Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIDAN SEBAGAI PROFESI LUHUR, PROFESIONALISME DAN ETIS


DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ILMU
KEBIDANAN DAN PROFESIONALISME BIDAN
DOSEN PENANGGUNGJAWAB : DR. INDRA SUPRADEWI, S.KM.,
M.KM.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK
ADELIA PUTRI P3.73.24.1.19.001
DINDA AYU LESTARI P3.73.24.1.19.008
PEIRAWATI NURAULIA P3.73.24.1.19.020
TASYA AGUS FITRIADI P3.73.24.1.19.031
WAHYU DEWI K.H.K P3.73.24.1.19.034

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PROGRAM PENDIDIKAN


PROFESI BIDAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 3
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena hanya dengan izin, rahmat dan
kuasa-Nyalah kami masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “ BIDAN SEBAGAI PROFESI LUHUR, PROFESIONALISME DAN ETIS“.
Pada kesempatan ini tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak terutama kepada Dosen pengajar Mata Kuliah Ilmu Kebidanan dan
Profesionalisme Bidan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita khususnya mengenai organisaso profesi dan kontribusi bidan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih
jauh dari apa yang diharapkan.
Untuk itu, kami berharapa dan kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Jakarta, 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bidan merupakan salah satu profesi tertua sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan
muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan.
Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang
sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati,mendampingi, serta menolong ibu yang
melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan sebagai pekerja
profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan
filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang
dimilikinya.

Bidan juga merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup
kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu, selain mempunyai
pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat, bidan juga harus
memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap / bertindak dalam memberikan suatu
pelayanan khususnya pelayanan kebidanan.

Profesi bidan sendiri bukanlah profesi yang ringan dan tidak semua orang dapat menjadi
bidan profesional karena profesi seorang bidan mengemban tanggungjawab yang besar.
Profesionalisme, kerja keras, dan kesungguhan hati serta niat yang baik akan memberikan
kekuatan dan modal utama bagi pengabdian profesi bidan.

1.2 Rumusan masalah


a. Apa pengertian dari nilai?
b. Apa pengertian dari profesi?
c. Apa saja ciri-ciri bidan sebagai profesi?
d. Bagaimana prilaku professional bidan?
e. Bagaimana prilaku bidan yang etis?
1.3 Tujuan penulisan
a. Mengetahui pengetian dari nilai.
b. Mengetahui pengertian profesi.
c. Mengetahui ciri-ciri bidan sebagai profesi.
d. Mengetahui prilaku professional bidan
e. Mengetahui prilaku bidan yang etis
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian nilai

Nilai-nilai (values) (values) adala  adalahh ssuatu keyakina uatu keyakinann sseseorang


tentang eseorang tentang penghargaan penghargaan terhadap terhadap suatu suatu standar
standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku seseorang. Sistem nil atau pegangan
yang mengarah pada sikap/perilaku seseorang. Sistem nilaaii dalam suatu organisasi dalam
suatu organisasi adalah rentang adalah rentang nilai-nilai nilai-nilai yang di yang dianggap
pentin anggap penting dan sering diartikan sering diartikan sebagai sebagai perilaku perilaku
personal.

Pada tahun 1985, Pada tahun 1985, “The American Association “The American Association
Colleges of Nursing”  Colleges of Nursing”  melaksanakan melaksanakan suatu p suatu proyek
royek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keper termasuk
didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan awatan profesional.
profesional. Perkumpulan ini Perkumpulan ini mengidentifikasikan 7 mengidentifikasikan 7
nilai-nilai nilai-nilai esensial dalam esensial dalam kehidupan profesional kehidupan
profesional,, yaitu: yaitu:

1. Aesthetics (  Aesthetics keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang


memberikan  Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan kepuasan
kepuasan termasuk termasuk penghargaan, penghargaan, kreatifitas, kreatifitas, imajinasi,
imajinasi, sensitifitas sensitifitas dan dan kepedulian. kepedulian.
2.  Altruism (Altruism (mengutamak engutamakan orang lain)) Kesediaan Kesediaan
memperhatikan memperhatikan kesejahteraan orang kesejahteraan orang lain lain termasuk
keperawatan atau kebidan termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan,
kedermawanan an, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan atau kemurahan hati
hati serta serta ketekunan. ketekunan.
3. Equality (kesetaraan) Memiliki hak atau  Memiliki hak atau status yang sama status yang
sama termasuk penerimaan termasuk penerimaan dengan sikap dengan sikap asertif,
kejujuran, harga diri dan to asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi leransi
4. Freedom (Kebebasan): Freedom (Kebebasan): memiliki  memiliki kapasitas untuk kapasitas
untuk memilih memilih kegiatan termasuk kegiatan termasuk percaya diri, percaya diri,
harapan, harapan, disiplin disiplin serta kebebasan dalam pengarahan serta kebebasan dalam
pengarahan diri sendiri. diri sendiri.
5. Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan Berhubungan dengan
penghargaan yang l penghargaan yang lekat terhadap ekat terhadap martabat manusia
martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan,kebaikan,
pertimbangan &  sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan,kebaikan,
pertimbangan & penghargaan penghargaan penuh penuh terhadap terhadap kepercayaan.
kepercayaan.
6. Justice (Justice (Keadilan)): Menjunjung tinggi moral & prinsip2 legal termasuk objektifitas,
moralitas,  Menjunjung tinggi moral & prinsip2 legal termasuk objektifitas, moralitas,
integritas, dorongan & integritas, dorongan & keadilan serta kewajaran. keadilan serta
kewajaran.
7. Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan & realita, termasuk akontabilitas, kejujuran,
keunikan &  Menerima kenyataan & realita, termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan &
reflektifitas yang rasional

Individu tidak lahir dengan membawa Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai
(values). Nilai-nilai ini diperoleh & berkembang melalui informasi, lingkungan, keluarga, serta
budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang
nilai-nilai mana yang benar & mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai
kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan
berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara, antara lain:

1. Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui
observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana
dia bergaul
2. Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja
dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda
3. Sesuka hati atau dengan proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat
tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta
mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih
sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau
pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu
tersebut
4. Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan penghargaan
bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman
bila menunjukkan perilaku yang tidak baik
5. Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai
tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya
dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem
nilai dirinya sendiri.

