Anda di halaman 1dari 9

Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 5 (1): 31-39 (Mei 2021) e-ISSN 2598-9669

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

Zelin Agusriyalni1*, Irdam Idrus1, Yennita1


1
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu
Email: zelinagusriyalni24@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar peserta didik dengan model Discovery
Learning pada materi Sistem Koordinasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik
kelas XI IPA2 SMAN 1 Kepahiang. Variabel penelitian ini adalah model Discovery Learning dan hasil
belajar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi dan tes. Persentase ketuntasan
hasil belajar peserta didik ranah pengetahuan pada siklus I yaitu 54,28% yang termasuk kedalam
kategori belum tuntas dan pada siklus II persentase ketuntasan hasil belajar peserta didik ranah
pengetahuan mengalami peningkatan menjadi 82,85% dan termasuk dalam kategori tuntas. Selanjutnya,
hasil belajar peserta didik dalam ranah keterampilan pada siklus I diperoleh skor rata-rata yaitu 11,94
termasuk kategori cukup dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 13,28 termasuk kategori
baik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model Discovery Learning dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik di kelas XI IPA2 SMAN 1 Kepahiang.
Kata kunci : Hasil Belajar, Model Discovery Learning

Abstract
The aim of this research was to describe the learning outcomes of students with Discovery Learning
model on coordination system topic. The type of this research was Classroom Action Research (CAR).
This Classroom action research consists of two cycles, each cycle consisting of four stages, namely:
planning, implementation, observation and reflection. The subject were all students of class XI IPA2
SMAN 1 Kepahiang. The variables of this research were Discovery Learning model and learning
outcomes. Technique of collecting data in this research was observation and test. The percentage
completeness of learning outcomes of students in knowledge realm of first cycle was 54,28 % included
in the category of not yet complete and in second cycle the percentage completeness of learning
outcomes of students in knowledge realm has increased to 82,85% and included in the complete
category. Furthermore, the learning outcomes of students in psychomotor realm of the first cycle
obtained an average score of 11.94 including the sufficient category and experienced an increase in the
second cycle to 13.28 including the good category. The results of this research can be concluded that the
model Discovery Learning could improve the activities and learning outcomes of students at XI IPA2
SMAN 1 Kepahiang.
Keywords: Learning Outcomes, Discovery Learning Model

PENDAHULUAN
Sistem pendidikan yang ada di negara rendah hingga ke tingkat yang lebih tinggi
Indonesia telah mengalami banyak (Utomo, 2015).
perubahan seiring berkembang zaman. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003
Perubahan sistem pendidikan tersebut yang memuat tentang Sistem Pendidikan
dimulai dari pendidikan tingkat dasar atau

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.5.1.31-39 31
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 5 (1): 31-39 (Mei 2021) e-ISSN 2598-9669

Nasional menegaskan bahwa pendidikan Discovery Learning merupakan suatu


adalah suatu usaha yang telah direncanakan model pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mewujudkan suasana proses belajar untuk memecahkan permasalahan dalam
dan pembelajaran yang kondusif untuk proses belajar dan pembelajaran secara
peserta didik supaya bisa aktif dalam intensif dibawah pengawasan guru. Pada
mengembangkan potensi dirinya. Sehingga model discovery, guru membimbing peserta
peserta didik dapat memiliki kekuatan didik untuk menjawab atau memecahkan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, suatu masalah. Discovery Learning juga
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta dapat dikatakan sebagai metode
keterampilan yang diperlukan dirinya, pembelajaran kognitif yang menuntut guru
masyarakat, bangsa dan negara supaya lebih kreatif dalam menciptakan
(Kemendikbud, 2014). situasi belajar yang dapat membuat peserta
Biologi merupakan bagian dari sains didik belajar menjadi aktif menemukan
yang mengandung empat hal, yaitu produk, pengetahuan sendiri (Mulyatiningsih, 2013).
proses, sikap dan teknologi. Produk pada Melalui model Discovery Learning ini peserta
biologi mencakup konsep-konsep yang didik bisa menjadi lebih dekat dengan apa
kompleks dan banyak sehingga diperlukan yang menjadi sumber belajarnya, rasa
penguasaan konsep yang komprehensif percaya diri peserta didik juga akan
untuk dapat memahaminya. Penguasaan meningkat karena dia merasa apa yang telah
konsep peserta didik dapat ditentukan oleh dipahaminya ditemukan oleh dirinya sendiri,
cara dan proses belajar peserta didik, serta kerjasama dengan temannya pun akan
dapat diukur dari hasil belajar khususnya meningkat, serta tentunya menambah
hasil belajar kognitif. Apabila pembelajaran pengalaman peserta didik (Putrayasa, dkk,
semakin bermakna maka penguasaan 2014).
konsep atau hasil belajarnya semakin baik Dalam mendukung penerapan model
(Ashyuri, 2017). Discovery Learning ini nantinya digunakan
Berdasarkan observasi awal dan bahan ajar berupa LKPD dan LDPD dalam
wawancara yang telah dilakukan dengan proses pembelajarannya. Peserta didik akan
guru Biologi kelas XI IPA2 SMAN 1 Kepahiang melakukan sebuah percobaan atau
tahun ajaran 2018/2019, diperoleh beberapa praktikum sederhana dengan saling
informasi sebagai berikut: 1) Minat belajar bekerjasama satu sama lain dan juga
peserta didik masih kurang, karena masih menjawab beberapa pertanyaan yang
sedikitnyanya variasi model pembelajaran berhubungan dengan materi yang diajarkan.
yang dilakukan guru; 2) Peserta didik kurang Dimana nantinya dari praktikum dan
berpartisipasi didalam proses pembelajaran pertanyaan tersebut peserta didik akan
seperti bertanya dan mengemukakan mudah dalam memahami konsep materi
pendapatnya dalam mengidentifikasi yang diberikan. Keterampilan peserta didik
masalah yang relevan dengan bahan juga akan semakin meningkat selama proses
pelajarannya. Sehingga hasil belajar Biologi belajar. Sehingga hasil belajar peserta didik
peserta didik masih ada yang rendah atau tidak hanya ranah pengetahuan saja yang
belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan mengalami peningkatan tetapi
Minimal) ≥75 yang telah ditetapkan SMAN 1 keterampilannya juga. Jadi, dengan
Kepahiang. penerapan model Discovery Learning guru

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.5.1.31-39 32
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 5 (1): 31-39 (Mei 2021) e-ISSN 2598-9669

dapat mengubah pembelajaran yang observasi dan tes. Sedangkan instrumen


awalnya teacher centered menjadi student penelitian yang digunakan adalah lembar
centered. observasi dan lembar tes. Lembar observasi
Adapun penelitian terdahulu yang digunakan untuk menilai hasil belajar
relevan dengan model Discovery Learning ini peserta didik dalam ranah keterampilan
yakni penelitian yang telah dilakukan oleh selama proses pembelajaran di kelas yang
Amyani (2018) yang menyatakan bahwa terdiri dari 5 indikator pengamatan. Lembar
menggunakan model pembelajaran tes digunakan untuk menilai hasil belajar
Discovery Learning dapat meningkatkan hasil peserta didik dalam ranah pengetahuan
belajar peserta didik kelas VIII2 SMPN 03 yang disajikan dalam bentuk soal objektif
Kota bengkulu hingga mencapai kriteria (pilihan ganda) yang terdiri dari 10 butir soal
ketuntasan secara klasikal dari 72,5% hingga yang diberikan kepada peserta didik setelah
87,5%. Selain itu, menurut Novita (2018) kegiatan inti pembelajaran.
model Discovery Learning dapat Teknik analisis data hasil belajar
meningkatkan hasil belajar peserta didik peserta didik dalam ranah pengetahuan dan
Kelas VIII5 SMPN 4 Kota Bengkulu dengan ranah keterampilan dianalisis dengan cara
hasil belajar pada siklus I yaitu 65,71% menghitung nilai rata-rata serta persentase
meningkat menjadi 82,85% pada siklus II. ketuntasan klasikal hasil belajar peserta
Berdasarkan permasalahan tersebut, didik. Data observasi hasil belajar peserta
maka peneliti berkolaborasi dengan guru didik dalam ranah keterampilan dapat
biologi untuk menggunakan model dihitung rata-rata hasil pengamatan dengan
pembelajaran Discovery Learning dalam menggunakan rumus:
melakukan perbaikan pembelajaran biologi
peserta didik di Kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 𝐗=
∑𝑿
Kepahiang untuk meningkatkan hasil belajar 𝑵

peserta didik. (Sudijono, 2014).


Keterangan:
METODE X : Rata-rata skor
Jenis penelitian yang digunakan dalam ∑ 𝑋 : Jumlah skor pengamatan DL
penelitian ini adalah penelitian tindakan N : Jumlah pengamat
kelas yang didasarkan pada model Kemmis Kategori penilaian pada lembar
dan MC Taggart dengan metode deskriptif. observasi penilaian keterampilan peserta
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang didik dapat dilihat pada Tabel 1.
terdiri atas empat tahapan yaitu Tabel 1. Kategori Penilaian Keterampilan
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan Peserta Didik
refleksi. Subjek penelitian ini adalah seluruh Rentang skor Kategori Penilaian
peserta didik kelas XI IPA2 SMAN 1 5-7 Kurang
Kepahiang 2018/2019 yang berjumlah 35 8-10 Cukup
orang peserta didik yang terdiri dari 10 11-15 Baik
orang laki-laki dan 25 orang perempuan. Untuk hasil belajar ranah
Teknik pengumpulan data yang pengetahuan, perhitungan data persentase
digunakan dalam penelitian ini adalah ketuntasan hasil belajar peserta didik secara

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.5.1.31-39 33
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 5 (1): 31-39 (Mei 2021) e-ISSN 2598-9669

klasikal dianalisis dengan menggunakan Hasil belajar peserta didik dalam ranah
rumus: keterampilan pada siklus I dan siklus II dapat
P=
∑𝑿
𝐗 𝟏𝟎𝟎% dilihat pada Gambar 2.
𝑵
(Sudijono, 2014). Hasil Belajar Ranah Keterampilan

13,5 13,28
Keterangan:
∑ x : Jumlah peserta didik yang mendapat 13

Rata-rata Skor
nilai ≥75 12,5
N : Jumlah seluruh peserta didik 11,94
12
P : Persentase ketuntasan hasil belajar
peserta didik 11,5
Menurut ketentuan yang ditetapkan 11
SMA Negeri 1 Kepahiang, peserta didik yang Siklus I Siklus II
dikatakan tuntas belajarnya apabila 80% Gambar 2. Rata-Rata Skor Hasil Belajar Ranah
Keterampilan Peserta Didik Siklus I dan II
peserta didik telah memperoleh nilai ≥75.
Berdasarkan Gambar 2, dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN diketahui bahwa rata-rata skor hasil belajar
Berdasarkan dari hasil penelitan yang ranah keterampilan peserta didik pada siklus
telah dilakukan, hasil belajar ranah I yaitu 11,94 dan mengalami peningkatan di
pengetahuan pada siklus I dan II dalam siklus II menjadi 13,28. Peningkatan jumlah
pembelajaran biologi dengan menggunakan persentase ketuntasan belajar klasikal dan
model Discovery Learning dapat dilihat pada rata-rata skor hasil belajar peserta didik dari
Gambar 1. siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa
Hasil Belajar Ranah Pengetahuan
model pembelajaran Discovery Learning
dapat meningkatkan hasil belajar peserta
100 82,85 didik. Hal ini sesuai dengan Kemendikbud
Persentase (%)

80 (2013) dalam Nurgazali (2019) bahwa


54,28 kelebihan metode Discovery Learning adalah
60
40 membantu peserta didik untuk memperbaiki
dan meningkatkan keterampilan‐
20
keterampilan serta proses‐proses kognitif.
0
Siklus I Siklus II
Adanya peningkatan hasil belajar
Gambar 1. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar peserta didik dari siklus I dan II dalam ranah
Ranah Pengetahuan Peserta Didik Siklus I dan II pengetahuan maupun ranah keterampilan
juga didukung dengan meningkatnya
Berdasarkan Gambar 1, dapat aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru
diketahui bahwa persentase ketuntasan hasil dan aktivitas belajar dari peserta didik dalam
belajar ranah pengetahuan peserta didik tahapan proses pembelajaran di kelas. Hal
secara klasikal pada siklus I yaitu 54,28% ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2007)
mengalami peningkatan di siklus II menjadi yang menyatakan bahwa aktivitas belajar
82,85%. berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.5.1.31-39 34
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 5 (1): 31-39 (Mei 2021) e-ISSN 2598-9669

mungkin terjadi dengan baik. Proses belajar 2) Identifikasi masalah


yang baik akan turut mempengaruhi hasil Pada tahap identifikasi masalah ini,
akhir pembelajaran. Adapun penjabaran guru mengarahkan peserta didik untuk
mengenai setiap tahap atau sintaks mengemukakan pendapatnya tentang
pembelajaran pada model Discovery pertanyaan yang telah diberikan. Dalam
Learning adalah sebagai berikut: tahap ini, peserta didik dapat
1) Stimulasi mengemukakan sebanyak-banyaknya
Pada tahap stimulasi ini, kegiatan pendapat ataupun pemikirannya akan
mengajar yang dilakukan oleh guru yakni permasalahan mengenai sistem koordinasi
guru memberikan pertanyaan penyelidikan manusia yang diberikan oleh guru, sehingga
kepada peserta didik. Pertanyaaan peserta didik dapat aktif dalam proses
penyelidikan yang diberikan guru kepada pembelajaran dan menambah pengetahuan
peserta didik berasal dari fenomena yang awal peserta didik. Kegiatan tersebut sesuai
terjadi dan sesuai dengan topik dengan pernyataan Nurgazali (2019) yang
pembelajaran yang sedang dipelajari. Pada menyatakan bahwa pada tahap identifikasi
tahap ini guru memberikan pertanyaan masalah guru memberikan kesempatan
tentang fenomena sistem koordinasi kepada peserta didik untuk mencari dan
manusia. Tujuan dari adanya pemberian mengumpulkan sebanyak mungkin masalah
pertanyaan diawal pembelajaran ini untuk yang berhubungan dengan tema yang akan
merangsang proses berpikir peserta didik dipelajari.
agar dapat memecahkan permasalahan yang 3) Pengumpulan data
diberikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan Pada penelitian dua siklus ini terdapat
pernyataan Widiadnyana (2014), bahwa perbedaan yaitu pada siklus I menggunakan
tahapan pertama yaitu stimulation dengan LDPD (Lembar Diskusi Peserta Didik). Hal ini
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dikarenakan pada siklus I materi
relevan dengan kehidupan sehari-hari, yang pembelajaran tentang sistem saraf yang
merangsang peserta didik untuk berpikir diajarkan kepada peserta didik lebih banyak
serta dapat mendorong eksplorasi. mengarah ke diskusi dan tidak terdapat
Timbulnya sikap keingintahuan untuk materi yang dapat dipraktikumkan.
menyelidiki sendiri dan tuntutan eksplorasi, Sedangkan pada siklus II menggunakan LKPD
maka akan mengarahkan pemikiran peserta (Lembar Kerja Peserta Didik) dikarenakan
didik untuk memahami terutama tentang materi pembelajaran tentang sistem indera
permasalahan yang menjadi topik yang diajarkan kepada peserta didik dapat
pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan dilakukan praktikum/percobaan.
pendapat Nasution dalam Suhada (2019) Berdasarkan sintaks pembelajaran
yang mengatakan bahwa permasalahan yang Discovery Learning tahap pengumpulan
digunakan dalam topik pembelajaran data, dapat diketahui bahwa pengumpulan
biasanya adalah masalah yang telah data dengan menggunakan LDPD maupun
ditemukan sebelumnya, bukan yang LKPD kedudukannya sama dimana pada
berdasarkan minat individual. tahap pengumpulan data ini terdapat 2
tahapan yakni pada siklus I, guru
menjelaskan prosedur kegiatan diskusi yang
terdapat dalam Lembar Diskusi Peserta Didik

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.5.1.31-39 35
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 5 (1): 31-39 (Mei 2021) e-ISSN 2598-9669

(LDPD) sedangkan pada siklus II, guru 4) Pengolahan Data


mempraktekkan cara kerja mengukur jarak Pada tahap pengolahan data ini, guru
bintik buta dan mengetahui area kepekaan membimbing kelompok peserta didik dalam
rasa lidah sesuai dengan langkah-langkah mengolah data hasil diskusi maupun
yang terdapat pada Lembar Kegiatan Peserta percobaan. Seluruh kelompok peserta didik
Didik (LKPD) yang diberikan kepada masing- dibimbing oleh guru untuk berdiskusi
masing kelompok peserta didik. dengan sesama anggota kelompoknya dalam
Dari siklus I hingga siklus II, seluruh upaya pemecahan masalah maupun
kelompok peserta didik mendengarkan memahami sendiri konsep materi yang
penjelasan prosedur kegiatan yang didapatkan peserta didik setelah melakukan
disampaikan guru dengan baik. Hal ini sesuai pengunmpulan data, agar pemahaman
dengan pernyataan Sani (2017) yang konsep tersebut dapat diingat oleh peserta
menyatakan bahwa pada tahap persiapan didik dalam jangka waktu yang lama. Hal ini
pembelajaran, guru bertindak sebagai sesuai dengan pernyataan Nurgazali (2019)
pengarah atau pengelola kegiatan dengan bahwa dalam pengaplikasiannya model
cara mengarahkan pengembangan rencana Discovery Learning mengembangkan cara
penyelidikan yang hendak dilakukan oleh belajar peserta didik aktif dengan
peserta didik melalui memberikan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri,
penjelasan prosedur percobaan agar maka hasil yang diperoleh akan tahan lama
pembelajaran dengan menggunakan model dalam ingatan serta posisi guru di kelas
Discovery Learning dapat berjalan efektif. sebagai pembimbing dan mengarahkan
Selanjutnya, tahapan kegiatan guru kegiatan pembelajaran sesuai dengan
yang kedua adalah guru membimbing tujuan.
kelompok peserta didik untuk 5) Pembuktian
mengumpulkan data diskusi maupun Pada tahap pembuktian, guru
percobaan. Pada tahap ini, peserta seluruh membimbing kelompok peserta didik dalam
kelompok peserta didik harus aktif pada saat melakukan verifikasi atau pembuktian data
mengumpulkan data dari pertanyaan diskusi melalui membandingkan hasil diskusi
yang terdapat dalam LDPD maupun data maupun percobaan dengan buku/literatur
percobaan yang dilakukan. Menurut lainnya. Tahap pembuktian ini juga dilakukan
Roestiyah (2008) tahapan pengumpulan data dengan cara peserta didik
melatih peserta didik untuk menggunakan mempresentasikan hasil diskusi bersama
metode ilmiah dalam menyelesaikan dengan anggota kelompoknya dan guru
masalah, sehingga tidak mudah percaya menambahkan atau mengarahkan hasil
pada sesuatu yang belum pasti diskusi peserta didik ke bagian yang lebih
kebenarannya. Selain itu juga, pengalaman benar. Hal ini sesuai dengan pernyataan
belajar melalui eksperimen bisa membantu Widiadnyana (2014) yang menyatakan
peserta didik mengingat lebih lama, dan bahwa pada tahap verifikasi peserta didik
memberikan pengalaman langsung sehingga melakukan pembuktian, perbaikan, dan
pembelajaran menjadi lebih bermakna pembenaran terhadap hasil yang diperoleh
(Patrianingsih, 2017). melalui presentasi dan diskusi kelas.
Kegiatan ini dapat memunculkan sikap kritis,
percaya diri, kemauan mengubah

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.5.1.31-39 36
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 5 (1): 31-39 (Mei 2021) e-ISSN 2598-9669

pandangan terhadap jawaban karena dalam penilaian di proses pembelajaran.


terungkap bukti-bukti dari informasi yang Hasil belajar peserta didik yang diperoleh
telah dipelajari. Interaksi dengan lingkungan mengalami peningkatan dari siklus I dengan
dapat memperbaiki pemahaman dan rata-rata skor hasil belajar ranah
memperkaya pengetahuan (Jauhar, 2011). keterampilan peserta didik pada siklus I yaitu
6) Kesimpulan 11,94 menjadi 13,28 di siklus II. Hal ini
Pada tahap kesimpulan ini, guru berarti hasil belajar peserta didik dalam
membimbing kelompok peserta didik untuk ranah keterampilan termasuk kategori
membuat kesimpulan hasil diskusi maupun penilaian baik atau dapat dikatakan tuntas.
percobaan tentang sistem koordinasi dengan Menurut Rosa (2015) menyatakan bahwa
memperhatikan tujuan dari proses guru tidak hanya menjadikan penilaian pada
pembelajaran yang dilakukan serta hasil dari kemampuan ranah kognitif saja sebagai
diskusi peserta didik. Selain itu, dari tahap penilaian atau tolak ukur seorang peserta
kesimpulan ini juga guru dapat melihat didik, melainkan ketiga ranah penilaian itu
tingkat keberhasilan peserta didik dalam semua karena setiap peserta didik memiliki
proses pembelajaran. Menurut Abidin kemampuan yang berbeda-beda pada setiap
(2004) pada tahap menarik kesimpulan, ranah. Metode pembelajaran yang
peserta didik menarik sebuah kesimpulan sebaiknya digunakan adalah dengan
yang dapat dijadikan prinsip umum dan praktikum dimana rata-rata kemampuan
berlaku untuk semua kejadian atau masalah psikomotorik peserta didik memiliki nilai
yang sama, dengan memperhatikan hasil tertinggi dibandingkan dengan dua ranah
verifikasi. lainnya.
Hasil belajar ranah pengetahuan Berdasarkan penelitian yang telah
peserta didik secara klasikal pada siklus I dilakukan, ada beberapa kelebihan maupun
yaitu 54,28% dan mengalami peningkatan di kekurangan yang dirasakan peneliti selama
siklus II menjadi 82,85%. Hal ini berarti hasil menerapkan model pembelajaran Discovery
belajar peserta didik dalam ranah Learning. Kelebihan tersebut adalah: 1)
pengetahuan dapat dikatakan tuntas. Hal ini Mampu membuat peserta didik lebih aktif di
didukung oleh hasil penelitian sebelumnya adalam proses pembelajaran. Model
Novita (2018) bahwa model Discovery Discovery Learning menuntut peserta didik
Learning dapat meningkatkan hasil belajar untuk menemukan konsep, sehingga guru
peserta didik dengan hasil belajar pada siklus hanya berperan sebagai motivator dan
I yaitu 65,71% meningkat menjadi 82,85% fasilitator bukan sebagai sumber informasi;
pada siklus II. Selanjutnya, penelitian oleh dan 2) Aktivitas peserta didik menemukan
Astuti (2018) yang menyimpulkan bahwa konsep membuat konsep lebih mudah
penelitian dengan menggunakan model dipahami dibanding hanya mendapatkan
Discovery Learning dapat meningkatkan hasil konsep dari buku.
belajar peserta didik.
Hasil belajar peserta didik ranah
keterampilan dilakukan dalam 2 siklus
dengan menggunakan LDPD dan LKPD.
Dimana setiap siklusnya terdapat 5 indikator
pegamatan keterampilan peserta didik

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.5.1.31-39 37
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 5 (1): 31-39 (Mei 2021) e-ISSN 2598-9669

view/17860/14258), diakses tanggal 8


PENUTUP September 2018
Simpulan Astuti, T. I., Irdam I., & Yennita. 2018.
Perbaikan pembelajaran dengan Penerapan Model Pembelajaran
penerapan model Discovery Learning Discovery Learning Untuk
dalam proses pembelajasran biologi dengan Meningkatkan Hasil Belajar Pada
materi Sistem Koordinasi dapat Materi Biologi Siswa SMP. Diklabio:
meningkatkan hasil belajar ranah Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
pengetahuan dan keterampilan peserta Biologi. 2 (1): 5-9. (Online).
didik Kelas XI IPA2 SMAN 1 Kepahiang. (https://ejournal.unib.ac.id/
Saran index.php/jppb/article/view/5124/269
Untuk penelitian selanjutnya ), diakses tanggal 13 Juli 2019
diharapkan dapat mengoptimalkan lagi Jauhar, M. 2011. Implementasi Paikem dari
sintaks-sintaks model Discovery Learning Behavioristik sampai Konstrukti-vistik.
dan juga bisa mengatur waktu saat Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
pelaksanaan proses pembelajaran dengan
Kemendikbud, 2014. Peraturan Menteri
sebaik mungkin supaya diperoleh hasil
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
belajar yang baik.
Indonesia Nomor 59 tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah
DAFTAR PUSTAKA Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Jakarta: Kemendikbud
PembelajaranDalam Konteks
Mulyatiningsih, Endang. 2013. Metode
Kurikulum. 2013. Bandung: PT Refika
Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Aditama
Bandung: Alfabeta
Amyani, E. S., Irwandi A., & Sri I.
Novita, F., Sri I., & Dewi J. 2018. Peningkatan
2018.Penerapan Model Discovery
Aktivitas Dan Hasil Belajar Melalui
Learning untuk Meningkatkan Aktivitas
Model Discovery Learning Dengan
dan Hasil Belajar Siswa. Diklabio: Jurnal
Pendekatan Saintifik. Diklabio: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Biologi.
Pendidikan dan Pembelajaran Biologi.
2(1): 15-20. (Online).
2 (2): 86-93.
(https://ejournal.unib.ac.id/index.php/
(Online).(https://ejournal.unib.ac.id/in
jppb/article/view/5137/2696), diakses
dex.php/jppb/article/view/6811/3403)
tanggal 13 Juli 2019
, diakses tanggal 13 Juli 2019.
Ashyuri, A. B., Maridi & Slamet S. 2017.
Pengaruh Penerapan Model Guided Nurgazali, Fadhlan. 2019. Model Discovery
Discovery Learning Metode Concept Learning Dalam Pembelajaran
Maps dan Mind Maps terhadap Matematika. Jurnal Pendidikan
Penguasaan Konsep Biologi Siswa SMA. Matematika. 1: 1-9. (Online).
Proceeding Biology Education (https://www.researchgate.net/
Conference. 14 (1): 301-304. (Online). publication/330411031_Model_Discov
(https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/ ery_Learning_Dalam_Pembelajaran_M

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.5.1.31-39 38
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 5 (1): 31-39 (Mei 2021) e-ISSN 2598-9669

atematika), diakses tanggal 20 Maret Sudijono, A. 2014. Pengantar Statistik


2019 Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Patrianingsih, E. A., Nurhayati B., & Ernawati
Suhada, R., Irdam I., & Kasrina. 2019.
S. K. 2017. Pengaruh Model
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pembelajaran Discovery Learning
Melalui Penerapan Model
Terhadap Pemahaman Konsep Biologi
Pembelajaran Discovery Learning.
Dan Sikap Ilmiah Peserta Didik Sma
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan
Negeri 3 Takalar. UNM Journal of
Pembelajaran Biologi. 3(1): 32-40.
Biological Education. 1 (1): 31-46.
(Online).
(Online).
(https://ejournal.unib.ac.id/index.php/
(https://ojs.unm.ac.id/UJBE/article/vie
jppb/article/view/7816/3956), diakses
w/5382/3120), diakses tanggal 12 Juli
tanggal 13 Juli 2019
2019
Utomo, Mugi. 2015. Penerapan Metode
Putrayasa, I. M., H. S., & I G. M. 2014.
Disco-very Learning Untuk
Pengaruh Model Pembelajaran
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Discovery Learning dan Minat Belajar
Kelas X Mata Pelajaran Biologi Materi
Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa.
Jamur Di Sma Negeri 3 Simpang Hilir
Jurnal Mimbar PGSD Universitas
Kabupaten Kayong Utara Tahun
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. 2
Pelajaran 2015/2016. Jurnal Visi Ilmu
(1): 1-11. (Online)
Pendidikan. 7 (3): 1809-1820. (Online).
.(https://ejournal.undiksha.
(http://jurnal.untan.ac.id/index.
ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/3
php/jvip/article/view/17185), diakses
087/2561), diakses tanggal 29 Juni
tanggal 29 Juni 2019
2019
Widiadnyana, I W., I W. S., & I W. S. 2014.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar
Pengaruh Model Discovery Learning
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Terhadap Pemahaman Konsep IPA dan
Rosa, Friska O. 2015. Analisis Kemampuan Sikap Ilmiah Siswa SMP. e-Journal
Siswa Kelas X Pada Ranah Kognitif, Program Pascasarjana Universitas
Afektif dan Psikomotorik. Jurnal Fisika Pendidikan Ganesha Program Studi
dan Pendidikan Fisika. 1 (2): 1-5. IPA. 4: 1-13. (online).
(Online). (http://119.252.161254/ejournal/in
(http://omega.uhamka.ac.id/index.php dex.php/jurnal_ipa/article/view/1344/
/omega/article/view/37/43), diakses 1036)diakses tanggal 22 Maret 2019
tanggal 22 Juni 2019
Sani, Ridwan Abdullah dan Sudiran. 2017.
Penelitian Tindakan Kelas
Pengembangan Profesi Guru.
Tangerang: Tsmart
Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi
Belajar. Bandung: Rajawali Pers

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.5.1.31-39 39

Anda mungkin juga menyukai