Anda di halaman 1dari 3

I.

Kelebihan dan kekurangan Model Problem Based Learning (PBL)


Menurut Susanto (2014: 88-89) kelebihan PBL antara lain:
1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup baik untuk memahami isi
pembelajaran.
2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan
untuk menemukan pengetahuan baru.
3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan
mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan diskusi siswa.
7. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis
dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
baru.
8. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
Kelemahan dari penerapan model PBL antara lain:
1. Bila siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencoba.
2. Keberhasilan pendekatan pembelajar melalui pemecahan masalah membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan
3. Tanpa pemahaman mereka untuk berusaha memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar dari apa yang mereka pelajari.
Menurut Sanjaya (2013: 220) kelebihan dari model PBL antara lain:
1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi
pelajaran.
2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan
untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran.
4. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan
mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata siswa.
5. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan bagi siswa.
7. Pemecahan masalah dapat mengembangkan berpikir siswa kritis.
Kelemahan dari model PBL antara lain:
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencoba.
2. Keberhasilan pendekatan pembelajaran melalui pemecahan masalah membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mereka untuk berusaha memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar dari apa yang mereka pelajari.
Menurut Abuddin (2011: 250) Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan sebagai berikut. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah.
1. Dapat digunakan pada dunia pendidikan seperti di sekolah lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya pada dunia kerja.
2. Dapat membiasakan peserta didik menghadapi dan memecahkan masalah secara
terampil, yang selanjutnya mereka dapat menggunakannya saat menghadapi
permasalahan yang sesungguhnya di masyarakat kelak.
3. Dapat merangsang pengembangan kemampuan berfikir peserta didik secara kreatif
dan menyeluruh, karena pada proses pembelajarannya peserta didik banyak
melakukan kegiatan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai aspek.
Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah.
1. Terjadinya kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai dengan tingkat
berfikir siswa. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan pada tingkat pola
pikir siswa.
2. Perlunya waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan metode
konvensional.
3. Mengalami kesulitan dalam merubah kebiasaan belajar dari semula belajar
mendengar, mencatat, dan menghafal informasi yang disampaikan oleh guru, menjadi
belajar dengan cara mencari data, analisis, menyusun hipotesis dan memecahkan
masalah dengan sendiri.

I. Assessmen dalam Model Problem Based Learning (PBL)

Seperti halnya model pembelajaran lainnya, bentuk asesmen harus ditentukan oleh tujuan
belajar dari suatu pelajaran.Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki tiga tujuan belajar yang
saling terkait.
1. meningkatkan pemahaman tentang proses-proses yang terlibat dalam PBL
2. mengembangkan pembelajaran mandiri siswa
3. mendapatkan pemahaman mendalam tentang topic-topik spesifik

Asesmen tentang peraihan materi dalam model ini serupa dengan proses-proses yang ada
dalam model-model lain. Penggunaan asesmen alternatif seperti telaah langsung terhadap
kinerja siswa dalam tugas-tugas signifikan yang relevan bagi kehidupan di luar sekolah
sangat dianjurkan. Asesmen-asesmen tersebut bias efektif untuk mengukur kemampuan siswa
dengan mencakup hal berikut (Kauchak & Eggen, 2016):
 Merancang strategi pemecahan masalah
 Melakukan penelitian penyelidikan
 Membuat hipotesis
 Mengumpulkan data yang relevan bagi hipotesis
 Bekerja secara kolaboratif dalam kelompok untuk memecahkan kasus.

Di luar produk, seperti jawaban atau solusi bagi satu permasalahan, guru yang
menggunakan asesmen alternatif akan berminat terhadap proses yang ditempuh siswa untuk
menyiapkan produk, yang menekankan pemikiran yang sangat rapi. Pengetahuan tentang
proses-proses ini memberi guru kesempatan untuk menilai pengetahuan mereka dan
membetulkan miskonsepsi dari siswa.
Bentuk asesmennya adalah sebagai berikut.
Asesmen Kinerja
Asesmen kinerja adalah tugas-tugas dimana siswa menunjukkan tingkat kompetensi atau
pengetahuan atau keterampilan mereka dengan mengerjakan satu kegiatan atau menciptakan
satu produk.Mereka berusaha meningkatkan validitas dengan menempatkan siswa ke dalam
situasi yang sebisa mungkin mirip dengan kehidupan nyata dan mengevaluasi kinerja siswa
berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya.Istilah asesmen kinerja
berasar dari bidang-bidang materi seperti IPA, dimana siswa diminta untuk menunjukkan satu
keterampilan dalam situasi konkret daripada mencari jawaban yang tepat dalam tes buatan
guru.
Observasi Sistematis
Observasi atau pengamatan sistematis adalah cara lain untuk mengevaluasi proses-proses
yang digunakan siswa saat mereka terlibat dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Observasi
ini adalah semacam asesmen yang menuntut guru menentukan kriteria-kriteria bagi proses
yang mereka nilai berdasarkan pada rubric yang dibuat. Langkah-langkah yang ada dalam
rubrik tersebut dapat berupa sebagai berikut:
1. Menyatakan masalah atau pertanyaan
2. Menyatakan hipotesis
3. Mengidentifikasi variable bebas, control, dan terikat
4. Menggambarkan cara data akan dikumpulkan
5. Menata dan menunjukkan data
6. Mengevaluasi hipotesis berdasarkan data
Dengan mengumpulkan data secara sistematis sambil siswa mengerjakan kegiatan
belajar autentik, guru berada di posisi yang lebih baik untuk menilai kekuatan dan kelemahan
siswa serta dapat memberikan umpan balik.
Daftar Periksa
Daftar periksa adalah deskripsi tertulis terhadap dimensi-dimensi yang harus ada di
dalam suatu kinerja yang diterima atau layak. Asesmen ini adalah cara lain bagi guru untuk
menilai pemikiran siswa mereka secara lebih sistematis
Asesmen Kelompok
Penilaian kelompok menjadi sangat penting untuk dilakukan selama proses pembelajaran.
Sebab, komposisi kelompok sepanjang asesmen kelompok kolaboratif bisa secara signifikan
memengaruhi proses dan kualitas dari solusi yang siswa berikan. Sebagaimana dapat diduga,
siswa berkemampuan tinggi cenderung mendongkrak kinerja kelompok.
Asesmen Individu
Penilaian secara individu menjadi hal yang sangat penting dan diutamakan.Karena
setiap individu memberikan pengaruh yang berbeda atas hasil yang mereka
berikan.Perbedaan-perbedaan inilah yang harus dinilai dengan tepat sehingga guru
dapat memberikan umpan balik yang tepat pula saat fase akhir pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai