PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masih rendah, dengan rerata skor ketuntasan belajar siswa pada tes formatif sistem
peredaran darah pada manusia yaitu 75.97 dan daya serap klasikal 66.67 %. Di
SMP Darul Ulum Agung Malang seorang siswa disebut tuntas belajar jika telah
belajar siswa observasi awal juga rendah dengan rata-rata persentase 55.23%.
apa yang dijelaskan guru, siswa masih takut untuk mengemukakan pendapat, dan
menjawab ketika guru bertanya saja, padahal inti dari belajar adalah proses
dilakukan, hasil kegiatan diskusi yang dilakukan masih kurang optimal, guru
kurang dalam membimbing siswa ketika diskusi dan masih banyak siswa yang
tidak melakukan diskusi, hanya sebagian kecil yang mengerjakan tugas dan yang
lain berbicara sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa keaktifan diskusi dan
rendah. Berdasarkan kondisi yang ada, jika tidak segera diatasi siswa akan merasa
bosan dan putus asa dalam belajar biologi. Hal tersebut akan berpengaruh pada
mengajar. Aktif tidaknya siswa di kelas sangat ditentukan oleh ada tidaknya
motivasi siswa dalam belajar. Motivasi siswa berkaitan erat dengan prestasi
belajar yang diperoleh siswa. Keberadaan guru sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar di kelas perlu memperhatikan semangat siswa. Siswa akan giat belajar
pihak terutama oleh para pemerhati pendidikan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat
salah satunya dari rendahnya rata-rata nilai hasil Ujian Akhir Nasional (UAN),
dan hasil survei The Political and Economic Risk Conssultancy (PERC)
dari 12 negara. Selain itu, fakta menunjukkan bahwa hasil pendidikan kita belum
38 dari 39 negara yang disurvei. Sementara itu, Third Matemathics and Science
bahwa kemampuan IPA siswa SMP kita berada di urutan ke 32 dari 38 negara
bangsa untuk menciptakan anak bangsa yang cerdas, damai, terbuka dan
demokratis (Nurhadi, dkk. 2004). Pendidikan menurut UU Sisdiknas (2003)
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
bangsa dan negara. Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pedoman
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan, direncanakan
dan diatur dalam satu perangkat, yaitu kurikulum (UU Sisdiknas, 2003).
Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus. Melalui Kurikulum 2013 ini banyak kelebihan yang
diperoleh, salah satunya mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak
meningkatkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya prestasi belajar siswa
sertifikasi guru.
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari tiga sampai empat orang siswa. Hal ini
dimaksudkan agar interaksi siswa menjadi maksimal dan efektif (Rahayu, 1998).
JIGSAW, GI, TGT (Slavin, 1997). Dari keempat model pembelajaran kooperatif
pembelajarannya tidak terlalu formal dengan kata lain belajar sambil bermain
terdapat dua komponen utama, yaitu tim atau kelompok dan pertandingan. Proses
tidak monoton.
siswa yang rendah prestasi belajarnya. Karena siswa akan lebih banyak belajar
dari satu teman ke teman yang lain dari pada bersama guru. Menurut Azizah
menjadikan siswa belajar lebih aktif dan siswa memperoleh prestasi yang lebih
dibanding pembelajaran metode yang lain. Mereka saling bekerja sama dan
sehingga siswa belajar lebih antusias. Hal ini juga sesuai dengan penelitian
Hidayati (2005) yang menyatakan bahwa motivasi belajar siswa akan mengalami
motivasi belajar maka semakin baik pula prestasi belajar yang akan dicapai.
B. Rumusan Masalah
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Darul Ulum Agung Malang?
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMP Darul Ulum Agung Malang?
C. Tujuan Penelitian
dikemukakan adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa SMP Darul Ulum Agung
Tournaments).
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa SMP Darul Ulum Agung
Tournaments).
D. Hipotesis Penelitian
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Darul Ulum Agung Malang.
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMP Darul Ulum Agung Malang.
E. Manfaat Penelitian
F. Asumsi Penelitian
Tournaments) diisi dan dijawab dengan benar dan jujur oleh setiap siswa.
2. Peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran dapat bertindak sebagai
G. Keterbatasan Penelitian
peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa di SMP kelas 9 Darul Ulum
Pernapasan”.
H. Definisi Operasional
kelas, kerja kelompok dan turnamen. Tahap penyajian kelas diawali dengan
penyajian materi oleh guru secara garis besar yang akan dipelajari lebih lanjut
dalam tahap kerja kelompok. Pada saat kerja kelompok siswa diharuskan untuk
anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk
3. Prestasi belajar adalah skor dari tes formatif yang diberikan pada akhir
siklus.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sudah menjadi kewajiban siswa untuk belajar dan terus belajar sepanjang
yang kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki
stimulus yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh
belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi
lebih baik. Sebaliknya orang yang tidak belajar, maka responnya akan menurun.
langkah, antara lain menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri,
oleh Richardson (1957) dalam Susanto (1999) dapat dijelaskan secara ringkas
bahwa biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri sains. Bisa
dikatakan pula pembelajaran biologi adalah semua aktivitas belajar biologi yang
tingkat keberhasilannya dinilai dari motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa
baik hasil akhir maupun proses yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh
hasil akhir tersebut yang mencakup kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif.
Menurut Slavin (1997), jika siswa ingin menjadi tim yang sukses, mereka
akan mendorong teman kelompok mereka, agar berhasil dan akan saling
dapat memotivasi siswa dalam segala situasi untuk bekerja sama dalam satu
kelompok dan itu tidak hanya sekedar persaingan individu melainkan juga saling
membantu temannya.
kelompok dengan cara mereka sendiri. Siswa yang bekerja dalam kelompok
mungkin akan menunjukkan hasil yang rendah karena hanya beberapa siswa saja
yang bekerja keras dalam menyelesaikan materi tugas sedangkan siswa yang lain
bersifat pasif. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengatur siswa ke dalam
prestasi belajarnya. Karena siswa akan lebih banyak belajar dari satu teman ke
sama dengan STAD hanya saja ada turnamen pengganti kuis. Dalam TGT (Teams
Game Tournaments) terdiri dari lima komponen utama yaitu penyajian kelas,
(Teams Game Tournaments) mampu menjadikan siswa belajar lebih aktif dan
siswa memperoleh prestasi yang lebih dibanding pembelajaran metode yang lain.
Mereka saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk membuat kelompoknya
menjadi kelompok terbaik, sehingga siswa belajar lebih antusias. Hal ini juga
mudah untuk diterapkan karena tidak memerlukan ruangan dan peralatan khusus.
kelompok dan kerjasama dalam kelompok. TGT seperti halnya STAD dalam
setiap hal, namun perbedaanya dalam sistem penskoran individu. TGT
1. Presentasi Kelas
kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang
disampaikan guru, karena ini akan membantu mereka bekerja lebih baik pada saat
kerja kelompok dan pada saat game, karena skor game akan menentukan skor
kelompok.
2. Team
Kelompok dibentuk dari 4-5 siswa yang mewakili bagian campuran dari
kelas pada waktu pertandingan akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik.
Fungsi utama kelompok adalah untuk lebih memahami materi bersama teman
3. Games
menguji pengetahuan siswa yang diperoleh dari presentasi kelas dan diskusi
kelompok. Games dimainkan pada meja yang terdiri dari tiga sampai empat orang
dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang
menjawab benar pertanyaan itu akan akan mendapatkan skor. Skor ini nantinya
4. Tournaments
pada akhir minggu atau pada tiap unit, setelah guru melakukan penyajian materi
dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Pada saat turnamen guru
artinya dalam satu meja turnamen terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan
5. Penghargaan Kelompok
mereka memenuhi kriteria yang ditentukan. Skor kelompok siswa juga bisa
selain memiliki kesempatan untuk membaca soal dan menjawab soal juga
memiliki kesempatan untuk menulis skor pada lembar skor turnamen yang telah
disediakan oleh guru. Penentuan skor dalam pelaksanaan lomba telah ditetapkan
oleh guru.
Gambaran dari pembagian siswa dalam meja turnamen dapat dilihat dalam
Kelompok A Kelompok B
Kelompok C Kelompok D
1. Kelompok A terdiri empat siswa yaitu A1, A2, A3, A4, kelompok B terdiri
dari 4 siswa yaitu B1, B2, B3, B4, kelompok C terdiri dari 4 siswa yaitu
C1, C2, C3, C4 sedangkan kelompok D terdiri dari 4 siswa yaitu D1, D2,
sedang 1 semuanya.
sedang 2 semuanya.
5. A4, B4, C4, D4 saling dipertandingkan di meja 4 karena ketiganya
rendah semuanya.
yaitu pra kegiatan dan detil kegiatan pembelajaran (Kahfi,2003b:8). Pra kegiatan
1.a Materi
rupa untuk pembelajaran secara berkelompok. Oleh karena itu, sebelum penyajian
materi maka guru harus mempersiapkan terlebih dahulu Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) yang akan dipelajari saat belajar kelompok, dan lembar jawaban dari LKS
tersebut dibagi menjadi 4 bagian yaitu kelompok tinggi, sedang 1, sedang 2, dan
1) Pembukaan
Guru memberitahu apa yang akan dipelajari, mengapa itu penting untuk di
prasyarat secara singkat. Dan membagi siswa ke dalam kelompok asal, tentunya
2) Pengembangan
aktif dengan mengunakan alat bantu atau manipulasi lain, sering menilai
3) Latihan Terbimbing
secara acak, dengan tidak memberikan tugas kelas yang memerlukan waktu
panjang.
2.b Belajar Kelompok
lembar jawab masing-masing dua rangkap. Fungsi utama belajar kelompok adalah
turnamen. Jadi dalam belajar kelompok siswa yang kesulitan dalam belajarnya
akan dibantu oleh anggota kelompok yang lebih paham sehingga setiap anggota
kelompok.
2.c Turnamen/pertandingan
Setelah satu atau dua kegiatan belajar kelompok dilakukan turnamen. Guru
membentuk kelompok yang terdiri dari 3-4 orang yang mempunyai kemampuan
akan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok setelah anggota kelompok asal
berpindah pada meja turnamen. Poin diberikan kepada peserta turnamen yang
menjawab paling cepat dan benar. Setiap anggota kelompok diharapkan berusaha
pada kelompok.
mengocok tadi harus membacakan pada anggota lainnya dalam satu meja.
3. Jika soal satu telah selesai dikerjakan oleh salah satu anggota dalam meja
lembar jawaban yang ada pada guru, jika benar maka akan mendapat skor.
disediakan.
5. Bagi meja yang telah menyelesaikan soal pertama segera lanjutkan ke soal
mempunyai rata-rata tertinggi adalah juara 1, sedangkan juara 2 dan 3 adalah yang
mempunyai rata-rata yang ada di bawahnya. Jika pada saat penghitungan ada
diberikan bagi kelompok yang mendapat juara 1, 2 dan 3 bisa berupa sertifikat,
yaitu struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Pada metode TGT,
sederhana) dan tujuan sosial (kerjasama dan kelompok), struktur tugas (siswa
berikut:
adalah
tidak dapat tercapai secara maksimal, membutuhkan sarana dan prasarana yang
posisi tempat duduknya, baik posisi duduk waktu diskusi maupun posisi duduk
untuk turnamen), siswa menjadi terbiasa belajar dengan pemberian hadiah, dan
diperlukan untuk turnamen dibuat sesingkat mungkin dan lebih menekankan pada
kecepatan menjawab.
2. Keuntungan pembelajaran kooperatif TGT (Teams Game Tournaments) adalah
siswa menjadi bersemangat dalam belajar, keterlibatan siswa dalam belajar tinggi
oleh guru secara berkelompok, pengetahuan yang diperoleh dari siswa bukan
hanya dari guru saja tapi siswa dalam satu kelas dan menumbuhkan sikap positif
dalam diri siswa seperti kerjasama, toleransi serta dapat menerima pendapat oarng
lain.
menunaikkan kewajibannya.
dalam hal belajar, motivasi juga memegang peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan lebih bersemangat dalam
perilaku dalam waktu tertentu. Motivasi belajar dapat diartikan sebagai sesuatu
yang mendorong siswa untuk studi melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar
ini merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kelangsungan kegiatan belajar
Menurut Sardiman (1990: 89-90) jenis motivasi ada dua yaitu motivasi
yang menyebabkan adanya dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan
memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang terdidik dan
berpengetahuan. Salah satu jalan menuju tujuan tersebut dengan cara belajar. Jadi
motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan-tujuan tertentu.
pendidikan penerapannya bersamaan. Pelajar harus diberi pujian, nilai yang baik
dan rasa keberhasilan tes hasil belajarnya sehingga ia lebih tertarik oleh pelajaran.
bagi siswa dan guru. Fungsi motivasi bagi siswa antara lain: a) Menyadarkan
kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir, b) Mengarahkan kegiatan
perjalanan belajar dan kemudian bekerja. Sedangkan manfaat motivasi bagi guru
belajar. Motivasi akan mempengaruhi kegiatan belajar akan tetapi motivasi juga
dipengaruhi oleh tujuan. Apabila tujuan yang dicapai makin tinggi, maka
motivasinya juga semakin besar sehingga makin kuat kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan.
adalah untuk mengetahui kemajuan belajar siswa dan keberhasilan mengajar guru,
penilaian prestasi belajar adalah untuk memperoleh umpan balik setelah siswa
dilaksanakan.
Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses
yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian atau penentuan sikap,
mana bahan yang dipelajari itu dipahami atau dikuasai siswa. Tes hasil belajar
adalah salah satu alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan
Sutrisnawati, 2006). Bagi guru hasil belajar dikelas sangatlah berguna untuk
melakukan perbaikan tindak mengajar dan evaluasi sedangkan bagi siswa sendiri
Prestasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa yang lain tidaklah
sama. Perbedaan prestasi belajar ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut
perasaan kondisi akibat keadaan sosial, kultural dan ekonomi) dan fisiologi
(kesehatan jasmani)
disiplin sekolah, fasilitas belajar dan pengelompokkan siswa) dan sosial (sistem
Menurut BNSP (2006) dijelaskan bahwa salah satu materi untuk siswa
kelas 9 semester genap adalah sitem pernapasan. Berikut ini akan dijelaskan
secara singkat mengenai materi dari sitem pernapasan untuk siswa kelas 9
dalam manusia atau proses pengambilan oksigen untuk oksidasi dan pengeluaran
Ada dua macam repirasi antara lain: 1) respirasi eksterna: petukaran gas
Menurut Tenzer, Amy (2003) sistem pernapasan mamalia terdiri dari bagian
saluran udara dan bagian pernapasan. Bagian saluran udara terdiri dari: rongga
bagian pernapasan terdiri dari: bronkhioli respiratori, dukti alveoli, dan alveoli.
Fungsi dari bagian-bagian hidung yaitu rongga hidung sebagai tempat keluar
selaput lendir untuk melembabkan udara. Rongga hidung dipisahkan oleh suatu
saluran pernafasan. Dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu daerah hidung (naso-
menutupi glotis waktu menelan makanan, agar makanan tidak masuk ke sistem
pernapasan.
Trakhea diperkuat dengan cincin tulang rawan hialin dan fibrosa. Bagian
dorsal cincin tulang rawan (yang berbatasan dengan esofagus) tidak menutup.
Secara histologis, dinding trakhea dapat dibedakan menjadi tunika mukosa, tunika
muskularis dan tunika adventitia. Tunika mukosa terdiri dari epitel silindris,
berlapis banyak, palsu bersilia, diantaranya terdapat sel goblet, lamina propria
yang mengandung banyak serabut elastis dan kelenjar lendir. Tunika muskularis
diganti oleh keping-keping tulang rawan. Otot polos muskularis mukosa tersusun
yang ke arah kiri lebih mendatar dari pada cabang ke arah kanan.
membentuk saluran (dukti alveoli). Pada bronkhiolus terdapat alveolus yang tipis
dan lembab. Pada bagian alveolus inilah pertukaran O 2 dari udara bebas ke sel-sel
aktif pada proses pernapasan, pernapasan pada manusia dibedakan menjadi dua
yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pada pernapasan dada, otot yang
berperan aktif adalah otot antar tulang rusuk. Bila otot antar tulang rusuk
volume rongga dada membesar, hal ini akan mendorong paru-paru mengembang
sehingga tekanan udara lebih kecil dari pada tekanan udara diluar, akibatnya udara
dari luar masuk kedalam, peristiwa ini disebut inspirasi. Bila otot antar tulang
(mengecil) sehingga tekanan udara lebih besar dari pada tekanan udara diluar,
Pernapasan perut, otot yang berperan aktif adalah otot diafragma. Bila otot
diafragma (sekat rongga badan yang memisahkan rongga perut dan rongga dada)
berkontraksi, posisinya akan mendatar hal ini menyebabkan volume rongga dada
membesar dan paru-paru mengembang, sehingga tekanan udara lebih kecil dari
pada tekanan udara diluar, akibatnya udara dari luar masuk kedalam, peristiwa ini
disebut inspirasi. Sedangkan bila otot diafragma relaksasi maka volume rongga
dada mengecil dan paru-paru mengkerut (mengecil) sehingga tekanan udara lebih
besar dari pada tekanan udara diluar, akibatnya udara dari dalam keluar, peristiwa
menuju jaringan tubuh. Lebih kurang 97% yang masuk dalam darah diangkut oleh
Hb dalam bentuk oksihemoglobin selanjutnya 2-3% akan larut dan diangkut oleh
plasma darah. Hemoglobin dapat mengikat dan melepas oksigen dalam reaksi
Difusi CO2 dari jaringan ke aliran darah dan alveolus dilakukan melalui tiga
cara yaitu, pertama: berikatan dengan H2O membentuk H2CO3 (asam karbonat),
yang terurai lagi menjadi H+ dan HCO3- , reaksi ini dibantu oleh enzim karbonat
Dijelaskan pula kelainan pada sistem respirasi antara lain rhenitis allergica
(radang pada selaput hidung karena alergi debu, bulu, dll), sinusitis (radang pada
pertukaran gas secara langsung lewat permukaan tubuh secara difusi. Pada
serangga, belalang bernafas dengan trakhea dan sistem ini dihubungkan dengan
udara luar melalui lubang spirakel. Sedangkan ikan bernapas dengan insang
(branchia/gill). Insang terdiri dari rigi-rigi dan filamen/lembaran insang serta
Mekanisme pernapas pada ikan ada 2 yaitu inspirasi dan ekspirasi. Pada
mekanisme inspirasi, pengambilan udara dari air ke dalam insang terjadi saat
rongga mulut membesar yang disebabkan oleh gerakan ke arah samping dari tutup
insang, tetapi celah insang masih tertutup oleh selaput insang. Karena tekanan
dalam rongga mulut lebih kecil dari tekanan udara luar maka begitu celah mulut
yaitu setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut tertutup. Kemudian
tutup insang kembali ke kedudukan semula dan diikuti dengan gerakan selaput ke
samping sehingga selah insang terbuka dan air segera ke luar melalui celah insang
tersebut. Keluarnya air melalui celah insang celah-celah insang akan menyentuh
CO2 ke air tetapi mengikat O2 dari air. Jadi pertukaran gas pada ikan terjadi pada
saat ekspirasi.
dada mengecil, paru-paru terdesak, tekanan udara paru-paru besar sehingga udara
keluar.
inspirasi, pada waktu sayap diangkat, kantong udara antar korakoid terjepit, tetapi
kantong udara di ketiak mengembang sehingga terjadi inspirasi, 2) fase ekspirasi,
Katak (Rana sp) bernapas dengan insang (saat berudu) dan paru-paru (saat
dewasa). Peristiwa pernapasan pada katak meliputi fase inspirasi dan fase
ekspirasi. Fase inspirasi pada Katak adalah celah tekak dan mulut dalam keadaan
melalui koane. Selanjutnya khoane tertutup oleh suatu kelep, otot rahang bawah
dan otot genio hioideus berkontraksi, sehingga rongga mulut mengecil, lalu udara
ekspirasi pada Katak adalah otot rahang bawah mengendur, otot sterno hioideus
dan otot perut berkontraksi, akibatnya udara di dalam paru-paru tertekan keluar
dan masuk ke rongga mulut. Selanjutnya otot rahang bawah berkontraksi diikuti
otot genio hioideus sehingga rongga mulut mengecil lalu udara keluar dari rongga
METODE PENELITIAN
kualitatif dan jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2006:3). Dalam penelitian akan
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei s/d Juni 2008 dan lokasi
penelitian di SMP Darul Ulum Agung Malang. Penelitian terdiri dari 2 siklus
(satu siklusnya dua kali tatap muka) dan waktu penelitiannya pada hari Kamis
tanggal 15 Mei 2018 dan 29 Mei 2018 untuk siklus I, sedangkan hari Kamis
tanggal 5 Juni 2008 dan hari Selasa tanggal 17 Juni 2008 untuk siklus II.
C. Sasaran Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas 9 di SMP Darul Ulum Agung Malang
data dan pelapor hasil penelitian (Moleong, 2004:186). Selain itu peneliti juga
berperan sebagai penyusun bahan ajar (lembar kegiatan), pelaksana tindakan dan
pelaksana wawancara.
observer dan dibantu oleh 4 observer mahasiswa yang ikut mencatat tingkah laku
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah sehingga lebih mudah diolah
motivasi (untuk mengetahui hasil evaluasi diri siswa), lembar wawancara, catatan
sebagai berikut.
E.1 Data utama motivasi didapat dari lembar observasi dan data tersebut diperoleh
melalui observasi dengan bantuan 5 observer yaitu 1 guru biologi kelas 9 dan
diperoleh melalui angket siswa dan data tersebut merupakan data penunjang.
E.2 Data prestasi belajar siswa didapat dari skor tes formatif disetiap akhir siklus
tindakan.
E.3 Untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam lembar observasi,
E.4 Dokumentasi merupakan hasil rekaman kegiatan guru dan siswa dalam bentuk
Tabel 3.1.
F.1 Analisis untuk aspek motivasi dari lembar observasi dan hasil evaluasi diri.
