Anda di halaman 1dari 26

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PBL (PROBLEM BASED

LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR


KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATERIKESETIMBANGAN KIMIA
1)
Sry Astuti, 2)Muhammad Danial, 3)Muhammad Anwar
1)
MahasiswaPascasarjana Pendidikan Kimia Universitas Negeri Makassar
2,3)
Dosen Pascasarjana Pendidikan Kimia Universitas Negeri Makassar
Jalan Bonto Langkasa Kota Makassar
Telp. : (0411) 855288 – 830366 Fax. 855288
E-mail: pasca@unm.ac.id
sry.astuti@ymail.com

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan LKPD


berbasis PBL untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada materi
kesetimbangan kimia yang valid, praktis dan efektif digunakan. Model pengembangan yang
digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan Hannafin & Peck, yang
terdiri dari tahapan penilaian kebutuhan (need assessment), desain (design), dan
pengembangan (develop) dan implementasi (implementation). LKPD berbasis PBL yang
telah dikembangkan, divalidasi oleh dua orang ahli. Uji coba LKPD dilakukan di SMA
Negeri 21 Makassar pada kelas XI-IPA4 dengan jumlah peserta didik sebanyak 35 orang. Uji
coba ini dilakukan untuk menguji keefektifan dengan memberikan angket respon peserta
didik, pengamatan aktivitas peserta didik dan test keterampilan berpikir kritis, kemudian
menguji kepraktisan dilakukan pengamatan keterlaksanaan LKPD, angket respon guru dan
lembar pengamatan aktivitas guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKPD berbasis PBL
yang dikembangkan telah dilakukan validasi, yang dinyatakan sangat valid. LKPD berbasis
PBL dikatakan praktis dan efektif, karena pada uji kepraktisan yang berhubungan dengan: (1)
keterlaksanaan LKPD, menunjukkan seluruh aspek dalam pembelajaran berada pada kategori
terlaksana seluruhnya, (2) guru memberikan respon yang positif terhadap LKPD yang
digunakan, dan (3) kesesuaian ativitas guru dengan model pembelajaran berbasis masalah
berada pada batas interval toleransi. LKPD ini juga memenuhi kriteria keefektifan, dengan
hasil: (1) Aktivitas peserta didik berada pada batas interval toleransi; (2) Keterampilan
berpikir kritis mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata N-Gain sebesar 0,824 yang
termasuk dalam kategori tinggi, dan (3) Peserta didik memberikan respon yang positif
terhadap LKPD berbasis PBL yang digunakan.

Kata Kunci: Pengembangan, LKPD Berbasis PBL, Keterampikan Berpikir Kritis,


Kesetimbangan Kimia

1
ABSTRACT

This research is a development research aimed at developing LKPD based on PBL to


improve students' critical thinking skills on valid, practical and effective chemical
equilibrium materials used. The development model used in this study refers to the Hannafin
& Peck development model, which consists of the needs assessment, design, and
development and implementation. LKPD-based PBL that has been developed, validated by
two experts. LKPD trials conducted in SMA Negeri 21 Makassar in class XI-IPA4 with the
number of students as many as 35 people. These trials were conducted to test the
effectiveness by providing a questionnaire for the learners 'responses, observing learners'
activities and test critical thinking skills, then testing the practicality of observing the
implementation of LKPD, teacher response questionnaires and teacher activity observation
sheets. The result of the research shows that LKPD based on PBL that has been developed
has validation, which stated very valid. LKPD based on PBL is said to be practical and
effective, because in the test of practicality related to: (1) LKPD implementation, showing all
aspects of learning are in complete category, 2) teachers respond positively to LKPD used,
and (3) the suitability of the teacher's activity with the problem-based learning model lies at
the limit of the tolerance interval. This LKPD also meets the criteria of effectiveness, with
results: (1) Student activity is at the tolerance interval limit; (2) critical thinking skills have
increased with the average value of N-Gain of 0.824 included in the high category, and (3)
Learners respond positively to LKPD based on PBL used.

Keywords: Development, LKPD Based PBL, Critical Thinking Skills, Chemical Equilibrium

PENDAHULUAN tinggi. Proses berpikir secara mendalam


Proses pembelajaran yang tersebut salah satunya dengan berpikir
diselenggarakan di Sekolah berlandaskan kritis agar dapat mengkrontruksi
pada kurikulum yang berlaku. Dewasa ini pengetahuannya sehingga lebih baik lagi.
telah dilaksanakan kurikulum baru yaitu Berdasarkan Hasil wawancara
kurikulum 2013, dimana sebelumnya dengan salah seorang Guru di SMAN 21
adalah kurikulum tingkat satuan Makassar diperoleh bahwa guru belum
pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 pernah menggunakan model pembelajaran
menginginkan proses pembelajaran yang berbasis masalah (PBL) dalam
lebih berpusat pada peserta didik untuk mengajarkan materi kimia. Hal ini terjadi
mengembangkan kreativitas, menciptakan baik pada pembelajaran yang di dalam
kondisi yang menyenangkan, menantang kelas maupun yang menggunakan
dan kontekstual (Irmayanti, 2015). Hal percobaan (eksperimen). Guru tersebut
inilah yang menuntut proses pembelajaran masih menggunakan proses pembelajaran
untuk selalu mengubah konsep berpikir yang disampaikan secara konvensional
peserta didik, oleh karena itu dalam (metode ceramah). Peserta didik kurang
kegiatan proses pembelajaran tidak hanya terlibat secara aktif dalam proses
sekadar mentransfer pengetahuan guru ke pembelajaran ini. Dominasi guru dalam
peserta didik, namun harus melibatkan proses pembelajaran ini menyebabkan
proses kognitif peserta didik secara aktif peserta didik lebih banyak memperoleh
sehingga peserta didik dapat memahami pengetahuan yang disampaikan oleh guru,
dengan baik konsep-konsep yang daripada mencari dan menemukan sendiri
disampaikan oleh guru melalui proses pengetahuan, keterampilan, serta sikap
berpikir secara mendalam dan tingkat yang mereka butuhkan. Hal ini yang dapat

2
membuat sebagian peserta didik susah Serta berdasarkan hasil wawancara
untuk mengembangkan dan mengkonstruk lain dengan salah seoarang Guru di SMAN
kemampuan berpikir kritisnya. Dengan 21 Makassar, dalam proses pembelajaran
menggunakan metode ini materi yang kimia belum menggunakan LKPD yang
didapatkan dan diberikan secara langsung dikembangkan dengan model
tanpa adanya proses umpan balik. Hal ini pembelajaran berbasis masalah sebagai
menyebabkan sebagian peserta didik sumber belajarnya, namun hanya
kurang memahami materi yang menggunakan buku pegangan yang
disampaikan pada saat pembelajaran. diberikan disekolah tanpa ada tambahan
Menyebabkan peserta didik pada saat sumber belajar lainnya. Hal inilah
diberikan tugas atau saat ulangan akan menyebabkan kurang memotivasi peserta
cenderung menyontek. didik untuk dapat bebas melakukan
Hasil wawancara lain juga kegiatan pembelajaran serta kurang
diperoleh bahwa peserta didik pernah mengasah kemampuan berpikir kritis
diukur keterampilan berpikir kritis, namun peserta didik.
hasil yang diperoleh masih rendah. LKPD yang banyak beredar di
Sehingga dari hasil tersebut belum dapat sekolah-sekolah saat ini masih bersifat
mengasah dan meningkatkan keterampilan umum dan sebagian besar hanya berisi
berpikir kritisnya. Hal ini terbukti ketika ringkasan materi. Materi yang disajikan
diberikan soal-soal yang berhubungan biasanya bersifat instan tanpa disertai
dengan berpikir kritis, peserta didik belum penjelasan detail dan tidak ada petunjuk
mampu menjawab soal-soalnya sesuai penggunaan LKPD bagi guru dan siswa.
dengan indikator berpikir kritis yaitu Hal ini akan menyebabkan peserta didik
memberikan penjelasan sederhana, kurang tertarik pada LKPD yang ada dan
membangun keterampilan dasar, mengatur kurang mengasah kemampuan berpikir
strategi dan taktik, memberikan penjelasan kritis peserta didik. Serta pengemasan
lebih lanjut dan menyimpulkan. Dari soal materi yang cenderung kurang bermakna
tersebut peserta didik belum mampu bagi siswa menyebabkan peserta didik
menjawab soal dengan baik dan benar. hanya menghafal materi tanpa memahami
Sehingga perlu dikembangkan lagi konsep yang ada sehingga mudah
kemampuan berpikir kritis peserta didik dilupakan dan ketika diberikan soal yang
tersebut. Kemampuan berpikir kritis sedikit bervariasi, peserta didik akan
diperlukan dalam proses pembelajaran, mengalami kebingungan.
karena dengan kemampuan berpikir Masalah-masalah dalam
tersebut peserta didik akan mampu pembelajaran diatas dapat diatasi dengan
mengaitkan materi pelajaran kimia yang menggunakan suatu model pembelajaran
diperoleh dengan kehidupan sehari-hari. yang dapat melibatkan peserta didik dalam
Wahyuni (2015) berpikir kritis proses pembelajaran. Salah satu model
merupakan suatu bentuk pemikiran yang pembelajarannya yaitu model Problem
berusaha memahami masalah secara Based Learning (PBL). Pembelajaran
mendalam, memiliki pemikiran terbuka berbasis masalah (PBL) lebih mendorong
terhadap keputusan dan pendapat orang peserta didik untuk mengembangkan rasa
lain, berusaha mengerti dan mengevaluasi ingin tahunya agar dapat mengeksplorasi
secara benar informasi yang diterima pengetahuan yang dimilikinya.
sebelum mengambil keputusan serta Pembelajaran ini juga membuat peserta
mampu menghubungkan antara sebab dan didik dapat belajar mandiri dari
akibat dalam menemukan pemecahan permasalah yang diberikan. Sehingga dari
masalah yang dihadapi baik dalam proses pencarian dan pemecahan masalah
kegaiatan proses pembelajaran maupun itulah dapat mengkonstruk kemampaun
dalam lingkungan kehidupan sehari-hari. berpikir peserta didik.

3
Hubungan antara pembelajaran yang efektif, pembelajaran dalam
PBL dan keterampilan berpikir kritis yakni pemberian masalah yang berhubungan
dengan menggunakan pembelajaran PBL dengan kehidupan nyata dan peserta didik
guru dapat melatihkan keterampilan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
berpikir kritis peserta didik, karena ketika Hal ini menyebabkan peserta didik lebih
siswa melakukan proses pencarian mudah untuk mempelajarinya serta
pemecahan masalah yang diberikan, diharapkan dapat menguasai konsep-
peserta didik akan menggunakan sistem konsep penting yang disajikan dalam
berpikir mereka yakni menggunakan pembelajaran kimia khususnya materi
pengetahuan awal yang berhubungan kesetimbangan kimia. Dari kegiatan
dengan indikator berpikir kritis yaitu tersebut dapat mengasah kemampuan
memberikan penjelasan sederhana dan berpikir kritis perseta didik tersebut.
membangun keterampilan dasar. Serta LKPD merupakan materi ajar yang
pada saat proses pengumpulan data dari dikemas sedemikian rupa agar peserta
permasalahan yang ada, maka peserta akan didik dapat mempelajari materi tersebut
menggunakan keterampiran berpikir kritis secara mandiri, sehingga peserta didik jadi
yang berhubungan dengan mengatur taktik lebih aktif untuk memecahkan masalah
dan strategi. Kemudian dari pemecahan yang ada melalui kegiatan diskusi
masalah yang diperoleh dihubungkan kelompok, praktikum, dan kegiatan
dengan teori yang mengarahkan kepada menjawab permasalahan yang
keterampilan berpikir kritis yaitu berhubungan dengan kehidupan sehari-
memberikan penjelasan lebih lanjut karena hari. Hal ini menjadikan peserta didik akan
teori yang diperoleh harus dipahami dan lebih tertantang dalam proses kegiatan
dijelaskan sampai akan terbentuk sebuah pembelajaran tersebut daripada
teori dan argumen yang relevan. Terakhir pembelajaran yang hanya sekedar satu
dari teori yang diperoleh dilakukan arah saja. Kegiatan memecahkan masalah
evaluasi yang berhubungan dengan yang ada dalam LKPD tersebut yang
keterampilan berpikir krtis yaitu nantinya dapat berimbas pada peningkatan
menyimpulkan hasil dari proses penemuan cara berpikirnya termasuk berpikir kritis.
sampai mereka dapat menyelesaikan suatu Suhadi (2007) Penggunaan LKPD
permasalahan. dalam kegiatan pembelajaran dapat
Dalam menjelaskan model mendorong siswa untuk mengolah bahan
pembelajaran berbasis masalah (PBL) agar yang pelajari, baik secara individu maupun
dapat mengembangkan kemampuan bersama dengan temannya dalam bentuk
berpikir peserta didik tersebut digunakan diskusi kelompok. LKPD juga dapat
LKPD. LKPD yang digunakan tersebut memberikan kesempatan penuh kepada
berlandaskan model pembelajaran berbasis peserta didik untuk mengungkapkan
masalah (PBL). LKPD berbasis PBL kemampuannya dalam keterampilan
digunakan agar dapat mengaktifkan dan pengembangan proses berpikir melalui
mengkontruksi kemampuan berpikir kritis mencari, menebak bahkan menalar.
peserta didik melalui pemberian masalah Dalam LKPD berbasis PBL,
yang ada dalam kegiatan LKPD tersebut. banyak dari materi-materi pada bidang
Serta dengan menggunakan LKPD studi kimia yang cocok disampaikan,
berbasis Problem Based Learning (PBL) misalnya asam-basa, larutan elektolit dan
dapat mengasah dan meningkatkan nonelektolit, reaksi redoks, laju reaksi,
kemampuan berpikir kritis peserta didik kesetimbangan kimia dan lain-lain.
karena dengan LKPD berbasis PBL Adapun materi yang dipilih dan dimasukan
peserta didik mampu menggunakan dalam pembuatan LKPD berbasis PBL ini
kemampuan berfikir kritis, terlibat penuh yaitu materi kesetimbanngan kimia, karena
dalam mengupayakan proses pembelajaran kesetimbangan kimia merupakan salah

4
satu materi yang memiliki bahasan yang berpikir kritisnya selama dalam proses
cukup luas dan memerlukan kemampuan pemecahan masalah tersebut.
analisis, sehingga mempengaruhi minat Pengembangan LKPD berbasis
peserta didik dalam pembelajaran. PBL dilakukan, mengingat bahwa di
Berdasarkan hasil wawancara SMAN 21 Makassar belum pernah
dengan salah satu Guru di SMAN 21 menggunakan LKPD berbasis PBL dalam
Makassar materi kesetimbangan kimia proses pembelajarannyan. Selain
kurang menarik dipelajari. Hal ini karena pengembangan LKPD berbasis PBL, juga
materinya bersifat abstrak, namun juga dilakukan pengembangan perangkat
karena selama ini guru hanya lainnya yaitu berupa RPP yang berbasis
menerangkan saja tanpa adanya bahan ajar PBL, buku siswa dan soal-soal yang sesuai
yang menarik digunakan dalam proses dengan indikator kemampuan berpikir
pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan kritis.
berupa buku pegangan yang berikan di Sehubungan dengan latar belakang
sekolah tanpa ada bahan ajar lainnya. Hal di atas mendorong peneliti untuk
ini menyebabkan peserta didik sulit untuk mengambil judul penelitian
memahami materi tersebut yang berakibat “Pengembangan LKPD Berbasis PBL
pada ketuntasan belajar peserta didk tidak untuk Meningkatkan Keterampilan
tercapai. Berpikir Kritis Peserta Didik pada Materi
Sesuai dengan pernyataan Kadhafi, Kesetimbangan Kimia”. LKPD ini nanti
dkk (2013) yang pernyataan bahwa salah diharapkan bisa digunakan sebagai media
satu materi kimia yang sebagian besar pembelajaran bagi siswa dan
konsepnya abstrak yaitu kesetimbangan mempermudah dalam menyampaikan
kimia, yang sehingga sulit untuk diamati materi.
secara kasat mata (tingkat mikroskopis). Adapun dalam mengembangkan
Karakteristik materi kesetimbangan kimia LKPD berbasis PBL ini menggunakan
yang bersifat abstrak ini kemungkinan model yang dikembangkan oleh Hannafin
dapat menyebabkan peserta didik & Peck yang terbagi dalam tiga tahap yaitu
mengalami kesulitan dalam memahami penilaian kebutuhan (need assessment),
konsep-konsep yang terdapat didalamnya. desain (design) dan pengembangan dan
Dari pernyataan-pernyataan diatas implementasi. Pemilihan model ini karena
akan dilakukan suatu pengembangan model pengembangan Hannafin & Peck
bahan ajar yaitu LKPD, mengingat LKPD merupakan model pengembangan yang
menjadi suatu yang harus dimiliki guru berbasis produk. Salain itu ketiga tahap
dan peserta didik dalam proses dalam model pengembangan tersebut
pembelajaran, dimana LKPD yang dilakukan secara sistematik (terstruktur)
dikembangkan merupakan LKPD yang yang dimulai dari menganalisis kebutuhan
berdasarkan model pembelajaran berbasis peserta didik agar dapat dilakukan
masalah (PBL), hal ini dilakukan karena penanganan yang tepat terhadap
proses pembelajaran dengan PBL akan kesenjangan atau masalah yang dihadapi
dapat mengaktifkan peserta didik dalam peserta didik maupun pendidik dalam
menjawab atau memecahkan setiap pembelajaran. Kemudian itu dilakukan
masalah yang ada dalam LKPD yang desain dan pengembangan terhadap
disajikan dan permasalahannya pun kesenjangan atau masalah yang dihadapi
berhubungan dengan konteks kehidupan peserta didik maupun pendidik dalam
sehari-hari salah satunya materi pembelajaran. Serta dalam
kesetimbangan kimia, sehingga peserta mengaplikasikan model tersebut lebih
didik akan menjadi lebih senang dalam mudah karena langkah/tahap dalam model
kegiatan pembelajaran tersebut, dan ini lebih sedikit daripada model-model
berimbas pada peningkatan kemampuan pengembangan yang ada.

5
METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN
Jenis penelitian ini digolongkan 1. Proses Pengembangan LKPD
dalam penelitian dan pengembangan yang Berbasis PBL
akan menghasilkan produk berupa LKPD a. Deskripsi Hasil Penilaian Kebutuhan
berbasis PBL untuk meningkatkan (Need Assessment)
keterampilan berpikir kritis peserta didik 1) Analisis Permasalahan Pembelajaran
pada materi Kesetimbangan Kimia. Berdasarkan hasil telaah terhadap
Adapun desain penelitian ini mengikuti pelaksanaan dan hasil pembelajaran kimia
model Pengembangan Hannafin dan Peck. di SMA Negeri 21 Makassar adalah masih
Model ini terdiri dari tiga tahap rendahnya keterampilan berpikir kritis
pengembangan yaitu tahap analisis peserta didik dalam pembelajaran kimia.
kebutuhan, desain dan pengembangan dan Sebagian besar guru masih menggunakan
implementasi. model dan metode yang monoton yaitu
Pelaksanaan penelitian pembelajaran langsung dan ceramah.
pengembangan ini dilakukan pada Tanggal Proses pembelajaran di SMA Negeri 21
08 sampai 19 Januari 2018. Penelitian ini Makassar kurang melayani gaya belajar
melibatkan guru model, yaitu peneliti peserta didik, kurang meriah dan
sendiri, dan dua pengamat yaitu St. Batari, menyenangkan karena masih banyak guru
S.Pd, M.Si dan M. Nasir, S.Pd, M.Si, yang yang tidak mau memasuki dunia peserta
merupakan guru kimia di SMAN 21 didik. Seperti apa yang disenangi dan
Makassar. LKPD Berbasis PBL yang diinginkan oleh peserta didik tidak
telah dikembangkan, divalidasi oleh para menjadi pusat perhatian guru karena guru
ahli, dan diujicobakandi SMA (Sekolah dikejar target untuk menuntaskan materi
Menengah Atas) Negeri 21 Makassar pelajarannya. Guru belum banyak
kecamatan Tamalanrea kota Makassar mengakses perkembangan model-model
semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018. pembelajaran terbaru dan penemuan-
Adapun subjek uji coba penelitian ini penemuan tentang cara kerja otak yang
adalah peserta didik kelas XIyang dapat memaksimalkan proses
terdaftar pada tahun pelajaran 2017/2018. pembelajaran. Berdasarkan fenomena
Instrumen penelitian yang dilapangan diperoleh informasi sebagai
digunakanadalah lembar validasi LPKD, berikut: (1) pembelajaran cenderung
RPP dan Tes KBK, lembar didominasi oleh guru untuk menjelaskan
observasiketerlaksanaan LKPD, lembar dengan ceramah yang mengakibatkan
observasiaktivitas guru,lembar observasi peserta didik lebih banyak pasif, akibatnya
aktivitas peserta didik, angketrespon peserta didik kerap merasa jenuh tanpa
peserta didik, angket respon guru, memberi kesempatan pada peserta didik
tesketerampilan berpikir kritis, lembar untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.
observasi keterampilan berpikir kritis. Peserta didik banyak diberikan tugas tanpa
Teknik analisis data pada di fasilitasi dengan baik oleh guru. Banyak
pengembangan LKPD berbasis PBL peserta didik yang sering mengeluh
ini,digunakan teknik analisis statistik tentang cara mengajar guru yang
deskriptif. Data yang dianalisis adalah: membosankan padahal peserta didik harus
Analisis data kevalidan LKPD, RPP dan menjalani hal tersebut setiap hari selama
Tes KBK, analisis data kepraktisan LKPD, bertahun-tahun, (2) materi pembelajaran
analisis data keefektifan LKPD. tidak dikemas menyesuaikan kondisi
peserta didik, sebab berpatokan pada buku
paket yang ada sehingga pembelajaran
terkesan monoton dan memaksa anak
untuk berbuat sesuai dengan apa yang
diperintahkan guru, (3) LKPD yang

6
dipergunakan siswa selama ini terbatas pembelajaran. Bila ditanyakan tentang
pada LKPD yang dipasarkan bebas, pelajaran waktu di SMP dulu masih sulit
sehingga terkadang tidak relevan dengan untuk dingat bahkan sudah dilupakan. Hal
perangkat pembelajaran lain yang ini menunjukkan bahwa materi pelajaran
digunakan guru dalam proses yang diterima peserta didik tidak berkesan
pembelajaran, dan (4) penggunaan media, sehingga tidak tersimpan dalam memori
alat bantu dan bahan ajar masih kurang jangka panjang.
sehingga pelajaran menjadi kurang
berkesan dan bermakna. 3) Analisis Tujuan Pembelajaran
Alternatif pemecahan masalah di Materi pelajaran yang digunakan
atas adalah: (1) dari segi proses dalam penelitian ini adalah materi
pembelajaran, diharapkan adanya proses kesetimbangan kimia untuk siswa SMA
pembelajaran yang menarik dan kelas XI berdasarkan Kompetensi Inti dan
menyenangkan sehingga memudahkan Kompetensi Dasar.Konsep utama yang
peserta didik memahami suatu materi diidentifikasi pada pengembangan LKPD
pelajaran. Pembelajaran yang berkesan dan berbasis PBL ini adalah analisis terhadap
bermakna yang dapat tersimpan dalam konsep untuk materi kesetimbangan kimia.
memori jangka panjang yang mudah Berdasarkan analisis terhadap konsep
diingat kembali bila dibutuhkan, dan (2) untuk materi kesetimbangan kimia, yang
dari segi sumber pembelajaran diharapkan mengacu pada kompetensi inti
adanya sumber pembelajaran yang dapat (berdasarkan Kurikulum 2013),
digunakan untuk meningkatkan aktivitas kompetensi dasar dan indikator.
belajar peserta didik sehingga Kompetensi dasar: 1) menjelaskan
keterampilan berpikir kritis dapat kesetimbangan dan faktor-faktor yang
ditingkatkan. mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan dengan melakukan
2) Analisis Peserta Didik percobaan, 2) menentukan hubungan
Analisis ini dilakukan untuk kuantitatif antara pereaksi dengan hasil
menelaah karekteristik peserta didik yang reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan,
sesuai dengan desain dan pengembangan, dan 3) menjelaskan penerapan prinsip
yang meliputi kemampuan awal peserta kesetimbangan dalam kehidupan sehari-
didik dan tingkat perkembangan kognitif. hari.
Menurut Kemp (1985) bahwa pada awal Berdasarkan KD di atas, maka
perencanaan sangat penting untuk pada kurikulum 2013 di SMA Negeri 21
memperhatikan ciri, kemampuan dan Makassar dengan indikator sebagai
pengalaman peserta didik baik secara berikut: (1) Menjelaskan kesetimbangan
berkelompok maupun perorangan. Analisis dinamis, (2) Menjelaskan kesetimbangan
peserta didik dimaksudkan untuk homogen dan heterogen, (3) Meramalkan
mengidentifikasi pengalaman belajar dan arah pergeseran kesetimbangan dengan
perkembangan peserta didik. menggunakan azas Le Chatelier, (4)
Peserta didik yang menjadi subjek Menafsirkan data percobaan mengenai
penelitian ini adalah peserta didik kelas konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada
XI-IPA4 SMA Negeri 21 Makassar keadaan setimbang untuk menentukan
Semester Ganjil tahun pelajaran derajat disosiasi dan
2017/2018. Berdasarkan observasi siswa- tetapanKesetimbangan, (5) Menjelaskan
siswa belum terbiasa belajar berkelompok, tetapan kesetimbangan, (6) Menghitung
belum menggunakan secara maksimal harga Kc berdasarkan konsentrasi zat
keterampilan berpikir kritis dalam dalam kesetimbangan, (7) menghitung
memecahkan suatu masalah atau soal-soal harga Kp berdasarkantekanan parsial gas
yang diberikan guru pada saat pereaksi dan hasilreaksi pada

7
keadaansetimbang, (8) Menghitung harga b. Deskripsi Hasil Desain (Design)
Kc berdasarkan Kp atau sebaliknya, dan Tahap ini bertujuan merancang
(9) Menjelaskan kondisi optimum untuk lembar kerja peserta didik (LKPD)
memproduksi bahan-bahan kimia di berbasis PBL, buku siswa dan rencana
industri yang didasarkan pada reaksi pelaksanaan pembelajaran untuk
kesetimbangan. meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Analisis tujuan pembelajaran Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap
disusun berdasarkan standar kompetensi ini, meliputi: penyusunan tes, pemilihan
sebagaimana yang tercantum dalam media, pemilihan format, dan rancangan
kurikulum 2013. Berdasarkan topik yang (desain) awal.
dipilih, rumusan tujuan pembelajaran
adalah sebagai berikut: (1) Peserta didik 1) Penyusunan LKPD dan Perangkat
dapat menjelaskan reaksi kesetimbangan Pendukung Pembelajaran
dinamis, (2) peserta didik dapat Penyusunan LKPD dan perangkat
menggolongkan reaksi kesetimbangan pendukung pembelajaran (buku siswa,
homogen dan heterogen, (3) peserta didik RPP dan tes KBK) terlebih dahulu dimulai
dapat menjelaskan hubungan Kc dan Kp, dengan mengacu pada model pembelajaran
(4) peserta didik dapat menyimpulkan arah berbasis masalah. Rancangan pemberian
pergeseran dari persamaan reaksi, (5) masalah pada LKPD dan buku siswa
peserta didik dapat menjelaskan factor dirancang mengikuti sintaks model
factor yang mempengaruhi pergeseran pembelajaran PBL yang berhubungan
kesetimbangan, (6) peserta didik dapat dengan fenomena kehidupan sehari-hari.
menganalisis harga kc dan Kp, dan (7) RPP juga dirancang mengikuiti sintaks
peserta didik dapat menganalisis hubungan pembelajaran PBL serta dikaitkan dengan
tekanan parsial terhadap Kp. indikator atau aspek berpikir kritis dalam
setiap kegiatan dalam RPP tersebut.
4) Analisis Seting Pembelajaran Kemudian penyusunan tes KBK mengikuti
Pada analisis ini dilakukan suatu kisis-kisi tes KBK, karena kisi-kisi tes
cara agar diperoleh tujuan pembelajaran merupakan suatu acuan atau petunjuk yang
yang diharapkan. Pada analisis ini, seting harus diikuti oleh setiap penyusunan tes
pembelajaran mengarahkan kepada keterampilan berpikir kritis. Kisi-kisi tes
kemampuan peserta didik untuk menjawab keterampilan berpikir kritis disusun
tugas-tugas sehingga tujuan pembelajaran berdasarkan spesifikasi tujuan
dapat tercapai. Setiap pertemuan Peserta pembelajaran, yang di dalamnya
didik secara berkelompok mengerjakan merupakan sebuah peta penyebaran butir
LKPD yang berbasis PBL. Pada pertanyaan yang sudah dipersiapkan
pertemuan pertama, kedua dan ketiga sedemikian rupa sehingga dengan butir
peserta didik mengerjakan LKPD yang pertanyaan tersebut dapat ditentukan
dipadukan dengan buku siswa sebagai dengan tepat tingkat keterampilan berpikir
sumber pembelajaran. Di dalam lembar kritis peserta didik berdasarkan spesifikasi
kerja peserta didik, peserta didik dituntut tujuan pembelajaran. Tes keterampilan
secara mandiri dan individual untuk berpikir kritis ini akan diberikan kepada
mengisi lembar jawaban yang telah peserta didik sebelum dan sesudah
disediakan, kemudian peserta didik bekerja mempelajari materi kesetimbangan kimia
secara berkelompok dan berdiskusi untuk untuk mengetahui peningkatan
menyelesaikan masalah atau jawaban yang keterampilan berpikir kritis peserta didik.
telah dikerjakan, setelah itu salah seorang Perangakat pembelajaran yang sudah
peserta didik dari setiap kelompok didesain atau dirancang tersebut kemudian
mewakili kelompoknya mempresentasekan validasi oleh ahli, dan uji coba lapangan
jawaban sebagai hasil diskusi. (uji coba terbatas).

8
2) Pemilihan Media Siswa (BS), dan Lembar Kerja Peserta
Media pembelajaran yang digunakan Didik (LKPD) untuk tiga kali pertemuan.
dalam pelaksanaan pembelajaran kimia Buku siswa dirancang sedemikian
dengan pembelajaran berbasis masalah rupa sehingga dapat membantu peserta
pada materi kesetimbangan kimia adalah didik memahami materi kesetimbangan
spidol, papan tulis dan penghapus sebagai kimia dan membantu dalam
alat presentasi bagi guru serta menyelesaikan masalah yang dalam
menggunakan media cetak berupa buku LKPD. LKPD dirancang dalam bentuk
siswa dan lembar kerja peserta didik yang model pembelajaran berbasis masalah
berbasis PBL. sehingga pada LKPD tersebut disajikan
masalah yang berhubungan dengan
3) Pemilihan Format fenomena kehidupan sehari-hari yang
Format LKPD dan perangkat mengarah materi kesetimbangan kimia
pendukung pembelajaran (Buku Siswa, serta soal-soal yang dikerjakan secara
RPP dan Tes KBK) yang digunakan berkelompok, sehingga dapat memahami
disesuaikan dengan format rencana dengan lebih berkesan konsep-konsep
pembelajaran dalam Kurikulum 2013. yang ada dalam buku siswa dan LKPD
Sesuai dengan prosedur kurikulm 2013, tersebut, dan RPP disusun berdasarkan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran berbasis (PBL).
tercantum kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan c. Deskripsi Hasil Tahap
pembelajaran, materi ajar, metode Pengembangan (Develop) dan
pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, Implementasi
alat dan sumber belajar, serta penilaian. Tahap ini dimulai dari penilaian
Buku siswa yang dikembangkan untuk ahli dari LKPD dan perangkat pendukung
materi kesetimbangan kimia disajikan pembelajaran (buku siswa, RPP dan tes
secara detail sesuai indikator dan tujuan KBK) yang telah desain yang berhubungan
pembelajaran, dan lembar kerja peserta dengan uji validasi. Uji validasi ini
didik yang dikembangkan sebanyak tiga dilakukan oleh validator sebanyak 2 orang.
LKPD yang dirancang dengan model Hasil uji validasi pertama dilakukan revisi
pembelajran berbasis masalah (PBL). terhadap perangkat pembelajaran yang
Lembar kerja peserta didik yang dikembangkan meliputi: (1) LKPD yang
dikembangkan adalah satu rangkaian direvisi tentang isinya yang harus
dengan buku siswa dibuat lebih menarik ditambahkan materi pembelajarannya serta
agar dapat meningkatkan keterampilan materi pembelajarannya diletakkan diawal
berpikir kritisnya, serta RPP yang atau didepan, (2) buku siswa yang revisi
dikembangkan juga tiga kali pertemuan tentang isinya yang harus dituliskan
yang mempunyai sintaks model permasalahan yang menghubungkan
pembelajaran berbasis masalah. dengan LKPD, (3) RPP yang revisi tentang
isinya, bahwa harus dikaitkan sintaks PBL
4) Rancangan Awal dengan indikator keterampilan berpikir
Kegiatan utama dalam tahap akhir kritis dalam setiap kegiatan
kegiatan perencanaan sebelum dilakukan pembelajarannya; dan (4) tes KBK yang
validasi adalah penulisan LKPD berbasis revisi tentang kisi-kisi soalnya belum
PBL. Pada tahap ini juga dihasilkan sesuai dengan aspek kognitifnya dan tidak
rancangan awal Rencana Pelaksanaan sesuai dengan indikator pencapaian serta
Pembelajaran (RPP) untuk tiga kali revisi rubrik penilaiannya yang tidak
pertemuan dan dua kali pertemuan untuk sejalan dengan indikator atau aspek KBK.
tes keterampilan berpikir kritis, dan Buku Setelah melakukan perbaikan
terhadap perangkat pembelajaran

9
selanjutnya dinilai kembali ke penilaian 2. Kualitas Hasil Pengembangan
ahli atau validator, sehingga diperolehlah (Produk)
perangkat pembelajaran yang valid dari a. Analisis Data Kevalidan
hasil pengujian kevalidan, dimana Validasi ahli dilakukan untuk
perangkat pembelajaran yang dinilai oleh melihat validitas pembelajaran, isi, dan
ahli termasuk dalam rata-rata kategori bahasa yang mencakup semua perangkat
sangat valid. yang dikembangkan. Hasil validasi ahli
Tahap selanjutnya dari digunakan sebagai dasar untuk melakukan
pengembangan dan implementasi ini, revisi dan penyempurnaan terhadap LKPD
setelah memperoleh LKPD dan perangkat dan perangkat pendukung pembelajaran
pendukung yang valid, kemudian (RPP dan Tes KBK). LKPD dan perangkat
dilakukan uji coba terbatas pada kelas XI pendukung pembelajaran hasil revisi
IPA4 SMAN 21 Makassar sebanyak 35 berdasarkan masukan dari para validator
orang untuk mengetahui tingkat ini selanjutnya diujicobakan.
kepraktisan dan keefektifan dari LKPD Kegiatan menilai LKPD dan
dan perangkat pendukung pembelajaran perangkat pendukung pembelajaran
yang dikembangkan yang lebih utamanya diawali dengan memberikan perangkat
yaitu LKPD karena dalam penelitian ini pembelajaran beserta lembar penilaian
diarahkan untuk mengetahui peningkatan kepada 2 orang ahli. Hasil penilaian ahli
berpikir kritis dari LKPD yang terhadap LKPD dan perangkat pendukung
dikembangkan dengan berbasis PBL. dapat dilihat pada lampiran 2. Deskripsi
Lembaran yang digunakan untuk hasil penilaian ahli terhadap LKPD dan
mengetahui kepraktisan yaitu lembar perangkat pendukung pembelajaran
pengamatan keterlaksanaan LKPD sebagaimana disajikan pada Tabel 4.1.
berbasis PBL, respon guru dan lembar Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Penilaian Ahli
aktivitas guru. Serta lembaran yang terhadap LKPD dan Perangkat
digunakan untuk mengetahui keefektifan Pendukung Pembelajaran
dari LKPD meliputi lembar aktivitas Perangkat Indikator Penilaian Kategori
peserta didik dan respon peserta didik RPP Format RPP 3,83 Sangat Valid
terhadap LKPD berbasis PBL yang Materi (isi) yang disajikan 3,83 Sangat Valid
Bahasa 4,0 Sangat Valid
digunakan dalam pembelajaran. Serta uji Waktu 4,0 Sangat Valid
keefektifan juga untuk mengetahui Manfaat/Kegunaan RPP 4,0 Sangat Valid
peningkatan keterampilan berpikir kritis Sarana dan Alat Bantu 4,0 Sangat Valid
Pembelajaran
dari penggunakan LKPD berbasis PBL Rata-rata 3,94 Sangat Valid
yang berhubungan dengan uji pre-test dan LKPD Format LKPD 3,75 Sangat Valid
pos-test berpikir kritis pada materi Bahasa 4,0 Sangat Valid
Isi LKPD 3,75 Sangat Valid
Kesetimbangan Kimia. Adapun hasil uji Waktu 4,0 Sangat Valid
analisis peningkatan keterampilan berpikir Manfaat/Kegunaan LKPD 3,75 Sangat Valid
kritis dilakukan uji N-Gain dengan Rata-rata 3,85 Sangat Valid
TKBK Materi Soal 3,9 Sangat Valid
diperoleh nilai sebesar 0,824 yang berarti Konstruksi 3,88 Sangat Valid
tinggi untuk peningkatan berpikir kritisnya Bahasa 3,88 Sangat Valid
peserta didik tersebut. Serta hasil observasi Waktu 3,5 Sangat Valid
Rata-rata 3,79 Sangat Valid
peserta didik dalam berpikir kritis saat
pembelajaran diperoleh hasil yang sangat (Sumber: Lampiran 2)
baik yang berarti dalam kegiatan Berdasarkan hasil analisis validitas
pembelajaran tersebut peserta sudah LKPD dan perangkat pendukung
menggunakan keterampilan berpikir pembelajaran maka dapat disimpulkan
kritisnya dalam menyelesaian masalah bahwa LKPD dan perangkat pendukung
yang diberikan. pembelajaran dengan model pembelajaran
berbasis masalah (PBL) yang terdiri dari

10
RPP dan TKBK menurut penilaian ahli yang mewakili kelompoknya karena
telah memenuhi kriteria kevalidan dengan peserta didik biasanya lambat dalam
kategori sangat valid. mempersiapkan diri dan jawaban yang
Dari penilaian ahli diperoleh koreksi, harus dipresentasikan masih diragukan
kritik, dan saran-saran yang selanjutnya ataukah belum selesai dengan tuntas
merupakan bahan pertimbangan untuk padahal biasanya siswa ingin tampil
merevisi perangkat. Hasil revisi dari dengan sempurna.
LKPD dan perangkat pendukung Adapun deskripsi hasil respon guru
pembelajaran tersebut dapat dilihat pada terhadap LKPD berbasis PBL ditunjukkan
lampiran3. Hasil validasi LKPD dan pada lampiran 5. Pada lampiran 5
perangkat pendukung pembelajaran diperoleh bahwa presentase respon guru
menunjukkan bahwa validator umumnya terhadap LKPD berbasis PBL adalah
menyimpulkan bahwa LKPD dan 94,76%. Berdasarkan kriteria yang ada,
perangkat pendukung pembelajaran yang dapat disimpulkan bahwa guru
dikembangkan baik dan dapat digunakan memberikan respon positif terhadap LKPD
dengan melakukan sedikit revisi. tersebut. Seluruh aspek yang ditanyakan
LKPD dan perangkat pendukung dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
pembelajaran hasil revisi berdasarkan dengan menggunakan LKPD berbasis PBL
masukan dari para validator ini selanjutnya mendapatkan respon positif dari guru.
diujicobakan pada peserta didik kelas XI- Berdasarkan data hasil analisis
IPA4 SMA Negeri 21 Makassar. Uji coba aktivitas guru pada lampiran 14 dan 15
dilakukan untuk melihat kepraktisan dan diperoleh bahwa semua kategori terpenuhi,
keefektifan LKPD dan RPP berbasis PBL yaitu kategori pertama sampai kategori ke
yang dikembangkan. sepuluh, karena rata-rata persentase
aktivitas guru yang diamati memenuhi
b. Analisis Data Kepraktisan LKPD interval toleransi (%) yang ditentukan.
Berbasis PBL Untuk kategori kesebelas yaitu kegiatan
Data kepraktisan LKPD berbasis guru di luar tugas, misalnya duduk diam di
PBL diperoleh melalui lembar observasi kursi, membaca koran dan sebagainya
keterlaksanaan LKPD berbasis PBL, tidak teramati oleh pengamat.
lembar respon guru terhadap LKPD Dari uraian di atas dapat
berbasis PBL dan lembar aktivitas guru. disimpulkan bahwa LKPD berbasis
Hasil pengamatan keterlaksanaan LKPD PBLmemenuhi kriteria kepraktisan yaitu
berbasis PBL, respon guru terhadap LKPD lebih dari 80% memberikan respon positif
berbasis PBL, dan lembar aktivitas guru, dan aktivitas guru memenuhi batas
dianalisis untuk melihat tingkat toleransi yang telah ditentukan.
kepraktisan LKPD berbasis PBL yang
telah disusun dan digunakan. c. Analisis Data Keefektifan LKPD
Berdasarkan hasil pengamatan Berbasis PBL
pada lampiran 7 diperoleh menunjukkan Data kepraktisan LKPD berbasis
bahwa keterlaksanaan LKPD berbasis PBL PBL diperoleh melalui: 1) aktivitas peserta
berada pada nilai rata-rata M = 1,86 dalam didik selama kegiatan pembelajaran
kategori (1,5 ≤ M ≤ 2.0) yang artinya memenuhi kriteria toleransi waktu yang
aspek dan kriteria yang diamati pada telah ditetapkan, 2) respon peserta didik
pelaksanaan LKPD berbasis PBL berada terhadap LKPD, dan 3) instrumen
pada kategori terlaksana seluruhnya. keterampilan berpikir kritis.
Adapun yang perlu diperhatikan dalam
data pengamatan ini yaitu perlunya
memperhatikan alokasi waktu yang efisien
dalam fase presentasi dari peserta didik

11
1) Deskripsi Hasil Pengamatan 2) Deskripsi Data Angket Respon
Aktivitas Peserta Didik Peserta Didik
Untuk memperoleh data aktivitas Instrumen untuk memperoleh data
peserta didik, digunakan lembar respon peserta didik adalah angket respon
obeservasi. Pengamatan dilakukan oleh peserta didik. Angket ini diberikan kepada
dua orang pengamat. Pengamatan aktivitas peserta didik setelah mengikuti seluruh
peserta didik dilakukan dengan mengamati rangkaian kegiatan pembelajaran. Hasil
enam orang peserta didik dengan memilih analisis data respon peserta didik terhadap
satu kelompok sebagai sampel, dengan pelaksanaan pembelajaran yang diisi oleh
pertimbangan bahwa kelompok tersebut 35 orang peserta didik dapat dilhat pada
mewakili semua kelompok. Prosedur lampiran 5.
pengamatan yang dilakukan adalah setiap Berdasarkan lampiran 7diperoleh
lima menit pengamat melakukan bahwa persentase rata-rata respon peserta
pengamatan terhadap aktivitas peserta didik terhadap pelaksanaan kegiatan
didik yang muncul dan mengisi lembar pembelajaran dengan menggunakan LKPD
pengamatan yang disediakan. Hasil berbasis PBL secara keseluruhan memiliki
pengamatan aktivitas peserta didik nilai lebih besar dari 70%. Dari
disajikan dalam Lampiran 9. keseluruhan aspek yang ditanyakan,
Berdasarkan data hasil analisis persentase respon peserta didikterhadap
aktivitas peserta didik pada uji coba, dari 8 pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah
kategori yang diamati, ada 6 kategori yang 86,77%.
berkaitan dengan pembelajaran terpenuhi Dari uraian di atas dapat
(termasuk dalam batas interval yang dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis
diterima), yaitu kategori pertama sampai PBLmemenuhi kriteria keefektifan yaitu
kategori keenam. Sedangkan kategori lebih dari 70% peserta didik memberikan
tujuh dan delapan yaitu kegiatan di luar respon positif terhadap LKPD berbasis
tugas, misalnya tidak memperhatikan PBL.
penjelasan guru, mengerjakan tugas mata
pelajaran lain dan aktivitas lain yang tidak 3) Keterampilan Berpikir Kritis
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran a) Hasil Observasi Keterampilan
misalnya, tidur, ngantuk, melamun dan Berpikir Kritis
sebagainya tidak melewati batas toleransi Pengambilan data perkembangan
yang ditentukan. Artinya, kriteria keterampilan berpikir kritis melalui
pencapaian waktu ideal aktivitas peserta observasi. Adapun hasil obsevasi
didik yang telah dibahas pada bab III perkembangan keterampilan berpikir kritis
tercapai, yaitu 6 dari 8 kategori terpenuhi dapat dilihat pada lampiran 15.
dan syarat utama yaitu kategori (1), (2), Berdasarkan Data hasil observasi
(3), (4), (5) dan (6) terpenuhi. Hal ini keterampilan berpikir kritis dengan skor
berarti bahwa peserta didik telah rata-rata 3,54 menyimpulkan bahwa
melaksanakan proses pembelajaran perkembangan keterampilan berpikir kritis
melalui model pembelajaran berbasis peserta dari kegiatan pembelajaran dengan
masalah. menggunakan LKPD berbasis PBL dalam
Dari uraian di atas dapat kriteria baik sekali.
disimpulkan bahwa LKPD berbasis
PBLmemenuhi kriteria keefektifan yaitu b) Peningkatan Keterampilan Berpikir
aktivitas peserta didik memenuhi batas Kritis
toleransi yang telah ditentukan. Berdasarkan analisis statistik
keterampilan berpikir kritis peserta didik
dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh
hasil seperti pada Tabel 4.2.

12
Tabel 4.2 Deskripsi Nilai Keterampilan Tabel 4.4 Persentase Tiap Aspek
Berpikir Kritis Siswa Kemampuan Berpikir Kritis
Nilai Statistik
Statistik Presentasi Hasil
Pre-test Post-test No. Aspek Kemampuan Berpikir Kritis
Jumlah peserta didik 35 35 Pretest Post-test
Nilai terendah 9 58 I Memberikan penjelasan sederhana 53,71 98,57
Nilai tertinggi 52 100 2 Membangun keterampilan dasar 42,01 98,90
Nilai maksimum 100 100 3 Mengatur strategi dan taktik 21,97 83,68
Nilai rata-rata (mean) 28,77 85,17 4 Memberikan penjelasan lebih lanjut 29,13 83,21
Standar deviasi 13,40 12,27 5 Menyimpulkan 8,60 65,41
(Sumber: Lampiran 20) (Sumber: Lampiran 23 dan 24)
Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa hasil Untuk mengetahui peningkatan
berpikir kritis dalam kategori sangat kritis keterampilan berpikr kritis maka diberikan
pada pos-test sebanyak 21 orang dengan tes berpikir kritis untuk mengukur
persentase 60,00%, kategori kritis keterampilan brepikir kritisnya sebelum
sebanyak 12 orang dengan presentase dan sesudah menggunakan LKPD PBL
34,28% dan kategori cukup kritis sebanyak sehingga digunakan uji gain. Adapun hasil
2 orang dengan persentase 5,72%. Adapun uji gain disajikan pada Tabel 4.5.
hasil keterampilan berpikir kritis untuk Tabel 4.5 Hasil Uji N-Gain
pre-test, jumlah peserta didik dengan Keterampilan Berpikir Kritis
kategori sangat kritis dan kritis tidak ada, No Aspek Spre Spost N- Kategori
sedangkan kategori cukup kritis sebanyak Berpikir Gain
Kritis
9 orang dengan persentase 25,72%, dan 1 Memberikan 53,71 98,57 0,97 Tinggi
kategori kurang kritis sebanyak 26 orang Penjelasan
dengan presentase 74,28%. Sederhana
2 Membangun 42,01 98,90 0,98 Tinggi
Keterampilan
Tabel 4.3 Kategori Keterampilan Dasar
Berpikir KritisSiswa Pretest dan Post- 3 Memberikan 21,97 83,68 0,79 Tinggi
Penjelasan
Test Lebih Lanjut
Pre-test Post-Test 4 Mengatur 29,13 83,21 0,76 Tinggi
Katego
Presentase Freku Persent Frekue Persent Strategi dan
ri
ensi ase nsi ase Taktik
Sangat 81,25 % <x 5 Menyimpulkan 8,60 65,41 0,62 Sedang
- - 21 60,00% Rata-rata 31,084 85,95 0,824 Tinggi
kritis ≤ 100 %
62,50 % <x 4
Kritis - - 12 34,28%
≤ 81,25 % (Sumber: Lampiran 22)
Cukup 43,75 % <x Berdasarkan kriteria, didapatkan
9 25,72% 2 5,72%
kritis ≤ 62,50 %
Kurang 25,00 % <x N-Gain sebesar 0,824 maka dapat
26 74,28% - -
kritis ≤ 43,75 % dikatakan peningkatan keterampilan
Jumlah 35 100% 35 100% berpikir kritis dalam kategori tinggi setelah
(Sumber: Lampiran 20) diberikan LKPD berbasis PBL pada proses
Selain data persentase kemampuan pembelajarannya.
berpikir kritis siswa, juga disajikan
persentase tiap aspek kemampuan berpikir 3. Profil dari Produk LKPD Berbasis
kritis pada materi kesetimbangan kimia PBL
seperti terlihat pada Tabel 4.4. Dalam pengembangan ini
dihasilkan produk berupa LKPD berbasis
PBL pada materi kesetimbangan kimia.
LKPD ini disusun mulai dari sampul, kata
pengantar, petunjuk penggunaan LKPD,
peta konsep materi kesetimbangan kimia,
KI, KD, Indikator, kegiatan dalam LKPD

13
mengacu pada sintaks PBL dan terdapat agar dapat meningkatakn keterampilan
pula daftar pustaka dalam LKPD tersebut. berpikir kritis peserta didik. Selanjutnya
Selain itu juga dalam LKPD ini dievaluasi oleh tim ahli untuk
dikembangkan beberapa komponennya, mendapatkan hasil yang valid, praktis dan
yang pertama ukuran LKPD yaitu efektif sehingga layak digunakan di
berhubungan dengan penggunaan kertas sekolah-sekolah SMA.
A4 dalam LKPD tersebut agar peserta Pada bagian ini dikemukakan
didik cukup ruang dan leluasa untuk pembahasan hasil penelitian mengenai
mengerjakan permasalahan yang telah ketercapaian tujuan penelitian yang
disediakan. Kedua kepadatan halaman meliputi tiga hal, yakni: 1) proses
karena halaman yang terlalu pada pengembangan LKPD berbasis PBL, 2)
mengakibatkan peserta didik sulit kualitas LKPD berbasis PBL, dan 3)
memahami bacaaan dalam LKPD, peningkatan keterampilan berpikir kritis
sehingga LKPD dalam penelitian ini setelah menggunakan LKPD berbasis PBL
disusunlah halamannya sebanyak 39 dalam pembelajaran.
lembar agar peserta didik lebih mudah
memahami materi kesetimbangan kimia 1. Proses Pengembangan LKPD
yang disajikan. Ketiga kejelasan yang Berbasis PBL
berhubungan dengan bahasa yang Proses pengembangan LKPD
digunakan dalam LKPD tersebut mudah berbasis PBL ini menggunakan model
dipahami oleh peserta didik dan tidak pengembangan Hannafin & Peck. Dimana
menimbulkan makna ganda sehingga tahapan pertama yang dilakukan dimulai
peserta didik akan mudah memahami isi dari tahap pendefenisian. Pada tahap ini
bacaan dalam LKPD tersebut. dilakukan analisis permasalahan
Serta yang keempat berhubungan pembelajaran terhadap proses
topik permasalahan yang disajikan LKPD pembelajaran di sekolah. Selanjutnya
pada materi kesetimbangan kimia yang dilakukan analisis peserta didik yang
dikemas berhubungan dengan meliputi, latar belakang pengetahuan,
fenomena/masalah kehidupan sehari-hari perkembangan kognitif peserta didik, dan
agar mudah dipahami oleh peserta didik. pengalaman belajar peserta didik dan
Pemberian masalah dalam kehidupan analisis tujuan yang bertujuan untuk
sehari-hari ini agar peserta didik mengidentifikasi dan menyusun secara
mengetahui bahwa apa terjadi yang sistematis konsep-konsep utama yang
disekitar-sekitarnya masih memiliki berkaitan dengan materi kesetimbangan
hubungan erat dengan proses kehidupan kimia. Hasil analisis tujuan digunakan
ini dan materi kesetimbangan kimia. untuk analisis seting pembelajaran yang
Sehingga dari permasalahan tersebut dapat berhubungan dengan proses kegiatan
mengasah keterampilan berpikir kritis pembelajaran dengan menggunakan LKPD
peserta didik. berbasis PBL sehingga dapat melatih
keterampilan berpikir kritis peserta didik
PEMBAHASAN serta diperoleh ketercapaian tujuan
Sebagaimana telah dikemukakan pembelajaran kestimbangan kimia.
sebelunya bahwa penelitian ini termasuk Tahap kedua adalah tahap
ke dalam jenis penelitian pengembangan perancangan. Pada tahap ini dilakukan
(development research) yang bertujuan penyusunan perangkat pembelajaran
untuk menghasilkan buku siswa, lembar meliputi buku siswa, LKPD, RPP dan tes
kerja peserta didik dan rencana KBK dengan mengacu pada model
pelaksanaan pembelajaran serta dari buku pembelajaran berbasis masalah (PBL).
siswa dan LKPD yang dihasilkan, Buku siswa dan LKPD berbasis PBL
selanjutkan digunakan dalam pembelajaran digunakan dalam kegiatan pembelajaran

14
sebagai buku pemdamping guru dalam Hasil penelitian pengembangan ini
pembelajaran. RPP disusun berdasarkan terutama pada pengembangan LKPD,
sintaks model pembelajaran PBL yang memperoleh hasil sama dengan penelitian
dikaitkan dengan indikator atau aspek yang dilakukan oleh Rahman, dkk (2017)
berpikir kritis dalam setiap kegiatannya. dengan judul penelitian “pengembangan
Kemudian penyusunan kisi-kisi tes LKPD berbasis berpikir kritis materi
Keterampilan berpikir kritis, yang telah kelarutan dan hasil kali kelarutan pada
disusun berdasarkan spesifikasi tujuan mata pelajaran kimia di SMA” diperoleh
pembelajaran. Penyusunan tes ini hasil uji kevalidan dari LKPD yang
digunakan untuk mengetahui kemampuan dikembangkan dengan model
dan pencapaian peserta didik terhadap pengembangan Rowntree dinyatakan
tujuan pembelajaran serta untuk dalam kategori valid, kemudian untuk uji
mengetahui keterampilan berpikir kritis kepraktisan diperoleh hasil dalam kategori
peserta didik karena soal yang disajikan praktis karena terlihat dari kemudahan
berhubungan dengan soal berpikir kritis peserta didik dalam menggunakan LKPD.
dan pada saat menjawabnya harus Serta untuk uji keefektifan termasuk dalam
mengarah pada indikator berpikir kritis. kategori efektif karena diperoleh hasil rata-
Selanjutnya, pemilihan media yang rata N-Gain berpikir kritis peserta didik
diguanakan dalam proses pembelajaran dalam kategori sedang.
yaitu menggunakan LKPD dan buku siswa
serta kelengkapan lainnya. Kemudian 2. Kualitas LKPD Berbasis PBL
dilakukan pemilihan format yang 1) Kevalidan
digunakan, disesuaikan dengan format Berdasarkan hasil penilaian dari 2
Kurikulum 2013. Kegiatan utama dalam validator, menunjukkan bahwa LKPD,
tahap perancangan sebelum dilakukan RPP dan Tes KBK dinyatakan sangat valid
validasi adalah penyusunan perangkat dengan sedikit revisi. Oleh karena itu
pembelajaran berbasis PBL pada materi dilakukan revisi berdasarkan saran para
kesetimbangan kimia untuk SMA kelas XI ahli dan diperoleh LKPD, RPP dan Tes
yang meliputi buku siswa, lembar kerja KBK yang baik untuk selanjutnya
peserta didik, rencana pelaksanaan diujicobakan.
pembelajaran, dan tes keterampilan Hasil analisis validasi LKPD
berpikir kritis. diperoleh rata-rata = 3,85 yang berarti
Tahap ketiga adalah sangat valid, RPP diperoleh rata-rata =
pengembangan dan implementasi. Pada 3,94 yang berarti sangat valid dan TKBK
tahap in diawali dengan penilaian para ahli diperoleh rata-rata 3,79 berarti sangat
untuk perangkat pembelajaran yang telah valid. Kesimpulan dari dua validator rata-
dirancang yang dilakukan oleh validator rata menyatakan bahwa LKPD, RPP dan
sehingga diperoleh perangkat yang valid. TKBK yang dikembangkan dapat
Kemudian, dilakukan uji coba terbatas digunakan dengan sedikit revisi. Demikian
terhadap LKPD dan buku siswa agar dapat juga instrumen lainnya berada dalam batas
meningkatkan keterampilan berpikir kritis interval 3,5 ≤ M < 4,0 yang artinya rata-
peserta didik yang berhubungan dengan uji rata keseluruhan komponen yang
kepraktisan dan keefektifan, sehingga divalidasi berada pada kategori sangat
diperoleh hasil dengan keprktisan dalam valid.
kategori praktis dan hasil uji N-Gain dari Hasil uji kevalidan ini juga
KBK sebesar 0,824 termasuk kategori memperoleh kategori kevalidan yang sama
tinggi, sehingga dari uji coba terbatas dengan hasil uji kevalidan yang dilakukan
tersebut dihasilkan LKPD dan perangkat oleh Rahma (2012) dengan judul
pendukung pembelajaran yang valid, penelitian “pengembangan perangkat
praktis dan efektif untuk digunakan. pembelajaran model Inkuiri berpendekatan

15
SETS materi kelarutan dan hasil kali komponen yang menjadi penilaian dalam
kelarutan untuk menumbuhkan instrumen terlaksana seluruhnya dengan
keterampilan berpikir kritis dan empati tingkat realibiltas yang tinggi, dengan
siswa terhadap lingkungan” diperoleh hasil menunjukkan rata-rata M = 1,86 yang
uji kevalidan dari pengembangan berada pada rentang 1,5 < M < 2 yang
perangkat pembelajaran model inkuiri berarti terlaksana seluruhnya, sehingga
berpendekatan SETS dengan LKPD berbasis PBL tersebut memenuhi
menggunakan model pengembangan 3-D kriteria kepraktisan.
termasuk dalam kategori kevalidan sangat Hasil respon guru terhadap LKPD
tinggi dengan nilai sebesar 3,67. berbasis PBL yaitu sebanyak empat orang,
Hasil uji kevalidan yang dilakukan diperoleh bahwa presentase respon guru
juga oleh Yunianti, Hesty (2016) dengan terhadap LKPD berbasis PBL adalah
judul penelitian “pengembangan LKPD 94,76%. Berdasarkan kriteria yang ada,
tema pencemaran lingkungan berbasis dapat disimpulkan bahwa guru
problem based learning untuk memberikan respon positif terhadap LKPD
meningkatkan keterampilan berpikir tersebut. Seluruh aspek yang ditanyakan
kreatif” diperoleh hasil uji kevalidan dari dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
pengembangan LKPD berbasis PBL dengan menggunakan LKPD berbasis PBL
dengan menggunakan model mendapatkan respon positif dari guru.
pengembangan four-D termasuk dalam sehingga dari nilai respon tersebut
kategori kevalidan sangat tinggi dengan terhadap LKPD berbasis PBL memenuhi
nilai rata-rata sebesar 3,60 dari segi isi, kriteria kepraktisan.
kebahasaan, penyajian dan kegrafikan. Berdasarkan hasil pengamatan
keterlaksanaan dan respon guru terhadap
2) Kepraktisan LKPD berbasis PBL, dalam menguji
Secara umum hasil uji coba untuk kepraktisan diperoleh bahwa semua
kriteria kepraktisan telah memenuhi komponen yang dinilai berada pada
kriteria, komponen kepraktisan LKPD kategori terlaksana dan terespon postitif
ditentukan oleh dua hal, yaitu berdasarkan oleh guru seluruhnya karena perangkat
penilaian ahli dan praktisi, yang dinilai yang digunakan pada saat pembelajaran
secara umum berdasarkan hasil mudah dipahami oleh peserta didik. Hal ini
pengetahuan dan pengalaman sebagai ahli menunjukkan bahwa LKPD berbasis PBL
dan praktisi, dan berdasarkan hasil yang telah dikembangkan dapat digunakan
pengamatan keterlaksanaan LKPD pada dalam pembelajaran kimia di kelas
saat proses pembelajaran dilakukan khususnya materi Kesetimbangan Kimia.
dikelas, hasil respon guru terhadap LKPD Berdasarkan hasil aktivitas guru, kriteria
berbasis PBL, dan hasil aktivitas guru kepraktisan juga mengacu pada
selama pembelajaran. terlaksananya aktivitas guru minimal
Berdasarkan penilaian umum terhadap 70% aspek yang diamati. Artinya,
terhadap semua komponen yang divalidasi delapan dari 11 aktivitas guru harus
pada umumnya semua validator terlaksana.
memberikan penilaian bahwa komponen Pada aktivitas guru, ada sepuluh
yang dinilai dinyatakan dapat digunakan kategori yang terpenuhi:
dengan sedikit revisi. Hasil pengamatan (1) Menumbuhkan motivasi melalui
dua orang pengamat terhadap cerita atau presentasi hal-hal yang
keterlaksanaan LKPD berbasis PBL yang menarik sehubungan dengan materi
telah dilaksanakan, dari hasil uji coba yang akan dipelajari.
diperoleh hasil bahwa nilai (2) Memberi kesempatan kepada peserta
keterlaksanaannya dapat dikatakan didik untuk memperoleh
memadai karena semua komponen-

16
pengetahuan melalui kajian teori kategori kevalidan sangat tinggi dan dan
atau praktek. kepraktisan tinggi.
(3) Mengelompokkan peserta didik
dalam kelompok yang heterogen. 3) Keefektifan
(4) Menjelaskan cara-cara bekerja sama Kriteria keefektifan perangkat
dalam kelompok. pembelajaran meliputi: (1) aktivitas
(5) Membagikan LKPD kepada peserta peserta didik, (2) respon peserta didik, dan
didik. (3) peningkatan keterampilan berpikir
(6) Meminta peserta didik mengerjakan kritis. Hasil analisis data untuk keefektifan
LKPD secara berkelompok. LKPD berbasis PBL yang digunakan
(7) Memberi arahan dan bimbingan adalah sebagai berikut:
kepada siswa dalam mengerjakan
tugas dan berdiskusi dalam a) Aktivitas Peserta Didik
kelompoknya masing-masing. Kriteria keefektifan selanjutnya
(8) Mempersilahkan salah satu wakil adalah terlaksananya aktivitas peserta
dari masing-masing kelompok untuk didik minimal terhadap 70% aspek yang
mempresentasikan hasil kerja diamati. Hal ini berarti dari 8 aktivitas
kelompoknya. peserta didik yang diamati, 6 diantaranya
(9) Memberikan penguatan pada hasil harus terlaksana. Berdasarkan hasil
diskusi analisis data aktivitas peserta didik
(10) Memberikan penghargaan dan menunjukkan bahwa delapan kategori
merayakan pencapaian hasil belajar pada aktivitas peserta didik terpenuhi
hari itu, dan memberi tugas. yaitu:
(11) Kegiatan guru di luar tugas, (1) Mendengarkan cerita atau presentasi
misalnya duduk diam di kursi, yang disajikan guru untuk
membaca koran dan sebagainya. memberikan motivasi
Selama kegiatan pembelajaran (2) Mengikuti pelajaran dengan kajian
dengan LKPD berbasis PBL pada materi teoritis maupun praktek yang
kesetimbangan kimia, guru melakukan difasilitasi oleh guru
kegiatan sesuai sintaks PBL sehingga (3) Aktif terlibat dalam mengerjakan atau
membuat peserta didik terlibat aktif dan menyelesaikan permasalahan yang ada
dominasi guru dalam pembelajaran dapat dalam LKPD
dikurangi. Dengan demikian dapat (4) Aktif berdiskusi dengan teman
disimpulkan bahwa LKPD berbasis PBL kelompoknya masing-masing
dapat mengoptimalkan peserta didik dalam (5) Melakukan presentasi hasil kerja
pembelajaran sehingga lebih mandiri. kelompok
Hasil penelitian pengembangan ini juga (6) Menjawab/menanggapi pertanyaan
memperoleh kategori kevalidan dan kuis
kepraktisan yang mirip dengan hasil (7) Kegiatan di luar tugas, misalnya tidak
penelitian yang dilakukan oleh memperhatikan penjelasan guru,
Andromeda, dkk (2017) dengan judul mengerjakan tugas mata pelajaran
penelitian “pengembangan lembaran kerja lain.
siswa (LKS) eksperimen berbasis Guided- (8) Aktivitas lain yang tidak berkaitan
Inquiry materi laju reaksi untuk siswa dengan kegiatan belajar mengajar
SMA/MA” diperoleh hasil uji kevalidan misalnya, tidur, ngantuk, melamun
dan kepraktisan dari pengembangan LKS dan sebagainya.
eksperimen berbasis guided inquiry Selama kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model dengan LKPD berbasis PBL pada materi
pengembangan four-D termasuk dalam kesetimbangan kimia, peserta didik terlibat
aktif sehingga dominasi guru dalam

17
pembelajaran dapat dikurangi. Dengan sedangkan sebelum pembelajaran sebesar
demikian dapat disimpulkan bahwa LKPD 57,50. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
berbasis PBL dapat mengoptimalkan nilai rata-rata siswa sesudah pembelajaran
peserta didik dalam pembelajaran sehingga dengan LKPD berbasis PBL lebih tinggi
lebih mandiri. daripada sebelum pembelajaran dengan
selisih 56,40 poin. Lebih besarnya sesudah
b) Respon Peserta Didik pembelajaran dengan LKPD berbasis PBL
Dari hasil analisis diperoleh bahwa menunjukkan bahwa keterampilan berpikir
seluruh aspek yang dinyatakan dalam kritis peserta didik sesudah pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran dengan lebih baik daripada sebelum pembelajaran.
menggunakan LKPD berbasis PBL Hasil posttest dan pretest yang mewakili 5
mendapatkan respon positif dari peserta aspek berpikir kritis yang terdiri dari
didik. Hal ini berarti peserta didik tertarik beberapa sub indikator yang ada di
secara tertulis untuk menggunakan LKPD dalamnya pada hasil post-test diperoleh
berbasis PBL, serta berminat untuk rata-rata keterampilan berpikir kritisnya
mengikuti pembelajaran dengan model lebih tinggi daripada pretest.
pembelajaran berbasis masalah (PBL) Indikator berpikir kritis yang
karena model pembelajaran tersebut pertama yaitu memberikan penjelasan
peserta didik akan lebih tertantang untuk sederhana, data yang diperoleh dari
menyelesaiakan permasalahan sehingga posttest sebesar 98,57% sedangkan pada
peserta didik akan lebih memahami materi pretest sebesar 53,71%. Indikator berpikir
yang disajikan. kritis yang kedua yaitu membangun
Berdasarkan hasil analisis respon keterampilan dasar, data yang diperoleh
siswa terhadap LKPD diperoleh bahwa pada posttest sebesar 98,90% sedangkan
86,77% peserta didik memberikan respon pada kelas pretest sebesar 42,01%.
positif. Dengan demikian dapat Indikator berpikir kritis yang ketiga yaitu
disimpulkan bahwa LKPD berbasis PBL memberikan penjelasan lebih lanjut, data
dapat mengarahkan peserta didikdalam yang diperoleh dari posttest sebesar
belajar dan mencapai tujuan yang 83,68% sedangkan pada pretest sebesar
diinginkan. 21,97%. Indikator berpikir kritis yang
Dari hasil analisis dan keempat yaitu mengatur strategi dan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa taktik, data yang diperoleh pada kelas
lembar kerja peserta didik dan rencana eksperimen sebesar 83,21% sedangkan
pelaksanaan pembelajaran telah memenuhi pada pretest sebesar 29,13%. Indikator
kriteria valid, praktis dan efektif. berpikir kritis yang kelima yaitu
menyimpulkan, data yang diperoleh pada
c) Peningkatan Keterampilan Berpikir posttest sebesar 65,41% sedangkan pada
Kritis pretest sebesar 8,60%.
Berdasarkan deskripsi data Pada indikator berpikir kritis yang
kemampuan berpikir kritis siswa kelima ini pada posttest yang diperoleh
menunjukkan gambaran umum nilai presentase tergolong rendah karena
kemampuan berpikir kritis siswa baik pada kebanyakan peserta didik tidak menjawab
sebelum dan sesudah pembelajaran. Pada semua soalnya dan kalaupun menjawab
Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai tertinggi semua namun hasil perhitungannya salah
seudah diberi pembelajaran lebih besar sehingga pada saat menyimpulkan menjadi
daripada sebelum diberi pembelajaran salah pula, pada instrument penelitian
yaitu 100 untuk sesudah pembelajaran dan terdiri dari sebagian besar soal perhitungan
90 untuk sebelum pembelajaran. Selain dimana pembelajaran yang dilaksanakan
nilai tertinggi, nilai rata-rata sesudah lebih mengarah kepada konsep-konsep.
pembelajaran juga lebih besar, yaitu 65,56 Pembelajaran dengan konsep-konsep

18
tersebut menyebabkan kurangnya contoh- berpendekatan SETS dengan
contoh utamanya pada soal perhitungan menggunakan model pengembangan 3-D
sehingga mempengaruhi kemampuan termasuk dalam kategori tinggi dengan
berpikir kritis siswa, serta sebelum nilai N-Gain sebesar 0,72.
menyimpulkan suatu permasalahan atau Hasil uji peningkatan keterampilan
soal harus mengatur strategi dan taktik berpikir kritis yang dilakukan juga oleh
yang baik dan benar-benar matang agar Wahyuni, Sri (2015) dengan judul
menghasilkan kesimpulan yang baik dan penelitian “pengembangan bahan ajar IPA
benar. Tapi secara keseluruhan diperoleh untuk meningkatkan kemampuan berpikir
keterampilan berpikir kritis peserta didik kritis siswa SMP” diperoleh hasil
mengalami peningkatan yang terlihat dari keterampilan berpikir kritis dari
presentase rata-rata tiap aspek ketermpilan pengembangan bahan ajar dengan
berpikir kritis mengalami kenaikan. menggunakan model pengembangan 4-D
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat menunjukan peningkatan KBK baik yang
bahwa presentasi rata-rata untuk setiap dimabil dengan teknik tes maupun
aspek berpikir kritis mengalami pratikum. Berdasarkan dari teknik tes
peningkatan untuk sesudah pembelajaran diperoleh hasil 75% peserta didik memiliki
dan terlihat juga dari presentasi rata-rata kemampuan berpikir kritis dan 7,5%
uji N-gain untuk ketrampilan berpikir memiliki kemampuan sangat kritis.
kritis sebesar 0,824. Hasil ini Kemudian hasil uji keefektifan
menunjukkan bahwa secara keseluruhan yang dilakukan oleh Khotim, dkk (2015)
terjadi peningkatan untuk keterampilan dengan judul penelitian “pengembangan
berpikir kritis setelah diberikan LKPD modul kimia berbasis masalah pada materi
berbasis PBL. serta menunjukkan bahwa asam basa” diperoleh hasil uji N-Gain
LKPD berbasis PBL membuat peserta hasil belajar peserta didik dari
didik mejadi lebih mandiri sehingga bisa pengembangan modul berbasis masalah
mengasah keterampilan berpikirnya dengan menggunakan model 3-D termasuk
terutama berpikir kritis. dalam kategori sedang dengan nilai N-
Berdasarkan lampiran 15 diperoleh Gain sebesar 0,41.
bahwa persentase hasil observasi Hasil penelitian lainnya yang
keterampilan berpikir kritis setiap berhubungan dengan uji kefektifan yang
indikator tidak mencapai 100%, walaupun dilakukan oleh Alfana, dkk (2015) dengan
begitu aktivitas peserta didik pada setiap judul penelitian “pengembangan lembar
pertemuan yang semakin meningkat ini kegiatan siswa IPA terpadu berbasis
yang dilihat dari data observasi konstruktivisme tema energi dalam
keterampilan berpikir kritisnya pada tabel kehidupan untuk siswa SMP” diperoleh
4.12 yang memperlihatkan antusias peserta hasil uji N-Gain hasil belajar dan
didik yang semakin meningkat dalam kemampuan berpikir kreatif peserta didik
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. dari pengembangan LKS berbasis
Hasil uji peningkatan keterampilan konstruktivisme dengan menggunakan
berpikir kritis yang dilakukan oleh Rahma model pengembangan 4-D termasuk dalam
(2012) dengan judul penelitian kategori sedang dengan nilai N-Gain
“pengembangan perangkat pembelajaran sebesar 0,52.
model Inkuiri berpendekatan SETS materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan untuk 3. Karakteristik Lembar Kerja Peserta
menumbuhkan keterampilan berpikir kritis Didik (LKPD) Berbasis PBL
dan empati siswa terhadap lingkungan” Produk yang dikembangkan dari
diperoleh hasil uji N-Gain keterampilan penelitian ini adalah LKPD pada materi
berpikir kritis dari pengembangan Kesetimbangan Kimia untuk kelas XI IPA
perangkat pembelajaran model inkuiri SMA/MA semester ganjil dengan model

19
pengembangan Hannafin & Peck. LKPD LKPD ini disusun dengan
berisi 39 halaman disusun berdasarkan mengintegrasikan kemampuan berpikir
pembelajaran berbasis masalah (PBL) kritis dengan pembelajaran berbasis
yaitu suatu pembelajaran yang menyajikan masalah. Pada awal pembelajaran, guru
masalah yang berhubungan dengan menyajikan berbagai topik permasalahan
fenomena kehidupan sehari-hari atau kesetimbangan kimia yang berhubungan
kontekstual pada materi kesetimbangan dengan fenomena kehidupan sehari-hari
kimia, sehingga dapat menuntun peserta sebagai permasalahan yang harus
didik untuk menemukan sendiri konsep dipecahkan, tujuannya agar siswa
kimia yang sedang dipelajarinya dari termotivasi untuk terlibat aktif dalam
permasalahan yang disajikan. kegiatan pemecahan masalah. Penyajian
LKPD dimulai dengan memberikan masalah membuat siswa berpikir dan
permasalahan berkaitan materi mengasumsi penyelesaian masalah dari
kesetimbangan kimia sebagai umpan yang pengalaman yang pernah dialami. Guru
mengarah pada materi, diskusi, serta membimbing peserta didik dalam proses
evaluasi berupa contoh soal bertujuan pengumpulan informasi secara
untuk mengasah kemampuan berpikir berkelompok untuk mendapatkan solusi
kritis dan kepahaman peserta didik. Materi dari permasalahan yang dihadirkan pada
yang disajikan dalam LKPD berbasis PBL awal pembelajaran, kemudian
adalah kesetimbangan kimia yang meliputi menganalisis hasilnya sesuai dengan teori
sub materi kesetimbangan dinamis, jenis- yang ada.
jenis reaksi kesetimbangan, pergeseran Tahap terakhir dalam pembelajaran
kesetimbangan, Kc dan Kp serta hubungan berbasis masalah, mengevaluasi hasil
harga Kc dan Kp dalam suatu reaksi penyelidikan bersama kelompok dan
kesetimbangan. mempresentasikan di depan kelas. Pada
Penampilan LKPD dibuat secara tahap akhir ini, guru membantu peserta
menarik dengan halaman judul didik untuk melakukan refleksi atau
menggunakan ilustrasi yang berkaitan evaluasi terhadap penganalisisan masalah
materi Kesetimbangan Kimia. Judul LKPD yang telah dilakukan apabila ada
ini adalah “LKPD Berbasis PBL perbedaan konsep kimia. Intruksi dalam
Kesetimbangan Kimia”. Desain cover kegiatan diskusi dapat keterampilan
menggunakan perpaduan berbagai warna berpikir kritis siswa melalui
yang cerah dan menarik. Gambar dengan penganalisisan suatu masalah (Hassoubah,
berbagai warna cerah akan lebih menarik 2004).
dan membangkitkan minat serta perhatian Hasil penelitian pengembangan
siswa (Anitah, 2008). LKPD dicetak bahan ajar ini memiliki hasil yang sama
dengan menggunakan kertas ukuran A4, dengan penelitian yang dilakukan oleh
dimaksudkan agar siswa mudah dalam Taslim, dkk (2017) dengan judul
menggunakannya. Hal tersebut sesuai penelitian “pengembangan buku teks
pernyataan Prastowo (2014), LKPD pelajaran IPA terintegrasi mitigasi bencana
sebaiknya menggunakan ukuran kertas pada bahasan getaran dan gelompang”
yang dapat mengakomodasi kebutuhan diperoleh hasil uji kevalidan terhadap buku
pembelajaran. Sub judul yang ada pada teks IPA yang dikembangkan meliputi;
LKPD dituliskan dengan font yang lebih ukuran dan isi produk (kulit dan isi buku)
besar. Arsyad (2009), huruf yang dicetak dengan menggunakan model
tebal atau miring memberikan penekanan pengembangan Hannafin & Peck termasuk
pada kata kunci atau judul serta warna dalam kategori valid dengan nilai rata-rata
berbeda digunakan sebagai alat penuntun 4,04, serta mendapat respon positif dari
dan penarik perhatian untuk informasi peserta didik terhadap buku teks tersebut
yang penting.

20
dengan nilai presentase rata-rata sebesar kebutuhan yang terdiri dari empat
95,9%. langkah yaitu: analisis permasalahan
Hasil penelitian lainnya yang pembelajaran, analisis peserta didik,
dilakukan oleh Ananda dan Azizah (2016) analisis tujuan, dan analisis seting
dengan judul penelitian “pengembangan pembelajaran, 2) tahap desain yang
LKS berorientasi problem based learning terdiri dari empat langkah, yaitu:
untuk melatihkan creative thinking skill penyusunan LKPD dan perangkat
pada materi kesetimbangan kimia” pendukung pembelajaran, pemilihan
diperoleh hasil uji validasi terhadap LKS media, pemilihan format, dan
yang dikembangkan meliputi; validasi isi, desain/rancangan awal. 3) tahap
penyajian, kegrafikan, dan kebahasaan pengembangan, dan implementasi
dengan menggunakan model yakni penilaian ahli dan uji coba
pengembangan 4-D termasuk dalam terbatas di SMA Negeri 21 Makassar.
kategori rata-rata valid dengan nilai Selanjutnya semua desain awal
persentase rata-rata 87,725%. Serta LKS divalidasi oleh ahli, dan berada pada
tersebut juga mampu melatihkan creative kategori sangat valid, kemudian
thinking skill peserta didik karena diujicobakan untuk
tercermin dari aktivitas berpikir kreatif mengetahuikepraktisan dan
peserta didik mengalami peningkatan keefektifan, sehingga layak digunakan
dalam setiap pertemuannya dalam LKS sebagai sumber pembelajaran dan
tersebut. pendamping guru.
Hasil penelitian yang dilakukan 2. Kualitas LKPD berbasis PBL yakni:
juga oleh Nofiyanti dan Ismono (2015) 1) sangat valid berdasarkan penilaian
dengan judul penelitian “pengembangan oleh ahli dengan sedikit revisi, 2)
lembar kegiatan siswa berorientasi praktis karena seluruh aspek
problem based instruction (PBI) untuk pembelajaran dapat terlaksana,
melatihkan keterampilan berpikir kritis mendapat respon positif dari guru dan
siswa pada materi pokok laju reaksi siswa aktivitas guru berada pada interval
kelas XI SMAN 15 Surabaya” diperoleh toleransi, dan 3) efektif karena
hasil uji validasi terhadap LKS yang aktivitas peserta didik berada pada
dikembangkan meliputi; validasi materi, batas interval toleransi, dan respon
bahasa, penyajian, kesesuaian dengan PBI, peserta didik terhadap LKPD berbasis
dan kesesuaian dengan komponen berpikir PBL mendapatkan respon positif, serta
kritis dengan menggunakan model efektif dalam meningkatkan
pengembangan 4-D termasuk dalam keterampilan berpikir kritis peserta
kategori rata-rata sangat valid dengan nilai didik.
persentase rata-rata 99,78%. Serta LKS 3. LKPD berbasis PBL ini dapat
tersebut juga mampu melatihkan meningkatkan keterampilan berpikir
ketrampilan berpikir kritis peserta didik kritis peserta didik karena diperoleh
termasuk kategori terlatih dengan nilai hasil analisis uji N-Gain sebesar 0,824
rata-rata mencangkup semua aspek KBK dengan kategori tinggi.
sebesar 73,75.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil penelitian yang Alfana, Mila, dkk. 2015. Pengembangan
telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai Lembar Kegiatan Siswa IPA
berikut. Terpadu Berbasis Konstruktivisme
1. Proses pengembangan LKPD berbasis Tema Energi Dalam Kehidupan
PBL mengacu pada model Hannafin Untuk Siswa SMP. Unnes Science
& Peck, meliputi: 1) tahap penilaian Education Journal ISSN 2252-6617,

21
Universitas Negeri Semarang, Program Studi Pendidikan Fisika,
diakses pada tanggal 15 Februari Fakultas Pendidikan Matematika dan
2018 di Makassar. Ilmu Pengetahuan Alam, IKIP PGRI
Ananda, Putri, Mega dan Azizah, Utlya. Semarang.
2016. Pengembangan LKS Brooks, J.G. & Brooks, M.G. 1999. In
Berorientasi Problem Based search of understanding: The Case
Learning Untuk Melatihkan for Constructivist Classrooms.
Creative Thinking Skill Pada Materi Alexandria, VA: Association for
Kesetimbangan Kimia. Unesa Supervisionand Curriculum
Journal of Chemistry Education Vol Development.http://asimov.coehs.
5, No 2, pp. 224-232 Mei 2016, uwosh.edu/~cramer/case study1/
ISSN 2252-9454, Universitas Negeri Concepts/Constructivist.html.Diakse
Semarang, diakses pada tanggal 15 s pada tanggal 27 Juli 2017 di
Februari 2018 di Makassar. Makassar.
Anderson, J.A. 2003. Critical Thinking Damayanti, D.S., Nur N., & Eko S.K.
Across the Discplines. New York: 2013. Pengembangan Lembar Kerja
Makalah Pada Faculty Development Siswa (LKS) Dengan Pendekatan
Seminar in New York City College Inkuiri Terbimbing Untuk
of Technology. MengoptimalkanKemampuan
Andromeda, dkk. 2017. Pengembangan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi
Lembaran Kerja Siswa (LKS) Listrik Dinamis SMA Negeri3
Eksperimen Berbasis Guided- Purworejo Kelas X Tahun
Inquiry Materi Laju Reaksi Untuk Pelajaran 2012/2013. Purwokerto.
Siswa SMA/MA. Jurnal Eksakta Darmojo, H., & Kaligis, J. R.E.. 1993.
Pendidikan (JEP) Volume 1 Nomor Pendidikan IPA II. Jakarta:
1 Mei 2017 e-ISSN 2579-860X, Depdikbud.
Universitas Negeri Padang, diakses Delisle, R. 1997. How to Use Problem-
pada tanggal 15 Februari 2018 di Based Learning in the Classroom.
Makassar. Virginia: Association for
Anitah S. 2008. Media Pembelajaran. Supervision and Curriculum
Surakata: LPP UNS dan UNS Press. Development.
Arikunto, S.2007. Dasar- Dasar Evaluasi Departemen Pendidikan Nasional. 2003.
Pendidikan. Ed.Revisi, Cet.7.Jakarta: Kurikulum 2004 Standar
Rineka Cipta. Kompetensi Mata Pelajaran
Arsyad, azhar. 2006. Media pembelajaran. Matematika SMP. Jakarta.
Jakarta: PT. Raja Grafindo. Depdiknas. 2008. Panduan
Aprida, Irlani, Delima, Sari. 2017. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta:
Pengembangan LKPD Berbasis Departemen Pendidikan Nasional
Problem Based Learning Untuk Direktorat Pendidikan Dasar dan
meningkatkan kemampuan Berpikir Menengah.
kritis Pada Pembelajaran Tematik Depdiknas. 2004. Pedoman Penyusunan
Peserta Didik Kelas IV Sekolah Lembar Kegiatan Siswa dan
Dasar. Bandar Lampung: Program SkenarioPembelajaran Sekolah
Magister Keguruan Guru Sekolah Menengah Atas. Jakarta:
Dasar, FKIP Universitas Lampung. DepdiknasDirektoratPembinaan
Azmi, Choirina, Unik. 2011. Pengaruh Sekolah Menengah Atas.
Model Pembelajaran Inkuiri dengan Dwijananti, P., D. Yulianti. 2010.
Pendekatan Pictorial Riddle Pengembangan Kemampuan
terhadap Kemampuan Berpikir Berpikir KritisMahasiswa Melalui
Kritis Siswa. Semarang: Skripsi, Pembelajaran Problem Based

