PENDAHULUAN
tersebut tentunya untuk menjadikan pendidikan yang lebih baik lagi. Perubahan
Proses Belajar merupakan suatu daya penggerak di dalam diri siswa yang
memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku untuk mencapai suatu
tujuan yang hendak dicapai dalam hal ini kompetensi dasar. Pentingnya Proses
Belajar bagi siswa yaitu untuk menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses
dan hasil akhir, untuk menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang
mempengaruhi Proses Belajar pada siswa yaitu cita-cita dan aspirasi siswa,
kemampuan siswa, kondisi siswa dan kondisi lingkungan siswa. Menurut Sardiman
(2016:83) indikator Proses belajar adalah tekun menghadapi tugas (dapat bekerja
terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai), ulet
bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-
tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja,
Siswa yang memiliki Proses Belajar rendah cenderung kurang aktif dan kurang
semangat dalam belajar, hal tersebut tentunya dapat menghambat proses belajar
siswa. Penggunaan metode ceramah yang sering digunakan oleh guru cenderung
membuat siswa menjadi pasif dan kegiatan belajar mengajar tidak kondusif.
Metode ceramah yang digunakan secara terus menerus selama proses pembelajaran
membuat siswa merasa bosan dengan pelajaran yang disampaikan oleh guru,
Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan proses
belajar selama jangka waktu tertentu yang dijadikan tolok ukur untuk mengukur
evaluasi hasil belajar. Hasil evaluasi tersebut dapat berupa angka atau uraian
kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat
sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ini siswa dibagi menjadi kelompok asal dan
kelompok ahli. Tiap anggota dalam kelompok asal mendapatkan sub materi
pelajaran yang berbeda-beda. Siswa yang mendapat sub materi sama berkumpul
dalam kelompok ahli dan berdiskusi tentang materi tersebut secara bersama-sama.
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu kelompok mereka tentang sub
2
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada bulan Agustus 2023 di
kelas X TKJ SMK Swasta Muhammad Yaasiin Sei Lepan, ditemukan bahwa
Proses Belajar Mandiri yang dimiliki oleh siswa masih tergolong rendah. Hal ini
dilihat dari beberapa indikator Belajar Mandiri, yaitu tekun menghadapi tugas yang
diamati dari jumlah siswa yang rajin mengerjakan tugas sebesar 53,12% atau 17
dari 32 siswa. Ulet menghadapi kesulitan yang diamati dari jumlah siswa yang
bertanya ketika menghadapi kesulitan sebesar 46,87% atau 15 dari 32 siswa. Minat
terhadap pelajaran yang diamati dari jumlah siswa yang antusias selama proses
pembelajaran dan mencatat poin-poin sebesar 43,75% atau 14 dari 32 siswa. Lebih
senang bekerja mandiri yang diamati dari banyaknya siswa yang masih menunggu
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Pemograman Dasar pada bulan
tersebut masih banyak siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebesar 75. Banyaknya siswa yang belum tuntas pada materi pokok
penilaian periodik yaitu sebesar 62,50% atau 20 dari 32 siswa sedangkan untuk
materi pokok penilaian persediaan perpetual sebesar 71,87% atau 23 dari 32 siswa.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Prestasi Belajar secara individu siswa kelas TKJ
3
melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada siswa. Siswa
oleh guru sehingga menjadikan siswa lebih pasif dan kegiatan belajar menjadi
siswa tidak mendengarkan, bosan dan kurang tertarik dengan pelajaran Pmograman
Dasar. Terlebih berdasarkan observasi awal masih terdapat 10 siswa yang kurang
mandiri dan bergantung dengan siswa lain yang dianggap lebih pandai dalam
mengerjakan tugas dan soal yang diberikan oleh guru. Menurut Eko & Kharisudin
(2010:79) terdapat 7 indikator siswa mandiri dalam belajar adalah percaya diri,
tidak menyandarkan diri pada orang lain, mau berbuat sendiri, bertanggung jawab,
mana siswa diberi ruang untuk aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan oleh guru, tetapi mereka
Oleh sebab itu, perlu disadari setiap anggota kelompok bahwa keberhasilan
Learning Tipe Jigsaw dalam Peningkatkan Proses Belajar Mandiri Siswa dan
4
1.2 Identifikasi Masalah
1. Rendahnya Belajar Mandiri Siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat
dari banyaknya siswa yang berbicara dengan teman yang lain dan tidak
2. Sebagian besar siswa memiliki tingkat prestasi rendah yaitu sebesar 62,50%
atau 23 dari 32 siswa yang nilai ulangan harian Kompetensi Dasar Persediaan
3. Proses belajar yang dilakukan masih belum banyak variasi, yaitu masih
menggunakan metode ceramah yang membuat siswa merasa cepat bosan pada
4. Siswa sering bergantung pada siswa lain yang dianggap lebih pandai dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sehingga siswa kurang mandiri
dan Prestasi Belajar Kelas X TKJ SMK Swasta Muhammad Yaasiin Sei Lepan
5
1.4 Rumusan Masalah
yaitu:
Dari penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis :
1. Manfaat Teoritis
6
1.2Sumber informasi bagi penelitian sejenis yang akan datang.
2. Manfaat praktis
1. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru agar dapat
2. Bagi Siswa
2. Bagi Peneliti