulum
humanistis tidak ada kriteria. Ahli humanis lebih tertarik dalam pertumbuhan tanpa memperlihatkan
tentang bagaimana pertumbuhan itu diukur atau ditemukan. Sasaran mereka adalah perkembangan anak
supaya menjadi manusia yang lebih terbuka, lebih berdiri sendiri. Kegiatan yang mereka lakukan
hendaknya bermanfaat bagi peserta didik. Kegiatan belajat yang baik adalah yang memberikan
pengalaman yang akan membantu para peserta didik memperluas kesadaran akan dirinya dan orang lain
dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Ketika diminta untuk mempertimbangkan
efektivitas kurikulum mereka, ahli humanis biasanya percaya kepada penilaian subyektif oleh guru dan
peserta didik.
3.      Pendekatan Teknologis
Pendekatan ini memiliki kesamaan dengan pendekatan subyek akademis,yang menekankan pada
isi dan materi kurikulum. Tetapi mempunyai perbedaan, yaitu diarahkan pada penguasaan kompetensi
bukan diarahkan pada pengawetan dan pemeliharaan ilmu pengetahuan. Suatu kompetensi yang besar
atau standar diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi yang lebih sempit atau kompetensi dasar, yang
ada pada akhirnya menjadi perilaku-perilaku yang bisa diamati dan diukur.

Penerapan teknologi dalam bidang kurikulum terwujud dalam dua bentuk yaitu bentuk perangkat
lunak(software) dan perangkat keras(hardware). Aplikasi teknologi perangkat lunak disebut juga
teknologi system, sedangkan aplikasi perangkat keras disebut teknologi alat. Teknologi alat lebih
menekankan pada pengunaan alat-alat teknologis yang menunjang efisiensi dan efektivitas program
pendidikan. Kurikulumya berisi rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan media serta model-model
pembelajaran yang banyaj melihat alat. Tanpa bantuan media maka proses pembelajaran tidak dapat
berlangsung, karena perencanaan pembelajaran telah tersusun terpadu antara kegiatan-kegiatan
pendidikan dengan media tersebut. Misalnya pembelajaran dengan media video, VCD, modul, computer,
internet,dan lain-lain. Adapun teknologi sistem menekankan pada penyusunan program pembelajaran atau
perencanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan sistem, baik dibantu oleh alat dan media
maupun tidak. Dalam teknologi sistem ini pembelajaran tetap dapat berlangsug tanpabentuan media,
karena media itu digunakan jika diperlukan.

     Pendekatan teknologis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak dari analisis
kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan tertentu. Materi yang
diajarkan, kriteria evaluasi sukses dan strategi belajarnya ditetapkan sesuai dengan analisis tugas (job
description) tersebut. Rencana dan proses pembelajaran dirancang sedemikian rupa, sehingga hasilnya
dapat dievaluasi dan diukur dengan jelas dan terkontrol. Dalam menyusun kurikulum, sesungguhnya tidak
semua materi pelajaran dapat menggunakan pendekatan teknologis, karena sifat-sifat atau karakter materi
pelajaran itu berbeda. Termasuk dalam pendekatan ini adalah kurikulum berbasis computer yang kini
sedang diterapkan oleh pemerintah.

      Ciri-ciri kurikulum teknologi:

a.       Tujuan

Tujuan pada kurikulum ini diarahkan pada pengarahan kompetensi yang dirumuskan dalam bentuk
perilaku. Tujuan yang ersifat umum yaitu kompetensi dirinci menjadi tujuan-tujuan khusus, yang disebut
obyektif atau tujuan instruksional atau indicator. Obyektif atau indicator ini menggambarkan perilaku,
perbuatan, atau kecakapan keterampilan yang dapat diamati atau diukur. Oleh karena itu tujuan
pembelajaran sistem teknologi cenderung memperkuat pentingnya gagasan konvensional dan bagian
tradisional dan bagian tradisional dari subyek akademik.
b.      Metode

Pengajaran bersifat individual, tapi peserta didik menghadapi serentetan tugas yang harus
dikerjakannya, dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Pada saat tertentu ada tugas-tugas yang
harus dikerjakan secara kelompok. Setiap peserta didik harus menguasai secara tuntas tujuan-tujuan
program pengajaran. Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkah-langkah :

1)      Penegasan tujuan

Para peserta didik diberi ejelasan tentang pentingnya mempelajari tujuan dan bahan tertentu. Atau,
paling tidak mereka diberi uraian secara jelas tentang hal yang harus mereka pelajari.

2)      Pelaksanaan pengajaran

Para peserta didik belajar secara individual malalui media buku ataupun media elektronik. Dalam
kegiatan belajarnya mereka dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar ataupun perilaku-perilaku
yang dinyatakan dalam tujuan program. Mereka belajar dengan cara memberikan respon secara cepat
terhadap persoalan-persoalan yang diberikan.

3)      Pengetahuan tentang hasil

Kemajuan peserta didik dapat segera diketahui oleh peserta didik sendiri, sebab dalam model
kurikulum ini umpan balik selalu diberikan. Para peserta didik dapat segera mengetahui apa yang telah
mereka kuasai dan apa yang masih harus dipelajari lebih serius.

c.       Organisasi bahan ajar

Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu,tetapi telah diramu sedemikian
rupa sehingga mendukung penguasaan suatu kompetensi. Tujuan akhir program dinyatakan secara tepat
dan operasional dan tujuan ini merupakan dasar untuk mengorganisasikan bahan pembelajaran. Bahan
ajar atau kompetensi yang luas/besar dirinci menjadi bagian-bagian atau subkompetensi yang lebih kecil,
yang menggambarkan objektif/indicator. Urutan dari obyektif-obyektif atau indikator-indikator ini pada
dasarnya menjadi inti organisasi bahan.

d.      Evaluasi

Fungsi evaluasi bermacam-macam, sebagai umpan balik bagi peserta didik dalam penyempurnaan
penguasaan suatu susunan pelajaran (evaluasi formatif),umpan balik bagi peserta didik pada akhir suatu
program atau semester (evaluasi sumatif). Evaluasi juga bisa menjadi umpan balik bagi pendidik dan
pengembangan kurikulum untuk penyempurnaan kurikulum. Evaluasi yang mereka gunakan umumnya
berbentuk tes obyektif. Sesuai dengan landasan pemikiran mereka,bahwa model pengajarannya
menekankan sifat ilmiah, bentuk ini tes dipandang yang paling cocok.
4.      Pendekatan Rekonstruksi Sosial
Pendekatan rekonstruksi social bersumber pada aliran interaksional. Pandangannya adalah bahwa
pendidikan bukanlah upaya sendirianm tetapi adalah usaha bersama, kerja sama dan interaksi. Interaksi
ini bukan hanya antara guru dengan murid tetapi juga antara murid dengan murid, antara murid dengan
orang-orang disekitarnya dan dengan berbagai sumber belajar. Melalui interaki dan kerjasama ini para
murd berusaha memecahkan masalah-masalah dalam masyarakar, menuju tatanan masyarakat yang lebih
baik.

Dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan keahlian bertolak dari problem yang
dihadapi daam masyarakat, untuk selanjutnya untuk memerankan ilmu-ilmu dan teknologi serta bekerja
secara kooperatif dan kolaboratif akan dicarikan upaya pemecahannya menuju pembentukan masyarakat
yang lebih baik. Kurikulum tersebut disamping menekankan isi pembelajaran atau pendidikan juga
sekaligus menekankan proses pendidikan dan pengalaman belajar. Pendekatan tersebut berasumsi bahwa
manusia adalah makhluk social yang dalam kehidupannya selalu membutuhkan manusia yang lain, selalu
hidup bersama, berinteraksi dan bekerjasama.[13]

Ciri dari disain Rekonstruksi Sosial yaitu:

a.tujuan

Tujuannya adalah menghadapkan peserta didik pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau
gangguan-gangguan yang dihadapi manusia.

b.      Metode

Para pengembang kurikulum berusaha mencari keselarasan antara tujuan-tujuan nasional dengan
tujuan peserta didik. Para pendidik berusaha membantu peserta didik menemukan minat dan
kebutuhannya. Sesuai dengan minat masing-masing peserta didik, baik dalam kegiatan pleno maupun
kelompok- kelompok berusaha memcahkan masalah social yang dihadapinya.

c.       Pola organisasi

Pola organisasi kurikulum disusun seperti sebuah roda. Ditengah-tengahnya sebagai poros dipilih
sesuatu masalah yang menjadi temautama dan dibahas sevara pleno. Dari tema utama dijabarkan
sejumlah topic yang dibahas dalam diskusi-diskusi kelompok, latihan-latihan, kunjungan dan lainnya.
Topic-topik dengan berbagai kegiatan ini merupakan jari-jari. Suatu kegiatan jari-jari dirangkum menjadi
satu kesatuan sebagai bingkai atau velg.

d.      Evaluasi

Para peserta didik juga dilibatkan. Keterlibatan mereka terutama dalam memilih, menyusun, dan
menilai bahan yang akan diujikan. Soal-soal yang akan diujikan dinilai lebih dulu  baik ketepatan atau
keluasan isinya, juga keampuhan menilai pencapaian tujuan-tujuan pembangunan masyarakat yang
sifatnya kualitatif. Evaluasi tidak hanya menilai pengaruh kegiatan yang telah dikuasai peserta didik,
tetapi juga menilai pengaruh kegiatan sekolah terhadap masyarakat. Pengaruh tersebut terutama
menyangkut perkembnagna masyarakat dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat.

 
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1.      Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap
suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian pendekatan pengembangan
kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses
pengembangan kurikulum.
2.      Mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbangan
tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenan dengan mata pelajaran (subject course)
maupun kurikulum secara menyeluruh
3.      Jenis-jenis pendekatan ada 4 yaitu:
a.       Pendekatan Subjek Akademis
b.      Pendekatan Humanistis
c.       Pendekatan Teknologis
d.      Pendekatan Rekonstruksi Sosial
B.     SARAN
Pendekatan digunakan sebagai pandangan dalam proses melakukan pengembangan
kurikulum. Setiap lembaga pendidikan mempunyai pendekatan yang berbeda sesuai dengan
tujuan pendidikan yang diinginkannya. Walaupun pendekatan yang dilakukan dari pemerintah
satu dengan pemerintah lainnya berbeda artinya tiap berganti jabatan berganti pula pendekatan
yang diterapkan tetapi pada dasarnya tujuan pendidikan Indonesia tetaplah sama yaitu
mencerdaskan anak-anak bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

www.Sdn4sidorejo.blogspot.co.id/2012/02/pendekatan-pendekatan-dalam.html
Zaini,Muhammad.2009.Pengembangan Kurikulum:Konsep Implementasi Evaluasi dan
Inovasi.Yogyakarta:Teras.

Sukiman.2013.Pengembangan   Kurikulum: Teori dan Praktik pada Perguruan


Tinggi.Yogyakata: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga..
Muhaimin.2005.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Madrasah
Dan Perguruan Tinggi.Jakarta: Raja grafindo  Persada.
Hamalik,Oemar.2006.Manajemen Pengembangan Kurikulum.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hidayati,Wiji.2012.Pengembangan Kurikulum.Yogyakarta:Pedagogia.

Anda mungkin juga menyukai