Anda di halaman 1dari 15

MODEL-MODEL

PEMBELAJARAN
(PROBLEM BASED
LEARNING)
Kelompok 6:
Yuberlin Zebua (213285-1009)
Ony Hardika Rosfani (213285-1020)
Yessi Prihartina (2132825-1017)

Tahun Terbit : 2004


Jumlah Halaman : 1-218
COGNITION, METACOGNITION, AND PROBLEM-
BASED LEARNING
Pada bagian ini, menjelaskan hal yang melatarbelakangi adanya pendekatan PBL secara umum yakni
tuntutan dan tantangan abad 21 yang mengharuskan pembelajaran yang visible dan secara khusus yakni:
1. Meningkatnya permintaan (mahasiswa kedokteran) untuk menjembatani kesenjangan antara teori dan
praktik.
2. Aksesibilitas informasi dan ledakan pengetahuan.
3. Penekanan pada kompetensi dunia nyata, seperti keterampilan dalam pembelajaran mandiri,
pembelajaran kolaboratif, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan, memberikan alasan kuat
untuk mengadopsi PBL.
4. Perkembangan pembelajaran, psikologi, dan pedagogi tampaknya mendukung penggunaan PBL.

PBL merupakan pembelajaran aktif progresif dan pendekatan yang berpusat pada peserta didik di mana
masalah tidak terstruktur (dunia nyata atau masalah kompleks yang disimulasikan) digunakan sebagai titik
awal dan jangkar untuk proses pembelajaran.

Tujuan PBL meliputi content learning, acquisition of process skills and problem-solving skills, and lifewide
learning.
COGNITION, METACOGNITION, AND
PROBLEM-BASED LEARNING
Ciri PBL adalah sebagai berikut:
1. Masalah adalah titik awal pembelajaran.
2. Masalah biasanya merupakan masalah dunia nyata yang tampak tidak terstruktur.
3. Masalahnya membutuhkan banyak perspektif.
4. Masalah tersebut menantang pengetahuan, sikap, dan kompetensi siswa saat ini, sehingga memerlukan
identifikasi kebutuhan belajar dan bidang pembelajaran baru.
5. Belajar mandiri adalah yang utama.
6. Memanfaatkan berbagai sumber pengetahuan dan penggunaan serta evaluasi sumber daya informasi
adalah proses PBL yang penting.
7. Pembelajaran bersifat kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
8. Pengembangan keterampilan penyelidikan dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan perolehan
pengetahuan konten untuk solusi masalah.
9. Tutor PBL dengan demikian memfasilitasi dan melatih melalui pertanyaan dan pembinaan kognitif.
COGNITION, METACOGNITION, AND
PROBLEM-BASED LEARNING
Theory of Mediated Learning Experience yang menjadi basis PBL merupakan teori menyatakan bahwa
kualitas interaksi antara individu dan lingkungan melalui manusia yang disengaja (mediator) memainkan
peran penting dalam perkembangan kognitif individu.
Interaksi PBL harus mencakup tiga parameter (IR, ME, dan T) MLE:
1. Intensionalitas dan Timbal Balik (IR). Hasil yang eksplisit dan bertujuan harus dihasilkan dari interaksi.
Tutor PBL harus jelas tentang niat mereka dan hasil yang diinginkan, seperti pembelajaran konten dan
pengembangan keterampilan pemecahan masalah dan keterampilan belajar seumur hidup.
2. Mediasi Makna (ME). Seorang mediator yang efektif membantu pelajar menemukan pentingnya bekerja
pada masalah serta nilai dari proses PBL.
3. Transendensi (T). Mengacu pada transfer pembelajaran lintas konteks dan situasi. Siswa belajar untuk
mengambil pendekatan pembelajaran seumur hidup sehingga mereka benar-benar belajar bagaimana
belajar.
Parameter lain sering hadir kapan pun berlaku dalam situasi pembelajaran.
COGNITION, METACOGNITION, AND
PROBLEM-BASED LEARNING
Prinsip-prinsip MLE yang dijadikan fokus PBL konsisten dengan dua bidang utama penelitian dalam
kognisi, yakni:
1. Metakognisi melibatkan interaksi antara individu, tugas, dan strategi yang digunakan untuk
menyelesaikan tugas.
2. Self-regulated learning sebagai proses dimana siswa terlibat dalam strategi yang berbeda untuk
mengatur kognisi, motivasi, dan perilaku mereka, serta konteksnya.
Dalam PBL siswa belajar untuk mencari bantuan dalam mendapatkan informasi dan mempelajari hal-hal
baru dalam rangka memecahkan suatu masalah. Mencari bantuan adalah strategi belajar self regulated yang
melibatkan kontrol perilaku dan kontekstual.

Berdasarkan sudut pandang pedagogis, PBL didasarkan dari teori belajar konstruktivisme. Pemahaman
diperoleh dari interaksi dengan skenario masalah dan lingkungan belajar. Keterlibatan dengan masalah dan
proses penyelidikan masalah menciptakan disonansi kognitif yang merangsang pembelajaran, dan
pengetahuan berkembang melalui proses kolaboratif negosiasi sosial dan evaluasi kelayakan sudut pandang
seseorang.
PSYCHOLOGICAL TOOLS IN PROBLEM-BASED
LEARNING
Hasil kognitif diperiksa melalui lensa dua posisi teoretis utama:
1. Transfer-appropriate processing theory
● Siswa yang mempelajari pengetahuan dalam konteks pemecahan masalah seperti PBL cenderung
mengambil dan mentransfer pengetahuan mereka ke masalah baru.
● Demikian pula, siswa yang mempelajari penalaran dan strategi pembelajaran mandiri dalam konteks
pemecahan masalah dan memiliki praktik ekstensif dalam menerapkannya kemungkinan besar akan
mengambil dan menerapkan strategi ini pada masalah baru.
1. Psychological tools theory.
Alat psikologis sebagai simbol, tes, formula, perangkat simbolis grafis yang membantu individu menguasai
fungsi psikologis 'alami' mereka sendiri dari persepsi, memori, perhatian, dan sebagainya.
● Representational tools berfungsi sebagai referensi konkret bersama dan memberikan landasan bersama
untuk negosiasi. Struktur representasi dapat memandu diskusi siswa. Contoh dari representational tools
adalah whiteboard, diagram alir, konsep map dan diagram. Papan tulis berfungsi sebagai fokus bagi
siswa untuk menegosiasikan ide-ide mereka dan mengidentifikasi ide-ide yang perlu ditunda.
CRITICAL THINKING, METACOGNITION, AND
PROBLEM-BASED LEARNING
Berpikir kritis:
1. Keterampilan Dasar
Bentuk asesmennya bisa dari nilai IPK, atau penilaian lainnya.
2. Basis Pengetahuan
Bentuk asesmennya adalah conventional closed-response formats (post test-pretest) atau konten netral berdasarkan
informasi umum.
3. Kesediaan untuk Bertanya
Bentuk asesmennya adalah student self-report surveys.
4. Refleksi Diri (Metakognisi)
Bentuk asesmennya adalah self-report survey items.

PBL adalah lingkungan yang tepat untuk berpikir kritis, karena:


1. PBL dapat memberikan pemahaman yang kuat tentang basis pengetahuan—faktual dan terapan;
2. Memberikan kesempatan untuk pengembangan keterampilan penilaian kritis;
3. Lingkungannya mendorong siswa untuk bertanya;
4. Membiarkan siswa mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, yang menjadi landasan bagi perilaku profesional di
masa depan.
CRITICAL THINKING, METACOGNITION, AND
PROBLEM-BASED LEARNING
Dalam lingkungan PBL, siswa secara teratur terlibat dalam metakognisi. Ketika mendiskusikan masalah PBL, siswa
berpikir keras, berbagi pemikiran mereka melalui deskripsi dan/atau representasi visual. Siswa lain dalam kelompok
bertanya untuk klarifikasi atau memeriksa keakuratannya.
EXPLORING THE COGNITIVE PROCESSES OF
PROBLEM-BASED LEARNING AND THEIR
RELATIONSHIP TO TALENT DEVELOPMENT
PBL menawarkan kekacauan atau masalah, solusi yang sepenuhnya melibatkan MI yakni 8 kemampuan. Hubungan antara
6 potensial pertanyaan dan visual tools PBL dengan MI ditabelkan di bawah ini:
REFLECTIVE PRACTICE AND PROBLEM-BASED
LEARNING COURSE PORTOFOLIO
Dalam bagian ini memaparkan bagaimana guru menjadi praktisi replektif di mana guru harus terlibat aktif dalam
pembelajaran yang berfokus pada penilaian strategi pembelajaran seperti PBL dengan menggunakan kursus pengajaran
portofolio yang dapat berguna untuk mengeksplorasi pengajaran siswa dan dapat memungkinkan pendidik untuk
memvalidasi kualitas pengajaran siswa, dan memungkinkan guru berkontribusi pada beasiswa mengajar. Guru tidak
hanya dapat mendemonstrasikan keterampilan sebagai praktisi reflektif tetapi juga pertumbuhan mereka sebagai sarjana
dalam mengajar.
TEACHERS AS COACHES OF COGNITIVE
PROCESSES IN PROBLEM-BASED LEARNING
Dalam bagian ini menjelaskan bagaimana guru dalam mendorong keterlibatan kognitif siswa yang digambarkan pada tiga
tingkat pembinaan: kognisi, metakognisi, dan kognisi epistemik. Dalam melatih kognisi melibatkan penerapan pemikiran
tingkat tinggi seperti melibatkan siswa dalam kegiatan yang menghasilkan pengetahuan. Dalam melatih pembinaan pada
tingkat metakognisi melibatkan pemantauan kemajuan proses kognitif yang melibatkan peserta didik. Untuk kognisi
epistemik tentang pengenalan dan penerapan batas-batas pengetahuan, kepastian mengetahui, dan kriteria mengetahui.
PROBLEM-BASED LEARNING IN MEDICAL
EDUCATION: CURRICULUM REFORM AND
ALIGNMENT OF EXPECTED OUTCOMES
Pada bagian ini menerangkan mengenai penerapan PBL dalam Pendidikan Kedokteran di mana pembelajaran
berfokus tidak hanya tentang penyakit pasien tetapi juga tentang "ketidaknyamanan" pasien dan tentang dampak dan
implikasi penyakit pada keluarga pasien, masyarakat, dan populasi. Menerangkan bahwa sangat penting untuk
menilai kembali kurikulum sarjana kedokteran dan menyelaraskan dengan hasil yang dinginkan dalam konteks
kebutuhan medis dan perawatan kesehatan menuntut siswa untuk memperoleh basis pengetahuan yang optimal, PBL
dinilai dalam Pendidikan kedokteran akan lebih efektif mengatasai masalah terutama meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah siswa dalam persiapan untuk peran masa depan sebagai dokter.
COLLABORATION, DIALOGUE, AND CRITICAL
OPENNESS THROUGH PROBLEM-BASED LEARNING
PROCESSES
Menerangkan bahwa dalam PBL pembelajaran ditransformasikan menjadi proses aktif di mana peserta saling terlibat
dalam dialog, dihadapkan pada kekayaan keterbukaan kritis, dan kemampuan untuk bekerja dalam tim dan
berkolaborasi yang berguna untuk untuk mengembangkan proses kognitif , peserta didik aktif terhadap pengetahuan
baru dan merangsang pemikiran dan penilaian diri mereka sendiri.
FACILITATING COLLABORATIVE INQUIRY: A
CASE ILLUSTRATION
Analisis: membahas tentang model pembelajaran inquiry yang sangat bagus dijadikan sebagai strategi pembelajaran untuk
para pelajar dewasa. Strategi ini diakui dapat memberikan pengalaman bagi para pelajar dan wawasan luas yang baru.

TOWARD A MODEL FOR WEB-ENHANCED


PROBLEM-BASED LEARNING
Analisis: membahas tentang kosntribusi penggunaan web yang dapat membantu berjalannya model pembelajaran PBL
dengan baik. Melalui model PBL, para pelajar dapat menajdi seorang pemecah masalah.
INTEGRATING PROBLEM-BASED LEARNING AND
TECHNOLOGY IN EDUCATION
Analisis: Teknologi dapat membantu kita dalam menggunakan model PBL. Sebaliknya model PBL juga dapat membantu
mengembangkan teknologi.

LOOKING AHEAD: THE BEST WAY


FORWARD FOR PROBLEM-BASED
Analisis: membahasLEARNING
model PBL dari perspektif APPROACHES
psikologis bahwa penggunaan model PBL dapat meningkatkan
kecerdasan dalam individu, kelompok, kecerdasan inteligen dan emosional.

Anda mungkin juga menyukai