Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ELERNING

(PBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMECAHAN


STUDY KASUS PADA SISWA KELAS V SD MATA PELAJARAN PPKn.

Nismawati1, Sarmin2, Rofika3


1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
2
PGSD, FKIP, Universitas Terbuka
3
PGSD, FKIP, Universitas Terbuka

E-mail : nismawatinikima@gmail.com , sarmin7296@gmail.com , fika.edris.96@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini untuk mengidentifikasi suatu kemampuan keterampilan siswa kelas V SD 23


tamajannang dengan melakukan pembelajaran keterampilan sikap mengamalkan nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkungan masyarakat.Pada penelitian ini menggunakan
pendekan metode pemecahan masalah STUDY kasus.Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru
dapat mengajak siswa untuk berpikir kritis, mengemukan sebuah pendapat, menanamkan mental
keberanian,kedisiplinan,saling menghargai dalam berpendapat dengan menggunakan metode
keterampilan menanamkan prilaku dan karakter yang baik sesuai dengan bunyi Sila.sehingga
siswa tidak menjadi pasif ketika mengikuti pembelajaran dikelas dan dapat mengungkapkan jati
diri dan prilaku dilingkungannya baik dalam proses belajar maupun diluar pelajaran.
Penggunaan metode nilai karakter dan sikap dalam pembelajaran menunjang keterampilan
berpikir kritis siswa dan guru harus mempersiapkan secara seksama agar metode karakter dan
sikap pemecahan masalah study kasus pada kehidupan sehari-hari dapat diterapkan dengan
baik. pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara,observasi dan evaluasi.

Kata kunci: Membentuk karakter siswa dalam keterampilan pemecahan masalah STUDY kasus.

PENDAHULUAN

Pembelajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelaaran dikatakan mampu meningkatkan
keterampilan berpikir kritis apabila siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosiald
alam proses pembelajaran.
Berdasarkan hal diatas, upaya guru dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa
sangatlah penting, sebab kemampuan berpikir kritis siswa menjadi penentu bagi keberhasilan
pembelajaran yang dilaksanakan.Dalam meningkatkan mutu pelajaran dan kemampuan berpikir
kritis siswa maka gurulah salah satu faktor yang cukup berpengaruh langsung dalam peningkatan
mutu tersebut. Seorang guru diberi tanggung jawab mendorong dan membimbing agar
siswanya menjadi aktif dan terampil dalam berpikir kritis serta dapat menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan dan guru juga mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu
yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.

Salah satu cara untuk membuat pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan dan tercapainya
tujuan pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kualitatif. Salah satu model
yang digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa
adalah model Problem Based Learning karena penerapan model Problem Based Learning dapat
melatih siswa untuk berpikir secara kritis dan bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam
kehidupan nyata. Penerapan model Problem Based Learning juga dapat mengaktifkan kegiatan
pembelajaran dan siswa juga dihadapkan pada suatu masalah yang diperlukan kesanggupan
untuk berpikir agar dapat memecahkan dan menyelesaikan dengan cara memberikan masalah
kepada siswa. Dengan adanya kemampuan guru dalam menggunakan dan memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajar diharapkan siswa dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis.

Model pembelajaran ini adalah salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk
merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi berorientasi pada masalah dunia nyata.
Dengan adanya model Problem Based Learning pesertadidik dapat mengembangkan
Keterampilan Berpikir dan membentuk karakter sendiri secara Kritis melaui persoalan-persoalan
yang diberikan sesuai dengan materi yang diberikan guru pada proses pembelajaran didalam
kelas. Adapun fokus utama dalam model pembelajaran Problem Based Learning adalah dapat
membiasakan siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, merangsang
pengembangan kemapuan berpikir kritis serta membuat siswa lebih mandiri. Dengan begitu
siswa termotivasi untuk mengutaran pendapat sesuai dengan pemikiran dalam memecahkan
sebuah permasalahan sehingga dapat meningkatkan kemapuan berpikir kritis. Karakteristik pada
model PBL ini yaitu menuntut siswa pada tahap mampu memecahkan permasalahan, menuntun
siswa bersikap disiplin dan kompak dalam berkolaborasi baik didalam kelompok-kelompok kecil
mau pun perindividu dan juga siswa dituntut untuk dapat menciptakan nilai karakter dengan
mengamalkan hidup mandiri kehidupan sehari-hari dipamerkan. Model PBL ini juga baik untuk
mengembangkan aktifitas anak berpikir kritis juga memajukan kemampuan untuk mengatakan
sesuatu dengan penuh percaya diri dan sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa
untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinandan pendapat mereka sendiri dengan penerapan
nilai pancasila. Berpikir kritis juga proses terorganisasi yang memungkinkan siswa untuk
mengevaluasi bukti, asumsi, logika dan bahasa tingka laku yang mendasari pernyataan diri
sendiri maupun orang lain.

Berdasarkan observasi awal, salah satu permasalahan pembelajaran disekolah tersebut kurangnya
interaksi antara guru dan siswa pada saat pembelajaran sebagian besar berpusat hanya pada guru
tidak adanya upaya pemberian pertanyaan pancingan terhadap siswa untuk berpikir kritis
terhadap materi yang disampaikan sehingga siswa hanya mendengar apa yang dijelaskan oleh
guru saja Penggunaan model pembelajaran masih kurang bervariasi karena kurangnya
pemahaman guru tentang variasi model pembelajaran yang dapat digunakan di kelas. Sehingga
proses pembelajaran cenderung hanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab saja
serta diikuti dengan penjelasan materi dengan metode ceramah, sehingga siswa merasa bosan
dan jenuh pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Selain itu hasil dari wawancara dengan
guru menyatakan bahwa hasil pembelajaran siswa masih banyak dibawah rata-rata atau tidak
lewat sebelumnya telah membuktikan bahwa model pembealajaran Problem Based Learning
memang memberikan pengaruh yang signifikan terhadapat keterampilan berpikir kritis yang
dicapai oleh siswa.

Sehubungan dengan model cerama yang diakukan diketahui bahwa pada saat pendidik
menerapkan model pendekatan berbasis masalah, keberhasilan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik jika peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran.sehingga dapat bermaksud
untuk mengetahui lebih jauh pelaksanaan mengenai proses pembelajaran pada mata pelajaran
seperti PPKn.
Dari beberapa uraian diatas bahwa melalui penelitian ini penulis ingin mencoba menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning pada pemecahan study kasus untuk melihat
apakah dengan model tersebut dapat meningkatankan keterampilan berpikir siswa. Model
pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu model yang dapat melatih anak untuk
berpikir secara kritis dan dapat meningkatkan kemapuan berpikir kritis dalam memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari pada mata pelajaran PPKn.

METODE

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 23 Tamajanang Jenis penilitian yang digunakan
adalah jenis penilitian tindakan kelas dan penelitian di observasi dalam penilitian tindakan kelas
(PTK). Penilitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua metode secara berkelanjutan. Pada
setiap pertemuan meliputi penilaian karakter pelaksanaan, obsevsi dan refleksi. Sasaran
penilitian ini adalah siswa kelas V SD tahun pelajaran 2022/2023 Jumlah siswa kelas V
sebanyak 9 siswa,karena memiliki siswa terdidri dari 3 laki-laki dan 6 perempuan. Teknik
pengumpulan data dan hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan Teknik Observasi,
Dokumentasi tes pengamatan dan Tes Tertulis. Analisis data proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
pokok permasalahan dan dapat dirumuskan kebenaran karakter yg diterampilkan oleh hasil
pengamatan. Data yang diperoleh dari lapangan berupa data kualitatif tersebut akan diolah
dengan model interaksi mengkaji dan menilai. Adapun langkah-langkah dalam model interaksi
adalah sebagai berikut:
1) Pengumpulan Data,
2) Refleksi penyajian Data
3) Pengamatan data dan
4) Perivikasi data
PEMBAHASAN

Berdasarkan cara yang di tuangkan dalam kegiatan pembelajaran ini hasil belajar siswa belum
mencapai kriteria yang telah diterapkan.pada metode ini akan dirancang berbagai proses dalam
pemecahan masalah STUDY kasus pada siswa dalam jumlah 9 siswa diharapkan dapat
memenuhi kriteria yang dinginkan. tahap perencanaan pembelajaran diharpkn mampu
meningkatkan keterampilan siswa dalam mengamalkan nilai yang terkandung dalam bunyi
pancasila. Pada tahap pertama, selaku guru dapat melakukan cerama atau demonstrasi untuk
mengetahui minat siswa dalam penerapan materi tersebut. langkah yg diambil yaitu menyiapkan
siswa untuk berdoa sebelum memulai atau mengikuti pelajaran menurut kepercayaan masing-
masing. Kedua, guru mengecek kehadiran peserta didik dalam kerapian sebelum pelajaran
dimulai dan persiapan buku tulis serta kesiapan pokus pada masing-masing siswa ketiga, Guru
menyiapkan materi yang akan di pelajari dan diamati sebelum pelajaran dimulai yg diterapkan
dalam kelas.untuk menyiapkan materi ini kepada siswa kela V guru mengajukan beberapa
pertanyaan terkait nilai yang terkandung dalam bunyi Pancasila dan memberikan kesempatan
kepada siswa siapa saja yg belum menghafal dari 5 sila tersebut. Sebelum melakukan langkah
selanjutnya guru membuat sebuah sebuah games yang menciptakan suasana kelas agat tidak
membosankan. Tahap pelaksanaan dilaksanakan selama 1 sampai 2 jam pelajaran berlansung.
pembahasan dimulai pukul 07-36 WITA sampai pukul 09-30. Jumlah peserta didik yang hadir
pada pertemuan awal sebanyak 9 siswa Pada pertemuan pertama adalah harus menjalankan
model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran berbasis masalah dimulai pada saat
penelitian bagi semua siswa kelas V SD dengan memulai pembejaran guru mengajukan
pertanyaan terkait materi yang akan dikembangkan dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengemukakan keluhan saat proses pelajaran berlansung. guru akan memberikan pokok
permasalahan dan tanggapan mengenai kasus yang akan di kaji dalam hal ini penerapan
keterampilan pemecahan masalah STUDY kasus yaitu pendidikan Pancasila dalam hal
memahami hakikat ilmu yang mempelajari tentang pentingnya nilai budaya serta
mengamalkannya dan wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. langkah selanjutnya guru
memberikan beberapa catatan pada buku untuk dipahami kemudian memberikan beberapa soal
pertanyaan dalam bentuk tertulis.
Berdasarkan uraian diatas pada pembelajaran meningkatkan keterampilan siswa dalam model
problem Based elerning meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dengan kemampuan
berpikir kritis pada siswa yakni:

Tabel 1 Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning

Kelebihan Kekurangan

• Dari hasil jawaban pertanyaan yg disampaikan • Siswa lebih cenderung melakukan kegiatan
oleh guru sebagian besar siswa dapat sesuai disbanding dengan pengmalan,sehingga
dengan hasil pengamatan. menyebabkan kurang nya respon positif
oleh siswa terhadap mata pelajaran PPKn
• Menantang kemampuan peserta didik serta dengan nilai yg terkandung dalam bunyi
memberikan kepuasan untuk menemukan Pancasila.
pengetahuan baru bagi peserta didik.
• Kurangnya perhatian anak menguasai
• Meningkatkan motivasi dan aktivitas
materi pelajaran yang disampaikan oleh
pembelajaran peserta didik.
guru. Hal ini terlihat ketika guru
• Dalam pembelajaran PPKn guru melakukan
memberikan pemahaman kepada siswa
berbagai metode pembelajaran dalam hal
bernyanyi sambil merangkai kalimat sesuai berkaitan dengan materi pelajaran yang
dengan materi yang hendak dipelajari untuk disampaikan, dari 9 orang siswahanya 3
merangsang cara berpikir siswa.
atau 4 orang yang mampu menjawab
pertanyaan guru tentang materi yang
disampaikan.