Ada tiga fase nilai-nilai yang perlu dipahami oleh bidan, yaitu:

1. Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap individu


2. Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan yang diberikan
bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang diberikan
mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan
3. Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan konsekuensi
terbaik bagi semua masyarakat

2.2. Pengertian profesi

Secara etimologi profesi berasal dari kata profession yang berarti pekerjaan. Professional
artinya orang yang ahli atau tenaga ahli. Profesionalisme artinya sifat professional. Profesi
berasal dari bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian yaitu janji / ikrar dan
pekerjaan. Arti yang lebih luas menjadi kegiatan "apa saja" dan "siapa saja" untuk memperoleh
nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu, sedangkan dalam arti sempit profesi
berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut
pelaksanaannya sesuai norma - norma sosial dengan baik. Beberapa pengertian profesi menurut
beberapa ahli diantaranya:

1. Abraham Flexnman (1915) menyatakan profesi adalah aktifitas yang bersifat intelektual
berdasarkan ilmu pengetahuan, digunakan untuk tujuan praktik pelayanan, dapat dipelajari,
terorganisir secara internal dan artistik mendahulukan kepentingan orang lain.
2. Chin Yakobus (1983) mengartikan profesi sebagai suatu pekerjaan yang membutuhkan
pengetahuan khusus dalam bidang ilmu, melaksanakan cara-cara dan peraturan yg telah
disepakati anggota profesi itu.
3. Suesmann (1997) mengungkapkan bawa profesi berorientasi kepada pelayanan memiliki
ilmu pengetahuan teoritik dgn otonomi dari kelompok pelaksana. Secara umum profesi
dapat diartikan pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta
proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi
adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,dan teknik.

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggungjawab dan akuntabel, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama
masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggungjawab sendiri
dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya
pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, da akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.

Bidan mempunyai tugas pentig dalam konseling dan Pendidikan Kesehatan, tidak hanya
kepada permpuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup
Pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orangtua serta dapat meluas pada Kesehatan
perempuan, Kesehatan seksual atau Kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Bidan dapat praktik
diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, rumah sakit, klinik atau unit
Kesehatan lainnya (Tjjmiati dkk, 2016).

2.3. Ciri-ciri bidan sebagai profesi


Fungsi utama profesi bidan adalah mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, proses
fisiologis harus dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila timbul penyulit dapat menggunkan
teknologi tepat guna dan rujukan yang efektif, untuk memastikan kesejahteraan perempuan dan
janin/bayinya. Sebagai profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila yang menganut
filosofis yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah makhluk
bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani
yang utuh dan tidak ada individu yang sama (Kemenkes RI, 2007). Berikut ciri-ciri bidan
sebagai profesi menurut Tajmiati dkk (2016):

1. Bidan disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan


pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara professional
2. Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu
standar pelayanan kebidanan, kode etik,dan etika kebidanan
3. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya
4. Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya
5. Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
6. Bidan memiliki organisasi profesi
7. Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat
8. Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama penghidupan

Adapun syarat bidan sebagai jabatan professional, yaitu:

1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis


2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan sebagai tenaga professional
3. Keberadaanya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
4. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah
5. Mempunyai peran dan fungsi yang
6. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur
7. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
8. Memiliki kode etik bidan
9. Memiliki etika kebidanan
10. Memiliki standar pelayanan
11. Memiliki standar praktik
12. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sesuai dengan
kebutuhan pelayanan
13. Memliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi.

2.4. Perilaku Profesional bidan


1. Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal
2. Bertanggungjawn dan mempertanggungjawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir
4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit, penularan, strategis dan
pengendalian infeksi
5. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberika asuhan kebidanan
6. Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik Kesehatan, kehamilan,
kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.
7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar
mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek
asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas
kesehatannya sendiri
8. Menggunakan keterampilan mendengar dan memfasilitasi
9. Bekerja sama dengan petugas Kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan Kesehatan
kepada ibu dan keluarga
10. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan (Tajmiati dkk, 2016)

2.5. Prilaku bidan yang etis


Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang
memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
Kode etik bidan:
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
derajart kesehatannya secara optimal.
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
2) Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan
dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan/atau rujukan
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan dengan kepentingan klien
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi.
2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya
1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan
menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang
bermutu kepada masyarakat
2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapatmelaksanakan tugas
profesinya dengan baik
2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3) Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayananan
Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga.
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran
kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

Bidan memerlukan suatu petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus
menjalankan profesinya, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh
anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut
tingkah laku dalam pergaulan sehari-hari dimayarakat, yang dalam hal ini kode etik profesi
kebidanan.Perkembangan teknologi kesehatan yang semakin pesat, khususnya bidang kebidanan
telah mempengaruhi peran bidan dalam praktik kebidanan. Setiap peran mengemban tanggung
jawab dan cukup sulit bagi bidan memikul semua tanggung jawab itu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, KH Endah Widhi. 2016. Jakarta:Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Dhona.2015.Nilai Personal Dan Nilai Luhur Profesi Dalam Pelayanan Kebidanan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang STandar Profesi Bidan tahun 2007

Tajmiati, A., Astuti, E. W., Suryani, E.2016.Konsep Kebidanan dan Etikolegal dalam Praktik
Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai