2503-4448
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada praktikum Koloid
yang diajarkan dengan model pembelajaran siklus belajar 5E dengan siswa yang diajarkan dengan
model konvensional, serta untuk mengetahui besarnya pengaruh model pembelajaran siklus belajar
5E terhadap hasil belajar siswa pada praktikum Koloid kelas XI MIA SMA Negeri 2 Pontianak.
Penentuan sampel penelitian menggunakan purposive sampling dan diperoleh 2 kelas sebagai
sampel yaitu kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 2 sebagai kelas kontrol.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes untuk mengukur hasil belajar dan lembar observasi
untuk mengukur hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran siklus belajar 5E memiliki nilai rata-rata hasil
belajar kognitif sebesar 86,84, hasil belajar afektif sebesar 52,63 dan hasil belajar psikomotorik
sebesar 63,15. Siswa yang diajarkan dengan model konvensional memiliki nilai rata-rata hasil
belajar kognitif sebesar 78,94, hasil belajar afektif sebesar 42,10 dan hasil belajar psikomotorik
sebesar 52,63. Siklus belajar 5E memberikan pengaruh sebesar 28,52% terhadap hasil belajar.
ABSTRACT
This research aimed to find out the difference between learning result of the students who were
taught by learning cycle model 5 E and those who were taught by conventional learning model as
well as to know the effect of learning cycle model 5 E towards learning result of the eleventh grade
students in the Coloid experiment at SMA Negeri Pontianak. The sampling system was purposive
sampling which XI MIA 3 was choosen as experimental class and XI MIA 2 was choosen as
control class. The instruments used were the test of learning result and observation sheets to
measure the learning result of the affective and students’ psychomotor. The result of this research
showed that the students who were taught by learning cycle model 5 E had the mean score of
cognitive, affective and psychomotor learning results were 86,84; 52,63 and 63,15 respectively.
Meanwhile the students who were taught by conventional learning model had the mean score of
cognitive, affective and psychomotor learning results were 78,94; 42,10 and 52,63 respectively.
Hence, it could be concluded that learning cycle model 5E affected on the improvement of
students’ learning result which was 28,52 %.
73
Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
PENDAHULUAN
Ilmu kimia adalah cabang ilmu menjelaskan berbagai fenomena dalam
pengetahuan alam yang mempelajari kehidupan nyata dan memiliki aplikasi
struktur, sifat-sifat materi, perubahan yang sangat luas dalam berbagai bidang
suatu materi menjadi materi lain, serta kehidupan.
energi yang menyertai perubahan materi Pembelajaran selama ini hanya
(Dimyati & Mudjiono, 2009). Tujuan disampaikan melalui model
penting mempelajari ilmu kimia di konvensional, dimana siswa hanya
Sekolah Menengah Atas (SMA) salah menerima informasi dari apa yang
satunya adalah agar siswa memahami disampaikan oleh guru. Pembelajaran
konsep, prinsip, hukum dan teori kimia lebih menarik juga dilakukan oleh guru
serta saling keterkaitannya dan dengan membagi siswa menjadi beberapa
penerapannya untuk menyelesaikan kelompok. Pada kegiatan kelompok ini
masalah dalam kehidupan sehari-hari dan siswa menyelesaikan masalah yang
teknologi (Depdiknas, 2003). diberikan oleh guru. Akan tetapi, hal
Pembelajaran kimia selama ini tersebut tidak membuat seluruh siswa
masih belum sampai pada tujuan yang menjadi aktif dan memahami materi
akan dicapai, hal ini dapat dilihat dari Koloid. Materi Koloid merupakan materi
siswa yang masih kurang memahami yang bersifat abstrak, sehingga
materi pelajaran sehingga kesulitan diperlukan praktikum agar siswa lebih
dalam menjawab soal yang diberikan. memahami materi Koloid. Pada kegiatan
Faktor penyebab kesulitan belajar kimia praktikum, konsep-konsep yang ada
antara lain sebagian besar konsep kimia diteori dapat dibuktikan dan lebih diingat
bersifat abstrak dan kurangnya oleh siswa (Akyuni, 2010).
kompetensi guru dalam penguasaan Bloom dan Arifin (2009)
metode dan model pembelajaran (Ashadi, mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam
2009). 3 ranah yaitu kognitif (pengetahuan),
Materi Koloid merupakan salah afektif (sikap), dan psikomotorik
satu materi yang dapat menyebabkan (keterampilan). Praktikum di
siswa mengalami kesulitan karena laboratorium pembelajaran kimia selain
bersifat abstrak dan berupa materi dapat memberikan pengalaman pada
hapalan. Hal ini dapat dilihat dari hasil ketiga ranah hasil belajar, juga menjadi
belajar siswa SMA Negeri 2 Pontianak penting jika ditinjau dari ilmu kimia yang
untuk materi Koloid banyak siswa yang dibangun dengan metode ilmiah.
memperoleh nilai di atas Kriteria Kemampuan dalam praktikum kimia
Ketuntasan Minimal (KKM) kurang dari sangat penting untuk menunjang
20% pada tahun ajaran 2013/2014. Nilai keterampilan, sikap dan pengetahuan.
KKM untuk mata pelajaran kimia di Selama kegiatan praktikum yang pernah
SMA Negeri 2 Pontianak adalah 75. dilakukan, siswa masih belum mencari
Siswa yang mendapat nilai ≥ 75 sebesar informasi sendiri dalam melakukan
18,1% dan yang mendapat nilai di bawah tahapan praktikum dan masih banyak
KKM sebesar 81,9%. Apabila dikaji lebih siswa yang bertanya, meskipun sudah
dalam materi ini sangat bermanfaat untuk dijelaskan oleh guru. Sehingga
74
Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
75
Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
76
Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
77
Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
dibuktikan dari persentase Sangat Baik dengan kelas kontrol siswa yang
(SB) lebih tinggi di kelas eksperimen. diajarkan menggunakan model
Hasil uji kenormalan nilai pretest konvensional.
dengan uji Kolmogrov Smirnov siswa
kelas eksperimen dan kontrol diperoleh PEMBAHASAN
nilai signifikan untuk kelas eksperimen Hasil penelitian ini menunjukkan
Pvalue (0,005) < α (0,05) dan kelas kontrol bahwa ada perbedaan hasil belajar antara
Pvalue (0,000) < α (0,05). Pvalue pretest siswa yang diajarkan dengan
kelas eksperimen dan kontrol lebih kecil menggunakan model pembelajaran siklus
dari α maka disimpulkan data tidak belajar 5E dengan siswa yang diajarkan
berdistribusi normal dan dilanjutkan dengan menggunakan model
dengan uji statistic non-parametrik yaitu pembelajaran konvensional. Berdasarkan
uji U-Mann Whitney. Hasil uji hipotesis perhitungan rata-rata hasil belajar siswa
U-Mann Whitney yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan Pvalue (0,179) > α (0,05), diperoleh rata-rata hasil belajar siswa
maka Ho diterima yang berarti data yang diajarkan dengan model siklus
terdistribusi normal, tidak terdapat belajar 5E lebih tinggi dari rata-rata hasil
perbedaan kemampuan awal siswa pada belajar siswa yang diajarkan dengan
kelas eksperimen dan kontrol. model konvensional. Kelas eksperimen
Uji kenormalan nilai posttest diperoleh rata-rata nilai pretest yaitu 3,46
siswa kelas eksperimen dan siswa kelas dan rata-rata nilai posttest yaitu 71,31.
kontrol menggunakan uji Kolmogrov Nilai tersebut mengalami peningkatan
Smirnov, ternyata nilai signifikan posttest sebesar 63,73, sedangkan untuk kelas
kelas eksperimen diperoleh Pvalue (0,181) kontrol diperoleh nilai rata-rata pretest
> α (0,05) dan kelas kontrol Pvalue (0,000) yaitu 9,52 dan rata-rata nilai posttest
< α (0,05). Pvalue kelas eksperimen lebih yaitu 58,76 sehingga mengalami
besar dari α maka kelas eksperimen peningkatan sebesar 49,23.
berdistribusi normal, sedangkan Pvalue Pada pembelajaran kelas
kelas kontrol lebih kecil dari α maka eksperimen yang diajarkan dengan model
kelas kontrol tidak berdistribusi normal. siklus belajar 5E berbeda dari
Data kelas eksperimen dan kontrol tidak pembelajaran model konvensional.
berdistribusi normal dan dilanjutkan Melalui model siklus belajar 5E siswa
dengan uji nonparametrik yaitu uji U- secara langsung memahami suatu materi
Mann Whitney dengan taraf nyata α = secara berkelompok dimana siswa
5%. menyelesaikan soal-soal yang terdapat
Uji hipotesis U-Mann Whitney dalam Penuntun Praktikum yang terdapat
menunjukkan angka probabilitas, yaitu pada fase exploration, membuat
Pvalue (0,000) < α (0,05), maka dapat kesimpulan (diskusi) dan
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha mempresentasikan di depan kelas yang
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat dalam fase explanation
terdapat perbedaan hasil belajar siswa Pada model siklus belajar 5E
kelas eksperimen yang diajarkan siswa secara langsung memahami suatu
menggunakan model siklus belajar 5E materi secara berkelompok, dimana siswa
78
Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
80