Anda di halaman 1dari 32

Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Ditjen P2P – Kementerian Kesehatan

TEKNIS PELAKSANAAN
IMUNISASI
PNEUMOKOKUS
SUB KOORDINATOR SURVEILANS, KLB DAN BENCANA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PEKALONGAN
Apa itu imunisasi PCV?
Vaksin pneumokokus atau pneumococcal
conjugate vaccine (PCV) adalah imunisasi
untuk mencegah penyakit akibat infeksi bakteri
streptococcus pneumoniae atau kuman
pneumokokus.
Penyakit pneumokokus mampu
menyerang siapa saja
• paling rawan adalah anak usia kurang dari 5 tahun dan orang tua
berusia lebih dari 50 tahun.
• Kuman pneumokokus bisa menyebabkan beberapa penyakit, seperti
radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), dan
infeksi darah (bakteremia).
• Penyakit pneumokokus menjadi penyebab kematian paling tinggi
pada balita.
• Setidaknya pada 2015, sekitar 14 persen dari 147.000 anak di
bawah usia 5 tahun di Indonesia meninggal karena
pneumonia pada anak.
KARAKTERISTIK VAKSIN PCV

Vaksin PCV merupakan vaksin yang sensitif beku, harus disimpan pada suhu 2 – 8°C
1
dan terlindung dari cahaya matahari.

Vaksin PCV dapat bertahan (masih tetap poten) selama 36 bulan apabila disimpan
2
dalam lemari es pada suhu 2 – 8°C dan terlindung dari cahaya matahari.

Vaksin PCV dapat bertahan pada suhu mencapai 25 °C selama empat hari. Hal ini
3 tidak direkomendasikan untuk penyimpanan atau pengiriman. Namun dapat
dijadikan pertimbangan jika terjadi keadaan darurat.
KARAKTERISTIK VAKSIN PCV

4 Vaksin PCV dilengkapi dengan VVM


KARAKTERISTIK VAKSIN PCV

5 Vaksin PCV dikemas dalam bentuk vial, dimana dalam satu vial berisi 4 dosis. IP 3,7

http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-14-
produk-imunologis-dan-vaksin/144-vaksin-
dan-antisera/vaksin-pneumokokus

Ijin Edar BPOM Juli 2019

50
PENGGOLONGAN BERDASARKAN SENSITIVITAS
TERHADAP SUHU

Gol. vaksin yang akan  Hepatitis B


rusak terhadap suhu  Td
FS dingin <00C (beku) 


DPT-HB-Hib
DT
(Freeze Sensitive)
tidak tahan beku
 IPV
 PCV

Gol. vaksin yang


HS akan rusak terhadap
paparan panas yang


BCG
POLIO ORAL
(Heat Sensitive) berlebih (>340C)  CAMPAK RUBELLA
tidak tahan panas

Epi cold chain


JADWAL PEMBERIAN VAKSIN PCV

 Vaksin PCV dosis pertama dan kedua diberikan bersamaan dengan


vaksin DPT-HB-Hib dan OPV

 Jadwal pemberian imunisasi PCV:


 Dosis pertama : bayi usia 2 bulan
 Dosis kedua : bayi usia 3 bulan
 Dosis ketiga : anak usia 12 bulan (imunisasi lanjutan)
JADWAL IMUNISASI SETELAH INTRODUKSI
IMUNISASI PCV
USIA ANAK JENIS IMUNISASI
<24 jam Hepatitis 0 (HB0)
1 bulan BCG, OPV1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 2, PCV 1
3 bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 3, PCV 2
4 bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 4 dan IPV
9 bulan Campak-Rubela
12 bulan PCV 3
18 bulan Campak-Rubela, DPT-HB-Hib 4
Kelas 1 Campak-Rubela, DT
Kelas 2 Td
Kelas 5 Td
KETENTUAN PELAKSANAAN IMUNISASI PCV

 Pada awal introduksi hanya diberikan pada bayi usia 2 bulan, selanjutnya dilengkapi
dengan dosis kedua pada usia 3 bulan dan dosis lanjutan ke-3 pada usia 12 bulan.

 Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV pada usia 2 dan 3 bulan, maka imunisasi
PCV masih dapat diberikan 2x sampai usia 11 bulan dengan interval minimal 4 minggu,
dan imunisasi lanjutan PCV pada usia 12 bulan dengan tetap memperhatikan interval
minimal 8 minggu dari dosis kedua.
 Jika anak di atas usia 12 bulan belum pernah mendapat imunisasi PCV, maka anak
tersebut cukup mendapat dua dosis imunisasi PCV dengan interval minimal 4 minggu,
sebelum berusia 24 bulan.

