Anda di halaman 1dari 4

Dwi Hariyanti dkk, Penerapan Model PBL 33

Penerapan Model Problem Based Learning untuk


Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi K3LH
Dwi Hariyanti1, Hasri2, Ruhmah 3
SMK PGRI 1 Kediri 1, Universitas Negeri Makassar 2, SMTI Makassar3

Email: dwihariyanti1979@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas X
SMK PGRI 1 Kediri pada materi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
(K3LH) dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas menggunakan tiga siklus. Subyek penelitian adalah peserta didik
kelas X SMK PGRI 1 Kediri sebanyak 12 peserta didik. Metode yang digunakan diskusi dan
menggunakan pendekatan saintifik/ TPACK. Instrumen penelitian aktivitas peserta didik
menggunakan lembar penilaian ketrampilan dan instrumen penelitian hasil belajar peserta
didik menggunakan tes evaluasi yang dilaksanakan di setiap akhir siklus. Analisis data
dilakukan secara deskriptif. Persentase keaktifan peserta didik pada siklus I sebesar 41,67%,
pada siklus II sebesar 66,67% dan pada siklus III meningkat menjadi 83,33%. Persentase
ketuntasan hasil belajar pada siklus I sebesar 58,33%, pada siklus II sebesar 75% dan pada
siklus III meningkat menjadi 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan
model problem based learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik
kelas X pada materi K3LH.

Kata Kunci : Problem Based Learning, Aktivitas, Hasil belajar, K3LH

1. PENDAHULUAN pemanfaatan gawai untuk bermain game


lebih banyak menyita waktu peserta didik.
Mewabahnya pandemi Covid-19 Hal itu menyebabkan peserta didik menjadi
tidak hanya berdampak pada bidang kecanduan, aktivitas belajar peserta didik
kesehatan, namun berpengaruh juga pada menjadi menurun dan berdampak pada hasil
bidang pendidikan. Adanya pembatasan belajar peserta didik yang semakin menurun.
pembelajaran secara tatap muka pada bidang Pada situasi new normal, pelaku
pendidikan, serta mengalihkannya dengan pendidikan dengan kebiasaan lama harus
menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) beradaptasi dengan kebiasaan baru.
menimbulkan dampak positif dan negatif. Pembelajaran tatap muka terbatas dengan
Dampak positifnya, peserta didik lebih pembelajaran yang menarik dan pemanfaatan
mengenal perkembangan teknologi. Peserta teknologi mulai diterapkan, dengan harapan
didik mengenal pembelajaran digital, peserta didik lebih tertarik untuk belajar dan
penyampaian pembelajaran melalui google aktivitas belajarnya menjadi meningkat.
classroom dan evaluasi penilaian melalui Proses pembelajaran yang semula
google form. Namun, dampak negatifnya berpusat pada guru, berubah menjadi
terjadi penyalahgunaan dari tujuan berpusat pada peserta didik. Proses
pemanfaatan gawai tersebut. Pemanfaatan pembelajaran yang berpusat pada peserta
gawai untuk proses pembelajaran hanya didik akan berdampak peserta didik lebih
digunakan selama beberapa menit, sedangkan aktif dalam pembelajaran, peserta didik aktif
34 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 2 OKTOBER 2021

berkolaborasi dan berkomunikasi dalam diskusi dan menggunakan pendekatan


proses diskusi, serta berpikir kreatif dan saintifik/TPACK. Prosedur penelitian
kritis. Dengan menerapkan pendekatan meliputi tahap perencanaan, tahap
saintifik/ TPACK (Technological Pedagical pelaksanaan yang mencakup persiapan,
Content Knowledge) dan model pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
pembelajaran Problem Based Learning Instrumen penelitian aktivitas peserta didik
(PBL), peserta didik dapat menemukan menggunakan lembar penilaian keterampilan
konsep baru dengan merumuskan suatu dan instrumen penelitian hasil belajar peserta
masalah dan memecahkan masalah tersebut didik menggunakan tes evaluasi yang
melalui diskusi kelompok dilaksanakan di setiap akhir siklus
Guru dituntut untuk mampu menggunakan aplikasi google form. Analisis
mengelola kelas dengan baik pada proses data dilakukan secara deskriptif.
pengajaran, pembelajaran, evaluasi dan
penilaian. Sebagai guru harus kreatif 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam menyampaikan materi
pembelajaran yang menarik dan Hasil penelitian tindakan kelas
menyesuaikan dengan karakteristik melalui analisis data dilakukan secara
peserta didik. Guru juga harus selalu deskriptif, perubahan prosentase aktivitas
memberikan motivasi pada peserta didik agar belajar dan hasil belajar pada siklus I ke
lebih percaya diri dan menjadi peserta siklus II dan siklus II ke siklus III merupakan
didik yang berkarakter baik. Interaksi data kualitatif berdasarkan lembar penilaian
yang intensif dari guru dan pengolahan keterampilan dan tes evaluasi yang dicatat
pembelajaran dengan pemanfaatan digital, dan di olah pada setiap siklus. Pada siklus I,
serta menciptakan kondisi belajar yang peserta didik masih banyak yang pasif pada
nyaman dan menyenangkan akan berdampak saat proses diskusi. Hanya 5 peserta didik
pada kenaikan aktivitas belajar dan hasil yang aktif dalam proses diskusi. Prosentase
belajar peserta didik. keaktifan peserta didik sebesar 41,67%. Nilai
rata-rata siklus I pada materi K3LH adalah
2. METODE 68,33 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) 70. Nilai terendah 40 sebanyak 2
Penelitian ini bertujuan untuk untuk peserta didik dan nilai tertinggi 80 sebanyak
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar 7 peserta didik. Prosentase ketuntasan pada
peserta didik kelas X SMK PGRI 1 Kediri siklus I sebesar 58,33%.
pada materi Keselamatan, Kesehatan Kerja Pada siklus II, aktivitas belajar
dan Lingkungan Hidup (K3LH) dengan peserta didik mengalami kenaikan menjadi 8
penerapan model Problem Based Learning peserta didik. Prosentase aktivitas belajar
(PBL). Penelitian ini merupakan penelitian peserta didik sebesar 66,67% dan mengalami
tindakan kelas menggunakan tiga siklus. kenaikan 25,00%. Peserta didik mulai
Subyek penelitian adalah peserta didik kelas percaya diri untuk menyampaikan
X TKRO 1 SMK PGRI 1 Kediri tahun pendapatnya dalam diskusi kelompok. Nilai
pelajaran 2021/2022 sebanyak 12 peserta rata-rata pada siklus II sebesar 83,33 dengan
didik yang terdiri dari 12 peserta didik laki- nilai terendah 60 sebanyak 3 peserta didik
laki. Kemampuan peserta didik kelas X dan nilai tertinggi 100 sebanyak 5 peserta
TKRO 1 SMK PGRI 1 Kediri relatif sedang. didik. Prosentase ketuntasan pada siklus II
Beberapa peserta didik terpantau kurang aktif sebesar 75,00% dan mengalami kenaikan
pada saat mengikuti pembelajaran materi sebesar 16,67%.
K3LH. Aktivitas belajar pada siklus III
Metode yang digunakan adalah sebesar 83,33%, sebanyak 10 peserta didik
Dwi Hariyanti dkk, Penerapan Model PBL 35

sudah aktif dalam proses diskusi. Prosentase Pada siklus II, proses pembelajaran
kenaikan keaktifan peserta didik sebesar dilakukan secara tatap muka terbatas dengan
16,67%. Rata-rata nilai pada siklus III pembatasan jumlah peserta didik sebanyak
sebesar 91,67 dan prosentase ketuntasan 12 peserta didik. Peserta didik mulai
sebesar 100%. Kenaikan prosentase beradaptasi dan bisa berinteraksi secara
ketuntasan sebesar 25,00%. langsung dengan guru, sehingga peserta didik
lebih mudah memahami instruksi yang
Prosentase Aktivitas Belajar dan Hasil
disampaikan oleh guru. Pada siklus II ini,
Belajar dengan Model Pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Problem Based learning (PBL). Peserta didik
melalui diskusi kelompok dapat
100 berkolaborasi, berkomunikasi, berpikir
80 kreatif dan kritis untuk menuangkan
Prosentase

60 Aktifitas pendapatnya. Meskipun pada siklus II proses


40 Belajar diskusi masih terlihat kaku, beberapa
20 Hasil Belajar peserta didik kurang aktif dikarenakan
0 peserta didik belum terbiasa
I II III menyampaikan pendapatnya. Tindakan
Siklus yang dilakukan guru adalah membiasakan
peserta didik untuk literasi dan
Gambar 1. Presentase Aktivitas Belajar dan Hasil menyampaikan pendapat dalam setiap
Belajar dengan Model Pembelajaran
kegiatan pembelajaran maupun di luar
Problem Based Learning (PBL)
kegiatan pembelajaran. Hasil dari tindakan
tersebut peserta didik menjadi lebih aktif
Pada siklus I, peserta didik
dalam meyampaikan pendapatnya dan
memerlukan waktu untuk beradaptasi pada
lebih percaya diri, sehingga terjadi
proses pembelajaran di situasi new normal.
peningkatan aktivitas belajar dan hasil
Pembelajaran masih terpusat pada guru,
belajar.
metode yang digunakan lebih dominan
Peserta didik sudah beradaptasi
metode ceramah, sehingga keaktifan peserta
dengan model pembelajaran Problem Based
didik dalam proses diskusi masih kurang.
Learning (PBL) pada siklus III. Dalam
Selain itu, peserta didik masih canggung
proses diskusi, peserta didik sudah aktif
dengan pembelajaran daring menggunakan
dalam kegiatan diskusi, lugas dalam
aplikasi google meet. Pembelajaran secara
menyampaikan pendapat maupun
tatap maya dan tidak optimal melibatkan
menanggapi pendapat dari kelompok yang
aktivitas peserta didik berdampak peserta
lain. Aktivitas belajar peserta didik
didik menjadi jenuh, sehingga aktivitas
mengalami peningkatan yang berimbas pada
peserta didik dalam proses diskusi menurun
hasil belajar peserta didik yang secara
dan hasil belajar peserta didik juga
signifikan mengalami kenaikan.
mengalami penurunan. Tindakan yang
dilakukan guru adalah memberi motivasi
4. KESIMPULAN
agar peserta didik tetap semangat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dan
mengembangkan literasi, serta selalu Guru harus memberikan motivasi
kepada peserta didik agar percaya diri dalam
mengingatkan agar aktif dalam
menyampaikan pendapatnya, sehingga terjadi
kegiatan diskusi. Hasil yang
peningkatan aktivitas proses diskusi peserta
diharapkan pada kegiatan selanjutnya
didik pada materi K3LH. Interaksi yang baik
peserta didik lebih aktif dalam
dan lebih intensif kepada peserta didik, serta
berdiskusi kelompok.
36 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 2 OKTOBER 2021

pemilihan metode pembelajaran yang tepat Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2010).
dan sesuai dengan karakteristik peserta didik Penelitian dan Penilaian pendidikan.
akan meningkatkan hasil belajar peserta Bandung: Sinar Baru Algensindo.
didik. Peserta didik diberikan kesempatan Wardani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan
untuk mengembangkan proses berpikir kritis Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka
dan kreatif, berkolaborasi dan berkomunikasi Yuzelma. 2019. Analisis Kimia Dasar.
dalam diskusi kelompok untuk menemukan Direktorat Kementerian Pendidikan
konsep baru yang lebih mudah dipahami oelh Dan Kebudayaan. Malan
peserta didik.
Dengan pemilihan model
pembelajaran yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dapat memotivasi
peserta didik untuk menumbuhkan rasa
percaya dirinya dan tercipta proses belajar
yang menyenangkan. Hasil analisa deskriptif
menunjukkan bahwa dengan model
pembelajaran Problem Based Learning
(PBL), aktivitas belajar peserta didik dan
hasil belajar peserta didik secara signifikan
mengalami kenaikan.

REFERENSI

Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. (2017).


Penelitian Tindakan Kelas (Ed. Rev.).
Jakarta: Bumi Aksara.
Dasna, I. W. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Malang : Universitas Negeri Malang
Djamarah, Syaiful Bahri. 2015. Psikologi
Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Hamzah. 2006. Orientasi Baru dalam
Psikologi Pembelajaran. Jakarta : PT.
BumiAksara
Fatimah, Soja Siti. 2019. Teknik Kimia
Modul 6 Kegiatan Belajar 2
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3), Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan. Jakarta
Materi Bimtek Penyegaran Kurikulum 2013
Revisi. Analisis Penerapan Model
Pembelajaran. 2017
Maswan dan Khoirul Muslimin. 2017.
Teknologi Pendidikan. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran
Terpadu, Konsep, Strategidan
Implementasinya dalam KTSP.
Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai