Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDEKATAN PENDIDIKAN

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Sapina Tiarani (190730033)
Aisyah Fitriani Harahap (190730027)
Syarifah Mutia (190730071)
Lia Rayani (190730059)
Eliza Fitri (190730045)
Ildawati Febri Pratiwi (190730065)
Hasmi Br Lembong (190730039)
Mulki Aris (190730001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Pertama tama kami panjatkan syukur kepada Allah Swt. Atas rahmat dan
hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Pendekatan Pendidikan”. Tidak lupa sholawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi Besar Muhammad SAW,kepada keluarganya dan para sahabatnya
serta orang-orang yang mengikuti jejak dan langkah mereka sampai hari kiamat.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua pembaca. Dan
apabila ada salah kata dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf, dan
mengharapkan kritik dan saran agar kekurangan dan kelemahan yang ada tidak
sampai terulang dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Daring, 20 September 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2


2.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran ...........................................................2

2.2 Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran ...........................................................3

2.2.1 Pendekatan Kontekstual .....................................................................3

2.2.2 Pendekatan Konstruktivisme...................................................................4

2.2.3 Pendekatan Deduktif ..........................................................................5

2.2.4 Pendekatan Induktif ...........................................................................6

2.2.5 Pendekatan Inquiry ............................................................................7

2.2.6 Pendekatan Saintifik ..........................................................................7

2.2.7 Pendekatan Individual ........................................................................8

2.2.8 Pendekatan Kelompok .......................................................................8

2.2.9 Pendekatan Edukatif ..........................................................................9

2.3 Manfaat Pendekatan Pembelajaran ...............................................................9

BAB III PENUTUP ...............................................................................................10


3.1 Kesimpulan..............................................................................................10

3.2 Saran ........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu pendidikan yang dihadapi sekolah pada umumnya adalah
rendahnya mutu pendidikan. Usaha peningkatan kualitas pendidikan terus
dilaksanakan secara sistematis. Pembaruan pendidikan tersebut merupakan upaya
sadar yang sengaja dilakukan dengan tujuan memperbaiki praktek pendidikan
dengan sungguh-sunggu. Upaya peningkatan mutu pendidikan salah satunya
adalah menciptakan kurikulum yang lebih meberdayakan peserta didik.
Mutu pendidikan juga sangat ditentukan oleh pendekatan-pendekatan yang
digunakan para guru dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pendidikan. Ketetapan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap
materi pembelajaran yang diberikan, serta terhadap proses dan hasil belajar siswa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertian dari pendekatan pendidikan?
2. Apasaja jenis-jenis pendekatan pendidikan?
3. Apa manfaat dari pendekatan pendidikan

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan pendidikan.
2. Mengetahui jeni pendekatan pendidikan
3. Mengetahui manfaat pendekatan pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran


Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang, asumsi dan keyakinan
kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan adalah konsep dasar yang
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran.
Keterampilan berbahasa misalnya, kita yakini tidak dapat dimiliki oleh seseorang
tanpa latihan berkomunikasi, maka ini artinya kita menggunakan pendekatan
komunikatif. Karena itu dalam proses pembelajaran bahasa guru perlu
menggunakan metode yang memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif
menggunakan langsung bahasa yang diajarkan.
Pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang pendidik
terhadap proses pembelajaran yang di dalamnya mewadahi, menginspirasi dan
melatarbelakangi metode pembelajaran dan lainnya. Hal senada disampaikan oleh
(Anitah W, 2016) yang mengatakan bahwa pendekatan merupakan seperangkat
wawasan yang secara sistematis digunakan sebagai landasan berpikir dalam
menentukan strategi, metode, dan teknik untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan (Hasan et al., 2017) mengatakan bahwa pendekatan adalah
suatu jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran dilihat bagaimana materi disajikan. Pendekatan diartikan juga
sebagai titik tolak atau sudut pandang guru terhadap proses pembelajaran
(Sanjaya, Darmawan and Supriadie, 2016), (Aswan, 2016). Memperhatikan
pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan pendekatan pembelajaran
merupakan cara yang dilakukan oleh pendidik dalam membelajarkan peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari pengertian tersebut, seorang pendidik
dapat merancang pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher centered
approach) atau berpusat pada peserta didik (student centered approach).
Pendekatan dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
besar, yaitu pendekatan materi dan pendekatan penyajian. Pendekatan materi
merupakan suatu cara yang digunakan pendidik melalui materi tertentu agar
materi baru mudah dipahami oleh peserta didik. Sedangkan pendekatan penyajian

2
lebih menekankan bagaimana materi disajikan agar mudah dipahami peserta didik
serta membelajarkan peserta didik.
Pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat tergantung sepenuhnya
pada pendidik dengan pertimbangan kondisi dan suasana pembelajaran. Apabila
pendidik sudah memilih pendekatan yang akan digunakan, selanjutnya memilih
metode, strategi, atau model pembelajaran. Pemilihan pendekatan, strategi,
metode dan model yang tepat ikut berperan dalam berhasil tidaknya pembelajaran.

2.2 Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran


Berikut ini dipaparkan beberapa jenis pendekatan pembelajaran yang
sering digunakan.
2.2.1 Pendekatan Kontekstual
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka. CTL mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Apabila peserta didik mampu
mengaitkan materi pelajaran dengan dunianya, pembelajaran akan lebih
bermakna.
Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama yang mendukung
pembelajaran menjadi efektif, yaitu:
a. Constructivisme (konstruktivisme). Konstruktivisme adalah landasan berpikir
CTL. Peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan pada
pengalaman atau pengetahuan sebelumnya
b. Inquiry (inkuiri). Inkuiri merupakan proses menemukan suatu
konsep/prinsip/aturan. Menemukan merupakan inti dari CTL. Pendidik harus
merancang kegiatan pembelajaran yang mengarah pada menemukan.
c. Questioning (bertanya). Kegiatan bertanya merupakan bagian penting dari
CTL. Pendidik mendorong, membimbing serta menilai kemampuan peserta
didik melalui bertanya.

3
d. Learning community (komunitas belajar). Komunitas belajar disarankan
dibentuk agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain.
Dalam komunitas belajar itu peserta didik bisa berbagi ide serta tukar
pengalaman.
e. Modelling (pemodelan). Pemodelan diperlukan dalam memperoleh suatu
pengetahuan. Peserta didik mengerjakan apa yang diinginkan pendidik. Dalam
CTL pendidik bukan satu-satunya model. Model dapat didatangkan dari tokoh
masyarakat atau praktisi.
f. Reflection (refleksi). Refleksi merupakan salah satu cara untuk melihat ke
belakang tentang apa yang sudah dilakukan. Refleksi dapat dilakukan dengan
mencatat apa yang telah dipelajari, membuat jurnal kegiatan, selanjutnya bisa
didiskusikan.
g. Authentic assessment (penilaian yang sebenarnya). Melakukan penilaian apa
adanya, misalnya penilaian kinerja.
Dari tujuh komponen utama diperoleh beberapa karakteristik pendekatan
CTL, yaitu:
1. Mengutamakan pengalaman nyata.
2. Adanya kerjasama.
3. Peserta didik aktif dan kritis, belajar dengan bergairah, tidak membosankan.
4. Pendidik dituntut lebih kreatif.
5. Pembelajaran menggunakan beberpa sumber.
6. Hasil karya siswa menghiasi dinding kelas.

2.2.2 Pendekatan Konstruktivisme


Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran
yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide
baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada
pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam
peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa
keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik
dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.

4
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai
pembibimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru
lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk
meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi. Jadi pendekatan kontrukstivisme
merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme adalah sebagai berikut:
1. Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi
peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui pengalaman
langsung, kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat
menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan
fakta yang sesuai dengan kajian teori.
2. Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan
pengalaman yang ada dalam diri siswa.
3. Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka
pelajari.
4. Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau
konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa
untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari

2.2.3 Pendekatan Deduktif


Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang
menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)
berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan deduktif diawali dengan menyajikan aturan, konsep, definisi, prinsip
umum diikuti dengan contoh-contoh khusus tentang penerapan aturan, konsep,
definisi, serta prinsip tersebut. Pendidik menjelaskan teoriteori atau definisi yang
sudah ditemukan sebelumnya, kemudian memberikan contoh penerapan
teori/definisi tersebut.
Pendekatan deduktif sering disebut pembelajaran tradisional, karena
pendidik memulai dengan menjelaskan konsep, prinsip, atau aturan dan

5
meningkat ke penerapan berupa pemberian contoh. Oleh karena itu pendekatan
deduktif memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pendidik mentransfer informasi berupa pemaparan definisi, konsep atau
lainnya kepada peserta didik.
2. Menjelaskan hal-halyang bersifat khusus.
3. Lebih menekankan pada ingatan peserta didik.
4. Pendidik lebih banyak berperan (berpusat pada pendidik).
Pendekatan deduktif dapat digunakan bila (1) pengetahuan yang sedang
dipelajari belum dikenal peserta didik, (2) isi pelajaran meliputi terminology,
teknis, dan bidang yang kurang membutuhkan berpikir kritis, (3) pembelajaran
memiliki persiapan yang baik, (4) Waktu yang tersedia sedikit.

2.2.4 Pendekatan Induktif


Pembelajaran dengan pendekatan induktif mengajak peserta didik untuk
mempelajari hal-hal khusus yang selanjutnya disimpulkan secara umum. Peserta
didik diberi kesempatan untuk memperhatikan contoh-contoh dari konsep yang
sedang dipelajari, lalu diarahkan untuk membuat simpulan konsep yang dipelajari.
Contoh-contoh yang diberikan akan mempengaruhi tepat atau tidaknya simpulan
yang diambil. Oleh karena itu pendidik harus menyiapkan contoh-contoh yang
tepat supaya simpulan yang diambil tidak salah.
Pendekatan induktif memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pembelajaran diawali dengan melakukan pengamatan terhadap contoh-contoh
bersifat khusus.
2. Dengan bimbingan pendidikan, peserta didik menyimpulkan generalisasinya.
3. Kegiatan utama peserta didik adalah mengamati, menyelidiki, serta
menganalisis sesuai kemampuan masing-masing.
4. Peserta didik memiliki kesempatan ikut aktif dalam menemukan kesimplan
generalisasi.
5. Dibutuhkan waktu lebih lama.

6
2.2.5 Pendekatan Inquiry
Inquiry secara harfiah artinya pertanyaan, pemeriksaan, atau
penyelelidikan. Inquiry adalah suatu proses yang mensyaratkan interaksi antara
pendidik, peserta didik, materi pelajaran dan lingkungan pada level yang sangat
tinggi. Pada pembelajaran dengan pendekatan inquiry, pendidik berusaha
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar melalui penyelidikan
terhadap suatu permasalahan. Pendekatan inquiry menekankan pada pemberian
pengalaman langsung kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat
menemukan jawaban dari masalah yang disampaikan oleh pendidik. Peserta didik
mengeksplorasi pengetahuan dan pengalaman belajarnya. Pelaksanaan pendekatan
inquiry ini biasanya dilakukan bersamaan dengan metode eksperimen,
demonstrasi atau investigasi (penyelidikan).
Pendekatan inquiry memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Peserta didik lebih berperan dalam melakukan suatu penyelidikan.
2. Pendidik berperan sebagai fasilitator dan motivator.
3. Aktivitas yang dilakukan peserta didik ditujukan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri.
4. Mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, kritis, dan logis.
5. Langkah yang dilakukan dalam inquiry terdiri dari orientasi masalah,
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan dan mengelolah
data, menguji hipotesis, dan merumuskan simpulan.

2.2.6 Pendekatan Saintifik


Pendekatan saintifik memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
peserta didik untuk mengeksplorasi dan mengelaborasi materi yang dipelajari.
Pendekatan saintifik memiliki irisan dengan teori belajar Vygotsky, yaitu di dalam
pendekatan saintifik perlu adanya lingkungan social yang baik sesuai dengan yang
dikembangkan Vygotsky. Salah satu teori Vygotsky yang terkenal adalah tentang
scaffolding. Peran pendidik dalam pendekatan saintifik menjadi fasilitator melalui
bimbingan kepada peserta didik merupakan implementasi pendidik sebagai
scaffolding.

7
Tujuan dari pendekatan saintifik adalah mendorong peserta didik berpikir
kritis, analitis, dan tepat. Selain itu peserta didik diharapkan mampu berpikir
tingkat tinggi. Peserta didik mampu memecahkan masalah, berpikir rasional dan
objektif dalam merespons materi pelajaran.

2.2.7 Pendekatan Individual


Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi
kepentingan pembelajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan
individual ini. Pemilihan metode tidak bias begitu saja mengabaikan kegunaan
pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja
melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan
kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan
individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.

2.2.8 Pendekatan Kelompok


Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan
rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk
mengendalikan rasa emosi yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga
terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas.
Dalam pengelolaan kelas, terutama yang berhubungan dengan penempatan
anak didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan. Pendekatan individual anak
didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai pijakan
dalam melakukan pendekatan kelompok.
Keakraban kelompok ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Perasaan diterima atau disukai teman-teman
2. Tarikan kelompok
3. Tekhnik pengelompokan oleh guru
4. partisipasi/keterlibatan dalam kelompok
5. penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam cara mencapainya
6. Struktur dan sifat-sifat kelompok.
Sedangkan sifat-sifat kelompok itu adalah :
1. Suatu multi personalia dengan tingkatan keakraban tertentu

8
2. Suatu system interaksi
3. Suatu organisasi atau struktur
4. Merupakan suatu motif tertentu dan tujuan bersama
5. Merupakan suatu kekuatan atau standar perilaku tertentu
6. Pola prilaku yang dapat diobservasi yang disebut kepribadian.
Akhirnya guru dapat memanfaatkan pendekatan kelompok demi untuk
kepentingan pengelolaan pengajaran pada umumnya dan pengelolaan kelas pada
khususnya.

2.2.9 Pendekatan Edukatif


Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dengan tujuan untuk
mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti dendam, gengsi, ingin ditakuti,
dan sebagainya.
Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan
edukatif. Setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai
pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma
hukum, norma susila, norma moral, norma sosial, dan norma agama.

2.3 Manfaat Pendekatan Pembelajaran


Pendekatan pembelajaran seringkali tidak mudah dibedakan dengan
istilah-istilah lain seperti strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran.
Istilah-istilah tersebut merupakan komponen-komponen yang ada dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Namun demikian, jarang sekali pendidik
mencantumkan semua istilah tersebut secara lengkap. Semua istilah tersebut satu
sama lain memiliki manfaat yang berbeda.
Sesuai dengan pengertiannya, pendekatan pembelajaran
memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1. Sebagai pedoman umm dalam menyusn langkah-langkah metode
pembelajaran yang akan dilakkan.
2. Memberikan arahan dalam merancang pembelajaran.
3. Menduga permasalahan yang mungkin terjadi pada saat pembelajaran.
4. Menilai sekaligus mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah di capai.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang, asumsi dan keyakinan
kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan adalah konsep dasar yang
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran.
Keterampilan berbahasa misalnya, kita yakini tidak dapat dimiliki oleh seseorang
tanpa latihan berkomunikasi, maka ini artinya kita menggunakan pendekatan
komunikatif. Karena itu dalam proses pembelajaran bahasa guru perlu
menggunakan metode yang memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif
menggunakan langsung bahasa yang diajarkan.
Beberapa jenis pendekatan pembelajaran yang sering digunakan yaitu :
Pendekatan Kontekstual, Pendekatan Konstruktivisme, Pendekatan Deduktif,
Pendekatan Induktif, Pendekatan Inquiry, Pendekatan Saintifik, Pendekatan
Individual, Penedakatan Kelompok, dan Pendekatan Edukatif.
Pendekatan pembelajaran memiliki beberapa manfaat, yaitu:
Sebagai pedoman umm dalam menyusn langkah-langkah metode pembelajaran
yang akan dilakukan, memberikan arahan dalam merancang pembelajaran,
menduga permasalahan yang mungkin terjadi pada saat pembelajaran, menilai
sekaligus mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah di capai.

3.2 Saran
Dari penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kebaikan
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Basir, M., 2017. Pendekatan Pembelajaran. Sulawesi Selatan: Lampena


Intimedia.
Helmiati, 2017. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo.
Muhammad Bakharudin, d., 2021. Strategi Belajar Mengajar. Jawa Timur: CV.
Agravana Media.
Putri Fadilla, D. K. D., 2015. Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Scaffolding terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di
SMA Negeri 15 Palembang.

11

Anda mungkin juga menyukai