 Jika belum mendapatkan imunisasi PCV lanjutan pada usia 12 bulan, maka imunisasi
tersebut masih dapat diberikan sampai usia 24 bulan.
CONTOH KASUS
Status (Situasi) Tindak Lanjut
Sesuai Jadwal Sesuai jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan Interval dosis 1 ke 2 : 4 minggu
Dosis 2 : usia 3 bulan Dosis 3 : 12 bulan
Dosis 3 : Usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan)

Anak Usia < 12 bulan  Diberikan dosis 2 dengan interval min. 4 minggu dari dosis 1
Dosis 1 : Sudah  imunisasi lanjutan PCV (dosis 3) pada usia 12 bulan dengan
Dosis 2 : Belum mempertimbangkan interval minimal 8 minggu dari dosis kedua

Anak usia 12 - 24 bulan Imunisasi lanjutan (dosis 3) masih dapat berikan sampai usia 24 bulan
Dosis 1 dan 2 : Sudah
Anak usia 12 - 24 bulan  Diberikan dosis 2 dengan interval min. 4 minggu dari dosis 1
Dosis 1 : Sudah  imunisasi lanjutan PCV (dosis 3) diberikan dengan interval minimal 8
Dosis 2 : Belum minggu dari dosis kedua

Anak usia > 12 bulan Imunisasi cukup 2 dosis


Dosis 1 : belum Dosis 1 dan dosis 2 dengan interval 4 minggu (dosis 1 ke dosis 2)
Dosis 2 : belum diberikan sebelum usia 24 bulan
LANGKAH PENYUNTIKAN VAKSIN PCV PADA MASA
ADAPTASI KEBIASAAN BARU

1. Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan


protokol kesehatan sesuai Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa
Pandemi COVID-19
2. Lakukan skrining kesehatan sebelum memberikan imunisasi PCV kepada
sasaran. Tentukan apakah sasaran memiliki kontraindikasi tertentu.

FORM SKRINING/ DAFTAR


PERTANYAAN UNTUK MEMERIKSA
SKRINING KESEHATAN
ANAK LAYAK DIIMUNISASI ATAU
TIDAK
FORM SKRINING SEBELUM IMUNISASI

Keterangan:
 Jika terdapat jawaban ya pada
nomor 1-6, maka imunisasi
ditunda sampai anak dinyatakan
sehat kembali oleh dokter
 Jika terdapat jawaban ya pada
nomor 7-11, maka sebaiknya
anak dikonsultasikan kepada
dokter ahli dan pemberian
imunisasi dilakukan oleh dokter
ahli
3 Vaksin PCV
diberikan secara
intramuskular,
dengan dosis 0,5 ml
di paha kiri atas
bagian luar
LANGKAH PENYUNTIKAN VAKSIN PCV PADA MASA
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
4. Untuk mencegah terjadinya abses dingin, vaksin dalam vial yang belum dibuka agar
dihangatkan dengan cara menggenggamnya.
5. Ambil vaksin dan pastikan tidak ada gelembung udara dalam ADS.
6. Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan kapas kering sekali pakai atau
kapas yang dibasahi dengan air matang, tunggu hingga kering. Apabila paha bayi
dan anak tampak kotor diminta untuk dibersihkan terlebih dahulu.
7. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan telunjuk.
8. Tusukan jarum secara tegak lurus terhadap permukaan kulit dan pastikan jarum
tidak masuk pembuluh darah (tidak ada darah dalam spuit). Jika terdapat darah
yang masuk ke dalam spuit, segera cabut dan ganti dengan spuit baru.
9. Suntikan vaksin secara pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit.
LANGKAH PENYUNTIKAN VAKSIN PCV PADA MASA
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
10. Setelah disuntikkan, jarum ditarik keluar, ambil kapas kering baru, kemudian
tekan pada bekas suntikan. Jika ada pendarahan, kapas tetap ditekan pada lokasi
suntukan hingga darah berhenti. Jangan memijat-mijat daerah bekas suntikan.
11. Buang jarum suntik habis pakai ke dalam safety box tanpa menutup kembali
jarum (no recapping). Safety box harus ditutup apabila sudah ¾ penuh dan
simpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
12. Catat status pada buku KIA dan buku kohort/register
13. Pengantar dan orang tua diminta untuk tidak meninggalkan tempat imunisasi 30
menit setelah penyuntikan untuk memantau reaksi anafilaksis dan sampaikan ke
orang tua jika di rumah timbul gejala/ tanda yang tidak biasa segera lapor ke
Puskesmas.
14. Ingatkan orang tua jadwal imunisasi berikutnya.
STRATEGI PELAKSANAAN IMUNISASI PCV PADA
MASA PANDEMI COVID-19

 Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan


protokol kesehatan sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi
Pada Masa Pandemi COVID-19

 Tentukan jadwal hari dan jam pelayanan. Jam layanan tidak perlu lama dan
batasi jumlah sasaran yang dilayani dalam satu kali sesi pelayanan agar
tidak terjadi penumpukan atau kerumunan orang.

 Pos imunisasi dapat digunakan berulang dalam satu hari dengan syarat
dilakukan desinfeksi antar sesi
HAL-HAL YANG HARUS DIKERJAKAN OLEH
PETUGAS PELAKSANA IMUNISASI
 Memastikan peralatan rantai vaksin dan perlengkapan anafilaktik dalam kondisi baik
 Memastikan vaksin dalam kondisi baik, serta belum kadaluarsa
 Memberikan imunisasi secara aman sesuai prosedur
 Melakukan pengelolaan limbah imunisasi secara aman
 Memantau, menangani dan melaporkan kasus KIPI
 Memeriksa pencatatan dan pelaporan cakupan imunisasi dan logistik, serta melengkapi
pada akhir kegiatan
 Membina kader dan melakukan kerjasama dengan tokoh agama/ tokoh masyarakat
 Melakukan upaya identifikasi dan melaksanakan tindak lanjut penjangkauan anak yang
belum mendapat imunisasi saat pelayanan imunisasi
 Memastikan pelayanan imunisasi mematuhi protokol kesehatan
TUGAS KADER DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI PCV

 Menggerakkan orang tua dan sasaran untuk datang ke pos pelayanan imunisasi

 Mengatur alur pelayanan imunisasi

 Mencatat sasaran dan memberi kartu imunisasi sebagai tanda/ bukti kepada sasaran
yang sudah diimunisasi

 Melaporkan pada petugas apabila ditemukan kasus KIPI

 Mengingatkan orang tua untuk melengkapi imunisasi rutin dengan selalui membawa
buku KIA
 Membantu melakukan pemetaan sasaran yang tidak hadir pada saat pelayanan untuk
kemudian dilakukan upaya tindak lanjut penjangkauan
KEAMANAN PEMBERIAN IMUNISASI GANDA

Vaksin PCV akan diberikan bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib dan vaksin
polio oral (OPV) pada usia 2 dan 3 bulan, artinya ada pemberian imunisasi
ganda pada usia tersebut.

Pemberian imunisasi ganda terbukti aman, efektif dan tidak meningkatkan


risiko KIPI pada anak.

Manfaat pemberian imunisasi ganda:


 Melindungi anak sesegera mungkin pada bulan-bulan awal kehidupan
mereka yang rentan;
 Lebih sedikit kunjungan untuk imunisasi;
 Meningkatkan efisiensi layanan kesehatan
CARA PEMBERIAN IMUNISASI GANDA

 Jelaskan manfaat dan keamanan pemberian imunisasi ganda kepada orang tua/
pengantar;

 Atur posisi bayi/anak senyaman mungkin;

 Pemberian imunisasi ganda dilakukan di tempat penyuntikan yang berbeda misalnya


di paha kanan dan paha kiri. Atau bisa juga diberikan di satu tempat suntikan yang
sama, dengan lokasi suntikan dipisahkan setidaknya berjarak 2,5 cm (1 inchi);

 Kurangi rasa nyeri dengan memberikan vaksin yang lebih tidak sakit dahulu
(contohnya suntikan DPT-HB-Hib terlebih dahulu, baru PCV) dan pada saat
penyuntikan tidak diperlukan aspirasi.
MANAJEMEN VAKSIN DAN LOGISTIK

Perhitungan kebutuhan Perhitungan kebutuhan Perhitungan kebutuhan


vaksin dan logistik perlengkapan anafilaktik logistik PPI/ APD
,
Memastikan jumlah cukup. Setiap tempat pelayanan harus Menghitung kebutuhan logistik
Setiap tingkatan harus menyediakan
menyediakan minimal 1 set PPI untuk melindungi petugas
cadangan untuk antisipasi dan sasaran dari bahaya
keterlambatan/peningkatan kebutuhan perlengkapan anafilaktik
mendadak, misal: Prov (2b+1b), Kako penularan COVID-19
(1b+1b) dan PKM (1b+1m)
DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK
 Vaksin dan logistik didistribusikan dari Pusat ke Dinkes Provinsi,
Dinkes Kab/Kota, Puskesmas dan Pos Pelayanan Imunisasi secara
berjenjang.
 Vaksin PCV didistribusikan ke pos pelayanan pada hari yang sama
dengan pelayanan menggunakan vaccine carrier yang dilengkapi
dengan 2-4 buag cool pack (disesuaikan dengan jenis vaccine
carrier).
 Selesai sesi pelayanan, petugas bertanggung jawab
mengembalikan sisa vaksin yang belum dibuka, vaccine carrier dan
safety box yang telah terisi ke Puskesmas.
 Proses distribusi vaksin dan logistik imunisasi dilaksanakan dengan
memperhatikan protokol kesehatan dan sesuai SOP manajemen
rantai dingin sesuai yang tercantum dalam Petunjuk Teknis
Pelayanan Imunisasi pada masa pandemi COVID-19.
RANTAI DINGIN VAKSIN

 Vaksin PCV adalah vaksin sensitif beku, sehingga harus disimpan dan
ditransportasikan pada suhu 2-8⁰C dari produsen sampai diberikan pada
sasaran

 Setiap vial disimpan berdasarkan nomor batch

 Perhatikan tanggal kadaluarsa vaksin. Jangan gunakan vaksin yang


sudah kadaluarsa. Terapkan prinsip vaksin dengan waktu kadaluarsa
lebih cepat, maka digunakan terlebih dahulu (Early-Expiry-First-Out/
EEFO)
PENYUNTIKAN YANG AMAN

Pelaksanaan imunisasi harus bisa menjamin bahwa sasaran


mendapatkan kekebalan, serta menghindarkan penyebaran penyakit
terhadap petugas dan masyarakat

Hal-Hal yang harus diperhatikan:


 Jangan menggunakan vaksin PCV dengan kemasan yang telah rusak atau telah
melewati tanggal kadaluarsa.
 Jarum suntik habis pakai harus langsung dibuang ke safety box tanpa menutup
kembali jarum (no recapping). Jangan meletakkan jarum suntik di atas meja atau di
nampan setelah injeksi.
PENYUNTIKAN YANG AMAN
 Jangan mengisi safety box sampai terlalu penuh (hanya boleh diisi ¾)
 Safety box dibawa kembali ke Puskesmas untuk dimusnahkan
 Pemusnahan safety box yang berisi jarum bekas dengan dibakar pada incinerator,
pembakaran aman terlindung atau dikubur
 Sampah lain (kapas, plastik) dimasukkan kedalam kantong plastik
 Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan protokol
kesehatan sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
COVID-19
 Lakukan skrining kesehatan terlebih dahulu, sebelum memberikan imunisasi PCV
kepada sasaran
 Tenaga kesehatan harus mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
penyuntikan
KETENTUAN VAKSIN YANG BELUM DIGUNAKAN

 Vaksin yang belum dibuka harus dikembalikan ke Puskesmas untuk


disimpan dalam vaccine refrigerator pada suhu 2-8⁰C

 Vaksin diberi tanda “K” dan didahulukan penggunaannya pada pelayanan


berikutnya

 Vaksin PCV yang sudah dibuka pada pelayanan statis dapat digunakan
kembali sampai 28 hari dengan syarat memenuhi kriteria Multi-Dose Vial
Policy (MDVP)
KETENTUAN VAKSIN YANG BELUM DIGUNAKAN

Kriteria Multi-Dose Vial Policy (MDVP):


 Vaksin tersimpan dalam suhu 2-8 C
 VVM masih A atau B
 Tertulis tanggal vaksin dibuka pada vial vaksin (diberi label)
 Tidak melewati masa kadaluarsa
 Vial vaksin tidak terendam air atau beku
 Semua dosis diambil secara aseptis
KETENTUAN VAKSIN YANG BELUM DIGUNAKAN
MANAJEMEN LIMBAH

 Setiap tempat pelayanan imunisasi harus disediakan safety box dengan jumlah yang
cukup berdasarkan jumlah sasaran. Safety box harus diberi label dengan nama petugas,
nama tempat pelayanan dan tanggal pelayanan.

 Jarum sutik dibuang ke dalam safety box tanpa ditutup kembali/no recapping

 Jangan membuang sampah lainnya ke dalam safety box. Limbah lainnya seperti vial
vaksin, ampul pelarut, kapas, masker medis, dan sarung tangan dibuang ke dalam
kantong plastik khusus limbah medis atau kantong plastik biasa yang diberi tanda/ditulis
“limbah medis”.

 Pemusnahan limbah dapat dilakukan melalui pihak ke-3 atau pemusnahan secara mandiri
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
KESIMPULAN
 Vaksin PCV merupakan vaksin sensitif beku yang harus disimpan dan
didistribusikan pada suhu 2-8⁰C.
 Vaksin PCV diberikan secara intramuskular, dengan dosis 0,5 ml di paha kiri atas
bagian luar.
 Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan protokol
kesehatan sesuai Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
COVID-19.
 Vaksin PCV akan diberikan bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib dan vaksin polio
oral (OPV) pada usia 2 dan 3 bulan, artinya ada pemberian imunisasi ganda pada
usia tersebut. Pemberian imunisasi ganda terbukti aman, efektif dan tidak
meningkatkan risiko KIPI pada anak.
 Limbah dari pelaksanaan imunisasi PCV harus dikelola dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai