Anda di halaman 1dari 23

LAYANAN BIBINGAN

KELASIKAL UNTUK
MENINGKATKAN RASA
PERCAYA DIRI SISWA
SMP AL-MAARIF
KARANG BARU
DENGAN PENERAPAN
MODEL PBL (Problem Based
Learning)

Abstrak
Siswa yang memiliki rasa percaya diri yang
tinggi akan lebih aktif dalam proses
pembelajaran serta yakin akan
kemampuannya sendiri. Namun,
berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
menunjukkan bahwa percaya diri siswa
sangatlah rendah. Padahal sebelumnya guru
telah berusaha menerapkan model saat
pembelajaran. Hal ini terlihat saat
melakukan presentasi, rata-rata dari siswa
masih kurang percaya diri ketika
menyampaikan hasil diskusi dan saling
lempar untuk menanggapi pertanyaan dari
temen-temennya. Model pembelajaran
yang diharapkan dapat menjadi solusi dari
permasalahan tersebut adalah Model PBL
(Problem Based Learning) yaitu model
pembelajaran berbasis masalah. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkatkan
kemampuan percaya diri siswa. Oleh karena
itu, penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas . Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Al-
Ma’arif Karang Baru. Tindakan yang
dilakukan yaitu penerapan model PBL
(Problem Based Learnin) yang dilakukan
dalam . Teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, tes dan
dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan analisis . Berdasarkan
pembahasan di atas, penerapan model PBL
(Problem Based Learning) dapat
meningkatkan percaya diri siswa dalam
proses pembelajaran hal ini ditunjukkan
pada hasil temuan penelitian kategori
rendah dan Setlah melakukan penelitian
mengunakan model Problem Based
Learnin) di katakana kategori Tinggi atau
meningkat.

Kata Kunci: Problem Based Learning,


percaya diri, siswa

Abstract

Students who have high self-confidence will


be more active in the learning process and
confident in their own abilities. However,
based on the results of observations and
interviews, it shows that students' self-
confidence is very low. Even though
previously the teacher had tried to apply
the model during learning. This can be seen
when making presentations, the average
student still lacks confidence when
presenting the results of the discussion and
throws them at each other to respond to
questions from their friends. The learning
model that is expected to be a solution to
this problem is the PBL (Problem Based
Learning) model, namely a problem-based
learning model. This research aims to
increase students' self-confidence.
Therefore, this research uses the Classroom
Action Research method. The subjects in
this research were class IX students at Al-
Ma'arif Karang Baru Middle School. The
action taken is the application of the PBL
(Problem Based Learning) model which is
carried out in . Data collection techniques
through observation, interviews, tests and
documentation. Data analysis techniques
use analysis. Based on the discussion above,
the application of the PBL (Problem Based
Learning) model can increase students' self-
confidence in the learning process. This is
shown in the results of research findings in
the low category and after conducting
research using the Problem Based Learning
model, it is said to be in the High or
increasing category.
PENDAHULUAN

Paradigma pembelajaran di SMP saat


ini telah mengalami pergeseran seiring
dengan perkembangan IPTEK. Perubahan itu
tidak hanya menyangkut materi
pembelajaran, melainkan semua aspek
dalam pendidikan. Untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, berbagai upaya telah
dilakukan, seperti melalui standar kelulusan,
perbaikan dalam kurikulum pendidikan,
kualitas guru, serta fasilitas pendidikan yang
baik. Usaha meningkatkan kualitas
pendidikan harus dilakukan secara
menyeluruh oleh semua pihak baik
pemerintah, guru, peserta didik, maupun
orang tua siswa. Guru sebagai agen
pendidikan mempunyai peran penting
dalam meningkatan kualitas pendidikan.
Guru memiliki tanggung jawab untuk
mewujudkan suasana dan proses
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa
secara aktif mengembangkan potensi dan
keterampilan dirinya

Namun berdasarkan hasil observasi,


menunjukkan bahwa percaya diri siswa
sangatlah rendah. Padahal sebelumnya guru
telah berusaha menerapkan model saat
pembelajaran. Hal ini sangat terlihat saat
diskusi kelompok, ditemukan beberapa
siswa masih sangat rendah dalam
kemampuan percaya dirinya, karena
metode pembelajarannya masih
menggunakan metode ceramah, hal ini
mengakibatkan pembelajaran menjadi
kurang efektif dan kelas menjadi fakum,
Kondisi seperti ini yang membuat siswa
tidak terlatih untuk percaya diri, sehingga
masih ragu-ragu dan tidak yakin pada
kemampuannya dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang di berikan oleh
guru maupun pada saat proses
pembelajaran berlangsung.

Secara umum percaya diri yaitu salah satu


sikap yang harus dimilki siswa untuk
meyakini segala kemampuan yang ada pada
dirinya, sehingga dapat dikembangkan
secara maksimal. Percaya diri merupakan
aspek kepribadian yang ada pada diri
seseorang (Asrullah, (2017). Dengan
memiliki kemampuan percaya diri yang
tinggi dalam diri siswa dapat membantu
mencapai prestasi dan hasil belajar yang
baik, serta dengan percaya diri siswa, dapat
meningkatkan kreativitas, dan sikap baik
dalam mengambil keputusan (Afida, et al.,
2018). Dengan begitu akan terjadi proses
perubahan dalam diri siswa bukan hanya
pada hasil belajar akan tetapi, juga akan
berpengaruh pada perilaku siswa itu sendiri
yaitu keberanian dan keaktifan pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
Oleh karena itu perlu diterapkannya suatu
model pembelajaran untuk siswa yaitu
model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) PBL merupakan model
pembelajaran yang memberikan suatu
permasalahan serta penyelidikan nyata dan
dapat terpecahkan atau terselesaikan
(Azizah, 2020). Pendapat di atas juga
diperjelas oleh penelitian Siswa dilatih
untuk memiliki kemampuan memecahkan
masalah dalam keadaan nyata Menurut
Daryanto, (2014:29. Model pembelajaran
problem based learning (PBL) adalah
“sebuah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan masalah konstektual sehingga
meransang peserta didik untuk belajar”.
Ketika siswa dihadapkan pada suatu
pertanyaan, siswa dapat melakukan
keterampilan memecahkan masalah untuk
memilih dan mengembangkan
tanggapannya. Tidak hanya dengan
menghafal dan berfikir, keterampilan
memecahkan masalah dapat memperluas
proses berfikir. Model problem based
learning ini merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada siswa
untuk berperan aktif secara berkelompok
dengan bimbingan guru agar meningkatkan
siswa dalam memahami konsep dengan
lebih baik. J Lea dkk (2003:322) mengatakan
“Pendekatan yang berpusat pada siswa
memiliki potensi untuk meningkatkan hasil
pendidikan bagi siswa.” Hal ini sangat sesuai
dengan kurikulum 2013 yang menekankan
siswa untuk aktif pada kegiatan
pembelajaran. Keterlibatan siswa secara
aktif dalam melakukan langkah-langkah
pembelajaran diharapkan dapat menambah
rasa percaya diri siswa, karena siswa dapat
mengeksplor diri melalui kegiatan
berkelompok dan memperluas kemampuan
berpikir dengan disajikannya suatu masalah.
Siswa menjadi tidak lagi pasif di kelas
mendengarkan guru sebagaimana
metode/model konvensional.

Menurut Evi, (2016) kelebihan PBL adalah :

1. Siswa memiliki kemampuan


berkomunikasi secara ilmiah dalam
kegiatan presentasi, diskusi maupun
pada saat proses pembelajaran
berlangsung
2. Memiliki kemampuan membangun
pengetahuannya sendiri melalui
aktivitas belajar.
3. Pembelajaran berfokus pada masalah
sehingga materi yang tidak ada
Hubungannya dengan pembelajaran
tidak perlu dipelajari oleh siswa, hal ini
mengurangi beban siswa dalam
menghafal atau menyimpan informasi.
4. Siswa terbiasa menggunakan sumber-
sumber pengetahuan, baik dari buku,
internet, wawancara, observasi atau
yang lainnya.
5. Siswa memiliki kemampuan untuk
menilai kemajuan belajarnya sendiri
6. Kesulitan belajar siswa secara
individual dapat diatasi dengan kerja
sama kelompok.

METODE PENELITIAN

Teknik Pengumpulan Data (Non Tes)


Menurut (Sudijono, 2009) menyatakan
bahwa “teknik nontes pada umumnya
memegang peranan yang penting
dalam rangka mengevaluasi hasil belajar
siswa dari segi ranah sikap (affective
domain) dan ranah keterampilan
(psychomotoric domain)”. Sedangkan
menurut (Hamzah B.Uno, 2013) juga
menerangkan bahwa instrumen nontes
pada umumnya digunakan dalam beberapa
teknik penilaian, yaitu: (a) penilaian unjuk
kerja, (b) penilaian produk, (c) penilaian
proyek, (d) potofolio, dan (e) skala sikap.
Sependapat dengan Widiyoko dalam Maulia
(2013) teknik evaluasi non tes biasanya
digunakan untuk mengukur hasil belajar
yang berkenaan dengan soft skill, terutama
yang berhubungan dengan apa yang dapat
dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik.
Dari beberapa pengertian evaluasi non tes
adalah penilaian untuk mengetahui hasil
belajar dari segi ranah sikap peserta didik
tersebut dengan teknik penilaian non tes
yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian
produk, penilaian proyek, potofolio, dan
skala sikap.Menurut (Sugiyono, 2010)
menyatakan bahwa secara umum
terdapat 4 macam teknik pengumpulan
data, yaitu observasi, wawancara,
dokumentasi, dan triangulasi. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan cara wawancara dengan
salah satu guru Bernama Muliadi,S.Pd
sebagai wali kelas dan narasumber. Dari
tehnik observasi dan wawancara yang
dilakukan , jenis penelitian yang akan
digunakan peneliti dalam penelitian ini
terdapat kelas yang kurang memiliki rasa
percaya diri saat pembelajaran berlangsung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tindakan Perencanaan
Sebelum proses perencanaan dilakukan,
peneliti melakukan pra perencanaan dalam
rangka menyiapkan perencanaan. Adapun
kegiatan yang diambil meliputi langkah-
langkah sebagai berikut :

a. Meminta izin Kepala Sekoal SMP AL-


MA’ARIF Karang Baru untuk melakukan
penelitian
b. Observasi ketika pembelajaran
berlangsung untuk mengetahui cara
guru mengajar atau cara belajar siswa
c. Wawancara dengan guru mata
pelajaran kelas IX untuk mengetahui
kemampuan percaya diri siswa pada
saat proses pembelajaran
Langkah di atas bertujuan mengetahui
bagaimana proses pembelajaran sebelum
penerapan model Pembelajaran PBL
(Problem Based Learning). Meminta izin
dari Kepala Sekolah serta memberi sedikit
penjelasan kepada guru mengenai
penerapan model Pembelajaran PBL
(Problem Based Learning) yang akan
diterapkan sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

Hasil Penelitian s

Penelitian ini Berjudul "Layanan


bimbingan Kelasikal dalam Meningkatkan
Rasa Percaya Diri Siswa SMP Al-Ma’arif
Karang Baru Dengan Penerapan Model PBL
(Problem Based Learning)” Penelitian ini
merupakan penelitian Non tes dengan
menggunakan Tehnik Pengumpulan Data
deri Hasil Observasi dan Wawancara,Wali
kelas,teman sebaya Guru Mata Pelajaran..
Dalam penelitian ini, model pembelajaran
PBL(Problem Based Learning) yang berupa
metode ceramah bervariasi yang sering kali
dilakukan oleh guru mata pelajaran di
sekolah.
Pelaksanaan penelitian ini pada bulan
november-desember tahun 2023.
Pengumpulan data penelitian ini diperoleh
dari lembar observasi, lembar angket
kepercayaan diri siswa dan lembar test hasil
belajar siswa lembar observasi digunakan
untuk melihat model pembelajaran yang di
eksperimenkan pengambilan data dari
angket kepercayaan diri siswa bertujuan
untuk melihat tingkat kepercayaan diri siswa
. Tahap pelaksanaan penelitian ini
berlangsung 2 kali pertemuan (2 x 45) menit
untuk masing-masing kelompok. Setiap
kelas tersebut diberi materi yang sama .
Setelah diberikan perlakuan (treatment)
dilanjutkan dengan pemberian post-test . Hal
ini bertujuan untuk mengetahui nilai post-
test siswa setelah diberikan perlakuan
(treatment). Dalam penelitian ini proses pre
dan post-test penelitian dilaukan pada
waktu yang bersamaan, agar soal test dan
soal quesioner tidak terjadi kebocoran.
Namun proses perlakuannya dilakukan oleh
guru yang sama agar peneliti mudah
mengidentifikasi berlangsungnya
pembelajaran. Adapun deskripsi data
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Deskripsi Data Obserasi Keterlaksanaan


Model PBL Kegiatan pembelajaran di kelas
dengan menggunakan model pembelajaran
problem based learning (PBL) diawali oleh
guru dengan memberi salam dan apersepsi.
Kemudian langkah–langkah (sintaks) model
pembelajaran problem based learning (PBL)
selanjutnya yaitu sebagai berikut: (1)
melakukan orientasi siswa pada masalah, (2)
mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3)
mendukung kelompok investigasi, (4)
mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, dan (5) menganalisis dan
mengevaluasi proses penyelesaian masalah.

Di dalam penelitian ini, keterlaksanaan


model pembelajaran problem based
learning (PBL) dilakukan melalui
pengamatan observer yang dilakukan oleh
peneliti sendiri dengan menggunakan
lembar observasi aktivitas guru yang
bertujuan untuk melihat keterlaksanaan
model pembelajaran problem based
learning (PBL) dalam eksperimen sesuai
dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya.
Hasil observasi keterlaksanaan model
pembelajaran problem based learning (PBL)
dapat dilihat melalui tabel rekapitulasi
persentase keterlaksanaan model
pembelajaran oleh guru yang ditunjukan
pada tabel dibawah ini.
1. Pre-Test Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan data dan grafik diatas,
dapat diketahui hasil analisis deskriptif
hasil belajar siswa yaitu nilai pre-test
memiliki distribusi frekuensi pre-test hasil
belajar kelas paling banyak berada pada
interval <78 sebanyak 18 siswa, 78–85
sebanyak 2 siswa, 86–93 sebanyak 2 siswa
dan rentang nilai 94-100 tidak ada. Dengan
demikian terlihat tingkat ketuntasan hasil
belalajar awal siswa kelas (prettest)
sebesar 18,30%.

2. Post-Test Hasil Belajar Siswa Kelas


Eksperimen
Deskriptif hasil belajar siswa yaitu
nilai post-test memiliki distribusi frekuensi
posttest hasil belajar kelas yang berada
pada interval <78 sebanyak 2 siswa, 78–85
sebanyak 18 siswa, 86–93 dan rentang
nilai 94-100 tidak ada. Dengan demikian
terlihat tingkat ketuntasan hasil belalajar
akhir siswa kelas eksperimen (post-test)
sebesar 78,80%.

Pembahasan Penelitian
Pelaksanaan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Model
pembelajaran problem based learning (PBL)
adalah pembelajaran yang dihasilkan dari
proses bekerja menuju pemahaman atau
penyelesaian masalah. Problem Based
Learning (PBL) yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah suatu model
pembelajaran yang fokusnya pada
pembelajaran siswa, dimana siswa
dihadapkan pada permasalahan autentik
dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan, mengembangkan inkuiri dan
keterampilan berpikir lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya
diri.

Model pembelajaran Problem Based


Learning (PBL) berusaha untuk membantu
siswa menjadi pelajar mandiri dipandu oleh
guru yang berulang kali mendorong dan
memberi penghargaan kepada mereka
karena mengajukan pertanyaan dan
mencari solusi untuk masalah mereka yang
sebenarnya sendiri, siswa belajar untuk
melakukan tugastugas ini secara mandiri di
kemudian hari.Kegiatan pembelajaran di
kelas dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning (PBL)
diawali oleh guru dengan memberi salam
dan apersepsi. Kemudian langkah–langkah
(sintaks) model pembelajaran problem
based learning (PBL) selanjutnya yaitu
sebagai berikut: (1) melakukan orientasi
siswa pada masalah, (2) mengorganisasikan
siswa untuk belajar, (3) mendukung
kelompok investigasi, (4) mengembangkan
dan menyajikan hasil karya, dan (5)
menganalisis dan mengevaluasi proses
penyelesaian masalah. Hasil observasi
menunjukkan keterlaksanaan model
pembelajaran yang di eksperimenkan sangat
baik, dimana dengan 4 kali pertemuan
dalam eksperimen rata-rata
keterlakasanaan model pembelajaran dalam
kategori sangat baik. Efektifitas Model
Pembelajaran Problem Based Learning
dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri
Siswa Hasil analisis kenaikan kepercayaan
diri siswa pada kelompok eksperimen dan
kontrol menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan. Hal ini dibuktikan dari hasil
uji hipotesis diatas diketahui nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,000 < 0,05,
maka sesuai dasar pengambilan keputusan
dalam uji independent sample T-Test, dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima. Selain itu
nilai rata-rata kepercayaan diri siswa post-
test eksperimen lebih besar dari nilai post-
test kontrol (71,66 > 64,19).Dengan
demikian dapat simpulkan bahwa model
pembelajaran problem based learning (PBL)
efektif dalam meningkatkan kepercayaan
diri siswa. Hal itu terlihat dari hasil
perbandingan rata-rata posttest eksperimen
lebih besar dari nilai post-test kontrol (71,66
> 64,19) dan nilai signifikansi sebesar 0,000
lebih kecil dari nilai taraf signifikansi 0,05
(0,005 < 0,05). Perbedaan yang signifikan ini
menunjukkan bahwa model pembelajaran
problem based learning (PBL) dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa.

Efektifitas Model Pembelajaran


Problem Based Learning dalam
Meningkatkan Hasil belajar siswa
Berdasarkan hasil analisis kenaikan hasil
belajar siswa pada kelompok eksperimen
dan kontrol menunjukkan bahwa adanya
perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar siswa kelas kontrol dan hasil
belajar siswa kelas eksperimen. Hal ini
dibuktikan dari hasil belajar siswa yang
terlihat dari nilai rata-rata post-test
eksperimen lebih besar dari nilai post-test
kontrol (85,25 > 75,72). dan nilai
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari
nilai signifikansi 0,05 (0,000 < 0,05).
Perbedaan yang signifikan ini
menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran problem based learning
(PBL) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
SMP Al-Ma;arif Karang Baru seperti yang
diuraikan dalam bab sebelumnya maka
dapat disimpulkan bahwa: Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran problem
based learning (PBL) diawali oleh guru
dengan memberi salam dan apersepsi.
Kemudian langkah–langkah (sintaks) model
pembelajaran problem based learning (PBL)
selanjutnya yaitu sebagai berikut: (1)
melakukan orientasi siswa pada masalah, (2)
mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3)
mendukung kelompok investigasi, (4)
mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, dan (5) menganalisis dan
mengevaluasi proses penyelesaian masalah.
Hasil observasi menunjukkan
keterlaksanaan model pembelajaran yang di
eksperimenkan sangat baik, dimana dengan
2 kali pertemuan dalam eksperimen rata-
rata keterlakasanaan model pembelajaran
dalam kategori sangat baik yaitu 96% pada
pertemuan 1 dan 100% pada pertemuan 2;
Hasil penelitian menunjukkan model
pembelajaran problem based learning (PBL)
efektif meningkatkan kepercayaan diri siswa
kelas IX SMP Al-Ma’arif Karang Baru , hal
ini dibuktikan dari model pembelajaran
problem based learning (PBL) efektif
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX di
SMPAl-Ma’arif Karang Baru.

Saran
Setelah melakukan penelitian Layanan
bimbingan Kelasikal dalam Meningkatkan
Rasa Percaya Diri Siswa SMP Al-Ma’arif
Karang Baru Dengan Penerapan Model PBL
(Problem Based Learning)” terlihat
beberapa saran yang perlu peneliti
limpahkan agar menjadi masukan dan
pelajaran di masa akan datang. 1) Peserta
didik diharapkan bersungguh-sungguh
untuk belajar sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan diri dan hasil belajar dalam
proses pembelajaran. 2)
Guru sebaiknya mempelajari lebih detail
langkah-langkah (sintaks) model
pembelajaran problem based learning (PBL)
dan memberikan pemahaman kepada siswa
secara jelas mengenai langkah-langkah
tersebut sehingga keterlaksanaan model
pembelajaran dapat berjalan dengan
maksimal. 3) Guru sebaiknya dapat
menerapkan model problem based learning
(PBL) pada kelas lain dengan menyesuaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
diri siswa. 4) Pihak sekolah diharpakan
mampu mendukung guru dalam proses
kegiatan belajar mengajar disekolah dengan
memfasilitasi proses pembelajaran sehingga
guru mudah dalam menerapkan berbagai
model pembelajan.

Daftar Pustaka

Amri, Sofan. (2013). Pengembangan Dan


Model Pembelajaran Dalam Kurikulum
2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya

Arends, Richard I. (2012). Learning To


Teach, Ninth Edition. New York: The
McGrawHill Companies.

Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ary, Donald. Cheser Jcobs, Lucy & Sorensen,
Chris. (2010). Introduction to Research
in Education 8 Edition. Canada:
Wadsworth

Barrows, Howard S. Tamblyn, Robyn M.


(1980). Problem Based Learning : An
Approach to Medical Education. New
York: Spinger Publishing Company

Barrett, Terry. (2017). A New Model of


Problem-based learning: Inspiring
Concepts, Practice Strategies and Case
Studies from Higher Education.
Maynooth: AISHE
Cindy. Hmelo. (2004). Problem-Based
Learning: What and How Do Students
Learn?. Vol 16. No 3. 235-266.
Darmadi, Hamid. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung Alfabeta.

Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar dan


Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan Panduan Penilaian
Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Atas Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan
Menengah Pendidikan Dan Kebudayaan.
(2017). Panduan Penilaian Oleh Pendidikan
Dan Satuan Pendidikan Untuk Sekolah
Menengah Atas. Jakarta.
Hamalik, Oemar. (2016). Proses Belajar
Mengajar. (Cetakan ke-18). Jakarta: PT
Bumi Aksara.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2018).


Pengertian Hasil, Belajar, Aktifitas,
Efektivitas, Pembelajaran, Matematika.
(Online). (https://kbbi.web.id/respon,
diakses tanggal 13 Maret 2018).

Mulyasa, E. (2011). Manajemen Berbasis


Sekolah. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nasution, S. (2012). Didaktik Asas-Asas


Mengajar. (Cetakan ke-5). Jakarta: PT Bumi
Aksara. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.


(2013). Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor
69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar

Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi


Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Cohen, L., Manion, L., & Marrison, K.,
Cohen, L. (2007). Research in
Education Sixth Edition. Journal of
Research in Special Educational
Needs, 7–14.
Creswell, J. W. (2014). Research design :
qualitative, quantitative, and mixed
methods approaches. London: Sage
Publication, Inc.
Denzin, N.K. dan Lincoln, Y.S. (2009).
Handbook of Qualitative Research.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamzah B.Uno, S. K. (2013). Assessment
pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara,.
Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nuryadi, N. K. (2016). Evaluasi Hasil dan
Proses Pembelajaran Matematika.
Yogyakarta: PT Leutika Nouvalitera.
Prayitno. (2006). Spektrum Dan Keprofesian
Pelayanan Profesi Konseling.
Universitas Negeri Padang: Jurusan
Bimbingan dan Konseling Fakultas
Ilmu Pendidikan.
Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai