Anda di halaman 1dari 32

PERUBAHAN METODE PEMBELAJARAN DARI TCL (TEACHER CENTER

LEARNING) MENJADI SCL (STUDENT CENTER LEARNING)

Kelompok I

Nur Afifah Harahap


Tiara Rica Dayani
Rati Andriyani
Ima Rohmawati
Eka Andriany

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
PERUBAHAN PARADIGMA:
learning to know, learning PERUBAHAN
to do, learning to live KURIKULUM
together , learning to be.

KONDISI GLOBAL : PERUBAHAN


Penjaminan Mutu Dengan KOMPETENS
Baik, Persyaratan Kerja I LULUSAN
(Mutu Dosen), Perubahan
Orientasi.

PENINGKATAN PERUBAHAN
MUTU PERILAKU
LULUSAN PEMBELAJARAN
PENGETAHUAN DIPANDANG PENGETAHUAN ADALAH
SEBAGAI SESUATU YANG HASIL KONSTRUKSI
SUDAH JADI , YANG TINGGAL ( BENTUKAN ) ATAU
DIPINDAHKAN ( DITRANSFER ) HASIL TRANSFORMASI
DARI GURU KE SISWA. SESEORANG YANG BELAJAR.

BELAJAR ADALAH MENCARI


BELAJAR ADALAH DAN MENGKONSTRUKSI
MENERIMA (MEMBENTUK)
PENGETAHUAN PENGETAHUAN AKTIF DAN
( PASIF - RESEPTIF ) SPESIFIK CARANYA
Menyampaikan Berpartisipasi dengan
pengetahuan siswa dalam
(bisa Klasikal) membentuk
pengetahuan

Menjalankan berbagai
Menjalankan sebuah
strategi yang
instruksi yang telah
membantu siswa untuk
dirancang
dapat belajar.
SERING DINAMAKAN
PENGAJARAN (teacher)
Dengan metode belajar ini
kemampuan apa yang di
dapatkan mahasiswa?

Belajar bukan hanya


menerima ilmu
pengetahuan yang
bersifat pasif-resepsif

Teacher Centered Learning


Siapa yang menjadikan
dirinya kurus?
Apa tugas dosen dalam
proses belajar ini?

Belajar adalah Mencari


dan mengkonstruksi
pengetahuan lewat
berbagai strategi

Mahasiswa
AKTIF SPESIFIK

Student Centered Learning


Perbedaan TCL dan SCL
PENDIDIK

INTERAKSI

SUMBER PESERTA
BELAJAR DIDIK
(sebagai fasilitator
dan motivator)
DOSEN

INTERAKSI
Menitik Beratkan Pada
Method Of Inquiry
Dan Discovery

SUMBER SISWA
BELAJAR Menunjukkan Kinerja
MULTI Demensi Kreatif (Kognitif,
Psikomotor, Afektif
yang utuh)
Ragam metode pembelajaran SCL

SMALL ROLE-PLAY &


GROUP SIMULATION CASE STUDY
DISCUSSION

DISCOVERY SELF DIRECTED COOPERATIVE


LEARNING LEARNING LEARNING

COLLABORATI CONTEXTUAL PROJECT BASED


VE LEARNING INSTRUCTION LEARNING

PROBLEM BASED
LEARNING AND PROBLEM BASED
INQUIRY LEARNING /INQUIRY
Dosen dalam memilih metode pembelajaran perlu
memperhatikan beberapa unsur:

SARANA/ ALAT

Efektivitas Efisiensi
KOMPETENSI

MATERI AJAR/ MAHASISWA


BAHAN KAJIAN

Tingkat kesukaran –
Tingkat kemampuan
Kelebihan Dan Kekurangan TCL dan SCL
Kelebihan TCL Kekurangan TCL
Sejumlah besar informasi dapat diberikan Pengajar mengendalikan pengetahuan
dalam waktu singkat sepenuhnya, tidak ada partisipasi dari
pembelajar
Informasi dapat diberikan ke sejumlah Terjadi komunikasi satu arah, tidak
besar siswa merangsang siswa untuk mengemukakan
pendapatnya
Pengajar mengendalikan sepenuhnya Tidak kondusif terjadinya critical thinking
organisasi, bahan ajar, dan irama
pembelajaran
Merupakan mimbar utama bagi pengajar Mendorong pembelajaran pasif
dengan kualifikasi pakar
Bila kuliah diberikan dengan baik, Mendorong pembelajaran pasif
menimbulkan inspirasi dan stimulasi bagi
siswa
Metode assessment cepat dan mudah
Kelebihan Dan Kekurangan TCL dan SCL
Kelebihan SCL Kekurangan SCL
Mahasiswa diberi kesempatan yang luas Sulit diimplementasikan pada kelas besar
untuk berpartisipasi
MahaSiswa memiliki motivasi yang kuat Memerlukan waktu lebih banyak
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
Tumbuhnya suasana demokratis dalam Tidak efektif untuk semua jenis kurikulum
pembelajaraN.
Dapat menambah wawasan pikiran dan Tidak cocok untuk mahasiswa yang tidak
pengetahuan terbiasa aktif, mandiri, dan demokratis
Mengaktifkan siswa
Mendorong siswa menguasai
pengetahuan
Memberi kesempatan pengembangan
berbagai strategi assessment.
Dll
PERUBAHAN KURIKULUM
KEBIDANAN
• Kurikulum adalah pendidikan
tinggi merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan
bahan ajar serta cara yang
digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai
tujuan.
Diterbitkannya Peraturan
Presiden Nomor 8
Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI),
Agar semua perguruan tinggi
dan Undang-Undang untuk menyesuaikan diri
Nomor 12 Tahun 2012 dengan ketentuan tersebut.
tentang Pendidikan Tinggi KKNI merupakan pernyataan
kualitas sumber daya manusia
Indonesia yang penjenjangan
kualifikasinya didasarkan pada
tingkat kemampuan yang
dinyatakan dalam rumusan
capaian pembelajaran
(learning outcomes).
Perkembangan Kurikulum
Pendidikan Tinggi
Peraturan Pemerintah No. 17
Tahun 2010 Pasal 97 menyatakan
bahwa kurikulum perguruan tinggi
dikembangkan dan dilaksanakan
berbasis kompetensi (KBK).

Dengan adanya KKNI ini diharapkan akan


mengubah cara melihat kompetensi
seseorang, tidak lagi semata Ijazah tapi
dengan melihat kepada kerangka kualifikasi
yang disepakati secara nasional sebagai dasar
pengakuan terhadap hasil pendidikan
seseorang secara luas (formal, non formal,
atau in formal)
PERUBAHAN PARADIGMA PENDIDIKAN
DI ERA INDUSTRI 4.0

Tenaga UAP Tenaga Teknologi Teknologi


Listrik Informasi Diginal,
internet

Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah


revolusi industri yang dimulai pada abad ke-18. revolusi ini memiliki skala, ruang
lingkup, dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru yang
mengintegrasikan dunia fisik, digital, dan biologis telah mempengaruhi semua
disiplin ilmu, ekonomi, industri, dan pemerintah.
Pada era revolusi industri 4.0 sekurangnya ada tiga
perubahan paradigma terhadap input:

Profil calon mahasiswa dalam penguasan bahasa


dan pesrsyaratan dasar teknologi komputer &
jaringan komunikasi lokal dan luas

Kesediaan media pembelajaran produktif, melalui


kerjasama riset atau pengembangan produk dengan
industri.

Profil lulusan dan kurikulum yang di desain untuk


memanfaatkan teknologi internet bersama mitra
industri.
Pengembangan pendidikan kebidanan hingga
saat ini berdasarkan:
1. Pengembangan Pemantapan pendidikan bidan Vokasi
yaitu Diploma 3. Pendidikan vokasi D3 penyiapan
lulusan bidan vokasi yang dapat melaksanakan tugas
UU No.4 tahun
2019, yaitu rutin berdasarkan prosedur kerja pada lingkup
terdiri dari:
esensial (Basic Midwifery Practice)
2. Pengembangan pendidikan bidan profesi (S1+Profesi
atau D4+profesi). Pendidikan jalur profesi
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan
praktik profesional bidan yang membutuhkan
kemampuan kritis dan analisis serta pengambilan
keputusan yang tepat sehingga dapat melakukan
deteksi dini untuk segera dirujuk.
3. Pengembangan pendidikan Akademik (S2, Magister
kebidanan dan Pendidikan Doktor). Jalur akademik
dikembangkan untuk memberikan kemampuan
pengembangan keilmuan, penelitian, pendidikan, dan
manajemen.
Tujuan pengembangan
pendidikan bidan

Agar menghasilkan bidan berkualitas melaksanakan


perannya dalam tim pelayanan kesehatan
(Interprofessional Helath Providers). Bidan dapat
bersaing baik dalam negeri maupun dalam pasar bebas,
khususnya ditatanan MEA (Masyarakat Ekonomi
Asean)/global.

Oleh karena itu bidan dapat beradaptasi dengan


perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi) termasuk era revolusi industri 4.0.
peningkatan kualitas dan kualifikasi pendidikan
bidan, yaitu sebagai berikut menuju revolusi
industri 4.0:
1. Bidan berperan dalam kespro perempuan serta bayi dan anak balita
2. Bidan sebagai garda terdepan yankes didaerah
3. Bidan harus mengembangkan keilmuan serta keahliannya dalam pelayanan
kebidanan.
4. Dinamika penduduk
5. Mobilitas Sumber Daya Manusia (SDM)
6. bidan harus berwawasan dan berpendidikan yang memenuhi standar global,
dengan critical thinking yang kuat serta mampu melakukan Interprofessional
Collaboration dengan tenaga lainnya
7. Perkembangan teknologi dan informasi baru-distruption revolusi industri 4.0
8. Peningkatan kebutuhan masyarakat
9. Bidan harus mampu menganalisis kebutuhan masyarkat serta mampu
melakukan problem solving
10.Perkembangan sistem pelayanan kesehatan
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 BIDAN JUGA DITUNTUT UNTUK
DAPAT MENJALANKAN SERTA MENGERTI MENGENAI

LITERASI
DATA

4.0
LITERASI LITERASI
MANUSIA TEKNOLOGI
TANTANGAN DALAM PENDIDIKAN MENGHADAPI
REVOLUSI INDUSTRI 4.0,

KURIKULUM

PERUBAHAN
METODE
PARADIGMA
BELAJAR
PT OUTPUT
4.0

PENGUASAAN
PENGEMBANG DATA,
AN KAPASITAS INFORMASI &
TEKNOLOGI
TANTANGAN TERKAIT PENGEMBANGAN KURIKULUM MASA
DEPAN
Perbandingan 10 Besar Permintaan Keterampilan Tahun 2018 vs 2022
2018 Tren di tahun 2022 Mulai ditinggalkan di tahun 2022
Pemikiran analitis dan inovasi Pemikiran analitis dan inovasi Ketangkasan manual, daya tahan dan presisi

Pemecahan masalah yang Pembelajaran aktif dan strategi Memori, kemampuan verbal, pendengaran
kompleks pembelajaran dan spasial
Berpikir kritis dan analisis Kreativitas, orisinalitas, dan inisiatif Manajemen sumber daya keuangan, material

Pembelajaran aktif dan Desain dan pemrograman teknologi Instalasi dan pemeliharaan teknologi
strategi pembelajaran
Kreativitas, orisinalitas, dan Berpikir kritis dan analisis Membaca, menulis, matematika, dan
inisiatif mendengarkan secara aktif
Perhatian terhadap detail, Pemecahan masalah yang kompleks Manajemen personalia
kepercayaan
Kecerdasan emosional Kepemimpinan dan pengaruh sosial Kontrol kualitas dan kesadaran keselamatan

Penalaran, pemecahan Kecerdasan emosional Koordinasi dan manajemen waktu


masalah dan ideasi
Kepemimpinan dan pengaruh Penalaran, pemecahan masalah dan Kemampuan visual, pendengaran dan bicara
social ideasi
Koordinasi dan manajemen Analisis dan evaluasi sistem Penggunaan teknologi, pemantauan dan
waktu kontrol
Era Industri 4.0 dalam
Kebidanan
KEHAMILAN

PERSALINAN
Era Industri 4.0 dalam
Kebidanan

NIFAS
JURNAL Safitri FN, et, al (2018) judul Penelitian Dan Pengembangan
Chair Breastfeeding Untuk Meningkatkan Kenyamanan
Proses Menyusui
Hasil: Hasil penelitian tahap I diperoleh hasil, dari 6 orang
ibu menyusui mengatakan bahwa chair breastfeedingyang
ergonomis bila terdapat sandaran punggung, sandaran
lengan, dan pijakan kaki. 5 orang mengatakan chair
breastfeedingergonomis dan nyaman digunakan dalam
proses menyusui, dan 1 orang mengatakan tidak
ergonomis dan kurang nyaman digunakan dalam proses
menyusui.
Kesimpulan: Chair breastfeeding yang ergonomis terbukti
dapat meningkatkan kenyamanan dalam proses menyusui
JURNAL Istiqomah SBT, et, al (2017). Judul Pengaruh
Efektifitas Pemberian Seduhan Daun Peppermint
Pada Ibu Hamil Terhadap Penurunan Frekuensi
Emesis Gravidarum
Hasil = 0,000 berarti ada perbedaan yang signifikan
sebelum dan sesudah tindakan, karena nilai p
<0,05. Berarti 2600 adalah positif, yang berarti tren
menurun setelah a tindakan yang diberikan. Dapat
disimpulkan bahwa pemberian seduhan daun
peppermint mungkin mengurangi frekuensi mual
dan muntah pada wanita hamil.

Anda mungkin juga menyukai