PENULIS
POLITEKNIK KESEHATAN
PALEMBANG
TAHUN 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikanrahmat dan Karunia-
NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan kumpulan modul teori ILMMU SOSIAL
BUDAYA DASAR.
Modul ini disusun dengan tujuan agar dosen, instruktur dan mahasiswa mempunyai
pedoman didalam bekerja untuk melaksanakan kegiatan teori ilmu sosial budaya dasar di
Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Analis Kesehatan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan modul ini khususnya kepada Diah Navianti,
S.Pd., M.Kes selaku ketua Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Palembang,
Dosen dan Instruktur yang telah berpartisipasi serta mendorong sehingga modul teori ini
selesai disusun.
Kami menyadari bahwa kumpulan modul ini belum sempurna sehingga saran dan
kritik yang sifatnya membangun kami harapkan untuk kesempurnaan lebih lanjut.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Table of Contents
BAGIAN 1 ................................................................................................................. 5
BAGIAN. 2 ................................................................................................................ 9
BAGIAN 3 ............................................................................................................... 16
BAGIAN 4 ............................................................................................................... 23
BAGIAN 5 ............................................................................................................... 30
BAGIAN 6 ............................................................................................................... 37
BAGIAN 7 ............................................................................................................... 42
iii
SUB TOPIK 1 .......................................................................................................... 42
BAGIAN 8 ............................................................................................................... 48
BAGIAN 9 ............................................................................................................... 51
BAGIAN 10 ............................................................................................................. 55
BAGIAN 11 ............................................................................................................. 59
BAGIAN 12 ............................................................................................................. 77
iv
BAGIAN 1
Konsep Sosial dan Budaya
SUB TOPIK 1
A. KONSEP ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi
(sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu
sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang
menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial,
sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji
masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan
pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial
manusia dan kebudayaan. istilah isbd dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai
pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris the
Humanities. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang
artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan
mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi,
lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.
Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities
disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
5
Berikut Pengertian Budaya Atau Kebudayaan Dari Beberapa Ahli :
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar,
perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan
bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
6
3. Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti
kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan
metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat
unik, kemudian diberi arti.
Ilmu sosial dan budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya
dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas
inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-
nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu sosial dan
budaya dasar bukan hanya ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaannya.
SUB TOPIK 2
A. LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
Latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat
Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
1. Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala
keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya,
yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan
pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun
terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan
timbul konflik dalam kehidupan.
7
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi
kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga
manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini
merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi
positifnya, juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia
kini menjadi resah dan gelisah.
SUB TOPIK 3
A. LINGKUP ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
Dua masalah pokok yang dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok ialah:
Dari kedua masalah pokok yang dapat dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
tersebut di atas, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam
pengkajian. Manusia tidak sebagai subyek akan tetapi sebagai obyek pengkajian.
Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia dan bagaimana pula
hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.
Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam
pengetahuan budaya. Perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra,
tarian, musik, filsafat, lukisan, patung dan sebagainya. Masing-masing pokok bahasan
dapat didekati dengan baik menggunakan cabang-cabang pengetahuan budaya secara
sendiri-sendiri maupun secara gabungan cabang-cabang tersebut. Pokok bahasan manusia
dan cinta kasih misalnya, dapat didekati dengan menggunakan karya seni sastra, atau
filsafat atau seni tari dan sebaginya. Disamping itu pokok bahasan manusia dan cinta kasih
juga dapat didekati dengan menggunakan gabungan karya seni sastra, karya seni tari, atau
filsafat dan sebagainya.
GLOSARIUM
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar : adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi
(sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu
sosial.
ilmu sosial : adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu
untuk menanggapi masalah-masalah sosial.
ilmu budaya : adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah
kemanusiaan dan budaya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/12214357/ILMU_SOSIAL_BUDAYA_DASAR_PERKEMBA
NGAN_KONSEP_DEFENISI_UNSUR_RUANG_LINGKUP_TUJUAN_KOMPETENSI
_ISBD
https://dieudonnejordy.wordpress.com/2013/04/06/latar-belakang-dan-tujuan-mempelajari-
ilmu-budaya-dasar/
9
BAGIAN. 2
PRANATA SOSIAL
10
Soekanto (1987), berpendapat bahwa pranata sosial merupakan lembaga
kemasyarakatan yang lebih menunjukan suatu bentuk dan sekaligus mengandung
pengertian-pengertian abstrak perihal adanya norma-norma dan peraturan tertentu
yang menjadi cirri dari sautu lembaga.
Mac Iver dan Charles (1988), berpendapat bahwa pranata sosial merupakan
lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara suatu prosedur yang telah diciptakan
untuk mengatur hubungan antar manusia dalam suatu kelompok kemasyarakatan
atau sosial.
Dan masih banyak pendapat-pendapat lain yang dikemukakan oleh para ahli
sosiologi lainnya.
GLOSARIUM
Social institution; jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam
melakukan hubungan antar manusia saat mereka menjalani
kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan
keteraturan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_sosial
11
GLOSARIUM
sosial control; sistem pengendalian sosial. Dalam arti sempit atau dalam percakapan sehari-
hari
DAFTAR PUSTAKA
http://defenisikata.blogspot.com/2016/04/definisi-dan-pengertian-social-control.html
12
Tipe-tipe pranata sosial dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang.
Menurut Gillin dan Gillin pranata sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Crescive institusions dan enacted institutions merupakan klasifikasi dari sudut
perkembangan. Crescive institusions disebut juga lembaga-lembaga paling primer,
lembaga yang tak sengaja tumbuh dari adapt istiadat masyarakat. Contoh hak milik,
agama, dan seterusnya. Sedangkan enacted institusions dengan sengaja dibentuk untuk
memenuhi tujuan tertentu. Misalnya lembaga utang piutang, lembaga perdagangan, dan
lain- lain.
2) Dari sudut nilai yang diterima dari masyarakat, timbul klasifikasi lembaga sosial
berdasarkan basic institusions dan subsidiary. Basic institusions dianggap sebagai lembaga
sosial yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib,misalnya
keluarga, sekolah-sekolah Negara, dan sebagainya. Subsidiary institusions dianggap yang
kurang penting, seperti misalnya kegiatan rekreasi.
3) Dari sudut penerimaan masyarakat dapat dibedakan approved atau sosial
sanctioned instiitutions dengan unsanctioned institusions. Apporoved atau sosial
sancationed institusional adalah lembaga-lembaga yang diterima masyarakat seperti
sekolah, perusahaan dagang dan lain-lain.unsanctioned institutions yang ditolak
keberadaannya oleh masyarakatitu sendiri tidak berhasil memberantasnya. Misalnya
kelompok penjahat, perampok dan lain-lain.
4) Perbedaan antara general institusions dengan restricted institutions timbul
apabila klasifikasi terebut berdasarkan pada fektor-penyebabnya.misalnya agama adalah
suatu general institutions karena hamper dikenal oleh seluruh masyarakat di
dunia.sedangkan agama islam, kristen,budha,hindu dan lain-lain. Merupakan restected
institutions yang dianut oleh masyrakat-masyarakat dunia.
5) Dilihat dari fungsi lembaga sosial dibedakan oleh operative institutions atau
regulative institutions. operative institutions berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun
pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan, seperti lembaga industri. Sedangkan regulative institutions bertujuan untuk
mengawasi adapt istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu
sendiri.
1.4 Perubahan Pranata Sosial
Kebudayan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat,bukanlah merupakan
sesuatu yang bersifat statis. Karena fungsinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
manusia yang beraneka ragam selalu berubah-ubahmaka pranata sosial pun dapat
13
mengalami perubahan nya sulit dilakukan. Hal ini sangat tergantung pada beberapa hal
seperti:
1) Proses internalisasi pranata sosial yang dialami sejak lahir sampai
meninggal,merupakan proses yang relative lama.
2) Karena adanya control sosial, yang ada dasarnya merupakan suatu mekanisme
dalam kehidupan masyarakat yang dijalankan untuk menjamin agar individu mematuhi
norma-norma yang berlaku.
Karena itu walaupun pranata sosial dapat berubah tetapi dalam kenyataan Perubahan
sosial dalam masyarakat berdampak pada adanya perkembangan pada pranata sosial baru
dalam sistemem aspek kehidupan masyarakat.. Pranata-pranata sosial tersebut membawa
kemajuan dan kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi
disisi lain melahirkan perubahan dalam pola hidup masyarakat yang tidak sedikit
membawa akses negative didalamnya.
Beberapa perubahan pranata sosial yang dapat kita amati sebagai berikut:
1) Dalam bidang ekonomi, munculnya supermarket, berdirinya bank-bank dengan
berbagai fasilitas pelayanannya. Kondidi semacam ini membentuk pola hidup masyarakat
tradisional berubah menjadi masyarakat modern.
2) Dalam bidang sosial, timbulnya organisasi-organisasi yang banyak menampung
kegiatan remaja sesuai dengan minta dan bakatnya, seperti organisasi pencinta alam,
basket, dan modeling.
3) Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, munculnya berbagai pranata
baru yang menggantikan pranata tradisional, seperti teknologi transportasi dan informasi
(komputer dan internet).
4) Dalam bidang seni budaya, tumbuh pesatnya tempat-tempat hiburan dan
kelompok-kelompok seni budaya, yang menggelar seni modern seperti bertambahnya
setasiun TV swasta, sanggar seni modern, diskorik. Penomena ini melahirkan pola budaya
baru yang secara tidak dasar telah mengubah pola kebudayaan lama.
5) Dalam bidang politik, demokratisasi mulai muncul mengeser budaya parochial
yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia.
6) Dalam pranata keluarga mulai dilihat adanya pergeseran peran seorang ibu yang
setelah adalah perubahan sosial, seorang ibu tidak hanya sebagai ibu rumah tangga saja
tetapi juga bisa memiliki karier.
GLOSARIUM
14
Internalisasi; pengumpulan nilai atau pengumpulan sikap tertentu agar terbentuk menjadi
kepribadian yang utuh.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.lyceum.id/pengertian-dan-tujuan-internalisasi-nilai-dalam-pembelajaran/
Hermawan, Ruswandi.dkk. 2006. Perkembangan Masyarakat dan Budaya. Bandung
: UPI Press.
Rukandi, Kanda.dkk. 2006. Perspektif Sosial Budaya. Bandung : UPI Press.
Ankle,Hooguelt.1995.Sosiologi Sedang Berkembang.Jakarta:Raja Grafindo
Persada.
Koentjaraningrat.1987.Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Rineka Cipta.
15
BAGIAN 3
MANUSIA, KERAGAMAN, DAN KESETARAAN
SUB TOPIK 1
A. MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki
keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa
yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan
makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan
sebagainya.
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia
berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi
atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata
dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia juga tidak bisa hidup tanpa
bantuan dari orang lain. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang diciptakan tuhan,
dan merupakan makhluk paling sempurna di muka bumi ini. Manusia diciptakan oleh
tuhan YME memiliki akal dan pikiran, oleh karena itu manusia dapat menggunakan akal
dan pikirannya untuk melakukan suatu hal, dan pada akhirnya terciptalah manusia yang
adil yang menggunakan akal dan pikirannya dengan baik.
16
SUB TOPIK 2
A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
17
manusia dalam rangka mempertahankan hidup serta meningkatkan kesejahteraannya.
Dalam proses perkembangan kebudayaan terjadi pula penyimpangan dari tujuan
penciptaan kebudayaan yang disebut MASALAH KEBUDAYAAN. Masalah kebudayaan
adalah segala system/tata nilai, sikap mental, pola berfikir pola tingkah laku dalam
berbagai aspek kehidupan yang tidak memuaskan bagi warga masyarakat secara
keseluruhan. Masalah tata nilai dapat menimbulkan kasus-kasus kemasyarakatan antara
lain : dehumanisasi, artinya pengurangan arti kemanusiaan seseorang. Jadi kita melihat
Dehumanisasi terjadi akibat perubahan sikap manusia sebagai dampak dari penyimpangan
tujuan pengembangan kebudayaan. Untuk mengantisipasi hal itu, manusia harus
dikenalkan pada pengetahuan kebudayaan dan filsafat. Melalui filsafat bias memaknai
tentang etika, estetika dan logika
Jadi melalui kajian pengetahuan budaya, kita ingin menciptakan atau penertiban dan
pengolahan nilaii-nilai insane sebagai usaha memanusiakan diri dalam alam lingkungannya
baik secara fisik maupun mental. Manusia memanusiakan dirinya dan lingkungannya,
artinya manusia membudayakan alam, memanusiakan hidup dan menyempurnakan
hubungan insan.
SUB TOPIK 3
A. KELOMPOK ETNIS, BUDAYA, DAN AGAMA
1. Ras
Ras berasal dari bahsa Prancis, yaitu race dan Bahasa Italia, yaitu razza, adalah suatu
sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengategorikan manusia dalam populasi atau
kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal-usul geografis, tampang jasmani
dan kesukuan yang diwarisi. Diawal abad-20, istilah ini sering digunakan dalam arti
biologis untuk menunjukkan populasi manusia yang beraneka ragam dari segi genetik
(keturunan) dan segi fenotipe 9 ciri tampang luar ) yang sama.
Arti ras ini masih digunakan dalam antropologi forensik (dalam menganalisa sisa
tulang), penelitian biomedia dan kedokteran berdasarkan asal-usul
seseorang. Penggunaan istilah ras ini pertama kali dipelopori oleh Franqois Bernier (1625-
1688), seorang Antropolog asal Prancis, untuk mengemukakan gagasan tentang perbedaan
manusia berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentukwajah, selanjutnya
menetapkan hierarki manusia berdasarkan karakteristik ciri fisik atau biologis. Berdasarkan
karakter biologis, manusia dapat dikelompokkan dalam berbagai ras, antara lain:
a. Ras Kaukasoid adalah ras manusia yang sebagian besar menetap di Eropa, Afrika
Utara, Timur Tengah, Pakistan, dan India Utara. Keturunan mereka juga menetap
18
di Australia, Amerika Utara, sebagian di Amerika Selatan, Afrika Selatan, dan
Selandia Baru. Anggota ras kaukasoid bisa disebut berkulit putih, namun anggapan
seperti ini tidak selalu benar. Oleh beberapa pakar dimisalkan orang Ethiopia dan
orang Somalia yang dianggap termasuk ras kaukasoid, meski mereka berambut
keritingdan berkulit hitam, mirip dengan anggota ras Negroid, namun jika dilihat
dari komposisi tengkoraknya lebih mirip tengkorak anggota ras kaukasoid.
b. Mongoloid adalah ras manusia yang sebian besar menetap di Asia Utara, Asia
Timur, Asia Tenggara, Madagaskar, beberapa bagian India, Eropa Utara, Amerika
Utara, Amerika Selatan, dan Oseania. Anggota ras mongoloid biasa disebut berkulit
kuning, namun anggapan ini pun tidak selalu benar. Misalkan orang Indian di
Amerika yang dianggap berkulit merah dan orang Asia Tenggara seringkali berkulit
coklat muda sampai coklat gelap. Ciri khas utama anggota ras ini ialah rambut
berwarna hitam lurus, bercak mongol pada saat lahir dan mata sipit. Selain itu
anggota ras Mongoloid ini seringkali juga lebih kecil dan pendek daripada
ras Kaukasoid.
c. Negroid adalah ras manusia yang terutama mendiami benua Afrika di sebelah
selatan gurun Sahara. Keturunan mereka banyak mendiami Amerika Utara,
Amerika Selatan, Eropa serta Timur Tengah. Ciri khas utama anggota ras negroid
ini ialah kulit yang berwarna hitam dan rambut keriting. Meski begitu anggota ras
Khoisan dan ras Australoid, meski berkulit hitam dan berambut keriting tidaklah
termasuk ras manusia ini.
d. Australoid adalah nama ras manusia yang mendalami bagian selatan India,
Srilanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan
Australia. Untuk kelompok di Asia Tenggara, orang asli Malaysia dan orang
Negrito di Filipina termasuk ras ini. Sebelum ras mongoloid tiba di Nusantara, ras
Australoid merupakan ras dominan yang tersebar disebagian pulau, sampai terdesak
ke bagian timur Nusantara. Ciri khas utama ras ini adalah mereka berambut keriting
hitam. Namun beberapa anggota ras ini di Australia berambut pirang
dan rambutnya tidak keriting melainkan lurus. Selain itu beberapa orang asli
Malaysia kulitnya juga tidak selalu hitam dan bahkan menjurus putih.
e. Melanesia adalah nama ras manusia yang mendalami wilayah yang memanjang
danpasifik barat sampai ke laut Arafuru, utara dan timur laut Australia. Ras ini
merupakan bagian dari ras Australoid. Ciri-ciri fisik mereka berkulit hitam dan
rambut keriting.Indonesia bagian Barat termasuk dalam ras Mongoloid yang
kemudian membentuk rumpun melayu, dengan ciriciri kulit kecoklatan, rambut
19
lurus (ikal), perawakan tubuh sedang (tidak tinggi atau pendek) dan lain
sebagainya. Sedangkan yang tinggaldi Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur
termasuk ras Melanesia ( bagian dari ras Australoid), dengan ciri kulit hitam,
rambut keriting dan lain sebagainnya.
