Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (Problem Based Learning) DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Dwi Anjli1, Elija Pitri2, Hasmi Br Lembong3, Lia Rayani4

Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Malikussaleh

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran model PBL dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah menggunakan
teknik tinjauan pustaka (literature review). Yang merupakan penelitian kepustakaan atau
literature review mengenai pencarian literature nasional yang didapatkan melalui google scholar.
Berdasarkarkan hasil analisis dari beberapa artikel maka didapatkan bahwa penerapan model
PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Pada model PBL ini sendiri dimana
siswa menggunakan masalah kontektual terkait pembalajaran yang diajarkan untuk
membangkitkan rasa ingin tau dan memotivasi siswa itu sendiri dalam pembelajaran. Sedangkan
guru hanya sebagai fasilitator yang membimbing siswa baik itu dalam kegiatan melakukan
penyelidikan, pratikum, membuat hipotesis mengidentifikasi masalah di sajikan dalam bentuk
LKS pada setiap pertemuannya.

Kata Kunci : PBL(problem based learning), berpikir krtitis

PENDAHULUAN

Perkembangan pendidikan di dunia saat ini mengarah pada proses pembelajaran yang
bersifat student centered, dimana siswa belajar untuk mengkontruksi pengetahuan sendiri. Arah
pembelajaran pun telah berubah, dari pembelajaran yang berorientasi pada hasil belajar menjadi
pembelajaran yang menekan pada proses pembalajaran.

Menurut (Simbolon & Siregar, 2019) Guru berperan penting dalam memajukan dan
mengembangkan pendidikan. Seorang guru memikul tanggung jawab besar dalam proses
pendidikan karena dari pembelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah siswa dapat
mengembangkan potensi yang ada dalam diri. Potensi yang ada dalam diri siswa dapat
menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran model PBL dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang mampu mendorong berlangsungnya
pembelajaran dalam konteks riil. Pembelajaran yang melibatkan dunia nyata akan membuat
proses pembelajaran lebih bermakna. Salah satu model pembelajaran dalam konteks riil yang
dianggap mampu memberdayakan kemampuan berpikir adalah model Problem Based Learning
(PBL) (Qomariyah, 2016)

Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah merupakan


pengembangan kurikulum dan sistem penyampaian pelajaran yang sadar akan kebutuhan untuk
mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, dan juga membantu siswa mendapatkan
pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan. Variabel kunci dari PBL adalah masalah dan
informasi yang diperoleh. Jadi, model PBL menggunakan masalah kontekstual untuk
memberikan rangsangan kepada siswa agar menimbulkan rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa
lebih termotivasi untuk mencari informasi sebagai pemecahan terhadap masalah tersebut.
Proses pencarian informasi dalam rangka memecahkan masalah inilah yang nantinya akan
membantu siswa dalam membangun pengetahuannya sekaligus dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa (Selviani, 2019)

Berpikir kritis merupakan kemampuan bernalar dan berpikir reflektif yang diarahkan
untuk memutuskan hal-hal menyakinkan untukdilakukan untuk peroses pengembangan
kemampuan berpikir ktitis, diperlukan cara yang efektif dalam suatu pembelajaran. Kemampuan
berpikir kritis secara esensial meruapakan kemampuan menyelesaikan masalah. kurikulum
berpikir kritis dikelompokkan dalam lima kelompok, yaitu 1) memberikan penjelasan sederhana,
2) membangun keterampilan dasar, 3) menyimpulkan, 4) membuat penjelasan lebih lanjut, 5)
cara dan strategi

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran PBL dilaksanakan pada lima keggiatan inti, yaitu: 1)
memberikan arah tentang permasalahan, 2) mengarahkan siswa untuk belajar, 3) membimbing
siswa untuk penyelidikan secara mandiri atau kelompok, 4) mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini yaitu tinjauan pustaka (literature review). Yang merupakan
penelitian kepustakaan atau literature review mengenai pencarian literature nasional yang
didapatkan melalui google scholar. yang diawali dengan pencarian artikel jurnal dari 2012
sampai 2021 dengan kata kunci “model PBL dalam meningkatkan berpikir kritis siswa”. Yang
diukur dalam pencarian jurnal ilmiah ini adalah pengaruh model PBL dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa. jurnal selanjutnya dianalisis karena telah selesai dan memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Tema jurnal yang sesuai akan direview dengan kriteria inklusi dan
eksklusi yang berjudul pengaruh model PBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa.

Berikut adalah table kriteria inklusi pada penelitian ini :

Kriteria Inklusi
Jangka Waktu Jurnal tahun 2012-2021
Subjek Siswa
Bahasa Bahasa Indonesia
Jenis Jurnal Artikel penelitian, full text
Tema Isi Pengaruh model PBL dalam
meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa

HASIL

Berdasarkan hasil artikel yang dikumpulkan dan dianalisis didapatkan bahwa penerapan
model PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Pada model PBL ini sendiri
dimana siswa menggunakan masalah kontektual terkait pembalajaran yang diajarkan untuk
membangkitkan rasa ingin tau dan memotivasi siswa itu sendiri dalam pembelajaran. Sedangkan
guru hanya sebagai fasilitator yang membimbing siswa baik itu dalam kegiatan melakukan
penyelidikan, pratikum, membuat hipotesis mengidentifikasi masalah di sajikan dalam bentuk
LKS pada setiap pertemuannya. Sehingga motode PBL ini dapat membantu siswa untuk
ngeluarkan keputusan sendiri dari proses berpikir kritis dalam menyelesaikan serangkaian
masalah yang telah mereka pecahkan dengan konsep matri yang dikuasai.

PEMBAHASAN

Menurut (Lestari et al., 2017) Meningkatnya jumlah siswa yang termasuk pada kategori
tinggi dikarenakan siswa telah dapat menerapkan tahap-tahapan dalam berpikir kritis melalui
PBL. Melalui permasalahan yang disajikan dalam PBL siswa dapat lebih terlibat dalam upaya
menyelesaikan permasalahan masalahan dan terlibat untuk menggunakan keterampilan berpikir
kritis. Terjadinya peningkatan keterampilan berpikir kritis yang dilihat berdasarkan hasil tes
uraian dan dari hasil observasi memperkuat bahwa adanya pengaruh positif model PBL dalam
meningkatkan keterampilan berpikir krtis, walaupun tanpa adanya interaksi antara ketiga
variabel tersebut. Kegiatan berkelompok yang mengutamankan kerja tim dapat membantu dalam
proses pemecahan masalah kelompok, akibatnya secara langsung pembelajaran tersebut dapat
melatih keterampilan berpikir kritis siswa. Adanya faktor lain yang menyebabkan tidak adanya
interaksi antara model pembelajaran PBL dan kemampuan akademik dengan keterampilan
berpikir kritis siswa adalah banyaknya faktor lain dari luar maupun dari dalam siswa yang tidak
dapat dikontrol oleh peneliti yang diduga memberikan pengaruh kuat bagi temuan tersebut. Dari
hasil tes ahir dan lembar observasi sebagai data pelengkap, dapat disimpulkan bahwa semua data
yang diperoleh dapat dikatakan baik. Atau dengan kata lain penerapan PBL dapat meningkatkan
kemampuan keterampilan berpikir kritis siswa ditinjau dari tingkat kemampuan akademik siswa
(Apriyani et al., 2017)

Menurut (Simbolon & Siregar, 2019) Model pembelajaran Problem Based Learning
memusatkan pada masalah kehidupan siswa (autentik) yang bermakna bagi siswa, peran guru
menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Masalah autentik akan menarik minat belajar siswa karena siswa sebagai subyek belajar, dan
terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat
bermanfaat bagi dirinya sendiri, karena pembelajaran mengangkat masalah-masalah autentik ke
dalam kelas. Maka kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas akan lebih bermakna.
Tujuan model pembelajaran Problem Based Learning menurut Departemen Pendidikan Nasional
2003 merupakan pembelajaran berdasarkan masalah yang menyediakan pembelajaran aktif,
independen, dan mandiri, sehingga menghasilkan siswa yang independen yang mampu
meneruskan untuk belajar mandiri dalam kehidupannya. Dalam pembelajaran Problem Based
Learning suasana kelas lebih hidup dengan diskusi, debat, dan kontroversi sehingga mampu
memotivasi siswa untuk mencapai sukses secara akademik.

Salah satu keunggulan model PBL adalah kegiatan investigasi autentik, di mana pada saat
kegiatan ini berlangsung mengharuskan peserta didik menemukan solusi riil dari masalah riil.
Sesuai dengan landasan filosofis konstruktivisme yang dianut oleh model PBL, kegiatan
pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), di mana siswa menggunakan masalah
kontekstual terkait pencemaran lingkungan sebagai stimulan (rangsangan) untuk membangkitkan
rasa ingin tahu dan motivasi belajar mereka. Sedangkan guru berperan sebagai fasilitator yang
membimbing siswa dalam kegiatan kelompok untuk mengidentifikasi masalah, membuat
hipotesis, mencari data, melakukan penyelidikan, merumuskan solusi dan menentukan solusi
terbaik untuk kondisi dari permasalahan yang disajikan dalam lembar kerja siswa (LKS) pada
setiap pertemuannya. Sehingga, PBL dapat membantu siswa dalam membuat keputusan terbaik
dari proses berpikir kritis untuk menyelesaikan serangkaian masalah yang dihadapi siswa selama
proses pembelajaran dan menemukan keterkaitan masalah yang telah dipecahkan dengan konsep
materi yang harus mereka kuasai (Hartati & Sholihin, 2015)

KESIMPULAN

Berdasarkarkan hasil analisis dari beberapa artikel maka dapat diambil kesimpulan bahwa
penerapan model problem based learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa. Pada model problem based learning (PBL) ini sendiri dimana siswa menggunakan
masalah kontekstual terkait pembalajaran yang diajarkan untuk membangkitkan rasa ingin tau
dan memotivasi siswa itu sendiri dalam pembelajaran. Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator
yang membimbing siswa baik itu dalam kegiatan melakukan penyelidikan, pratikum, membuat
hipotesis mengidentifikasi masalah di sajikan dalam bentuk LKS pada setiap pertemuannya,
Salah satu keunggulan model problem based learning (PBL) adalah kegiatan investigasi
autentik, di mana pada saat kegiatan ini berlangsung mengharuskan peserta didik menemukan
solusi riil dari masalah riil. Sehingga metode problem based learning (PBL) ini dapat membantu
siswa untuk ngeluarkan keputusan sendiri dari proses berpikir kritis dalam menyelesaikan
serangkaian masalahyang telah mereka pecahkan dengan konsep materi yang dikuasai.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, L., Nurlaelah, I., & Setiawati, I. (2017). Penerapan Model PBL Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Ditinjau Dari Kemampuan Akademik Siswa pada Materi
Biologi. Quagga, 9(1), 41–54.

Hartati, R., & Sholihin, H. (2015). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui
Implementasi Model Problem Based Learning ( PBL ) Pada Pembelajaran IPA Terpadu
Siswa SMP. Prosiding Simposium Nasional Inovasi Dan Pembelajaran Sains, 2015(Snips),
1–5. http://www.academia.edu/download/49573147/EDU_133_-__RISA_HARTATI_-
_Rev.pdf

Lestari, D. D., Ansori, I., & Karyadi, B. (2017). Penerapan Model Pbl Untuk Meningkatkan
Kinerja Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sma. Diklabio: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Biologi, 1(1), 45–53. https://doi.org/10.33369/diklabio.1.1.45-53

Qomariyah, E. N. (2016). Pengaruh problem based learning (pbl) terhadap kemampuan berpikir
kritis siswa pada pembelajaran kimia. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 23(2), 132–
141.

Selviani, I. (2019). Pengembangan Modul Biologi Problem Based Learning Untuk


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA. IJIS Edu : Indonesian
Journal of Integrated Science Education, 1(2), 147–154.
https://doi.org/10.29300/ijisedu.v1i2.2032

Simbolon, P., & Siregar, N. (2019). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Biologi Di Kelas X …. Jurnal
Edugenesis, 02, 936–950. http://journal.ipts.ac.id/index.php/BIOESA/article/view/1452

Anda mungkin juga menyukai