PENDAHULUAN
mempunyai hubungan secara hori zontal dan Partikal. Sifat-sifat gereja banyak
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMA Negeri 1 Kodi Utara
yang menyebabkan hasil belajar siswa/i rendah. Hal ini tampak pada saat
penulis melakukan tes awal terhadap siswa/i kelas X IPA di SMA Negeri 1
Kodi Utara. Dari KKM yang ditentukan sebesar 75, tidak ada satupun siswa
yang memperoleh nilai lebih besar sama dengan 75 (≥ 75) dengan nilai rata-
rata 23, 33 dari jumlah 36 siswa/i. Rekapitulasi nilai tes awal siswa dapat
dilihat pada tabel di bawah ini (nilai tes awal siswa dapat dilihat pada lampiran
03).
1
Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Tes Awal Siswa
kesulitan utama untuk pokok bahasan program linear adalah terkait materi
soal cerita ke dalam bentuk model matematika, yang berakibat pada rendahnya
hasil tes siswa/i dan diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
dapat mencapai tujuan yaitu meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok
siswa secara aktif dengan pola pembelajaran berpusat pada siswa (student
Pembelajaran yang dimulai dari masalah, siswa akan belajar suatu konsep dan
kurangnya ada dua hasil belajar yang dicapai dengan model PBL yaitu cara
2
memecahkan masalah (proses) dan jawaban terhadap masalah (produk)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti dalam
(PBL) pada materi program linear agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan hasil belajar melalui
penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada materi program linear
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, memberikan suasana belajar yang lebih variatif dan kondusif
dan diharapkan hal ini membawa dampak pada peningkatan hasil belajar
siswa.
3
2. Bagi guru, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memilih model
yang diharapkan.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
(dalam Shoimin, 2014: 23) menyatakan, “The term teaching model refers to a
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
5
menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem
yang tidak terstruktur dengan baik, (Shoimin, 2014: 130). Dua definisi di atas
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
berikut:
pertanyaan dan masalah yang dua-dua secara sosial penting dan secara
6
Meskipun PBL mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu, masalah
disiplin ilmu.
c. Penyelidikan autentik.
kesimpulan.
penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu juga dapat berupa
e. Kolaboratif.
PBL dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya,
7
Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun
yang dipilih.
masalahnya.
temannya.
2014: 131).
8
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning (PBL)
Menurut Shoimin, (2014: 132) model PBL memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya:
situasi nyata.
aktivitas belajar.
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban
132) diantaranya :
9
a. PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru
pemecahan masalah.
b. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, hasil diartikan sesuatu
yang diadakan, dibuat, dijadikan dan sebagainya oleh usaha, pikiran, tanam-
hidupnya.
Jadi, hasil belajar adalah suatu proses usaha yang telah dicapai
seseorang untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
10
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa hasil
kegiatan belajar. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai bentuk perolehan
belajar siswa yang dinilai setelah siswa melalui proses belajar mengajar suatu
pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu. Hasil belajar juga merupakan
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes (Pasaribu,
2015).
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah,
yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik (Pasaribu, 2015).
1. Ranah Kognitif
upaya yang menyangkut aktivitas otak. Dalam ranah kognitif terdapat enam
(evaluation).
2. Ranah Afektif
11
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
nilai kompleks.
3. Ranah Psikomotorik
a. Faktor Internal
1) Faktor Fisiologis
tidak dalam keadaan lelah atau capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan
pelajaran.
2) Faktor Psikologis
12
Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
ini dapat meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam
misalnya suhu, kelembaban, dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruang
yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya berbeda suasana belajar
dengan belajar di pagi hari yang udaranya masih segar dan di ruang yang
2) Faktor instrumental
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor instrumen dapat
(gabungan dua atau lebih) pertidaksamaan linear yang memuat dua variabel
13
dari himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear yang terdapat pada sistem
penyelesaian itu berupa daerah yang dibatasi oleh garis-garis dari sistem
paling baik (penyelesaian optimum). Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
atau fungsi.
