Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN SOSIOLOGI, LINGUISTIK,

SOSIOLINGUISTIK SERTA KETERKAITAN SOSIOLOGI


DAN SOSIOLINGUISTIK
Tugas ini dibuat untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah Sosiolinguistik.

Dosen: Tajudin Nur, S.S., M.M.

Disusun Oleh :

Salsabila: 183112200150034

Rizka Aulia A.P: 183112200150042

Nely Ambarsari: 183112200150043

Lony Felianda: 183112200150044

Affiaty Haqq: 183112200150045

SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2019
PENGERTIAN SOSIOLOGI

Sosiologi adalah salah satu dari ilmu sosial yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat atau ilmu yang mempelajari tentang manusia atau masyarakat. Sosiologi bisa juga
disebut dengan ilmu masyarakat. Sosiologi secara etimologis merupakan asal dari dua kata
menurut Bahasa Latin, yaitu Socious dan Logos. Arti Socious adalah masyarakat dan Logos
berarti berbicara atau berbincang. Tujuan ilmu sosiologi adalah untuk mempelajari
masyarakat, perilaku dari masyarakat, dan perilaku sosial yang ada serta mengamati perilaku
kelompok.

Dengan seiring berjalannya waktu, ilmu sosiologi selalu mengikuti perkembangan


jaman. Yaitu merupakan pengetahuan masyarakat yang telah disusun berdasarkan hasil
pemikiran ilmiah yang bisa di kontrol oleh masyarakat lainnya.

Keseluruhan dari ilmu sosiologi tersebut dapat berupa hal-hal mulai dari keluarga,
suku, Negara, bangsa, ekonomi, sosial, serta organisasi politik. Selain itu juga terdapat
pengertian sosiologi secara etimologis serta objek pembahasan dari sosiologi.

Pengertian secara luasnya, ilmu sosiologi tidak hanya sebagai ilmu yang mempelajari
sekitar kehidupan manusia tetapi juga mempelajari yang berkaitan dengan kepentingan,
hubungan dan budaya. Dalam mempelajari bagian objeknya (masyarakat), yakni
memfokuskan pada beberapa hal.

Dari objek untuk memfokuskan pembahasan tersebut seperti, hubungan antara individu
dengan kelompok, hubungan antara kelompok dengan kelompok. Serta dari hubungan timbal
balik yang terjadi pada sesama manusia dengan manusia lainnya. Dan juga proses yang
terjadi pada hubungan-hubungan tersebut pada lingkungan masyarakat.

PENGERTIAN LINGUISTIK

Linguistik adalah ilmu bahasa. Bergantung pada sudut pandang, dan pendekatan
seorang peneliti, linguistik seringkali digolongkan ke dalam ilmu kognitif, psikologi, dan
antropologi. Ada tiga aspek luas penelitian, yang meliputi bentuk bahasa, makna bahasa, dan
bahasa dalam konteks.
Kata linguistik berasal dari bahasa latin lingua yang berarti ’bahasa’. Linguistik
adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.
Dalam bahasa Perancis ada tiga istilah untuk menyebut bahasa yaitu:

 Langue: suatu bahasa tertentu.

 Langage: bahasa secara umum.

 Parole: bahasa dalam wujud yang nyata yaitu berupa ujaran.

Ilmu linguistik sering juga disebut linguistik umum (general linguistics). Artinya,
ilmu linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk
bahasa pada umumnya, yang dalam peristilahan Perancis disebut langage.

PENGERTIAN SOSIOLINGUISTIK

Sosiolinguistik bersasal dari kata “sosio” dan “ linguistic”. Sosio sama dengan kata
sosial yaitu berhubungan dengan masyarakat. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari dan
membicarakan bahasa khususnya unsur-unsur bahasa dan antara unsur-unsur itu. Jadi,
sosiolinguistik adalah kajian yang menyusun teori-teori tentang hubungan masyarakat
dengan bahasa. Berdasarkan pengertian sebelumnya, sosiolinguistik juga mempelajari dan
membahas aspek–aspek kemasyarakatan bahasa khususnya perbedaan-perbedaan yang
terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan (Nababan
1993:2). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik
tidak hanya mempelajari tentang bahasa tetapi juga mempelajari tentang aspek-aspek bahasa
yang digunakan oleh masyarakat.

Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dengan linguistik, dua


bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan erat. Sosiologi merupakan kajian yang objektif
dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, lembaga-lembaga, dan proses sosial yang
ada di dalam masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi,
berlangsung, dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga, proses social dan segala
masalah social di dalam masyarakat, akan diketahui cara-cara manusia menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, bagaimana mereka bersosialisasi, dan menempatkan diri dalam
tempatnya masing-masing di dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu
yang mempelajari tentang bahasa, atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek
kajiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu
antardisipliner yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu
dalam masyarakat (Chaer dan Agustina 2003:2). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
sosiolinguistik adalah antardisipliner yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan
bahasa yang digunakan dalam lingkungan tersebut. Selain sosiolinguistik ada juga digunakan
istilah sosiologi bahasa. Banyak yang menganggap kedua istilah itu sama, tetapi ada pula
yang menganggapnya berbeda. Ada yang mengatakan digunakannya istilah sosiolinguistik
karena penelitiannya dimasuki dari bidang linguistik, sedangkan sosiologi bahasa digunakan
kalau penelitian itu dimasuki dari bidang sosiologi.

Fishman (dalam Chaer 2003:5) mengatakan kajian sosiolinguistik lebih bersifat


kualitatif. Jadi sosiolinguistik berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa
yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa atau dialek tertentu yang
dilakukan penutur, topic, latar pembicaraan. Sosiolinguistik memandang bahasa pertam-tama
sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi serta bagian dari masyarakat dan kebudayaan
tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan pemakaian bahasa adalah bentuk interaksi sosial
yang terjadi dalam situasi konkrit. Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa sosiolinguistik berarti mempelajari tentang bahasa yang digunakan dalam daerah
tertentu atau dialek tertentu.

Ditinjau dari nama, sosiolingustik menyangkut sosiologi dan linguistik, karena itu
sosiolinguistik mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kedua kajian tersebut. Sosio
adalah masyarakat, dan linguistik adalah kajian bahasa. Jadi kajian sosiolinguistik adalah
kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan (Sumarsono 2004:1).
Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik berarti ilmu
yang mempelajari tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi masyarakat tertentu.

Sosiolinguistik cenderung memfokuskan diri pada kelompok sosial serta variabel


linguistik yang digunakan dalam kelompok itu sambil berusaha mengkorelasikan variabel
tersebut dengan unit-unit demografik tradisional pada ilmu-ilmu sosial, yaitu umur, jenis
kelamin, kelas sosio-ekonomi, pengelompokan regioanal, status dan lain-lain. Bahkan pada
akhir-akhir ini juga diusahakan korelasi antara bentuk-bentuk linguistik dan fungsi-fungsi
sosial dalam interaksi intra-kelompok untuk tingkat mikronya, serta korelasi antara pemilihan
bahasa dan fungsi sosialnya dalam skala besar untuk tingkat makronya (Ibrahim, 1995:4).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari
tentang bahasa yang memfokuskan diri pada kelompok sosial serta variabel linguistik.

Alwasilah (1993:3-5) menjelaskan bahwa secara garis besar yang diselidiki oleh
sosiolingustik ada lima yaitu macam-macam kebiasaan (convention) dalam mengorganisasi
ujaran dengan berorientasi pada tujuan-tujuan social studi bagaimana norma-norma dan nilai-
nilai sosial mempengaruhi perilaku linguistik. Variasi dan aneka ragam dihubungkan dengan
kerangka sosial dari para penuturnya, pemanfaatan sumber-sumber linguistik secara politis
dan aspek-aspek sosial secara bilingualisme.

Sosiolinguistik menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi


sosial perilaku bahasa, tidak hanya mencakup perilaku bahasa saja, melainkan juga sikap-
sikap bahasa, perilaku terhadap bahasa dan pemakaian bahasa. Dalam sosiolingustik ada
kemungkinan orang memulai dari masalah kemasyarakatan kemudian mengaitkan dengan
bahasa, tetapi bisa juga berlaku sebaliknya mulai dari bahasa kemudian mengaitkan dengan
gejala-gejala kemasyarakatan.

Sosiolinguistik dapat mengacu pada pemakian data kebahasaan dan menganalisis


kedalam ilmu-ilmu lain yang menyangkut kehidupan sosial, dan sebaliknya mengacu kepada
data kemasyarakatan dan menganalisis ke dalam linguistik. Misalnya orang bisa melihat dulu
adanya dua ragam bahasa yang berbeda dalam satu bahasa kemudian mengaitkan dengan
gejala sosial seperti perbedaan jenis kelamin sehingga bisa disimpulkan, misalnya ragam (A)
didukung oleh wanita ragam (B) didikung oleh pria dalam masyarakat itu. Atau sebaliknya,
orang bisa memulai dengan memilah masyarakat berdasarkan jenis kelamin menjadi pria-
wanita, kemudian menganalisis bahasa atau tutur yang bisa dipakai wanita atau tutur yang
bisa dipakai pria.

Trudgill (dalam Sumarsono 2004:3) mengungkapkan sosiolinguistik adalah bagian


dari linguistik yang berkaitan dengan bahasa sebagai gejala sosial dan gejala kebudayaan.
Bahasa bukan hanya dianggap sebagai gejala sosial melainkan juga gejala kebudayaan.
Implikasinya adalah bahasa dikaitkan dengan kebudayaan masih menjadi cakupan
sosiolinguistik, dan ini dapat dimengerti karena setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaan
tertentu.

Sebagai anggota masyarakat sosiolinguistik terikat oleh nilai-nilai budaya masyarakat,


termasuk nilai-nilai ketika dia menggunakan bahasa. Nilai selalu terkait dengan apa yang
baik dan apa yang tidak baik, dan ini diwujudkan dalam kaidah-kaidah yang sebagian besar
tidak tertulis tapi dipatuhi oleh warga masyarakat. Apa pun warna batasan itu, sosiolinguistik
itu meliputi tiga hal, yakni bahasa, masyarakat, dan hubungan antara bahasa dan masyarakat.

Berdasarkan batasan-batasan tentang sosiolinguistik di atas dapat disimpulkan bahwa


sosiolinguistik itu meliputi tiga hal, yakni bahasa, masyarakat, dan hubungan antara bahasa
dengan masyarakat. Sosiolinguistik membahas atau mengkaji bahasa sehubungan dengan
penutur, bahasa sebagai anggota masyarakat. Bagaimana bahasa itu digunakan untuk
berkomunikasi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya untuk saling
bertukar pendapat dan berinteraksi antara individu satu dengan lainnya.

KETERKAITAN SOSIOLOGI DENGAN SOSIOLINGUISTIK

Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia sebagai individu


ataupun sebagai kelompok masyarakat. Menurut Nababan (1991:2) yang dikutip oleh Aslinda
dan Syafyahya (2010:12) mengemukakan bahwa sosiolinguistik digunakan untuk membahas
aspek-aspek kemasyarakatan, khususnya variasi yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan
dengan faktor-faktor kemasyarakatan atau sosial. Dengan demikian, hubungan antara
sosiolinguistik dengan sosiologi sangatlah erat.

Istilah sosiolinguistik muncul pada tahun 1952 dalam karya Haver C. Currie yang
merupakan gabungan dari kata sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian yang objektif
dan ilmiah mengenai manusia dalam masyarakat dan mengenai lembaga–lembaga serta
proses sosial yang terjadi dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah ilmu bahasa atau
bidang yang menjadikan bahasa sebagai objek kajian. Salah satu teori sosiolinguistik yang
bisa dipakai sebagai rujukan adalah teori dari Nababan, bahwa pengkajian bahasa dengan
dimensi kemasyarakatan disebut Sosiolinguistik (oleh Nababan 1984:2 dalam Sosiolinguistik
Perkenalan Awal).

Sosiolinguistik memandang bahasa sebagai dasar kajian (lihat kembali hubungan


antara sosiolinguistik dan linguistik) dan memandang struktur sosial sebagai faktor penentu
variabel. Keduanya dipandang sebagai gegenseitige einbettung dan gegenseitige
determination, dan hubungan antara keduanya ditentukan oleh persyaratan manusia,
organisasi pikiran manusia (dalam bentuk argumen lahiriah), serta tuntutan intrinsik dari
sebuah bidang yang sistematis, kuat, dan efektif (Hymes,1966).

Sosiolinguistik merupakan gabungan antara sosiologi dan disiplin linguistik.


Keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat namun berbeda kajiannya. Sosiologi
adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, dan
mengenai lembaga-lembaga sosial dan segala masalah sosial dalam satu masyarakat, akan
diketahui cara-cara manusia menyesuaikan diri denagan lingkungannya, masing-masing
dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau
bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.

Istilah sosiologi bahasa sangat berkaitan dengan sosiolinguistik. Bahkan banyak orang
menganggap bahwa keduanya sama. Namun jika diteliti, keduanya mempunyai perbedaan.
Perbedaan tersbut diungkapkan oleh Fishman, pakar sosiolinguistik yang andilnya sangat
besar dalam kajian sosiolinguistik.

Formal dalam Kamus Ilmiah Popular adalah: formil; resmi; sah; secara teratur;
dengan sungguh-sungguh; sesuai dengan adat kebiasaan. (Partanto, Pius A. dan M. Dahlan
al-Barry. Kamus Ilmiah Populer. Arkola. Surabaya. 1994) Sedangkan material adalah:
kebendaan; sifat materi; bahan..

Namun ketika masuk pada objek suatu ilmu, maka makna formal dan material
berubah sesuai dengan keilmuan tersebut. Objek formal bermakna kepada ilmu yang kita
pelajari tersebut yang mengandung ontology, epistemology dan aksiologi seperti sosiologi,
linguistik, psikologi dan sebagainya. Sedangkan objek material adalah realita yang ada pada
ilmu yang kita pelajari, contoh seperti sosiolinguistik membahas realita kebahasaan dalam
ranah sosiologi.

Objek formal dalam kajian sosiolinguistik adalah sosiologi. Sementara objek


materialnya adalah bahasa. Maksudnya adalah bahasa yang diteliti menurut pendekatan
sosiologi.

Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa
melainkan dilihat dan didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat
manusia (Chaer, 2004: 3).
1. Sosiolinguistik adalah ilmu tata bahasa yang digunakan di dalam interaksi sosial;
cabang linguistik tentang hubungan dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan
perilaku sosial (KBBI, 2008 : 1332).

2. Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam


kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat (Chaer, 2004:2).

3. Menurut sejumlah ahli (Wardaugh, 1986, Holmes, 1995) sosiolinguistik adalah


cabang ilmu bahasa yang berusaha menerangkan korelasi anatar perwujudan struktur
atau elemen bahasa dengan faktor – faktor sosiokultural pertuturannya…(Dalam
Wijana, 2010: 11).

4. Kridalaksana mengatakan :”Sosiolinguistik yaitu cabang linguistik yang berusaha


untuk menjelaskan ciri – ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi ciri – ciri variasi
bahasa tersebut dengan ciri – ciri sosial (dalam Pateda, 1987: 2).

Apa yang terdapat dalam sosiologi, yang berupa fakta-fakta sosial ditransfer ke dalam
sosiolinguistik, sehingga muncullah keyakinan bahwa bahasa berhubungan dengan strata
sosial. Meskipun demikian, hubungan antara sosiolinguistik dan sosiologi sebenarnya bersifat
timbal-balik (simbiosis mutualisme).

Hubungan sosiologi – sosiolinguistik

1. Kemajuan teori sosiologi seperti kelompok politik, mobilisasi massa, interferensi


antarkelompok digunakan dalam sosiolinguistik.
2. Metodologi dalam sosiologi seperti angket, wawancara, pengamatan terlibat digunakan
juga sebagai metode dalam sosiolinguistik.
3. Istilah-istilah sosiologi seperti funktion, rolle, dan soziale dimension juga digunakan
dalam sosiolinguistik.
4. Fakta-fakta sosial dalam sosiologi ditransfer ke dalam sosiolinguistik yang meliputi
transfer terhadap fungsi bahasa secara keseluruhan dan terhadap struktur bahasa itu
sendiri dengan memperhatikan fakta-fakta sosial ini, sosiolinguistik pun
mempertimbangkan situasi berbahasa, siapa yang berbicara, di mana, dan sebagainya,,
karena bagaimana pun sosiolinguistik muncul karena adanya bantuan sosiologi.

Hubungan sosiolinguistik – sosiologi


1. Data sosiolinguistik yang memberikan ciri-ciri kehidupan sosial, menjadi barometer
untuk sosiologi.
2. Aspek sikap berbahasa mempengaruhi budaya material dan spiritual suatu masyarakat.
3. Bahasa yang diteliti secara sosiolinguistik adalah alat utama dari perkembanagan
penegetahuanmenegenai sosiologi.

Dengan kata lain, sosiolinguistik membantu sosiologi dalam mengklasifikasi strata


sosial, seperti yang ditunjukkan oleh Labov dalam penelitiannya mengenai tuturan [r] dalam
masyarakat Amerika dalam tingkat sosial yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2003. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Decade, Roma. Pengertian SOSIOLOGI Adalah: Sejarah, Fungsi, Ciri-ciri, dan Contohnya.
(https://www.romadecade.org/pengertian-sosiologi/)

Jaya, Riza Wahyudi. 2015. SOSIOLINGUISTIK: HUBUNGAN ANTARA SOSIOLINGUISTIK


DENGAN ILMU LAIN. (http://rizawahyudijaya.blogspot.com/2015/06/hubungan-antara-
sosiolinguistik-dengan.html, diakses pada Senin, 8 Juni 2015).

Nababan. 1993. Sosiolinguistik suatu pengantar. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Nadifah, Nailatin. 2015. Sosiolinguistik: hubungan linguistik dan sosiologi.


(http://nailatinnadhifah.blogspot.com/2015/03/hubungan-linguistik-dan-sosiologi.html,
diakses pada Minggu, 15 Maret 2015).

Sumarsono dan Partana P. 2004. Sosioliguitsik. Yogyakarta: Sabda.

UNY, Staffnew. Kaitan sosiolinguistik dengan bidang lain.


(http://staffnew.uny.ac.id/upload/132104302/pendidikan/KAITAN+SOSIOLINGUISTIK+D
ENGAN+BIDANG+YANG+LAIN.pdf ).

Anda mungkin juga menyukai