Pada dasarnya, pengelompokan ras di atas dibedakan dengan melihat pada ciri
berikut:
a. Ciri alamiah rambut pada badan, meliputi: warna alami rambut, bentuk rambut (
lurus, ikal atau keriting ), kumis dan iris mata.
b. Bentuk lipatan penutup mata, meliputi: sipit atau besar
c. Bentuk hidung, meliputi: pesek atau mancung, besar atau kecil
d. Bentuk bibir, meliputi: tebal atau tipis
e. Bentuk kepala dan muka, meliputi: bulat, lonjong atau oval
f. Ukuran tinggi badan, meliputi: rendah, sedang atau tinggi.
Etnik atau suku bangsa merupakan kelompok sosial/kesatuan hidup manusia yang
memiliki sistem interaksi yang ada karena kontinuitas dan rasa identitas yang
mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri
(Kontjaraningrat, 1990). Pengertian lain menyatakan bahwa kelompok etnik atau suku
bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan
dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama
(Smith, 1987).
Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok
tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.
Sementara itu, Baart (1969) menyatakan bahwa etnik adalah suatu kelompok masyarakat
yang sebagian besar secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan, mempunyai
nilai budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu bentuk budaya, membentuk
jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan menentukan sendiri ciri kelompok yang
diterima kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.
Merujuk pendapat Baart, identitas kesukubangsaan dapat dilihat dari unsur-unsursuku
bangsa bawaan (etnictraits). Ciri ini meliputi natalis (kelahiran) atau hubungan darah,
kesamaan bahasa, kesamaan adat istiadat, kesamaan kepercayaan (religi), mitologi
(dongegng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan),
dan totemisme (kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena
20
memiliki kekuatan supranatural, seperti pemujaan ular Anaconda oleh suku di pedalaman
Amazon).
Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan jumlah etnik yang besar. Terdapat
lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia. Suku Jawa adalah kelompok
suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi.Orang Jawa
kebanyakan berkumpul di Pulau Jawa, akan tetapi jutaan jiwa juga telah bertransmigrasi ke
luar negeri seperti ke Malaysia dan Suriname. Suku Sunda, Suku Melayu, dan Suku
Madura adalah kelompok terbesar berikutnya di negara ini. Banyak suku-suku terpencil,
terutama di Kalimantan dan Papua, memiliki populasi kecil yang hanya beranggotakan
ratusan orang.
Sebagian besar bahasa daerah masuk dalam golongan rampun Bahasa Austronesia,
meskipun demikian sejumlah besar sukudi Papua tergolong dalam rumpun bahasa Papua
atau Melanesia. Sementara itu, suku Tionghoa Indonesia berjumlah sekitar 1% dari total
populasi. Warga keturunan Tionghoa Indonesia ini berbicara dalam berbagai dialek bahasa
Tionghoa, kebanyakan bahasa Hokkien dan Hokka (dalam Indonesias Population :
Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian
Studies, 2003). Pembagian kelompok suku di Indonesia dewasa ini bisa dikatakan tidak
lagi mutlak dan tidak jelas akibat perpindahan penduduk, percampuran budaya, dan saling
pengaruh mempengaruhi.
Sebagai contoh dalam perpindahan penduduk, masa Orde Baru digalakkan program
Transmigrasi dimana orang-orang dari Jawa dipindahkan ke pulaulain, seperti Kalimantan
dan Sumatera. Setelah menetap lama, mereka pun menikahdengan masyarakat setempat
sehingga terjadi pernikahan campuran antar suku. Setelah lama, mereka semakin
berkemabng dan hilanglah ciri kelompok suku asalnya. Contoh lain yang menyatakan
bahwa pembagian kelompok suku di Indonesia tidak jelas adalah terjadinya perbedaan
pendapat antar beberapa pihak tentang ketidakjelasan dari kelompok suku yang ada.
Contoh : sebagian pihak berpendapat orang Banten dan Cirebon adalah suku tersendiri
dengan dialek yang khusus pula, sedangkan sementara pihak lainnya berpendapat bahwa
mereka hanyalah sub etnik dari suku Jawa secara keseluruhan. Demikian pula Suku Baduy
yang sementara pihak menganggap mereka sebagai bagian dari keseluruhan Suku sunda.
Contoh lain percampuran suku bangsa adalah Suku Betawi yang merupakan suku bangsa
hasil percampuran berbagai suku bangsa pendatang baik dari Nusantara maupun Tionghoa
dan Arab yang datang dan tinggal di Batavia pada era kolonial Belanda dahulu.
21
GLOSARIUM
Manusia : berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain.
Dehumanisasi : artinya pengurangan arti kemanusiaan seseorang.
Ras : berasal dari bahsa Prancis, yaitu race dan Bahasa Italia, yaitu razza, adalah suatu
sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengategorikan manusia dalam populasi atau
kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal-usul geografis, tampang jasmani
dan kesukuan yang diwarisi.
Etnik atau suku bangsa : merupakan kelompok sosial/kesatuan hidup manusia yang
memiliki sistem interaksi yang ada karena kontinuitas dan rasa identitas yang
mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
https://noviwilyaini.wordpress.com/2014/12/30/isbd-manusiakeragaman-dan-
kesetaraan/
https://www.academia.edu/9075830/manusia_keragaman_dan_kesetaraan
https://www.academia.edu/18700166/Manusia_Keragaman_dan_Kesetaraan
22
BAGIAN 4
MANUSIA, KEINDAHAN, PENDERITAAN, KEADILAN, DAN
PANDANGAN HIDUP
24
1) Keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada
obyeknya sementara kita sebagai pengamat harus menerima sebagaimana mestinya.
2) Keindahan subyektif, adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi
subyek yang melihat dan menghayatinya.
b. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan
sebagai kualitas abstrak (beauty) dan keindahan sebagai sebuah benda tertentu
yang memang indah (the beautiful).
c. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian
keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas.
Keindahan dalam arti luas menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang
kebaikan. Sementara itu, keindahan dalam arti estetik murni menyangkut
pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
diserapnya. Adapun keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih sempit
lagi, yaitu hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap melalui penglihatan,
atau hanya berupa keindahan bentuk dan warna.
Persepsi manusia terhadap keindahan tidaklah sama. Sebab persepsi manusia
terhadap keindahan sangat ditentukan oleh daya penggerak yang menjadi sumber
timbulnya kehendak, atau keinginan terhadap keindahan itu sendiri. keindahan yang
sebenarnya adalah keindahan yang muncul dari persepsi akal dan budi.
25
Penderitaan yang terjadi tidak jarang justru disebabkan oleh faktor manusia
sendiri. Penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan dari ulah manusia
lainnya. Ini semua sulit terbantahkan, karena penderitaan itu pada dasarnya
merupakan anak penguasaan.
Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan penderitaan:
o Siksaan
Berbagai bentuk siksaan antara lain, yaitu bisa berupa siksaan di dunia dan
siksaan setelah berada di alam baka. Adapun bentuk siksaan di dunia dapat berupa
bencana alam, siksaan hati, siksaan badan, penyakit, dan lain-lain.
o Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderita. Penderitaan yang
berupa rasa sakit dan siksaan merupakan satu rangkaian peristiwa yang tidak dapat
dipisah-pisahkan. Karena adanya siksaan dan rasa sakit membuat orang menjadi
menderita. Dalam pengalaman sehari-hari manusia dikenal adanya tiga macam rasa
sakit, yaitu sakit hati, syaraf atau jiwa, dan sakit fisik.
o Neraka
Jika manusia mengingat akan dosa maka terbayanglah neraka, sehingga terlintas
dalam alam pikiran manusia adanya siksaan, rasa sakit, dan penderitaan yang hebat.
Hal ini menandakan bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan
mempunyai hubungan sebab-akibat yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Manusia
masuk neraka karena dosa, maka jika berbicara tentang dosa berarti berkaitan juga
dengan kesalahan.
GLOSARIUM
Subyektif; keadaan dimana seseorang berpikiran relatif, hasil dari menduga duga,
berdasarkan perasaan atau selera orang.
Obyektif; sikap yang lebih pasti, bisa diyakini keabsahannya, tapi bisa juga melibatkan
perkiraan dan asumsi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/suportertimnas/apa-subjektif-dan-objektif
27
Setiap orang hendaknya bisa belajar bersikap jujur karena kejujuran
mendatangkan ketentraman hati, menghilangkan rasa takut, membuat orang tegas,
dan yang paling penting mendatangkan keadilan.
o Kecurangan
Kecurangan artinya apa yang dikatakan tidak sesuai dengan hati nurani.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun
kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling
hebat, dan senang apabila masyarakat di sekelilingnya hidup menderita.
Ada beberapa sebab mengapa orang itu melakukan kecurangan-kecurangan. Jika
dilihat dari hubungan manusia dengan alam sekitar, maka ada empat aspek yang
menyebabkan manusia berbuat curang, antara lain: aspek ekonomi, aspek
kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik.
Keempat aspek tersebut harus dilaksanakan secara wajar agar berjalan sesuai
dengan norma-norma moral atau norma hukum.
o Keutamaan Nama Baik
Nama baik berhubungan dengan perilaku baik, yang identik dengan kebenaran
dan terpuji, sehingga tidak tercela semasa hidupnya. Tingkah laku atau perbuatan
baik dengan nama baik pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu:
a. Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk bermoral;
b. Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk
mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Nama baik ini harus dipertahankan, sehingga jika terjadi pencemaran nama baik
maka perlu pemulihan nama baik.
Pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya,
bahwa yang diperbuatnya selama ini tidak sesuai dengan akhlak. Untuk
memulihkan nama baiknya, seseorang harus bertaubat dan meminta maaf. Taubat
atau permintaan maaf yang dilakukan tidak hanya sampai di bibir, melainkan harus
diyakini dalam hati dan mewujudkannya dengan tindakan nyata. Ia harus
memperbaiki budi pekertinya. Budi pekerti yang baik dapat diwujudkan dengan
sikap ikhlas, tawakal, sabar, jujur, adil, dan budi luhur suka berderma atau
menolong kepada siapapun.
o Pembalasan
Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat
berupa perbuatan yang serupa. Pembalasan bisa bersifat positif atau negatif. Dalam
pergaulan bisa terjadi pembalasan, pergaulan yang bersahabat akan mendapatkan
28
balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan
menimbulkan balasan yang tidak bersahabat.
GLOSARIUM
Komunikatif; dalam keadaan saling dapat berhubungan (mudah dihubungi)
DAFTAR PUSTAKA
Haricahyono, Cheppy. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional. 1987.
Mawardi. IAD-ISD-IBD. Bandung: Pustaka Setia. 2000.
Mustopo, M. Habib. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional. 1983.
Sujarwa. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.
Sulaeman, Munandar. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Refika Aditama. 1998.
30
BAGIAN 5
MANUSIA, DAN TANGGUNG JAWAB SERTA PENGABDIAN
SUB TOPIK 1
B. TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum
bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang
bertanggung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk
individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Iuhan. Manusia memiliki
tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah
peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup
sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang
dalam jaminan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus
nilai yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks individual
berkaitan dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk individual artinya manusia
harus bertanggung jawab terhadap dirinya (seimbangan jasmani dan rohani) dan harus
bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia
terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang
mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat
keyakinannya terhadap suatu nilai.
31
Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia sadar akan
keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia
adalah keberanian.Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung
resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur
terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang yang
bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu
yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan
dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah
tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Kewajiban Terbatas: kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap
orang. Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang
disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2. Kewajiban tidak Terbatas: kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada
semua orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab
dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.
32
SUB TOPIK 2
C. PENGABDIAN
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau
suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita
bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah
tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga.
Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai
berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya
bantuan saja.
Macam-macam pengabdian :
a. Pengabdian kepada keluarga
Manusia dalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena
tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak
mau memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai
kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau lambat ia akan
menyadai dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau mengabdikan diri
kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh
karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja masyarakat
kampungnya terkenal dengan remaja berandal suka berkelahi, mengganggu orang, atau
merampas hak orang lain, maka bagaimanapun juga ia akan merasa malu.
33
c. Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu
negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.
Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai
ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada
Tuhan Yanag Maha Esa. Selain itu juga manusia harus menjalankan segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya.
SUB TOPIK 3
A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian
tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang
yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-
budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Beberapa alasan mengapa
orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat
dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri.Citra yang memaksa itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai
budaya seperti individualisme kasar di Amerika, keselarasan individu dengan alam d
Jepang dan kepatuhan kolektif di Cina.
Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang
34
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang
menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang
dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
GLOSARIUM
Tanggung jawab: adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
Pengabdian: adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga
perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu
ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Budaya: adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
35
DAFTAR PUSTAKA
https://arighudul.wordpress.com/2013/05/14/manusia-dan-tanggung-jawab-serta-
pengabdian/
https://donny2609.wordpress.com/2016/06/06/manusia-tanggung-jawab-serta-pengabdian-
ilmu-budaya-dasar/
36
BAGIAN 6
MANUSIA, HARAPAN, DAN KEGELISAHAN
37
Kecemasaan Moril : disebabkan karena pribadi seseorang.
GLOSARIUM
Naluriah; watak asli yang berada dalam pribadinya tetap saja melekat secara harafiah.
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/naluriah
38
GLOSARIUM
Gelisah; perasaan tidak tentram
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/gelisah
39
perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman.
Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh kemanan moril bagi
pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan
memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka
tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban.Karenaitu tidakjarang anak-anak remaja
mengatakan kepada ayah atau ibu. Ibu ini kok menganggap Reny masih keeil saja, semua
diatur! ltu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan
kewajibannya.
Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah
saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai.Pada saat seperti ini remaja
banyak mengkhayal. Ia telah sadar akankeberadaannya.Pada usia itu, biasanya terjadi
konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai
menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
Status
Setiap manusia membutuhkanstatus. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup.
Dalam lagu untuk apa ada lirik yang berbunyi aku ini anak siapa, mengapa aku ini
dilahirkan, Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia
yang lahir di bwni ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status
dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting,
karena dengan status orang tahu siapa dia Harga diri orang antara lain melekat pada
status orang.itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik
dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan
cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat jangan memberi makan/pertolongan
kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk
memperoleh status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi,
ingin mengingkatkan harga diri, dan sebagainya
Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau
kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau
kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
40
GLOSARIUM
Kepangakatan; urusan atau perihal pangkat (tingkatan, derajat, dan sebagainya)
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/pangkat-2
Ilmu Budaya Dasar . Dipetik November 10, 2017, dari Manusia dengan Kegelisahan dan
Harapan: https://dwikyagretta.wordpress.com/2013/06/21/ilmu-budaya-dasar-ibd-manusia-
kegelisahan-dan-harapan/
41
BAGIAN 7
MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL
SUB TOPIK 1
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya
tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari
kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik
dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi
maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan
rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang
sama persis. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan
tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor
genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan,
dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat
yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya.
Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi
42
sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan
kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap
orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan
genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
SUB TOPIK 2
Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya
dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat
dalam kehidupannya.Seperti kita ketahui bahwa sejak bayi lahir sampa iusia tertentu
manusia adalah mahkluk yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang orang disekitar iatidak
dapat berbuat apa-apa dan untuk segala kebutuhan hidup bayi sangat tergantung pada luar
dirinya sepert iorang tuanya khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga merupakan segitiga
abadi yang menjadi kelompok sosial pertama dikenalnya. Pada perjalanan hidup yang
selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat meletakan
dasakepribadian dan proses pendewasaan yang didalamnya selalu terjadi sosialisi untuk
43
menjadi manusia yang mengetahui pengetahuan dasar, nilai-nilai, normasosial dan etika-
etika pergaulan.
Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya terdapat dorongan
untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan untuk
mencari berteman dengan orang lain yang sering di dasari atas kesamaan ciri atau
kepentingan masing-masing. Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau
tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak
mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa
menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh
potensi kemanusiaannya. Makhluk sosial adalah makluk yang terdapat dalam beragam
aktivitas dan lingkungan sosial.
SUB TOPIK 3
44
tetap berinteraksidengan manusia lain.Manusia sebagai looking glass self, sebagai manusia
yang selalu dipengaruhi oleh manusia lain. Dari sini kita lihat peran manusia sebagai
makhluksosial adalah sebagai cermin bagi orang lain, alias jadi bahan acuan orang
lainuntuk menilai tentang dirinya sendiri. Penting untuk tidak membuat orang lainterlalu
kecewa dengan dirinya sendiri karena kita.Juga dari hubungan sosial ini bisa menjadikan
sebuah masyarakat yangtertib dan teratur karena hubungan manusia satu dengan manusia
lainnyatentunya sebelumnya mereka mereka menyetujui sebuah norma dan peraturanyang
akan mereka patuhi bersama.Dan terakhir dari peran manusia terhadap sifat manusia
sebagaimakhluk sosial, dengan adanya sosialisasi dengan manusia lain
dapatmenumbuhkan potensi diri menjadi lebih baik.
1) Pandangan Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah
makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi
yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme
berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral
individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham
45
individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi
individualisme liberal.
Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme)
pada abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas
Hobben, John Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan
ideologi liberalisme adalah sebagai berikut:
1) Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya berada
pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial, Mementingkan diri sendiri
atau kepentingan individu yang bersangkutan.
2) Pemberian kebebasan penuh pada individu. Persaingan bebas untuk mencapai
kepentingannya masing-masing.Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri
bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham
liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum.
Jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam
rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup
bersama.
2) Pandangan Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi
Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang
diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan
sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena
keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil,
selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat
produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan
terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan
kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak
individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam
sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah
dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan.
Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam
memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776,
orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas
merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang luhur.
46
Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat
menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut paham ini
manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk
kepentingan negara.
Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme
liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi,
imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan
politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang
ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi
kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani
manusia belum tentu terjamin.
Negara indonesia yang berfilsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki
sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut filsafat pancasila, manusia adalah
makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang secara hakikat bahwa kedudukan
manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Bangsa indonesia memiliki
prinsip penempatan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Demi
kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara.
GLOSARIUM
individu: artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan.
kepribadian: adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara
potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan
rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi
mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan.
Sosial: memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan
kepentingan bersama atau masyarakat.
Individualisme: memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap
terlepas dari manusia yang lain.
Sosialisme: adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras,
bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/132035680/Peran-Manusia-Sebagai-Makhluk-Individu-dan-
Sosial
47
BAGIAN 8
MANUSIA DAN LINGKUNGAN
1. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan dan mati dan seterusnya. Serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik itu positif maupun negative.
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada
mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia
berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah berusaha pula mengubah
lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban
istilah Toynbee- sebagai akibat dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar
lingkungan mendukung kehidupannya. Misalnya, manusia menciptakan jembatan agar bisa
melewati sungai yang membatasinya.
2. Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah media dimana makhluk hidup tinggal, mencari kehidupannnya dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang terkait secara timbal balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peran
yang lebih kompleks dan riil (Setiadi, 2006). Sedangkan lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, terutama makhluk hidup, termasuk didalamnya
manusia dan perilakunya. Menurut pasal 1 UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dinyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
48
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.
Lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan dari ekosistem atau sistem ekologi. Ekosistem
adalah satuan kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup (dari berbagai
jenis) dengan berbagai benda mati yang membentuk suatu sistem. Lingkungan hidup pada
dasarnya adalah suatu sistem kehidupan yang terdapat campur tangan manusia terhadap
tatanan ekosistem. Dengan demikian, manusia adalah bagian dari ekosistem.
GLOSARIUM
Tatanan; aturan; tata tertib; sistem.
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/tatanan
GLOSARIUM
Habitable; kebiasaan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.babla.co.id/bahasa-inggris-bahasa-indonesia/habitable
Aiulfahfaridabio2b09541107.2011.Manusia dan Lingkungan ISBD.http://
makalah ISBD/ilmu sosial budaya dasar.htm.Diakses tanggal 14 Desember 2013
.Drs.Sujarwo.2011. Ilmu Sosial & Budaya Dasar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Moh. Soerjani, dkk. 1987. Lingkungan : Sumber Daya Alam dan Kependudukan
dalam Pembangunan. Jakarta : UI Press.
Setiadi, M.Si. dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
Siutompul.1993.Manusia dan Budaya.Jakarta: Gunung Mulia
UU.No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
makalah_ISBD_manusia_dan_lingkungannya_by_Nur_Hanifah_Widiastuti_Leave
_a_comment
50
BAGIAN 9
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
SUB TOPIK 1
A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
Manusia meruakan salah satu makhluk ciptaan tuhan yang ada dimuka bumi. Artinya
manusia bukan satu-satunya makhluk ciptaan tuhan. Makhluk tuhan di dunia (bumi)
terbagi menjadi empat macam dan memiliki sifat yang berbeda-beda, yaitu :
1. Alam: memiliki sifat wujud
4. Manusia: manusia memiliki sifat wujud, hidup, dibekali nafsu, serta akal budi.
Akal budi merupakan pemberian tuhan dan sekaligus potensi diri manusia yang tidak
dimiliki oleh makhluk lain. Akal merupakan kemampuan berfikir manusia sebagai kodrat
alami yang dimiliki untuk memecahkan masalah-masalah hidup yang dihadapi. Manusai
berfikir menggunakan otaknya. Dengan daya kerja otaknya ia dapat membantu tubuhnya
dan mempermudah memenuhi kebutuhan hidupnya. Apa saja kebutuhan hidup manusia ?
secara umum, kebutuhan manusia dalalm kehidupan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Kebutuhan yang bersifat kebendaan (saran dan prasarana) atau badani, ragawi,
atau jasmani/biologis. contohnya adalah makanan, minum, bernafas, istirahat
dan seterusnya.
51
Manusia menggunakan akal budi ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup,
tetapi juga untuk mempertahankan dan meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang
tinggi bila dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Lebih lanjut, dengan akal budi pula, manusia mampu menciptakan kebudayaan. Oleh
sebab itu, kebudayaan dapat dikatakan sebagai hasil akal budi manusial dalam
interaksinya, baik interaksi dengan alam maupun interaksi dengan manusia lainnya.
Sebagai makhluk pencipta kebudayaan, maka manusia disebut sebagai makhluk yang
berbudaya. Tidak sampai disitu saja, manusia dengan kemampuan akal budinya dapat pula
mempengaruhi dan mengembangkan kebudayaan untuk kepentingan hidup.
Dalam kajian sosiologi, manusia daan kebudayaan dianggap sebagai "dwitunggal",
artinya walaupun kedduanya berbeda tetapi merupakan suatu kesatuan. manusia
menciptakan kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta, maka kebudayaan itu
tercipta, maka kebudayaan itulah yang kemudian mengatur hidup manusia agar sesuai
dengannya sehingga manusia tersebut dapat dikatakan makhluk yang berbudaya. Manusia
tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan karena kebudayaan merupakan perwujudan dari
manusia itu sendiri. Apa yang terkandung dalam kebudayaan tidak akan jauh menyimpang
dari kemauan manusia yang membuatnya.
Pada hakikatnya, kebudayaan mempunyai dua segi/bagian yang tidak dapat dilepaskan
hubungannya satu sama lain, yaitu (soek ono, 1973:9):
1. Segi kebendaan, yaitu meliputi segala benda buatan manusia sebagai
perwujudan dari akalnya, serta bisa diraba.
2. Segi kerohaniana,terdiri atas akal pikiran dan kumpulan perasaan yang tersusun
secara teratur. keduanya tidak bisa diraba.
Manusia yang disebut sebgai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang
senantiasa mendayagunakan akal budinyauntuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar, dan adil yang
terkandung dalam kebudayaan. Oleh karena itu hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran, dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar
manusia berbudaya.
Manusia yang berbudaya akan berfikir tentang bagaimana caranya menggunakan benda
hewan atau binatang untuk lebih memudahkan kerja manusia dan menambah hasil
usahanya dalamkaitannya untuk pemenuhan kepentingan dan kebutuhan hidup sehari-hari.
Contohnya: untuk membajak sawah, manusia bisa menggunakan tenaga hewan (kerbau),
untuk bepergian jauh manusia bisa menggunakan tenaga kuda, dan lain sebagainya.
52
Manusia yang berbudaya juga mampu beradaptasi dengan budaya yang dianut oleh
manusia pendukung budaya lain yang sama sekali berbeda dengan budayanya.
SUB TOPIK 2
A. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara
dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialegtis,
maksudnya adalah saling terkait satu dengan yang lainnya. Proses dialegtis ini tercipta
melalui tiga tahap, yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan
membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali oleh manusia.
Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia
dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh
masyarakat.
53
GLOSARIUM
Akal budi : merupakan pemberian tuhan dan sekaligus potensi diri manusia yang tidak
dimiliki oleh makhluk lain.
Akal : merupakan kemampuan berfikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki untuk
memecahkan masalah-masalah hidup yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
https://koreansuju.wordpress.com/tugas-gundar/softskill/manusia-dan-kebudayaan/
http://teraiania.wordpress.com/2011/02/23/tugas-ibd-manusia-dan-kebudayaan/
http://jauharieffendy.multiply.com/journal/item/35
http://mohamadramadhona.ngeblogs.com/kaitan-manusia-dan-kebudayaan/
54
BAGIAN 10
MANUSIA DAN PERUBAHAN BUDAYA
Sub Topik
55
1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan
membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan
manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk
perilaku manusia
2. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat
hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan
menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal :
xv)Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai
hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat
lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa
terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar
enganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
GLOSARIUM
Dialektis; komunikasi dua arah
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Dialektik
a) Generasi tua sukar menerima unsur baru karena norma norma tradisional yang sudah
mendarah daging dan menjiwai sehingga sukar sekali mengubah norma norma yang
sudah sedemikian meresapnya dalam jiwa generasi tua tersebut. Sebaliknya generasi
muda lebih mudah menerima unsur baru karena belum menetapnya unsur unsur atau
norma norma tradisional dalam jiwa generasi muda.
b) Adanya kelompok kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yangterjadi. Karena perubahan itu
dianggap sebagai keadaan krisis yang membahayakan keutuhan masyarakat.
GLOSARIUM
Mendarah daging; Kiasan meresap benar ke dalam hati sanubari; sudah menjadi kebiasaan
DAFTAR PUSTAKA
http://kbbi.kata.web.id/mendarah-daging/
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
1. Sihotang, Amri P,.(2008). Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD). Semarang:
Penerbit Semarang University.
2. Hertati, dkk. (2010). Materi Pokok Ilmu Sosial Dan Buadaya Dasar.
Penerbit Universitas Terbuka.
57
3. Koentjaraningrat. (1992). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
58
BAGIAN 11
MANUSIA, NILAI MORAL, DAN HUKUM
SUB TOPIK 1
A. PENGERTIAN MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM
1. Pengertian Manusia
59
membaca,belajar membuat sesuatu dan sebagainya,memerlukan bantuan orang lain
yang lebih dewasa.
Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia
menyatakan bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam
kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan
biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan.
Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya system perlindungan
dalam rumah,pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian
gangguan/kelompok lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia
berkelompok. Untuk menghasilkan keamanan dan kenyamanan hidup berkelompok
ini, diciptakan aturan-aturan dan kontrol-kontrol social tentang apa yang boleh dan
yang tidak boleh dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Selain itu ditentukan
pula siapa yang berhak mengatur kehidupan kelompok untuk tercapainya tujuan
bersama.
2. Pengertian Nilai
60
menyempurnakan manusia ,sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat
yang seharusnya dimiliki (dalam Lasyo,1999,hlm.1).
Menurut Lasyo(1999,hlm.9)sebagai berikut: Nilai bagi manusia merupakan
landasan atau motivasidalam segala tingkah laku atau perbuatannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa nilai yaitu sesuatu yang menjadi etika atau estetika yang
menjadi pedoman dalam berperilaku.
Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua
konteks,pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif,apabila
dia memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya,bahkan
memandang nilai telah ada sebelum adanya manusia sebagai penilai.Baikdan
buruk,benar dan salah bukan hadir karena hasil persepsi dan penafsiran
manusia,tetapi ada sebagai sesuatu yang ada dan menuntun manusia dalam
kehidupannya.Pandangan kedua memandang nilai itu subjektif,artinya nilai
sangat tergantung pada subjek yang menilainya.Jadi nilai memang tidak akan
ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya penilai.Oleh karena itu nilai melekat
dengan subjek penilai.
3. Pengertian Moral
61
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi
dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa
yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik,
begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Jadi moral
adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan
manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang
mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.
4. Pengertian Hukum
Disamping adat istiadat tadi ,ada kaidah yang mengatur kehidupan manusia
yaitu hukum, yang biasanya dibuat dengan sengaja danmempunyai sanksi
yang jelas.Hukum dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat
agar terjadi keserasian diantara wrga masyarakat dan system social yang dibangun
oleh suatu masyarakat.Pada masyarakat modern hukum dibuat oleh lembaga
lembaga yang diberikan wewenang oleh rakyat.
Keseluruhan kaidah dalam masyarakat pada intinya adalah mengatur
masyarakat agar mengikuti pola perilaku yang disepakati oleh system social dan
budaya yang berlaku pada masyarakat tersebut. Pola-pola perilaku merupakan cara-
cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh
semua anggota masyarakat tersebut.Setiap tindakan manusia dalam masyarakat
selalu mengikuti pola-pola perilaku masyarakat tadi.Pola perilaku berbeda dengan
kebiasaan. Kebiasaan merupakan cara bertindak seseorang yang kemudian diakui
dan mungkin diikuti oleh orang lain. Pola perilaku dan norma-norma yang
dilakukan dan dilaksanakan pada khususnya apabila seseorang berhubungan
dengan orang lain, dinamakan social organization.
SUB TOPIK 2
A. HAKIKAT, FUNGSI PERWUJUDAN NILAI, MORAL, DAN HUKUM
Terdapat beberapa bidang filsafat yang ada hubungannya dengan cara manusia
mencari hakikat sesuatu, satu di antaranya adalah aksiologi (filsafat nilai) yang
mempunyai dua kajian utama yakni estetika dan etika. Keduanya berbeda karena
estetika berhubungan dengan keindahan sedangkan etika berhubungan dengan baik dan
salah, namun karena manusia selalu berhubungan dengan masalah keindahan, baik, dan
buruk bahkan dengan persoalan-persoalan layak atau tidaknya sesuatu, maka
62
pembahasan etika dan estetika jauh melangkah ke depan meningkatkan kemampuannya
untuk mengkaji persoalan nilai dan moral tersebut sebagaimana mestinya.
65
menjadi konflik internal pada individu yang akhirnya akan menimbulkan
kebingungan nilai bagi individu tersebut.
Manusia Dan Hukum
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak
mungkin menggambarkan hidupnya manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka
manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa
dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya
kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan
saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas
lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya.
Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup
(the living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan
pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan
dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: Ubi societas
ibi jus (di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam
setiap pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat,
maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai semen perekat atas
berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai
semen perekat tersebut adalah hukum.
Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk
suatu struktur tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah
tatanan sosial (social order) yang bernama: masyarakat. Guna membangun dan
mempertahankan tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia
membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si
pengatur(kekuasaan).
Hubungan Hukum Dan Moral
Hukum tidak akan berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan kosong
tanpa moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma
moral dan perundang-undangan yang immoral harus diganti.
Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan moral
tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya mungkin ada hukum yang bertentangan
dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang berarti terdapat
ketidakcocokan antara hukum dengan moral.
66
SUB TOPIK 3
A. KEADILAN, KETERTIBAN, DAN KESEJAHTERAAN
1. Keadilan
67
Pengertian keadilan menurut Notonegoro yang berpendapat bahwa
keadilan adalah suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku. Pengertian keadilan menurut Thomas Hubbesyang
mengatakan bahwa pengertian keadilan adalah sesuatu perbuatan dikatakan adil
apabila telah didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati. Pengertian
keadilan menurut Plato yang menyatakan bahwa pengertian keadilan adalah
diluar kemampuan manusia biasa dimana keadilan hanya dapat ada di dalam
hukum dan perundang-undangan yang dibuat oleh para ahli yang khususnya
memikirkan hal itu.
Pengertian keadilan menurut W.J.S Poerwadarmintoyang mengatakan
bahwa pengertian keadilan adalah tidak berat sebelah, sepatutnya tidak
sewenang-wenang. Pengertian keadilan menurut definisi Imam Al-
Khasim adalah mengambil hak dari orang yang wajib memberikannya dan
memberikannya kepada orang yang berhak menerimanya.
2. Pengertian Ketertiban
SUB TOPIK 4
A. PROBLEMATIKA NILAI, MORAL DAN HUKUM DALAM
MASYARAKAT DAN NEGARA
Perilaku atau perbuatan manusia, baik secara pribadi maupun hidup bernegara
terikat pada norma moral dan norma hukum. Secara ideal, seharusnya manusia taat pada
norma moral dan norma hukum yang tumbuh dan tercipta dalam hidup sebagai upaya
mewujudkan kehidupan yang damai, aman, dan sejahtera. Namun dalam kenyataannya
terjadi berbagai pelanggaran, baik terhadap norma moral maupun norma hukum.
Pelanggaran norma moral merupakan suatu pelanggaran etik, sedangkan pelanggaran
terhadap norma hukum merupakan suatu pelanggaran hukum.
1. Pelanggaran Etik
Kebutuhan akan norma etik oleh manusia diwujudkan dengan membuat serangkaian
norma etik untuk suatu kegiatan atau profesi. Rangkaian norma moral yang terhimpun ini
biasa disebut kode etik. Kode etik merupakan bentuk aturan (code) tertulis secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada. Masyarakat profesi
secara berkelompok membentuk kode etik profesi. Contohnya : kode etik guru, kode etik
insinyur, kode etik wartawan, dan sebagainya.
Kode etik profesi berisi ketentuan-ketentuan normatif etik yang seharusnya dilakukan
oleh anggota profesi. Kode etik profesi dibutuhkan untuk menjaga martabat serta
kehormatan profesi, dan disisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk
69
penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian. Tanpa etika profesi, apa yang semula
dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi
sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan
nilai-nilai idealisme, dan ujungnya akan berakhir dengan tidak adanya lagi respek mupun
kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional tersebut.
Meskipun telah memiliki kode etik, masih terjadi pelanggaran terhadap profesinya
sendiri. Contohnya: seorang dokter melanggar kode etik kedokteran. Pelanggaran kode etik
tidak akan mendapat sanksi lahiriah atau yang bersifat memaksa. Pelanggaran etik
biasanya mendapatkan sanksi etikseperti menyesal, malu dan rasa bersalah. Bila seorang
profesi melanggar kode etik profesinya maka ia mendapatkan sanksi etik dari lembga
profesi seperti teguran, dicabut keanggotaannya, atau tidak diperbolehkan lagi menjalani
profesi tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan/mendorong seseorang melakukan pelanggaran etika
adalah sebagai berikut :
a. tidak berjalannya control dan pengawasan dari masyarakat.
b. Kurangnya iman dari individu tersebut.
c. rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik pada setiap bidang,
karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak prepesi sendiri
d. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari orang tersebut.
e. Tidak adanya kesadaran etis dan moralitas dari orang tersebut.
f. Kebutuhan individu.
g. Tidak ada pedoman hidup dari individu tersebut.
h. Perilaku dan kebiasaan individu yang buruk sehingga menjadi sebuah kebiasaan.
i. Lingkungan tidak etis mempengaruhi individu tersebut melakukan sebuah
pelanggaran.
j. Kurangnya sanksi yang keras atau tegas di Negara kita tentang pelanggaran Kode
Etik.
2) Pelanggaran Hukum
Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan atau perintah
dari luar untuk tunduk pada hukum yang berlaku. Dengan berjalannya kesadaran hukum
dimasyarakat maka hukum tidak perlu menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan
kepada warga yang benar-benar terbukti melanggar hukum.
70
Hukum berisi perintah dan larangan. Hukum memberitahukan kepada kita mana
perbuatan yang bertentangan dngan hukum yang bila dilakukan akan mendapat ancaman
berupa sanksi hukum. Terhadap perbuatan yang bertentangan dengan hukum tentu saja di
anggap melanggar hukum sehingga mendapat ancaman hukuman.
Poblema hukum yang yang berlaku dewasa ini adalah masih rendahnya kesadaran
hukum masyarakat. Akibatnya, banyak tarjadi pelanggaran hukum. Bahkan, pada hal-hal
kecil yang sesungguhnya tidak perlu terjadi. Misalnya, secara sengaja tidak membawa SIM
dengan alasan hanya untuk sementara waktu.
Pelanggaran hukum dalam arti sempit berarti pelanggaran terhadap perundang-
undangan negara, karena hukum oleh negara dimuatkan dalam peraturan perundang-
undangan. Kasus tidak membawa SIM berarti melanggar perturan, yaitu Undang-Undang
No. 14 Tahun 1992 tentang lalu lintas. Kasus-kasus pelanggaran hukum banyak terjadi
dimasyarakat kita mulai dari kasus kecil seperti pencurian dan perjudian sampai kasus
besar seperti korupsi dan aksi teror.
Pelanggaran hukum berbeda dengan pelanggaran etik. Sanksi atas pelanggaran hukum
adalah sanksi pidana dari negara yang bersifat lahiriah dan memaksa. Masyarakat secara
resmi (Negara) berhak memberi sanksi bagi warga negara yang melanggar hukum. Negara
tidak berwewenang menjatuhi hukuman pada pelaku pelanggaran etik, kecuali pelanggaran
itu sudah merupakan pelanggaran hukum.
Problema hukum yang lain adalah hukum dapat digunakan sebagai alat kekuasaan.
Dalam negara seharusnya hukumlah yang menjadi panglima. Semua institusi dan lembaga
negara tunduk pada hukum yang berlaku. Namun dapat terjadi dibuat justru untuk
melayani kekuasaan dalam negara. Dengan alih-alih telah berdasarkan hukum, tetapi
peraturan yang dibuat justru menyengsarakan rakyat, menciptakan ketidakadilan dan
menumbuhsuburkan KKN. Contohnya Keppres-Keppres yang telah dibuat pada masa lalu.
Oleh karena itu, dalam membuat hukum harus memenuhi kaidah hukum. Gustav Radburch
(ahli filsafat Jerman) menyampaikan adanya tiga kaidah (ide dasar) hukum yang harus
dipenuhi dalam membuat norma hukum. Ketiga kaidah itu adalah sebagai berikut:
a) Gerechtigheint (unsur keadilan),
b) Zeckmaessigkeit (unsur kemanfaatan), dan
c) Sicherheit (unsur kepastian).
Bila dicermati, ada beberapa hal yang menyebabkan lemahnya penegakan hukum
yaitu sebagai berikut :
71
a. kesadaran/pengetahuan hukum yang lemah.Kesadaran/pengetahuan hukum yang
lemah, dapat berefek pada pengambilan jalan pintas dalam menyelesaikan persoalan
masing-masing. masyarakat yang tidak mengerti akan hukum, berpotensi besar dalam
melakukan pelanggaran terhadap hukum. dalam hukum, dikenal dengan adanya fiksi
hukum artinya semua dianggap mengerti akan hukum. Seseorang tidak dapat
melepaskan diri dari kesalahan akan perbuatannya dengan alasan bahwa ia tidak
mengerti hukum atau suatu peraturan perundang-undangan. Jadi dalam hal ini sudah
sewajarnya bagi setiap individu untuk mengetahui hukum. Sedangkan bagi aparatur
hukum atau elemen lain yang concern pada supremasi hukum sudah seharusnya
memberikan kesadaran hukum bagi setiap individu.
b. Ketaatan terhadap hukum. Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang budaya egoisme
dari individu muncul. Ada saja orang yang melanggar hukum dengan bangga ia
menceritakan perbuatannya kepada orang lain. Misalnya pelanggaran terhadap lalu
lintas. Oleh pelakunya menganggap itu hal-hal yang biasa-biasa saja, bahkan dengan
bersikap bangga diri ia menceritakan kembali kepada orang lain perbuatan yang telah
dilakukannya. Hal semacam ini telah mereduksi nilai-nilai kebenaran, sehingga
menjadi suatu kebudayaan yang sebenarnya salah.
c. Perilaku aparatur hukum. Perilaku aparatur hukum baik dengan sengaja ataupun tidak
juga telah mempengaruhi dalam penegakan hukum. Misalnya aparat kepolisian yang
dalam menagani suatu kasus dugaan tindak pidana, tidak jarang dalam kenyataannya
juga langsung memvonis seseorang telah bersalah. Hal ini dapat dilihat dengan
perilaku aparat yang dengan ringan tangan terhadap tersangka yang melakukan
tindak pidana. Perilaku-perilaku semacam ini justru bukan mendidik seseorang untuk
menghormati akan hukum. Ia menghormati hukum hanya karena takut akan polisi.
d. Faktor aparatur hukum. Seseorang yang melakukan tindak pidana, namun ia selalu
bisa lolos dari jeratan pemidanaan, akan berpotensi bagi orang yang lain untuk
melakukan hal yang sama. Korupsi yang banyak dilakukan namun banyak pelaku yang
lepas dari jeratan hukum berpotensi untuk oleh orang lain melakukan hal yang sama.
Adanya mafia peradilan, telah mempengaruhi semakin bobroknya penegakan hukum
di negeri kita. Aparatur hukum yang sedianya diandalkan untuk menjunjung tinggi
supremasi hukum, justru melakukan pelanggaran hukum. Sebagai akibatnya
masyarakat pesimis terhadap penegakan hukum.
e. Adanya Transaksional dalam Penegakan Hukum, Dalam hal ini maksudnya adalah
adanya transaksi jual-beli hukum, hukum dianggap sesuatu yang tidak bernilai
72
sehingga mampu diperjual-belikan oleh pihak penguasa untuk mempermudah
keinginannya.
f. Degradasi Moral Penegak Hukum yang Buruk, salah satu penyebab buruknya
penegakan hukum di Indonesia ini dengan banyaknya pelanggaran hukum yang
terjadi, banyaknya tindakkan KKN, kasus peradilan yang tak kunjung selesai.
g. Ada Intervensi dari Penguasa, Maksudnya yaitu adanya keikutsertaan pihak ketiga
dalam hal ini adalah penguasa dalam suatu proses perkara hukum, dengan alasan
adanya kepentingannya yang terganggu.
h. Masyarakat Sudah Tahu Hukum tapi Tetap Melanggar,
i. Ketimpangan antarpasal, Ketimpangan antarpasal ini yang menyebakan tidak saling
mendukungnya pasal/peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya.
Sering kali pada keluarga yang broken home atau pada keluarga yang kedua orang
tuanya bekerja berakibat pada penurunan intensitas hubungan antara anak dengan orang
tua. Dalam lingkungan yang kurang baik dan kadang menegangkan ini seorang anak sangat
sulit ntuk membangun nilai-nilainya secara jelas. Dengan kata lain problematika utama
bagi kehidupan otang tua yang bekerja terletak pada tingkat komunikasi dengan anak-
anaknya.
Persoalan merosotnya intensitas interaksi dalam keluarga serta terputusnya komunikasi
yang harmonis antara orang tua dengan anak, mengakibatkan merosotnya fungsi keluarga
dalam pembinaan nilai moral anak. Dalam posisi seperti inilah instituisi pendidikan perlu
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan klarifikasi nilai.
2) Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral
Sebagai makhluk sosial, anak pastinya mempunyai teman dan pergaulan dengan teman
akan menambah informasi yang akhirnya akan mempengaruhi perilakunya. Pengaruh
teman ini akan berdampak positif manakala isu dan kebiasaan teman itu positif pula.
Begitu juga sebaliknya akan berdampak negatif bila sikap dan kebiasaan temannya buruk.
Perbedaan sudut pandang antara keluarga dengan temannya menjadi masalah dilematis
bagi nilai anak-anak, anak dihadapkan pada keharusan untuk mematuhi aturan keluarga
dan resiko dikeluarkan dari pertemanan. Persoalan nilai mana yang akan menjadi
73
keyakinan individu (mahasiswa) tentu diperlukan adanya upaya pendidikan untuk
membimbing mereka keluar dari kebingungan nilai serta menemukan nilai hakiki yang
harus menjadi pegangannya.
3) Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu
Orang dewasa mempunyai pemikiran bahwa fungsi utama dalam menjalin hubungan
dengan anak-anak adalah memberitahu sesuatu tentang mereka, memberitahu apa yang
harus mereka lakukan, kapan waktu yang tepat untuk melakukannya, dimana harus
dilakukan, dll. Dengan kata lain, orang dewasa hanya menambahkan berbagai arahan nilai
atau norma yang sudah ada pada anak-anak, baik didapatnya dari sekolah, tokoh politik,
guru, buku bacaan, dll.
Dengan demikian orang dewasa tidak berupaya mengurangikebingungan nilai anak.
Sebaliknya, menambah jumlah pilihan yang menimbulkan tingginya tingkat kebingungan
dan ketidakjelasan nilai bagi anak. Dengan kondisi seperti inilah lembaga pendidikan perlu
mengupayakan agar peserta didik mampu menemukan nilai dirinya tanpa harus
bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di masyarakat.
4) Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
74
sehingga manusia pantas diberi derajat yang tinggi melebihi makhluk lainnya. Menurut
kant, menganjurkan tujuan pendidikan sebagai berikut :
Untuk mengajarkan proses dan keterampilan berpikir rasional.
Untuk mengembangkan individu yang mampu memilih tujuan dan keputusan yang
baik secara bebas (Kama, 2000, hlm 61)
Setiap hari manusia mendapatkan informasi, informasi ini berpengaruh terhadap sistem
keyakinan yang dimiliki oleh individu. Apabila informasi baru yang diterima individu serta
mengubah atau menguatkan keyakinannya, maka terbentuklah sikap, serangkaian sikap
inilah yang akan mendorong munculnya pertimbangan yang harus dibuat sehingga
menghasilkan prinsip dan standar yang disebut nilai. Munculnya berbagai informasi yang
sama kuatnya akan mempengaruhi kebingungan terhadap anak.
Kebingungan ini bisa diperparah apabila lembaga pendidikan peserta didik tidak diberi
informasi tambahan. ISBD sebagai sebuah studi yang membahas problema sosial dan
budaya yang menambah informasi tentang nilai, moral, dan kaidah hukum kepada
mahasiswa selain itu dapat menganalisis konflik nilai, moral dan lemahnya supermasi
hukum sehingga kebingungan nilai dan orientasi moral dapat dikurangi.
GLOSARIUM
Nilai : adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia.
Moral : berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan.
Hukum : dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat agar terjadi
keserasian diantara wrga masyarakat dan system social yang dibangun oleh
suatu masyarakat.
Keadilan : adalah hal-hal yang berkenaan pada sikap dan tindakan dalam hubungan antar
manusia yang berisi sebuah tuntutan agar sesamanya dapat memperlakukan sesuai hak dan
kewajibannya.
Ketertiban : asal kata tertib yang berarti teratur; menurut aturan; rapi.
75
DAFTAR PUSTAKA
https://efriawan.wordpress.com/2012/02/02/makalah-isbd-manusia-nilai-moral-dan-
hukum/
https://kelompok4isbd.wordpress.com/2012/04/04/bab-5-manusia-nilai-moral-dan-
hukum/
76
BAGIAN 12
MANUSIA, SAINS, DAN TEKNOLOGI
1.Manusia
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Manusia merupakan paduan
antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena
manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya. Berikut ini adalah pengertian
dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
a) Nicolaus D. & A. Sudiarja
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan
rohani kan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
b) Abineno J. I
Manusia adalah tubuh yang berjiwa dan bukan jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana.
c) Upanisads
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana
atau badan fisik.
d) Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir,
dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
Sedangkan menurut Alquran, Allah berfirman (Al Mukminun: 12-14) Dan
sungguh Kami ciptakan manusia dari tanah yang basah, kemudian Kami jadikan ia setetes
mani, kemudian dari setetes mani menjadi darah. Maka dari segumpal darah kami jadikan
segumpal daging. Maka dari segumpal daging, Kami ciptakan tulang. Maka tulang itu
77
Kami balut dengan daging. Kemudian Kami buat menjadi ciptaan yang lain. Maka maha
suci Allah sebaik-baik pembentuk.
2.Sains
Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis,
dan bukan hanya kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan.
Menurut Medawar (1984) Sains(dari istilah Inggris Science) berasal dari kata:
sienz, cience, syence, scyence, scyense, scyens, scienc, sciens, scians.
Kata dasar yang diambil dari kata scientia yang berarti knowledge (ilmu). Tetapi,
tidak semua ilmu itu boleh dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah: ilmu yang
dapat diuji (hasil dari pengamatan yang sesungguhnya) kebenarannya yang dikembangkan
secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan
semata sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui
eksperimen secara teori.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, sains adalah: Ilmu yang teratur
(sistematik) yang dapat diuji atau buktikan kebenarannya, berdasarkan kebenaran atau
kenyataan semata (missal:fisika, kimia, biologi).
Pendidikan sains menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains yang
diartikan sebagai salah satu cabang ilmu yang mengkaji tentang sekumpulan pernyataan
atau fakta-fakta dengan cara yang sistematik dan serasi dengan hukum-hukum umum yang
melandasi peradaban dunia modern. Sains merupakan satu proses unruk mencari dan
menemui sesuatu kebenaran melalui pengetahuan (ilmu) dengan memahami hakikat
makhluk, untuk menerangkan hokum-hukum alam.
Proses mencari kebenaran secara mencari jawaban kepada persoalan-persoalan
secara sistematik yang dinamakan pendekatan saintifik dan ia menjadi landasan
perkembangan teknologi yang menjadi salah satu unsur terpenting peradaban manusia.
Sains sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan kemanusiaan dan teknologi.
3.Teknologi
Istilah teknologi barasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani kuno techne
berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah technikos yang berarti seseorang yang
memilki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang
menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah dan metode yang pasti,
keterampilan itu lalu menjadi teknik.
78
Istilah teknologi berasal dari techne atau cara dan logos atau pengetahuan.
Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian
teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang,
memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam
setiap bidang kegiatan manusia. Pengertian teknologi secara umum adalah:
Proses yang meningkatkan nilai tambah
Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan
kinerja
Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan
digunakan
Pada permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan
merangkum suatu rangkaian sarana, proses dan ide di samping alat-alat dan mesin-mesin.
Perluasan arti berjalan terus sehingga sampai pertengahan abad ini muncul perumusan
teknologi sebagai sarana dan aktivitas yang dengannya manusia berusaha mengubah atau
menangani lingkungannya.
Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa
penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Demikianlah teknologi
adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber daya alam untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum
dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunanaan berbagai sarana yang
tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.
GLOSARIUM
Merangkum; menyatukan (merangkai) pokok-pokok pembicaraan
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/rangkum
GLOSARIUM
Keteraturan; kesamaan keadaan, kegiatan, atau proses yang terjadi beberapa kali atau
lebih; keadaan atau hal teratur.
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/atur
GLOSARIUM
Antropologi; ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul, aneka warna bentuk fisik,
adat istiadat, dan kepercayaannya pada masa lampau.
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/antropologi
Sudarwan Danim. 2003. Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka pelajar.
Suwarno,dkk. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Surakarta : UMS Press
Setiadi, Elly M. dkk., 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana
Predana Media Group.
http://www.sijorimandiri.net/sm/index.php?option=com_content&view=article&id
=4610:kasus-manipulasi-nilai-ijazah-umrah-&catid=3:tanjungpinang&Itemid=2
http://kaltarabloggers.aimoo.com/m/Artikel-Paper-Karya-Ilmiah-Makalah-Tugas-
Akhir-TA-Skripsi-Tesis/DAMPAK-TEKNOLOGI-TERHADAP-KEHIDUPAN-
MANUSIA-1-1221860.html
http://airatezuka.blogspot.com/2010/06/lagi-lagi-kasus-moral.html
http://www.scribd.com/doc/31759426/perkembengan-dan-penyalahgunaan-Ipa-Dan-Iptek
http://sirambe.blogspot.com/2011/04/bahan-makalah-isbd-hubungan-
manuasia.html
81