22
Instruction Pada MataKuliah Fisika Bambang Suryadi. Bandung:
Lingkungan. Jurnal Pendidikan Penerbit Nusantara.
Fisika Indonesia, 6: 108- 114. Herman, T. 2007. Pembelajaran berbasis
Eni, Wiwin Maryanti. 2016. Masalah untuk meningkatkan
Pengembangan LKPD dengan Kemampuan berpikir matematika
Model Problem Based Learning tingkat tinggi siswa sekolah
untuk Mengembangkan Kemampuan menengah pertama. Bandung:
Berpikir Kritis dan Dispososi Disertasi pada PPs UPI.
Berpikir Kritis. Program Hernawan, Herry, Asep. 2008.
Pascasarjana Magister Pendidikan Pengembangan Kurikulum dan
Matematika, FKIP, Universiatas Pembelajaran Jakarta: Universitas
Lampung. Bandar Lampung. Terbuka.
Ennis, R. H. (1987). A Taxonomy Of Hmelo-Silver, C. E., & Barrows, H. S.
Critical Thinking Dispositions And 2006. Goals and Strategies of A
Abilities. In J. B. Baron & R. J. Problem-Based Learning
Sternberg (Eds.), Series of books in Facilitator, Interdisciplinary Journal
psychology. Teaching thinking of Problem-basedLearning.
skills: Theory and practice (pp. 9- Hobri. 2009. Metodologi
26). New York: W H PenelitianPengembangan [Aplikasi
Freeman/Times Books/ Henry Holt Padapenelitian
& Co. PendidikanMatematika]. Jember :
Ennis, R.H. (2002). “An Outline of Goals Pena Salsabila.
for a Critical Thinking Curriculum Hung, W., Jonassen, D. H., & Liu, R.
andIts Assessment”.This is a revised 2014. A Problem-based Ubiquitous
version of a presentation at the Learning Approach to Improving the
SixthInternational Conference on Questioning Abilities of Elementary
Thinking at MIT, Cambridge, MA, School Students. In J. M.Spector, J.
July, 1994. G. VanMerriënboer, M. D., Merrill,
http://www.criticalthinking.net/goals & M. Driscoll (Eds.), Handbook of
.html.Diakses pada tanggal27Juli research on educational
2017 di Makassar. communicationsand technology(3rd
Fauziah, Resti, dkk. 2013. Pembelajaran ed., pp. 485-506). Mahwah, NJ.
Saintifik Elektronika Dasar Erlbaum.
Berorientasi Pembelajaran Berbasis Humasah, & Yanur S. 2013. Desain
Masalah. Bandung: Jurnal Pembelajaran Berbasis Pencapaian
pembelajaran saintifik, volume IX, Kompetensi. Jakarta: Prestasi
No. 2 166-168. Pustaksa Raya.
Hake, Richard R. 1999. Analyzing Irmayanti. 2015. Pengaruh Penilaian
Change/Gain Scores. Departhement Portofolio dalam Model
of Physics, Indiana University 24245 Pembelajaran Advanced Organizer
Hanteras Street, Woodland Hills, dan Kemampuan Awal terhadap
CA, 91367 USA. Pemahaman Konsep dan Motivasi
Hasruddin. 2009. Memaksimalkan Belajar Kimia Peserta didik kelas XI
Kemampuan Berpikir Kritis Melalui SMA Negeri 12 Makassar. Program
Pendekatan Kontekstual. Jurnal Pascasarjana Universitas Negeri
Tabularasa Pps Unimed, 6(1): 49- Makassar.
60. Kadhafi, Rizky. 2013. Pengembangan
Hassoubah, Z.I. 2014. Cara Berpikir Modul Kesetimbangan Kimia
Kreatif dan Kritis. Translated by Berbasis Inkuiri Terbimbing

23
(Guided Inquiry) Untuk SMK. Pascasarjana UNM Makassar.
Malang: Universitas Negeri Malang. Makassar: PPs UNM.
Kalsum, Siti, dkk. 2009. Kimia 2 Kelas Prastowo, Andi. 2011. Bahan Ajar
XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Inovatif. Yogjakarta: DIVA Press.
Perbukuan. Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian
Kemp, J. E, Dayton. 1985. Planing and Kualitatif dalam Perspektif
Producing Instructional Media. Rancangan Penelitian. Jogjakarta:
Harper & Row, New york. Ar-Ruzz Media.
Khalaliyah, Rizki. 2015. Pengembangan Rahardian, Dewi, Titah. 2011. Metode The
Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis King Kimia Ala Tentor. Jakarta:
Pendekatan Problem Solving Untuk Wahyumedia.
Meningktakan Berpikir Kritis Siswa Rachman, Fuad Abdul, dkk. 2017.
Pada Materi Alat Optik. Jurusan Pengembangan LKPD Berbasis
Fisika FMIPA Universitas Negeri Berpikir Kritis Materi Kelarutan
Semarang. Dan Hasil Kali Kelarutan Pada
Khotim, Hikmatun, Nurul, dkk. 2015. Mata Pelajaran Kimia Di SMA.
Pengembangan Modul Kimia Jurnal Alkimia Vol.1 No.1 2017,
Berbasis Masalah Pada Materi UIN Raden Fatah Palembang,
Asam Basa. Jurnal Chemistry in diakses pada tanggal 15 Februari
Education ISSN No 2252-6609, 2018 di Makassar.
Universitas Negeri Semarang, Rahma, Alifa Noora. 2012.
diakses pada tanggal 15 Februari Pengembangan Perangkat
2018 di Makassar. Pembelajaran Model Inkuiri
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Berpendekatan SETS Materi
Pembelajaran. Bandung: PT. Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Remaja Rosdakarya Untuk Menumbuhkan Keterampilan
Nofiyanti, Dwi, Wigati dan Ismono. 2015. Berpikir Kritis Dan Empati Siswa
Pengembangan Lembar Kegiatan Terhadap Lingkungan. Journal of
Siswa Berorientasi Problem Based Education Research and Ealuation
Instruction (PBI) Untuk Melatihkan ISSN 2252-6420, Universitas Negeri
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Semarang, diakses pada tanggal 15
Pada Materi Pokok Laju Reaksi Februari 2018 di Makassar.
Siswa Kelas XI SMAN 15 Surabaya. Riduwan, 2010. Metode dan Teknis
UNESA Journal of Chemical Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta
Education Vol.4, No.2, pp.172-179, Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru
May 2015, ISSN 2252-9454, Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Universitas Negeri Semarang, Prenada.
diakses pada tanggal 15 Februari Rohaeti, E., LFX, E. Wijayanti., &
2018 di Makassar. Padmaningrum, R. T. 2009.
Nurdin. 2007. Model Pembelajaran Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Matematika yangMenumbuhkan (LKS) mata pelajaran sains kimia
Kemampuan Metakognitif untuk untuk SMP.Jurnal Inovasi
Menguasai Bahan Ajar.Surabaya: Pendidikan, 10(1).
UNESA Rosmaini. 2009. Keterbacaan Buku Teks.
Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual Medan: FBS UNIMED.
(Contextual Teaching and Learning/ Rusman. 2010. Model- Model
CTL) dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Jakarta:
KBK. Malang: Penerbit UM. RajaGrafindo Persada.
PPs UNM. 2012. Pedoman Penulisan tesis
dan Disertasi Program

24
Rusmono. 2012. Srategi Pembelajaran Prosiding Seminar Nasional
dengan Problem Based Learning Itu Pendidikan 2009. Unila.
perlu. Jakarta: Ghalia Indonesia. Taslim, Rhoshandhayani, Koesiyanto, dkk.
Savinainen, A. 2004. High School 2017. pengembangan buku teks
Students Conceptual Coherence of pelajaran IPA terintegrasi mitigasi
Qualitative Knowledge in the Case bencana pada bahasan getaran dan
of the Force Concept. Dissertation, gelompang. Jurnal Seminar Nasional
University ofJoensuu. Pendidikan Fisika 2017, ISSN 2527-
Sobihi, Muh dan Siswanto, joko. 2012. 5917, vol.2, Universitas Jember,
Pengaruh Pembelajaran Berbasis diakses pada tanggal 15 Februari
Masalah Dan Inkuiri Terbimbing 2018 di Makassar.
Terhadap Kemampuan Berpikir Tegeh, I Made, dkk. 2014. Model
Kritis Dan Kreatif Siswa. Semarang: Penelitian Pengembangan.
Prodi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Yogyakarta: Graha Ilmu.
Semarang. Trianto. 2007. Model pembelajaran
Sudjana, nana. 2010. Penilaian hasil dan Terpadu dalam Teori danPraktek.
Proses belajar Mengajar. Bandung: Jakarta: Prestasi Pustaka.
Remaja Rosdakarya. Trianto. 2011. Model-Model
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Persada. Pustaka.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Wahyuni, Sri. 2015. Pengembangan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. bahan Ajar IPA untuk meningkatkan
Bandung: Alfabeta. kemampuan berpikir kritis siswa
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian SMP. Jurnal materi dan
Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, pembelajaran fisiska, Volume 5
Kuantitatif, dan R&D. Bandung: nomor 2 2015 ISSN: 2089-6158,
Alfabeta. Universitas Jember,diakses pada
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian tanggal 10 Oktober 2017 di
Pendidikan PendekatanKuantitatif Makassar.
Kualitatif dan R &D. Bandung: Yasir, M, dkk. 2013. Pengembangan
Alfabeta. Lembar Kerja Siswa (Lks) Berbasis
Suryana, I Made, dkk. 2014. Strategi Belajar Metakognitif Untuk
Pengembangan Bahan Ajar Cetak Meningkatkan HasilBelajar Siswa
Menggunakan Model Hannafin & Pada Materi Pewarisan Sifat
Peck Untuk Mata Pelajaran Manusia. Jurnal Bioedu,2(1): 77-83.
Rencana Anggaran Biaya. e-Juornal Yazar, Soyadı, B.B. 2015. Creative and
Program Pascasarjana Universitas Critical Thinking Skills in Problem-
Pendidikan Ganesha Program, Studi based Learning Environments. J.
Teknologi Pembelajaran, Volume 4 Gift. Educ. Creat. 2, 71–71.
tahun 2014, diakses pada tanggal 10 Yunianti, Hesty, dkk. 2016.
Oktober 2017 di Makassar. Pengembangan LKPD Tema
Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009. Pencemaran Lingkungan Berbasis
Pengembangan Contoh Lembar Problem Based Learning Untuk
Kerja Fisika Siswa dengan Latar Meningkatkan Keterampilan
Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Berpikir Kreatif. Jurnal
Studi Pustaka dan Keterampilan Pengembangan LKPD IPA, FMIPA
Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Universitas Negeri Yogyakarta,
Lampung. Bandar Lampung: diakses pada tanggal 15 Februari
2018 di Makassar.

25
26

Anda mungkin juga menyukai