14
Untuk menyelesaikan sistem persamaan, pertidaksamaan atau fungsi
+ by atau z = ax + by.
fungsi objektif. Dengan kata lain, fungsi objektif dalam program linear adalah
Contoh:
15
2x + y ≤ 30
2x + 3y ≤ 50
x ≥ 0, y ≥, dengan x, y € C
grafik yang terdiri atas dua macam cara, yaitu metode uji titik sudut dan
dari z = ax + by, sedangkan nilai yang paling kecil merupakan nilai minimum
dari z = ax + by.
a
Garis-garis tersebut mempunyai gradien yang sama, yaitu m = - .
b
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka rancangan
Kemmis dan Mc. Taggart (1988) PTK adalah studi yang dilakukan untuk
sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri. Dengan demikian, PTK
sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada saat semester ganjil pada tahun
ajaran 2020/2021.
17
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/i Kelas X IPA yang
berjumlah 15 orang siswa terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 6 orang
D. Prosedur Penelitian
Menurut model Kemmis dan Mc Taggart dalam Taniredja dkk (2013:
24), alur penelitian itu terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu (1) perencanaan
berikut:
Perencanaan I
Pengamatan I
Perencanaan II
Pengamatan II
18
SIKLUS I
1. Perencanaan
a. Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk menentukan
2. Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada skenario
a. Kegiatan Pembukaan
materi terdahulu yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan
diajarkan.
b. Kegiatan Inti
linear (materi awal). Dalam hal ini guru tidak secara penuh menjelaskan
19
tetapi guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa, sehingga siswa ikut
mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa
c. Kegiatan Penutup
secara bersama-sama .
belajar kognitif.
4) Salam penutup.
20
3. Pengamatan
Peneliti mengamati selama proses belajar, pada lembar observasi
aktivitas siswa memberikan skor 1-5, sedangkan untuk data kinerja guru
diamati oleh observer (guru mata pelajaran) diperoleh dengan melingkari salah
4. Refleksi
Peneliti bersama guru melakukan refleksi untuk menganalisis
yang dianalisis adalah hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan kinerja guru.
Analisis tersebut sebagai acuan perbaikan kinerja guru dan digunakan sebagai
perencanaan pada siklus berikutnya dan membuat rencana tindakan baru agar
SIKLUS II
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh peneliti dan guru untuk
mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai acuan dalam
1. Perencanaan
Perencanaan siklus II ini dengan membuat rencana pembelajaran
21
a. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran
pembelajaran di kelas.
pembelajaran.
2. Tindakan
Siklus II ini dilakukan tindakan atau perlakuan, berdasarkan rencana
3. Pengamatan
Peneliti mengamati dan meniliai selama proses belajar, pada lembar
observasi aktivitas siswa memberikan skor 1-5, sedangkan untuk data kinerja
guru diamati oleh observer (guru mata pelajaran) diperoleh dengan melingkari
4. Refleksi
Peneliti melaksanakan refleksi terhadap siklus ke II dan menganalisisnya
E. Jenis Data
1. Jenis Data
Pada penelitian ini, data yang diperoleh adalah data kualitatif dan
22
observasi pembelajaran di kelas. Data hasil observasi yang akan diambil
adalah aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru pada saat
2. Sumber Data
Data dalam penelitian ini diperoleh langsung oleh penulis yaitu dari
berlangsung untuk mengamati dan menilai aktivitas siswa yang dilakukan oleh
peneliti itu sendiri dan kinerja guru yang dilakukan oleh seorang observer
pengisian nilai pada lembar observasi yaitu dengan memberikan checklist atau
2. Teknik Tes
Tes adalah semua perangkat latihan yang diberikan oleh guru untuk
tes dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat kuantitatif. Teknik tes
dilakukan untuk memperoleh data nilai siswa berupa angka yang telah
23
dilaksanakan pada akhir setiap siklus dalam pembelajaran matematika melalui
berlangsung. Data kualitatif ini diperoleh dari data non tes yaitu Observasi.
berdasar sikap yang sesuai dan relevan dengan kegiatan pembelajaran. Data
nilai aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru dari setiap siklus akan
Data kualitatif ini diperoleh dari data non tes yaitu observasi aktivitas
mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran melalui
a. Kinerja Guru
Analisis lembar observasi untuk mengetahui peningkatan aktivitas
24
R
NK = x 100
SM
Keterangan :
R
NA = x 100
SM
Keterangan :
25
(Purwanto, 2008: 112).
