Disususn oleh:
1. Siswa kesulitan dalam memahami isi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini
tercermin ketika guru memberikan soal latihan sebagian siswa tidak menjawab soal
tersebut.
2. Guru masih mendominasi proses pembelajaran.
3. Siswa masih menghafal pelajaran. Hal ini tercermin ketika siswa tidak bisa menganalisis
makna rumus yang berikan oleh guru.
4. Partisipasi dan keaktifan berdiskusi siswa rendah. Hal ini tercermin pada saat siswa
diberikan pertanyaan, siswa memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjawabnya
bahkan siswa jarang mengemukakan pertanyaan kepada guru.
5. Hasrat dan keinginan siswa untuk belajar masih rendah. Hal ini terlihat saat guru
memberikan permasalahan, sebagian besar siswa lebih memilih diam dan menunggu
temannya menjawab.
5. Lingkungan belajar yang kurang kondusif. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran
berlangsung masih ada siswa yang berbincang-bincang dengan teman sebangkunya.
Lanjutan
3. Bagi siswa
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengalaman belajar siswa bahwa pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran fisika sehingga siswa dapat
menemukan dan memahami sendiri konsep-konsep yang
dipelajari serta dapat memecahkan permasalahan yang
terjadi di kehidupan sehari-hari. Siswa menjadi semangat
dalam mengikuti pembelajaran sehingga motivasi belajar
siswa dapat meningkat. Hal tersebut dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
BAB 2
Ciri-ciri dari model problem based learning menurut (Brooks & Martin
dalam Sadia. 2014) adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran dirancang untuk dapat merangsang dan melibatkan siswa
dalam pola pemecahan masalah. Kondisi ini dapat mengembangkan keahlian
belajar dalam bidangnya secara langsung dalam mengidentifikasi permasalahan.
2. Sifat masalah yang disajikan dalam proses pembelajaran adalah berlanjut. Ada
dua hal yang harus dipenuhi, yaitu: 1) masalah harus dapat memunculkan konsep
atau prinsip yang relevan dengan content domain yang dibahas, 2) permasalahan
hendaknya bersifat rill sehingga memungkinkan terjadinya kesamaan pandangan
antar siswa.
3. Adanya presentasi permasalahan, siswa dilibatkan dalam mempresentasikan
permasalahan sehingga mereka merasa memiliki permasalahan tersebut.
4. Guru berperan sebagai tutor dan fasilitator. Guru mengembangkan kreativitas
berfikir siswa dalam bentuk keahlian dalam pemecahan masalah dan membantu
siswa untuk menjadi mandiri.
5. Model pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif.
6. Model pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan untuk mengembangkan
karakter siswa seperti tekun, mandiri, tanggung jawab, jujur, kerjasama, disiplin,
kerja keras, dan demokrasi.
Lanjutan
Fase II Penyajian masalah (starting new 1. Penyajian satu set permasalahan yang berkaitan dengan topik yang akan dipelajari siswa.
problem) 2. Internalisasi masalah oleh siswa (kelompok kecil).
3. Menjelaskan produk atau kinerja yang perlu disajikan.
4. Menyampaikan tugas pembelajaran (learning task), seperti pengajuan hipotesis, pengumpulan
fakta/data, mensintesis informasi yang diperoleh melalui kegiatan inkuiri, mempelajari isu,
membuat catatan yang diperlukan, merancang dan melakukan percobaan dalam rangka
pemecahan masalah.
5. Mengembangkan penalaran dan argumen berdasarkan masalah yang telah disajikan.
6. Identifikasi sumber-sumber pembelajaran.
7. Penjadwalan tindak lanjut masalah.
Fase III. Tindak lanjut masalah (problem follow 1. Menggunakan berbagai sumber dan keterampilan berfikir kritis dan berfikir kreatif untuk
up) memecahkan masalah melalui kegiatan inkuiri.
2. Mengakses kembali masalah yang dipecahkan (revisi hipotesis, menerapkan pengetahuan baru,
mensintesis ulang, mengkaji kembali isu/problem, jika perlu revisi rencana tindakan, dan
merancang kembali keputusan dalam pemecahan masalah.
Fase IV. Presentasi (performance Penyajian pemecahan masalah oleh kelompok dan diskusi kelas
presentation)
No Dimensi Indikator
1 Ketekunan Kehadiran disekolah
dalam belajar Mengikuti PBM di kelas
Belajar dirumah
2 Ulet dalam Sikap terhadap
menghadapi kesulitan
kesulitan Usaha menghadapi
kesulitan
3 Minat dan Kebiasaan dalam
ketajaman mengikuti pelajaran
perhatian Semangat dalam
mengikuti PBM
4 Berprestasi Keinginan untuk
dalam belajar berprestasi
Kualifikasi hasil
5 Mandiri dalam Penyelesaian tugas
belajar atau PR
Menggunakan
kesempatan diluar jam
pelajaran
2.3 Prestasi Belajar
1. Pengetahuan (C1)
Aspek mengenal, siswa diminta untuk
memilih satu dari dua atau lebih jawaban.
Mengungkap atau mengingat kembali yaitu siswa
diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih
fakta-fakta yang sederhana. Kata operasional yang
dapat digunakan adalah mendefinisikan,
mendeskripsikan, mengidentifikasikan,
mendaftarkan, menjodohkan, menyebutkan,
menyatakan, dan mereproduksi.
Lanjutan
2. Pemahaman (C2)
Aspek pemahaman, siswa diminta untuk
membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang
sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. Kata
operasional yang dapat digunakan adalah
mempertahankan, membedakan, menduga,
menerangkan, memperluas, menyimpulkan,
mengeneralisasi, memberikan contoh, menuliskan
kembali, dan memperkirakan.
Lanjutan
3. Penerapan (C3)
Aspek penerapan atau aplikasi, siswa dituntut
memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu
abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan,
cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi
baru dan menerapkannya secara benar. Kata operasional
yang dapat digunakan adalah mengubah, menghitung,
mendemonstrasikan, menemukan, memanipulasikan,
memodifikasikan, mengoprasikan, meramalkan,
menyiapkan, menghasilkan, menghubungkan,
menunjukkan, memecahkan, dan menggunakan.
Lanjutan
4. Analisis (C4)
Aspek analisis, siswa diminta untuk
menganalisis suatu hubungan atau situasi yang
kompleks atau konsep-konsep dasar. Kata
operasional yang dapat digunakan adalah merinci,
menyusun diagram, membedakan,
mengidentifikasikan, mengilustrasikan,
menyimpulkan, menunjukkan, menghubungkan,
memilih, memisahkan, dan membagi.
Lanjutan
5. Sintesis (C5)
Aspek sintesis, siswa diminta untuk
melakukan generalisasi. Pertanyaan disusun
sedemikian rupa sehingga mengarahkan siswa untuk
menggabungkan atau menyusun kembali hal-hal
yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu
struktur baru. Kata operasional yang dapat
digunakan adalah mengkategorikan,
mengombinasikan, mengarang, menciptakan,
membuat desain, menjelaskan, memodifikasikan,
mengorganisasikan, menyusun, membuat rencana,
mengatur kembali, merekontruksikan,
menghubungkan, merevisi, menuliskan kembali,
menuliskan, dan menceritakan.
Lanjutan
6. Evaluasi (C6)
Aspek evaluasi bermaksud untuk mengetahui
sejauh mana siswa mampu menerapkan pengetahuan
dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai
suatu kasus. Kata operasional yang dapat digunakan
adalah menilai, membandingkan, menyimpulkan,
mempertentangkan, mengkritik, mendeskripsikan,
membedakan, menerangkan, memutuskan,
menafsirkan, menghubungkan, dan membantu.
2.4 Kajian Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan
disebabkan
Guru yang mengajar secara monoton dan kurang menggunakan variasi metode lain yang dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa
Presentasi
Mandiri dalam belajar
Kesimpulan
2. Prestasi belajar
Data mengenai kemampuan prestasi belajar siswa dianalisis dengan
menghitung nilai tes. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai
kemampuan prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut.
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
σ𝑋
𝑋ത =
𝑁
(Arikunto, 2012)
Keterangan:
𝑋ത = rata-rata
σ 𝑋 = jumlah seluruh skor
𝑁 = banyaknya subjek
Ketuntasan pengetahuan siswa dapat ditentukan dengan
menggunakan ketuntasan klasikal (KK). Rumus untuk menghitung
ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut.
Banyak siswa yang tuntas
KK = x 100%
Banyak siswa yang ikut tes
Kriteria keberhasilan siswa adalah jika memenuhi KKM dan
ketuntasan klasikal (KK). Penelitian dikatakan berhasil jika memenuhi
ketuntasan klasikal (KK).
3. Tanggapan siswa
Data tanggapan siswa terhadap penerapan model problem based
learning diperoleh dari angket tanggapan siswa. Adapun rumus skor rata-
rata tanggapan siswa adalah sebagai berikut.
σ𝑋
ത
𝑋=
𝑁
(Arikunto, 2012)
Keterangan:
𝑋ത = rata-rata (mean)
σ 𝑋 = jumlah seluruh skor
𝑁 = banyaknya subjek
ത mean
Data tanggapan siswa dianalisis berdasarkan skor rata-rata (𝑋),
ideal (MI), dan standar deviasi ideal (SDI).
Tabel 3.3 Kriteria Penggolongan Tanggapan Siswa
Kriteria Kategori
Refleksi awal
Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti
melakukan refleksi awal guna mengetahui permasalahan yang
terdapat di SMA Negeri1 Muaro Jambi. Berdasarkan hasil refleksi
awal di temukan permasalahan yaitu rendahnya motivasi dan
prestasi belajar siswa pada pembelajaran fisika khususnya pada
kelas X MIA 3. Kemudian peneliti melaksanakan sebuah rancangan
penelitian yang terdiri dari beberapa siklus dengan tujuan
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada
pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Pembagian
materi pada tiap siklus didasarkan pada keterkaitan antara
kompetensi dasar dan indikator pencapaian prestasi belajar siswa.
Siklus I
Pada siklus I, peneliti bekerja sama dengan guru pengajar fisika di kelas X MIA 3.
Pada tahap ini peneliti bersama guru pengajar di kelas X MIA 3 menyusun rancangan tindakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan sebagai berikut.
4. Tahapan Refleksi I
Kegiatan refleksi ini dilakukan pada setiap akhir pembelajaran
dan akhir siklus I. Sebagai dasar refleksi pada setiap akhir
pembelajaran adalah kendala-kendala yang dialami selama
pembelajaran melalui penerapan model problem based learning dapat
dilihat dari keaktifan, keantusiasan, dan kesungguhan siswa dalam
menindak lanjuti permasalahan yang disajikan, kegiatan praktikum,
diskusi, dan presentasi. Hasil-hasil refleksi tersebut selanjutnya
digunakan sebagai bahan pertimbangan atau penyempurnaan
tahapan-tahapan pada siklus II.
Siklus II
1. Tahapan Perencanaan Tindakan II
Tahapan perencanaan pada siklus II disesuaikan dengan refleksi pada siklus I.
Pada tahap ini peneliti bersama guru pengajar di kelas X MIA 5 menyusun
tindakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan yaitu sebagai berikut.
a. Menganalisis silabus tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dan
tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa pada pelaksaan tindakan siklus II.
b. Menjabarkan materi pembelajaran menjadi kategori fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang sesuai dengan pedoman kurikulum 2013.
c. Merumuskan indikator sebagai pembatasan tentang yang diharapkan dapat
dipahami siswa setelah mengikuti pembelajaran yang didasarkan pada
kompetensi inti.
d. Merancang instrumen dan perangkat pembelajaran seperti rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model problem based learning, lembar
kerja kelompok (LKK), kuis, dan tes kognitif pada akhir siklus.
e. Membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa dalam kelompok yang
heterogen.
f. Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses
pembelajaran seperti presensi, format penilaian, dan menyiapkan alat-alat
praktikum.
2. Tahap pelaksanaan tindakan II
4. Tahapan Refleksi II