Anda di halaman 1dari 81

MODUL TEORI

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

PENULIS

ASRORI. AMAK, SP.d, MM


NIP. 1969 0808 1991 011001

POLITEKNIK KESEHATAN
PALEMBANG
TAHUN 2017

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikanrahmat dan Karunia-
NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan kumpulan modul teori ILMMU SOSIAL
BUDAYA DASAR.
Modul ini disusun dengan tujuan agar dosen, instruktur dan mahasiswa mempunyai
pedoman didalam bekerja untuk melaksanakan kegiatan teori ilmu sosial budaya dasar di
Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Analis Kesehatan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan modul ini khususnya kepada Diah Navianti,
S.Pd., M.Kes selaku ketua Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Palembang,
Dosen dan Instruktur yang telah berpartisipasi serta mendorong sehingga modul teori ini
selesai disusun.
Kami menyadari bahwa kumpulan modul ini belum sempurna sehingga saran dan
kritik yang sifatnya membangun kami harapkan untuk kesempurnaan lebih lanjut.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palembang, Agustus 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Table of Contents

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAGIAN 1 ................................................................................................................. 5

Konsep Sosial dan Budaya ........................................................................................ 5

BAGIAN. 2 ................................................................................................................ 9

PRANATA SOSIAL ............................................................................................... 10

Sub Topik 1 Pengertian Pranata Sosial ................................................................ 10

Sub Topik 2 Tujuan Dan Fungsi Pranata Sosial .................................................. 11

Sub Topik 3 Karakteristik Dan Jenis Pranata Sosial ........................................... 12

BAGIAN 3 ............................................................................................................... 16

MANUSIA, KERAGAMAN, DAN KESETARAAN ............................................ 16

BAGIAN 4 ............................................................................................................... 23

MANUSIA, KEINDAHAN, PENDERITAAN, KEADILAN, DAN PANDANGAN


HIDUP ................................................................................................................................. 23

Sub Topik 1 Pengertian Keindahan Dan Penderitaan Dalam Kehidupan Sosial . 23

Sub Topik 2 Macam-Macam Keadilan Dan Pandangan Hidup ........................... 26

BAGIAN 5 ............................................................................................................... 30

MANUSIA, DAN TANGGUNG JAWAB SERTA PENGABDIAN ..................... 31

BAGIAN 6 ............................................................................................................... 37

MANUSIA, HARAPAN, DAN KEGELISAHAN ................................................. 37

Sub Topik 1 Kecemasan ...................................................................................... 37

Sub Topik 2 Sebab-Sebab Kegelisahan ............................................................... 38

Sub Topik 3 Kebutuhan Manusia ........................................................................ 39

BAGIAN 7 ............................................................................................................... 42

MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL ........................... 42

iii
SUB TOPIK 1 .......................................................................................................... 42

a. Manusia Sebagai Makhluk Individu ......................................................... 42

a. Manusia sebagai Makhluk Sosial ............................................................... 43

1) Pandangan Individualisme ......................................................................... 45

2) Pandangan Sosialisme ................................................................................. 46

BAGIAN 8 ............................................................................................................... 48

MANUSIA DAN LINGKUNGAN ......................................................................... 48

Sub Topik 1 Pengertian Manusia Dan Lingkungan ............................................. 48

Sub Topik 2 Korelasi Antara Manusia Dan Lingkungan .................................... 49

BAGIAN 9 ............................................................................................................... 51

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA ..................................................... 51

BAGIAN 10 ............................................................................................................. 55

MANUSIA DAN PERUBAHAN BUDAYA ......................................................... 55

Sub Topik 1 Perubahan Kebudayaan Dan Kaitannya Dengan Manusia ............. 55

Sub Topik 2 Faktor-Faktor Terjadinya Perubahan Kebudayaan ......................... 56

BAGIAN 11 ............................................................................................................. 59

MANUSIA, NILAI MORAL, DAN HUKUM ....................................................... 59

BAGIAN 12 ............................................................................................................. 77

MANUSIA, SAINS, DAN TEKNOLOGI .............................................................. 77

Sub Topik 1 Pengertian Sains Dan Teknologi ..................................................... 77

Sub Topik 2 Hubungan Sains Dan Teknologi ..................................................... 79

Sub Topik 3 Manusia Sebagai Subjek Sains Dan Teknologi .............................. 80

iv
BAGIAN 1
Konsep Sosial dan Budaya

Topik : KONSEP SOSIAL DAN BUDAYA


Tujuan Instruksional : Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
konsep sosial dan budaya
Indikator :Pemahaman materi dan penjelasan dari pertanyaan yang
diberikan
Uraian Materi : Pada pertemuan pertama ini dijelaskan tentangkonsepsosial
dan budaya

SUB TOPIK 1
A. KONSEP ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi
(sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu
sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang
menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial,
sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji
masalah kemanusiaan dan budaya.

Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan
pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial
manusia dan kebudayaan. istilah isbd dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai
pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris the
Humanities. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang
artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan
mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi,
lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.
Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities
disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.

5
Berikut Pengertian Budaya Atau Kebudayaan Dari Beberapa Ahli :

E. B. Tylor, Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi


pengetahuan, kepercayan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan
kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
R. Linton, Dalam bukunya yang berjudul The Cultural Background Of
Personality menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari sebuah
tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentuknya didukung serta
diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
Koentjaraningrat, Mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi, Mengatakan bahwa kebudayaan
adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Herkovits, Kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh
manusia.
Takdir Alisyahbana, Mengatakan kebudayaan adalah manifestasi dari cara
berfikir.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar,
perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan
bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :

1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui


keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini
digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku
mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu
kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat
prediksi.
2. Ilmu-ilmu sosial ( social scince ). Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk
mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu
alamiah. Tetapi hasil pengkajian ini lebih bersifat kualitatif, sebab hal ini
menyangkut pola perilaku dan tingkah laku manusia di masyarakat yang cenderung
berubah-ubah.

6
3. Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti
kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan
metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat
unik, kemudian diberi arti.

Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup


keahlian (disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam
berbagai bidang keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu
sosial dan budaya dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain ISBD
menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan sosial
budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam
mengkaji masalah masalah sosial manusia di masyarakat dalam tingkah lakunya dalam
kehidupan dan kebudayaan yang menyertainya.

Ilmu sosial dan budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya
dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas
inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-
nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu sosial dan
budaya dasar bukan hanya ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaannya.

SUB TOPIK 2
A. LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat
Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
1. Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala
keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya,
yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan
pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun
terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan
timbul konflik dalam kehidupan.
7
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi
kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga
manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini
merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi
positifnya, juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia
kini menjadi resah dan gelisah.

SUB TOPIK 3
A. LINGKUP ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Dua masalah pokok yang dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok ialah:

Aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan


budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya, baik dari
segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun
secara gabungan (antar bidang )berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
Hakekat manusia yang satu (universal), namun banyak perbedaan- perbedaan
antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Keanekaragaman tersebut terbentuk
akibat adanya perbedaan ruang, tempat, waktu, proses adaptasi, keadaan sosial
budaya, lingkungan alam, dimana terwujud dalam berbagai bentuk ekspresi seperti:
ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.

Dari kedua masalah pokok yang dapat dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
tersebut di atas, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam
pengkajian. Manusia tidak sebagai subyek akan tetapi sebagai obyek pengkajian.
Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia dan bagaimana pula
hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.

Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :

Manusia dengan cinta kasih


Manusia dan keindahan
Manusia dan penderitaan
Manusia dan keadilan
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
8
Manusia dan kegelisahan
Manusia dan harapan

Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam
pengetahuan budaya. Perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra,
tarian, musik, filsafat, lukisan, patung dan sebagainya. Masing-masing pokok bahasan
dapat didekati dengan baik menggunakan cabang-cabang pengetahuan budaya secara
sendiri-sendiri maupun secara gabungan cabang-cabang tersebut. Pokok bahasan manusia
dan cinta kasih misalnya, dapat didekati dengan menggunakan karya seni sastra, atau
filsafat atau seni tari dan sebaginya. Disamping itu pokok bahasan manusia dan cinta kasih
juga dapat didekati dengan menggunakan gabungan karya seni sastra, karya seni tari, atau
filsafat dan sebagainya.

GLOSARIUM

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar : adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi
(sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu
sosial.
ilmu sosial : adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu
untuk menanggapi masalah-masalah sosial.
ilmu budaya : adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah
kemanusiaan dan budaya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/12214357/ILMU_SOSIAL_BUDAYA_DASAR_PERKEMBA
NGAN_KONSEP_DEFENISI_UNSUR_RUANG_LINGKUP_TUJUAN_KOMPETENSI
_ISBD
https://dieudonnejordy.wordpress.com/2013/04/06/latar-belakang-dan-tujuan-mempelajari-
ilmu-budaya-dasar/

9
BAGIAN. 2
PRANATA SOSIAL

Topik : Pranata Sosial


Tujuan Instruksional : Mahasiswa Mampu mengetahui dan memahami pranata
sosial
Indikator : Pemahaman materi dan penjelasan dari pertanyaan yang
diberikan
Uraian Materi : Pada pertemuan ini dijelaskan tentang pengertianpranata
social
Sub Topik

Sub Topik 1 Pengertian Pranata Sosial

1.1 Pengertian Pranata Sosial


Pranata sosial berasal dari istilah bahasa Inggris social institution. Istilah-istilah lain
pranata sosial ialah lembaga sosial dan bangunan sosial. Walaupun istilah yang digunakan
berbeda-beda, tetapi social institution menunjuk pada unsur-unsur yang mengatur perilaku
anggota masyarakat.
Pranata juga berasal dari bahasa latin instituere yang berarti mendirikan. Kata
bendanya adalah institution yang berarti pendirian. Dalam bahasa Indonesia institution
diartikan institusi (pranata) dan institut (lembaga). Institusi adalah sistem norma atau
aturan yang ada. Institut adalah wujud nyata dari norma-norma.
Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan
tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam
pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan
seperangkat aturan, bersifat abstrak.
Pranata sosial merupakan terjemahan dari sosial institution, walaupun para sarjana
sosiologi belum mempunyai kata sepakat tentang hal itu. Karena sosial institusional selain
diartikan pranata sosial, juga diartikan bangunan sosial yang merupakan terjemahan
dari soziale gebilde (bahasa jerman), bahkan ada pula yang mengartikan lembaga
kemasyarakatan.
Beberapa definisi pranata sosial menurut ahli sosiologi adalah sebagai berikut
Koenjaraningrat (1990), berpendapat bahwa pranata sosial merupakan unsur-unsur
yang mengatur perilaku para warga masyarakat yang saling berinteraksi.

10
Soekanto (1987), berpendapat bahwa pranata sosial merupakan lembaga
kemasyarakatan yang lebih menunjukan suatu bentuk dan sekaligus mengandung
pengertian-pengertian abstrak perihal adanya norma-norma dan peraturan tertentu
yang menjadi cirri dari sautu lembaga.
Mac Iver dan Charles (1988), berpendapat bahwa pranata sosial merupakan
lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara suatu prosedur yang telah diciptakan
untuk mengatur hubungan antar manusia dalam suatu kelompok kemasyarakatan
atau sosial.
Dan masih banyak pendapat-pendapat lain yang dikemukakan oleh para ahli
sosiologi lainnya.

GLOSARIUM
Social institution; jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam
melakukan hubungan antar manusia saat mereka menjalani
kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan
keteraturan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_sosial

Sub Topik 2 Tujuan Dan Fungsi Pranata Sosial

Pranata sosial bertujuan untuk memenuhikebutuhan-kebutuhan pokok


manusia,pada dasar mempunyai beberapa fungsi sebagai :
1) Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus
bertingkahlaku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam
masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.
2) Menjaga keutuhan masyarakat
3) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan system
pengendalian sosial (sosial control ). Artinya system pengawasan masyarakat terhadap
tingkahlaku anggota-anggotanya.
Fungsi-fungsinya diatas menyatakan bahwa apabila seseorang hendak mempelajari
kebudayaan dan masyarakat tertentu maka harus pula memperhatikan secara teliti
lembaga-lembaga kemasyarakatan di masyarakat yang bersangkutan.

11
GLOSARIUM
sosial control; sistem pengendalian sosial. Dalam arti sempit atau dalam percakapan sehari-
hari
DAFTAR PUSTAKA
http://defenisikata.blogspot.com/2016/04/definisi-dan-pengertian-social-control.html

Sub Topik 3 Karakteristik Dan Jenis Pranata Sosial

1.2 Ciri Pranata Sosial


Secara lengkap ciri-ciri pranata sosial diberikan oleh Gillin and Gillin dalam
General features of institution diuraikan secara umum sebagai berikut:
1) Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola-
pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
2) Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan cirri dari semua lembaga
kemasyarakatan.
3) Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
4) Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan seperti bangunan, peralatan, mesin dan lain
sebagainya.
5) Lambang- lambang juga merupakan cirri khas dari lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
6) Suatu kembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis ataupun tidak tertulis
yang merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku,dan lain-lain.
Selain ciri-ciri,lembaga sosial mempunyai sifat-sifat umum seperti, menurut
Harjono (1986:139) sebagai berikut:
1) Pranata sosial berfungsi sebagai satu unit dalam system kebudayaan yang
merupakan satu kesatuan bulat.
2) Pranata sosial biasanya mempunyai berbagai tujuan yang jelas
3) Pranata sosial biasanya relative kokoh
4) Pranata sosial dalam melakukan fungsinya sering mempergunakan hasil
kebudayaan material
5) Sifat karakteristik yang ada pada pranata sosial adalah lambang,dan
6) Pranata sosial biasanya mempunyai tradisi tertulis atau lisan yang jelas

1.3 Tipe Tipe Pranata Sosial

12
Tipe-tipe pranata sosial dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang.
Menurut Gillin dan Gillin pranata sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Crescive institusions dan enacted institutions merupakan klasifikasi dari sudut
perkembangan. Crescive institusions disebut juga lembaga-lembaga paling primer,
lembaga yang tak sengaja tumbuh dari adapt istiadat masyarakat. Contoh hak milik,
agama, dan seterusnya. Sedangkan enacted institusions dengan sengaja dibentuk untuk
memenuhi tujuan tertentu. Misalnya lembaga utang piutang, lembaga perdagangan, dan
lain- lain.
2) Dari sudut nilai yang diterima dari masyarakat, timbul klasifikasi lembaga sosial
berdasarkan basic institusions dan subsidiary. Basic institusions dianggap sebagai lembaga
sosial yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib,misalnya
keluarga, sekolah-sekolah Negara, dan sebagainya. Subsidiary institusions dianggap yang
kurang penting, seperti misalnya kegiatan rekreasi.
3) Dari sudut penerimaan masyarakat dapat dibedakan approved atau sosial
sanctioned instiitutions dengan unsanctioned institusions. Apporoved atau sosial
sancationed institusional adalah lembaga-lembaga yang diterima masyarakat seperti
sekolah, perusahaan dagang dan lain-lain.unsanctioned institutions yang ditolak
keberadaannya oleh masyarakatitu sendiri tidak berhasil memberantasnya. Misalnya
kelompok penjahat, perampok dan lain-lain.
4) Perbedaan antara general institusions dengan restricted institutions timbul
apabila klasifikasi terebut berdasarkan pada fektor-penyebabnya.misalnya agama adalah
suatu general institutions karena hamper dikenal oleh seluruh masyarakat di
dunia.sedangkan agama islam, kristen,budha,hindu dan lain-lain. Merupakan restected
institutions yang dianut oleh masyrakat-masyarakat dunia.
5) Dilihat dari fungsi lembaga sosial dibedakan oleh operative institutions atau
regulative institutions. operative institutions berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun
pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan, seperti lembaga industri. Sedangkan regulative institutions bertujuan untuk
mengawasi adapt istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu
sendiri.
1.4 Perubahan Pranata Sosial
Kebudayan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat,bukanlah merupakan
sesuatu yang bersifat statis. Karena fungsinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
manusia yang beraneka ragam selalu berubah-ubahmaka pranata sosial pun dapat

