Anda di halaman 1dari 6

DWI RATNO SETYO

ARIANTO
D 0110037
ILMU ADMINISTRASI
NEGARA

FILSAFAT ANALITIK
Serangkaian pendekatan terhadap masalah-masalah
filosofis yang menekankan studi bahasa dan analisa logis
atas konsep yang terungkapkan lewat bahasa.
Meskipun tidak ada doktrin-doktrin atau ajaran-ajaran
khusus yang diterima oleh gerakan tersebut secara
keseluruhan, para filosof analitik dan linguistik sepakat
bahwa aktivitas filsafat yang paling tepat adalah
mengklarifikasi bahasa atau mengklarifikasi konsep.
Tujuan aktivitas ini adalah menyelesaikan berbagai
perselisihan filsafat dan memecahkan problem-problem
filsafat yang dianggap bersumber dari kekacauan
penggunaan bahasa.

Wittgenstein menyatakan bahwa setiap kalimat yang


bermakna harus memiliki struktur logis yang tepat, yang
umumnya tersembunyi di balik selubung tampilan
gramatik kalimat, dan karena itu memerlukan analisis
logis yang panjang lebar agar menjadi jelas

Wittgenstein percaya bahwa analisis akan


memperlihatkan bahwa setiap kalimat yang bermakna
adalah suatu susunan fungsi kebenaran dari kalimatkalimat lain yang lebih sederhana.

Wittgenstein beranggapan bahwa bahasa sehari-hari ada dalam


tatanan logis yang baik. Karena logika adalah suatu kondisi
pengertian, dan sejauh kalimat-kalimat bahasa sehari-hari
mengungkapkan pengertian, membawa pemikiran, mereka berada
dalam keadaan baik
Menurut Tractatus, fungsi dasar bahasa adalah
mengomunikasikan pemikiran dengan memberinya ungkapan
dalam bentuk yang tampak dan jelas. Peran proposisi (kalimat
dengan pengertian) adalah menggambarkan duduk-perkara, yang
mungkin sesuai atau mungkin tidak. Jika duduk-perkara yang
digambarkan oleh sebuah proposisi sesuai, maka proposisi itu
benar, jika tidak maka salah.

Wittgenstein berpandangan bahwa kalimat adalah


ekspresi pemikiran. Namun pemikiran itu sendiri adalah
suatu jenis bahasa.

tesis terakhir Tractatus, Apa yang tidak dapat kita


bicarakan, kita harus membiarkannya dalam diam.

Anda mungkin juga menyukai