KESIMPULAN

Dalam sebuah penelitian study kasus pada mata pelajaran PPKn sesuai dengan beberapa
penjabaran diatas bahwa penelitian ini dalam bentuk penerapan keterampilan Problem Based
elerning dimana peserta didik dapat memacahkan sebuah masalah dalam kehidupan sehari- hari
dalam bentuk pengamalan nilai sikap yang dijunjung dalam Pancasila.membentuk karakter siswa
secara individu dengan menerapkan keterampilan bersikap kritis mengeluarkan pendapat,saling
menghargai,sikap saling peduli dll.

Berkaitan dengan pengertian Pendidikan di atas, untuk menciptakan peserta yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab, tentu sudah menjadi tujuan utama dari mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Karena dalam hal ini mata pelajaran PKn mengemban visi dan misi
dalam proses pembentukan watak atau karakter peserta didik yang sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia.

Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dalam proses pembelajaran
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V. Kendala yang dihadapi dalam
penerapan model Problem Based Learning (1) Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran
Problem Based Learning dalam memecahkan study kasus.(2) Siswa masih belum terbiasa dalam
mengajukan pertanyaan berdasarkan materi pembelajaran dan dalam kemampuan menyampaikan
pendapat masih sangat rendah pemahamannya. (3) Masih ada peserta didik yang belum mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang ditentukan, yakni dalam proses
memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. (4) Masih ada beberapa siswa
yang belum serius dalam melakukan menjawab pertanyaan, sehingga siswa tersebut kurang
mengerti mengenai materi yang dipelajari. (5) Dalam kemampuan menyampaikan kembali
materi pelajaran yang dipahami atau menarik kesimpulan masih sangat rendah.

Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah antara lain dengan; (1) Diadakan kembali
pengenalan mengenai model pembelajaran Problem Based Learning keterampilan
memecahkanasalah kepada siswa untuk mendapatkan hasil yang ingin dicapai dalam penelitian.
(2) Memberikan aktivitas kepada siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.(3) Lebih intensif dalam membimbing secara mandiri yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas perindividu. (4) Membimbing siswa untuk bertanya maupun
mengemukakan pendapat dengan cara memberikan pujian atau penghargaan kepada siswa yang
telah mempersentasikan jawabannya sehingga adanya suasana yang mendorong dirinya untuk
menjadi aktif dalam proses pembelajaran.(5) Dengan kriteria penilaian pembelajaran, serta
memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap pembelajaran siswa, dan mengadakan
bimbingan konseling dengan teknik bimbingan dengan refleksi atau melakukan umpan balik
terhadap tanggapan siswa pada materi yang di kembangkan dan dibuktikan kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka
Cipta

Darwati, Mas &Mahendra, Putu Ronny Angga. 2019. EfektivitasPembelajaran PPKn


Berbasis Teknohumanistik Dalam Pembentukan Karakter Siswa Kelas V Jasaga 2 di SMK
Prshanti Nilayam Kuta Tahun Pelajaran 2017/2018. Singaraja : nFHIS Universitas
Pendidikan Ganesha.

Ibrahim,dkk 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta : PT B

Mahendra,Putu Ronny Angga. Pembelajaran PPKn dalam Resonansi Kebangsaan dan


Globalisasi. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha
Rusman (2011).Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT r

Sanjaya, Wina.(2004). Strategi Pembelajaran saintifik Untuk Implementasi Kurikulum. Jakarta :


Kencana.

Sanjaya wina. (2008). Perencanaan dan desain system pembelajaran Jakarta : kencana.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta:Rineka cipta

Sugiyono.(2008).Statistik Untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta

Gustama, I Wayan. 2013. Penerapan Model PBL(Problem Based Learning) untuk Meningkatkan
Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills) Siswa Kelas XI 1A6 SMA Negeri
1Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Atrikel, e-jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja(tidak diterbitkan).

Anda mungkin juga menyukai