Anda di halaman 1dari 93

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses mendidik dan
memberdayakan peserta didik secara berkesinambungan. Pelaksanaan
kurikulum nasional siswa masih sulit berperan aktif dalam proses
pembelajaran dan penguasaan materi, masalah ini dapat disebabkan oleh
guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran tersebut sehingga hasil
belajar yang diperoleh siswa rendah, selain itu pembelajaran dalam hal ini
merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari komponen-komponen
pembelajaran yang saling berinteraksi, berintegrasi satu sama lainnya
(Akhirudin, dkk 2019). Pembelajaran adalah sebagai perubahan dalam
kemampuan, sikap, atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akibat
pengalaman atau pelatihan (Hayati, 2017). Dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang baik, peran guru dalam menambah informasi harus
sesuai dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan bimbingan agar
pembelajaran berlangsung efektif dan efisien (Maria & Sediyono, 2017).
Sejalan dengan hal tersebut, Silberman (2012) menyatakan bahwa
seorang guru dapat dengan cepat menyampaikan berbagai informasi kepada
siswa, namun siswa dapat lebih cepat melupakan informasi yang diberikan.
Mengajar bukan hanya soal bercerita, belajar bukanlah hasil yang instan dari
penuangan informasi ke dalam pemikiran siswa. Proses pembelajaran
memerlukan adanya keterlibatan mental dan kerja dari siswa itu sendiri.
Sehingga menurut Dimyati & Mudjiono (2009) belajar adalah suatu
tindakan dan tingkah laku siswa yang komplek, siswa adalah penentu
terjadinya proses belajar, karena siswa mempelajari semua yang ada di
lingkungan sekitar berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan,
manusia atau hal lainnya yang bisa dijadikan bahan belajar. Sehingga
dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang bisa menopang suatu proses
belajar di kelas.
2

Table 1.1 Ketuntasan Hasil Ulangan Harian Siswa Kelas XI IPS I


Keriteria Penilaian
Siswa Jumlah Siswa Tuntas (nilai > Tidak Tuntas (nilai
75) <75)
Perempuan 8 3 5
Laki-laki 14 5 9
Total 22 8 14
Persentase 36,3% 63,7%
Ketuntasan
Sumber: Data Penelitian
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa kelas XI
IPS I berada dalam kategori kurang yang hanya 36,3% siswa yang
mengalami ketuntasan, sedangkan 63,7% siswa mendapat nilai dibawah
KKM 75. Dalam proses pembelajaran mata pelajaran sosiologi di SMAN 1
Suralaga guru masih dominan menerapkan metode ceramah, yang
mengakibatkan siswa menjadi penerima pasif. Hal ini berdampak pada
siswa banyak yang tidak memperhatikan dalam belajar di kelas, pasifnya
siswa dalam pembelajaran sosiologi disebabkan kurang ada komunikasi dua
arah antara guru dan siswa, siswa kurang diberikan kesempatan untuk
menemukan sendiri dalam proses pembelajarannya. Masalah yang terjadi di
kelas XI IPS I jika dibiarkan diprediksi tidak mampu mencapai kompetensi
yang diharapkan, karena itu perlu dicarikan solusi yang dapat
mengembangkan aspek kognitif, efektif dan psikomotorik siswa di kelas.
Berdasarkan studi pendahuluan melalui hasil observasi di atas, peneliti
mendapatkan permasalahan pembelajaran yang menyebabkan rendahnya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi. Observasi yang dilakukan
dengan guru dan siswa di SMAN 1 Suralaga pada tanggal 11 September
2022 menemukan beberapa permasalahan siswa yang terdapat di dalam
kelas, seperti kurangnya variasi metode pembelajaran oleh guru yang
menyebabkan kurang minatnya siswa dalam belajar sosiologi, pembelajaran
terlalu berpusat pada guru sehingga siswa kurang memberikan respon atau
partisipasi dalam proses pembelajaran sosiologi, kurangnya antusias siswa
dalam menerima materi pembelajaran sosiologi, kurangnya kolaborasi,
interaksi dan komunikasi yang baik antara guru dan siswa, tingkat
3

pemahaman siswa tergolong rendah, sehingga berdampak pada rendahnya


hasil belajar siswa yang tidak mencapai KKM. Oleh karena itu dibutuhkan
metode pembelajaran yang bisa menopang suatu pembelajaran di kelas
seperti model pembelajaran inquiry.
Model inquiry merupakan strategi pembelajaran yang merangsang,
mengerjakan, dan mengajak siswa untuk berpikir kritis, analitis, dan
sistematis dalam rangka menemukan jawaban secara mandiri dari berbagai
permasalahan yang diutarakan (Carlucy et al., 2018). Model pembelajaran
Inquiry bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan
intelektual dan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan dan
mencari jawaban (Muliani & Wibawa. 2019).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
sosiologi dengan menggunakan model inquiry learning, keaktifan belajar
siswa tercermin dalam lembar observasi kemampuan meningkatkan
keaktifan dan prestasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
mengalami peningkatan. Pada siklus 1 pertemuan pertama persentase
keaktifan dan prestasi siswa adalah 77,4%, sedangkan pada pertemuan
kedua menjadi 83,4%, dan pada siklus II pertemuan pertama menjadi
87,2%, sedangkan pada pertemuan kedua menjadi 90,8%. Pada pertemuan
siklus III pertemuan pertama keaktifan dan prestasi belajar siswa mencapai
95,1%, sedangkan pada pertemuan kedua menjadi 96,6%. Penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry learning untuk meningkatkan
hasil belajar siswa juga dilakukan di SMAN 3 Probolinggo pada mata
pelajaran sosiologi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry (Samsudin, 2016).
Berdasarkan beberapa literatur yang sudah dipaparkan di atas maka
dapat diketahui bahwa model inquiry learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Akan tetapi temuan-temuan tersebut lebih banyak dilakukan
dalam kegiatan yang berbasis offline dan masih banyak guru belum
memanfaatkan media e-learning dalam suatu pembelajaran di kelas, pada
dasarnya siswa yang terbiasa belajar dengan guru mengajar menggunakan
4

metode ceramah memanfaatkan bahan ajar berupa buku paket yang sudah
ada di sekolah menyebabkan wawasan atau pengetahuan siswa yang kurang
luas. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka salah satu alternatif
yang dapat dilakukan adalah melalui penerapan model inquiry learning
berbantuan media e-learning.
Berkembangnya teknologi dan pengetahuan memunculkan berbagai
model pembelajaran yang memadukan teknologi berbasis web mulai
dikembangkan seperti pembelajaran dengan online (Agustina & Susanto,
2017). Sebagaimana kita ketahui kita masih terbawa hawa pandemik yang
tidak menutup kemungkinan masih menggunakan pembelajaran online, dan
akan menggunakan media online sebagai trend baru di dunia pendidikan,
media pembelajaran mengandung peran dan fungsi sebagai perangsang
belajar dan dapat menumbhkan motivasi belajar siswa sehingga siswa tidak
menjadi bosan dan meraih tujuan-tujuan belajar (Sumberharjo, dkk, 2015).
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media e-
learning, e-learning menjadi salah satu bagian aplikasi laman untuk
terciptanya perkembangan proses pendidikan. Kegiatan belajar mengajar
menggunakan teknologi dan internet, dapat dikatakan sebagai pembelajaran
berbasis web atau e-learning. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan
memunculkan berbagai model pembelajaran yang memadukan teknologi
berbasis web mulai dikembangkan seperti pembelajaran e-leraning
(Agustina & Susanto, 2017). Ini berarti bahwa siswa diberikan kebebasan
untuk mencari informasi apa saja yang diperlukannya yang dapat
menunjang kegiatan belajarnya.
Berdasarkan uraian masalah di atas maka memanfaatkan model
inquiry learning berbantuan media e-learning masih sedikit ditemukan.
Oleh karena itu, pada penelitian tindakan kelas ini peneliti berfokus pada
penggunaan model inquiry learning berbantuan media e-learning untuk
melihat peningkatan hasil belajar siswa di SMAN 1 Suralaga. Sehingga
penelitian mengangkat judul tentang “Penerapan Model Inquiry Learning
Berbantuan Media E-Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil
5

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMAN 1


Suralaga “. Diharapkan penggunaan model pembelajaran inquiry learning
berbantuan media e-learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian adalah bagaimanakah penggunaan inquiry learning berbantuan
media e-learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1
SMAN 1 Suralaga.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan di atas dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan dalam pembelajaran sosiologi yang
diteliti, yaitu:
a. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran sosiologi
b. Guru masih kurang dalam mengembangkan metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Kegiatan belajar mengajar masih banyak menggunakan prinsip pengajar
mengedepankan guru sebagai salah satu sumber belajar dan belum
menerapkan prinsip pembelajaran yang memposisikan siswa sebagai
subjek belajar.
1.4 Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini yakni rendahnya
hasil belajar peserta didik kelas XI IPS I SMAN 1 Suralaga pada mata
pelajaran sosiologi.
Berdasarkan Identifikasi dan Batasan Masalah di atas maka rumusan
masalah untuk penelitian ini adalah bagaimana menerapkan model
pembelajaran inquiry berbantuan media e-learning untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi kelas XI IPS 1 SMAN 1
Suralaga?
6

1.5 Tujuan Penelitian


Sejalan dengan rumusan masalah maka tujuan penelitian tindakan
kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
sosiologi Kelas XI IPS 1 SMAN 1 Suralaga.
1.6 Manfaat Penelitan
1.6.1 Bagi Siswa
Siswa memperoleh atau merasakan pembelajaran yang dapat menumbuhkan
minat belajar mandiri dan mendorong siswa agar lebih termotivasi dalam
belajar dengan menggunakan model inquiry learning berbantuan media e-
learning.
1.6.2 Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun kegiatan pembelajaran serta dalam
menentukan model dan metode pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
1.6.3 Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan yang berkaitan dengan penggunaan
model belajar di SMAN 1 Suralaga.
1.6.4 Bagi Program Studi
Temuan dalam penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan para
pengembang disiplin ilmu sosiologi dalam memperluas dan memperkaya
referensi keilmuannya, sehingga otomatis meningkatkan derajat program
studi sebagai bidang yang otonom dalam kaitannya dengan pengembangan
ilmu sosiologi yang berkualitas.
7

1.7 Definisi Oprasional


1.7.1 Model Inquiry Learning
Model pembelajaran inquiry merupakan salah satu model
pembelajaran berpusat pada siswa yang dapat melibatkan siswa secara aktif
dan sebuah proses yang bermula dari merumuskan masalah, menembangkan
hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis dan menarik kesimpulan
sementara hingga kesimpulan pada tahap tertentu yang diyakini oleh siswa.
1.7.2 Media E-Learning
Media e-learning merupakan suatu perangkat berupa alat yang
membantu pembelajaran sekolah yang pelaksanaannya didukung oleh jasa
teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelit atau sistem
Pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun computer
standalone.
1.7.3 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses dan
pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Umumnya hasil belajar
berupa pemberian nilai dalam bentuk angka dari guru kepada siswa sebagai
indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang
disampaikan. Pengukuran hasil belajar dilakukan menggunakan tes setiap
akhir siklus.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Kajian Teoritis
2.1.1 Tinjauan Tentang Sosiologi
Menurut Soerjono Soekanto (2017), sosiologi berkaitan erat dengan
berbagai ragam kehidupan yang ada di dalam masyarakat. Oleh sebab itu,
suatu definisi hanya dapat dipakai sebagai suatu pegangan sementara saja,
ilmu pengetahuan tumbuh ke arah berbagai kemungkinan, masih juga
diperlukan pengertian pokok dan menyeluruh. Untuk patokan sementara
diberikan berbagai definisi sosiologi sebagai berikut.
a. Pitirim Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari:
1) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-
gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga
dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan
politik dan lain sebagainya);
2) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan dengan
gejala-gejala non sosial (misalnya gejala geografis, biologis dan
sebagainya);
3) Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
b. Roucek dan warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
c. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa
sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan
hasilnya organisasi sosial.
d. J.A.A. van Doorn dan C.J. Lammers berpendapat bahwa sosiologi
adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil.
e. Selo soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa
sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur
sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
9

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa


sosiologi adalah suatu ilmu yang mengkaji berbagai bentuk interaksi dan
ragam kehidupan yang ada di dalam masyarakat yang hakikatnya dapat
digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
2.1.2 Tinjauan Tentang Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Hamalik (2004) adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengetahuan, sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Hasil
pembelajaran dapat dijadikan tolak ukur untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi tujuan pembelajaran (Aziz, Yusuf, & Yatim, 2012). Setelah
berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil
belajar. Hasil belajar yang dimaksud adalah “apa yang telah dicapai oleh
siswa setelah melakukan kegiatan belajar”, (Tohirin, 2011).
Selain itu, hasil belajar juga dapat diartikan sebagai “hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tidak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siwa, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”, (Dimyati &
Mudjiono, 2013). Adapun menurut pendapat lain, hasil belajar adalah
“kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar “,
(Mulyono A, 2021).
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat diketahui bahwa yang
dimaksud dengan hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh
siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar. Hasil yang dicapai oleh siswa
tersebut bisa berupa kemampuan-kemampuan, baik yang berkaitan dengan
aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang dimiliki oleh siswa
setelah ia menerima pengalaman belajar.
10

2.1.3 Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Inquiry


2.1.3.1 Pengertiaan Pembelajaran Inquiry
Inquiry merupakan pendekatan pembelajaran dimana siswa
menemukan sendiri informasi fakta dan informasi dari berbagai sumber
sehingga kegiatan ini dapat memberikan pengalaman kepada siswa.
Pengalaman ini nantinya berguna dalam kehidupan masyarakat, yaitu
masyarakat yang mengalami perubahan yang sangat cepat dengan banyak
informasi dan komunikasi yang bergerak cepat (Aziz W, 2008).
Sedangkan menurut (Djamarah, 2010) Inquiry adalah belajar dan
menemukan sendiri dalam sistem belajar mengajar, guru menyajikan
bahan pelajaran dan anak didik diberikan peluang untuk mencari dan
menemukan sendiri dengan menggunakan teknik pendekan pemecahan
masalah. Inquiry melibatkan user search surprise, saat peserta didik
melakukan penyelidikan penemuan-penemuan sebuah pengetahuan
membuat peserta didik termotivasi dan merasa puas atas proses belajarnya
sendiri. Peserta didik aktif dan menggunakan kemampuan berpikirnya saat
proses pembelajaran ini berlangsung. Perilaku yang terlibat aktif pada
suatu kegiatan yang berpusat pada penemuan merupakan keterampilan
inquiry (Srijumini, 2013).
Pembelajaran inquiry adalah proses mental dimana siswa mampu
mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan
proses mental tersebut antara lain adalah: mengamati, mencerna, mengerti,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur
membuat kesimpulan dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan
menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya
membimbing dan memberikan instruksi. Model pembelajaran inquiry
sangat relevan untuk digunakan pada era saat ini, yang menuntut
keterampilan abad 21. Harad dan Yoshina (2004) (dikutip dalam Chua,
Reynolds, Tavares, Notari, & Lee, 2017) menyatakan model pembelajaran
inquiry melibatkan peserta didik aktif dalam membangun pengetahuan
melalui pertanyaan yang dapat ditemukan jawabannya. Aktivitas belajar
11

dengan inquiry mendorong peserta didik untuk saling memahami dan


bekerjasama, sehingga suasana dalam kelompok menjadi nyaman,
pembagian tugas dalam kelompok menjadi lebih mudah dan dapat saling
membantu sehingga kerjasama tim berjalan dengan baik (Muspiroh,
Umami, & Cahyati, 2019).
Berdasarkan uraian beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang bisa
kita katakan moderen, peserta didik diberikan kebebasan untuk
menemukan suatu pengetahuan melalui proses penyelidikan yang mereka
lakukan sendiri, model pembelajaran ini juga memukinkan akan membuat
komunikasi lebih baik antara satu peserta didik dengan peserta didik
lainnya karena adanya proses kolaboratif mereka saat mereka menyelidiki
masalah yang diangkat oleh peserta didik, proses belajar ini juga berfokus
terhadap peserta didik untuk ikut berpartisipasi aktif menjadikan model
pembelajaran ini sangat sesuai dengan proses belajar masa kini
pengetahuan yang dapat dilakukan melalui media e-learning.
2.1.3.2 Karakteristik Pembelajaran Inquiry
Karakteristik model inquiry menurut Garton Janeta (2005), Driving
question or problem, Interdisciplinary focus, Interdisciplinary focus
Production of artifacts andex hibits, Collaboration inquiry learning.
a. Mengajukan pertanyaan atau masalah yang ditemukan.
b. Disiplin ilmu dalam pelajaran.
c. Menyelidiki atau mencari masalah yang nyata yang dapat ditemukan di
lingkungan sekitarnya.
d. Menghasilkan karyanya sndiri dan di pamerkan atau dipersentasikan.
e. Adanya pola dan bentuk hubungan yang dilakukan peserta didik untuk
saling berbagi, saling berpartisipasi secara penuh, dan bersepakat untuk
melakukan tindakan bersama dengan berbagi informasi antara satu
dengan yang lain.
Mengorganisasikan pengajaran seputar penemuan dan pemecahan
masalah yang penting secara sosial dan bermakna secara personal bagi
12

peserta didik. Masalah yang di investigasi dipilih karena solusinya


menuntut peserta didik untuk menggali banyak subjek, investigasi
autentik yang berusaha menemukan solusi riil untuk masalah riil.
Peserta didik harus menganalisis dan menetapkan masalahnya,
mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, membuat referensi dan menarik kesimpulan.
Hasil investigasi berbentuk produk berupa pemahaman dengan
mengonstruksi hal yang dapat menjelaskan atau mempresentasikan
solusi mereka. Produk bias berbentuk debat bohong-bohongan, bisa
berbentuk laporan, modul fisik, video yang nantinya dideskripsikan
dirancang oleh peserta didik untuk mendemonstrasikan kepada orang
lain apa yang telah mereka pelajari dan memberikan alternatif yang
menyegarkan untuk makalah wajib atau ujian tradisional. Kolaborasi
atau kerja sama memberikan motivasi untuk keterlibatan secara
berkelanjutan dalam tugas tugas kompleks dan meningkatkan
kesempatan untuk berdialog bersama, dan untuk mengembangkan
berbagai keterampilan sosial.
2.1.3.3 Langkah-langkah Pembelajaran Inquiry
Ngalimun dkk, (2013) menyebutkan proses pembelajaran inquiry sebagai
berikut:
a. Penerimaan Pendefinisian Masalah.
Proses ini dimulai ketika peserta didik menerima mengidentifikasi
sebuah masalah yang membutuhkan penjelasan. Semakin menarik
situasi masalahnya semakin merangsang peserta didik untuk
menemukan penjelasan.
b. Pengembangan Hipotesis.
Setelah situasi yang membingungkan disajikan, peserta didik mulai
mengembangkan hipotesis.
c. Pengumpulan Data.
Setelah hipotesis diterapkan, peserta didik mengumpulkan data untuk
menguji hipotesis tersebut. Disini guru membuat keputusan yang
13

penting sejauh mana peserta didik tersebut diharapkan menemukan data


untuk dirinya.
d. Pengujian Hipotesis.
Setelah semua data dikumpulkan dan dicermati, tahap selanjutnya
adalah membedakan antara penjelasan-penjelasan menyesatkan dengan
penjelasan yang memadai/cocok.
e. Penarikan Kesimpulan Sementara
Proses inquiry secara keseluruhan tidaklah dianggap lengkap jika
peserta didik belum menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, langakah-langkah model
pembelajaran inquiry yang peneliti terapkan sebagai berikut:
a. Orientasi
Proses ini dimulai ketika peserta didik diberikan sebuah masalah untuk
diidentifikasi oleh peserta didik.
b. Perumusan Masalah
Langkah yang membawa peserta didik pada persoalan yang
mengandung teka-teki yang bertujuan untuk menantang peserta didik
untuk berfikir memecahkan masalah dan mencari jawaban yang tepat.
c. Mengajukan Hipotesis
Setelah situasi yang membingungkan disajikan, peserta didik mulai
mengembangkan hipotesis.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
e. Menguji Hipotesis
Jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji perlu diuji
kebenarannya.
f. Merumuskan Kesimpulan
Proses mendeskripsikan berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Merumuskan kesimpulan merupakan tujuan akhir dalam proses
pembelajaran.
14

2.1.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inquiry


Dalam pelaksanaan pembelajaran inquiry terdapat kelebihan dan
juga kekurangan. Kelebihan model pembelajaran inquiry menurut Garton
Janeta (2005) antara lain;
a. Model pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor secara seimbang
b. Dengan memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
c. Model pembelajaran inquiry merupakan strategi yang dianggap sesuai
dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
d. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kebutuhan diatas rata-
rata.
Adapun menurut Hamdani (2011) model inquiry memiliki
kekurangan yang dapat dikemukakan sebagai berikut.
a. Metode ini sulit untuk merencanakan pembelajaran, oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
b. Dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang,
sehingga guru merasa sulit untuk menyesuaikan waktu yang telah
ditentukan.
c. Diperlukan keharusan kesiapan mental untuk cara belajar.
d. Apabila model inquiry diterapkan dalam kelas dengan jumlah yang
besar, kemungkinan besar tidak akan berhasil.
e. Siswa yang terbiasa belajar dengan pengajaran tradisional yang telah
dirancang oleh guru, biasanya agak sulit untuk memberikan dorongan.
2.1.4 Tinjauan Tentang Media E-Learning
2.1.4.1 Konsep Media E-Learning
E-learning (electronic learning), proses pembelajaran jarak jauh
dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran
15

dengan teknologi. Menurut Michael Purwadi (2003) dalam Sanaky (2009)


perangkat elektronik yang dimaksud dalam hal ini adalah perangkat
elektronik yang ada kaitannya dengan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) dan multimedia berupa CD/ROOM, video Tape, TV dan Radio. E-
learning adalah proses pembelajaran yang difasilitasi dan didukung
melalui pemanfaatan teknologi informasi dan internet. Selain itu menurut
Dong (Kamarga, 2002), mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan
belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang
memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya (Rusman,
2008: 133). Ini berarti bahwa siswa diberikan kebebasan untuk mencari
informasi apa saja yang diperlukannya yang dapat menunjang kegiatan
belajarnya.
E-learning sebagai model pembelajaran baru dalam pendidikan
memberikan peran dan fungsi yang besar bagi dunia pendidikan yang
selama ini dibebankan dengan banyaknya kekurangan dan kelemahan
pendidikan konvensional (pendidikan pada umumnya) diantaranya adalah
keterbatasan ruang dan waktu dalam proses pendidikan konvensional.
Teknologi informasi yang mempunyai standar platform internet yang bisa
menjadi solusi permasalahan tersebut karena sifat dari internet itu sendiri
yaitu memungkinkan segala sesuatu saling terhubung belum lagi karakter
internet yang murah, sederhana dan terbuka mengakibatkan internet bisa
digunakan oleh siapa saja (everyone), dimana saja (everywhere), kapan
saja (everytime) dan bebas digunakan (available to everyone).
Pengembangan pendidikan menuju E-Learning merupakan suatu
keharusan agar standar mutu pendidikan dapat ditingkatkan, karena E-
Learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam
penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga
kriteria yaitu:
a. E-Learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk
memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar
atau informasi.
16

b. Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan


menggunakan teknologi internet yang standar.
c. Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran
di balik paradigma pembelajaran tradisional (Soekartawi: 2003) dengan
demikian urgensi teknologi informasi dapat dioptimalkan untuk
pendidikan.
2.1.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Media E-Learning
E-learning memiliki potensi yang cukup besar untuk mendukung
keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran. Berikut ini manfaat e-
learning sebagaimana pendapat Sudarwan Danim & Khairil (2010),
Soekartawi, (2003), Uwes A. Chaeruman (2008) dan Made Wena (2010):
a. Mengatasi persoalan jarak dan waktu
E-learning membantu pembuatan koneksi yang memungkinkan peserta
didik masuk dan menjelajahi lingkungan belajar yang baru, mengatasi
hambatan jarak jauh dan waktu. Hal ini memungkinkan pembelajaran
bisa diakses dengan jangkauan yang lebih luas atau bisa diakses dimana
saja dan tanpa terkendala waktu atau bisa diakses kapan saja.
b. Mendorong sikap belajar aktif
E-learning memfasilitasi pembelajaran bersama dengan memungkinkan
peserta didik untuk bergabung atau menciptakan komunitas belajar
yang memperpanjang kegiatan belajar secara lebih baik di luar kelas
baik secara individu maupun kelompok. Situasi ini dapat membuat
pembelajaran lebih konstruktif, kolaboratif, serta terjadi dialog baik
antara guru dengan peserta didik maupun antar peserta didik satu sama
lain.
c. Membangun suasana belajar baru
Dengan belajar secara online, peserta didik menemukan lingkungan
yang menunjang pembelajaran dengan menawarkan suasana baru
sehingga peserta didik lebih antusias dalam belajar.
d. Meningkatkan kesempatan belajar lebih
17

E-learning meningkatkan kesempatan untuk belajar bagi peserta didik


dengan menawarkan pengalaman virtual dan alat-alat yang menghemat
waktu mereka, sehingga memungkinkan mereka belajar lebih lanjut.
e. Mengontrol proses belajar
Baik guru maupun peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau
petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet,
sehingga keduanya bisa saling menilai bagaimana bahan ajar dipelajari.
E-learning juga menawarkan kemudahan guru untuk mengecek apakah
peserta didik mempelajari materi yang diunggah, mengerjakan soal-soal
latihan dan tugasnya secara online.
f. Memudahkan pemutakhiran bahan ajar bagi guru
E-learning memberikan kemudahan bagi guru untuk memperbaharui,
menyempurnakan bahan ajar yang diunggah dengan e-learning. Guru
juga dapat memilih bahan ajar yang lebih aktual dan kontekstual.
g. Mendorong tumbuhnya sikap kerja sama
Hubungan komunikasi dan interaksi secara online antar guru, guru
dengan peserta didik dan antar peserta didik mendorong tumbuhnya
sikap kerja sama dalam memecahkan masalah pembelajaran.
h. Mengakomodasi berbagai gaya belajar
E-learning dapat menghadirkan pembelajaran dengan berbagai
modalitas belajar (multisensory) baik audio, visual maupun kinestetik,
sehingga dapat memfasilitasi peserta didik yang memiliki gaya belajar
berbeda-beda.
Kekurangan e-learning sebagaimana didasari dari pendapat Munir
(2009) antara lain:
a. Penggunaan e-learning sebagai pembelajaran jarak jauh, membuat
peserta didik dan pengajar/guru terpisah secara fisik, dan juga antara
peserta didik satu dengan lainnya. Keterpisahan secara fisik ini bisa
mengurangi atau bahkan meniadakan interaksi secara langsung antara
pengajar dan peserta didik. Kondisi itu bisa mengakibatkan pengajar
dan peserta didik kurang dekat sehingga bisa mengganggu keberhasilan
18

proses pembelajaran. Kurangnya interaksi ini juga dikhawatirkan bisa


menghambat pembentukan sikap, nilai (value), moral, atau sosial dalam
proses pembelajaran sehingga tidak dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.Teknologi merupakan bagian penting dari
pendidikan, namun jika lebih terfokus pada aspek teknologinya dan
bukan pada aspek pendidikannya maka ada kecenderungan lebih
memperhatikan aspek teknis atau aspek bisnis/komersial dan
mengabaikan aspek pendidikan untuk mengubah kemampuan
akademik, perilaku, sikap, sosial atau keterampilan peserta didik.
b. Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan dan pendidikan yang
lebih menekankan aspek pengetahuan atau psikomotor dan kurang
memperhatikan aspek afektif.
c. Pengajar dituntut mengetahui dan menguasai strategi, metode atau
teknik pembelajaran berbasis TIK. Jika tidak mampu menguasai, maka
proses transfer ilmu pengetahuan atau informasi jadi terhambat dan
bahkan bisa menggagalkan proses pembelajara
d. Proses pembelajaran melalui e-learning menggunakan layanan internet
yang menuntut peserta didik untuk belajar mandiri tanpa
menggantungkan diri pada pengajar. Jika peserta didik tidak mampu
belajar mandiri dan motivasi belajarnya rendah, maka peserta didik
akan sulit mencapai tujuan pembelajaran.
e. Kelemahan secara teknis yaitu tidak semua peserta didik dapat
memanfaatkan fasilitas internet karena tidak tersedia atau kurangnya
komputer yang terhubung dengan internet. Belum semua lembaga
pendidikan bisa menyediakan fasilitas listrik dan infrastruktur yang
mendukung pembelajaran dengan e-learning. Jika peserta didik
berusaha menyediakan sendiri fasilitas itu atau menyewa di warnet bisa
terkendala masalah biaya.
f. Jika tidak menggunakan perangkat lunak sumber terbuka, bisa
mendapatkan masalah keterbatasan ketersediaan perangkat lunak yang
biayanya relatif mahal.
19

g. Kurangnya keterampilan mengoperasikan komputer dan internet secara


lebih optimal.
Suatu media online seperti aplikasi selalu memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, dimana hal tersebut dapat menimbulkan
berbagai respon dari pengguna aplikasi seperti kepuasan dan
kekecewaan terhadap aplikasi tersebut. Kolom ulasan komentar menjadi
salah satu tempat untuk melontarkan kepuasan dan kekecewaan
pengguna atau opini terhadap aplikasi tersebut (Giovani, et al. 2019).
2.1.5 Pembelajaran Inquiry Berbantuan Media E-Learning
a. Model pembelajaran inquiry adalah proses membentuk pertanyaan,
menyelidiki, dan menciptakan pengetahuan dan hal-hal yang baru yang
melibatkan siswa secara penuh dalam pembelajaran selain itu, model
pembelajaran inquiry dapat membuat siswa menemukan dan
menggunakan bermacam-macam informasi dan ide untuk meningkatkan
pengetahuan terhadap suatu masalah (Ulandari dkk., 2019). Langkah-
langkah model pembelajaran inquiry sebagai berikut: 1) mengamati,
tahap awal siswa diminta untuk mengamati permasalahan yang diberikan,
2) merumuskan masalah, ketika stimulus dan rangsangan dari guru
bekerja dengan baik maka akan timbul pertanyaan-pertanyaan dan
permasalahan yang menjadi dasar dalam merumuskan masalah, 3)
merumuskan hipotesis atau dugaan awal, dalam langkah ini terdapat
peran guru yaitu dengan memberikan bahan bacaan untuk menjawab
rumusan masalah. Hipotesis inilah yang nantinya akan diuji
kebenarannya, 4) mengumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan masalah, informasi atau data yang diperoleh
nantinya dipilih mana yang lebih relevan dengan permasalahan yang
dicari, 5) menguji atau mencari kebenaran dugaan awal dengan mengolah
informasi atau data yang ada, data yang diperoleh biasa diubah ke
bentuk tabel, daftar ata ringkasan agar mempermudah dalam
pengambilan kesimpulan, 6) menarik kesimpulan, setelah melewati
langkah-langkah tersebut siswa menyimpulkan apa yang telah dicari
20

dengan menggunakan data-data yang telah ada. Informasi yang


didapatkan akan berbeda-beda dari setiap individunya.
b. Langkah-langkah pembelajaran inquiry berbantuan media e-learning
adalah, sebagai berikut : 1) berdoa smbelum memulai kegiatan
pembelajaran, 2) guru mengecek kehadiran sebelum kegiatan
pembelajaran, 3) guru menanyakan kesiapan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran, 4) guru memulai kegiatan pembelajaran dengan
mengarahkan siswa pada materi yang akan di bahas, 5) guru menjelaskan
proses pembelajaran yang akan dilakukan, 6) Guru memaparkan garis
besar materi mengenai pemecahan maslah sosial melalui media gambar
di power point, 7) Guru memberikan arahan untuk menentukan
pemecahan masalah sosial melalui fenomena sosial yang ada di dalam
video mengenai masalah sosial melalui youtube, 8) Guru membagi siswa
menjadi 6 kelompok, 9) Guru memberikan artikel berita dari akun
yotube, 10) Masing-masing kelompok memulai aktivitasnya dengan
menidentifikasi dan menganalisis masalah sosial yang ada di dalam video
11) Siswa menggunakan buku paket, ataupun sumber informasi lainnya
sebagai bahan untuk menganalisis, 12) Setiap kelompok merefleksi hasil
analisisnya dengan menceritakan/ menyimpulkan isinya secara
bergantian, 13) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami, 14) Guru melakukan
penilaian dengan memberikan kuis kepada peserta didik secara lisan, 15)
Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan materi yang sudah di
dapatkan diwakilkan oleh 1 orang, 16) Guru menindaklanjuti materi
dengan penugasan di rumah untuk membaca materi yang akan dipelajari
sebagai bahan diskusi dipertemuan selanjutnya, 17) Guru menutup
dengan do’a dan salam.
21

2.2 Kerangka Berpikir


Pembelajaran sosiologi memiliki peran penting dalam meningkatkan
kualitas peserta didik yang aktif, kreatif serta mampu menyelesaikan berbagai
permasalahan di masyarakat. Dalam proses pembelajaran keberhasilan dan
kegagalan siswa dapat dilihat dari hasil belajarnya, jika siswa memperoleh
hasil yang baik maka bisa dikatakan siswa tersebut berhasil. Begitu juga
sebaliknya, siswa yang memiliki hasil belajar rendah dapat dikatakan gagal.
Masalah dalam pembelajaran sosiologi saat ini adalah lemahnya pelaksanaan
pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan
model dan media yang monoton, kurang inovatif dalam pembelajaran yang
membuat siswa kurang aktif dan kurang mampu dalam mengembangkan diri
dalam proses pembelajaran sosiologi. Pemilihan model pembelajaran yang
tepat sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam memahami
materi yang didapatkan.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembelajaran
sosiologi, perlu adanya ketepatan penggunaan model pembelajaran yang
dipilih guru agar siswa dapat ikut berperan aktif dalam memahami materi dan
proses pembelajaran. Salah satu model dan media pembelajaran yang mampu
meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran inquiry
berbantuan media e-learning. Model pembelajaran inquiry memanfaatkan
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri, sehingga memberikan pengetahuan luas kepada siswa dan
menikmati pembelajaran sosiologi.
Media e-learning berupa aplikasi quizizz, zenius, google classroom,
ruang guru, edmodo, dan banyak situs web lainnya yang dapat di akses, media
ini juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena memudahkan dan
membantu guru dalam melakukan proses pembelajaran, memudahkan siswa
dalam mengakses materi pembelajaran yang diberikan. Kelebihan dari model
pembelajaran inquiry berbantuan media e-learning ini tentunya berpengaruh
22

positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran


sosiologi. Adapun kerangka berfikir yang dapat digambarkan sebagai berikut.

Kondisi awal Tindakan Kondisi Akhir

Guru masih Penerapan model Inquiry Hasil belajar


menggunakan model dan learning berbantuan media siswa mengalami
media yang monoton dan e-learning sebagai upaya peningkatan
kurang inovativ dalam meningkatkan hasil belajar
pembelajaran siswa

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

2.3 Hipotesis Tindakan


Hipotesis tindakan dalam penelitian ini diformulasikan sebagai berikut
“Jika metode inquiry learning berbantuan media e-learning diterapkan maka
hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi kelas XI IPS 1 SMAN 1
Suralaga meningkat”.
23

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) yaitu sesuatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersamaan. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, penelitian tindakan
kelas sebagai suatu bentuk penelitian bersifat refleksi dengan melakukan
tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar
siswa. Menurut Arikunto (2014) ada empat tahap penting dalam
melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu: 1) perencanaan, 2)
pelaksanaan, 3) pengamatan, 4) refleksi.
3.2 Subyek dan Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di kelas XI IPS I SMAN 1 SURALAGA
b. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada saat pembelajaran sosiologi sedang
berlangsung di Kelas XI IPS I SMAN 1 SURALAGA
c. Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS I SMAN 1
SURALAGA yang terdiri dari 22 siswa
3.3 Variable yang Diselidiki
a. Variable Harapan
b. Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes yang dilaksanakan di
akhir siklus.
c. Kesesuaian antara perencanaan yang dilaksanakan dengan penerapan
model Inquiry Learning berbantuan Media E-learning dalam
pembelajaran.
d. Aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran
24

3.4 Prosedur Tindakan


Prosedur ini menggunakan proses tindakan yang dilaksanakan dengan
menggunakan siklus. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2
siklus, sampai mencapai siklus keberhasilan. Menurut Arikunto (2014)
secara garis besar dalam sikap siklus penelitian tindakan kelas terdiri dari
empat tahap yang meliputi: 1) perencanaan (planning), 2)
pelaksanaan/tindakan (action), 3) pengamatan (observasi), 4) refleksi
(reflecting).
Gambar 2.2 Bagan Siklus Penelitian

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan
Siklus I

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus II Pengamatan

Refleksi

Diadaptasi dari alur siklus penelitian (Arikunto, 2014).

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus.


Masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMAN 1 SURALAGA pada
mata pelajaran sosiologi dengan melakukan observasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sosiologi. Selain itu diadakan
diskusi antara guru sosiologi sebagai peneliti dengan para pengamat sebagai
kolaborator dalam penelitian ini.
25

Melalui langkah-langkah tersebut dapat ditentukan bersama-sama


antara guru dan pengamat untuk menetapkan tindakan yang tepat sebagai
upaya meningkatkan hasil belajar siswa di SMAN 1 SURALAGA pada
mata pelajaran sosiologi. Langkah yang paling tepat untuk meningkatkan
pembelajaran adalah melalui penerapan model Inquiry Learning berbantuan
Media E-learning sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran sosiologi Kelas XI IPS I SMAN 1 SURALAGA. Maka
prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini berpedoman pada empat
tahap yang dikemukakan Arikunto (2014) antara lain meliputi:
3.4.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini kegiatannya meliputi:
a. Menyusun silabus yang dikembangkan oleh guru sesuai dengan
Kurikulum 2013.
b. Peneliti dan kolaborator bersama-sama membuat rencana pembelajaran
yang menerapkan model Inquiry Learning berbantuan Media E-
learning upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS I pada
mata pelajaran sosiologi di SMAN 1 SURALAGA.
c. Menyusun bahan ajar atau materi yang disampaikan kepada siswa.
d. Menyiapkan alat dan media pembelajaran yang menunjang proses
pembelajaran.
e. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berisi tugas-tugas
yang harus diselesaikan oleh siswa.
f. Membuat lembar observasi
g. Mendesain alat evaluasi
26

3.4.2 Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini kegiatannya adalah melaksanakan
kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan oleh peneliti.
Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan sampai siklus II. Tahap
pelaksanaannya meliputi:
Siklus 1:
a. Kegiatan pendahuluan (10 menit)
1) Guru masuk kelas dan mengucapkan salam
2) Guru meminta ketua kelas memimpin do’a sebelum mulai kegiatan
pembelajaran
3) Guru menanyakan kabar peserta didik dan mengecek kehadiran
4) Guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran
untuk KD 3.2 mengaitkan KD 3.1 yang telah dipelajari sebelumnya
5) Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan
manfaat) dengan mempelajari materi permasalahan sosial di
masyarakat
6) Guru menjelaskan tentang pelaksanaan pembelajaran pada kelas KD
3.2
b. Kegiatan inti (60 menit)
1) Guru memberikan garis besar materi mengenai pemecahan masalah
sosial melalui media gambar di power point
2) Guru mengarahkan peserta didik untuk menentukan jenis masalah
sosial melalui fenomena sosial yang ada di dalam video mengenai
masalah sosial melalui youtube.
3) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok
4) Guru memberikan artikel berita dari akun youtube
5) Masing-masing kelompok memulai aktivitasnya dengan
mengidentifikasi masalah sosial yang ada di dalam video youtube
6) Siswa menggunakan buku paket, ataupun sumber informasi lainnya
sebagai bahan untuk menganalisis
27

7) Guru memberikan siswa lembar LKPD untuk menulis hasil


idenfikasinya
8) Setiap kelompok memecahkan masalah dari hasil analisisnya dengan
menceritakan/ menyimpulkan isinya secara bergantian
9) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya ke
setiap kelompok terkait materi yang di pelajari.
10) Guru melakukan penilaian dengan memberikan latihan soal kepada
peserta didik.
c. Kegiatan penutup (10 Menit)
1) Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan materi yang sudah
didapatkan diwakilkan oleh 1 orang
2) Guru mengingatkan siswa mengenai materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya
3) Guru menindak lanjuti materi dengan penugasan di rumah melalui
aplikasi quizizz untuk membaca materi sebagai bahan diskusi di
pertemuan selanjutnya.
4) Guru menutup dengan do’a dan salam
Siklus 2:
Pada siklus II dilakukan perbaikan berdasarkan hasil observasi dan
refleksi pada siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus ini
hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I.
Sebelum siklus II dilaksanakan, peneliti bersama guru sosiologi
melakukan diskusi membahas mengenai berbagai kekurangan pada
proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I melalui
penerapan model inquiry learning.
Hasil refleksi yang dilakukan menjadi informasi penting bagi guru
dalam rangka memperbaiki RPP guna meningkatkan proses pembelajaran
menggunakan model inquiry learning pada kegiatan berikutnya untuk
memperoleh hasil belajar siswa yang lebih memuaskan, dengan
memperbaiki empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
observasi, (4) analisis dan refleksi.
28

3.4.3 Observasi
Kegiatan observasi dilakukan selama berlangsung kegiatan pembelajaran
melalui penerapan model inquiry lerarning berbantuan media e-leraning
pemberian soal tes kepada siswa. Dalam pengumpulan data ini, peneliti
mengamati pelaksanaan pembelajaran yang telah tersedia berupa mengisi
daftar check list sesuai dengan diskriptor yang muncul pada saat
pembelajaran berlangsung.
3.4.4 Refleksi
Kegiatan ini meliputi analisis data yang diperoleh melalui observasi
pengamatan yang dilakukan pada siklus I. refleksi ini terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh guru dan siswa terkait dengan
penggunaan inquiry leraning berbantuan media e-learning untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, Berdasarkan hasil observasi tersebut, jika
refleksi ini menunjukkan tindakan siklus pertama belum mencapai indikator
keberhasilan maka dilakukan perbaikan pada tahap rencana pembelajaran
berikutnya.
3.5 Teknik Pengambilan Data
3.5.1 Tes Hasil Belajar
Setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran pada siklus I, Siswa
diberikan tes berupa Lembar kerja peserta didik yang dikerjakan melalui
aplikasi Quizizz. Lembar kerja peserta didik digunakan untuk melihat sejauh
mana pengetahuan yang dimiliki siswa dari proses pembelajaran yang telah
dilakukan menggunakan model inquiry leraning berbantuan media e-
learning pada siklus I.
3.5.2 Observasi
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran sosiologi di
SMAN I SURALAGA dan observasi terhadap guru yang menerapkan
model Inquiry Learning berbantuan Media E-learning yang difokuskan
pada keterlaksanaan tahapan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran sosiologi.
29

3.5.3 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan berbagai arsip yang
digunakan dalam proses pelaksanaan penelitian. Dokumentasi selama proses
pelaksanaan penelitian meliputi silabus, RPP, buku ajar yang digunakan,
dan foto pada saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung.
3.6 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis deskriptif. Data yang diperoleh dari hasil tes, observasi,
wawancara dan dokumentasi dianalisis secara deskriptif. Menurut Sugiyono
(2017) analisis deskriptif adalah analisis data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya. Tujuan deskriptif dalam penelitian ini yaitu untuk
memaparkan tentang informasi data yang diperoleh melalui pengamatan
selama proses pembelajaran dengan implementasi model inquiry learning
berbantuan media e-learning.
Data tes hasil belajar siswa dianalisis menggunakan analisis
persentase. Rumus persentase seperti yang dikemukakan Kemendikbud
(2014) menggunakan rumus sebagai berikut:

jumlah skor perolehan


Nilai Perolehan = x 100 %
skor maksimal
3.7 Indikator
Pelaksanaan model inquiry Indikator keberhasilan mengenai hasil
learning berbantuan media e- belajar dalam penelitian ini adalah
learning dianggap optimal jika sebagai berikut:
telah tersedia:
● Hasil belajar dikatakan
● LKPD, Media, alat, bahan meningkat apabila hasil
ajar, aktivitas siswa, belajar siswa mencapai 75%
aktivitas guru, evaluasi memenuhi ketuntasan
pembelajaran dan minimal (KKM) yakni 75.
penarikan kesimpulan
● Persentase ketersediaan
seluruh indikator dan alat
serta media yang
dibutuhkan dalam
30

penerapan model inquiry


learning berbantuan
media e-learning 100%
3.8 Instrumen Penelitian
3.8.1 Lembar Observasi
a. Lembar Observasi Guru
Lembar observasi guru ini digunakan untuk melihat kesesuaian antara
ketercapaian penerapan model Inquiry learning Berbantuan Media E-
learning.
b. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk melihat aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran menggunakan model inquiry learning berbantuan
Media E-learning.
3.9 Lembar Tes Hasil Belajar
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang
dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan.
Menurut (Arikunto, 2014) tes adalah serentetan pertanyaan, latihan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Seperti lembar soal pilihan ganda dan essay, lembar soal
digunakan untuk menguji dan melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam
proses pembelajaran yang sudah dilakukan selama siklus berlangsung.
31

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Masalah yang Ditelilti
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi menggunakan Model
Inquiry Learning Berbantuan Media E-leraning. Tindakan kelas ini
dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada
observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal 11 September 2022 yaitu
rendahnya hasil belajar dalam pembelajaran sosiologi. Hal tersebut
disebabkan oleh kegiatan pembelajaran yang masih di dominasi oleh guru
dan belum diterapkan metode pembelajaran yang inovatif, sehingga siswa
kurang memberikan respon atau partisipasi dalam proses pembelajaran
sosiologi, kurangnya antusias siswa dalam menerima materi pembelajaran
sosiologi, kurangnya kolaborasi, interaksi dan komunikasi yang baik antara
guru dan siswa, sehingga tingkat pemahaman siswa tergolong rendah. Untuk
mengatasi permasalah tersebut makan diterapkan Model Inquiry Learning
Berbantuan Media E-leraning untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Siklus I
Siklus I ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada tanggal
8, 9 November 2023 pada pukul 08.35-10:00 WITA di ruang kelas XI IPS 1
SMAN 1 Suralaga.
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus ini meliputi:
4.2.1.1 Perencanaan
a. Menyusun silabus yang dikembangkan oleh guru sesuai dengan
Kurikulum 2013.
b. Peneliti dan kolaborator bersama-sama membuat rencana pembelajaran
yang menerapkan model inquiry learning berbantuan media e-learning
untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMAN 1 Suralaga.
32

c. Menyusun bahan ajar atau materi yang disampaikan kepada siswa.


d. Menyiapkan alat dan media pembelajaran yang menunjang proses
pembelajaran.
e. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berisi tugas-tugas
yang harus diselesaikan oleh siswa.
f. Membuat lembar observasi.
g. Mendesain alat evaluasi.
4.2.1.2 Pelaksanaan
Tahap ini merupakan implementasi dari rencana pembelajaran yang
telah disusun oleh peneliti dan guru berdasarkan model inquiry learning
berbantuan media e-leraning dengan materi masalah sosial. Pada siklus I
dilaksanakan 2 kali pertemuan.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilakukan pada hari Rabu, 8 November 2023
mulai pukul 08:40 sampai 10:00 WITA. Pada pertemuan awal, guru
masuk ke kelas, kemudian membuka pembelajaran dengan mengucap
salam kepada siswa dan dilanjutkan dengan berdo’a yang dipimpin oleh
ketua kelas, kemudian guru melakukan persensi kehadiran siswa. Siswa
yang hadir pada pertemuan pertama siklus I sebanyak 21 siswa.

Gambar 4.1. Kegiatan Awal


Sumber: Data Penelitian

Tahap berikutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta


menjelaskan model pembelajaran yang digunakan pada pertemuan hari
33

ini dan pertemuan mendatang, memberikan apersepsi dan memotivasi


siswa.
Kegiatan inti, guru menjelaskan materi secara singkat terlebih
dahulu dengan bantuan media gambar yang di tayangkan di LCD yang
telah disediakan kemudian, Guru memberikan arahan untuk
menentukan pemecahan masalah sosial melalui fenomena sosial yang
ada di dalam video mengenai masalah sosial melalui youtube, kemudian
guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang terdiri dari 3-4 orang
perkelompok.

Gambar 4.2. Pembagian Kelompok


Sumber: Data Penelitian

Setelah kegiatan penyampain materi dan pembagian kelompook,


guru menayangkan video masalah sosial melalui aplikasi youtube yang
dikerjakan oleh kelompok yang sudah dibentuk. Guru mengarahkan
siswa untuk memulai diskusi dan menganalisis video yang ditayangkan
melalui aplikasi youtube ditulis di LKPD yang sudah diberikan, satu
kelompok mengangkat tangan karena masih kesulitan dalam memahami
video yang ditayangkan. Kemudian guru menjelaskan maksud dari
video tersebut dan tidak lupa mendorong semua siswa untuk ikut
terlibat dalam diskusi.
34

Gambar 4.3. Menyimak Video Youtube


Sumber: Data Penelitian

Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas diskusi kemudian


guru mempersiapkan kelompok diskusi untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas, dan mengingatkan kepada kelompok lain
untuk bertanya maupun menanggapi pada saat prsentasi berlangsung.
Pukul 09.00 guru memilih kelompok secara acak untuk
menyampaikan kesimpulan hasil analisisnya secara bergantian begitu
seterusnya sampai kelompok terakhir, dan kelompok yang lain
memberikan pertanyaan atau menanggapi maupun memberikan
pendapat, ketika sesi tanyajawab berlangsung terlihat tidak ada satupun
siswa yang berani menanngapi maupun memberikan pendapat tetapi
hanya bertanya saja. Setelah selesai tanyajawab, guru mengecek dan
memberikan umpan balik terhadap tugas yang dilakukan, kemudian
mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi selama kegiatan
diskusi berlangsung.

Gambar 4.4. Persentasi Kelompok


Sumber: Data Penelitian
35

Pukul 09.40 pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk


menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja di pelajari
dan memberikan kesempatan untuk bertanya bagi siswa yang masih
belum bisa memahami materi yang sudah dipelajari, menyampaikan
kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya yaitu pada
hari Kamis besok, dan memberitahukan kepada siswa untuk belajar
terkait materi masalah sosial sebagi bahan persiapan untuk ulangan
harian besok melalui aplikasi Quizizz. Guru menutup pembelajaran dan
mengakhiri dengan salam.

Gambar 4.5. Penutup


Sumber: Data Penelitian

b. Pertemuan kedua
Dilaksanakan pada hari Kamis, 9 November 2023 pada pukul
08.40-10.00 WITA di ruang kelas XI IPS 1 SMAN 1 Suralaga.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini dimulai dari guru
masuk dan memberi salam kepada siswa, dan membuka pelajaran
dengan berdo’a yang dipimpin oleh ketua kelas, setelah itu guru
melakukan presensi dan yang hadir pada pertemuan ke dua ini
berjumlah 20 siswa. Selanjutnya guru meminta siswa untuk
melnjutkan diskusi kemarin untuk memastikan semua terlibat dalam
proses pembelajaran.
36

Gambar 4.6. Diskusi


Sumber: Data Penelitian

Pada pukul 09.00 guru meminta siswa untuk membaca materi


pada pertemuan sebelumnya dan sembari guru mempersiapkan soal
ulangan, guru meberikan siswa arahan untuk membuka aplikasi
Quizizz, guru mulai menjelaskan bagaimana menggunakan aplikasi
Quizizz untuk menjawab soal ualangan yang sudah disediakan.
Selanjutnya mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal dan
batas waktu mengerjakan ulangan harian pukul 09.50 WITA sudah
diatur otomatis melalui aplikasi Quizizz.

Gambar 4.7. Ulangan Harian di Aplikasi Quizizz


Sumber: Data Penelitian

Pukul 10.00 WITA siswa menyelesaikan ulangannya susuai


batas waktu yang sudah ditentukan diaplikasi Quizizz dan nilai
keluar otomatis langsung bisa dilihat melalui aplikasi Quizizz, guru
mengapresiasi kegiatan siswa karena sudah berhasil menyelesaikan
soal ulangan harian, kemudian guru menginformasikan siswa untuk
37

tetap belajar dirumah, guru menutup pembelajaran dengan berdo’a


dan salam.
4.2.1.3 Observasi
Kegiatan observasi dilakukan selama berlangsung kegiatan
pembelajaran melalui penerapan model inquiry lerarning berbantuan
media e-leraning pemberian soal tes kepada siswa. Dalam pengumpulan
data ini, peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran yang telah tersedia
berupa mengisi daftar check list sesuai dengan diskriptor yang muncul
pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan pada
siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Data hasil observasi guru dan siswa dalam pelaksaanaan penerapan
model inquiry learning berbantuan media e-leraning dalam
pembelajaran sosiologi
1) Nama Guru : Yasid, S.Pd.
Kelas/Smester : XI IPS 1
Siklus :I
Table 4.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Guru Siklus I
No Indikator yang Diamati Pilihan
Ya Tidak
1. Guru mengucapkan salam pembuka √
2. Guru meminta siswa untuk berdoa sebelum √
memulai pembelajaran
3. Guru menanyakan kesiapan dan memeriksa √
kehadiran
4. Guru membuka pembelajaran dengan √
mengajukan beberapa pertanyaan terkait
materi sebelumnya
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa √
6. Guru menyampaikan metode pembelajaran √
7. Guru menyampaikan kompetensi inti, √
kompetensi dasar, indikator pembelajaran
8. Guru memaparkan garis besar materi √
mengenai jenis-jenis maslah sosial melalui
media gambar di power point
9. Guru memberikan arahan untuk menentukan √
jenis masalah sosial melalui fenomena sosial
yang ada di dalam video mengenai masalah
38

sosial melalui youtube.


10. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok √
11. Guru memberikan artikel berita dari akun √
yotube
12. Masing-masing kelompok memulai √
aktivitasnya dengan mengidentifikasi dan
menganalisi jenis masalah sosial yang ada di
dalam video
13. Guru memberikan kesempatan kepada peserta √
didik untk mencari dan mengumpulkan
informasi melalui buku paket ataupun sumber
lainnya.
14. Guru memberikan siswa lembar LKPD untuk √
menulis hasil idenfikasinya
15. Guru meminta setiap kelompok menyimpulkan √
hasil analisinya secara bergantian
16. Guru memberikan siswa untuk bertanya dan √
menanggapi hasil mengidentifikasi setiap
kelompok
17. Guru melakukan penilaian dengan √
memberikan kuis kepada peserta didik
18. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari √
pembelajaran yang telah dilakukan
19. Guru mengingatkan siswa mengenai materi √
yang dibahas pada pertemuan selanjutnya
20. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk √
dikerjakan dirumah melalui Aplikasi Quizizz
21. Guru menutup dengan do’a dan salam √
Jumlah 17 4
Persentase 80% 20%

Rumus nilai keterlaksanaan pembelajaran

n 17
DP= x 100= x 100=80 %
N 21
Keterangan:
n: Jumlah skor yang diperoleh
N: Jumlah skor maksimal
= Persentase Keterlaksanaan

Dari hasil observasi kesesuaian pelaksanaan pembelajaran model


inquiry learning berbantuan media e-leraning belum mencapai
keberhasilan 100%. Keseluruhan indikator yang diamati dalam
penelitian ini sebanyak 21 indikator, dari keseluruhan indikator tersebut
39

yang muncul hanya 17 indikator dalam hitungan persennya 80%, masih


terdapat 4 indikator yang belum muncul yaitu 20%.
2) Lembar observasi siswa
Table 4.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Siswa Siklus I
No Aspek yang Diamati Pilihan
. Ya Tidak
1. Siswa menjawab salam dari guru ketika √
masuk kelas
2. Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan √
pembelajaran
3. Siswa mendengarkan dan memperhatikan √
penjelasan guru terkait materi yang akan
dipelajari
4. Siswa mendengarkan arahan untuk √
menentukan jenis masalah sosial melalui
fenomena sosial yang ada di dalam video
mengenai masalah sosial melalui youtube
5. Siswa memahami pengetahuan dasar dari √
materi yang akan dipelajari
6. Siswa memperhatikan materi yang √
ditampilkan di PPT
7. Siswa memperhatikan dan mendengarkan √
penjelasan guru terkait materi
8. Siswa membentuk kelompok sesuai intruksi √
guru
9. Setiap kelompok mengakses situs link artikel √
melalui youtube
10. Setiap kelompok mengidentifikasi video √
sudah diakses melalui youtube
11. Setiap kelompok mencari dan mengumpulkan √
informasi terkait dengan video yang sudah
diakses di youtube melalui sumber buku teks,
internet, youtube, dan berbagai sumber
lainnya
12 Masing-masing kelompok mempersiapkan √
diri untuk mempersentasikan hasil
identifikasinya
13 Masing-masing kelompok mempersentasikan √
hasil identifikasinya terkait informasi yang
sudah didapatkan dari berbagai sumber yang
sudah ditemukan.
14 Siswa menulis hasil identifikasinya di lembar √
LKPD
40

15 Siswa bertanya dan menjawab terkait materi √


yang sudah dipahami maupun yang belum
dipahami
16 Siswa menyimpulkan terkait materi yang √
sudah dipelajari
17 Siswa mengerjakan kuis terkait materi yang √
sudah dipelajari
18 Siswa mengakses tugas rumah melalui √
aplikasi quiziz
19 Siswa tenang dan tidak ribut selama √
pembelajaran berlangsung
20 Siswa menutup kegiatan pembelajaran √
dengan salam dan do’a
Jumlah 14 6
Persentase 70% 30%

Rumus nilai keterlaksanaan pembelajaran

n 14
DP= x 100= x 100=70 %
N 20
Keterangan:
n: Jumlah skor yang diperoleh
N: Jumlah skor maksimal
= Persentase Keterlaksanaan

Dari hasil observasi siswa kesesuaian pelaksanaan pembelajaran


model inquiry learning berbantuan media e-leraning belum mencapai
keberhasilan 100%. Keseluruhan aspek siswa yang diamati dalam
penelitian ini sebanyak 20 aspek, dari keseluruhan aspek tersebut yang
muncul hanya 14 indikator dalam hitungan persennya 70%, masih
terdapat 6 aspek siswa yang belum muncul yaitu 20%. Dengan
demikian, dari hasil data observasi pelaksanaan guru dan siswa di kelas
menunjukkan perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya.
41

4.2.1.4 Data Hasil Belajar


Setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran pada siklus I, Siswa
diberikan tes berupa Lembar kerja peserta didik yang dikerjakan melalui
aplikasi Quizizz. Lembar kerja peserta didik digunakan untuk melihat
sejauh mana pengetahuan yang dimiliki siswa dari proses pembelajaran
yang telah dilakukan menggunakan model inquiry leraning berbantuan
media e-learning pada siklus I. Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada
tabel berikut:
Table 4.3 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
No Nama Nilai
1 ABDURROSYID PUTRA 80
2 ADLINA AFRINA 85
3 AIMAM MAHARDIKA 60
4 ARDI ZULFANDI 75
5 BAIQ DEWI SAKBANI 90
6 BAIQ SUCIANI 75
7 DONI HIDAYAT 65
8 LALU HERKY DANUARDI 75
9 M.KHOLIDI 50
10 M.RISPI 60
11 M.ZAINUL HADI 75
12 MUHAMMAD NURHIDAYAT 75
13 NIA REMBULAN 80
14 NIKMAH 60
15 OGIK GANI ISBANI 75
16 RIZKI ADI PUTRA 55
17 SEPTIAN RISKY RAMDAN 75
18 SITI DANIA NAYLA IMELDA R 85
19 SONY BAGASTA YUANDI 80
20 SOPIA RAMADANI 75
21 SUPARDI 85
22 BAIQ HANIZA PEBRIANA 80

Rumus nilai keterlaksanaan pembelajaran


n 16
DP= x 100= x 100=72 ,7 %
N 22
Keterangan:
n: Jumlah keterlaksanaan siswa
N: Jumlah skor maksimal
= Persentase Keterlaksana
42

Berdasarkan data tabel di atas persentase hasil belajar siswa yang


dinilai dari hasil tes baru mencapai 72,7% dan belum mencapai indikator
keberhasilan karena dari 22 siswa yang ada 6 siswa lainnya belum
memenuhi hasil belajar dan 2 orang melakukan ujian susulan sehingga
belum mencapai 75% dan memenuhi ketuntasan minimal atau (KKM)
yakni 75. Oleh karena itu maka perlu diadakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
4.2.1.5 Refleksi
Kegiatan ini meliputi analisis data yang diperoleh melalui observasi
pengamatan yang dilakukan pada siklus I. refleksi ini terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh guru dan siswa terkait dengan
penggunaan inquiry leraning berbantuan media e-learning untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, Berdasarkan hasil observasi tersebut,
jika refleksi ini menunjukkan tindakan siklus pertama belum mencapai
indikator keberhasilan maka dilakukan perbaikan pada tahap rencana
pembelajaran berikutnya. Berikut hasil refleksi pada siklus 1:
Table 4.4 Hasil Refleksi Guru dan Siswa Pada Siklus I
SIKLUS 1`
No
Kekurangan Solusi
.
Guru masih belum Guru meningkatkan kordinasi
memberikan arahan kepada dalam memberikan arahan kepada
1.
siswa terkait langkah-langkah siswa terkait langkah-langkah
penggunaan aplikasi Quizizz penggunaan aplikasi Quizizz.
Sebagian siswa masih belum Sekolah menyediakan akses
memiliki akses internet yang internet yang bisa digunakan
akan menjadi pendukung untuk mendukung kegiatan
2.
dalam mengikuti pembelajaran di sekolah dan
pembelajaran dibantu dengan koneksi internet
pribadi.
Siswa kurang mendengarkan Guru meminta siswa untuk
dan memperhatikan memperhatikan penjelasan dari
3. penjelasan guru terkait materi guru dan mengingatkan siswa
yang di pelajari untuk kegiatan ujiannya persis
dengan materi yang dibahas
4. Siswa belum memiliki Guru membagikan materi yang
pengetahuan dasar terkait akan dipelajari melalui aplikasi
43

materi yang akan dipelajariQuizizz dan menginstruksikan


siswa untuk mempelajarinya
sebelum pertemuan berikutnya
diadakan.
Siswa membuat keributan Guru meningkatkan perhatian dan
5. selama kegiatan pembelajaran mengontrol siswa agar suasana
berlangsung kelas tetap kondusif.
4.2.2 Hasil Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 November 2023. Pada siklus
II ini dilakukan perbaikan berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada
siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus ini hampir sama
dengan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I. Sebelum siklus II
dilaksanakan, peneliti bersama guru sosiologi melakukan diskusi membahas
mengenai berbagai kekurangan pada proses pembelajaran yang telah
dilakukan pada siklus I melalui penerapan model inquiry learning.
Hasil refleksi yang dilakukan menjadi informasi penting bagi guru
dalam rangka memperbaiki RPP guna meningkatkan proses pembelajaran
menggunakan model inquiry learning pada kegiatan berikutnya untuk
memperoleh hasil belajar siswa yang lebih memuaskan, dengan
memperbaiki empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
observasi, (4) analisis dan refleksi. Adapun rincian Penelitian Tindakan
Kelas diuraikan sebagai berikut:
4.2.2.1 Perencanaan
a. Menyusun silabus yang dikembangkan oleh guru sesuai dengan
Kurikulum 2013.
b. Peneliti dan kolaborator bersama-sama membuat rencana pembelajaran
yang menerapkan model inquiry learning berbantuan media e-learning
untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMAN 1 Suralaga.
c. Menyusun bahan ajar atau materi yang disampaikan kepada siswa.
d. Menyiapkan alat dan media pembelajaran yang menunjang proses
pembelajaran.
e. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berisi tugas-tugas
yang harus diselesaikan oleh siswa
44

f. Membuat lembar observasi.


g. Mendesain alat evaluasi.
4.2.2.2 Pelaksanaan
Tahap ini merupakan implementasi dari rencana pembelajaran yang
telah disusun oleh peneliti dan guru berdasarkan model inquiry learning
berbantuan media e-leraning dengan materi masalah sosial. Pada siklus II
dilaksanakan 2 kali pertemuan.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilakukan pada hari Rabu, 15 November 2023
mulai pukul 08:40 sampai 10:00 WITA. Pada pertemuan awal, guru
masuk ke kelas, kemudian membuka pembelajaran dengan mengucap
salam kepada siswa dan dilanjutkan dengan berdo’a yang dipimpin oleh
ketua kelas, kemudian guru melakukan persensi kehadiran siswa. Siswa
yang hadir pada pertemuan pertama siklus II sebanyak 22 siswa.
Tahap berikutnya guru membuka pelajaran dengan mengajukan
beberapa pertanyaan terkait materi sebelumnya dan ada beberapa siswa
yang masih mengingat terkait materi sebelumnya, kemudian guru
menyampaikan judul materi yang di bahas pada pertemuan ini. Guru
memberikan motivasi kepada siswa terkait dengan materi yang sedang
di bahas.

Gambar 4.8. Kegiatan Awal


Sumber: Data Penelitian

Kegiatan inti, guru menjelaskan materi secara singkat terlebih


dahulu dengan bantuan media gambar yang di tayangkan di LCD yang
45

telah disediakan kemudian, Guru memberikan arahan untuk


menentukan pemecahan masalah sosial melalui fenomena sosial yang
ada di dalam video mengenai masalah sosial melalui youtube, kemudian
guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang terdiri dari 3-4 orang
perkelompok.