materi yang diajarkan guru. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang
R
NK = x 100
N
Keterangan :
26
(Purwanto. 2008: 112).
x=
∑X
∑N
Keterangan :
∑N = jumlah siswa
K=
∑ x x 100 %
N
Keterangan :
N = jumlah siswa
27
Tabel 3.3 Kategori Tingkat Keberhasilan Belajar Kognitif Siswa (%)
No Interval Nilai Kategori
1 80 – 100 A (Sangat Baik)
2 70 – 79 B (Baik)
3 60 – 69 C (Cukup)
4 50 – 59 D (Kurang)
5 0 – 49 E (Sangat Kurang)
( Purwanto, 2008: 78).
Berdasarkan persentase yang dicapai, akan diketahui tingkat
bahasan program linear pelajaran matematika dapat mencapai nilai lebih tinggi
Jadi, keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari
jumlah siswa yang mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM 75)
75 % dari jumlah keseluruhan siswa yang ada di kelas dan peningkatan nilai
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
belajar siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Kodi Utara pada pokok bahasan
berlangsung dalam dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yang
awal dengan melakukan tes awal (tindakan pra siklus) kepada siswa/i kelas X
IPA SMA Negeri 1 Kodi Utara. Adapun hasil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Pada tanggal 15 November 2022 (jam 3-4) diadakan tes awal untuk
linear. Soal-soal tes awal berupa materi yang berhubungan dengan pokok
bahasan yang akan diajarkan yaitu materi Gereja sebagai persekutuan yang
Dari hasil tes awal tersebut terlihat bahwa dari 36 orang siswa, tidak
ada satupun siswa yang memperoleh nilai lebih besar sama dengan 75 (KKM)
dengan nilai rata-rata 23, 33 (nilai tes awal dapat dilihat pada lampiran 03).
29
Hal ini yang menyebabkan hasil belajar khususnya pokok bahasan program
pokok bahasan program linear pada kelas X IPA untuk meningkatkan hasil
penyajian materi dan 2 x 45 menit untuk mengadakan tes siklus I yakni pada
hari/tanggal jumat 17, Sabtu 18, Senin 20, dan Selasa 21 November 2022.
Secara garis besar proses pembelajaran yang dilakukan pada setiap pertemuan
pembelajaran berikutnya karena hasil dan analisis reflektif pada siklus I akan
30
(guru mata pelajaran), sedangkan untuk mengamati dan menilai aktivitas
siswa dilakukan oleh peneliti sendiri sesuai dengan lembar observasi yang
telah tersedia. Secara umum tahap yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Setelah ditetapkan dan disepakati untuk menerapkan model Problem
Based Learning (PBL) pada pokok bahasan program linear, maka kegiatan
peneliti dengan guru kelas X IPA SMA Negeri 1 Kodi Utara. Kegiatan dalam
siklus I.
model PBL.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan
disusun yaitu menerapkan model Problem Based Learning (PBL) pada pokok
31
Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat,
berikut:
a) Kegiatan Awal
pertidaksaman linear dua variabel yang ada kaitannya dengan materi yang
dipelajari.
b) Kegiatan Inti
Dalam hal ini guru tidak secara penuh menjelaskan tetapi guru juga
melakukan tanya jawab dengan siswa, sehingga siswa ikut berperan aktif
dalam pembelajaran.
32
Guru menjelaskan penggunaan media LKS dan mendefinisikan tugas
yang akan dikerjakan siswa. Guru membagi siswa secara heterogen ke dalam
5 kelompok yang terdiri dari 6-7 orang siswa perkelompok. Guru membagikan
LKS (pertidaksamaan linear dua variabel) yang telah disediakan kepada setiap
diskusi kelompok sesuai dengan LKS yang diberikan. Guru juga memberikan
penjelasan kepada siswa yang kurang paham terhadap masalah dalam LKS,
di depan kelas dan kelompok lain mendengarkan. Setelah itu kelompok lain
dapat memberikan pertanyaan, apabila ada yang tidak dipahami, LKS siklus I
33
LKS, seperti gambar 4.4 berikut:
itu, hasil dari nilai yang diperoleh dari metode substitusi berbeda dengan hasil
dalam tabel. Akan tetapi dalam menentukan titik potong menggunakan tabel
benar. Kesalahan ini terjadi karena siswa belum menguasai cara menentukan
2005: 60).
siswa masih kurang teliti dalam menentukan titik potong garis jika
34
dari soal-soal diskusi kelompok yang telah dipresentasikan oleh tiap-tiap
kelompok.
c) Kegiatan Akhir
tujuan pembelajaran.
a) Kegiatan Awal
b) Kegiatan Inti
35
Penerapan model Problem Based Learning.
masalah program linear. Dalam hal ini guru tidak secara penuh menjelaskan
tetapi guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa, sehingga siswa ikut
kelompok yang terdiri dari 6-7 orang siswa perkelompok. Guru membagikan
LKS (merancang model matematika dari masalah program linear) yang telah
diskusi kelompok sesuai dengan LKS yang telah diberikan. Guru juga
dalam LKS.
kelas dan kelompok lain mendengarkan. Setelah itu kelompok lain dapat
memberikan pertanyaan, apabila ada yang tidak dipahami, seperti gambar 4.5
berikut:
36
Gambar 4.5 Jawaban siswa dari LKS Siklus I.
Gambar 4.5 menunjukkan jawaban siswa yang dapat menyelesaikan
masalah dari soal program linear dengan benar, yaitu pembuatan tabel
variabel x sebagai roti jenis A dan variabel y sebagai roti jenis B. Selain itu,
beberapa kelompok diskusi lain terdapat kesalahan yang hampir sama yaitu
seperti gambar 4.6, maka dapat disimpulkan bahwa jawaban akhir akan salah
pula. Oleh karena itu, kesalahan jawaban siswa tersebut dalam penelitian
menyelesaikan soal cerita adalah kesulitan dalam memahami soal dan dalam
merancang model matematika dari masalah program linear, hal pertama yang
harus dilihat yaitu variabel dan konstanta yang terdapat dari soal cerita
tersebut. Jika terdapat nilai konstanta yang belum setara harus dikonversikan
agar tepat dan benar dalam pembuatan model matematika dan juga
37
memberikan kesimpulan dari hasil yang telah dipresentasikan oleh tiap-tiap
kelompok.
c) Kegiatan Akhir
1) Guru melakukan refleksi dengan menanyakan kesulitan yang dialami
tujuan pembelajaran.
a) Kegiatan Awal
model dari masalah program linear yang masing ada kaitannya dengan
b) Kegiatan Inti
Penerapan model Problem Based Learning.
38
1) Orientasi siswa kepada masalah
titik pojok. Dalam hal ini guru tidak secara penuh menjelaskan tetapi guru
juga melakukan tanya jawab dengan siswa, sehingga siswa ikut berperan aktif
dalam pembelajaran.
yang akan dikerjakan siswa. Guru membagi siswa secara heterogen ke dalam
5 kelompok yang terdiri dari 6-7 orang siswa perkelompok. Guru membagikan
menemukan hasil dari permasalahan tersebut. Pada LKS ini siswa diharapkan
kelompok yang sudah dibentuk, seperti tampak pada gambar 4.7 di bawah ini:
39
3) Membimbing pengalaman individu/kelompok
penjelasan kepada siswa yang kurang paham terhadap masalah dalam LKS.
depan kelas dan kelompok lain mendengarkan. Setelah itu kelompok lain
penyelesaian dari soal program linear dengan benar yaitu membuat grafik
penyelesaian dengan menentukan titik potong sebuah garis dan titik potong
grafik penyelesaian akan menentukan titik-titik pojok mana saja yang terdapat
penyelesaian dari soal program linear yaitu menentukan nilai fungsi objektif
dengan menggunakan metode uji titik pojok dengan benar, agar dapat
40
nilai maksimum menggunakan metode uji titik pojok. Kesalahan ini
disebabkan penentuan salah satu titik pojok (40, 0) yang tidak berada pada
5) Memberikan kesimpulan/evaluasi
Setelah presentasi selesai, guru melakukan evaluasi dari hasil
presentasi kelompok yaitu tentang beberapa kesalahan yang dibuat siswa dari
c) Kegiatan Akhir
1) Guru melakukan refleksi dengan menanyakan kesulitan yamg dialami
tujuan pembelajaran.
Selasa, tanggal 21 November 2017 (jam ke 1-2) akan diadakan tes hasil
41
c. Observasi
Dalam tindakan siklus I, observasi dilaksanakan selama proses
diperoleh dari indikator yang tersedia pada lembar observasi adalah 66, 87 dan
dapat dilihat pada lampiran 12). Untuk melihat lebih jelas rekapitulasi hasil
ini:
42
Diagram Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Menga-
jar Guru Siklus I
Siklus I
107
66, 88
Jumlah skor
Nilai Rata-rata
Siklus I.
dalam kategori kurang dengan jumlah skor perolehan sebesar 37 dengan nilai
aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 13). Untuk melihat lebih jelas
43
gambar 4.13 diagram rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus I
berikut ini:
52, 86
37
Jumlah Skor
Nilai Rata-rata
umum kesalahan siswa. Soal program linear untuk siklus I dalam penelitian ini
terdiri dari 1 butir soal yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang merupakan
Pada soal nomor 1 ini kesalahan siswa tidak terletak pada pemahaman
makna soal, karena siswa mampu membuat apa yang diketahui dan ditanya
pada soal, melainkan kesalahan dalam membuat model matematika. Ada siswa
44
variabel dari soal dan ada pula siswa yang membuat pertidaksamaan tetapi
bukan berdasarkan tabel matematika yang ada. Kesalahan ini dilakukan oleh 5
menggunakan metode uji titik pojok. Hal ini yang menyebabkan siswa salah
soal. Banyaknya siswa yang melakukan kesalahan ini adalah 24 orang dari 36
Malau dalam Sri Irawati (2014) yang mengatakan penyebab siswa kesulitan
antara lain; kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok
atau menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti dan lupa konsep.
45
pada hasil belajar siswa melalui model pembelajaran PBL masih belum
antara lain:
pasif.
2) Pada siklus I baru beberapa siswa yang berani menjawab pertanyaan yang
perlu dilaksanakan siklus lanjutan yaitu siklus II dengan beberapa revisi yang
siklus II
46
2) Menjelaskan kembali materi tentang model matematika dan cara
penyajian materi dan 2 x 45 menit untuk mengadakan tes siklus II yakni pada
hari/tanggal Jumat 24, Sabtu 25 dan senin 27 November 2022. Secara garis
pemecahan masalah.
lanjutan dari silkus I karena pada siklus I hasil belajar matematika belum
observer (guru mata pelajaran) yang mengamati dan menilai aktivitas guru,
47
oleh peneliti sesuai dengan lembar observasi yang telah tersedia. Secara umum
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada pelaksanaan tindakan
siklus I masih jauh dari harapan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini
sesuai dengan hasil diskusi antara peneliti dengan observer dimana terlihat
oleh guru maupun siswa. Dari hasil observasi, maka beberapa hal yang perlu
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan
disusun yaitu menerapkan model Problem Based Learning (PBL) pada pokok
48
1) Pertemuan Pertama Siklus II
menit.
berikut:
a) Kegiatan Awal
2) Guru menginformasikan nilai yang dicapai siswa pada tes siklus I dengan
maksud untuk memotivasi siswa agar dalam menjawab soal tes siklus II
harus lebih berhati-hati, teliti, dan hasilnya lebih baik lagi dari tes siklus I.
siklus I.
b) Kegiatan Inti
objektif dengan menggunakan metode uji titik pojok. Dalam hal ini guru tidak
49
secara penuh menjelaskan tetapi guru juga melakukan tanya jawab dengan
kelompok yang terdiri dari 6-7 orang siswa perkelompok. Guru membagikan
titik pojok) yang telah disediakan kepada setiap kelompok. Setiap kelompok
Kerjasama antar siswa terjalin lebih baik dan interaksi antar siswa pun
berjalan lancar.
diskusi kelompok sesuai dengan LKS yang telah diberikan. Saat kegiatan
maksud jika ada kelompok yang kurang paham dan mendapatkan kesulitan
diskusinya di depan kelas dan kelompok lain mendengarkan setelah itu dapat
50
memberikan pertanyaan, apabila ada yang tidak dipahami. Waktu
pembelajaran siklus II ini pun digunakan sesuai dengan rencana. Siswa dan
hasil dari diskusinya. Kemudian menilai dan memberikan poin kepada siswa
dan kelompok yang terbaik. Siswa pun merasa lebih dihargai oleh teman-
Adapun hasil jawaban siswa yang benar pada gambar 4.20 berikut:Gambar
(Kiswanto, 2016).
potong sebuah garis dan titik potong dua buah garis dengan benar. Secara
51
Gambar 4.22 menunjukkan jawaban siswa dalam menggambar daerah
bahwa siswa telah menguasai konsep grafik dan menentukan daerah himpunan
kesimpulan akhir dari soal dengan benar. Jawaban dari kelompok tersebut
perhitungan dengan benar sehingga dapat menentukan titik dan nilai optimum
dari soal yang diberikan. Dengan kata lain, penyelesaian soal dari setiap
kelompok tidak terdapat kesalahan. Hal tersebut sesuai dengan Kilpatrick, dkk
dalam Yulianti (2015) kecakapan matematis yang penting yang harus dimiliki
52
masalah yang dihadapi maka siswa akan merasa kesulitan dalam
c) Kegiatan Akhir
tujuan pembelajaran.
53
a) Kegiatan Awal
b) Kegiatan Inti
Penerapan model Problem Based Learning.
objektif dengan menggunakan metode garis selidik. Dalam hal ini guru tidak
secara penuh menjelaskan tetapi guru juga melakukan tanya jawab dengan
yang akan dikerjakan siswa. Guru membagi siswa secara heterogen ke dalam
5 kelompok yang terdiri dari 6-7 orang siswa perkelompok. Guru membagikan
garis selidik) yang telah disediakan kepada setiap kelompok. Setiap kelompok
baik. Kerjasama antar siswa terjalin lebih baik dan interaksi antar siswa pun
berjalan lancar.
diskusi kelompok sesuai dengan LKS yang telah diberikan. Saat kegiatan
54
kelompok sedang berlangsung, seperti biasa guru membimbing dan
maksud jika ada kelompok yang kurang paham dan mendapatkan kesulitan
dan memberikan poin kepada siswa dan kelompok yang terbaik. Siswa pun
5) Memberikan kesimpulan/evaluasi
c) Kegiatan Akhir
55
2) Guru memberikan kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan sesuai
tujuan pembelajaran.
tanggal 27 November 2022 (jam 1-2) akan diadakan tes hasil belajar untuk
siklus II.
c. Observasi
Dalam tindakan siklus II, observasi dilaksanakan selama proses
hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes yang dilakukan siswa pada
56
dengan indikator yang tersedia pada lembar observasi sehingga dikategorikan
sangat baik (hasil observasi aktivitas mengajar guru siklus II dapat dilihat
pada lampiran 22). Untuk melihat lebih jelas hasil observasi, maka perhatikan
145
90, 63
Jumlah Skor
Nilai Rata-rata
dalam kategori baik dengan skor yang diperoleh sebesar 53 dengan nilai rata-
57
rata aktivitas belajar siswa siklus II sebesar 75, (hasil observasi aktivitas
belajar siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 23). Untuk melihat lebih
jelas hasil observasi, maka perhatikan gambar 4.26 diagram rekapitulasi hasil
75, 71
53
Jumlah skor
Nilai Rata-rata
butir. Dimana butir soal nomor 1 terdiri dari beberapa pertanyaan yang
nomor 2 berbeda dengan butir soal nomor 1 dimana soal nomor 2 hanya terdiri
garis selidik. Setelah tes dilakukan, setiap lembar jawaban siswa dikoreksi
telah disiapkan.
58
a) Soal Nomor 1
Pada soal nomor ini kesalahan siswa sudah banyak yang diatasi,
beberapa hal antara lain; kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun
dan lupa konsep. Agar terlihat jelas dimana letak kesalahan dan penyebab
59
(1) Kesalahan Dalam Membuat Model Pembelajaran Agama katolik
Gambar 4.27 Jawaban siswa dari soal tes siklus II.
(tertukar). Seharusnya konstanta 20 pada kolom colt baris kursi lipat berada
pada kolom truk baris meja lipat dan konstanta 40 pada kolom truk baris meja
lipat berada pada kolom colt baris kursi lipat. Kesalahan dalam penempatan
Sejalan dengan Fatimah (2015) mengatakan bahwa kesulitan pada bagian ini
terjadi karena siswa kurang mampu mengidentifikasi jenis soal sehingga siswa
membuat permisalan terhadap data yang diketahui namun siswa tidak mampu
konstanta yang tertukar pada sumbu X dan sumbu Y yang berakibat salah
60
menggambar himpunan penyelesaian pada bidang Cartesius. Kesalahan siswa
ini sejalan dengan Fatimah (2015) mengatakan kesulitan pada bagian ini
terjadi karena pada tahap awal dalam mengerjakan soal siswa tidak
mampu menguasai konsep dalam membuat grafik serta siswa belum tahu hal
apa saja yang dibutuhkan untuk membuat suatu grafik. Kesalahan siswa
tersebut terkait materi prasyarat yang harus dikuasai siswa untuk mempelajari
2015:145).
menentukan nilai minimum. Siswa salah dalam menentukan titik pojok dari
siswa kurang aktif dalam bertanya dan mengerjakan soal secara mandiri.
61
dengan kesalahan dalam menentukan nilai minimum yang mengakibatkan
siswa salah dalam membuat kesimpulan akhir dari soal. Relevan dengan
matematika akan berhasil jika proses pengerjaan dari awal sampai akhir benar
b) Soal Nomor 2
Pada soal nomor 2 ini, kesalahan siswa terletak pada bagian akhir yaitu
ditentukan menggunakan metode garis selidik. Dari 36 orang siswa tidak ada
adalah siswa kurang teliti dalam menentukan titik terjauh dari grafik
yang hanya membuat garis tanpa memperhatikan titik potong garis yang
62
siswa terhadap konsep menggambar grafik sehingga siswa tidak mampu
kesimpulan akhir. Jawaban akhir atau kesimpulan dari soal nomor 2 ini sangat
mudah dengan menggunakan metode garis selidik, hanya dilihat dari garis
selidik yang berada paling kanan atau paling atas pada daerah himpunan
menunjukkan nilai minimum dari titik O (0, 0) (Siswanto, 2005: 74). Hal ini
dalam soal cerita matematika akan berhasil jika proses pengerjaan dari awal
sampai akhir benar atau bisa dikatakan jika siswa bisa membaca, memahami,
linear diperoleh melalui tes pada setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil analisis
yang digunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa pada setiap siklus,
secara keseluruhan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
63
Belajar baik
Sumber: Data olahan Peneliti.
Tabel 4.6 menunjukkan nilai hasil belajar siswa pada Siklus II dari 36
orang siswa terdapat 30 orang siswa yang tuntas dengan memperoleh nilai di
atas KKM (75) dan 6 orang siswa tidak tuntas yang memperoleh nilai di
bawah KKM (75). Secara keseluruan ketuntasan klasikal kelas yaitu 83,33 %
yang dapat dikategorikan sangat baik dan telah mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II sebesar 22, 19% dan telah mencapai indikator keberhasilan
penelitian yang ditetapkan (nilai hasil belajar siswa siklus II dapat dilihat
pada lampiran 25). Untuk melihat lebih jelas nilai hasil belajar siswa, dapat
dilihat pada gambar 4.33 diagram hasil belajar siswa siklus II berikut:
76, 72
83, 33
30
6
i
i la s
an n ta as )
t tu t
ra un (%
a– wa m
t
la
s
t sis lu ke
Ra h e
m
la
wab as
an
Ju t
sis t un
h
m
la Ke
Ju
d. Refleksi
64
Refleksi merupakan proses atau tahap dalam penelitian tindakan kelas
dimana bertujuan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada setiap akhir
sesuai rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, hal ini berdasarkan hasil
diskusi antara peneliti dengan observer (guru mata pelajaran) dimana terlihat
yang lebih baik, meskipun masih ada enam orang siswa yang belum mencapai
KKM, akan tetapi siswa tersebut sudah terlihat aktif dalam melibatkan diri
Jika dilihat dari hasil tes belajar siswa pada tindakan siklus II, yang
telah mencapai KKM dengan perolehan nilai ≥ 75 sebesar 83, 33%. Dengan
kata lain telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan peneliti yaitu
ketuntasan hasil belajar minimal 75% siswa yang tuntas secara klasikal.
Dengan demikian penelitian ini telah berhasil dilaksanakan sesuai dengan RPP
dengan dua siklus tindakan dan tidak perlu dilanjutkan ke Siklus berikutnya.
B. Pembahasan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam
dua siklus dimana siklus I terdiri dari empat kali pertemuan dan siklus II
terdiri dari tiga kali pertemuan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
Kodi Utara. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA SMA
65
Dari penelitian yang dilakukan pada siklus I memperlihatkan hasil
ketuntasan yang diperoleh siswa secara klasikal masih cukup jauh dari standar
61, 11% dengan jumlah siswa yang tuntas 22 orang dan 14 orang siswa belum
tuntas.
Hasil refleksi memperlihatkan bahwa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi
adalah kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan hasil tes
pada siklus II lebih diarahkan agar guru lebih sistematis dalam mengelolah
peningkatan yang tinggi. Hal ini terlihat dari hasil analisis yang menunjukkan
jumlah siswa yang tuntas 30 orang siswa dan siswa yang tidak tuntas 6 orang
siswa. Adapun perbandingan nilai hasil belajar siswa siklus I dan siklus II,
66
lembar observasi siswa siklus I dan siklus II dan lembar aktivitas guru pada
sebagai berikut:
siklus I dan siklus II. Pada siklus I, siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) ada 12 orang siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 61,
siswa, siswa yang mencapai KKM dari 15 siswa pada siklus I meningkat
tidak mencapai KKM 6 orang siswa pada siklus II. Untuk melihat lebih jelas
67
Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan
Siklus II
Siklus I Siklus II Peningkatan
76, 72
83, 33
68, 84
7, 88 30 61, 11
22, 19
22 6
14
Rata-rata nilai
Jumlah yang
Tuntas Jumlah yang
Tidak Tuntas Ketuntasan
Kelas (%)
Gambar 4.34 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus
Tabel 4.8 Data Perbandingan Hasil Observasi Belajar Siswa Siklus I dan
Siklus II
Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Peningkatan
Jumlah skor Perolehan 37 53 16
observasi belajar siswa siklus I memperoleh jumlah skor 37 dengan nilai rata-
rata 52, 86 dengan kategori cukup. Sedangkan hasil observasi belajar siswa
kategori baik. Untuk melihat lebih jelas perbandingan, dapat dilihat pada
68
gambar 4.35 diagram perbandingan aktivitas belajar siswa siklus I dan siklus
II berikut ini:
75, 71
53
1652, 86 22, 85
37
Peningkatan
Siklus II
Siklus I
Jumlah skor Nilai Rata-rata
observasi mengajar guru siklus I memperoleh jumlah skor 107 dengan nilai
69
observasi mengajar guru siklus II memperoleh jumlah skor 145 dengan nilai
rata-rata aktivitas mengajar guru 90, 63 dengan kategori sangat baik. Untuk
melihat lebih jelas perbandingan, dapat dilihat pada gambar 4.36 diagram
145
107 90, 63
38
66, 88 23, 75
Peningkatan
Siklus II
Siklus I
Jumlah Skor Nilai Rata-rata
Sekurang-kurangnya ada dua hasil belajar yang dicapai dengan model PBL
meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kodi Utara.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
program linear di Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kodi Utara. Hasil belajar siswa
secara keseluruan pada siklus I sebesar 61, 11% sedangkan pada siklus II
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan bahwa penggunaan
model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
1. Guru: Sebagai bahan refleksi bagi guru matematika maupun calon guru
belajar siswa.
71
3. Peneliti: Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang
yang lain.
72
DAFTAR PUSTAKA
73
74