13
mengalami perubahan nya sulit dilakukan. Hal ini sangat tergantung pada beberapa hal
seperti:
1) Proses internalisasi pranata sosial yang dialami sejak lahir sampai
meninggal,merupakan proses yang relative lama.
2) Karena adanya control sosial, yang ada dasarnya merupakan suatu mekanisme
dalam kehidupan masyarakat yang dijalankan untuk menjamin agar individu mematuhi
norma-norma yang berlaku.
Karena itu walaupun pranata sosial dapat berubah tetapi dalam kenyataan Perubahan
sosial dalam masyarakat berdampak pada adanya perkembangan pada pranata sosial baru
dalam sistemem aspek kehidupan masyarakat.. Pranata-pranata sosial tersebut membawa
kemajuan dan kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi
disisi lain melahirkan perubahan dalam pola hidup masyarakat yang tidak sedikit
membawa akses negative didalamnya.
Beberapa perubahan pranata sosial yang dapat kita amati sebagai berikut:
1) Dalam bidang ekonomi, munculnya supermarket, berdirinya bank-bank dengan
berbagai fasilitas pelayanannya. Kondidi semacam ini membentuk pola hidup masyarakat
tradisional berubah menjadi masyarakat modern.
2) Dalam bidang sosial, timbulnya organisasi-organisasi yang banyak menampung
kegiatan remaja sesuai dengan minta dan bakatnya, seperti organisasi pencinta alam,
basket, dan modeling.
3) Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, munculnya berbagai pranata
baru yang menggantikan pranata tradisional, seperti teknologi transportasi dan informasi
(komputer dan internet).
4) Dalam bidang seni budaya, tumbuh pesatnya tempat-tempat hiburan dan
kelompok-kelompok seni budaya, yang menggelar seni modern seperti bertambahnya
setasiun TV swasta, sanggar seni modern, diskorik. Penomena ini melahirkan pola budaya
baru yang secara tidak dasar telah mengubah pola kebudayaan lama.
5) Dalam bidang politik, demokratisasi mulai muncul mengeser budaya parochial
yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia.
6) Dalam pranata keluarga mulai dilihat adanya pergeseran peran seorang ibu yang
setelah adalah perubahan sosial, seorang ibu tidak hanya sebagai ibu rumah tangga saja
tetapi juga bisa memiliki karier.

GLOSARIUM

14
Internalisasi; pengumpulan nilai atau pengumpulan sikap tertentu agar terbentuk menjadi
kepribadian yang utuh.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.lyceum.id/pengertian-dan-tujuan-internalisasi-nilai-dalam-pembelajaran/
Hermawan, Ruswandi.dkk. 2006. Perkembangan Masyarakat dan Budaya. Bandung
: UPI Press.
Rukandi, Kanda.dkk. 2006. Perspektif Sosial Budaya. Bandung : UPI Press.
Ankle,Hooguelt.1995.Sosiologi Sedang Berkembang.Jakarta:Raja Grafindo
Persada.
Koentjaraningrat.1987.Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Rineka Cipta.

https://krizi.wordpress.com/2009/07/25/makalah-pranata-sosial/ diakses pada 9


November 2017 pada pukul 19:11 WIB

15
BAGIAN 3
MANUSIA, KERAGAMAN, DAN KESETARAAN

Topik : Manusia, Keragaman, dan Kesetaraan


Tujuan Instruksional : Mahasiswa Mampu mengetahui dan memahamitentang
manusia, keragaman, dan kesetaraan
Indikator : Pemahaman materi dan penjelasan dari pertanyaan yang
diberikan
Uraian Materi : Pada bagian ketiga ini dijelaskan tentang manusia,
keragaman, dan kesetaraan

SUB TOPIK 1
A. MANUSIA

Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki
keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa
yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan
makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan
sebagainya.
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia
berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi
atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata
dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia juga tidak bisa hidup tanpa
bantuan dari orang lain. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang diciptakan tuhan,
dan merupakan makhluk paling sempurna di muka bumi ini. Manusia diciptakan oleh
tuhan YME memiliki akal dan pikiran, oleh karena itu manusia dapat menggunakan akal
dan pikirannya untuk melakukan suatu hal, dan pada akhirnya terciptalah manusia yang
adil yang menggunakan akal dan pikirannya dengan baik.

16
SUB TOPIK 2
A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Manusia adalah mahluk budaya artinya mahluk yang berkemampuan menciptakan


kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai mahluk berbudaya,
manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya
maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Sebagai catatan bahwa dengan
pikirannya manusia mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya manusia
mengarahkan perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan.
Adapun sarana untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan dinamakan
LOGIKA. Sarana untuk meningkatkan dan memelihara pola perilaku dan mutu kesenian
adalah ETIKA dan ESTETIKA.
Tujuan dari pemahaman bahwa manusia sebagai mahluk budaya, agar dapat dijadikan
dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai problematic budaya
yang berkembang di masyarakat sehingga manusia tidak semata-mata merupakan mahluk
biologis saja namun juga sebagai mahluk social, ekonomi, politik dan mahluk budaya.
Pengertian kebudayaan ditinjau dari bahasa Sansakerta budhayah (jamak), budhi =
budi/akal. Jadi kebudayaan adalah hasil akal manusia untuk mencapai kesempurnaan . EB.
Taylor mengartikan kebudayaan sebagai : keseluruhan kompleks yang di dalamnya
terkandung ilmu pengetahuan serta yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat.
Atau diartikan pula segala sesuatu yang diciptakan manusia baik materi maupun non
material melalui akal. Budaya itu tidak diwariskan secara generative (biologis) tapi
melalui belajar.
Menurut Koentjaraningrat : kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar. Kebudayaan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman,
kepercayaan, nilai sikap, makna, hirarkhi, agama, waktu, peranan hubungan ruang, konsep
alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari
generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.
Dengan hasil budaya manusia, maka terjadilah pula kehidupan. Pola kehidupan inilah
yang menyebabkan hidup bersama dan dengan pola kehidupan ini dapat mempengaruhi
cara berfikir dan gerak social. Dengan memfungsikan akal budinya dan pengetahuan
kebudayaannya, manusia bias mempertimbangkan dan menyikapi problema budayanya.
Kebudayaan perlu dikaji agar kita bias mengembangkan kepribadian dan wawasan
berfikir. Kebudayaan diciptakan manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

17
manusia dalam rangka mempertahankan hidup serta meningkatkan kesejahteraannya.
Dalam proses perkembangan kebudayaan terjadi pula penyimpangan dari tujuan
penciptaan kebudayaan yang disebut MASALAH KEBUDAYAAN. Masalah kebudayaan
adalah segala system/tata nilai, sikap mental, pola berfikir pola tingkah laku dalam
berbagai aspek kehidupan yang tidak memuaskan bagi warga masyarakat secara
keseluruhan. Masalah tata nilai dapat menimbulkan kasus-kasus kemasyarakatan antara
lain : dehumanisasi, artinya pengurangan arti kemanusiaan seseorang. Jadi kita melihat
Dehumanisasi terjadi akibat perubahan sikap manusia sebagai dampak dari penyimpangan
tujuan pengembangan kebudayaan. Untuk mengantisipasi hal itu, manusia harus
dikenalkan pada pengetahuan kebudayaan dan filsafat. Melalui filsafat bias memaknai
tentang etika, estetika dan logika
Jadi melalui kajian pengetahuan budaya, kita ingin menciptakan atau penertiban dan
pengolahan nilaii-nilai insane sebagai usaha memanusiakan diri dalam alam lingkungannya
baik secara fisik maupun mental. Manusia memanusiakan dirinya dan lingkungannya,
artinya manusia membudayakan alam, memanusiakan hidup dan menyempurnakan
hubungan insan.
SUB TOPIK 3
A. KELOMPOK ETNIS, BUDAYA, DAN AGAMA
1. Ras

Ras berasal dari bahsa Prancis, yaitu race dan Bahasa Italia, yaitu razza, adalah suatu
sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengategorikan manusia dalam populasi atau
kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal-usul geografis, tampang jasmani
dan kesukuan yang diwarisi. Diawal abad-20, istilah ini sering digunakan dalam arti
biologis untuk menunjukkan populasi manusia yang beraneka ragam dari segi genetik
(keturunan) dan segi fenotipe 9 ciri tampang luar ) yang sama.
Arti ras ini masih digunakan dalam antropologi forensik (dalam menganalisa sisa
tulang), penelitian biomedia dan kedokteran berdasarkan asal-usul
seseorang. Penggunaan istilah ras ini pertama kali dipelopori oleh Franqois Bernier (1625-
1688), seorang Antropolog asal Prancis, untuk mengemukakan gagasan tentang perbedaan
manusia berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentukwajah, selanjutnya
menetapkan hierarki manusia berdasarkan karakteristik ciri fisik atau biologis. Berdasarkan
karakter biologis, manusia dapat dikelompokkan dalam berbagai ras, antara lain:
a. Ras Kaukasoid adalah ras manusia yang sebagian besar menetap di Eropa, Afrika
Utara, Timur Tengah, Pakistan, dan India Utara. Keturunan mereka juga menetap

18
di Australia, Amerika Utara, sebagian di Amerika Selatan, Afrika Selatan, dan
Selandia Baru. Anggota ras kaukasoid bisa disebut berkulit putih, namun anggapan
seperti ini tidak selalu benar. Oleh beberapa pakar dimisalkan orang Ethiopia dan
orang Somalia yang dianggap termasuk ras kaukasoid, meski mereka berambut
keritingdan berkulit hitam, mirip dengan anggota ras Negroid, namun jika dilihat
dari komposisi tengkoraknya lebih mirip tengkorak anggota ras kaukasoid.
b. Mongoloid adalah ras manusia yang sebian besar menetap di Asia Utara, Asia
Timur, Asia Tenggara, Madagaskar, beberapa bagian India, Eropa Utara, Amerika
Utara, Amerika Selatan, dan Oseania. Anggota ras mongoloid biasa disebut berkulit
kuning, namun anggapan ini pun tidak selalu benar. Misalkan orang Indian di
Amerika yang dianggap berkulit merah dan orang Asia Tenggara seringkali berkulit
coklat muda sampai coklat gelap. Ciri khas utama anggota ras ini ialah rambut
berwarna hitam lurus, bercak mongol pada saat lahir dan mata sipit. Selain itu
anggota ras Mongoloid ini seringkali juga lebih kecil dan pendek daripada
ras Kaukasoid.
c. Negroid adalah ras manusia yang terutama mendiami benua Afrika di sebelah
selatan gurun Sahara. Keturunan mereka banyak mendiami Amerika Utara,
Amerika Selatan, Eropa serta Timur Tengah. Ciri khas utama anggota ras negroid
ini ialah kulit yang berwarna hitam dan rambut keriting. Meski begitu anggota ras
Khoisan dan ras Australoid, meski berkulit hitam dan berambut keriting tidaklah
termasuk ras manusia ini.
d. Australoid adalah nama ras manusia yang mendalami bagian selatan India,
Srilanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan
Australia. Untuk kelompok di Asia Tenggara, orang asli Malaysia dan orang
Negrito di Filipina termasuk ras ini. Sebelum ras mongoloid tiba di Nusantara, ras
Australoid merupakan ras dominan yang tersebar disebagian pulau, sampai terdesak
ke bagian timur Nusantara. Ciri khas utama ras ini adalah mereka berambut keriting
hitam. Namun beberapa anggota ras ini di Australia berambut pirang
dan rambutnya tidak keriting melainkan lurus. Selain itu beberapa orang asli
Malaysia kulitnya juga tidak selalu hitam dan bahkan menjurus putih.
e. Melanesia adalah nama ras manusia yang mendalami wilayah yang memanjang
danpasifik barat sampai ke laut Arafuru, utara dan timur laut Australia. Ras ini
merupakan bagian dari ras Australoid. Ciri-ciri fisik mereka berkulit hitam dan
rambut keriting.Indonesia bagian Barat termasuk dalam ras Mongoloid yang
kemudian membentuk rumpun melayu, dengan ciriciri kulit kecoklatan, rambut
19
lurus (ikal), perawakan tubuh sedang (tidak tinggi atau pendek) dan lain
sebagainya. Sedangkan yang tinggaldi Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur
termasuk ras Melanesia ( bagian dari ras Australoid), dengan ciri kulit hitam,
rambut keriting dan lain sebagainnya.

Pada dasarnya, pengelompokan ras di atas dibedakan dengan melihat pada ciri
berikut:
a. Ciri alamiah rambut pada badan, meliputi: warna alami rambut, bentuk rambut (
lurus, ikal atau keriting ), kumis dan iris mata.
b. Bentuk lipatan penutup mata, meliputi: sipit atau besar
c. Bentuk hidung, meliputi: pesek atau mancung, besar atau kecil
d. Bentuk bibir, meliputi: tebal atau tipis
e. Bentuk kepala dan muka, meliputi: bulat, lonjong atau oval
f. Ukuran tinggi badan, meliputi: rendah, sedang atau tinggi.

2. Etnik atau suku bangsa

Etnik atau suku bangsa merupakan kelompok sosial/kesatuan hidup manusia yang
memiliki sistem interaksi yang ada karena kontinuitas dan rasa identitas yang
mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri
(Kontjaraningrat, 1990). Pengertian lain menyatakan bahwa kelompok etnik atau suku
bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan
dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama
(Smith, 1987).
Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok
tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.
Sementara itu, Baart (1969) menyatakan bahwa etnik adalah suatu kelompok masyarakat
yang sebagian besar secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan, mempunyai
nilai budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu bentuk budaya, membentuk
jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan menentukan sendiri ciri kelompok yang
diterima kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.
Merujuk pendapat Baart, identitas kesukubangsaan dapat dilihat dari unsur-unsursuku
bangsa bawaan (etnictraits). Ciri ini meliputi natalis (kelahiran) atau hubungan darah,
kesamaan bahasa, kesamaan adat istiadat, kesamaan kepercayaan (religi), mitologi
(dongegng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan),
dan totemisme (kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena
20
memiliki kekuatan supranatural, seperti pemujaan ular Anaconda oleh suku di pedalaman
Amazon).
Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan jumlah etnik yang besar. Terdapat
lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia. Suku Jawa adalah kelompok
suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi.Orang Jawa
kebanyakan berkumpul di Pulau Jawa, akan tetapi jutaan jiwa juga telah bertransmigrasi ke
luar negeri seperti ke Malaysia dan Suriname. Suku Sunda, Suku Melayu, dan Suku
Madura adalah kelompok terbesar berikutnya di negara ini. Banyak suku-suku terpencil,
terutama di Kalimantan dan Papua, memiliki populasi kecil yang hanya beranggotakan
ratusan orang.
Sebagian besar bahasa daerah masuk dalam golongan rampun Bahasa Austronesia,
meskipun demikian sejumlah besar sukudi Papua tergolong dalam rumpun bahasa Papua
atau Melanesia. Sementara itu, suku Tionghoa Indonesia berjumlah sekitar 1% dari total
populasi. Warga keturunan Tionghoa Indonesia ini berbicara dalam berbagai dialek bahasa
Tionghoa, kebanyakan bahasa Hokkien dan Hokka (dalam Indonesias Population :
Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian
Studies, 2003). Pembagian kelompok suku di Indonesia dewasa ini bisa dikatakan tidak
lagi mutlak dan tidak jelas akibat perpindahan penduduk, percampuran budaya, dan saling
pengaruh mempengaruhi.
Sebagai contoh dalam perpindahan penduduk, masa Orde Baru digalakkan program
Transmigrasi dimana orang-orang dari Jawa dipindahkan ke pulaulain, seperti Kalimantan
dan Sumatera. Setelah menetap lama, mereka pun menikahdengan masyarakat setempat
sehingga terjadi pernikahan campuran antar suku. Setelah lama, mereka semakin
berkemabng dan hilanglah ciri kelompok suku asalnya. Contoh lain yang menyatakan
bahwa pembagian kelompok suku di Indonesia tidak jelas adalah terjadinya perbedaan
pendapat antar beberapa pihak tentang ketidakjelasan dari kelompok suku yang ada.
Contoh : sebagian pihak berpendapat orang Banten dan Cirebon adalah suku tersendiri
dengan dialek yang khusus pula, sedangkan sementara pihak lainnya berpendapat bahwa
mereka hanyalah sub etnik dari suku Jawa secara keseluruhan. Demikian pula Suku Baduy
yang sementara pihak menganggap mereka sebagai bagian dari keseluruhan Suku sunda.
Contoh lain percampuran suku bangsa adalah Suku Betawi yang merupakan suku bangsa
hasil percampuran berbagai suku bangsa pendatang baik dari Nusantara maupun Tionghoa
dan Arab yang datang dan tinggal di Batavia pada era kolonial Belanda dahulu.

21
GLOSARIUM
Manusia : berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain.
Dehumanisasi : artinya pengurangan arti kemanusiaan seseorang.
Ras : berasal dari bahsa Prancis, yaitu race dan Bahasa Italia, yaitu razza, adalah suatu
sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengategorikan manusia dalam populasi atau
kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal-usul geografis, tampang jasmani
dan kesukuan yang diwarisi.
Etnik atau suku bangsa : merupakan kelompok sosial/kesatuan hidup manusia yang
memiliki sistem interaksi yang ada karena kontinuitas dan rasa identitas yang
mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
https://noviwilyaini.wordpress.com/2014/12/30/isbd-manusiakeragaman-dan-
kesetaraan/
https://www.academia.edu/9075830/manusia_keragaman_dan_kesetaraan
https://www.academia.edu/18700166/Manusia_Keragaman_dan_Kesetaraan

22
BAGIAN 4
MANUSIA, KEINDAHAN, PENDERITAAN, KEADILAN, DAN
PANDANGAN HIDUP

Topik :MANUSIA, KEINDAHAN, PENDERITAAN,


KEADILAN, DAN PANDANGAN HIDUP
Tujuan Instruksional : Mahasiswa Mampu mengetahui tentang manusia,
keindahan, pendeitaan, keadilan, dan pandangan hidup
Indikator : Pemahaman analisa laboratorium dan dapat
menjelaskan/menjawab setiap pertanyaan
Uraian Materi : Pada pertemuan bagian ke empat ini dijelaskan
tentangmanusia, keindahan, penderitaan, keadilan, dan
pandangan hidup
Sub Topik

Sub Topik 1 Pengertian Keindahan Dan Penderitaan Dalam Kehidupan Sosial

MANUSIA DAN KEINDAHAN


Keindahan dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan
sebagainya. Kawasan keindahan manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia
dan sesuai dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Keindahan
merupakan bagian kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan di mana pun, kapan
pun, dan oleh siapa pun.
Nilai Estetik
Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian
keindahan disebut nilai estetik. Unsur-unsur yang berada di dalam hasil suatu karya
turut menentukan kadar estetika yang ditampilkan. Sebagai contoh dapat dilihat
perbedaan bentuk antara puisi Angkatan Balai Pustaka, Pujangga Baru, Angkatan 45,
maupun Angkatan 66. Masing-masing angkatan memiliki unsur-unsur yang khas dan
turut membentuk bangunan puisi itu menjadi sebuah spesifikasi, baik itu dipandang dari
diksi, gaya bahasa, rima, irama, dan persajakannya. Semua ciri-ciri tersebut
memperlihatkan karakteristik dari masing-masing angkatan, yang sekaligus akan dapat
menentukan kadar estetika yang dimilikinya.
Makna Keindahan
23
Berikut beberapa persepsi tentang keindahan:
a. Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi
yang melihat. (Tolstoy)
b. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur
dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan
keseluruhan itu sendiri. Atau beauty is an order of parts in their manual relation
and in their relation to the whole. (Baumgarden)
c. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik, ciptaan itu belum
indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang
amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk
moral. (Sulzer)
d. Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan. (Winchelman)
e. Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena
proporsi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan
kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik.
(Shaftesbury)
f. Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang.
(Hume)
g. Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan
itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan
pengalaman yang menyenangkan. (Hamsterhuis)
h. Menurut Emmanuel Kant, keindahan itu bisa dilihat dari dua segi,
yaitu:
1) Dari segi arti yang subyektif, keindahan dikatakan sebagai sesuatu yang
tanpa harus direnungkan ataupun disangkut-pautkan dengan kegunaan-
kegunaan praktis sudah bisa mendapatkan rasa senang pada diri si penghayat.
2) Dari segi arti yang obyektif, keindahan bisa diartikan sebagai keserasian yang
dikandung obyek sejauh obyek tersebut tidak ditinjau dari segi gunanya.
Bertolak dari berbagai pendapat tersebut sebenarnya kita dapat menempatkan
pada kelompok-kelompok tersendiri sesuai dengan berbagai pendapat yang ada, yaitu
sebagai berikut:
a. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau
landasannya
Dalam hal ini ada 2 pengertian keindahan, yaitu:

24
1) Keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada
obyeknya sementara kita sebagai pengamat harus menerima sebagaimana mestinya.
2) Keindahan subyektif, adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi
subyek yang melihat dan menghayatinya.
b. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan
sebagai kualitas abstrak (beauty) dan keindahan sebagai sebuah benda tertentu
yang memang indah (the beautiful).
c. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian
keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas.
Keindahan dalam arti luas menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang
kebaikan. Sementara itu, keindahan dalam arti estetik murni menyangkut
pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
diserapnya. Adapun keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih sempit
lagi, yaitu hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap melalui penglihatan,
atau hanya berupa keindahan bentuk dan warna.
Persepsi manusia terhadap keindahan tidaklah sama. Sebab persepsi manusia
terhadap keindahan sangat ditentukan oleh daya penggerak yang menjadi sumber
timbulnya kehendak, atau keinginan terhadap keindahan itu sendiri. keindahan yang
sebenarnya adalah keindahan yang muncul dari persepsi akal dan budi.

2. MANUSIA DAN PENDERITAAN


Kata penderitaan berasal dari kata derita (dhra dalam bahasa Sansekerta),
artinya: menahan atau menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan, baik itu secara
lahir maupun batin. Penderitaan tidak pernah dipisahkan dari kehidupan manusia, yang
berupa keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kepanasan, dan lain-lain. Penderitaan ini
bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja. Penderitaan datang dan pergi tidak
pandang bulu. Untuk itulah manusia harus bekerja keras agar terlepas dari penderitaan.
a. Penderitaan sebagai fenomena universal
Penderitaan sebagai fenomena universal tidak mengenal ruang dan waktu,
dapat terjadi pada kehidupan masa lalu, kini, dan masa yang akan datang. Selain itu
juga dapat menimpa siapapun.
b. Penderitaan sebagai anak penguasaan

25
Penderitaan yang terjadi tidak jarang justru disebabkan oleh faktor manusia
sendiri. Penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan dari ulah manusia
lainnya. Ini semua sulit terbantahkan, karena penderitaan itu pada dasarnya
merupakan anak penguasaan.
Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan penderitaan:
o Siksaan
Berbagai bentuk siksaan antara lain, yaitu bisa berupa siksaan di dunia dan
siksaan setelah berada di alam baka. Adapun bentuk siksaan di dunia dapat berupa
bencana alam, siksaan hati, siksaan badan, penyakit, dan lain-lain.
o Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderita. Penderitaan yang
berupa rasa sakit dan siksaan merupakan satu rangkaian peristiwa yang tidak dapat
dipisah-pisahkan. Karena adanya siksaan dan rasa sakit membuat orang menjadi
menderita. Dalam pengalaman sehari-hari manusia dikenal adanya tiga macam rasa
sakit, yaitu sakit hati, syaraf atau jiwa, dan sakit fisik.
o Neraka
Jika manusia mengingat akan dosa maka terbayanglah neraka, sehingga terlintas
dalam alam pikiran manusia adanya siksaan, rasa sakit, dan penderitaan yang hebat.
Hal ini menandakan bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan
mempunyai hubungan sebab-akibat yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Manusia
masuk neraka karena dosa, maka jika berbicara tentang dosa berarti berkaitan juga
dengan kesalahan.
GLOSARIUM

Subyektif; keadaan dimana seseorang berpikiran relatif, hasil dari menduga duga,
berdasarkan perasaan atau selera orang.

Obyektif; sikap yang lebih pasti, bisa diyakini keabsahannya, tapi bisa juga melibatkan
perkiraan dan asumsi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/suportertimnas/apa-subjektif-dan-objektif

Sub Topik 2 Macam-Macam Keadilan Dan Pandangan Hidup

MANUSIA DAN KEADILAN


Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan
keawajiban. Berbicara tentang keadilan pada dasarnya tidak bisa terlepas dari kata
26
hak dan kewajiban. Berdasarkan etis, manusia dituntut tidak hanya menuntut hak
dan melupakan kewajiban. Karena jika manusia hanya menuntut akan hak, sikap dan
tindakannya akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya,
jika manusia hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut haknya maka akan
mudah diperbudak atau diperas orang lain. Dengan demikian, keadilan itu diperlukan
untuk bisa membedakan mana yang hak dan mana yang kewajiban. Berdasarkan
macamnya keadilan dapat dibedakan menjadi tiga macam:
a. Keadilan legal.
b. Keadilan distributif.
c. Keadilan komunikatif.
Dalam islam keharusan untuk menjaga kebenaran dan keadilan telah diperintah
oleh Allah dalam al-Quran, surat an-Nisaa yang artinya: sesungguhnya kami telah
menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili
antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah
kamu menjadi penantang (orang-orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-
orang yang khianat.
Dalam ajaran Konghucu disebutkan bahwa keadilan dapat terwujud jika setiap
anggota masyarakat bisa menjalankan fungsi dan peranannya masing-masing.
Tokoh-tokoh filsafat seperti Plato dan Aristoteles juga tidak mau ketinggalan
melontarkan konsep keadilan tersebut. Plato pernah mengatakan bahwa keadilan dan
hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga
kesatuannya. Sedangkan, Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana
bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama, dan hal-hal yang tidak sama
diperlakukan secara tidak sama pula (justice is done when equals are treated equally).

Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan Keadilan:


o Kejujuran
Jujur atau kejujuran berarti apa yang dikatakan seseorang akan sesuai dengan
hati nuraninya. Jujur dapat pula diartikan seseorang yang bersih hatinya dari
perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Orang yang menepati
janji atau menepati kesanggupan, baik yang telah terlahir dalam kata-kata maupun
yang masih dalam hati (niat) dapat pula dikatakan jujur. Sedangkan, bagi orang
yang tidak menepati niatnya berarti mendustai dirinya sendiri. Maka niat yang telah
terlahir dalam kata-kata jika tidak ditepati dapat disebut kebohongan.

27
Setiap orang hendaknya bisa belajar bersikap jujur karena kejujuran
mendatangkan ketentraman hati, menghilangkan rasa takut, membuat orang tegas,
dan yang paling penting mendatangkan keadilan.
o Kecurangan
Kecurangan artinya apa yang dikatakan tidak sesuai dengan hati nurani.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun
kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling
hebat, dan senang apabila masyarakat di sekelilingnya hidup menderita.
Ada beberapa sebab mengapa orang itu melakukan kecurangan-kecurangan. Jika
dilihat dari hubungan manusia dengan alam sekitar, maka ada empat aspek yang
menyebabkan manusia berbuat curang, antara lain: aspek ekonomi, aspek
kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik.
Keempat aspek tersebut harus dilaksanakan secara wajar agar berjalan sesuai
dengan norma-norma moral atau norma hukum.
o Keutamaan Nama Baik
Nama baik berhubungan dengan perilaku baik, yang identik dengan kebenaran
dan terpuji, sehingga tidak tercela semasa hidupnya. Tingkah laku atau perbuatan
baik dengan nama baik pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu:
a. Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk bermoral;
b. Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk
mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Nama baik ini harus dipertahankan, sehingga jika terjadi pencemaran nama baik
maka perlu pemulihan nama baik.
Pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya,
bahwa yang diperbuatnya selama ini tidak sesuai dengan akhlak. Untuk
memulihkan nama baiknya, seseorang harus bertaubat dan meminta maaf. Taubat
atau permintaan maaf yang dilakukan tidak hanya sampai di bibir, melainkan harus
diyakini dalam hati dan mewujudkannya dengan tindakan nyata. Ia harus
memperbaiki budi pekertinya. Budi pekerti yang baik dapat diwujudkan dengan
sikap ikhlas, tawakal, sabar, jujur, adil, dan budi luhur suka berderma atau
menolong kepada siapapun.
o Pembalasan
Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat
berupa perbuatan yang serupa. Pembalasan bisa bersifat positif atau negatif. Dalam
pergaulan bisa terjadi pembalasan, pergaulan yang bersahabat akan mendapatkan
28
balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan
menimbulkan balasan yang tidak bersahabat.