Gambar 4.9 Kelompok Diskusi


Sumber: Data Penelitian

Setelah kegiatan penyampain materi dan pembagian kelompook,


guru menayangkan video masalah sosial melalui aplikasi youtube yang
dikerjakan oleh kelompok yang sudah dibentuk. Guru mengarahkan
siswa untuk memulai diskusi dan menganalisis video yang ditayangkan
melalui aplikasi youtube ditulis di LKPD yang sudah diberikan, satu
kelompok mengangkat tangan karena masih kesulitan dalam memahami
video yang ditayangkan. Kemudian guru menjelaskan maksud dari
video tersebut dan tidak lupa mendorong semua siswa untuk ikut
terlibat dalam diskusi.
Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas diskusi kemudian
guru mempersiapkan kelompok diskusi untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas, dan mengingatkan kepada kelompok lain
untuk bertanya maupun menanggapi pada saat prsentasi berlangsung.
Pukul 09.00 guru memilih kelompok secara acak untuk
menyampaikan kesimpulan hasil analisisnya secara bergantian begitu
seterusnya sampai kelompok terakhir, dan kelompok yang lain
memberikan pertanyaan atau menanggapi maupun memberikan
46

pendapat, ketika sesi tanyajawab berlangsung terlihat tidak ada satupun


siswa yang berani menanngapi maupun memberikan pendapat tetapi
hanya bertasnya saja. Setelah selesai tanyajawab, guru mengecek dan
memberikan umpan balik terhadap tugas yang dilakukan, kemudian
mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi selama kegiatan
diskusi berlangsung.

Gambar 4.10 Persentasi kelompok


Sumber: Data Penelitian

Pukul 09.40 pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk


menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja di pelajari
dan memberikan kesempatan untuk bertanya bagi siswa yang masih
belum bisa memahami materi yang sudah dipelajari, menyampaikan
kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya yaitu pada
hari Kamis besok, dan memberitahukan kepada siswa untuk belajar
terkait materi masalah sosial sebagi bahan persiapan untuk ulangan
harian besok melalui aplikasi Quizizz. Guru menutup pembelajaran dan
mengakhiri dengan salam.

Gambar 4.11 Penutup


47

Sumber: Data Penelitia


a. Pertemuan kedua
Dilaksanakan pada hari Kamis, 16 November 2023 pada pukul
08.40-10.00 WITA di ruang kelas XI IPS 1 SMAN 1 Suralaga.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini dimulai dari guru
masuk dan memberi salam kepada siswa, dan membuka pelajaran
dengan berdo’a yang dipimpin oleh ketua kelas, setelah itu guru
melakukan presensi dan yang hadir pada pertemuan ke dua ini
berjumlah 22 siswa. Selanjutnya siswa melanjutkan diskusi beberapa
kelompok belum selesai

Gambar 4.12 Diskusi


Sumber: Data Penelitian

Pada pukul 09.00 guru meminta siswa untuk membaca materi


pada pertemuan sebelumnya dan sembari guru mempersiapkan soal
ulangan, guru meberikan siswa arahan untuk membuka aplikasi
Quizizz, guru mulai menjelaskan bagaimana menggunakan aplikasi
Quizizz untuk menjawab soal ualangan yang sudah disediakan.
Selanjutnya mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal dan
batas waktu mengerjakan ulangan harian pukul 09.50 WITA sudah
diatur otomatis melalui aplikasi Quizizz.
48

Gambar 4.13 Ulangan Harian di Aplikasi Quizziz


Sumber: Data Penelitian

Pukul 10.00 WITA siswa menyelesaikan ulangannya susuai


batas waktu yang sudah ditentukan diaplikasi Quizizz dan nilai
keluar otomatis langsung bisa dilihat melalui aplikasi Quizizz, guru
mengapresiasi kegiatan siswa karena sudah berhasil menyelesaikan
soal ulangan harian, kemudian guru menginformasikan siswa untuk
tetap belajar dirumah, guru menutup pembelajaran dengan berdo’a
dan salam.

Gambar 4.14 Penutup


Sumber: Data Penelitian
49

4.2.2.3 Observasi
Selama proses pembelajaran di kelas XI IPS 1 berlangsung peneliti
melakukan kegiatan observasi. Kegiatan observasi ini dilakukan terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran dengan penggunaan model inquiry
learning berbantuan media e-leraning dengan menggunakan lembar
observasi yang sudah dipersiapkan. Observasi ini dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian model inquiry learning berbantuan media e-
learning dengan skenario pembelajaran yang telah disusun dan untuk
mengetahui apakah pelaksanan pembelajaran sesuai dengan skenario yang
telah disusun. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus
II, diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Data hasil observasi guru dan siswa dalam pelaksaanaan penerapan
model inquiry learning berbantuan media e-leraning dalam
pembelajaran sosiologi
Data penerapan model inquiry learning Berbantuan media e-
leraning diperoleh melalui observasi selama pembelajaran berlangsung
yaitu.
Table 4.5. Hasil Observasi Pelaksanaan Guru Siklus II
No Indikator yang Diamati Pilihan
Ya Tidak
1. Guru mengucapkan salam pembuka √
2. Guru meminta siswa untuk berdoa sebelum √
memulai pembelajaran
3. Guru menanyakan kesiapan dan memeriksa √
kehadiran
4. Guru membuka pembelajaran dengan √
mengajukan beberapa pertanyaan terkait
materi sebelumnya
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa √
6. Guru menyampaikan metode pembelajaran √
7. Guru menyampaikan kompetensi inti, √
kompetensi dasar, indikator pembelajaran
8. Guru memaparkan garis besar materi √
mengenai jenis-jenis maslah sosial melalui
media gambar di power point
9. Guru memberikan arahan untuk menentukan √
jenis masalah sosial melalui fenomena sosial
50

yang ada di dalam video mengenai masalah


sosial melalui youtube.
10. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok √
11. Guru memberikan artikel berita dari akun √
yotube
12. Masing-masing kelompok memulai √
aktivitasnya dengan mengidentifikasi dan
menganalisi jenis masalah sosial yang ada di
dalam video
13. Guru memberikan kesempatan kepada peserta √
didik untk mencari dan mengumpulkan
informasi melalui buku paket ataupun sumber
lainnya.
14. Guru memberikan siswa lembar LKPD untuk √
menulis hasil idenfikasinya
15. Guru meminta setiap kelompok menyimpulkan √
hasil analisinya secara bergantian
16. Guru memberikan siswa untuk bertanya dan √
menanggapi hasil mengidentifikasi setiap
kelompok
17. Guru memberikan arahan kepada siswa terkait √
cara penggunaan aplikasi Quizizz
18. Guru melakukan penilaian dengan √
memberikan kuis kepada peserta didik
19 Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari √
pembelajaran yang telah dilakukan
20. Guru mengingatkan siswa mengenai materi √
yang dibahas pada pertemuan selanjutnya
21. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk √
dikerjakan dirumah melalui Aplikasi Quizizz
22. Guru menutup dengan do’a dan salam √
Jumlah 22 -
Persentase 100% -

Rumus nilai keterlaksanaan pembelajaran

n 22
DP= x 100= x 100=100 %
N 22
Keterangan:
n: Jumlah skor yang diperoleh
N: Jumlah skor maksimal
= Persentase Keterlaksanaan
51

Dari hasil observasi kesesuaian pelaksanaan pembelajaran model


inquiry learning berbantuan media e-leraning sudah mencapai
keberhasilan 100%. Keseluruhan indikator yang diamati dalam
penelitian ini sebanyak 21 indikator, dari keseluruhan indikator sudah
terlaksana dan sudah mencapai persentase 100%.
Table 4.6. Hasil Observasi Pelaksanaan Siswa Siklus II
No Aspek yang Diamati Pilihan
. Ya Tidak
1. Siswa menjawab salam dari guru ketika √
masuk kelas
2. Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan √
pembelajaran
3. Siswa mendengarkan dan memperhatikan √
penjelasan guru terkait materi yang akan
dipelajari
4. Siswa mendengarkan arahan untuk √
menentukan jenis masalah sosial melalui
fenomena sosial yang ada di dalam video
mengenai masalah sosial melalui youtube
5. Siswa memahami pengetahuan dasar dari √
materi yang akan dipelajari
6. Siswa memperhatikan materi yang √
ditampilkan di PPT
7. Siswa memperhatikan dan mendengarkan √
penjelasan guru terkait materi
8. Siswa membentuk kelompok sesuai intruksi √
guru
9. Setiap kelompok mengakses situs link artikel √
melalui youtube
10. Setiap kelompok mengidentifikasi video √
sudah diakses melalui youtube
11. Setiap kelompok mencari dan mengumpulkan √
informasi terkait dengan video yang sudah
diakses di youtube melalui sumber buku teks,
internet, youtube, dan berbagai sumber
lainnya
12 Masing-masing kelompok mempersiapkan √
diri untuk mempersentasikan hasil
identifikasinya
13 Masing-masing kelompok mempersentasikan √
hasil identifikasinya terkait informasi yang
sudah didapatkan dari berbagai sumber yang
52

sudah ditemukan.
14 Siswa menulis hasil identifikasinya di lembar √
LKPD
15 Siswa bertanya dan menjawab terkait materi √
yang sudah dipahami maupun yang belum
dipahami
16 Siswa menyimpulkan terkait materi yang √
sudah dipelajari
17 Siswa mengerjakan kuis terkait materi yang √
sudah dipelajari
18 Siswa mengakses tugas rumah melalui √
aplikasi quiziz
19 Siswa tenang dan tidak ribut selama √
pembelajaran berlangsung
20 Siswa menutup kegiatan pembelajaran √
dengan salam dan do’a
Jumlah 18 2
Persentase 90% 10%

Rumus nilai keterlaksanaan pembelajaran

n 18
DP= x 100= x 100=90 %
N 20
Keterangan:
n: Jumlah skor yang diperoleh
N: Jumlah skor maksimal
= Persentase Keterlaksanaan

Dari hasil observasi siswa kesesuaian pelaksanaan pembelajaran


model inquiry learning berbantuan media e-leraning belum mencapai
keberhasilan 100%. Keseluruhan aspek siswa yang diamati dalam
penelitian ini sebanyak 20 aspek, dari keseluruhan aspek tersebut yang
muncul 18 indikator dalam hitungan persennya 90%, masih terdapat 2
aspek siswa yang belum muncul yaitu 10%. Dengan demikian, dari
hasil data observasi pelaksanaan guru dan siswa di kelas mengalami
peningkatan.

4.2.2.4 Data Hasil Belajar


53

Setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran pada siklus II,


Siswa diberikan tes berupa Lembar kerja peserta didik yang dikerjakan
melalui aplikasi Quizizz. Lembar kerja peserta didik digunakan untuk
melihat sejauh mana pengetahuan yang dimiliki siswa dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan menggunakan model inquiry leraning
berbantuan media e-learning pada siklus II. Data hasil belajar siswa dapat
dilihat pada tabel berikut:
Table 4.7. Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Nilai
1 ABDURROSYID PUTRA 85
2 ADLINA AFRINA 85
3 AIMAM MAHARDIKA 80
4 ARDI ZULFANDI 85
5 BAIQ DEWI SAKBANI 95
6 BAIQ SUCIANI 80
7 DONI HIDAYAT 75
8 LALU HERKY DANUARDI 85
9 M.KHOLIDI 75
10 M.RISPI 80
11 M.ZAINUL HADI 80
12 MUHAMMAD NURHIDAYAT 75
13 NIA REMBULAN 80
14 NIKMAH 70
15 OGIK GANI ISBANI 75
16 RIZKI ADI PUTRA 65
17 SEPTIAN RISKY RAMDAN 75
18 SITI DANIA NAYLA IMELDA R 90
19 SONY BAGASTA YUANDI 85
20 SOPIA RAMADANI 85
21 SUPARDI 80
22 BAIQ HANIZA PEBRIANA 90

Rumus nilai keterlaksanaan pembelajaran

n 20
DP= x 100= x 100=90 , 9 %
N 22
Keterangan:
n: Jumlah keterlaksanaan siswa
N: Jumlah skor maksimal
= Persentase Keterlaksana
54

Berdasarkan data tabel di atas persentase hasil belajar siswa yang


dinilai dari hasil tes mencapai 90,9% telah mengalami peningkatan dan
mencapai indikator keberhasilan karena dari 22 siswa yang ada 20 siswa
sudah memenuhi hasil belajar mencapai 75% dan memenuhi ketuntasan
minimal atau (KKM) yakni 75.
4.2.2.5 Refleksi
Kegiatan ini meliputi analisis data yang diperoleh melalui observasi
pengamatan yang dilakukan pada siklus II. Berdasarkan hasil refleksi yang
dilakukan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
inquiry learning berbantuan media e-learning telah berhasil meningkatkan
hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

BAB V
55

PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI IPS 1 SMAN 1
Suralaga melalui penerapan model inquiry learning berbantuan media e-
learning. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing masing siklus
terdiri dari 2 pertemuan. Adapun hasil penelitian siklus I dan II yang memuat
pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

5.1 SIKLUS I
Penelitian yang dilaksanakan pada siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan.
Adapun hasil pembelajaran menggunakan model inquiry learning berbantuan
media e-learning ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 5.1 Persentase Plaksanaan Siklus I
Pelaksanaan Pembelajaran Hasil Belajar
Siklus Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Terlaksana Ketuntasan
I 17 80% 14 70%
Sumber: Data Penelitian

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran melalui


penerapan model inquiry learning berbantuan media e-learning pada siklus I,
persentase indikator yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran sebanyak
80% atau 17 indikator dari 21 indikator yang telah ditentukan. Pada proses
pembejaran ditemukan beberapa kekurangan seperti: 1) Guru masih belum
menerapkan Langkah-langkah model pembelajaran dengan lengkap. 2)
Sebagian siswa masih belum memahami materi yang di ajarkan oleh guru. 3)
Siswa kurang mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru terkait
materi yang di pelajari. 4) Siswa masih kesulitan dalam menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru. 5) Siswa membuat keributan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, dari 22 siswa hanya 14 siswa
yang mencapai ketuntasan (KKM) 75, dan 8 siswa belum mencapai
56

ketuntasan, 2 siswa melakukan ujian susulan dan indikator keberhasilan hasil


belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 70%. Hal ini berarti bahwa
indikator keberhasilan hasil belajar siswa pada siklus I belum tercapai karena
indikator variable harapan dikatakan berhasil apabila ada peningkatan hasil
belajar siswa mencapai 75% dan memenuhi ketuntasan minimal atau (KKM)
yakni 75. Hasil penelitian ini senada dengan hasil kajian Ivena dkk bahwa
hasil belajar siswa masih rendah dikarenakan masih banyak siswa yang tidak
percaya diri dan kesulitan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru, selain itu juga guru belum menerapkan model pembelajaran secara
maksimal (Ivena Mansaranis et al., 2021)
Berdasarkan pemaparan data pada siklus I tentang pelaksanaan
model inquiry learning berbantuan media e-learning, menunjukkan bahwa
indikator yang telah ditetapkan belum tercapai. Oleh karena itu dilanjutkan
pada siklus II dan dilakukan perbaikan pada siklus II.
5.2 SIKLUS II
Penelitian siklus II dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki
kekurangan yang ada pada penelitian siklus I. Pada siklus II guru melakukan
perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan mempersiapkan bahan-
bahan yang digunakan. Melalui refleksi yang telah dilakukan guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II telah menunjukkan
peningkatan ke arah yang lebih baik. Adapun perbaikan yang dilakukan oleh
guru yaitu: 1) Guru lebih profesional lagi dalam menerapkan langkah –
langkah pelaksanaan model inquiry learning berbantuan media e-learning. 2)
Sekolah menyediakan akses internet yang bisa digunakan untuk mendukung
kegiatan pembelajaran di sekolah 3) Guru harus bisa menguasai kelas agar
siswa mendengarkan penjelasan guru dan mengingatkan siswa untuk kegiatan
ujiannya persis dengan materi yang dibahas 4) Guru harus lebih
memperhatiakan bantuan media yang digunakan untuk membantu kegiatan
pembelajaran 5) Guru lebih memperhatikan dan mengontrol siswa agar
suasana kelas tetap kondusif.
57

Adapun hasil penelitian yang dilakukan pada siklus II yang memuat


pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Probing – Prompting
hasil belajar siswa ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Table 5.2 Persentase pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan Pembelajaran Hasil Belajar
Siklus Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Terlaksana Ketuntasan
II 21 100% 20 90,9%
Sumber: Data Penelitian
Pelaksanaan pembelajaran melalui penggunaan model inquiry learning
berbantuan media e-learning pada siklus II menunjukan peningkatan dengan
tingkat keberhasilan 100%. Dengan demikian, persentase tersebut telah
melampaui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 100%.
Peningkatan yang diperoleh tidak terlepas dari semakin aktifnya siswa dalam
pembelajaran dan peran guru sebagai pembimbing yang semakin membangun
dan mengembangkan kemampuannya.
Data hasil belajar siswa pada siklus II menunjukan dari 36 siswa yang
mengikuti tes hasil belajar, 20 siswa berhasil memperoleh nilai di atas
ketuntasan minimal 75 dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan minimal yang
ditetapkan, secara klasikal tingkat keberhasilan siswa sebesar 90,9%. Hal ini
berarti ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus II telah mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75%.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat dilihat bahwa penerapan model
inquiry learning berbantuan media e-learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI IPS 1 SMAN 1
Suralaga.
58

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pada


siswa kelas XI IPS 1 SMAN 1 Suralaga, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model inquiry learning berbantuan media e-learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi. Peningkatan
tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut: 1) pada siklus I pelaksanaan
pembelajaran sebesar 80%. Kemudian meningkat pada siklus II mencapai
100%, 2) data hasil belajar siswa pada siklus I menunjukan ketuntasan 70%,
kemudian meningkat pada siklus II dengan ketuntasan mencapai 90,9%.
6.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan sehubungan dengan
hasil penelitian ini adalah:
a. Bagi Guru
Guru harus mampu memenejemen kelas dalam belajar untuk menciptakan
suasana belajar yang kondusif bagi siswa, sehingga siswa merasa nyaman
dan fokus dalam belajar.
b. Bagi Siswa
Siswa harus mampu aktif, kreatif, dan kritis dalam belajar serta siswa lebih
memperhatikan lagi materi yang disampaikan oleh guru.
c. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya memberikan dukungan kepada guru dan siswa dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menyediakan berbagai sumber belajar
dan fasilitas internet yang menunjang pembelajaran.
d. Bagi Penelitian Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan penelitian ini sebagai
sumber bahan penelitiannya, terutama jika membahas hasil belajar siswa.
59

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, N., & Susanto, R. (2017). Persepsi guru terhadap pengembangan


profesionalisme melalui pelatihan media pembelajaran berbasis edmodo.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika.

