PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
1. Melalui PBL yang diawali dengan pemberian masalah pemicu kepada siswa dapat menerapkan
suatu model pembelajaran secara spiral dengan memilih konsep dan prinsip yang terdapat dalam
sejumlah cabang ilmu, sesuai kebutuhan masalah. Dengan diberi sejumlah masalah pemicu,
diharapkan sebagian besar/seluruh materi cabang ilmu dicakup.
2. Integrasi antara berbagai konsep/prinsip/informasi cabang ilmu dapat terjadi
3. kemampuan siswa untuk secara terus menerus melakukan “up-dating”/pengembangan
pengetahuannya tercapai
4. Perilaku sebagai seorang “life long learning” dapat tercapai
5. Langkah-langkah PBL yang dilaksanakan melalui diskusi kelompok dapat menghasilkan
sejumlah keterampilan diantaranya: a) keterampilan penelusuran kepustakaan; b) keterampilan
membaca; c) keterampilan/kebiasaan membuat catatan; d) kemampuan kerjasama dalam
kelompok; e) keterampilan berkomunikasi; f) keterbukaan; g) berpikir alalitik; h) kemandirian
dan keaktifan belajar; dan i) wawasan dan keterpaduan ilmu pengetahuan
6. Dapat mengimbangi kecepata informasi atau ilmu pengetahuan yang sangat cepat
Adapun tujuan dari Problem Based Learning (PBL) adalah membantu siswa mengembangkan
keterampilan berpikir dan keterampilan mangatasi masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik
dan menjadi pembelajar yang mandiri.
PBL sendiri berlandaskan pada teori belajar konstruktivisme karena adanya proses
pengkontruksian pengetahuan sendiri oleh siswa melalui kegiatan pemecahan masalah. Selain
teori belajar konatruktivisme ada beberapa teori belajar yang melandasi Pembelajaran berbasis
masalah, diantaranya:
1. Teori Belajar bermakna dari Davi Ausubel
Menurut David Ausubel pembelajaran terbagi menjadi dua yakni belajar bermakna (meaningfull
learning) dan belajar mengahapal (rote learning) (Suparno 1997 dalam Rusman 2016: 244).
Dalam menaingfull learning adalah proses mendapat informasi baru dari hasil mengaitkan dengan
informasi yang sudah dimiliki dan diintegrasikan sehingga ada hubungan antara informasi yang
baru dan informasi yang sudah atau pernah ada. Sedangkan dalam rote learning adalah proses
menyimpan informasi yang memang sangat baru yang tidak berhubungan dengan informasi yang
sudah ada. Dalam hal ini yang berkaitan dengan PBM adalah pembelajaran menaing full dimana
siswa mengingat kembali memaanggil atau mengingat sesuatu yang sudah diketahuinya untuk
memecahkan masalah.
2. Teori Belajar Vigotsky
Menurut Rusman (2016: 244) perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan
dengan pengalaman baru dan menantang serta ketika mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang dimunculkan. Dimana pemahamannya didapatkan dari proses mengaitkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya sehingga akan muncul
pemahaman baru dari identifikasi hubungan keduanya.
3. Teori Belajar Jerome S. Bruner
Menurut Dahar (1989) dalam Rusman (2016: 244) metode penemuan merupakan metode dimana
siswa menemukan kembali, bukan menemukan hal yang benar-benar baru. Belajar penemuan
sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dengan sendirinya memberikan
hasil yang lebih baaik, berusaha sendiri mencari pemecahan serta didukung oleh pengetahuan
yang menyertainya, serta menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
2.2 Model Pembelajaran Problem Based Learning
1. Sintaks
4
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru
bagi siswa.
2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata.
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahua barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan.
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan
mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah
dunia nyata.
Kelemahan
Disamping kelebihan diatas, PBL juga memiliki kelemahan, diantaranya :
1. Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka enggan untuk mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi yang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
Banawi, Asmin. (2019). Jurnal Biology Science & Education 2019. 97-98.
Hartono, Rudi. (2013). Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta: DIVA Press
Sopiani, Sridini dkk. (2016). Analisis Model Pembelajaran Problem Based Learning .
https://www.academia.edu/28325770/ANALISIS_MODEL_PEMBELAJARAN_PROBLEM_B
ASED_LEARNING
https://suaidinmath.wordpress.com/2013/03/02/model-pembelajaran-problem-based-learning/, Diakses
pada 03 Oktober 2019 pukul 08.43
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/28/pembelajaran-berdasarkan-
masalah/#targetText=Pembelajaran%20Berdasarkan%20Masalah%20–
%20Problem%20Based%20Learning%20–
&targetText=Beberapa%20alasan%20mengapa%20Pembelajaran%20Berdasarkan,dengan%20
menggunakan%20satu%20disiplin%20ilmu, Diakses pada 03 Oktober 2019 pukul 09.10