Anda di halaman 1dari 8

GEREJA PROTESTAN INDONESIA di GORONTALO

PROPOSAL TUGAS AKHIR/SKRIPSI


Diajukan untuk pertimbangan sebagai proyek usulan Tugas Akhir
Program Studi S1 Teknik Arsitektur

Oleh

DESI Y. MANGGOMBO
551416052

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak

yang sangat besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Provinsi Gorontalo

memiliki potensi besar terhadap perkembangan pembangunan, disebabkan karena

provinsi Gorontalo adalah provinsi yang berkembang dan juga merupakan kota

tertua yang berada di Provinsi Gorontalo. Kondisi demikian menjadikan Provinsi

Gorontalo sebagai pusat dari berbagai kegiatan baik itu dari bidang

pemerintahan, keagamaan, perdagangan, jasa industri pariwisata, dan pendidikan.

hal inilah yang menjadikan faktor sehingga provinsi Gorontalo mengalami

peningkatan dan perkembangan pembangunan secara pesat, ini dapat kita lihat

dengan adanya jumlah penduduk yang semakin meningkat, pertumbuhan

ekonomi, penyediaan fasilitas dan sarana yang perkembangannya cukup

signifikan. dengan adanya kecenderungan perkembangan tersebut, maka pola

kehidupan manusia akan berkembang sesuai dengan sifat dan ciri reformasi dan

globalisasi.

Di dalam Rancangan pengembangan Provinsi Gorontalo sebagai propinsi

yang mandiri dan beragama, salah satu terobosan dan inovasinya adalah

penyediaan Fasilitas tempat ibadah bagi umat beragama kristen Protestan (GPIG)

yang menginginkan suatu nuansa arsitektur dan keagamaan.

Di Provinsi Gorontalo, sejak tanggal 18 juli 1965 Gereja Protestan Indonesia

di Gorontalo (GPIG) sudah mendirikan satu sinode yang diketuai oleh Pdt. Ds.
Pondaa. Yang tempatnya berada di Jln. P Kalengkongan, Kel. Tenda, Kota

Gorontalo. Sejak awal berdirinya Sinode ini sampai sekarang sudah mempunyai

54 Dewan Gereja, yang terbagi atas 10 Wilayah. Setiap satu dewan Gereja

mempunyai 1-3 orang Pendeta dan Anggota jemaat kurang lebih 150 jemaat.

Sinode Gereja Protestan Indonesia di Gorontalo (GPIG) Sampai saat ini

merupakan satu-satunya Sinode yang ada di Provinsi Gorontalo.

Salah satu anggota dari Sinode ini adalah dewan Gereja yang ada di Jln Irian

, Liluwo, Yang sampai saat ini belum bisak menjadi standarilisasi pusat Gereja

Protestan yang ada di Gorontalo (GPIG), daya tampung gedung Gereja belum

bisak menampung keinginan jemat yang ingin datang beribadah, sehingga banyak

jemaat lain pergi beribadah di Gereja lain, gedung Gereja ini hanya bisa

menampung jemaat kurang lebih 100 orang.

Dengan keadaan dan kondisi tersebut maka sepantasnyalah Gereja Protestan

Indonesia di Gorotalo (GPIG) memiliki tempat ibadah terpusat yakni suatu

gedung Gereja pusat sebagai basis utama dari umat Kristiani (GPIG) untuk

dijadikan sebagai tempat beribada kepada yang Kuasa.

Ditinjau dari kondisi gedung saat ini, bangunan yang ada sekarang belum

memenuhui syarat standarilisasi sebuah gedung Gereja yang menjadi pusat Gereja

Protestan yang ada di Gorontalo. Hal ini ditinjau dari kondisi gedung saat ini,

bangunan ini belum dapat menampung seluruh aktifitas pelayanan dan

peribadatan jemaat.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka perlu diadakan perencanaan dan

perancangan kembali gedung Gereja Protestan Indonesia di Gorontalo yang


dilokalisir dalam suatu kawasan dan mudah dalam pencapaiannya, mempunyai

peluang yang baik untuk dimanfaatkan oleh umat Kristiani sehingga menjadi salah

satu alternatif tempat tujuan untuk dapat beribadah kepada yang Kuasa.

B. Permasalahan
Bertolak dari latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas,

penulis dapat mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana desain Gereja yang baik agar dapat menampung seluruh

kegiatan peribadatan dalam Gereja.

2. Bagaimana mendesain model rancangan bangunan serta ruang sebagai

tambahan fasilitas inti maupun pelengkap yang sesuai dengan kebutuhan

pengguna ruang.

3. Bagaimana mendeseain bangunan yang efisien dalam hal estetika,

konstruksi, dan utilitas yang sesuai dengan fungsi bangunan sebagai

tempat ibadah (Gereja)

C. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, maka peneliti

mencoba merancang untuk memecahkan masalah tersebut dengan rumusan

masalah sebagai berikut: “Bagaimana cara mendesain suatu Gereja yang secra

fisik dapat menampung kegiatan dan pelayanan bagi anggota jemaat”


D. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Tujuan perencanaan dari “Gereja Protestan Indonesia di

Gorontalo”adalah :

 Merencanakan perancangan suatu tempat ibadah yang terlokasi dalam

satu tempat yang ditunjang dengan fasilitas lain, yang lebih presentatif,

konekstual dipandang dari sisi arsitektural.

 Menghadirkan satu tempat yang layak untuk dapat dijadikan salah satu

alternatif tempat ibadah yang dapat meningkatkan potensi keagamaan

yang ada di Propinsi Gorontalo.

2. Sasaran

Adapun sasaran perencanaan adalah:

Mendesain suatu tempat yang secara fisik dapat menampung

kegiatan ibadah dan pelayanan Gereja.

E. Batasan

Lingkup dan batasan terhadap obyek:

1. Lingkup kegiatan diperuntukkan untuk kegiatan ibadah yang orientasinya

mengarah ke kegiatan di dalam ruangan (in door).

2. Lingkup layanan berskala propinsi khususnya umat Kristiani yang ada di

propinsi Gorontalo.

Lingkup dan Batasan arsitektural:


1. Perencanaan ditekankan pada lingkup disiplin arsirektural ditunjang dari

disiplin ilmu lain yang terkait dengan masalah yang dibahas/objek

rancangan.

2. Pembahasan aspek struktural dan utilitas terbatas pada prinsip kerja dasar

sistem tersebut.

3. Ditekankan pada pola penataan ruang dalam (interior) dan perancangan

bangunan(building design).

F. Lingkup Pembahasan

1. Lingkup ilmu pengetahuan

 Penelusuran masalah nantinya dijabarkan pada hal-hal yang spesifik

 Studi lietratur dikaji lagi dengan studi pendekatan definitive dengan

mengkaji keberadaan fungsi objek.

2. Sumber Data

 Sumber literatur merupakan data sekunder baik data mengenai ilmu

arsitektur maupun data lain yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam

perencanaan dan perancangan objek.

 Wawancara dengan pihak terkait untuk mendapatkan data-data primer

Mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan hiburan. Survey

lapangan data ini dikumpulkan dengan survey langsung kelokasi objek

perencanaan dan melakukan pengamatan mengenai objek.

3. Objek Pembahasan

Objek pembahasan pada laporan ini adalah perencanaan pembangunan

gedung GEREJA PROTESTAN INDONESIA DI GORONTALO.


Dalam penampilannya bangunan ini mencerminkan karakteristik

objek rancangan dengan memperhatikan aspek-aspek penyesuaian dengan

fungsi bangunan serta kondisi lingkungan dan tapak yang mendukung

penampilan bangunan.

G. Metodologi

Metode yang dipakai pada perencanaan objek adalah metode yang berpijak

pada proses perancangan. Uraian proses perancangan lima langkah pada konteks

penulisan dijelaskan sebagai berikut :

1. Langkah permulaan

permulaan meliputi pengumpulan dan batasan masalah (objek yang

direncanakan).

2. Langkah Persiapan

persiapan meliputi pengumpulan dan analisis informasi mengenai hal atau

masalah yang berhubungan dengan perencanaan objek.

3. Langkah Pengajuan Usul

Pengajuan usul meliputi gagasan yang diajukan sebagai pemecahan

masalah.

4. Langkah Evaluasi

yaitu melakukan evaluasi terhadap usul-usul yang diajukan.

5. Tindakan

langkah tindakan dalam batasan penulisan laporan yang dimaksud adalah

proses pradesign.
H. Sistimatika Penulisan/perancangan

1. Sistimatika Penulisan

Adapun sistimatika penulisan mengemukakan gambaran secara garis besar

tentang isi penulisan yang dituangkan pada setiap babnya yaitu :

BAB I :Merupakan tahap pendahuluan yang memberikan gambaran

tentang latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah,

maksud tujuan dan sasaran pembahasan, serta metode dan

sistimatika laporan.

BAB II :Tinjauan objek, terdiri dari tinjauan umum dan tinjauan khusus.

BAB III :Berisi program perancangan yang membahas lingkup dan

substansi perancangan kawasan, metode perancangan, analisa pola

organisasi ruang, analisa tata peragaan, dan konsep-konsep

penunjang perancangan.

BAB IV :Berisi kesimpulan, mengenai masalah yang dibahas dalam

laporan.

Anda mungkin juga menyukai