Tabel 3.2.
hasil motivasi pada siklus itu dengan motivasi awal atau sebelumnya (peningkatan
motivasi pada siklus I dibandingkan dengan motivasi awal atau sebelum tindakan
F.2 Prestasi hasil siklus I, II dan observasi awal dianalisis untuk mengetahui
ketuntasan belajar siswa dan daya serap klasikal. Caranya dengan menganalisis
mengetahui daya serap siswa dimana seorang siswa disebut tuntas belajar jika
hasil prestasi pada siklus itu dengan prestasi awal atau sebelumnya (peningkatan
prestasi pada siklus I dibandingkan dengan prestasi awal atau sebelum tindakan
dan prasarana dan kondisi siswa serta mengamati permasalahan yang sering
dan guru.
siswa masih rendah, hal ini dapat dilihat dari rerata skor ketuntasan belajar siswa
pada tes formatif sistem peredaran darah pada manusia yaitu 75.97 dan daya serap
klasikal 66.67 %. Disekolah tersebut seorang siswa disebut tuntas belajar jika
yang seperti ini membuat proses pembelajaran menjadi pasif karena siswa hanya
mendengarkan apa yang dijelaskan guru, siswa masih takut untuk mengemukakan
pendapat, dan menjawab ketika guru bertanya saja, padahal inti dari belajar adalah
proses pencarian dan pemahaman. Disamping itu, kegiatan diskusi di kelas masih
jarang untuk dilakukan, meskipun sudah dilakukan tetapi kegiatan dalam diskusi
masih kurang optimal, guru kurang dalam membimbing siswa ketika diskusi dan
masih banyak siswa yang tidak melakukan diskusi, hanya sebagian kecil yang
Arikunto, dkk (2006: 16) Model penelitian tindakan, secara garis besar terdapat
SIKLUS I
Refleksi
Awal
SIKLUS II
Siklus I
1. Rencana Tindakan I, guru menyiapkan lembar observasi untuk motivasi
kelompok, menyiapakan RPP, membuat LKS, serta membuat soal turnamen dan
tes formatif.
2. Pelaksanaan Tindakan I
materi dengan metode kooperatif model TGT dilaksanakan dalam waktu 160
menit. Materi yang diajarkan dalam siklus I adalah struktur, fungsi serta proses
5 orang observer yang akan mengamati peristiwa yang ditemui selama penelitian
sesuai dengan lembar observasi kegiatan siswa. Temuan dari hasil penelitian akan
menjelaskan materi tentang struktur, fungsi serta proses pernapasan pada manusia
fungsi serta proses pernapasan pada manusia. Siswa diminta diskusi dengan
kelompok yang sudah dibentuk. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang
mengambil kertas undian yang di dalamnya terdapat angka. Siswa yang mendapat
mereka pada lembar skor turnamen. Kebenaran jawaban akan diperiksa dengan
selanjutnya, akan tetapi jika soal yang pertama dalam satu kelompok sama maka
yang berhak membaca adalah siswa yang searah jarum jam. Dan guru
diobservasi adalah aktivitas belajar siswa dan keadaan kelas selama pembelajaran
berlangsung.
4. Refleksi I
Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan I, maka data tersebut diolah
dan dianalisis. Sebagai tindakan yang sudah baik akan tetap dipertahankan,
Siklus II
kelompok, menyiapakan RPP, membuat LKS, serta membuat soal turnamen dan
tes formatif.
2. Pelaksanaan Tindakan II
kelompok sesuai dengan jumlah skor yang mereka dapatkan. Siklus II terdiri dari
kooperatif model TGT dilaksanakan dalam waktu 160 menit. Materi yang
diajarkan dalam siklus II adalah struktur, fungsi serta proses pernapasan pada
hewan serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan manusia
observer yang akan mengamati peristiwa yang ditemui selama penelitian sesuai
menjelaskan materi tentang struktur, fungsi serta proses pernapasan pada hewan
secara garis besar serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem
Pada tahap ini guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS tentang
struktur, fungsi serta proses pernapasan pada hewan. Siswa diminta diskusi
dengan kelompok yang sudah dibentuk. Guru berkeliling untuk membantu siswa
yang merasa kesulitan dalam mengerjakan LKS. Setelah itu dilanjutkan dengan
Pada tahap ini siswa duduk dalam meja turnamen yang telah ditentukan.
Tiap meja turnamen terdiri dari anggota yang memiliki kemampuan homogen.
Siswa yang mendapat angka tertinggi berhak mengocok kartu bernomor untuk
soal, dan membaca serta menuliskan skor untuk masing-masing anak, atas
jawaban mereka pada lembar skor turnamen. Kebenaran jawaban akan diperiksa
akan tetapi jika soal yang pertama dalam satu kelompok sama maka yang berhak
membaca adalah siswa yang searah jarum jam. Dan guru menginstrusikan skor
ini dilakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan keadaan kelas selama
pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi II
Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan I, maka data tersebut diolah
HASIL PENELITIAN
Pada saat belajar kelompok, siswa diminta diskusi dengan kelompok yang
sudah dibentuk. Dan guru berkeliling membantu siswa yang merasa kesulitan
Pertemuan kedua tanggal 29 Mei 2018 diadakan turnamen dan tes formatif
dahulu aturan mainnya. Pada saat pembagian kelompok dari kelompok belajar
pasangan dalam meja turnamen. Hal ini juga merupakan penyebab lamanya
Rekaman data motivasi belajar siswa diperoleh dari lembar observasi yang
sudah disediakan dan telah diisi oleh observer dan juga dari hasil evaluasi diri
yang telah diisi oleh siswa. Sedangkan mengenai rekaman data motivasi
belajar siswa hasil observasi disajikan dalam Tabel 4.1 dan rekaman data
motivasi belajar siswa hasil evaluasi diri disajikan dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.1 Ringkasan Persentase Motivasi Belajar Siswa Hasil Observasi dalam
Kelompok pada Siklus I
kelas adalah 82.93 % dengan kategori baik, tahap kerja kelompok adalah
84.64 % dengan kategori baik, dan tahap turnamen adalah 90.74 % dengan
secara keseluruhan aspek motivasinya sudah dapat dikatakan sangat baik yaitu
observasi dapat dilihat pada lampiran 22, dan tabel ringkasan persentase
Tabel 4.2 Ringkasan Persentase Masing-Masing Aspek Motivasi Belajar Siswa Hasil
Observasi dalam Kelompok pada Siklus I
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa aspek motivasi belajar siswa
siswa hasil observasi dalam kelompok pada siklus I yang paling rendah adalah
motivasinya sudah dapat dikatakan sangat baik yaitu dengan rerata persentase
86.10 %.
Berdasarkan data hasil evaluasi diri siswa dalam kelompok pada siklus I,
data motivasi belajar siswa hasil evaluasi diri dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Ringkasan Persentase Motivasi Belajar Siswa Hasil Evaluasi Diri dalam
Kelompok pada Siklus I
siswa hasil evaluasi diri dalam kelompok pada siklus I adalah 87.96 %,
kelas adalah 85.81 % dengan kategori sangat baik, tahap kerja kelompok
adalah 86.67 % dengan kategori baik, dan tahap turnamen adalah 91.41%
secara keseluruhan aspek motivasinya sudah dapat dikatakan sangat baik yaitu
evaluasi diri dapat dilihat pada lampiran 22, dan tabel ringkasan persentase
masing-masing aspek motivasi belajar siswa hasil evaluasi diri dalam
Tabel 4.4 Ringkasan Persentase Masing-Masing Aspek Motivasi Belajar Siswa Hasil
Evaluasi Diri dalam Kelompok pada Siklus I
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa aspek motivasi belajar siswa
hasil evaluasi diri dalam kelompok pada siklus I yang tertinggi adalah
siswa hasil evaluasi diri dalam kelompok pada siklus I yang paling rendah
aspek motivasinya sudah dapat dikatakan sangat baik dengan rerata persentase
87.96 %.
motivasi belajar pada siklus I. Untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perbandingan antara Aspek-Aspek Motivasi Belajar pada Observasi Awal dan
Motivasi Belajar pada Siklus I
observasi awal dan motivasi belajar pada siklus I data disajikan dalam bentuk
100
90
80
70
minat
60
perhatian
50
konsentrasi
40
ketekunan
30
20
10
0
1 2 3
Aspek Motivasi
Keterangan :
1. Observasi Awal
2. Hasil observasi siklus I
3. Hasil evaluasi diri siklus I
Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Aspek Motivasi Belajar Siswa pada Observasi Awal
dan Motivasi Belajar pada Siklus I
Prestasi belajar siswa didapat dari skor tes formatif disetiap akhir siklus
tindakan. Secara rinci deskripsi data prestasi belajar siswa ditinjau dari tes
fomatif pada siklus I dan dibandingkan dengan skor awal sebelum tindakan
yaitu tes formatif sistem peredaran darah pada manusia dapat dilihat pada
Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Perbandingan antara Prestasi Belajar dengan Menggunakan Tes Formatif
pada Siklus I dengan Prestasi Belajar pada Observasi Awal
26 70 Tidak 80 Ya
27 70 Tidak 80 Ya
28 70 Tidak 80 Ya
29 65 Tidak 80 Ya
30 65 Tidak 80 Ya
31 90 Ya 80 Ya
32 85 Ya 80 Ya
33 60 Tidak 80 Ya
34 70 Tidak 80 Ya
35 65 Tidak 90 Ya
36 60 Tidak 80 Ya
2735 24 12 2620 10 25
75.97 74.85
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa jumlah rerata skor tes formatif
pada siklus I yaitu 74.85 dan daya serap klasikal 71.43 %. Sehingga prestasi
belajar siswa ditinjau dari tes formatif pada siklus I, kelas tersebut belum
dilihat dari perhitungan prestasi belajar tes formatif pada siklus I jika
dibandingkan dengan observasi awal pada skor tes formatif sistem peredaran
Setiap akhir siklus dilakukan refleksi tindakan yang didasarkan pada hasil
siklus I ditemukan beberapa hal antara lain: aktivitas saat belajar kelompok
khususnya dalam hal memberi masukan pada pertanyaan yang ada pada LKS
hanya siswa tertentu yang memberikan masukan saat diskusi, pada waktu
atau di jawab di LKS, dan suasana kelas menjadi ramai saat pergantian
untuk siklus II yaitu: menambah jumlah LKS untuk tiap kelompok dan tiap
Jawablah pada lembar kerja ini!”, dan menegaskan pada siswa bahwa dalam
diajarkan adalah struktur, fungsi serta proses pernapasan pada hewan serta
proses pernapasan pada hewan serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan manusia dan hewan secara garis besar, dilanjutkan belajar
kelompok yang sudah dibentuk. Dan guru berkeliling membantu siswa yang
kelompok. Pertemuan kedua tanggal 17 Juni 2008 diadakan turnamen dan tes
Tahap kerja kelompok pada siklus II sama dengan siklus I, hanya saja
dikerjakan. Selain itu siswa juga mendapatkan lembaran khusus dari guru
untuk menjawab pertanyaan diskusi. Dan siswa juga bekerja sama dengan
Rekaman data motivasi belajar siswa diperoleh dari lembar observasi yang
sudah disediakan dan telah diisi oleh observer dan juga dari hasil evaluasi diri
yang telah diisi oleh siswa. Sedangkan mengenai rekaman data motivasi
belajar siswa hasil observasi disajikan dalam Tabel 4.7 dan rekaman data
motivasi belajar siswa hasil evaluasi diri disajikan dalam Tabel 4.9.
Tabel 4.7 Ringkasan Persentase Motivasi Belajar Siswa Hasil Observasi dalam
Kelompok pada Siklus II
kelas adalah 90.93% dengan kategori sangat baik, tahap kerja kelompok
adalah 86.41% dengan kategori sangat baik, dan tahap turnamen adalah
motivasinya sudah dapat dikatakan sangat baik yaitu dengan rerata persentase
88.94 %.
Untuk data hasil analisis masing-masing aspek motivasi berdasarkan hasil
observasi dapat dilihat pada lampiran 23, dan tabel ringkasan persentase
Tabel 4.8 Ringkasan Persentase Masing-Masing Aspek Motivasi Belajar Siswa Hasil
Observasi dalam Kelompok pada Siklus II
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa aspek motivasi belajar siswa hasil
dengan rerata persentase 93.7 %, dan aspek motivasi belajar siswa hasil
observasi dalam kelompok pada siklus II yang paling rendah adalah perhatian
motivasinya sudah dapat dikatakan sangat baik yaitu dengan rerata persentase
88.94 %.
Berdasarkan data hasil evaluasi diri siswa dalam kelompok pada siklus II,
data motivasi belajar siswa hasil evaluasi diri dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Ringkasan Persentase Motivasi Belajar Siswa Hasil Evaluasi Diri dalam
Kelompok pada Siklus II
siswa hasil evaluasi diri dalam kelompok pada siklus II adalah 88.24 %,
kelas adalah 86.99 % dengan kategori sangat baik, tahap kerja kelompok
adalah 88.79 % dengan kategori sangat baik, dan tahap turnamen adalah 88.94
evaluasi diri dapat dilihat pada lampiran 23, dan tabel ringkasan persentase
hasil evaluasi diri dalam kelompok pada siklus II yang tertinggi adalah
siswa hasil evaluasi diri dalam kelompok pada siklus II yang paling rendah
aspek motivasinya sudah dapat dikatakan sangat baik yaitu dengan rerata
persentase 88.24 %.
antara aspek-aspek motivasi belajar pada siklus I dan motivasi belajar pada
siklus II. Untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Perbandingan antara Aspek-Aspek Motivasi Belajar pada Siklus I dan
Motivasi Belajar pada Siklus II
I dan motivasi belajar pada siklus II data disajikan dalam bentuk grafik pada
Gambar 4.2.
Ketercapaian (%)
96
94
92
90
Minat
88
86 Perhatian
84 Konsentrasi
82 Ketekunan
80
78
76
1 2 3 4
Aspek Motivasi
Keterangan :
1. Hasil observasi siklus I
2. Hasil evaluasi diri siklus I
3. Hasil observasi siklus II
4. Hasil evaluasi diri siklus II
Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Aspek Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I dan
Motivasi Belajar pada Siklus II
Prestasi belajar siswa pada siklus II sama seperti pada siklus I yaitu
diperoleh dari skor tes formatif yang dilaksanakan pada akhir siklus. Secara
rinci deskripsi data prestasi belajar siswa ditinjau dari tes fomatif pada siklus
II dibandingkan dengan tes fomatif pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Perbandingan antara Prestasi Belajar dengan Menggunakan Tes Formatif
pada Siklus II dengan Tes Formatif pada Siklus I
84,00 74.85
pada siklus II yaitu 84.00 dan daya serap klasikal 82.86 %. Sehingga prestasi
belajar siswa ditinjau dari tes formatif pada siklus I, kelas tersebut telah
jumlah siswa yang tuntas belajar dilihat dari perhitungan dari tes fomatif pada
siklus II dibandingkan dengan tes fomatif pada siklus I, yaitu 29 siswa yang
ditemukan beberapa hal antara lain: aktivitas siswa saat kerja kelompok
khususnya dalam hal memberi masukan pada kelompok atas pertanyaan LKS
dan saat kerja kelompok, siswa menjadi bersemangat mengerjakan LKS pada
kerja kelompok dan pada turnamen, dan suasana kelas menjadi tidak ramai
turnamen).
Berdasarkan paparan data dan hasil penelitian pada bab IV, maka pada bab
V akan dibahas tentang motivasi belajar dan prestasi belajar siswa selama
siswa yang akan dibahas meliputi 4 aspek yaitu minat, perhatian, konsentrasi,
ketekunan. Baik dari hasil observasi maupun evaluasi diri. Sedangkan untuk
prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil tes formatif yang dilaksanakan setiap
tersebut.
siklus I dan II, pada siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 15 dan 29 Mei 2018
pada siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 5 dan 17 Juni 2008 juga diketahui
(Teams Game Tournaments) pada siklus I adalah aktivitas saat belajar kelompok
khususnya dalam hal memberi masukan pada pertanyaan yang ada pada LKS
hanya siswa tertentu yang memberikan masukan saat diskusi, pada waktu
mengerjakan LKS siswa masih kebingungan untuk menjawab di kertas lain atau
di jawab di LKS, dan suasana kelas menjadi ramai saat pergantian kelompok
kelompok dengan cara mereka sendiri. Siswa yang bekerja dalam kelompok
mungkin akan menunjukkan hasil yang rendah karena hanya beberapa siswa saja
yang bekerja keras dalam menyelesaikan materi tugas sedangkan siswa yang lain
bersifat pasif. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengatur siswa ke dalam
proses kelompok.
Berdasarkan Tabel 4.2 dan 4.4 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
jauh antara hasil rerata persentase dari aspek motivasi belajar siswa hasil
observasi dan evaluasi diri. Selain itu terjadi peningkatan aspek motivasi belajar
siswa hasil observasi awal dan motivasi belajar pada siklus I dengan kategori
sangat baik. Hasil perbandingan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.
yang jauh antara hasil rerata persentase dari aspek motivasi belajar siswa hasil
observasi dan evaluasi diri dengan kategori sangat baik. Selain itu terjadi
peningkatan aspek motivasi belajar pada siklus I dan motivasi belajar pada siklus
Hal ini sesuai dengan pendapat Siagian (1995) yang menyatakan bahwa
organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian
Berdasarkan Tabel 4.1 dan 4.3 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
jauh antara hasil rerata persentase dari motivasi pertahapan baik motivasi belajar
siswa hasil observasi dan evaluasi diri yaitu dengan kategori sangat baik pada
siklus I. Sedangkan berdasarkan Tabel 4.7 dan 4.9 juga menunjukkan tidak
adanya perbedaan yang jauh antara hasil rerata persentase dari motivasi
pertahapan baik motivasi belajar siswa hasil observasi dan evaluasi diri yaitu
dengan kategori sangat baik pada siklus II. Selain itu terjadi peningkatan motivasi
pertahapan baik motivasi belajar siswa hasil observasi dan evaluasi diri yaitu
dengan kategori sangat baik pada siklus I dan motivasi belajar pada siklus II.
Hal ini juga sesuai pendapat Rahayu (1998:156) yang menyatakan bahwa
kelompok.
Lanjutnya menurut Slavin (1997), jika siswa ingin jadi tim yang sukses,
mereka akan mendorong teman kelompok mereka agar berhasil dan akan saling
membantu untuk mewujudkannya. Dengan demikian pembelajaran kooperatif
dapat memotivasi siswa dalam segala situasi untuk bekerja sama dalam satu
kelompok dan itu tidak hanya sekedar persaingan individu melainkan juga saling
membantu temannya.
belajar. Motivasi akan mempengaruhi kegiatan belajar akan tetapi motivasi juga
dipengaruhi oleh tujuan. Apabila tujuan yang dicapai makin tinggi, maka
motivasinya juga semakin besar sehingga makin kuat kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian Hidayati (2005) yang menyatakan
bahwa motivasi belajar siswa akan mengalami peningkat setelah dilakukan model
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Darul Ulum Agung Malang.
Pada pembahasan ini akan dibahas mengenai prestasi belajar pada siklus I
Tournaments). Prestasi belajar siswa diperoleh dari skor tes formatif yang
3 hal (Kahfi, 2003a:7) yaitu struktur tugas, struktur tujuan dan struktur
lainnya).
Prestasi belajar siswa diperoleh dari tes formatif yang dilaksanakan setiap
akhir siklus. Tes prestasi belajar adalah salah satu alat ukur yang banyak
mengajar (Zainul dalam Sutrisnawati, 2006). Bagi guru prestasi belajar di kelas
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa jumlah rerata skor tes formatif
pada siklus I yaitu 74.85 dan daya serap klasikal 71.43 %. Sehingga prestasi
belajar siswa ditinjau dari tes formatif pada siklus I, kelas tersebut belum
mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu ≥ 75 dan daya serap klasikal ≥
85 %. Tetapi terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar dilihat dari
perhitungan prestasi belajar tes formatif pada siklus I jika dibandingkan dengan
observasi awal pada skor tes formatif sistem peredaran darah pada manusia, yaitu
Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa jumlah rerata skor tes formatif
pada siklus II yaitu 84.00 dan daya serap klasikal 82.86 %. Sehingga prestasi
belajar siswa ditinjau dari tes formatif pada siklus I, kelas tersebut telah mencapai
ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu ≥ 75, sedangkan untuk daya serap
dengan tes fomatif pada siklus I, yaitu 29 siswa yang tuntas belajar dan
belajar lebih aktif dan siswa memperoleh prestasi yang lebih dibanding
pembelajaran model yang lain. Mereka saling bekerja sama dan bertanggung
adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik.
Hasil belajar antara siswa yang satu dengan siswa yang lain tidaklah sama.
Perbedaan hasil belajar ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Winkel
perasaan kondisi akibat keadaan sosial, kultural dan ekonomi) dan fisiologi
(kesehatan jasmani)
disiplin sekolah, fasilitas belajar dan pengelompokkan siswa) dan sosial (sistem
Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Nur dalam Azizah (2004) yang
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMP Darul Ulum Agung Malang.
tumbuhnya motivasi belajar adalah adanya permainan dan penghargaan. Pada saat
semangat siswa untuk belajar, siswa merasa bersaing secara sehat, sehingga dapat
timbulnya motivasi dalam diri siswa untuk terus bersaing adalah adanya
yang ditentukan. Selain itu, pada pembelajaran kooperatif terdapat evaluasi berupa
tes formatif yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Jika dalam diri siswa sudah
muncul motivasi untuk belajar, maka dapat dipastikan aktivitas siswa dalam
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Darul Ulum Agung Malang.
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMP Darul Ulum Agung Malang.
B. Saran
3. Kepada pihak peneliti lebih memberikan perhatian yang optimal kepada setiap
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Siagian, Sondang P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sulistyono, Agung. 2007. Inspirasi Sains. Jakarta: Ganeca Exact.
Susanto, Pudyo.1999.Strategi Pembelajaran Biologi Di Sekolah Menengah.
Malang : Jurusan Biologi FMIPA UM.
Sutrisnawati, Anita. 2006. Penerapan PBL Pada Mata Pelajaran Sains untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Laboratorium
Universitas Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan
Biologi FMIPA UM.
Tenzer, Amy. 2003. Struktur Hewan Bagian I. Malang: Jurusan Biologi FMIPA
UM.