PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu
Negara. Kurikulum saat ini (kurikulum 2013) menuntut siswa untuk berperan aktif dalam membangun
konsep dalam diri. Jadi meurut kurikulum 2013 kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru hanya sebagai
motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas menjadi hidup. Oleh karena itu, guru perlu
mengetahui serta memahami suatu model pembelajaran lain yang sesuai digunakan pada kurikulum yang
ada saat ini. Salah satu model tersebut adalah model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model yang efektif digunakan dalam pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif memiliki efektivitas dan efisiensi yang tinggi karena proses pembelajaran
dilakukan secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif sangat membantu pelajaran. Menurut beberapa
ahli bahwa pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep sulit,
akan tetapi sangat berguna untuk menumbuhkan berfikir kritis. Model pembelajaran kooperatif ini
merupakan salah satu cara mudah dan efektif untuk guru mengembangkan pembelajaran di sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Model Pembelajaran Kooperatif?
2. Apakah landasan Model Pembelajaran Kooperatif?
3. Apasajakah tujuan Model Pembelajaran Kooperatif?
4. Apasajakah implikasi Model Pembelajaran Kooperatif?
5. Apasajakah kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif?
6. Apasajakah komponen-komponen Model Pembelajaran Kooperatif?
7. Apasajakah tipe model pembelajaran kooperatif yang cocok pada materi matematika?
C. Tujuan
1. Memahami tentang pengertian dari Model Pembelajaran Kooperatif
2. Memahami tentang landasan Model Pembelajaran Kooperatif
3. Mengetahui tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
4. Mengetahui implikasi Model Pembelajaran Kooperatif
5. Mengetahui kelebihan dankekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
6. Mengetahui komponen-komponen Model Pembelajaran Kooperatif
7. Mengetahui tipe model pembelajaran yang cocok pada materi matematika
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Dilihat dari kata kooperatif yang merupakan serapan dari Bahasa Inggris, “cooperative”
yang berarti bekerjasama, model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
menekankan sikap kerjasama antar pembelajar. Menurut Scot B. Watson (dalam Warsono) dari
School of Education, Faculty Publication and Presentations Liberty University (1992) dalam
makalahnya yang berjudul The Essential Elements of Cooperative Learning menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah lingkungan belajar kelas yang memungkinkan siswa
bekerjasama dalam suatu kelompok kecil yang heterogen dan mengerjakan tugas-tugas
akademiknya. Jhonson & Jhonson mendefinisikan pembelajaran cooperative adalah penerapan
pembelajaran terhadap kelompok kecil sehingga para siswa dapat bekerjasama untuk
memaksimalkan sendiri serta memaksimalkan pembelajaran anggota kelompok yang lain. Lain
halnya menurut Funderstanding, yang mengutip Spenser Kagan (1992) pembelajaran kooperatif
terdiri dari teknik-teknik pembelajaran yang memerlukan saling ketergantungan positif antara
pembelajar agar pembelajaran dapat berlangsung baik.
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran cooperative adalah model pembelajaran yang
melibatkan sejumlah kelompok kecil siswa yang bekerjasama dan belajar bersama dengan saling
membantu secara interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Pembelajaran
secara cooperative juga sering disebut kelompok pembelajaran (group learning) yang merupakan
istilah generic bagi bermacam prosedur instruksional yang melibatkan kelompok kecil yang
interaktif.
Jika disusun dengan baik, belajar kompetitif dan individualistic akan efektif dan merupakan
cara memotifasi siswa untuk melakukan yang terbaik. Meskipun demikian, terdapat beberapa
kelemahan dalam pembelajaran kompetetif dan individualistic yaitu:
2
3
1. Kompetisi siswa kadang tidak sehat. Sebagai contoh, jikz seorang siswa menjawab
pertanyaan guru, siswa yang lain berharap agar jawaban yang diberikan salah.
2. Siswa berkemampuan rendah akan kurang termotifasi.
3. Siswa berkemampuan rendah akan sulit untuk sukses dan semakin tertinggal.
4. Dapat membuat frustasi siswa yang lainnya.
Untuk menghindari hal-hal tersebut dan agar siswa dapat membantu siswa yang lain untuk
mencapai sukses, maka jalan keluarnya yakni dengan belajar kooperatif.
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori kontruktivis. Pembelajaran ini muncul dari
kosep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka
saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling
membantu memecahkan masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok
sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6
orang siswa yang sederajat tapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku dan satu sama lain
saling membantu. Tujuan di bentuknya kelompok ini yakni untuk memberikan kesempatan
semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalm proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama
bekerja dengan kelompok, tugas anggota kelompok yaitu mencapai ketuntasan materi yang
disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan
belajar.
Selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknyaselam beberapa kali
pertemuan. Mereka diajarkan keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam
kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan kepada teman
sekelompok dengan baik, dan berdiskusi.agar terlaksan dengan baik, siswa diberi lembar
kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Tugas anggota
kelompok adalah mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu anggota
kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran.
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka hanya jika siswa
lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan itu. Tijuan pembelajaran ini mencakup
tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan
pengembangan keterampilan sosial.
Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit,
dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat
memberikan keuntungan, baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
5
Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas
terhadap keragaman ras, budaya,agama, strata sosial, kemampuan dan ketidakmampuan.
Penbelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan
kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lainatas tugas-tugas bersama dan melalui
penggunaan struktur penghargaan kooperatif dan belajar untuk menghargai satu sama lain.
d) Siswa dalam kelompok dapat dapat membantu siwa yang lain untuk menguasai
masalah-masalah dasar dan prosedur perhitungan yang perlu dalam konteks permainan,
teka-teki, atau pembahasan masalah-masalah yang bermanfaat.
e) Ruang lingkup materi dipenuhi oleh ide-ide menarik dan menantang yang bermanfaat
bila didiskusikan.
Belajar kooperatif dapat berbeda dalam banyak cara, tetapi dapat dikategorikan sesuai
dengan sifat berikut:
1) Tujuan kelompok
2) Tanggung jawab individual
3) Kesempatan yang sama untuk sukses
4) Kompetisi kelompok
5) Spesialisasi tugas dan
6) Adaptasi untuk kebutuhan individu.
2. Sistem Sosial
Sistem sosial menggambarkan bentuk kerja sama guru-peserta didik dalam pembelajaran atau
peran-peran guru dan peserta didik dan hubungannya satu sama lain dan jenis-jenis aturan yang
harus diterapkan.
Dalam model pembelajaran kooperatif menghendaki adanya peran guru sebagai fasilitator dan
pembimbing dalam kegiatan belajar pada setiap siswa yang kooperatif, guru merupakan
pengendali dalam kegiatan belajar pada setiap tahapnya dan memberikan di akhir pembelajaran.
3. Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi menunjukkan kepada guru bagaimana cara menghargai atau menilai peserta didik
dan bagaimana menanggapi apa yang dilakukan oleh peserta didik.
Prinsip reaksi dalam pembelajaran kooperatif terlihat dari kegiatan siswa yang saling bekerja
sama. Siswa berdiskusi saling bahu-membahu menyelesaikan masalah dalam kelompok.
4. Sistem Pendukung
Sistem pendukung menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mendukung
keterlaksanaan model pembelajaran.
Model kooperatif menghendaki kerja kelompok dengan anggota 4-6 siswa dengan kemampuan
akademik yang merata sehingga dituntut untuk duduk dalam kelompok. Yang dibutuhkan dari
seorang guru dalam pembelajaran kooperatif adalah perhatian kepada siswa supaya tugas
kooperatif berjalan dengan baik.
5. Dampak Pembelajaran Langsung dan Iringan
Dampak pembelajaran langsung merupakan hasil belajar yang dicapai dengan cara mengarahkan
para peserta didik pada tujuan yang diharapkan sedangkan dampak iringan adalah hasil belajar
lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran sebagai akibat terciptanya suasana belajar
yang dialami langsung oleh pelajaran.
Dampak pembelajaran langsung yang diperoleh dalam pembelajaran koopertif yaitu memberikan
para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman, sedangkan dampak iringan yaitu
diharapkan siswa dapat memperoleh minat, kemandirian, nilai, dan sikap positif dalam
pembelajaran.
9
B. Saran
Untuk melaksanakan tugasnya secara professional, seorang guru dituntut dapat memahami dan
memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif,
kreatif, dan menyenangkan. Banyak pilihan model pembelajaran, salah satunya Model Pembelajaran
Kooperatif. Penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam proses belajar di sekolah dapat
meningkatkan kualitas diri para siswa sehingga secara pribadi siswa akan berusaha untuk terus menerus
belajar.
10
DAFTAR PUSTAKA
11