Akhiruddin, S., Atmowardoyo, H., & Nurhikmah, H. (2019). Belajar dan


Pembelajaran. Gowa: Cahaya Bintang Cemerlang.

Anwar, F., dkk. (2021). Instasi implementasi zenius sebagai aplikasi pembelajaran
online di SD Muhammadiyah Wonorejo. Jurnal SEMAR, 10(2):162-167.
https://doi.org/10.20961/semar.v10i2.52163

Aziz, W, & Yatim, JM. (2012). Evaluasi Keefektifan Hasil Belajar dari Perspektif
Siswa. Ilmu Procedia-Sosial dan Perilaku, 56: 22-30

Aziz, W. 2008. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial.

Carlucy, S, & Negara. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri


Terbimbing Berbantuan Media Konkret terhadap Kompetensi
Pengetahuan IPA. Mimbar Ilmu Undiksha, 23(2), 162–169.
https://doi.org/10.23887/mi.v23i2.16416.Dew

Chu, S.K.W., Reynolds, R.B., Tavares, N.J., Notari, M., & Lee, C.W.Y. (2017).
Introduction. In 21st Century Skills Development Through Inquiry-Based
Learning (pp. 3–16). https://doi.org/10.1007/978-981-10-2481-8_1

Conrad, K. & TrainingLinks. 2000. Instructional design for web-based


training.Amherst: HRD Press.

Devi, D., Widana, I., & Sumandya, I. W. (2022). Pengaruh penerapan ice
breaking terhadap minat dan hasil belajar matematika siswa kelas XI di
SMK Wira Harapan.Indonesian Journal of Educational Development,
3(2): 240-247. https://doi.org/10.5281/zenodo.7032283

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Fitri, R., Helma, & Syarifuddin, H. (2014). Penerapan strategi The Firing
pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI IPS Negeri 1 Batiputih.
Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), :18-22.

Giovani, A., Ardiansyah, A., Haryanti, T., Kurniawati, L., & Gata, W.
(2020). Analisis Sentimen Aplikasi Ruang Guru Di Twitter
Menggunakan Algoritma Klasifikasi. Jurnal Teknoinfo, 14(2):115.
60

Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Cipta.

Hasibuan, R., & Sylvia, I. (2020). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Melalui Penerapan Strategi Inquiry Pada Pembelajaran Sosiologi Kelas XI
IPS di SMAN 1 Batang Gasan. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan
Dan Pembelajaran, 2(1), 44-52. https://doi.org/10.24036/sikola.v2i1.59

Hayati, S. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.


Magelang: Graha Candikia.

Hikam, F.F. (2020). Peran Keluarga Dalam Pembelajaran Berbasis E-Learning


Pada Masa Wabah Covid-19. Jurnal Pendidikan dan Dakwah Volume 2,
Nomor 2, Mei 2020; 194-203.

Ivena M, Debby J, & Sukmarayu P. (2021). Penerapan Model Pembelajaran


Probing-Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Sistem Pernapasan di Kelas XI SMA Negeri 6 Halmahera Utara. SAINS
PENDIDIKAN BIOLOGI, 2, 35–42.

Janeta, G. 2005. Inquiry Based Learning. Willard R-II: Techonology Integrasion


Academy.

Made Wena. 2010. Strategi pembelajaran inovatif kontemporer. suatu tinjauan


konseptual operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Maria, E., & Sediyono, E. (2017). Pengembangan Model Manajemen


Pembelajaran Berbasis Tik Di Sekolah Dasar. Kelola: Jurnal Manajemen
Pendidikan, 4(1), 59–71.

Muliani, N. K. D., & Wibawa, I. M. C. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran


Inkuiri Terbimbing Berbantuan Video Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal
Ilmiah Sekolah Dasar, Vol. 3, No. 1 107-114.

Mulyono Abdurrahman. 2012. Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta

Munir. 2009. Pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan


komunikasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Muspiroh, N., Umami, M., & Cahyati, D. (2019). Implementation of Free Inquiry
Learning Model to Establish 21st Century Skills. Journal of Physics:
Conference Series, 1157, 022118. https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1157/2/022118

Ngalimun, dkk. 2013. Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas Yogyakarta:


Aswaja Pressindo.
61

Noor, A., & Norlaila. (2014). Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika Siswa dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan
Model Cooperative Script. Jurnal Pendidikan Matematika, 2(3): 250-259.

Nurhayati, R., Daris, D., & Aji, S. M. W. (2023). PENINGKATAN HASIL


BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE STOP THINK DO
PADA MATERI KPK DAN FPB KELAS VI SDN TAHUNAN BARU 1
TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Jurnal Ilmiah Widya Pustaka
Pendidikan, 11(1), 18 - 24. Retrieved from
https://jiwpp.unram.ac.id/index.php/widya/article/view/92.

Prasistayanti, N., Santyasa, I., & Sukra Warpala, I. (2019). Pengaruh Desain E-
Learning Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa Dalam Mata Pelajaran Pemrograman Pada Siswa Smk. Kwangsan:
Jurnal Teknologi Pendidikan. https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v7n2.p138--
155

Putra, dkk. (2015). Media Pembelajaran Pengenalan Huruf Dan Angka Di Taman
Kanak-Kanak Tunas. Dalam Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering
dan Edukasi – Volume 7 No 3:24.

Rosalina, L., & Junaidi, J. (2020). Hubungan minat belajar dengan hasil
belajar pada pembelajaran sosiologi pada kelas XII IPS di SMAN 5
Padang.Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran,1(3):
175-181. https://doi.org/10.24036/sikola.v1i3.24

Rusman. 2008. Manajemen Kurikulum, Bandung. Program studi Pengembangan


Kurikulum Sekolah Pasca Sarjana Universitas.

Samsudin, M. (2016). Pengaruh Pembelajaran Model Observasi Lapangan


(Outdor Study) dan Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil Belajar Mata
Pelajaran Sosiologi Siswa Ips Sma Negeri 3 Porbolinggo: Jurnal Penelitian
dan Pendidikan IPS (JPPI). Vol. 10 no 2 (2016): 261-276.
http://ejournal.unikma.ac.id/index.php/JPPI

Sanaky A., & Hujair. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania
Press.

Silberman, Melvin L. 2012. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung: Nuansa.

Soekanto, S., & Sulistyowati B. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar.


Jakarta:Rajawali Pers.

Soekartawi, 2003. E-Learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang,


Surabaya:Univ.PETRA
62

Soekartawi. (2003). Prinsip dasar e-learning teori dan aplikasinya di Indonesia.


Jurnal Teknodik, No.12/VII/TEKNODIK/Oktober 2003: 5-27.

Sri Jumin. (2013). Penggunaan Metode Open Inquiry. 4(1). Diakses


https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3012/2/PROS_%20Sri
%20Jumini_%20Penggunaan%20Metode%20Open_Full%20text .pdf
tanggal 12 juni 2023.

Sudarwan D., & Khairil. 2010. Pedagogi, andragogi dan heutagogi. Bandung:
Alfabeta.

Sumberharjo P., dkk (2015). Media pembelajaran Pengenalan Huruf dan Angka di
Taman Kanak-Kanak Tunas. Dalam Journal Speed-Sentra Penelitian
Engineering dan Edukasi-Volume 7 No 3:24.

Tohirin. 2011. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta:


Rajawali Pers

Trianto. 2007. Model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta:


Prestasi Pustaka.

Uwes A., & Chaeruman. (2008). Mendorong penerapan e-learning di sekolah.


Jurnal Teknodik, Vol. 12 No 1 Juni 2008: 26-32.
63

LAMPIRAN
Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Sekolah : SMAN 1 Suralaga
Mata Pelajaran : Sosilogi
Kelas/Semester : XI IPS I/I
Peminatan : Ilmu-ilmu Sosial
Materi Pokok : Masalah Sosial
Alokasi Waktu : 2x40 menit
Siklus :I

A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai) santun,
responsive dan pro-aktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permaslahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
64

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar IPK


3.2 Menganalisis permasalahan 3.2.1 Menganalisis bentuk-bentuk
sosial dalam kaitannya dengan masalah sosial
pengelompokan sosial dan 3.2.2 Menganalisi masalah sosial
kecenderungan eksklusi sosial di dan pemecahan masalah sosial di
masyarakat dari sudut pandang dan masyarakat
pendekatan Sosiologis.
4.2 Memberikan respons dalam 4.2.1 Menunjukkan bentuk
mengatasi permasalahan sosial masalah sosial di Masyarakat
yang terjadi di masyarakat dengan
cara memahami kaitan
pengelompokan sosial dengan
kecenderungan eksklusi dan
timbulnya permasalahan sosial.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran siswa mampu memahami dan
menganalisis masalah sosial di masyarakat.
D. Materi Pembelajaran
1. Bentuk-bentuk masalah sosial
2. Pemecahan Masalah Sosial
E. Model, Metode dan Media Pembelajaran
1. Model Pembelajran: Inquiry, dengan sintaks modelling, questioning,
learning community, identification, contructivism, reflection, dan
authentic assessment.
2. Metode Pembelajaran: Grup investigation (GI) dan Diskusi
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media Pembelajaran: E-learning ( gambar, video youtube,google),
LKPD, dan Bahan Ajar
2. Alat: LCD, Spidol, Papan Tulis, Penghapus
65

3. Sumber Belajar: buku Sosiologi XI Kelompok Peminatan Ilmu


Pengetahuan Sosial, Buku Sosiologi yang Relevan dan Lingkungan
Sekitar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajarn
1. Langkah-Langkah Pertemuan Pertama

Kegiatan Pendahuluan (8 Menit)


a. Guru memulai pembelajaran dengan salam
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a
c. Guru mengecek kehadiran siswa dan memastikan kesiapan peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran
d. Guru memberikan motivasi bahwa materi yang dipelajari sesuai
dengan nilai dilingkungan sekitar peserta didik
e. Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan menanyakan terkait
pengetahuan mereka mengenai contoh bentuk-bentuk maslah sosial
terhap peserta didik.
f. Guru menyampaikan metode pembelajaran
g. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator
Kegiatan Inti (67 menit)
a. Guru memaparkan garis besar materi mengenai pemecahan maslah
sosial melalui media gambar di power point
b. Guru memberikan arahan untuk menentukan pemecahan masalah
sosial melalui fenomena sosial yang ada di dalam video mengenai
masalah sosial melalui youtube.
c. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok
d. Guru memberikan artikel atau menayangkan berita dari akun
yotube berikut:
Topik 1: masalah remaja putus sekolah
https://www.youtube.com/watch?v=GKY1pRtH0kI
Topik 2: mudik gratis dipungut biaya
https://www.youtube.com/watch?v=4PodIwRZRqo
Topik 3: TPA Penuh, terancam banjir sampah
https://www.youtube.com/watch?v=Jc5xyEgxVZo
e. Masing-masing kelompok memulai aktivitasnya dengan
menidentifikasi bentuk-bentuk masalah sosial yang ada di dalam
video.
f. Masing-masing kelompok kemudian menganalisis hasil
identifikasinya.
g. Siswa diminta untuk menggunakan buku paket, ataupun sumber
informasi lainnya sebagai bahan untuk menganalisis yang di tulis
di LKPD
h. Setiap kelompok merefleksi atau mepersentasikan hasil analisisnya
dengan menceritakan/ menyimpulkan isinya secara bergantian.
i. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya ke
66

setiap kelompok terkait materi yang dipelajari


Kegiatan penutup (5 Menit)
a. Guru mengingatkan siswa mengenai materi yang akan dibahas
pada pertemuan selanjutnya.
b. Guru menutup dengan do’a dan salam

2. Langkah-Langkah Pertemuan kedua

Kegiatan Pendahuluan (8 Menit)


a. Guru memulai pembelajaran dengan salam
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a
c. Guru mengecek kehadiran siswa dan memastikan kesiapan peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran
d. Guru memberikan motivasi bahwa materi yang dipelajari sesuai
dengan nilai dilingkungan sekitar peserta didik
e. Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan menanyakan terkait
pengetahuan mereka mengenai contoh bentuk-bentuk maslah sosial
terhap peserta didik
f. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator
Kegiatan Inti (65 menit)
a. Guru membagi siswa kembali menjadi 6 kelompok
b. Guru meminta siswa melanjutkan diskusi kelompok
c. Masing-masing kelompok memulai aktivitasnya dengan
melanjutkan diskusi kelompok pertemuan sebelumnya
d. Masing-masing kelompok kemudian memaparkan hasil
identifikasinya.
e. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya ke
setiap kelompok terkait materi yang dipelajari
f. Guru mengajukan pertanyaan akhir kepada siswa yang berbeda
untuk lebih memastikan bahwa indikator yang tercapai telah
dipahami oleh siswa.
g. Selanjutnya guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri untuk
ulangan harian.
h. Memberikan kesempatan siswa untuk membaca materi yang
dipelajari
Kegiatan penutup (7 Menit)
a. Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan materi yang
sudah di dapatkan diwakilkan oleh 1 orang
b. Guru menindak lanjuti materi dengan memberikan PR di aplikasi
quizizz.
c. Guru menutup dengan do’a dan salam
67

Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II


Sekolah : SMAN 1 Suralaga
Mata Pelajaran : Sosilogi
Kelas/Semester : XI IPS I/I
Peminatan : Ilmu-ilmu Sosial
Materi Pokok : Kesetaraan Sosial
Alokasi Waktu : 4x40 menit
Siklus : II

A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai) santun,
responsive dan pro-aktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permaslahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
68

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar IPK


3.3 Memahami arti penting prinsip 3.3.1 Menganalisis setatus dan
kesetaraan untuk menyikapi peran sosial di masyarakat
perbedaan sosial demi terwujudnya 3.3.2 Menganalisi mobilitas sosial
kehidupan sosial yang damai dan di masyarakat
demokratis.

4.3 Menerapkan prinsip-prinsip 4.3.1 Menunjukkan sikap cara


kesetaraan untuk mengatasi mengatasi perbedaan sosial di
perbedaan sosial dan mendorong Masyarakat
terwujudnya kehidupan sosial yang
damai dan demokratis.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran siswa mampu memahami dan
menganalisis masalah sosial di masyarakat.
D. Materi Pembelajaran
1. Status dan peran sosial
2. Mobilitas sosial
E. Model, Metode dan Media Pembelajaran
1. Model Pembelajran: Inquiry, dengan sintaks modelling, questioning,
learning community, identification, contructivism, reflection, dan
authentic assessment.
2. Metode Pembelajaran: Grup investigation (GI) dan Diskusi
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media Pembelajaran: E-learning (gambar, video youtube, google),
LKPD, dan Bahan Ajar
2. Alat: LCD, Spidol, Papan Tulis, Penghapus
3. Sumber Belajar: buku Sosiologi XI Kelompok Peminatan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Buku Sosiologi yang Relevan dan Lingkungan
Sekitar
69

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Langkah-langkah pertemuan pertama

Kegiatan Pendahuluan (8 Menit)


a. Guru memulai pembelajaran dengan salam
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a
c. Guru mengecek kehadiran siswa dan memastikan kesiapan peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran
d. Guru memberikan motivasi bahwa materi yang dipelajari sesuai
dengan nilai dilingkungan sekitar peserta didik
e. Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan menanyakan terkait
pengetahuan mereka mengenai materi yang dipelajari terhap
peserta didik.
f. Guru menyampaikan metode pembelajaran
g. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator
Kegiatan Inti (67 menit)
a. Guru memaparkan garis besar materi mengenai setatus dan peran
sosial melalui media gambar di power point
b. Guru memberikan arahan untuk menentukan setatus dan peran
sosial melalui fenomena sosial yang ada di dalam video mengenai
setatus dan peran sosial melalui youtube.
c. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok
d. Guru memberikan artikel atau menayangkan berita dari akun
yotube berikut:
Topik 1: Butuh Pengakuan Diri atas Setatus Sosial
Topik 2: Bijak Menggunakan Media Sosial
Topik 3: Mobilitas Tinggi Jadi Masalah Kala Pandemi
e. Masing-masing kelompok memulai aktivitasnya dengan
mengidentifikasi video yang ada di tayangkan.
f. Masing-masing kelompok kemudian menganalisis hasil
identifikasinya.
g. Siswa diminta untuk menggunakan buku paket, ataupun sumber
informasi lainnya sebagai bahan untuk menganalisis yang di tulis
di LKPD
h. Setiap kelompok merefleksi atau mepersentasikan hasil analisisnya
dengan menceritakan/ menyimpulkan isinya secara bergantian.
i. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya ke
setiap kelompok terkait materi yang dipelajari
Kegiatan penutup (5 Menit)
a. Guru mengingatkan siswa mengenai materi yang akan dibahas
pada pertemuan selanjutnya.
b. Guru menutup dengan do’a dan salam
70

2. Langkah-langkah pembelajaran pertemuan kedua

Kegiatan Pendahuluan (8 Menit)


a. Guru memulai pembelajaran dengan salam
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a
c. Guru mengecek kehadiran siswa dan memastikan kesiapan peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran
d. Guru memberikan motivasi bahwa materi yang dipelajari sesuai
dengan nilai dilingkungan sekitar peserta didik
e. Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan menanyakan terkait
pengetahuan mereka mengenai mengenai materi yang dipelajari
terhap peserta didik
f. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator
Kegiatan Inti (65 menit)
a. Guru membagi siswa kembali menjadi 6 kelompok
b. Guru meminta siswa melanjutkan diskusi kelompok
c. Masing-masing kelompok memulai aktivitasnya dengan
melanjutkan diskusi kelompok pertemuan sebelumnya
d. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya ke
setiap kelompok terkait materi yang dipelajari
e. Guru mengajukan pertanyaan akhir kepada siswa yang berbeda
untuk lebih memastikan bahwa indikator yang tercapai telah
dipahami oleh siswa.
f. Guru memberikan arahan kepada siswa bagaimana cara
penggunaan aplikasi Quizizz
g. Selanjutnya guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri untuk
ulangan harian
h. Memberikan kesempatan siswa untuk membaca materi yang
dipelajari
Kegiatan penutup (5 Menit)
a. Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan materi yang
sudah di dapatkan diwakilkan oleh 1 orang
b. Guru menindak lanjuti materi dengan memberikan PR di aplikasi
quizizz.
c. Guru menutup dengan do’a dan salam
71

Lampiran 3: Lembar Observasi Guru dan Siswa Sman 1 Suralaga


1. Lembar Observasi Guru Siklus I
No Indikator yang Diamati Pilihan
Ya Tidak
1. Guru mengucapkan salam pembuka √
2. Guru meminta siswa untuk berdoa sebelum √
memulai pembelajaran
3. Guru menanyakan kesiapan dan memeriksa √
kehadiran
4. Guru membuka pembelajaran dengan √
mengajukan beberapa pertanyaan terkait
materi sebelumnya
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa √
6. Guru menyampaikan metode pembelajaran √
7. Guru menyampaikan kompetensi inti, √
kompetensi dasar, indikator pembelajaran
8. Guru memaparkan garis besar materi √
mengenai jenis-jenis maslah sosial melalui
media gambar di power point
9. Guru memberikan arahan untuk menentukan √
jenis masalah sosial melalui fenomena sosial
yang ada di dalam video mengenai masalah
sosial melalui youtube.
10. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok √
11. Guru memberikan artikel berita dari akun √
yotube
12. Masing-masing kelompok memulai √
aktivitasnya dengan mengidentifikasi dan
menganalisi jenis masalah sosial yang ada di
dalam video
13. Guru memberikan kesempatan kepada peserta √
didik untk mencari dan mengumpulkan
informasi melalui buku paket ataupun sumber
lainnya.
14. Guru memberikan siswa lembar LKPD untuk √
menulis hasil idenfikasinya
15. Guru meminta setiap kelompok menyimpulkan √
hasil analisinya secara bergantian
16. Guru memberikan siswa untuk bertanya dan √
menanggapi hasil mengidentifikasi setiap
kelompok
17. Guru melakukan penilaian dengan √
72

memberikan kuis kepada peserta didik


18. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari √
pembelajaran yang telah dilakukan
19. Guru mengingatkan siswa mengenai materi √
yang dibahas pada pertemuan selanjutnya
20. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk √
dikerjakan dirumah melalui Aplikasi Quizizz
21. Guru menutup dengan do’a dan salam √
Jumlah 17 4
Persentase 80% 20%

2. Lembar Observasi Siswa Siklus I


No Aspek yang Diamati Pilihan
. Ya Tidak
1. Siswa menjawab salam dari guru ketika √
masuk kelas
2. Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan √
pembelajaran
3. Siswa mendengarkan dan memperhatikan √
penjelasan guru terkait materi yang akan
dipelajari
4. Siswa mendengarkan arahan untuk √
menentukan jenis masalah sosial melalui
fenomena sosial yang ada di dalam video
mengenai masalah sosial melalui youtube
5. Siswa memahami pengetahuan dasar dari √
materi yang akan dipelajari
6. Siswa memperhatikan materi yang √
ditampilkan di PPT
7. Siswa memperhatikan dan mendengarkan √
penjelasan guru terkait materi
8. Siswa membentuk kelompok sesuai intruksi √
guru
9. Setiap kelompok mengakses situs link artikel √
melalui youtube
10. Setiap kelompok mengidentifikasi video √
sudah diakses melalui youtube
11. Setiap kelompok mencari dan mengumpulkan √
informasi terkait dengan video yang sudah
diakses di youtube melalui sumber buku teks,
internet, youtube, dan berbagai sumber
lainnya
12 Masing-masing kelompok mempersiapkan √
diri untuk mempersentasikan hasil
73

identifikasinya
13 Masing-masing kelompok mempersentasikan √
hasil identifikasinya terkait informasi yang
sudah didapatkan dari berbagai sumber yang
sudah ditemukan.
14 Siswa menulis hasil identifikasinya di lembar √
LKPD
15 Siswa bertanya dan menjawab terkait materi √
yang sudah dipahami maupun yang belum
dipahami
16 Siswa menyimpulkan terkait materi yang √
sudah dipelajari
17 Siswa mengerjakan kuis terkait materi yang √
sudah dipelajari
18 Siswa mengakses tugas rumah melalui √
aplikasi quiziz
19 Siswa tenang dan tidak ribut selama √
pembelajaran berlangsung
20 Siswa menutup kegiatan pembelajaran √
dengan salam dan do’a
Jumlah 14 6
Persentase 70% 30%

3. Lembar Observasi Guru Siklus II


No Indikator yang Diamati Pilihan
Ya Tidak
1. Guru mengucapkan salam pembuka √
2. Guru meminta siswa untuk berdoa sebelum √
memulai pembelajaran
3. Guru menanyakan kesiapan dan memeriksa √
kehadiran
4. Guru membuka pembelajaran dengan √
mengajukan beberapa pertanyaan terkait
materi sebelumnya
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa √
6. Guru menyampaikan metode pembelajaran √
7. Guru menyampaikan kompetensi inti, √
kompetensi dasar, indikator pembelajaran
8. Guru memaparkan garis besar materi √
mengenai jenis-jenis maslah sosial melalui
media gambar di power point
9. Guru memberikan arahan untuk menentukan √
jenis masalah sosial melalui fenomena sosial
yang ada di dalam video mengenai masalah
74

sosial melalui youtube.


10. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok √
11. Guru memberikan artikel berita dari akun √
yotube
12. Masing-masing kelompok memulai √
aktivitasnya dengan mengidentifikasi dan
menganalisi jenis masalah sosial yang ada di
dalam video
13. Guru memberikan kesempatan kepada peserta √
didik untk mencari dan mengumpulkan
informasi melalui buku paket ataupun sumber
lainnya.
14. Guru memberikan siswa lembar LKPD untuk √
menulis hasil idenfikasinya
15. Guru meminta setiap kelompok menyimpulkan √
hasil analisinya secara bergantian
16. Guru memberikan siswa untuk bertanya dan √
menanggapi hasil mengidentifikasi setiap
kelompok
17. Guru memberikan arahan kepada siswa terkait √
cara penggunaan aplikasi Quizizz
18 Guru melakukan penilaian dengan √
memberikan kuis kepada peserta didik
19. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari √
pembelajaran yang telah dilakukan
20. Guru mengingatkan siswa mengenai materi √
yang dibahas pada pertemuan selanjutnya
21. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk √
dikerjakan dirumah melalui Aplikasi Quizizz
22. Guru menutup dengan do’a dan salam √
Jumlah 22 -
Persentase 100% -

4. Lembar Observasi Siswa Siklus II


75

No Aspek yang Diamati Pilihan


. Ya Tidak
1. Siswa menjawab salam dari guru ketika √
masuk kelas
2. Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan √
pembelajaran
3. Siswa mendengarkan dan memperhatikan √
penjelasan guru terkait materi yang akan
dipelajari
4. Siswa mendengarkan arahan untuk √
menentukan jenis masalah sosial melalui
fenomena sosial yang ada di dalam video
mengenai masalah sosial melalui youtube
5. Siswa memahami pengetahuan dasar dari √
materi yang akan dipelajari
6. Siswa memperhatikan materi yang √
ditampilkan di PPT
7. Siswa memperhatikan dan mendengarkan √
penjelasan guru terkait materi
8. Siswa membentuk kelompok sesuai intruksi √
guru
9. Setiap kelompok mengakses situs link artikel √
melalui youtube
10. Setiap kelompok mengidentifikasi video √
sudah diakses melalui youtube
11. Setiap kelompok mencari dan mengumpulkan √
informasi terkait dengan video yang sudah
diakses di youtube melalui sumber buku teks,
internet, youtube, dan berbagai sumber
lainnya
12 Masing-masing kelompok mempersiapkan √
diri untuk mempersentasikan hasil
identifikasinya
13 Masing-masing kelompok mempersentasikan √
hasil identifikasinya terkait informasi yang
sudah didapatkan dari berbagai sumber yang
sudah ditemukan.
14 Siswa menulis hasil identifikasinya di lembar √
LKPD
15 Siswa bertanya dan menjawab terkait materi √
yang sudah dipahami maupun yang belum
dipahami
16 Siswa menyimpulkan terkait materi yang √
sudah dipelajari
76

17 Siswa mengerjakan kuis terkait materi yang √


sudah dipelajari
18 Siswa mengakses tugas rumah melalui √
aplikasi quiziz
19 Siswa tenang dan tidak ribut selama √
pembelajaran berlangsung
20 Siswa menutup kegiatan pembelajaran √
dengan salam dan do’a
Jumlah 18 2
Persentase 90% 10%
77

Lampiran 4: Kisi-Kisi Soal Siklus I dan II


1. Kisi-kisi soal siklus 1
No KD Materi Indikator Soal Level Nomor Ben
Kognitif Soal tuk
Soal
Bentuk-bentuk  Disajkan literatur bentuk- C4 1 PG
1
bentuk masalah sosial,
 Peserta didik dapat 2
menguraikan bentuk-bentuk
masalah sosial
3
4
3.2 Faktor  Disajian literatur tentang
2 C4 5
penyebab faktor penyebab masalah
sosial,
 Peserta didik mampu 6
menganalisis faktor
penyebab masala sosial 7

8
Upaya  Disajikan literatur tentang 9
3 pemerintah upaya pemerintah mengatasi C5
4.2 mengatasi masalah sosial,
masalah sosial  Peserta didik dapat 10
mengevaluasi upaya
pemerintah mengatasi
masalah sosial

 Disajkan literatur bentuk- C4 1


bentuk masalah sosial,
 Peserta didik dapat
menguraikan bentuk-bentuk C5 2
masalah sosial
C5 3

2. Kisi-kisi Siklus II
78

No KD Materi Indikator Soal Level Nomor Ben


Kogniti Soal tuk
f Soal
Setatus, peraan 3.3.1 Menganalisis setatus dan C3 1 PG
1
dan mobilitas
peran sosial di masyarakat
social
2
3.3.2 Menganalisi mobilitas
3
sosial di masyarakat
4
5
3.3 Difrensiasi 3.3.3Mengidentifikasi 6
2 social dan C2
difrensiasi sosial di 7
stratifikasi
social masyarakat 8

3.3.4 Mengidentifikasi 9
strafikasi sosial di masyarakat 10
11
12
4.3 prinsip- 4.3.1 Menunjukkan sikap cara 13
3 prinsip mengatasi perbedaan sosial di C3
4.3 kesetaraan Masyarakat 14
untuk 15
mengatasi
16
perbedaan
sosial dan 17
mendorong
terwujudnya
19
kehidupan
sosial yang 20
damai dan C3 21
demokratis.
22
23
24

25

Lampiran 5: Soal Tes Akhir Siklus I dan II


79

a. Soal Siklus I
1. Masyrakat Dayak Mali beranggapan bahwa kehidupan mereka memang
begitu adanya tidak ada jalan bagi mereka untuk menjangkau kehidupan
yang berbeda dari kondisi saat ini, bukannya mereka pasrah namun mereka
tidak punya pilihan untuk mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik
dikarenakan Pendidikan yang rendah dan tidak memiliki keterampilan
untuk masuk dunia kerja, berdasarkan ilustrasi di atas kemiskinan yang
dialami masyrakat Dayak Mali termasuk kedalam …
A. Kemiskinan absolut
B. Kemiskinan natural
C. Kemiskinan strutural
D. Kemiskinan relatif
E. Kemiskinan kultural

2. Masyrakat Tumbang Masal termasuk dalam kategori masyarakat yang


tertinggal dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Dilihat dari
pembangunan insfrastuktur seperti listrik belum ada, air bersih belum
memadai serta belum adanya akses jalan dari satu desa ke desa lain hali ini
menyebabkan harga kebutuhan pokok semakin tinggi. Fakta yang dialami
oleh masyrakat tumbang masal termasuk bentuk masalah sosial …
A. Kemiskinan
B. Kesenjangan sosial
C. Ketidakadilan
D. Kriminalitas
E. Kesenjangan pembangunan

3. Perilaku yang mencelakai dan merugikan orang lain serta melanggar


Norma hukum formal yang dapat dipidanakan seperti pencurian,
perampokan, penjambretan, atau bahkan pembunuhan. Uraian tersebut
merupakan bentuk masaah sosial…
A. blue collar crime
B. White Collar Crime
C.Organized Crime
D.Corporate Crime
E. Kriminalitas

4. Mencuri Kayu Perhutani, Perempuan Paruh Baya bernama Asyani,


perempuan berusia 63 tahun di Situbondo, Jawa Timur, divonis satu tahun
penjara dengan masa percobaan 15 bulan dan denda Rp 500 juta karena
bersalah mencuri kayu jati milik Perhutani. Perempuan yang bekerja
sebagai tukang pijat ini sempat ditahan di Lapas Situbondo selama tiga
bulan sebelum akhirnya lepas setelah Bupati Dadang Wigarto menjadi
penjamin. Di persidangan, Asyani mengaku kayu tersebut bukan curian
dan telah ia simpan sejak lama. Namun, Asyani tidak dapat menunjukkan
surat keterangan asal usul kayu tersebut. Ahli hukum dan mantan hakim
konstitusi yang pernah menjadi saksi untuk Asyani, Ahmad Sodiki, pun
80

meragukan bukti yang digunakan dalam pengadilan. Artikel ini telah


tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus-Kasus Ketidakadilan di
Indonesia". Aertikel tersebut termasuk masalah sosial dalam bentuk…
A. Kemiskinan
B. Kekerasan
C. Ketidak adilan
D. Keesenjangan
E. Korupsi

5. Sejak Covid 19 mewabah ditengah-tengah masyarakat mengakibatkan


korban jiwa seperti banyak kepala keluarga yang meninggal dunia hal ini
berdampak pada menurunnya pendapatan individu atau keluarga sehingga
tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan dasarnya dan serba kekurangan
bahkan ada anak-anak yang putus sekolah karena tidak mampu lagi
membiayai kebutuhan sekolahnya. Kasus tersebut diatas merupakan
kemiskinan yang disebabkan oleh …
A. Angka kematian meningkat
B. Akses Pendidikan yang kurang memadai
C. Virus corona
D. Pendapatan menurun
E. Kurangnya perhatian pemerintah

6. Perhatikan ilustrasi gambar dbawah ini!

Ilustrasi gambar diatas merupakan bentuk kesenjangan sosial yang


berupa…
A. Kesenjangan Sosial ekonomi
B. Kesenjangan Pembangunan
C. Kesenjangan Akses informasi
D. Kesenjangan Kebijakan pemerintah
E. Kesenjangan Budaya

7. Diberitakan dalam detiknews.com (Kamis, 19 November 2009) bahwa


terjadi kasus pencurian yang dilakukan oleh nenenk Minah. Ia mencuri 3
buah kakao di perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA). Ia divonis
1 bulan penjara dengan 3 bulan masa percobaan. Diberitahukan juga dalam
kompas.com (23 April 2015) hakim memvonis satu tahun penjara dan 15
81

bulan masa percobaan kepada nenek Asyani dikarenakan mencuri kayu jati
milik Perum Perhutani. Namun dalam kompas.com pada (Rabu, 30
Desember 2015) Angelina Sondakh anggota DPR dari fraksi partai
demokrat ini divonis 10 tahun penjara ditambah denda Rp. 500 juta
subsider 6 bulan kurungan. Hukum yang ringan bagi koruptor yang
menguras harta negara sebanyak Rp. 12,58 miliar. Informasi diatas
merupakan masalah sosial dalam bentuk …
A. Kejahatan
B. Ketidak adilan
C. Marginalisasi
D. Kordinasi
E. Ketidakadilan hukum

8. Perhatikan contoh kasus dibawah ini!


1) Seseorang intelegensinya rendah akan mudah terpengaruh dan akan
melakukan perilaku menyimpang.
2) Saling meledek antar siswa beda sekolah dan akhirnya dapat
menimbulkan tawuran.
3) Orang yang terkena sakit jiwa memiliki sikap antisosial. Orang yang
jiwanya terganggu dapat melakukan tindakan penyimpangan, walaupun
dibawah kesadarannya seperti melempar batu kepada orang lain.
4) Seorang anak melakukan pemerkosaan akibat dari penyalah gunaan
gedget seperti sering melihat video-video porno
5) Seseorang mencuri HP disalah satu toko karena ingin kelihatan mewah
didepan teman-temannya.
Dari contoh kasus di atas yang menunjukkkan faktor penyebab
kriminalitas yang disebabkan oleh faktor internal adalah …
A. 1), 2) dan 3)
B. 1), 4) dan 5)
C. 1), 3) dan 5)
D. 3), 4) dan 5)
E. 2), 4) dan 5)

9. Program pemerintah yang tepat dalam mengatasi kemiskinan kecuali...


A. Pemerintah agar melibatkan warga miskin dalam program-program
pengentasan kemiskinan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai
pengawasannya.
B. Warga miskin agar mempunyai wadah semacam paguyuban yang dapat
menampung berbagai aspirasi, usul, saran dan kritik.
C. Program pengentasan kemiskinan diharapkan ada tindak lanjutnya,
seperti pelatihan diikuti penampungan tenaga kerjanya atau pemasaran
hasil produknya.
D. Perlu penanganan yang komprehensif, terpadu dalam koordinasi suatu
badan pemerintah sehingga pengentasan kemiskinan benar-benar dapat
dilihat hasilnya, terutama persamaan persepsi dalam pendataan, sehingga
sasarannya tepat.
82

E. Program Raskin dan jaminan kesehatan cukup favorit di sebagian besar


warga miskin, oleh karena bantuannya jelas berupa biaya kesehatan dan
murahnya bahan pokok sehari-hari yangsangat dibutuhkan masyarakat.

10. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi


kesenjangan sosial ekonomi antara lain Program Keluarga Harapan
(PKH), Kartu Keluarga Sehat (KKS), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Evaluasi yang tepat yang berkaitan dengan program pemerintah mengatasi
kesenjangan sosial ekonomi adaah …
A. Program pemeritah telah membantu mengatasi kesulitan hidup
masyarakat
B. Pemerintah seharusnya mempertahankan dan melanjutkan program
tersebut karena banyak manfaatnya
C. Perlunya kerjasama berbagai pihak untuk menyukseskan program
tersebut
D. Program pemerintah tersebut dapat mengatasi kesenjangan sosial
ekonomi namun faktanya terkadang tidak tepat sasaran dan perlu diadaka
pendataan ulang sebab keadaan sosial ekonomi masyarakat sifatnya
berubah-rubah
E. Pemerintah seharusnya memberdayakan warga yang dianggap mampu
untuk mengembangkan kehidupannya menjadi lebih baik

1. Uraikan 4 bentuk-bentuk masalah sosial!


2. Berikan 4 saran anda dalam mengatasi masalah sosial!

Kunci Jawaban
1. E 7.B
2. E 8.D
3. E 9.B
4. C 10.D
5. D
6. A
83

b. Soal Tes Siklus II


1. Pengertian stratifikasi sosial adalah… .
A. perpindahan status sosial
B. pembedaan anggota masyarakat secara horizontal
C. pembedaan anggota masyarakat secara vertikal
D. usaha-usaha yang dilakukan agar warga masyarakat mentaati norma
yang berlaku
E. perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku

2. Di bawah ini bukan kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan


anggota masyarakat ke dalam lapisan sosial yaitu ... .
A. kekayaan
B. kekuasaan
C. kehormatan
D. jenis kelamin
E. ilmu pengetahuan

3. Dibawah ini bukan merupakan ciri-ciri stratifikasi sosial yang bersifat


terbuka adalah...
A. setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berpindah ke
lapisan yang lebih tinggi
B. memberi rangsangan kepada anggota masyarakat untuk berusaha lebih
giat agar dapat mencapai kehidupan yang lebih baik
C. status sosial diperoleh karena warisan dari orang tua
D. bagi yang kurang beruntung ada kemungkinan turun ke lapisan yang
lebih rendah
E. individu mempunyai kesempatan mengadakan mobilitas vertikal

4. Urutan kasta dalam masyarakat Hindu dimulai dari kasta terendah yang
benar adalah ….
A. waisya, sudra, ksatria, brahmana
B. sudra, waisya, ksatria, brahmana
C. waisya, ksatria, brahmana, sudra
D. brahmana, ksatria, waisya, sudra
E. ksatria, brahmana, sudra, waisya

5. Seseorang yang memiliki kedudukan tinggi di perusahaan dalam


stratifikasi sosial berarti...
A. memiliki posisi atas
B. memiliki posisi menengah
C. memiliki posisi bawah
D. tidak menduduki posisi apapun
E. mempunyai posisi atas, menengah, dan bawah
84

6. Dilihat dari sifatnya, stratifikasi terbagi menjadi … .


A. terbuka, tertutup, dan utama
B. terbuka dan tertutup
C. terbuka, campuran dan utama
D. terbuka, tertutup dan campuran
E. terbuka dan utama

7. Fungsi stratifikasi sosial sebagai pemersatu adalah … .


A. dapat mengkoordinasikan unit-unit yang ada dalam struktur social
B. meningkatkan hubungan antar individu yang ada si lingkungannya
C. memudahkan dalam mendistribusikan tugas-tugas
D. memudahkan cara menguasai anggota kelompok
E. memudahkan cara menentukan peringkat peran anggota

8. Stratifikasi sosial pada masyarakat yang menganut sistem kasta bersifat


….
A. bebas
B. terbuka
C. tertutup
D. campuran
E. utama

9. Rahmat merupakan anak dari keluarga yang tidak mampu, tetapi berkat
kegigihan dia menjadi penjual ban bekas kini ia menjadi seorang
pengusaha besar. Hal tersebut merupakan stratifikasi sosial yang
bersifat… .
A. campuran
B. demokratis
C. tertutup
D. terbuka
E. modern

10. Pak Tigor memiliki status sosial tinggi dalam masyarakat karena ia
merupakan seorang Guru di SMA. Hal ini menunjukkan pelapisan social
yang terjadi karena …
A. pendidikan
B. kekayaan
C. keturunan
D. politik
E. jenis kelamin

11. Suatu perpindahan kedudukan atau posisi dari lapisan yang satu ke
lapisan yang lain disebut ... .
A. mobilitas sosial
85

B. mobilias individu
C. interaksi
D. integrasi
E. stratifikasi sosial

12. Faktor pendorong seseorang melakukan mobilitas sosial yang


berkaitan dengan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan hidupnya
adalah ... .
A. status sosial
B. kemiskinan
C. keadaan alam
D. keadaan fisik
E. kependudukan

13. Kemajemukan sosial dalam masyarakat didasarkan pada ... .


A. ras dan agama
B. ras dan pendidikan
C. kekayaan dan etnis
D. kekuasaan dan klen
E. kekuasaan dan pekerjaan

14. Kemajemukan masyarakat Indonesia berdasarkan agama ditandai


dengan ... .
A. kebebasan melakukan penyebaran agama
B. bebas berpindah agama sesuai dengan keinginannya
C. kebiasaan seseorang dalam melakukan ibadah
D. diakuinya keberadaan agama beserta pemeluknya
E. kesiapan seseorang dalam melaksanakan ajaran agamanya

15. Masyarakat kota bersifat heterogen, ada yang berasal dari Kalimantan,
Jawa, Ambon, Papua, dan lain-lain. Deferensiasi semacam ini didasarkan
pada … .
A. ras.
B. Profesi
C. kelas sosial
D. suku
E. status sosial

16. Dibawah ini adalah contoh mobilitas horizontal yaitu … .


A. pengunduran diri seorang menteri
B. pengangkatan gubernur menjadi menteri
C. selain berdagang sayur Roni juga berdagang buah
D. seorang bintang iklan beralih profesi menjadi seorang bintang film
E. Indonesia bekerjasama dengan Jepang dalam bidang perdagangan
86

17. Suatu golongan manusia yang terikat oleh asal usul, kesadaran dan
identitas atas kesatuan kebudayaan disebut juga dengan ... .
A. ras
B. suku
C. agama
D. kelompok
E. kebudayaan

18. Perhatikan ciri-ciri berikut ini :


1. Mata sipit
2. Bibir Tebal
3. Rambut lurus
4. Hidung mancung
5. Kulit kuning
Manakah dari ciri-ciri tersebut yang merupakan ciri ras mongoloid...
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 1, 3, dan 5
D. 2, 3, dan 4
E. 2, 3, dan 5

19. Sikap yang tepat dan perlu dilakukan pada masyarakat yang majemuk
berkaitan dengan agama/kepercayaan agar terhindar dari konflik horisontal
adalah...
A. Demokratis
B. Koordinasi
C. Kerjasama
D. Kompromis
E. Toleransi

20. Bangsa Indonesia dalam kemajemukannya dapat bersatu menjadi


Negara besar karena ... .
A. Memiliki ciri fisik yang sama
B. Memiliki agama dan kebudayaan yang sama
C. Memiliki persamaan nasib dan perjuangan yang sama
D. Setiap suku bangsa memiliki wilayah yang sangat luas
E. Setiap warga dapat menyesuaikan diri dengan adatnya

21. Rambut Kriting, kulit hitam, bibir tebal, kelopak mata lurus merupakan
ciri ras ... .
A. mongoloid
B. negroid
C. kaukasoid
D. australoid
E. veddoid
87

22. Dilihat dari sifatnya, stratifikasi sosial terbagi menjadi … .


A. terbuka, dan tertutup
B. terbuka, menetap dan tertutup
C. terbuka, campuran dan utama
D. terbuka, tertutup dan campuran
E. terbuka dan utama

23. Terwujudnya masyarakat multikultural dapat terwujud apabila ... .


A. ada campurtangan pemerintah dalam mengatur suatu daerah
B. setiap warga selalu mengadakan hiburan di daerahnya
C. warganya dapat hidup berdampingan, toleransi dan saling menghargai
D. masyarakatnya bersikap apatis dan tidak peduli
E. warganya hidup dalam kekuasaan pemimpin desa

24. Seorang bangsawan meninggalkan lingkungan masyarakat asalnya.


Kini ia hidup di lingkungan masyarakat lain dan diperlakukan sesuai
dengan kedudukannya sekarang. Hal tersebut merupakan stratifikasi sosial
yang bersifat ... .
A. campuran
B. demokratis
C. tertutup
D. terbuka
E. moderen

25. Ucok adalah seorang anak petani. Namun karena kegigihan dan
keuletannya, ia berhasil menjadi seorang pengusaha mebel yang sukses.
Kemampuan ucok untuk meningkatkan status sosialnya hanya mungkin
terjadi pada sistem pelapisan sosial … .
A. tertutup
B. terbuka
C. campuran
D. utama
E. murni
Kunci jawaban
1. C 11. A 21. B
2. D 12. B 22. D
3. C 13. A 23. C
4. B 14. D 24. A
5. A 15. D 25. B
6. D 16. D
7. A 17. B
8. C 18. C
9. D 19. E
10. A 20. C
Lampiran 6: Pensekoran Dan Rubik Penilaian
88

1. Pensekoran
Siklus Jenis soal Nomor soal Bobot soal
I Pilihan ganda 1-10 5
Essay 1-2 25
II Pilihan ganda 1-25 4

Skor maksimal pilihan ganda = 10 x 5= 50


Skor maksimal essay = 2x25= 50
Skor maksimal pilihan ganda essay= 100

2. Rubuk penilaian (pengetahuan/pemahaman)


Kriteria Skor
Jika siswa mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan 21-25
kajian teori pada buku pembelajaran
Jika siswa mampu menjawab dengan jelas/mendekati kajian 16-20
teori pada buku pembelajaran
Jika siswa mampu menjawab tidak terlalu jelas/tepat dengan 11-15
kajian teori pada buku pembelajaran
Jika siswa menjawab tidak sesuai dengan kajian teori pada buku 6-10
pembelajaran
Jika siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan 0

Lampiran 7: Nilai Tes Belajar Siklus I dan II


89

NILAI
NO. NAMA
SIKLUS I SIKLUS II
1. ABDURROSYID PUTRA 80 85
2. ADLINA AFRINA 85 85
3. AIMAM MAHARDIKA 60 80
4. ARDI ZULFANDI 75 85
5. BAIQ DEWI SAKBANI 90 95
6. BAIQ SUCIANI 75 80
7. DONI HIDAYAT 65 75
8. LALU HERKY DANUARDI 75 85
l9. M.KHOLIDI 50 75
10. M.RISPI 60 80
11. M.ZAINUL HADI 75 80
12. MUHAMMAD NURHIDAYAT 75 75
13. NIA REMBULAN 80 80
14. NIKMAH - 70
15. OGIK GANI ISBANI 75 75
16. RIZKI ADI PUTRA - 65
17. SEPTIAN RISKY RAMDAN 75 75
18. SITI DANIA NAYLA IMELDA R 85 90
19. SONY BAGASTA YUANDI 80 85
20. SOPIA RAMADANI 75 85
21. SUPARDI 85 80
22. BAIQ HANIZA PEBRIANA 80 90

Lampiran 8: Media Pembelajaran


90

1. Aplikasi Youtube

2. Aplikasi Quizziz

Lampiran 8: Dokumentasi
91

Observasi
Diskusi awal dengan guru

Kegiatan Pembelajaran:

Pendahul Orientasi
uan
Motivasi
Apresiasi
Pemberian
acuan

Penyajian Mengamati
(inti)

Menanya
92

Belajar
kelompok

Identifikasi

Contructivism

Reflection

Authentic
assessemen
93

penutup

Anda mungkin juga menyukai