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP


Pandangan hidup banyak sekali macamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
a. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya;
b. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang di sesuaikan dengan kebudayaan dan
norma yang terdapat pada negara tersebut;
c. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Langkah-Langkah Berpandang Hidup yang Baik
a. Mengenal
Mengenal ini merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama
dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan
hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu
ada.
b. Mengerti
Tahap kedua adalah mengerti, maksudnya mengerti terhadap pandangan hidup itu
sendiri. Mengerti di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada
kecenderungan untuk tunduk pada pandangan hidup itu dan cenderung mengikuti apa
yang terdapat dalam pandangan hidup itu.
c. Menghayati
Menghayati di sini adalah menghayati nilai-nilai yang tergantung di dalamnya,
yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup
itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat di tempuh dalam rangka menghayati ini adalah
dengan menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya
kepada orang yang di anggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi
pandangan hidup itu.
d. Meyakini
Dengan yakin (meyakini) berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas
terhadap pandangan hidup. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada
kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan
29
tindakannya atau setidak-tidaknya tingkah laku dan tindak tanduknya selalu di
pengaruhi oleh pandangan hidup yang di yakininya.
e. Mengabdi
Pengabdian merupakan suatu hal penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu
yang telah di benarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih orang lain. Dengan
mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya.
f. Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat manusia bila sudah mengabdi diri pada suatu
pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan menyalahkan tentu tidak
menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Proses mengamankan
ini merupakan langkah trakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum
mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini.
Cita-Cita dan Pandangan Hidup
Dalam menghadapi berbagai masalah, hambatan, tantangan, dan gangguan itu
manusia perlu mempunyai suatu pelindung dirinya yaitu pandangan hidup yang teguh.
Pandangan hidup ini merupakan pegangannya, sebab dengan memegang teguh pada
pandangan hidup yang di yakininya, maka ia tidak akan bertindak sesuka hatinya. Bila
ia menghadapi masalah, hambatan, tantangan, dan gangguan serta kesulitan yang
menghantuinya, ia tidak akan bertindak sembrono karena ia mempunyai pandangan
hidup yang di pakai ssebagai pedomannya dalam menyelesaikannya. Disamping itu juga
pandangan hidup yang teguh ini akan mampu memperbaiki segala tingkah lakunya, baik
dalam bermasyarakat maupun dalam menyelesaikan segala masalah, hambatan,
gangguan, dan tantangan sehingga nantinya akan terwujud cita-cita yang
didambakannya.

GLOSARIUM
Komunikatif; dalam keadaan saling dapat berhubungan (mudah dihubungi)
DAFTAR PUSTAKA
Haricahyono, Cheppy. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional. 1987.
Mawardi. IAD-ISD-IBD. Bandung: Pustaka Setia. 2000.
Mustopo, M. Habib. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional. 1983.
Sujarwa. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.
Sulaeman, Munandar. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Refika Aditama. 1998.

30
BAGIAN 5
MANUSIA, DAN TANGGUNG JAWAB SERTA PENGABDIAN

Topik : Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian


Tujuan Instruksional : Mahasiswa Mampu memahami tentang manusia dan
tanggung jawab serta pengabdian
Indikator : Pemahaman materi dan penjelasan dari pertanyaan yang
diberikan
Uraian Materi : Pada pertemuan bagian ke lima ini menjelaskan tentang
manusia dan tanggung jawab serta pengabdian

SUB TOPIK 1
B. TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum
bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang
bertanggung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk
individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Iuhan. Manusia memiliki
tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah
peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup
sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang
dalam jaminan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus
nilai yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks individual
berkaitan dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk individual artinya manusia
harus bertanggung jawab terhadap dirinya (seimbangan jasmani dan rohani) dan harus
bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia
terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang
mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat
keyakinannya terhadap suatu nilai.
31
Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia sadar akan
keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia
adalah keberanian.Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung
resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur
terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang yang
bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu
yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan
dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah
tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Kewajiban Terbatas: kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap
orang. Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang
disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2. Kewajiban tidak Terbatas: kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada
semua orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab
dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.

Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, karena orang


tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh
dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan
menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang
berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan
masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat
diri terhadap pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba untuk berbuat adil. Tetapi
adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-nilai
yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu
akan mempertanggung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan
lah yang bisa memberikan hukuman atau cobaan kepada manusia agar manusia mau
mempertanggung jawabkan atas segala perbuatannya

32
SUB TOPIK 2
C. PENGABDIAN

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau
suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita
bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah
tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga.
Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai
berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya
bantuan saja.
Macam-macam pengabdian :
a. Pengabdian kepada keluarga

Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan


cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan
pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak
disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga
ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan anak-
anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.

b. Pengabdian kepada masyarakat

Manusia dalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena
tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak
mau memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai
kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau lambat ia akan
menyadai dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau mengabdikan diri
kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh
karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja masyarakat
kampungnya terkenal dengan remaja berandal suka berkelahi, mengganggu orang, atau
merampas hak orang lain, maka bagaimanapun juga ia akan merasa malu.

33
c. Pengabdian kepada Negara

Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu
negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.

d. Pengabdian kepada Tuhan

Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai
ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada
Tuhan Yanag Maha Esa. Selain itu juga manusia harus menjalankan segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya.

SUB TOPIK 3
A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian
tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang
yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-
budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Beberapa alasan mengapa
orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat
dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri.Citra yang memaksa itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai
budaya seperti individualisme kasar di Amerika, keselarasan individu dengan alam d
Jepang dan kepatuhan kolektif di Cina.
Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang
34
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang
menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang
dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

GLOSARIUM
Tanggung jawab: adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
Pengabdian: adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga
perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu
ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Budaya: adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
35
DAFTAR PUSTAKA
https://arighudul.wordpress.com/2013/05/14/manusia-dan-tanggung-jawab-serta-
pengabdian/
https://donny2609.wordpress.com/2016/06/06/manusia-tanggung-jawab-serta-pengabdian-
ilmu-budaya-dasar/

36
BAGIAN 6
MANUSIA, HARAPAN, DAN KEGELISAHAN

Topik : Manusia, Harapan, dan Kegelisahan


Tujuan Instruksional : Mahasiswa Mampu memahami tentang manusia, harapan,
dna kegelisahan
Indikator : Pemahaman materi dan penjelasan dari pertanyaan yang
diberikan
Uraian Materi : Pada pertemuan bagian ke lima ini menjelaskan tentang
manusia, harapan, dan kegelisahan
Sub Topik

Sub Topik 1 Kecemasan

Kecemasan Yang Menimpa Manusia


Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi kecemasan. Karena itu dalam pengertian
sehari-hari kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekwatiran ataupun ketakutan.
ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu:
Kecemasan obyektif adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar.
Kecemasan neorotis timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah
Menurut Sigmund Freud kecemasan ini dibagi tiga macam yakni; kecemasan yang
timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, bentuk ketakutan yang irasional
(phobia) dan rasa takut lain karena gugup, gagap dan sebagainya.
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki
bermacam=macam emosi atnra lain: isri, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Semua itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan
berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sikap seperti itu sering membuat orang
merasa kwatir, cemas, takut gelisah dan putus asa.
Seorang ahli Psikoanalisa Sigmeund Freud berpendapat bahwa ada 3 macam
kecemasan yang menimpa manusia yaitu :
Kecemasaan Objektif : suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan
atau suatu bahaya dalam dunia luar.
Kecemasan Nerotis (Syaraf) : kecemasan yang timbul karena pengamatan tentang
bahaya yang naluriah.

37
Kecemasaan Moril : disebabkan karena pribadi seseorang.

GLOSARIUM
Naluriah; watak asli yang berada dalam pribadinya tetap saja melekat secara harafiah.
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/naluriah

Sub Topik 2 Sebab-Sebab Kegelisahan

Sebab-sebab Orang Gelisah


Gelisah terkadang membuat seseorang tidak nyaman. Kegelisahan berasal
dari kata gelisah yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir,
dan cemas. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan orang-orang menjadi
gelisah. Diantaranya :
Panik
Panik adalah sebuah perasaan dari ketakutan dan kecemasan. Panik merupakan
ketakutan dan kecemasan yang terjadi secara mendadak dari sebuah peristiwa yang
terjadi. Rasa panik dapat menyebabkan seseorang menjadi gelisah.
Dengan adanya rasa panik otomatis timbulnya perasaan tidak tenang dan
mengakibatkan seseorang menjadi gelisah.
Kesulitan ekonomi. Kesulitan ekonomi merupakan kesulitan yang dialami ketika
seseorang merasakan kondisi sulit dalam kehidupan ekonomi. Seperti hal nya tidak
mempunyai uang atau kelangkaan dalam suatu barang pemuas kebutuhan. Dengan
adanya kesulitan ekonomi, ada beberapa orang yang merasa terdesak dan gelisah
untuk berfikir bagaimana caranya agar bisa menyelesaikan kesulitan ekonomi
tersebut.
Persiapan yang tidak matang. Segala sesuatu kegiatan yang dilakukan, harus
dengan persiapan yang matang. Apabila kita akan melakukan sesuatu tetapi belum
ada persiapan yang matang, maka dapat terjadi kegelisahan. Contoh nya seperti
dalam menghadapi ujian, tetapi belum ada persiapan yang matang dalam menjalani
ujian tersebut, maka kemungkinan perasaan gelisah akan timbul.
Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah dilakukan )
Gelisah terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan spiritual)
Takut akan kehilangan milik ( harta dan jabatan )
Takut menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai )

38
GLOSARIUM
Gelisah; perasaan tidak tentram
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/gelisah

Sub Topik 3 Kebutuhan Manusia

Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau


kebutuhan manusia itu ialah :
a) kelangsungan hidup (survival)
b) keamanan ( safety)
c) hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (beloving and love)
d) diakui lingkungan (status)
e) perwujudan cita-cita (self actualization)
Kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan dan
papan(tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir.
Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis; ia telah mengharapkan diberi makan/
minum. Kebutuhan akan makan/minum ini terus berkembang sesuai dengan
perkembangan hidup manusia. Sandang, semula hanya berupa perlindungan/keamanan,
untuk melindungi dirinya dari cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya,
sandang tidak hanya sebagai perlindungan kemanan, tetapi lebih cendenmg kepada
kebutuhan lain. Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah. Rumah
kebutuhan primer manusia, karena rumah itu sebagai tempat berlindung, dari panas,
gelap, dan sebagainya.
Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan itu, maka manusia
sejak kecil telah mulai belajar. Dengan pengetahuan yang tinggi harapan
memperolleh pangan, sandang, dan papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap
manusia perlu kerja keras dengan harapan apa yang diinginkan : pangan, sandang dan
papan yang layak terpenuhi.
Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan.Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan
keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah
agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah
bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan

39
perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman.
Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh kemanan moril bagi
pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan
memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka
tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban.Karenaitu tidakjarang anak-anak remaja
mengatakan kepada ayah atau ibu. Ibu ini kok menganggap Reny masih keeil saja, semua
diatur! ltu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan
kewajibannya.
Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah
saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai.Pada saat seperti ini remaja
banyak mengkhayal. Ia telah sadar akankeberadaannya.Pada usia itu, biasanya terjadi
konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai
menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
Status
Setiap manusia membutuhkanstatus. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup.
Dalam lagu untuk apa ada lirik yang berbunyi aku ini anak siapa, mengapa aku ini
dilahirkan, Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia
yang lahir di bwni ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status
dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting,
karena dengan status orang tahu siapa dia Harga diri orang antara lain melekat pada
status orang.itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik
dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan
cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat jangan memberi makan/pertolongan
kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk
memperoleh status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi,
ingin mengingkatkan harga diri, dan sebagainya
Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau
kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau
kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.

40
GLOSARIUM
Kepangakatan; urusan atau perihal pangkat (tingkatan, derajat, dan sebagainya)

DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/pangkat-2
Ilmu Budaya Dasar . Dipetik November 10, 2017, dari Manusia dengan Kegelisahan dan
Harapan: https://dwikyagretta.wordpress.com/2013/06/21/ilmu-budaya-dasar-ibd-manusia-
kegelisahan-dan-harapan/

41
BAGIAN 7
MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

Topik : Manusia sebagai individu dan makhluk sosial


Tujuan Instruksional : Mahasiswa Mampu memahami tentang manusia sebagai
individu dan makhluk sosial
Indikator : Pemahaman materi dan penjelasan dari pertanyaan yang
Diberikan
Uraian Materi : Pada pertemuan bagian ke lima ini menjelaskan tentang
manusia sebagai individu dan makhluk sosial

SUB TOPIK 1

a. Manusia Sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya
tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari
kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik
dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi
maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan
rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.

Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang
sama persis. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan
tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor
genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan,
dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat
yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya.
Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi

42
sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan
kelompok sosial yang lebih besar.

Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap
orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan
genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku


individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan
psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada
tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari
lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.

SUB TOPIK 2

a. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga


merupakan makhluk sosial. Adapun yang dimaksud dengan Istilah sosial adalah Sosial
berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial
memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan
kepentingan bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini yang dimaksud manusia
sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang hidup bermasyarakat, dan pada dasarnya
setiap hidup individu tidak dapat lepas dari manusia lain. Dalam hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya.

Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya
dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat
dalam kehidupannya.Seperti kita ketahui bahwa sejak bayi lahir sampa iusia tertentu
manusia adalah mahkluk yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang orang disekitar iatidak
dapat berbuat apa-apa dan untuk segala kebutuhan hidup bayi sangat tergantung pada luar
dirinya sepert iorang tuanya khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga merupakan segitiga
abadi yang menjadi kelompok sosial pertama dikenalnya. Pada perjalanan hidup yang
selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat meletakan
dasakepribadian dan proses pendewasaan yang didalamnya selalu terjadi sosialisi untuk

43
menjadi manusia yang mengetahui pengetahuan dasar, nilai-nilai, normasosial dan etika-
etika pergaulan.

Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya terdapat dorongan
untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan untuk
mencari berteman dengan orang lain yang sering di dasari atas kesamaan ciri atau
kepentingan masing-masing. Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau
tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak
mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa
menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh
potensi kemanusiaannya. Makhluk sosial adalah makluk yang terdapat dalam beragam
aktivitas dan lingkungan sosial.

SUB TOPIK 3

a. Peran Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

Setelah melihat penjabaran tentang manusia di atas, sekarang mari kitamelihat


bagaimana dengan penerapannya di kehidupan sehari-hari.Sebagaimana pengertian
manusia sebagai makhluk individu yang memilikiunsur-unsur yang antara lain: jasmani,
rohani, fisik, psikis, raga dan jiwa.Merupakan unsur yang ada dalam diri individu yang
tidak terbagi danmerupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, jadi untuk perannya
dalamkehidupan sehari-hari unsur- unsur ini tentunya penting untuk selalu dijagasebagai
sebuah kesatuan utuh.
Jika berhasil memanfaatkan unsur-unsur tersebut dengan sebaik-baiknya tentunya
manusia itu bisa hidup sebagaiseorang individu yang sempurna.Sebagai seorang individu
juga manusia dibekali dengan faktor-faktor pendukung antara lain: faktor genotif yang
merupakan faktor bawaan sejakindividu tersebut lahir (keturunan) dan faktor fenotif yang
merupakan faktor karena pengaruh lingkungan di mana individu tersebut tinggal. Akibat
darikedua faktor ini tumbuhlah sebuah kepribadian / karateristik seorang individuyang
membedakan dia dari individu yang lainnya. Dalam hal ini perannyasudah nampak jelas,
dengan ini seorang individu itu bisa dikenal dan dihargaisebagai dirinya sendiri.
Kepribadian juga menjadi acuan penempatannya /posisinya di masyarakat.Dan jika
melihat peran manusia sebagai makhluk sosial, tentunya tidakterlepas dari sifat alami
manusia yang tak mungkin hidup tanpa berinteraksidengan manusia lain. Peran dalam hal
dapat terlihat dengan bersosialisasimanusia jadi bisa memenuhi kebituhan pokoknya untuk

44
tetap berinteraksidengan manusia lain.Manusia sebagai looking glass self, sebagai manusia
yang selalu dipengaruhi oleh manusia lain. Dari sini kita lihat peran manusia sebagai
makhluksosial adalah sebagai cermin bagi orang lain, alias jadi bahan acuan orang
lainuntuk menilai tentang dirinya sendiri. Penting untuk tidak membuat orang lainterlalu
kecewa dengan dirinya sendiri karena kita.Juga dari hubungan sosial ini bisa menjadikan
sebuah masyarakat yangtertib dan teratur karena hubungan manusia satu dengan manusia
lainnyatentunya sebelumnya mereka mereka menyetujui sebuah norma dan peraturanyang
akan mereka patuhi bersama.Dan terakhir dari peran manusia terhadap sifat manusia
sebagaimakhluk sosial, dengan adanya sosialisasi dengan manusia lain
dapatmenumbuhkan potensi diri menjadi lebih baik.

b. Dilema antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Sosial


Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu terdiri dari dua
kepentingan, yaitu ke pentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok
atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasukke pentingan rakyat . Dalam diri
manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan.
Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat
satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu
yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang
dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi.
Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa
membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan
dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang
oleh suatu kelompok masyarakat. Adapun Ariska mengemukakan dua pandangan yaitu
pandangan individualisme dan pandangan sosialisme. Untuk mengetahui lebih lanjut,
berikut kami sajikan uraian berikut.

1) Pandangan Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah
makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi
yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme
berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral
individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham

45
individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi
individualisme liberal.
Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme)
pada abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas
Hobben, John Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan
ideologi liberalisme adalah sebagai berikut:
1) Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya berada
pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial, Mementingkan diri sendiri
atau kepentingan individu yang bersangkutan.
2) Pemberian kebebasan penuh pada individu. Persaingan bebas untuk mencapai
kepentingannya masing-masing.Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri
bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham
liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum.
Jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam
rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup
bersama.
2) Pandangan Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi
Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang
diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan
sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena
keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil,
selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat
produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan
terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan
kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak
individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam
sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah
dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan.
Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam
memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776,
orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas
merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang luhur.
46
Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat
menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut paham ini
manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk
kepentingan negara.
Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme
liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi,
imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan
politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang
ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi
kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani
manusia belum tentu terjamin.
Negara indonesia yang berfilsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki
sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut filsafat pancasila, manusia adalah
makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang secara hakikat bahwa kedudukan
manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Bangsa indonesia memiliki
prinsip penempatan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Demi
kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara.

GLOSARIUM
individu: artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan.
kepribadian: adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara
potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan
rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi
mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan.
Sosial: memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan
kepentingan bersama atau masyarakat.
Individualisme: memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap
terlepas dari manusia yang lain.
Sosialisme: adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras,
bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/132035680/Peran-Manusia-Sebagai-Makhluk-Individu-dan-
Sosial

47
BAGIAN 8
MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Topik : Manusia dan Lingkungan


Tujuan Instruksional : Mahasiswa Mampu memahami tentang manusia dan
lingkungan
Indikator : Pemahaman materi dan penjelasan dari pertanyaan yang
diberikan
Uraian Materi : Pada pertemuan bagian ke lima ini menjelaskan tentang
manusia dan lingkungan
Sub Topik

Sub Topik 1 Pengertian Manusia Dan Lingkungan

1. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan dan mati dan seterusnya. Serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik itu positif maupun negative.
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada
mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia
berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah berusaha pula mengubah
lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban
istilah Toynbee- sebagai akibat dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar
lingkungan mendukung kehidupannya. Misalnya, manusia menciptakan jembatan agar bisa
melewati sungai yang membatasinya.

2. Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah media dimana makhluk hidup tinggal, mencari kehidupannnya dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang terkait secara timbal balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peran
yang lebih kompleks dan riil (Setiadi, 2006). Sedangkan lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, terutama makhluk hidup, termasuk didalamnya
manusia dan perilakunya. Menurut pasal 1 UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dinyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
48
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.
Lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan dari ekosistem atau sistem ekologi. Ekosistem
adalah satuan kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup (dari berbagai
jenis) dengan berbagai benda mati yang membentuk suatu sistem. Lingkungan hidup pada
dasarnya adalah suatu sistem kehidupan yang terdapat campur tangan manusia terhadap
tatanan ekosistem. Dengan demikian, manusia adalah bagian dari ekosistem.

GLOSARIUM
Tatanan; aturan; tata tertib; sistem.

DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/tatanan

Sub Topik 2 Korelasi Antara Manusia Dan Lingkungan

Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan Manusia


Lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup
sejahtera. Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang hidup. Dengan demikian,
lingkungan mampu memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia.
Pada masa sekarang, manusia tetap menginginkan lingkungan sebagai tempat
maupun sumber kehidupannya yang dapat mendukung kesejahteraan hidup. Melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi, manusia mengusahakan lingkungan yang sebelumnya tidak
memiliki daya dukung serta lingkungan yang tidak dapat untuk hidup (unhabitable)
menjadi lingkungan yang memiliki daya dukung yang baik dan bersifat habitable. Contoh :
manusia membangun bendungan, dam, atau waduk guna menampung air. Air tersebut
digunakan untuk cadangan jika terjadi kemarau panjang, air bendungan digunakan untuk
mengairi sawah-sawah waega. Air juga digunakan sebagai penggerak untuk pembangkit
listrik. Daerah-daerah yang sebelumnya gersang, seperti daerah gurun di Arab sekarang ini
sudah bisa ditanami pepohonan. Manusia membuat saluran khusus untuk menyalurkan air
sungai ke wilayah tersebut. Bahkan, dalam waktu tertentu dibuat hujan buatan.
Dewasa ini, manusia dengan kemampuan ilmu pengetahuan yang maju dan
teknologi modern dapat mengatasi keterbatasan lingkungan, terutama yang bersifat fisik
atau lingkungan alam. Daerah-daerah yang pada masa lalu dianggap tidak mungkin dapat
digunakan sebagai tempat hidup, sekarang ini dimungkinkan. Daerah itu sekarang mampu
memberi kesejahteraan bagi hidup manusia berkat penerapan ilmu pengetahuan dan
49
teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan kualitas hidup manusia
melalui penciptaan lingkungan hidup yang mendukungnya.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan
hidup. Pengelolaan lingkungan memiliki tujuan sebagai berikut:
Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
membangun manusia seutuhnya
Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
Mewujudkan manusia sebagai Pembina lingkungan hidup.
Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan yang akan dating.
Melindungi Negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah Negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia adalah bagaimana manusia
melakukan berbagai upaya agar kualitas manusia meningkat sementara kualitas lingkungan
juga semakin baik. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan memberikan manfaat
bagi manusia, yaitu meningkatkan kesejahteraan.

GLOSARIUM
Habitable; kebiasaan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.babla.co.id/bahasa-inggris-bahasa-indonesia/habitable
Aiulfahfaridabio2b09541107.2011.Manusia dan Lingkungan ISBD.http://
makalah ISBD/ilmu sosial budaya dasar.htm.Diakses tanggal 14 Desember 2013
.Drs.Sujarwo.2011. Ilmu Sosial & Budaya Dasar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Moh. Soerjani, dkk. 1987. Lingkungan : Sumber Daya Alam dan Kependudukan
dalam Pembangunan. Jakarta : UI Press.
Setiadi, M.Si. dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
Siutompul.1993.Manusia dan Budaya.Jakarta: Gunung Mulia
UU.No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
makalah_ISBD_manusia_dan_lingkungannya_by_Nur_Hanifah_Widiastuti_Leave
_a_comment

50
BAGIAN 9
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Topik : Manusia sebagai makhluk budaya


Tujuan Instruksional : Mahasiswa Mampu memahami tentang manusia sebagai
makhluk budaya
Indikator : Pemahaman materi dan penjelasan dari pertanyaan yang
diberikan
Uraian Materi : Pada pertemuan bagian ke lima ini menjelaskan tentang
manusia sebagai makhluk budaya

SUB TOPIK 1
A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Manusia meruakan salah satu makhluk ciptaan tuhan yang ada dimuka bumi. Artinya
manusia bukan satu-satunya makhluk ciptaan tuhan. Makhluk tuhan di dunia (bumi)
terbagi menjadi empat macam dan memiliki sifat yang berbeda-beda, yaitu :
1. Alam: memiliki sifat wujud

2. Tumbuhan: Memiliki sifat wujud dan hidup

3. Binatang: memiliki sifat wujud, hidup, dan dibekali nafsu

4. Manusia: manusia memiliki sifat wujud, hidup, dibekali nafsu, serta akal budi.

Akal budi merupakan pemberian tuhan dan sekaligus potensi diri manusia yang tidak
dimiliki oleh makhluk lain. Akal merupakan kemampuan berfikir manusia sebagai kodrat
alami yang dimiliki untuk memecahkan masalah-masalah hidup yang dihadapi. Manusai
berfikir menggunakan otaknya. Dengan daya kerja otaknya ia dapat membantu tubuhnya
dan mempermudah memenuhi kebutuhan hidupnya. Apa saja kebutuhan hidup manusia ?
secara umum, kebutuhan manusia dalalm kehidupan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Kebutuhan yang bersifat kebendaan (saran dan prasarana) atau badani, ragawi,
atau jasmani/biologis. contohnya adalah makanan, minum, bernafas, istirahat
dan seterusnya.

2. Kebutuhan yang bersifat rohani, mental atau psikologis. Contohnya adalah:


Kasih sayang, pujian, perasaan aman, kebebasan dan sebagainya.

51
Manusia menggunakan akal budi ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup,
tetapi juga untuk mempertahankan dan meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang
tinggi bila dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Lebih lanjut, dengan akal budi pula, manusia mampu menciptakan kebudayaan. Oleh
sebab itu, kebudayaan dapat dikatakan sebagai hasil akal budi manusial dalam
interaksinya, baik interaksi dengan alam maupun interaksi dengan manusia lainnya.
Sebagai makhluk pencipta kebudayaan, maka manusia disebut sebagai makhluk yang
berbudaya. Tidak sampai disitu saja, manusia dengan kemampuan akal budinya dapat pula
mempengaruhi dan mengembangkan kebudayaan untuk kepentingan hidup.
Dalam kajian sosiologi, manusia daan kebudayaan dianggap sebagai "dwitunggal",
artinya walaupun kedduanya berbeda tetapi merupakan suatu kesatuan. manusia
menciptakan kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta, maka kebudayaan itu
tercipta, maka kebudayaan itulah yang kemudian mengatur hidup manusia agar sesuai
dengannya sehingga manusia tersebut dapat dikatakan makhluk yang berbudaya. Manusia
tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan karena kebudayaan merupakan perwujudan dari
manusia itu sendiri. Apa yang terkandung dalam kebudayaan tidak akan jauh menyimpang
dari kemauan manusia yang membuatnya.
Pada hakikatnya, kebudayaan mempunyai dua segi/bagian yang tidak dapat dilepaskan
hubungannya satu sama lain, yaitu (soek ono, 1973:9):
1. Segi kebendaan, yaitu meliputi segala benda buatan manusia sebagai
perwujudan dari akalnya, serta bisa diraba.

2. Segi kerohaniana,terdiri atas akal pikiran dan kumpulan perasaan yang tersusun
secara teratur. keduanya tidak bisa diraba.

Manusia yang disebut sebgai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang
senantiasa mendayagunakan akal budinyauntuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar, dan adil yang
terkandung dalam kebudayaan. Oleh karena itu hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran, dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar
manusia berbudaya.
Manusia yang berbudaya akan berfikir tentang bagaimana caranya menggunakan benda
hewan atau binatang untuk lebih memudahkan kerja manusia dan menambah hasil
usahanya dalamkaitannya untuk pemenuhan kepentingan dan kebutuhan hidup sehari-hari.
Contohnya: untuk membajak sawah, manusia bisa menggunakan tenaga hewan (kerbau),
untuk bepergian jauh manusia bisa menggunakan tenaga kuda, dan lain sebagainya.
52
Manusia yang berbudaya juga mampu beradaptasi dengan budaya yang dianut oleh
manusia pendukung budaya lain yang sama sekali berbeda dengan budayanya.

SUB TOPIK 2
A. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Manusia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Begitupun sebaliknya. Manusia


yang membuat kebudayaan. Dan hampir setiap tingkah laku manusia itu adalah
kebudayaan. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal.
Maksudnya adalah walaupun keduanya berbeda, tetapi keduanya merupakan suatu
kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka
kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Kebudayaan yang digunakan
manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life,
yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Lalu hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan
manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap
kebudayaan yaitu:
a. Sebagai penganut kebudayaan,
b. Sebagai pembawa kebudayaan,
c. Sebagai manipulator kebudayaan,
d. Sebagai pencipta kebudayaan

Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara
dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialegtis,
maksudnya adalah saling terkait satu dengan yang lainnya. Proses dialegtis ini tercipta
melalui tiga tahap, yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan
membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali oleh manusia.
Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia
dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh
masyarakat.

53
GLOSARIUM
Akal budi : merupakan pemberian tuhan dan sekaligus potensi diri manusia yang tidak
dimiliki oleh makhluk lain.
Akal : merupakan kemampuan berfikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki untuk
memecahkan masalah-masalah hidup yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA
https://koreansuju.wordpress.com/tugas-gundar/softskill/manusia-dan-kebudayaan/
http://teraiania.wordpress.com/2011/02/23/tugas-ibd-manusia-dan-kebudayaan/
http://jauharieffendy.multiply.com/journal/item/35
http://mohamadramadhona.ngeblogs.com/kaitan-manusia-dan-kebudayaan/

54
BAGIAN 10
MANUSIA DAN PERUBAHAN BUDAYA

Topik : Manusia dan perubahan budaya


Tujuan Instruksional : Mahasiswa Mampu memahami tentang manusia dan
perubahan budaya
Indikator : Pemahaman materi dan penjelasan dari pertanyaan yang
diberikan
Uraian Materi : Pada pertemuan bagian ke lima ini menjelaskan tentang
manusia dan perubahan budaya

Sub Topik

Sub Topik 1 Perubahan Kebudayaan Dan Kaitannya Dengan Manusia

Hubungan Manusia dengan Perubahan Kebudayaan


Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya
bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur
hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu
keSatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan
peraturan-peraturankemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia,
setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan
yang dibuatnya sendiri itu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa
yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia
yang membuatnya.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara
dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis,
maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap
yaitu :

55
1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan
membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan
manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk
perilaku manusia
2. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat
hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan
menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal :
xv)Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai
hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat
lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa
terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar
enganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

GLOSARIUM
Dialektis; komunikasi dua arah
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Dialektik

Sub Topik 2 Faktor-Faktor Terjadinya Perubahan Kebudayaan

Terjadinya perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :


a. Sebab sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri,
misalnya perubahan jumlah,komposisi penduduk dan difusi
kebudayaan, penemuan -penemuan baru khususnya teknologi dan inovasi.
b. Sebab sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka
hidup.Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur
jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah
lebih cepat.
Berikut ini adalah sebab sebab perubahan budaya dari lingkungan alam dan
fisik
1. Unsur unsur kebudayaan yang mudah diterima.
56
a. Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah
dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat
yang menerimanya.
b. Unsur yang terbukti membawa manfaat besar.
c. Unsur unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat
yang menerima unsur unsur tersebut.
2. Unsur unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat.
b. Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan.
c. Unsur unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.

a) Generasi tua sukar menerima unsur baru karena norma norma tradisional yang sudah
mendarah daging dan menjiwai sehingga sukar sekali mengubah norma norma yang
sudah sedemikian meresapnya dalam jiwa generasi tua tersebut. Sebaliknya generasi
muda lebih mudah menerima unsur baru karena belum menetapnya unsur unsur atau
norma norma tradisional dalam jiwa generasi muda.

b) Adanya kelompok kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yangterjadi. Karena perubahan itu
dianggap sebagai keadaan krisis yang membahayakan keutuhan masyarakat.

GLOSARIUM
Mendarah daging; Kiasan meresap benar ke dalam hati sanubari; sudah menjadi kebiasaan
DAFTAR PUSTAKA
http://kbbi.kata.web.id/mendarah-daging/

SUB TOPIK 3 PERUBAHAN KEBUDAYAAN MASA LALU, MASA KINI, MASA


SEKARANG

GLOSARIUM

DAFTAR PUSTAKA
1. Sihotang, Amri P,.(2008). Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD). Semarang:
Penerbit Semarang University.
2. Hertati, dkk. (2010). Materi Pokok Ilmu Sosial Dan Buadaya Dasar.
Penerbit Universitas Terbuka.
57
3. Koentjaraningrat. (1992). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

58
BAGIAN 11
MANUSIA, NILAI MORAL, DAN HUKUM

Topik : Manusia, nilai moral, dan hukum


Tujuan Instruksional : Mahasiswa Mampu memahami tentang manusia, nilai
moral, dan hukum
Indikator : Pemahaman materi dan penjelasan dari pertanyaan yang
diberikan
Uraian Materi : Pada pertemuan bagian ke lima ini menjelaskan tentang
manusia, nilai moral, dan hukum

SUB TOPIK 1
A. PENGERTIAN MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM

1. Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens


(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep
atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau
seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan
suatu oganisme hidup (living organism).
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan
vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun
kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan
kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu
berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa
setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of
discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan
sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada
individu lain. Ia belajar berjalan,belajar makan,belajar berpakaian,belajar

59
membaca,belajar membuat sesuatu dan sebagainya,memerlukan bantuan orang lain
yang lebih dewasa.
Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia
menyatakan bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam
kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan
biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan.
Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya system perlindungan
dalam rumah,pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian
gangguan/kelompok lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia
berkelompok. Untuk menghasilkan keamanan dan kenyamanan hidup berkelompok
ini, diciptakan aturan-aturan dan kontrol-kontrol social tentang apa yang boleh dan
yang tidak boleh dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Selain itu ditentukan
pula siapa yang berhak mengatur kehidupan kelompok untuk tercapainya tujuan
bersama.
2. Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan


berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia. Sifat-sifat nilai adalah Sebagai berikut.
a. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ad dalam kehidupan manusia. Nilai yang
bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek
yang bernilai itu. Misalnya orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran
adalah nilai, tetapi kita tidak bias menindra kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita
dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai
diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam
bertindak. Misalnya nilai keadilan. Semua orang berharap manusia dan
mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
c. Niliai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai.
Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.
Misalnya nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang
terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.

Menurut Cheng(1995): Nilai merupakan sesuatu yang potensial,dalam arti


terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif ,sehingga berfungsi untuk

60
menyempurnakan manusia ,sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat
yang seharusnya dimiliki (dalam Lasyo,1999,hlm.1).
Menurut Lasyo(1999,hlm.9)sebagai berikut: Nilai bagi manusia merupakan
landasan atau motivasidalam segala tingkah laku atau perbuatannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa nilai yaitu sesuatu yang menjadi etika atau estetika yang
menjadi pedoman dalam berperilaku.
Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua
konteks,pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif,apabila
dia memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya,bahkan
memandang nilai telah ada sebelum adanya manusia sebagai penilai.Baikdan
buruk,benar dan salah bukan hadir karena hasil persepsi dan penafsiran
manusia,tetapi ada sebagai sesuatu yang ada dan menuntun manusia dalam
kehidupannya.Pandangan kedua memandang nilai itu subjektif,artinya nilai
sangat tergantung pada subjek yang menilainya.Jadi nilai memang tidak akan
ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya penilai.Oleh karena itu nilai melekat
dengan subjek penilai.
3. Pengertian Moral

Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti


adat kebiasaan.Kata mores ini mempunyai sinonim mos,moris,manner mores atau
manners, morals. Dalam bahasa Indonesia,kata moral berarti akhlak (bahasa
Arab)atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati
nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.Kata moral ini
dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang menjadi etika. Secara etimologis
,etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima masyarakat umum tentang
sikap,perbuatan,kewajiban,dan sebagainya.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang
mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu
sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral
jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam
kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari
kebudayaan masyarakat setempat.

61
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi
dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa
yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik,
begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Jadi moral
adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan
manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang
mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.
4. Pengertian Hukum

Disamping adat istiadat tadi ,ada kaidah yang mengatur kehidupan manusia
yaitu hukum, yang biasanya dibuat dengan sengaja danmempunyai sanksi
yang jelas.Hukum dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat
agar terjadi keserasian diantara wrga masyarakat dan system social yang dibangun
oleh suatu masyarakat.Pada masyarakat modern hukum dibuat oleh lembaga
lembaga yang diberikan wewenang oleh rakyat.
Keseluruhan kaidah dalam masyarakat pada intinya adalah mengatur
masyarakat agar mengikuti pola perilaku yang disepakati oleh system social dan
budaya yang berlaku pada masyarakat tersebut. Pola-pola perilaku merupakan cara-
cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh
semua anggota masyarakat tersebut.Setiap tindakan manusia dalam masyarakat
selalu mengikuti pola-pola perilaku masyarakat tadi.Pola perilaku berbeda dengan
kebiasaan. Kebiasaan merupakan cara bertindak seseorang yang kemudian diakui
dan mungkin diikuti oleh orang lain. Pola perilaku dan norma-norma yang
dilakukan dan dilaksanakan pada khususnya apabila seseorang berhubungan
dengan orang lain, dinamakan social organization.

SUB TOPIK 2
A. HAKIKAT, FUNGSI PERWUJUDAN NILAI, MORAL, DAN HUKUM

Terdapat beberapa bidang filsafat yang ada hubungannya dengan cara manusia
mencari hakikat sesuatu, satu di antaranya adalah aksiologi (filsafat nilai) yang
mempunyai dua kajian utama yakni estetika dan etika. Keduanya berbeda karena
estetika berhubungan dengan keindahan sedangkan etika berhubungan dengan baik dan
salah, namun karena manusia selalu berhubungan dengan masalah keindahan, baik, dan
buruk bahkan dengan persoalan-persoalan layak atau tidaknya sesuatu, maka
62
pembahasan etika dan estetika jauh melangkah ke depan meningkatkan kemampuannya
untuk mengkaji persoalan nilai dan moral tersebut sebagaimana mestinya.

Menurut Bartens ada tiga jenis makna etika, yaitu:


1. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral (kode etik).
3. Etika mempunyai arti ilmu tentang yang baik dan yang buruk (filsafat
moral).
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam
suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang
seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut
dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan
dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat
memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial
yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia
dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.

Nilai Moral di Antara Pandangan Objektif dan Subjektif Manusia


Nilai erat hubungannya dengan manusia, dalam hal etika maupun estetika.
Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua konteks,
pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif, apabila dia
memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya. Kedua, memandang
nilai sebagai sesuatu yang subjektif, artinya nilai sangat tergantung pada subjek
yang menilainya. Dua kategori nilai itu subjektif atau objektif: Pertama, apakah
objek itu memiliki nilai karena kita mendambakannya, atau kita mendambakannya
karena objek itu memiliki nilai Kedua, apakah hasrat, kenikmatan, perhatian yang
memberikan nilai pada objek, atau kita mengalami preferensi karena kenyataan
bahwa objek tersebut memiliki nilai mendahului dan asing bagi reaksi psikologis
badan organis kita (Frondizi, 2001, hlm. 19-24).
Nilai di Antara Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder
Kualitas primer yaitu kualitas dasar yang tanpanya objek tidak dapat
menjadi ada, sama seperi kebutuhan primer yang harus ada sebagai syarat hidup
manusia, sedangkan kualitas sekunder merupakan kualitas yang dapat ditangkap
oleh pancaindera seperti warna, rasa, bau, dan sebagainya, jadi kualitas sekunder
seperti halnya kualitas sampingan yang memberikan nilai lebih terhadap sesuatu
63
yang dijadikan objek penilaian kualitasnya. Perbedaan antara kedua kualitas ini
adalah pada keniscayaannya, kualitas primer harus ada dan tidak bisa ditawar lagi,
sedangkan kualitas sekunder bagian eksistesi objek tetapi kehadirannya tergantung
subjek penilai. Nilai bukan kualitas primer maupun sekunder sebab nilai tidak
menambah atau memberi eksistensi objek. Nilai bukan sebuah keniscayaan bagi
esensi objek. Nilai bukan benda atau unsur benda, melainkan sifat, kualitas, yang
dimiliki objek tertentu yang dikatakan baik. Nilai milik semua objek, nilai
tidaklah independen yakni tidak memiliki kesubstantifan.
Metode Menemukan dan Hierarki Nilai dalam Pendidikan
Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan
sesuatu dengan sesuatu yang lain, yang selanjutnya diambil sebuah keputusan, nilai
memiliki polaritas dan hierarki, yaitu:
1. Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai
(polaritas) seperti baik dan buruk, keindahan dan kejelekan.
2. Nilai tersusun secara hierarkis, yaitu hierarki urutan pentingnya.
Ada beberapa klasifikasi nilai yaitu klasifikasi nilai yang didasarkan atas
pengakuan, objek yang dipermasalahkan, keuntungan yang diperoleh, tujuan yang
akan dicapai, hubungan antara pengembangan nilai dengan keuntungan, dan
hubungan yang dihasilkan nilai itu sendiri dengan hal lain yang lebih baik.
Sedangkan Max Scheller berpendapat bahwa hierarki terdiri dari, nilai kenikmatan,
kehidupan, kejiwaan, dan nilai kerohanian. Dan masih banyak lagi klasifikasi
lainnya dari para pakar, namun adapula pembagian hierarki di Indonesia
(khususnya pada masa dekade Penataran P4), yakni, nilai dasar, nilai instrumental,
dan yang terakhir nilai praksis.

Makna Nilai bagi Manusia


Nilai itu penting bagi manusia, apakah nilai itu dipandang dapat mendorong
manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik manusia
karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga nilai lebih
dipandang sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini
oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan.
Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral
Persoalan merosotnya intensitas interaksi dalam keluarga, serta terputusnya
komunikasi yang harmonis antara orang tua dengan anak, mengakibatkan
merosotnya fungsi keluarga dalam pembinaan nilai moral anak. Keluarga bisa jadi
64
tidak lagi menjadi tempat untuk memperjelas nilai yang harus dipegang bahkan
sebaliknya menambah kebingungan nilai bagi si anak.
Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral
Setiap orang yang menjadi teman anak akan menampilkan kebiasaan yang
dimilikinya, pengaruh pertemanan ini akan berdampak positif jika isu dan
kebiasaan teman itu positif juga, sebaliknya akan berpengaruh negatif jika sikap
dan tabiat yang ditampikan memang buruk, jadi diperlukan pula pendampingan
orang tua dalam tindakan anak-anaknya, terutama bagi para orang tua yang
memiliki anak yang masih di bawah umur.
Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu
Orang dewasa mempunyai pemikiran bahwa fungsi utama dalam menjalin
hubungan dengan anak-anak adalah memberi tahu sesuatu kepada mereka:
memberi tahu apa yang harus mereka lakukan, kapan waktu yang tepat untuk
melakukannya, di mana harus dilakukan, seberapa sering harus melakukan, dan
juga kapan harus mengakhirinya. Itulah sebabnya seorang figur otoritas (bisa juga
seorang public figure) sangat berpengaruh dalam perkembangan nilai moral.
Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Setiap orang berharap pentingnya memerhatikan perkembangan nilai anak-
anak. Oleh karena itu dalam media komunikasi mutakhir tentu akan
mengembangkan suatu pandangan hidup yang terfokus sehingga memberikan
stabilitas nilai pada anak. Namun ketika anak dipenuhi oleh kebingungan nilai,
maka institusi pendidikan perlu mengupayakan jalan keluar bagi peserta didiknya
dengan pendekatan klarifikasi nilai.
Pengaruh Otak atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Pendidikan tentang nilai moral yang menggunakan pendekatan berpikir dan
lebih berorientasi pada upaya-upaya untuk mengklarifikasi nilai moral sangat
dimungkinkan bila melihat eratnya hubungan antara berpikir dengan nilai itu
sendiri, meskipun diakui bahwa ada pendekatan lain dalam pendidikan nilai yang
memiliki orientasi yang berbeda.
Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Munculnya berbagai informasi, apalagi bila informasi itu sama kuatnya
maka akan mempengaruhi disonansi kognitif yang sama, misalnya saja pengaruh
tuntutan teman sebaya dengan tuntutan aturan keluarga dan aturan agama akan

65
menjadi konflik internal pada individu yang akhirnya akan menimbulkan
kebingungan nilai bagi individu tersebut.
Manusia Dan Hukum
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak
mungkin menggambarkan hidupnya manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka
manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa
dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya
kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan
saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas
lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya.
Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup
(the living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan
pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan
dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: Ubi societas
ibi jus (di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam
setiap pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat,
maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai semen perekat atas
berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai
semen perekat tersebut adalah hukum.
Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk
suatu struktur tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah
tatanan sosial (social order) yang bernama: masyarakat. Guna membangun dan
mempertahankan tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia
membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si
pengatur(kekuasaan).
Hubungan Hukum Dan Moral
Hukum tidak akan berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan kosong
tanpa moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma
moral dan perundang-undangan yang immoral harus diganti.
Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan moral
tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya mungkin ada hukum yang bertentangan
dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang berarti terdapat
ketidakcocokan antara hukum dengan moral.

66
SUB TOPIK 3
A. KEADILAN, KETERTIBAN, DAN KESEJAHTERAAN

1. Keadilan

Pengertian Keadilan adalah hal-hal yang berkenaan pada sikap dan


tindakan dalam hubungan antar manusia yang berisi sebuah tuntutan agar
sesamanya dapat memperlakukan sesuai hak dan kewajibannya. Dalam bahasa
inggris keadilan adalahjustice. Makna justice terbagi atas dua yaitu makna
justice secara atribut dan makna justice secara tindakan. Makna justice secara
atribut adalah suatu kuasalitas yang fair atau adil. Sedangkan makna justice
secara tindakan adalah tindakan menjalankan dan menentukan hak atau
hukuman.
Keadilan berasal dari istilah adil yang berasal dari bahasa Arab. Kata
adil berarti tengah, adapun pengertian adil adalah memberikan apa saja sesuai
dengan haknya. Keadilan berarti tidak berat sebelah, menempatkan sesuatu
ditengah-tengah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, tidak sewenang-
wenang. Keadilan juga memiliki pengertian lain yaitu suatu keadaan dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara memperoleh apa yang menjadi
haknya sehingga dapat melaksanakan kewajibannya.
Sedangkan Pengertian Keadilan Menurut Kamus Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak serta
tidak sewenang-wenang. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) kata
adil berasal dari kata adil, adil mempunyai arti yaitu kejujuran, kelurusan, dan
keikhlasan yang tidak berat sebelah.
Pengertian Keadilan Menurut Definisi Para Ahli - Pengertian keadilan
menurut Aristoteles yang mengatakan bahwa keadilan adalah tindakan yang
terletak diantara memberikan terlalu banyak dan sedikit yang dapat diartikan
memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan apa yang menjadi
haknya. Pengertian keadilan menurut Frans Magnis Suseno yang mengatakan
pendapatnya tentang pengertian keadilan adalah keadaan antarmanusia yang
diperlakukan dengan sama sesuai dengan hak dan kewajibannya masing-
masing.

67
Pengertian keadilan menurut Notonegoro yang berpendapat bahwa
keadilan adalah suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku. Pengertian keadilan menurut Thomas Hubbesyang
mengatakan bahwa pengertian keadilan adalah sesuatu perbuatan dikatakan adil
apabila telah didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati. Pengertian
keadilan menurut Plato yang menyatakan bahwa pengertian keadilan adalah
diluar kemampuan manusia biasa dimana keadilan hanya dapat ada di dalam
hukum dan perundang-undangan yang dibuat oleh para ahli yang khususnya
memikirkan hal itu.
Pengertian keadilan menurut W.J.S Poerwadarmintoyang mengatakan
bahwa pengertian keadilan adalah tidak berat sebelah, sepatutnya tidak
sewenang-wenang. Pengertian keadilan menurut definisi Imam Al-
Khasim adalah mengambil hak dari orang yang wajib memberikannya dan
memberikannya kepada orang yang berhak menerimanya.

2. Pengertian Ketertiban

Ketertiban asal kata tertib yang berarti teratur; menurut aturan;


rapi. Sedangkan ketertiban yaitu peraturan (dl masyarakat dsb); atau keadaan
serba teratur baik. Ketertiban adakalanya diartikan sebagai ketertiban,
Kesejahteraan, dan Keamanan, atau disamakan dengan ketertiban umum, atau
synonym dari istilah keadilan. Ketertiban umum Dalam bukunya Pengantar
Hukum Perdata Internasional Indonesia Prof.Dr S.Gautama mengibaratkan
lembaga ketertiban umum ini sebagai rem darurat yang kita ketemukan pada
setiap kereta api. Pemakainya harus secara hati-hati dan seirit mungkin karena
apabila kita terlampau lekas menarik rem darurat ini, maka kereta HPI tidak
dapat berjalan dengan baik.
Lebih lanjut S.Gautama mengatakan bahwa lembaga ketertiban umum
ini digunakan jika pemakaian dari hukum asing berarti suatu pelanggaran yang
sangat daripada sendi-sendi azasi hukum nasional hakim. Maka dalam hal-hal
pengecualian, hakim dapat menyampingkan hukum asing ini.
Manusia adalah makhluk social yang selau berinteraksi dan
membutuhkan bantuan dengan sesamanya. Dengan adanya hubungan sesame
seperti itulah perlu adanya keteraturan sehingga individu dapat berhubungan
secara harmoni dengan individu lain sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan
68
aturan yang disebut Hukum. Hukum diciptakan dengan tujuan yang berbeda-
beda, ada yang menyatakan bahwa tujuan hukum adalah keadilan, ada juga
yang menyatakan kegunaan, ada yang menyatakan kepastian hukum, dll.
Hukum yang ada kaitannya dengan masyarakat mempunyai tujuan
utama yaitu dapat direduksi untuk ketertiban (order). Menurut Mochtar
Kusumaatmadja Ketertibaban adalah tujuan pokok dan pertama dari segala
hukum, Kebutuhan terhadap ketertiban ini merupakan syarat
pokok(fundamental)bagi adanya suatu masyarakat manusia yang teratur,
ketertiban sebagai tujuan hukum, merupakan fakta objektif yang berlaku bagi
segala masyarakat manusia dalam segala bentuknyauntuk mencapai ketertiban
ini diperlukan adnaya kepastian dalam pergaulan antar manusia dalam
masyarakat.

SUB TOPIK 4
A. PROBLEMATIKA NILAI, MORAL DAN HUKUM DALAM
MASYARAKAT DAN NEGARA

Perilaku atau perbuatan manusia, baik secara pribadi maupun hidup bernegara
terikat pada norma moral dan norma hukum. Secara ideal, seharusnya manusia taat pada
norma moral dan norma hukum yang tumbuh dan tercipta dalam hidup sebagai upaya
mewujudkan kehidupan yang damai, aman, dan sejahtera. Namun dalam kenyataannya
terjadi berbagai pelanggaran, baik terhadap norma moral maupun norma hukum.
Pelanggaran norma moral merupakan suatu pelanggaran etik, sedangkan pelanggaran
terhadap norma hukum merupakan suatu pelanggaran hukum.
1. Pelanggaran Etik

Kebutuhan akan norma etik oleh manusia diwujudkan dengan membuat serangkaian
norma etik untuk suatu kegiatan atau profesi. Rangkaian norma moral yang terhimpun ini
biasa disebut kode etik. Kode etik merupakan bentuk aturan (code) tertulis secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada. Masyarakat profesi
secara berkelompok membentuk kode etik profesi. Contohnya : kode etik guru, kode etik
insinyur, kode etik wartawan, dan sebagainya.
Kode etik profesi berisi ketentuan-ketentuan normatif etik yang seharusnya dilakukan
oleh anggota profesi. Kode etik profesi dibutuhkan untuk menjaga martabat serta
kehormatan profesi, dan disisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk
69
penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian. Tanpa etika profesi, apa yang semula
dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi
sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan
nilai-nilai idealisme, dan ujungnya akan berakhir dengan tidak adanya lagi respek mupun
kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional tersebut.
Meskipun telah memiliki kode etik, masih terjadi pelanggaran terhadap profesinya
sendiri. Contohnya: seorang dokter melanggar kode etik kedokteran. Pelanggaran kode etik
tidak akan mendapat sanksi lahiriah atau yang bersifat memaksa. Pelanggaran etik
biasanya mendapatkan sanksi etikseperti menyesal, malu dan rasa bersalah. Bila seorang
profesi melanggar kode etik profesinya maka ia mendapatkan sanksi etik dari lembga
profesi seperti teguran, dicabut keanggotaannya, atau tidak diperbolehkan lagi menjalani
profesi tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan/mendorong seseorang melakukan pelanggaran etika
adalah sebagai berikut :
a. tidak berjalannya control dan pengawasan dari masyarakat.
b. Kurangnya iman dari individu tersebut.
c. rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik pada setiap bidang,
karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak prepesi sendiri
d. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari orang tersebut.
e. Tidak adanya kesadaran etis dan moralitas dari orang tersebut.
f. Kebutuhan individu.
g. Tidak ada pedoman hidup dari individu tersebut.
h. Perilaku dan kebiasaan individu yang buruk sehingga menjadi sebuah kebiasaan.
i. Lingkungan tidak etis mempengaruhi individu tersebut melakukan sebuah
pelanggaran.
j. Kurangnya sanksi yang keras atau tegas di Negara kita tentang pelanggaran Kode
Etik.

2) Pelanggaran Hukum

Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan atau perintah
dari luar untuk tunduk pada hukum yang berlaku. Dengan berjalannya kesadaran hukum
dimasyarakat maka hukum tidak perlu menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan
kepada warga yang benar-benar terbukti melanggar hukum.

70
Hukum berisi perintah dan larangan. Hukum memberitahukan kepada kita mana
perbuatan yang bertentangan dngan hukum yang bila dilakukan akan mendapat ancaman
berupa sanksi hukum. Terhadap perbuatan yang bertentangan dengan hukum tentu saja di
anggap melanggar hukum sehingga mendapat ancaman hukuman.
Poblema hukum yang yang berlaku dewasa ini adalah masih rendahnya kesadaran
hukum masyarakat. Akibatnya, banyak tarjadi pelanggaran hukum. Bahkan, pada hal-hal
kecil yang sesungguhnya tidak perlu terjadi. Misalnya, secara sengaja tidak membawa SIM
dengan alasan hanya untuk sementara waktu.
Pelanggaran hukum dalam arti sempit berarti pelanggaran terhadap perundang-
undangan negara, karena hukum oleh negara dimuatkan dalam peraturan perundang-
undangan. Kasus tidak membawa SIM berarti melanggar perturan, yaitu Undang-Undang
No. 14 Tahun 1992 tentang lalu lintas. Kasus-kasus pelanggaran hukum banyak terjadi
dimasyarakat kita mulai dari kasus kecil seperti pencurian dan perjudian sampai kasus
besar seperti korupsi dan aksi teror.
Pelanggaran hukum berbeda dengan pelanggaran etik. Sanksi atas pelanggaran hukum
adalah sanksi pidana dari negara yang bersifat lahiriah dan memaksa. Masyarakat secara
resmi (Negara) berhak memberi sanksi bagi warga negara yang melanggar hukum. Negara
tidak berwewenang menjatuhi hukuman pada pelaku pelanggaran etik, kecuali pelanggaran
itu sudah merupakan pelanggaran hukum.
Problema hukum yang lain adalah hukum dapat digunakan sebagai alat kekuasaan.
Dalam negara seharusnya hukumlah yang menjadi panglima. Semua institusi dan lembaga
negara tunduk pada hukum yang berlaku. Namun dapat terjadi dibuat justru untuk
melayani kekuasaan dalam negara. Dengan alih-alih telah berdasarkan hukum, tetapi
peraturan yang dibuat justru menyengsarakan rakyat, menciptakan ketidakadilan dan
menumbuhsuburkan KKN. Contohnya Keppres-Keppres yang telah dibuat pada masa lalu.
Oleh karena itu, dalam membuat hukum harus memenuhi kaidah hukum. Gustav Radburch
(ahli filsafat Jerman) menyampaikan adanya tiga kaidah (ide dasar) hukum yang harus
dipenuhi dalam membuat norma hukum. Ketiga kaidah itu adalah sebagai berikut:
a) Gerechtigheint (unsur keadilan),
b) Zeckmaessigkeit (unsur kemanfaatan), dan
c) Sicherheit (unsur kepastian).

Bila dicermati, ada beberapa hal yang menyebabkan lemahnya penegakan hukum
yaitu sebagai berikut :

71
a. kesadaran/pengetahuan hukum yang lemah.Kesadaran/pengetahuan hukum yang
lemah, dapat berefek pada pengambilan jalan pintas dalam menyelesaikan persoalan
masing-masing. masyarakat yang tidak mengerti akan hukum, berpotensi besar dalam
melakukan pelanggaran terhadap hukum. dalam hukum, dikenal dengan adanya fiksi
hukum artinya semua dianggap mengerti akan hukum. Seseorang tidak dapat
melepaskan diri dari kesalahan akan perbuatannya dengan alasan bahwa ia tidak
mengerti hukum atau suatu peraturan perundang-undangan. Jadi dalam hal ini sudah
sewajarnya bagi setiap individu untuk mengetahui hukum. Sedangkan bagi aparatur
hukum atau elemen lain yang concern pada supremasi hukum sudah seharusnya
memberikan kesadaran hukum bagi setiap individu.
b. Ketaatan terhadap hukum. Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang budaya egoisme
dari individu muncul. Ada saja orang yang melanggar hukum dengan bangga ia
menceritakan perbuatannya kepada orang lain. Misalnya pelanggaran terhadap lalu
lintas. Oleh pelakunya menganggap itu hal-hal yang biasa-biasa saja, bahkan dengan
bersikap bangga diri ia menceritakan kembali kepada orang lain perbuatan yang telah
dilakukannya. Hal semacam ini telah mereduksi nilai-nilai kebenaran, sehingga
menjadi suatu kebudayaan yang sebenarnya salah.
c. Perilaku aparatur hukum. Perilaku aparatur hukum baik dengan sengaja ataupun tidak
juga telah mempengaruhi dalam penegakan hukum. Misalnya aparat kepolisian yang
dalam menagani suatu kasus dugaan tindak pidana, tidak jarang dalam kenyataannya
juga langsung memvonis seseorang telah bersalah. Hal ini dapat dilihat dengan
perilaku aparat yang dengan ringan tangan terhadap tersangka yang melakukan
tindak pidana. Perilaku-perilaku semacam ini justru bukan mendidik seseorang untuk
menghormati akan hukum. Ia menghormati hukum hanya karena takut akan polisi.
d. Faktor aparatur hukum. Seseorang yang melakukan tindak pidana, namun ia selalu
bisa lolos dari jeratan pemidanaan, akan berpotensi bagi orang yang lain untuk
melakukan hal yang sama. Korupsi yang banyak dilakukan namun banyak pelaku yang
lepas dari jeratan hukum berpotensi untuk oleh orang lain melakukan hal yang sama.
Adanya mafia peradilan, telah mempengaruhi semakin bobroknya penegakan hukum
di negeri kita. Aparatur hukum yang sedianya diandalkan untuk menjunjung tinggi
supremasi hukum, justru melakukan pelanggaran hukum. Sebagai akibatnya
masyarakat pesimis terhadap penegakan hukum.
e. Adanya Transaksional dalam Penegakan Hukum, Dalam hal ini maksudnya adalah
adanya transaksi jual-beli hukum, hukum dianggap sesuatu yang tidak bernilai

72
sehingga mampu diperjual-belikan oleh pihak penguasa untuk mempermudah
keinginannya.
f. Degradasi Moral Penegak Hukum yang Buruk, salah satu penyebab buruknya
penegakan hukum di Indonesia ini dengan banyaknya pelanggaran hukum yang
terjadi, banyaknya tindakkan KKN, kasus peradilan yang tak kunjung selesai.
g. Ada Intervensi dari Penguasa, Maksudnya yaitu adanya keikutsertaan pihak ketiga
dalam hal ini adalah penguasa dalam suatu proses perkara hukum, dengan alasan
adanya kepentingannya yang terganggu.
h. Masyarakat Sudah Tahu Hukum tapi Tetap Melanggar,
i. Ketimpangan antarpasal, Ketimpangan antarpasal ini yang menyebakan tidak saling
mendukungnya pasal/peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya.

3) Problematika Pembinaan Nilai Moral

Beberapa pengaruh nilai dalam kehidupan sehari-hari :


1) Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral

Sering kali pada keluarga yang broken home atau pada keluarga yang kedua orang
tuanya bekerja berakibat pada penurunan intensitas hubungan antara anak dengan orang
tua. Dalam lingkungan yang kurang baik dan kadang menegangkan ini seorang anak sangat
sulit ntuk membangun nilai-nilainya secara jelas. Dengan kata lain problematika utama
bagi kehidupan otang tua yang bekerja terletak pada tingkat komunikasi dengan anak-
anaknya.
Persoalan merosotnya intensitas interaksi dalam keluarga serta terputusnya komunikasi
yang harmonis antara orang tua dengan anak, mengakibatkan merosotnya fungsi keluarga
dalam pembinaan nilai moral anak. Dalam posisi seperti inilah instituisi pendidikan perlu
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan klarifikasi nilai.
2) Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral

Sebagai makhluk sosial, anak pastinya mempunyai teman dan pergaulan dengan teman
akan menambah informasi yang akhirnya akan mempengaruhi perilakunya. Pengaruh
teman ini akan berdampak positif manakala isu dan kebiasaan teman itu positif pula.
Begitu juga sebaliknya akan berdampak negatif bila sikap dan kebiasaan temannya buruk.
Perbedaan sudut pandang antara keluarga dengan temannya menjadi masalah dilematis
bagi nilai anak-anak, anak dihadapkan pada keharusan untuk mematuhi aturan keluarga
dan resiko dikeluarkan dari pertemanan. Persoalan nilai mana yang akan menjadi
73
keyakinan individu (mahasiswa) tentu diperlukan adanya upaya pendidikan untuk
membimbing mereka keluar dari kebingungan nilai serta menemukan nilai hakiki yang
harus menjadi pegangannya.
3) Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu

Orang dewasa mempunyai pemikiran bahwa fungsi utama dalam menjalin hubungan
dengan anak-anak adalah memberitahu sesuatu tentang mereka, memberitahu apa yang
harus mereka lakukan, kapan waktu yang tepat untuk melakukannya, dimana harus
dilakukan, dll. Dengan kata lain, orang dewasa hanya menambahkan berbagai arahan nilai
atau norma yang sudah ada pada anak-anak, baik didapatnya dari sekolah, tokoh politik,
guru, buku bacaan, dll.
Dengan demikian orang dewasa tidak berupaya mengurangikebingungan nilai anak.
Sebaliknya, menambah jumlah pilihan yang menimbulkan tingginya tingkat kebingungan
dan ketidakjelasan nilai bagi anak. Dengan kondisi seperti inilah lembaga pendidikan perlu
mengupayakan agar peserta didik mampu menemukan nilai dirinya tanpa harus
bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di masyarakat.
4) Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Alat komunikasi yang potensial telah diperkenalkan ke dalam ritual kehidupan


keluarga. Dalam media komunikasi tentu akan mengembangkan suatu pandangan hidup
yang terfokus sehingga memberikan stabilitas nilai pada anak. Anak dihadapkan pada
berbagai kemungkinan, maka dia akan kehilangan gagasan dan akhirnya dia akan
kebingungan.
Media komunikasi tadi akan membiaakan pemahaman yang tengah tumbuh pada anak
seputar mana yang betul mana yang salah, mana yang benar dan mana yang palsu, mana
yang begus dan mana yang jelek, serta mana yang bermoral dan mana yang tidak bermoral.
Maka instituisi pendidikan perlu mengupayakan jalan keluar bagi peserta didiknya dengan
pendekatan klarifikasi nilai.

5) Pengaruh Otak atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Manusia melalui pemikiran rasionalnya akan menciptakan prinsip yang berlaku


universal. Atas dasar rasional inilah yang menyebabkanmanusia melakukan rasional
imperatif yaitu aturan yang menjadi pedoman hidupnya. Aturan (hukum) yang ditentukan
secara rasional inimemberikan bimbingan moral dan pengetahuan tentang benar atau salah,

74
sehingga manusia pantas diberi derajat yang tinggi melebihi makhluk lainnya. Menurut
kant, menganjurkan tujuan pendidikan sebagai berikut :
Untuk mengajarkan proses dan keterampilan berpikir rasional.
Untuk mengembangkan individu yang mampu memilih tujuan dan keputusan yang
baik secara bebas (Kama, 2000, hlm 61)

Dengan demikian, pendidikan tentang nilai moral yang menggunakan pendekatan


berpikir dan lebih berorientasi pada upaya untuk mengklarifikasi nilai moral sangat
diperlukan.
6) Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Setiap hari manusia mendapatkan informasi, informasi ini berpengaruh terhadap sistem
keyakinan yang dimiliki oleh individu. Apabila informasi baru yang diterima individu serta
mengubah atau menguatkan keyakinannya, maka terbentuklah sikap, serangkaian sikap
inilah yang akan mendorong munculnya pertimbangan yang harus dibuat sehingga
menghasilkan prinsip dan standar yang disebut nilai. Munculnya berbagai informasi yang
sama kuatnya akan mempengaruhi kebingungan terhadap anak.
Kebingungan ini bisa diperparah apabila lembaga pendidikan peserta didik tidak diberi
informasi tambahan. ISBD sebagai sebuah studi yang membahas problema sosial dan
budaya yang menambah informasi tentang nilai, moral, dan kaidah hukum kepada
mahasiswa selain itu dapat menganalisis konflik nilai, moral dan lemahnya supermasi
hukum sehingga kebingungan nilai dan orientasi moral dapat dikurangi.

GLOSARIUM
Nilai : adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia.
Moral : berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan.
Hukum : dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat agar terjadi
keserasian diantara wrga masyarakat dan system social yang dibangun oleh
suatu masyarakat.
Keadilan : adalah hal-hal yang berkenaan pada sikap dan tindakan dalam hubungan antar
manusia yang berisi sebuah tuntutan agar sesamanya dapat memperlakukan sesuai hak dan
kewajibannya.
Ketertiban : asal kata tertib yang berarti teratur; menurut aturan; rapi.

75
DAFTAR PUSTAKA
https://efriawan.wordpress.com/2012/02/02/makalah-isbd-manusia-nilai-moral-dan-
hukum/
https://kelompok4isbd.wordpress.com/2012/04/04/bab-5-manusia-nilai-moral-dan-
hukum/

76
BAGIAN 12
MANUSIA, SAINS, DAN TEKNOLOGI

Topik : Manusia, sains, dan teknologi


Tujuan Instruksional : Mahasiswa Mampu memahami tentang manusia, sains,
dan teknologi
Indikator : Pemahaman materi dan penjelasan dari pertanyaan yang
diberikan
Uraian Materi : Pada pertemuan bagian ke lima ini menjelaskan tentang
manusia, sains, dan teknologi
Sub Topik

Sub Topik 1 Pengertian Sains Dan Teknologi

1.Manusia
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Manusia merupakan paduan
antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena
manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya. Berikut ini adalah pengertian
dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
a) Nicolaus D. & A. Sudiarja
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan
rohani kan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
b) Abineno J. I
Manusia adalah tubuh yang berjiwa dan bukan jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana.
c) Upanisads
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana
atau badan fisik.
d) Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir,
dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
Sedangkan menurut Alquran, Allah berfirman (Al Mukminun: 12-14) Dan
sungguh Kami ciptakan manusia dari tanah yang basah, kemudian Kami jadikan ia setetes
mani, kemudian dari setetes mani menjadi darah. Maka dari segumpal darah kami jadikan
segumpal daging. Maka dari segumpal daging, Kami ciptakan tulang. Maka tulang itu
77
Kami balut dengan daging. Kemudian Kami buat menjadi ciptaan yang lain. Maka maha
suci Allah sebaik-baik pembentuk.
2.Sains
Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis,
dan bukan hanya kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan.
Menurut Medawar (1984) Sains(dari istilah Inggris Science) berasal dari kata:
sienz, cience, syence, scyence, scyense, scyens, scienc, sciens, scians.
Kata dasar yang diambil dari kata scientia yang berarti knowledge (ilmu). Tetapi,
tidak semua ilmu itu boleh dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah: ilmu yang
dapat diuji (hasil dari pengamatan yang sesungguhnya) kebenarannya yang dikembangkan
secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan
semata sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui
eksperimen secara teori.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, sains adalah: Ilmu yang teratur
(sistematik) yang dapat diuji atau buktikan kebenarannya, berdasarkan kebenaran atau
kenyataan semata (missal:fisika, kimia, biologi).
Pendidikan sains menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains yang
diartikan sebagai salah satu cabang ilmu yang mengkaji tentang sekumpulan pernyataan
atau fakta-fakta dengan cara yang sistematik dan serasi dengan hukum-hukum umum yang
melandasi peradaban dunia modern. Sains merupakan satu proses unruk mencari dan
menemui sesuatu kebenaran melalui pengetahuan (ilmu) dengan memahami hakikat
makhluk, untuk menerangkan hokum-hukum alam.
Proses mencari kebenaran secara mencari jawaban kepada persoalan-persoalan
secara sistematik yang dinamakan pendekatan saintifik dan ia menjadi landasan
perkembangan teknologi yang menjadi salah satu unsur terpenting peradaban manusia.
Sains sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan kemanusiaan dan teknologi.

3.Teknologi
Istilah teknologi barasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani kuno techne
berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah technikos yang berarti seseorang yang
memilki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang
menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah dan metode yang pasti,
keterampilan itu lalu menjadi teknik.

78
Istilah teknologi berasal dari techne atau cara dan logos atau pengetahuan.
Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian
teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang,
memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam
setiap bidang kegiatan manusia. Pengertian teknologi secara umum adalah:
Proses yang meningkatkan nilai tambah
Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan
kinerja
Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan
digunakan
Pada permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan
merangkum suatu rangkaian sarana, proses dan ide di samping alat-alat dan mesin-mesin.
Perluasan arti berjalan terus sehingga sampai pertengahan abad ini muncul perumusan
teknologi sebagai sarana dan aktivitas yang dengannya manusia berusaha mengubah atau
menangani lingkungannya.
Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa
penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Demikianlah teknologi
adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber daya alam untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum
dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunanaan berbagai sarana yang
tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.

GLOSARIUM
Merangkum; menyatukan (merangkai) pokok-pokok pembicaraan
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/rangkum

Sub Topik 2 Hubungan Sains Dan Teknologi

Makna Sains dan Teknologi,Bagi Manusia


Sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagai
pohon tanpa buah, sedangkan teknologi tanpa sains bagaikan pohon tak berakar. Sains
hanya mengajarkan fakta dan non fakta pada manusia, ia tidak mampu mengajarkan apa
79
yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Jadi fungsi sains hanya
mengkoordinasikan semua pengalaman-pengalaman manusia dan menempatkannya
kedalam suatu system yang logis, sedangkan fungsi seni memberi semacam persepsi
mengenai suatu keberaturan dalam hidup dengan menempatkan suatu keberaturan padanya.
Sedangkan tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani
kehidupannya.

GLOSARIUM
Keteraturan; kesamaan keadaan, kegiatan, atau proses yang terjadi beberapa kali atau
lebih; keadaan atau hal teratur.
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/atur

Sub Topik 3 Manusia Sebagai Subjek Sains Dan Teknologi

Hubungan Antara Manusia, Sains,Teknologi dan Seni


Hubungan sains dan teknologi mengalami perkembangan dari abad ke abad. Dalam
tahap awal, teknologi dapat dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah empirik dan
keterampilan yang dikumpulkan dari pengalaman. Dalam tahap ini teknologi dapat berdiri
sendiri, lepas dari sains dan ini berlangsung menjelang zaman revolusi industri (1760-
1830). Perkembangan teknologi ini mencakup bidang pertanian, kedokteran, mechanical
arts yang sekarang disebut engineering. Dalam fase ini perkembangan teknologi tidak
bergantung pada sains, bahkan lebih maju daripada sains. Pada fase ini telah dikenal
pembuatan jalan raya, pembuatan kapal, cara bercocok tanam, pembuatan tape atau anggur
dan sebagainya, yang dilakukan dengan baik, tanpa mengetahui dasar teorinya.
Perkembangan dalam tahap ini telah menghasilkan revolusi dalam bidang pertanian,
industri, dan kedokteran.
Dalam tahap berikutnya perkembangan sains mendahului teknologi.
Misalnya, penggambaran sifat mesin secara termodinamika telah dilakukan oleh Slausius
dan Kelvin, 75 tahun setelah penemuan mesin uap oleh James Watt. Juga pemanfaatan
gelombang elektromagnetik dalam teknologi komunikasi. Hal ini disebabkan oleh
kemajuan teknologi menghasilkan permasalahan yang pemecahannya memerlukan
pendekatan ilmiah atau metode ilmiah yang merupakan salah satu ciri dari sains. Dengan
kata lain, sains mendorong berkembangnya teknologi.
Salah satu fungsi ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi adalah untuk sarana bagi
kehidupan manusia, yakni untuk membantu manusia agar aktivitas kehidupannya menjadi
80
lebih mudah, lancar, efiien, dan efektif, sehingga kehidupannya menjadi lebih bermakna
dan produktif. Oleh karena itu, khususnya dalam ilmu antropologi, istilah atau pengertian
sains dan teknologi tersebut sering dipakai untuk merujuk pada keterkaitan antara manusia
dan lingkungan. Hal ini dikarenakan dalam berinteraksi menghadapi lingkungannya,
manusia mau tidak mau pasti akan berusaha menggunakan sarana-sarana berupa
pengetahuan yang dimiliki serta menciptakan peralatan hidup untuk membantu
kehidupannya. Dengan demikian, iptek bagi manusia selalu berkaitan dengan usaha
manusia untuk menciptakan taraf kehidupannya yang lebih baik.

GLOSARIUM
Antropologi; ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul, aneka warna bentuk fisik,
adat istiadat, dan kepercayaannya pada masa lampau.

DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/antropologi
Sudarwan Danim. 2003. Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka pelajar.
Suwarno,dkk. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Surakarta : UMS Press
Setiadi, Elly M. dkk., 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana
Predana Media Group.
http://www.sijorimandiri.net/sm/index.php?option=com_content&view=article&id
=4610:kasus-manipulasi-nilai-ijazah-umrah-&catid=3:tanjungpinang&Itemid=2
http://kaltarabloggers.aimoo.com/m/Artikel-Paper-Karya-Ilmiah-Makalah-Tugas-
Akhir-TA-Skripsi-Tesis/DAMPAK-TEKNOLOGI-TERHADAP-KEHIDUPAN-
MANUSIA-1-1221860.html
http://airatezuka.blogspot.com/2010/06/lagi-lagi-kasus-moral.html
http://www.scribd.com/doc/31759426/perkembengan-dan-penyalahgunaan-Ipa-Dan-Iptek
http://sirambe.blogspot.com/2011/04/bahan-makalah-isbd-hubungan-
manuasia.html

81

Anda mungkin juga menyukai