Salah satu faktor kemajuan suatu bangsa adalah melalui pendidikan. Pendidikan dalam
suatu negara menjadi sarana untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul. Undang-
undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dalam pasal 1 dinyatakan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya.
Proses pendidikan yang utama adalah pembelajaran di sekolah. Mata pelajaran di sekolah
membantu siswa untuk memahami konsep ilmu pengetahuan yang salah satunya adalah IPA.
Menurut Susanto (2013 :167) sains atau IPA adalah usaha sadar manusia memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran, serta menggunakan prosedur dan dijelaskan
dengan penalaran sehingga mendapat kesimpulan.
Namun pada umumnya pembelajaran IPA di sekolah dasar masih dianggap kurang
maksimal jika ditinjau dari cara mengajar guru. Guru belum menggunakan model yang tepat
untuk mata pelajaran IPA. Sebagian besar guru masih menggunakan model pembelajaran
yang belum memberikan pengalaman langsung dan cara-cara ilmiah dalam mempelajari
materi IPA pada siswa. Misalnya, guru hanya menggunakan model konvensional seperti
ceramah
Hasil observasi di kelas 5 SD Negeri Bugel 01 pada saat pembelajaran IPA menunjukkan
bahwa model yang digunakan guru adalah ceramah, tanya jawab dan tugas kelompok. Siswa
terlihat kurang tertarik dengan materi pelajaran IPA, siswa juga kurang aktif dalam
pembelajaran.. Guru belum menciptakan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
langsung dan cara-cara ilmiah dalam mempelajari materi IPA. Sedangkan pembelajaran IPA
seharusnya melibatkan siswa secara aktif dengan melakukan penyelidikan atau penemuan
dengan cara-cara ilmiah sehingga siswa dapat memahami materi de ngan baik serta mampu
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil dokumentasi awal menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran IPA masih
rendah karena belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni 75. Dari jumlah
siswa sebanyak 17 masih ditemukan 11 (64,8%) siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.
Data hasil belajar disajikan dalam table 1.1.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Puji Nuryati selaku guru kelas V SD Negeri
Bugel 01 Salatiga, selama ini beliau menggunakan model pembelajaran ceramah dan tanya
jawab.. Namun guru masih menemui kendala yaitu ketika pembelajaran siswa terlihat kurang
tertarik dengan materi pelajaran dan sebagian besar siswa pasif untuk bertanya atau
mengeluarkan pendapat. Penilaian terhadap siswa dilakukan selama dan setelah proses
pembelajaran. Namun hasil belajar siswa belum memuaskan, ada beberapa siswa yang belum
tuntas KKM sehingga masih perlu bimbingan.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V
semester II SD Negeri Bugel 01 tahun ajaran 2015/2016?”
4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group pada siswa kelas V semester
II SD Negeri Bugel 01 tahun ajaran 2015/2016
5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
Adapun manfaat tersebut yaitu:
Manfaat teroritis