Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.

01, hlm 207-217, 2015


http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA


KONSEP USAHA DAN ENERGI UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
SISWA SMA

Siska Sucirahayu1, A.Halim2, Nasrullah Idris2


1,2
Program Studi Magister Pendidikan IPA, Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Aceh
Korespondensi : Siskafisika@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas guru, meningkatkan keterampilan berpikir kritis
dan berpikir kreatif siswa setelah diterapkan model PBL, mengetahui tanggapan siswa. Penelitian ini
menggunakan metode pre-eksperimental dan one-group pretest-posttest design.Sampel penelitian
diambil secara acak dari seluruh siswa kelas XI sebanyak 25 orang dari satu kelas. Pengumpulan data
menggunakan instrumen keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif, pedoman observasi, angket
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktifitas guru pada saat diterapkan model PBL
menunjukkan kategori baik dan sangat baik, penerapan PBL mampu meningkatkan keterampilan
berpikir kritis dan kreatif dengan kategori sedang, hampir seluruh siswa memberikan tanggapan positif
atau setuju dengan penerapan PBL pada konsep usaha dan energi.

Kata Kunci : problem based learning, berpikir kritis, berpikir kreatif, usaha dan energi

Abstract
This study aimed to determine the activity of teachers, in improving of students’ critical thinking skills
and creative thinking after the PBL model was implicated and to know the student responses. This
study uses a pre-experimental method and one-group pretest-posttest research design. The Subject
drawn at random sampling from the entire XI class it contains 25 people in one class. The Collected
data are used the critical thinking skills, creative thinking, observation guide, and student
questionnaire. The results of this study describe that the activity of teachers when PBL models was
applied showed good and excellent categories, the application of PBL can improve critical and
creative thinking skills then with the medium category, mostly all the students gave positive feedback
or agree with the application of PBL in effort concepts and energy.

Keywords: problem based learning, critical thinking, creative thinking, effort and energy

PENDAHULUAN
Masalah utama dalam pembelajaran bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti
pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini yang lebih substansial, bahwa proses
adalah masih rendahnya daya serap peserta pembelajaran hingga dewasa ini masih
didik terhadap pelajaran. Hal ini tampak dari memberikan dominasi guru dan tidak
kondisi pembelajaran yang masih bersifat memberikan akses bagi anak didik untuk
konvensional dan tidak menyentuh ranah berkembang secara mandiri melalui
dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu
Siska Sucirahayu: Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)........ |207
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 207-217, 2015
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

penemuan dalam proses berpikirnya Sulaiman (2011) menunjukkan bahwa PBL


(Trianto, 2009). secara teoritis mendukung perkembangan
Menurut Arends dalam Trianto (2009) berpikir kritis siswa sesuai dengan desain
dalam mengajar guru selalu menuntut siswa yang diterapkan.
untuk belajar dan jarang memberikan Hasil studi kasus di SMAN 16 Banda
pelajaran tentang bagaimana siswa untuk Aceh, melalui hasil wawancara dan
belajar, guru juga menuntut siswa untuk observasi kegiatan mengajar guru diperoleh
menyelesaikan masalah, tapi jarang informasi. Guru belum menggunakan model
mengajarkan bagaimana siswa seharusnya PBL dalam mengajar. Guru dalam proses
menyelesaikan masalah. pembelajaran masih menggunakan metode
Menurut Tan dalam Rusman (2013) ceramah dari awal sampai akhir
model PBL merupakan inovasi dalam pembelajaran. Sehingga menyebabkan siswa
pembelajaran karena dalam model PBL, menjadi tidak mandiri dalam belajar, siswa
kemampuan berpikir siswa betul-betul hanya duduk dikursi dan mendengarkan guru
dioptimalkan melalui proses kerja kelompok yang sedang mengajar. Proses pembelajaran
atau tim yang sistematis, sehingga siswa berjalan satu arah yaitu peran guru lebih
dapat memberdayakan, mengasah, menguji, aktif sedangkan siswa pasif. Proses belajar
dan mengembangkan kemampuan yang demikian menyebabkan keterampilan
berpikirnya secara berkesinambungan. berpikir kiritis dan kreatif siswa menjadi
Penguasaan pengetahuan dan tidak berkembang.
keterampilan lebih efektif apabila individu, Hal ini didukung pula oleh nilai
khususnya siswa dapat mengalaminya tengah semester siswa yang rendah yaitu
sendiri, bukan hanya menunggu materi dan sebagian besar siswa belum mencapai nilai
informasi dari guru, tetapi berdasarkan pada ketuntasan yaitu 7 yang berarti siswa harus
usaha sendiri untuk menemukan mengikuti kembali ujian untuk mencukupi
pengetahuan dan keterampilan yang baru nilainya. Padahal materi usaha dan energi
kemudian mengintegrasikannya dengan sangat sesuai bila menggunakan model PBL,
pengetahuan dan keterampilan yang sudah karena materi tersebut erat hubungannya
dimiliki sebelumnya (Rusman, 2013). dengan kehidupan sehari. Siswa tidak hanya
Banyak penelitian telah dilakukan mengingat rumus tapi siswa mengerti pada
mengenai penggunaan model PBL, dalam saat diaplikasikan ke dalam kehidupan nyata.
pembelajaran untuk meningkatkan Dari hasil observasi, wawancara dan
keterampilan berpikir kritis dan berpikir nilai ujian tengah semester siswa, maka
kreatif diantarannya Sohibi dan Siswanto disimpulkan bahwa di kelas tersebut
(2012) menemukan bahwa penggunaan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa
model PBL memberikan pengaruh lebih masih rendah. Oleh karena itu, penulis ingin
baik, dari pada penggunaan model meneliti tentang penerapan model PBL pada
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap materi usaha dan energi untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan berpikir keterampilan berpikir kritis dan berpikir
kreatif. Pratiwi (2012), Happy (2011) Eldy kreatif siswa kelas XI di SMAN 16 Banda
dan Fauziah (2013), Forester (2008), Saeed Aceh.
dan Sarah (2013), menemukan pelaksanaan Berdasarkan hasil uraian latar belakang
model PBL dapat meningkatkan kemampuan masalah di atas, maka rumusan masalah
berpikir kritis dan kreatif siswa. Masek dan dalam penelitian ini adalah:

208| Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 207-217, 2015
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

1) bagaimanakah aktivitas guru dalam Penelitian ini bertujuan untuk: 1)


penerapan menggunakan model PBL?; 2) mengetahui aktivitas guru pada saat
apakah penerapan model PBL mampu diterapkan model PBL ; 2) mengetahui
meningkatkan keterampilan berpikir kritis peningkatan keterampilan berpikir kritis
siswa? ; 3) apakah penerapan model PBL siswa setelah diterapkan model PBL; 3)
mampu meningkatkan keterampilan berpikir mengetahui peningkatan keterampilan
kreatif siswa?; 4) bagaimanakah tanggapan berpikir kreatif siswa setelah diterapkan
siswa terhadap penerapan model PBL pada model PBL; 4) mengetahui tanggapan siswa
pembelajaran usaha dan energi?. tentang penerapan model PBL pada
pembelajaran usaha dan energi .

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan random sampling dari dua kelas tersebut
adalah metode pre-eksperimental melalui dipilih kelas XI-IA2 sebagai kelas penelitian.
one-group pretest-posttest design. Pada Teknik pengumpulan data menggunakan tes
metode penelitian tersebut, peneliti hanya tertulis yaitu soal pilihan ganda beralasan
menggunakan satu kelas untuk penelitian berjumlah 17 soal, 9 soal instrumen
dan tidak menggunakan kelas kontrol. keterampilan berpikir kritis dan 8 soal
Pemilihan kelas untuk penelitian dilakukan instrumen keterampilan berpikir kreatif.
secara random. Penelitian melalui one-group Pengukuran dilakukan pada soal pretets dan
pretest-posttest design karena, peneliti posttest, lembar diskusi siswa, pedoman
melakukan penilaian di awal penelitian dan observasi aktivitas guru dan angket
di akhir setelah penelitian. Hal ini bertujuan tanggapan siswa.
untuk melihat peningkatan hasil tes yang Untuk mengetahui pengaruh perlakuan
lebih akurat sebelum dan sesudah diberikan dianalisis dengan menggunakan uji-t sampel
perlakuan, apakah mengalami peningkatan berkorelasi. Uji -t dilakukan dengan tujuan
atau tidak. untuk mengetahui adanya perbedaan
Populasi dalam penelitian adalah signifikan antara keterampilan berpikir kritis
seluruh siswa kelas XI semester ganjil dan berpikir kreatif siswa sebelum dan
SMAN 16 Banda Aceh tahun pelajaran sesudah penerapan model PBL. Pada uji-t ini
2014/2015. Jumlah kelas XI di sekolah dilakukan uji homogenitas dan normalitas
tersebut adalah dua kelas dengan jumlah terlebih dahulu. Kesimpulan diambil
rata-rata siswa perkelas 25 siswa. Sampel berdasarkan hasil analisis data dengan
penelitian ditentukan dengan teknik simple menggunakan Ms. Excel.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Aktivitas Guru Dalam Penerapan pembelajaran PBL. Agar proses
Model PBL pembelajaran berjalan dengan maksimal
Observasi kegiatan guru ini dilakukan atau efektif. Aktivitas guru dalam penerapan
untuk mengetahui, apakah ada kesesuaiaan model PBL mengikuti sintaks model PBL
antara pembelajaran yang sedang menurut Arend (2008). Berdasarkan hasil
berlangsung dengan langkah-langkah observasi selama proses pembelajaran
Siska Sucirahayu: Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)........ |209
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 207-217, 2015
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

berlangsung kegiatan guru dan semuanya berpikir siswa dan mampu mengembangkan
berjalan dengan sangat baik, memiliki kemandirian belajar sekaligus belajar
rentang nilai antara 4 dan 5 yaitu bersama kelompoknya. Bukan hanya itu
berkategori baik dan sangat baik. Ini berarti peran aktif guru juga sangat dibutuhkan
semua kegiatan guru dilaksanakan sesuai untuk mengarahkan siswa dalam
dengan sintaks PBL menurut Arend (2008). pembelajaran. Tidak hanya memberikan
Dari pedoman observasi dapat permasalahan untuk dibahas oleh siswa
disimpulkan bahwa kegiatan belajar tetapi guru juga ikut berpartisipasi dalam
mengajar dengan menggunakan model PBL pembelajaran tersebut.
berjalan dengan efektif karena, diterapkan Penerapan PBL dalam pembelajaran
sesuai dengan sintaksnya. Penerapan model menuntut kesiapan baik dari pihak guru
PBL dapat melatih siswa untuk yang harus berperan sebagai seorang
memecahkan suatu permasalahan yang fasilitator sekaligus sebagai pembimbing.
dihadapi secara nyata, menganalisis dan Guru dituntut dapat memahami secara utuh
mengevaluasi suatu permasalahan dari dari setiap bagian dan konsep PBL dan
berbagai sumber yang diperoleh, dan menjadi penengah yang mampu merangsang
memberikan siswa keleluasaan dalam kemampuan berpikir siswa (Rusman, 2013).
berpikir, tidak hanya mencatat tetapi PBL
juga membuat siswa menjadi lebih kritis 2. Peningkatan Keterampilan Berpikir
dalam berpikir. Sehingga timbullah ide-ide Kritis
kreatif siswa dalam menyelesaikan suatu Peningkatan persentase pencapaian
permasalahan. nilai pretest ke posttest, dan N-Gain
Seperti yang dikemukakan oleh keterampilan berpikir kritis secara
Riyanto (2009) model ini juga merangsang keseluruhan dan secara indikator
ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2

70
59.11
60
Keterampilan Berpikir Kritis (%)

45.57
50
34.23
40

30 24.89

20

10

0
Sebelum penerapan Setelah penerapan Gain persentase (%) N-Gain

Gambar 1 Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis

210| Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 207-217, 2015
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

80
69,3
70
keterampilan berpikir kritis (%) 61,3 60
60 54,65
49,95
50 47,37
40 38,667 pretest
40
postest
28,57
30 24 N-gain
20 14,67 16

10

0
KBK1 KBK2 KBK3 KBK4

Gambar 2 Peningkatan Skor Rata-rata Keterampilan Berpikir Kritis pada Setiap Indikator

Berdasarkan nilai pretest dan posttest indikator KBK3. Hal ini disebabkan siswa
pada Gambar 1, terlihat bahwa terjadi masih ragu dengan jawaban yang dipilihnya,
peningkatan keterampilan berpikir kritis karena sumber bacaan yang terbatas
secara keseluruhan sebesar 34.23%, rata-rata sehingga sering terjadi miskonsepsi.
N-gain sebesar 45.47% dan kriteria tingkat Melalui hasil uji-t diperoleh data
N-gain adalah sedang. Gambar 2 Pada pretest dan posttest thitung= 23.79923 > ttabel=
indikator Mendeduksi dan 1.671, artinya Ho ditolak dan Ha diterima
mempertimbangkan deduksi (KBK1) terjadi maka terdapat perbedaan signifikan sehingga
peningkatan sebesar 46.63% dengan N-gain dapat disimpulkan bahwa penerapan model
54.65% berkategori sedang. Menginduksi PBL mampu meningkatkan keterampilan
dan mempertimbangkan hasil induksi berpikir kritis pada konsep usaha dan energi.
(KBK2) terjadi peningkatan sebesar 36% Seperti yang diungkapkan oleh
dengan N-gain 47.37% berkategori sedang. Ibrahim dan Nur dalam (Rusman, 2013),
Membuat dan mempertimbangkan hasil PBL merupakan salah satu pendekatan
keputusan (KBK3) terjadi peningkatan pembelajaran yang digunakan untuk
sebesar 24% dengan N-gain 28.57% merangsang berpikir tingkat tinggi siswa
berkategori rendah. Mengidentifikasi asumsi dalam situasi yang berorientasi pada masalah
(KBK4) terjadi peningkatan sebesar dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar
30.633% dengan N-gain 49.95% berkategori bagaimana belajar. Penerapan model PBL
sedang. sangat berhubungan dengan peningkatan
Peningkatan tertinggi terjadi pada keterampilan berpikir kritis. Di mana model
indikator KBK1 hal ini disebabkan karena ini memberikan siswa ruang untuk
model PBL melatih siswa untuk mengexplore kemampuan yang ada di dalam
memecahkan suatu permasalahan yang diri siswa untuk menemukan suatu jawaban
dihadapi secara nyata, menganalisis dan dari permasalahan yang timbul. Tidak hanya
mengevaluasi suatu permasalahan dari menerima ilmu dari guru saja tetapi siswa
berbagai sumber yang diperoleh dan yang mengkaji berbagai jawaban yang diperoleh
terendah mengalami peningkatan pada dari berbagai sumber bacaan. Karena seperti

Siska Sucirahayu: Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)........ |211


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 207-217, 2015
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

yang dikemukakan oleh Dewey dalam (2012), Saeed dan Sarah (2013),
(Fisher, 2007) berpikir kritis secara esensial menunjukkan bahwa melakukan kegiatan
adalah sebuah proses ‘aktif’- proses di mana PBL dapat meningkatkan kemampuan
anda memikirkan berbagai hal secara lebih berpikir kritis. Selanjutnya Masek dan
mendalam untuk diri anda, mengajukan Sulaiman (2011) menunjukkan bahwa PBL
berbagai pertanyaan untuk diri anda, secara teoritis mendukung perkembangan
menemukan informasi yang relevan untuk berpikir kritis siswa sesuai dengan desain
diri anda, dan lain-lain, ketimbang menerima yang diterapkan.
berbagai hal dari orang lain sebagian
besarnya secara pasif.
Berdasarkan uraian di atas dapat 3. Peningkatan Keterampilan Berpikir
disimpulkan bahwa penerapan model PBL Kreatif
dapat meningkatkan keterampilan berpikir Peningkatan keterampilan berpikir
kritis pada konsep usaha dan energi. Hal ini kreatif secara keseluruhan dan pada setiap
didukung oleh penelitian sebelumnya indikator dapat dilihat pada Gambar 3 dan
Fitriawati (2010), Fakhriyah (2014), Sari Gambar 4

80

70 67,00
Keterampilan Berpikir Kreatif (%)

60
52,52
50

40 36,50
30,50
30

20

10

0
Sebelum penerapan Setelah penerapan Gain persentase (%) N-Gain

Gambar 3 Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif

212| Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 207-217, 2015
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

80 74,67
68 66,09
70
keterampilan berpikir kreatif (%) 62 60
60
52
50 45,71 44,44
pretest
40
33,33 postest
30 28
30 25,3 N-gain

20

10

0
KBF1 KBF2 KBF3 KBF4
Gambar 4 Peningkatan Skor Rata-rata Keterampilan Berpikir Kreatif pada Setiap Indikator

Pada Gambar 3 di atas dapat dilihat memberi jawaban yang lebih banyak. Tetapi
bahwa keterampilan berpikir kreatif waktu belajar yang minim serta sumber
mengalami peningkatan sebesar 36.50% dan bacaan yang terbatas menghambat siswa
N-gain 52.52 dengan kriteria sedang. siswa dalam mengerjakan soal.
Gambar 4 pada indikator mencetuskan Hasil pengolahan data dengan uji-t
banyak jawaban (KBF1) mengalami diperoleh nilai signifikansi thitung= 20.1275>
peningkatan sebesar 16% dengan N-gain ttabel= 1.671, maka Ho ditolak dan Ha diterima
33.33% berkategori sedang. Menghasilkan maka terdapat perbedaan signifikan maka
jawaban yang bervariasi (KBF2) sebesar penerapan model PBL mampu
32% dengan N-gain 45.71% berkategori meningkatkan keterampilan berpikir kreatif
sedang. Mampu melahirkan ungkapan yang pada konsep usaha dan energi.
baru (KBF3) sebesar 49.37% dengan N-gain Hal ini dikarenakan model PBL
66.09% berkategori sedang. Mampu melatih siswa untuk memecahkan suatu
berkarya dan mengembangkan suatu gagasan masalah yang dihadapinya secara mandiri.
(KBF4) sebesar 32% dengan N-gain 44.44% Tidak terlalu mengatur siswa selanjutnya
berkategori sedang. siswa belajar secara aktif dan mandiri dalam
Peningkatan berpikir kreatif yang mencari jawaban dari permasalahan tersebut
paling tinggi terdapat pada indikator KBF3, sehingga membuat keterampilan berpikir
ini disebabkan karena dalam pembelajaran kreatif siswa juga berkembang. Metode
model PBL siswa diberikan kebebasan pengajaran atau teknik belajar kreatif
dalam mencari solusi dari permasalahan berorientasi pada pengembangan potensi
yang dihadapinya. Sehingga timbul berbagai berpikir siswa, yakni mengaktifkan fungsi
macam jawaban dan ungkapan baru yang berpikir divergen melalui teknik-teknik
dihasilkan oleh siswa dalam kelompok seperti sumbang saran, daftar penulisan
diskusinya. Sedangkan yang mengalami gagasan, teknik pemecahan masalah yang
sedikit peningkatan pada indikator KBF1, ini merangsang siswa untuk berpikir tentang
disebabkan karena siswa cenderung mencari berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan
jawaban yang meluas, dan memuaskan serta (berpikir divergen), dalam setiap kegiatan
Siska Sucirahayu: Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)........ |213
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 207-217, 2015
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

belajar-mengajar, siswa dilibatkan secara keterampilan berpikir kreatif siswa


aktif dalam masalah yang nyata dan (Puspitasari, 2012: Purnamaningrum dkk,
menantang (Satiadarma dan Waruwu, 2003). 2012). Padmavathy & Mareesh (2013)
Model PBL siswa diberikan kebebasan dengan mengadopsi metode PBL dalam
dalam mencari solusi dari permasalahan mengajar guru dapat membuat sejumlah
yang dihadapinya sehingga timbul berbagai pemikiran kreatif, pengambilan keputusan
macam jawaban dan ungkapan baru yang penting, pemecahan masalah yang sangat
dihasilkan oleh siswa dalam kelompok diperlukan bagi dunia kompetitif.
diskusinya. Hal ini didukung juga oleh sikap
guru yang terbuka menerima gagasan dan
perilaku siswa dan tidak cepat memberikan 4. Tanggapan Siswa Setelah Penerapan
kritik, celaan, dan hukuman. Sikap terbuka Model PBL
yang dapat menerima dan memahami Angket tanggapan siswa terhadap
gagasan-gagasan siswa, memperlakukan penerapan model PBL disusun berdasarkan
siswa dengan adil dan obyektif. ada upaya indikator yaitu : 1) persepsi siswa tentang
untuk bersikap positif terhadap kegagalan model PBL; 2) ketertarikan siswa terhadap
yang dihadapi siswa dan berusaha membantu model PBL; 3) motivasi siswa akibat
siswa menyadari kesalahan dan sebab penerapan model PBL. Angket ini diberikan
kegagalannya (Satiadarma dan Waruwu, untuk mengetahui bagaimana tanggapan
2003). siswa terhadap pembelajaran PBL yang telah
Berdasarkan uraian di atas dapat dilakukan selama dua kali pertemuan. Di
disimpulkan bahwa penerapan model PBL bawah ini telah dipaparkan perbandingan
dapat meningkatkan keterampilan berpikir tanggapan siswa terhadap penerapan model
kreatif pada konsep usaha dan energi. Hal ini PBL pada konsep usaha dan energi seperti
didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu ditunjukkan pada Gambar 5
Penerapan model PBL dapat meningkatkan

120

100

80

60 positif

40 negatif

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 5 Perbandingan Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model PBL pada Konsep
Usaha dan Energi

214| Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 207-217, 2015
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa konsep usaha dan energi. Serta lebih terbantu
siswa yang menjawab Ya dari item untuk menguasai materi melalui penerapan
pernyataan 1,2,3,6,8,10 kategori hampir model PBL. Sehingga siswa merasa perlu
seluruhnya. Item pernyataan 4,5,7,9 kategori bahwa model PBL harus dipertahankan dan
sebagian besar siswa memberi tanggapan bisa diterapkan di materi-materi pelajaran
positif terhadap penerapan model PBL. lainnya.
Sedangkan yang menjawab Tidak dari item Seperti yang dikemukakan pada
pernyataan 1-10 berkategori sebagian kecil. penelitian sebelumnya Wahyuni (2011),
Jadi dapat disimpulkan bahwa hampir Model PBL telah terbukti dapat
seluruhnya dan sebagian besar siswa meningkatkan partisipasi, aktivitas,
memberikan tanggapan positif terhadap motivasi, dan hasil belajar siswa serta
penerapan model PBL pada konsep usaha meningkatkan keterampilan berpikir kritis
dan energi dan hanya sebagian kecil dari siswa. Fachrurazi (2011), Wassalwa dkk
siswa yang memberi tanggapan negatif dari (2012) menemukan sebagian besar siswa
pembelajaran tersebut. memberikan respon positif terhadap
Berdasarkan angket diperoleh penerapan model PBL.
informasi bahwa hampir seluruhnya dari Seperti yang dikemukakan oleh
siswa memberikan tanggapan positif Riyanto (2009) model PBL dapat membuat
terhadap penerapan model PBL. Hampir peserta didik belajar, mengingat,
seluruhnya siswa menyatakan senang menerapkan, dan melanjutkkan proses
dengan pembelajaran tersebut, merasa belajar secara mandiri. Peserta didik
termotivasi dan tertarik dengan pembelajaran diperlakukan sebagai pribadi yang dewasa,
yang diterapkan. Hasilnya siswa menjadi perlakuan ini memberikan kebebasan kepada
lebih aktif dalam pembelajaran, lebih tertarik peserta didik untuk mengimplementasikan
untuk mempelajari fisika lebih lanjut dan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
termotivasi untuk mempelajari fisika pada untuk memecahkan masalah.

PENUTUP
Kesimpulan seluruhnya siswa memberi tanggapan positif
Berdasarkan permasalahan, hasil atau setuju dengan penerapan model PBL
penelitian, dan pembahasan sebagaimana pada konsep usaha dan energi.
telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulkan bahwa: 1) aktivitas Rekomendasi
guru pada saat diterapkan model PBL Peneliti menyarankan penelitian lebih
menunjukkan kategori baik dan sangat baik lanjut mengenai penerapan model PBL pada
yang berarti guru telah mengajar sesuai konsep usaha dan energi dan rekomendasi
dengan sintaks model PBL; 2) penerapan kepada guru untuk menggunakan model PBL
model PBL mampu meningkatkan dalam pembelajaran karena mampu dalam
keterampilan berpikir kritis siswa sebesar meningkatkan keterampilan berpikir kritis
34.23% dengan kategori sedang; 3) dan kreatif siswa.
penerapan model PBL mampu meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif siswa sebesar
36.50% dengan kategori sedang; 4) hampir

Siska Sucirahayu: Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)........ |215


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 207-217, 2015
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

Ucapan Terima Kasih selaku validator instrumen yang sangat


Penulis mengucapkan rasa terima kasih membantu dalam memberikan masukan,
yang sebesar-besarnya kepada bapak Dr. A. koreksi sehingga instrumen saya menjadi
Halim, M. Si dan Dr. Eng. Nasrullah Idris, lebih baik. Kepada Suami ku serta rekan-
M. Sc selaku pembimbing tesis saya yang rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan
telah banyak membantu dan membimbing IPA yang tampa lelah selalu memberikan
dalam kelancaran pembuatan tesis saya. Ibu motivasi, semangat dan bantuannya dalam
Dra.Nurulwati,M.Pd dan Dra.Susanna, M.Pd hal menyelesaikan tesis ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. 2008. Learning to Teach. Blitar” Skripsi Tidak Diterbitkan:


(Terjemahan Helly Prajitno S dan Sri Universitas Islam Negeri (UIN)
Mulyantini ). Yogyakarta: Pustaka Maulana Malik Ibrahim Malang
Pelajar.
Forrester, J. C. 2008. ”Thinking Creatively;
Eldy, E. F dan Fauziah, S. 2013. “Integrated Thinking Critically”.Asian Social
PBL Approach: Preliminary Finding Science.Www.Ccsenet.Org/Journal.H
Towards Physics Students’ Critical tml4(5).
Thinking And Creative Thinking”.
International Journal Of Humanities
And Social Science Invention. 2(3): Happy, N. 2011. ”Upaya Meningkatkan
18-25. Kemampuan Berpikir Kritis Dan
Kreatif Matematis Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Kasihan Bantul Pada
Fachrurazi, 2011.”Penerapan Pembelajaran Pembelajaran Matematika Melalui
Berbasis Masalah untuk Pembelajaran Berbasis Masalah
Meningkatkan Kemampuan Berpikir (PBM)”. Skripsi tidak diterbitkan.
Kritis dan Komunikasi Matematis Yogyakarta : Universitas Negeri
Siswa Sekolah Dasar”. Yogyakarta.
(Online).http://jurnal.upi.edu/file/8-
Fachrurazi.pdfdiakses19 september
2014. Masek, A. & Sulaiman, Y. 2011.”The Effect
Of Problem Based Learning On
Fakhriyah, F.2014. “Penerapan Problem Critical Thinking Ability: A
Based Learning Dalam Upaya Theoretical And Empirical Review”.
Mengembangkan Kemampuan Journal International Review Of
Berpikir Kritis Mahasiswa” Jurnal Social Sciences And Humanities.
Pendidikan IPA Indonesia. 3(1): 95- 2(1): 215-221.
101
Padmavathy, R, D dan Mareesh, K.
Fisher, A. 2007. Berpikir Kritis : Sebuah 2013.Effectiveness Of Problem
Pengantar. Jakarta : Erlangga Based Learning In Mathematics.
International Multidisciplinary E-
Fitriawati, N. 2010.” Penerapan Model Journal.11(1):45-51
Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) Dalam Pratiwi, Y. P. 2012. ”Pengaruh Model
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Problem Based Learning Terhadap
Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kemampuan Berpikir Kritis dan
Terpadu Kelas VIII Di Mtsn Selorejo Berpikir Kreatif Siswa Pada

216| Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 207-217, 2015
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

Pembelajran Biologi”. Skripsi Tidak Satiadarma, M, P. & Waruwu, F.E 2003. “


Diterbitkan. Surakarta : Universitas Mendidik Kecerdasan. Pedoman
Sebelas Maret Bagi Orang Tua Dan Guru Dalam
Mendidik Anak Cerdas”. Jakarta :
Purnamaningrum, A. Dwiastuti, S. Pustaka Popular Obor.
Probosari, R, M. & Noviawati 2012.
”Peningkatan Kemampuan Berpikir Sohibi, M dan Siswanto, J. 2012, Pengaruh
Kreatif Melalui Problem Based Pembelajaran Berbasis Masalah Dan
Learning (PBL) Pada Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap
Biologi Siswa Kelas X-10 SMA Kemampuan Berpikir Kritis Dan
NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN Kreatif Siswa.3(2). Jurnal Penelitian
AJARAN 2011/2012”. Jurnal Pembelajaran Fisika. (Online),
Pendidikan Biologi http://download.portalgaruda.org/arti
cle.php?article=6943&val=528,diaks
Puspitasari, L. 2012. “Pengaruh Model es 15 maret2014
Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Trianto. 2009. Mendesain Model
Mata Pelajaran Biologi Kelas X Pembelajaran Inovatif-Progresif:
SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Konsep, Landasan, dan
Pelajaran 2011/2012”. Skripsi Tidak Implementasinya pada Kurikulum
Diterbitkan. Surakarta: Universitas Tingkat Satuan Pendidikan. (KTSP).
Sebelas Maret. Jakarta : Kencana.

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Wahyuni, S. 2011. Mengembangkan


: Mengembangkan Profesionalisme Keterampilan Berpikir Kritis Melalui
Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Pembelajaran IPA Berbasis Problem
Based Learning, (online),
Riyanto, Y. 2009. Paradigma Baru http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pd
Pembelajaran ; Sebagai Referensi fprosiding2/fmipa201146.pdf diakses
Bagi Guru/ Pendidik Dalam 6 september 2014)
Implementasi Pembelajaran Yang
Efektif Dan Berkualitas. Jakarta : Wassalwa, M. Purwanto, B. dan Triatmanto .
Kencana. 2012. Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Saeed, S. J. G. M & Sarah, N. R. 2013. ”The Kelas VIII B SMPN 1 Ngemplak
Effect Of Problem Based Learning pada pembelajaran IPA Dengan
On Critical Thinking Ability Of Model Pembelajaran Problem Based
Iranian EFL Students”. Journal of Learning (PBL)” (Online), (1)(1)
Academic and Applied Studies http://journal.student.uny.ac.id/jurnal
(Special Issue On Applied /artikel/354/66/43, diakses Tanggal
Linguistics), 3(7):1-14. 21 September 2014

Sari, D, D. 2012.”Penerapan Model Problem


Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Peserta Didik Pada
Pembelajaran IPA Kelas VIII SMP
Negeri 5 Sleman”. Skripsi
.Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta
Siska Sucirahayu: Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)........ |217

Anda mungkin juga menyukai