Anda di halaman 1dari 35

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS POE

(PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN) PADA MATERI LARUTAN


PEYANGGA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk
Memenuhi Persyaratan
Penulisan Skripsi

Oleh
Diana Astia
1830208031

Progam Sudi Pendidikan Kimia

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2021
A. Latar Belakang
Mengingat pentingnya pendidikan bagi kehidupan, maka sangat di
perlukan peran utama dari seluruh pihak, yang tererkait dapat mulai dari kita
sendiri yang harus bertangung jawab atas kehidupan kita yakni menjadi khafifah
(pemimpin) atau pemimpin di dunia ini. Allah SWT. menjadikan manusia sebagai
khalifah (pemimpin) yang mengharuskan mahluk diberikan tugas untuk
melaksanakan segala tugasnya yang sesuai dengan petunjuk Allah SWT. Setelah
mulai dari diri sendiri mulai mengembangkan tanggup jawab kepada pemeritah
atau pun untuk bidang usaha. Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan
dapat mebantu kita dalam menjakan kehidupan ini dengan baik. Serta
meingkatkan suberdaya manusia (SDM).
Dalam surat AL-An’am ayat 165: “ Da dialah yang menjadikan kamu
pengusa-pengusa di bumi dan Dia meninggalkan kamu atas sebahagian (yang
lain) beberapa derajat, untuk memujimui tetang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesunghya Dia
Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang”.
Untuk itu selurhnya kita manusia kemudian diberikan kemampuan untuk
dapat mengetahui semua nama dan konsep.Dengan ungkapan lainnya bahawa
memanusiakan mausia yag dapat menjadika manusia lebih manusiawi, yang mana
mausia tidak hanya memiliki kesalehan individual, tetapi juga kesalehan soasial.
Manusia yang meyakini keberadaan dan kesesaan Tuhan sekaligus memiliki
empati yang mendalam terhadap sesama manusia, bahkan sesama mahluk.
Dilihat dari perkembangan ilmu pengetahuan da pedidikan Indoesia saat
ini maju dan mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya. Dengan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya, pendidikan
merupakan kunci utama bagi suatu bangsa. Dimana dalam dunia pendidikan
belajar dan pembelajaran adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Indonesia saat ini sedang menerapkan kurikulum 2013, dimana
pembelajaran harusnya berpusat pada siswa dengan pola pembelajaran aktif dan
pembelajaran yang mengedepankan keterampilan berpikir kritis siswa seperti
menafsir, menganalisis, dan menilai suatu masalah secara rasional dan logika.

1
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang diperoleh melalui
pengumpulan data dengan eksperimen, dan pengamatan untuk menghasilkan
suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya (Widiyatmoko dan
Pamelasari, 2012).
Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun dari IPA. Menurut Concise
Dictionary of Science & Computers (yang dkuti dari Tim Pengembang Ilmu
Pendidikan FIP-UPI, 2007) adalah sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam,
yang berhungan dengan kajian-kajian tentang struktur dan komposisi materi,
perubahan materi dan fenomena-fenomena lain yang menyertai perubahan materi.
Menurut Depdiknas (dalam Sawitri, 2015) ilmu kimia mempuyai peranan
penting dalam kehidupan masyarakat dikarenakan manusia setiap hari tidak lepas
dari zat-zat kimia. Pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu
kimia sebagai proses, produk dan sikap, namun pada kenyataannya pembelajaran
kimia yang berlangsung hanya memperhatikan kimia sebagai produk tanpa
mempelajari kimia ini sebagai proses dan sikap. Sehingga sangat
diperlukan.pembelajaran yang dapat meyediakan kimia sebagai produk, proses
dan sikap sehingga siswa dapat ebih mudah dalam mempelajari materi kimia
Ilmu kimia ialah ilmu yang mempelajari tentang struktur, sususnan,sifat,
perubahan materi, serta energi yang megikutinya. Sebagai bagian dari ilmu sains,
kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini sulit untuk
dipahami baik konsep maupun penerapannya. Karena sebagain besar materiya
bersifat abstak.
Larutan penyangga adalah salah satu materi dalam pelajaran kimia SMA
khususnya kelas XI dengan karakteristik materi yang menjelaskan konsep-konsep
serta perhitungan yang ada dalam fakta kehidupan sehari-hari. Materi
pembelajaran pada pokok bahasan yang dalam larutan penyangga meliputi
komponen larutan penyangga, cara kerja larutan penyangga, perhitungan pH
larutan penyangga, dan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
Agar siswa dapat memahami konsep dasar dari larutan penyangga dan kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari maka perlu disajikan dalam bentuk menarik
sehingga siswa tidak hanya menghafal konsep melainkan mampu

2
mengembangkan keterampilan dalam berpikirnya lalu dapat memunculkan adanya
gagasan baru yang menurut pandangannya sendiri dirangkum dari konsep yang
sudah ada sebelumnya.
Untuk mempelajari rumusan peyangga siswa harus paham terlebih dahulu
larutan yang tergolong dalam larutan peyangga yakni asam kuat, basa kuat, asam
lemah dan basa lemah. selanjutnya tahapan yang akan dilaksankan jika siswa
suada paham siswa akan diperkenalkan dengan reaksi penetaraan, selajutnya
mulai masuk dan memahami materi larutan peyangga anatar lain; komponen
larutan peyangga, pembuatan larutan peyannga, menghitung pH larutan peyangga
dan, penerapan larutan peyangga dalam dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan wawancara yang saya lakukan pada tgl 07 Oktober 2021 di
SMA Nurul Amal Pelembang. Yang mewawancarai guru pengampuh kimia
kepada ibu Ruwaidah,S.Pd di sekolah tersebut. Dilihat dan diketahui bahwa dalam
kegiatan pembelajaran guru menerapkan kegiatan pembelajaran yang berpusat
pada siswa (student centered) dengan metode pembelajaran model bervariasi.
Pada pelaksanaanya guru belum menerapkan model tersebut dengan secara
maksimal dalam kegiatan belajar mengajar dengan alasan menyesuaikan kondisi
kelas pada saat itu. Dan juga yang menjadi faktor yang mempengaruhi adalah di
SMA Nurul Amal Pelembang saat untuk alat dan bahan praktikum sendiri belum
memadai sehingga untuk materi kimia yang bersifat praktikum tidak bisa
dilaksanakan dengan maksimal. Seperti materi larutan penyangga, siswa masih
mengalami kesulitan dalam memahami materi ini, hal ini berdampak pada
beberapa hasil ulangan siswa yang berada dibawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM) sebesar 65 yang ditetapkan oleh sekolah berdasarkan hasil wawancara
dengan guru kimia di SMA ini, diperoleh data dari 22 siswa dalam satu kelas yang
mencapai nilai KKM adalah 8 siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengatasi
permasalahan diatas adalah model pembelajaran Predict,Observe,Explain (POE)
Model pembelajaran POE untuk kali pertama dikembangkan oleh White dan
Gunstone pada tahun 1992. Model pembelajaran ini dapat mengungkapkan
kemampuan siswa dalam memprediksi jawaban dari pertanyaan yang diajukan

3
dan mengumpulkan data-data dengan cara observasi untuk menjawab pertanyaan
tersebut lalu siswa menjelaskan jawabannya dan mengkorelasikan jawaban
mereka dengan hasil prediksi diawal. Kegiatan dari model pembelajaran POE
sudah meliputi dari pendekatan kontekstual, seperti kontruktivisme, bertanya,
inkuiri, masyarakat belajar, samapai dengan penilaian autentik.
Langkah-langkah POE memberikan cara penting untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada ide-ide ilmiah. Pembelajaran dengan model ini
menggunakan tiga langkah utama dari metode ilmiah, yaitu membuat prediksi
(predict) atau membuat dugaan terhadap suatu peristiwa kimia lalu, observasi
(observe) dengan melakukan penelitian atau pengamatan apa yang terjadi.
Pertanyaan pokok dalam observasi adalah apakah prediksinya memang terjadi
atau tidak kemudian menjelaskan (explain) yakni dapat memberikan penjelasan
tentang kesesuaian antara dugaan dan yang sungguh terjadi (Mega dkk,2017),
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) Penelitian
yang dilakukan oleh aryanti, utami dan susanti (2018) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran POE dilengkapi LKS
berbasis drill and practice dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
siswa.
Berdasarkan masalah di atas, salah satu alternatif yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan dilakukaya penerapan stratgei
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa yaitu strategi pembelajaran POE.
Strategi pembelajaran POE dapat digunakan dalam pembelajaran kimia yang
terdiri dari konsep-konsep dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi pembelajaran POE juga menuntut siswa untuk dapat menganalisis suatu
masalah pada materi sehingga pemikiran-pemikiran siswa terhadap masalah
tersebut dapat tersampaikan dan guru juga dapat mengetahui alasan terjadinya
miskonsepsi terhadap materi tersebut. pada materi hidrolisis garam. Peningkatan
keaktifan dapat dilihat dari kenaikan presentase siswa sebesar 79,49% pada siklus
I dan meningkat menjadi 92,31% pada siklus II. Prestasi belajar siswa dapat
dilihat pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berdasarkan hasil tes

4
siklus I ketercapaian aspek sikap pada siklus I sebesar 82,05% dan meningkat
menjadi 89,74% pada siklus II. Ketercapaian aspek pengetahuan siswa sebesar
51,28% dan meningkat menjadi 87,18% pada siklus II. Ketercapaian aspek
keterampilan sebesar 87,18%.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan melakukan Penelitian
yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Poe
(Predict Observe, Explain) Pada Materi Larutan Peyangga”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengerkembangan hasil belajar siswa dengan adanya
lembar kerja peserta didik (LKPD) Kimia yang berbasis POE (predict,
observe, dan explain) pada mata pelajaran Kimia materi larutan peyangga
di kelas XI Semester Genap SMA Nurul AmaL Palembang?
2. Bagaimana keefektifan dan kelayakan hasil belajar siswa melalui
penyusunan lembar kerja peserta didik (LKPD) Kimia yang berbasis POE
(predict, observe, dan explain) pada mata pelajaran Kimia materi larutan
peyangga di kelas XI Semester Genap SMA Nurul AmaL Palembang?

C. Batasan Masalah
1. Untuk mengetahui bagimana dengan perkembangan proses, hasil belajar
dan krakteristik siswa dengan adanya lembar kerja peserta didik (LKPD)
yang berbasis POE (predict, observe, dan explain) pada mata pelajaran
Kimia materi larutan peyangga di kelas XI Semester Genap SMA Nurul
AmaL Palembang?
2. Aspek yang akan di tekankan pada adanya lembar kerja peserta didik
(LKPD) yang berbasis POE (predict, observe, dan explain) untuk melihat
peningkatan hasil akhir dari belajar peserta didik di kelas XI Semester
Genap SMA Nurul AmaL Palembang?

D. Tujuan Penelitian

5
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan proses serta karakteristik dari
pegembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang berbasis POE
(predict, observe, dan explain) pada mata pelajaran Kimia materi larutan
peyangga di kelas XI Semester Genap SMA Nurul AmaL Palembang?
2. Untuk mengetahui aspek serta kelayakan lembar kerja peserta didik
(LKPD) yang berbasis POE (predict, observe, dan explain) pada mata
pelajaran Kimia materi larutan peyangga di kelas XI Semester Genap
SMA Nurul AmaL Palembang?

E. Manfaat Penelitian
Dengan dikembagkannya model pembelajaran ini dapat diharapkan
memberikan maanfaat baik secara langsung maupu tidak langsung, bagi
semua pihak antara lain:
1. Fungsi Teoritis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan penambahan wawasan
keilmuan serta memajukan keterampilan serta pola berpikir peneliti dan
pembaca mengenai pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD)
yang berbasis POE (predict, observe, dan explain) pada mata pelajaran
Kimia materi larutan peyangga.
2. Fungsi Praktis
a. Bagi Guru
Dapat membatu peyampaian kepada peserta didik dalam
pembelajaran Kimia khusnya pada materi pemebelajaran Larutan
Peyangga dengan adanya kesediaan lembar kerja peserta didik (LKPD)
yang berbasis POE (predict, observe, dan explain). Dapat meningkatkan
hasil belajar selajutnya peserta didik dapat lebih aktif dan kreatif saat
proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya pelajaran Kimia
dengan di terapkannya model pembelajaran kimia berbasis POE.
b. Bagi Murid

6
Mempermudah dan terstuktur peserta didik untuk lebih memahami
serta meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik dalam
materi Laruta Peyangga dengan model pembelajaran berbasis POE
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan konstribusi model pembelajaran dalam rangka
perbaikan pembelajaran khusunya bagi tempat penelitian SMA Nurul
Amal Palembang, maupun sekolah lain pada umumnya serta
meingkatkan kulalitas belajar peserta didik yang lebih bermakna
dengan pembelajaran Kimia.
d. Manfaat Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui tahapan penelitian Pengembangan
Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Poe (Predict Observe, Explain)
Pada Materi Larutan Peyangga. Dan menerapkan pengetahuan yang
didapat dibangku kuliah untuk menjadi pendidik yang paham akan
kebutuhan peserta didik.

F. Kerangka Teori
1. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Poe (Predict
Observe, Explain) Pada Materi Larutan Penyangga.
a. Pengertian Pengembangan
Istilah research and development/R&D merupakan salah satu
metode penelitian yang dapat diaplikasikan guna menguji tingkat
keefektifan suatu produk yang telah dihasilkan(Sugiono,2013).
Dalam bidang pendidikan tujuan utama dari suatu penelitian
dan pengembangan bukan untuk menguji teori atau merumuskan
teori, tetapi lebih kepada pengembangan produk-produk yang lebih
efektif untuk digunakan di sekolah. Dari produk-produk yang
dihasilkan ini mencakup: materi pelatihan guru, materi ajar,
seperangkat tujuan perilaku, materi dan media, dan sistem
manajemen. Penelitian dan pengembangan berlaku secara luas pada
istilah-istilah tujuan personal dan waktu sebagai pelengkap produk

7
yang dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan tertentu dengan
spesifikasi yang detail (Emzir, 2015)
Model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain)
dikembangkan oleh White and Gustone pada tahun 1992. Joyce dan
Weil maupun Arends menggolongkan POE (Predict-
ObserveExplain) sebagai model pembelajaran dengan melihat
sintaksnya yang ketat (Warsono dan Hariyanto 2012).
Dengan melalui model pembelajaran berbasis POE, pendidik
mampu menggali pemahaman peserta didik dengan cara meminta
mereka untuk melaksanakan tiga tugas utama, yaitu prediksi,
observasi, dan memberikan penjelasan. Pada POE ini dasari oleh
teori pembelajaran konstruktivisme yang menilai bahwa dapat
melakukan dan melalui kegiatan prediksi, observasi, dan
menjelaskan sesuatu hasil pengamatan, maka struktur kognitifnya
akan akan terorganisasi dengan baik.
Seperti yang diungkapkan (Wu dan Tsai, 2005) bahwa POE ini
dilandasi degan teori pembelajaran konstruktivisme yakni dengan
menggali pengetahuan yang telah diperoleh atau dimiliki peserta
didik sebelumnya dan kemudian mampu mengaplikasikannya.
Pengembangan dalam penelitian ini adalah suatu proses yang
mengacu pada produk yang dihasilkan dalam proyek penelitian yaitu
berupa perangkat pembelajaran
b. Pengertian LKPD
Lembar kerja peserta didik (LKPD) pada awal mulanya
dikenal dengan nama Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar kerja
peserta didik adalah salah satu bentuk acuan belajar digunakan
dalam pembelajaran yang berfungsi sebagai acuan belajar peserta
didik sereta daapt memudahkan peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar (Hairudin, 2016).
LKPD merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat
dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. LKPD ini sangat

8
mampu menunjang tercapainya tujuan pembelajaran sesuai
kurikulum 2013 (K-13)
Menurut Trianto dalam (Prosiding Seminar Nasional
Etnomatnesia, 2018) menjelaskan bahwa LKPD adalah suatu
perangkat pembelajaran yang terdiri atas lembaran-lembaran kertas
yang berisi kegiatan tentang pengamatan, permasalahan-
permasalahan serta langkah-langkah yang akan digunakan oleh
peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
ada.
1) Fungsi dan Manfaat LKPD
Menurut Haqsari (2014) fungsi dan manfaat LKPD sebagai
berikut :
a) Mengarahkan pengajaran atau mengenalkan suatu kegiatan
secara kongkret.
b) Mempercepat proses pada pengajaran.
c) Mengetahui materi yang dikuasai sudah oleh peserta didik.
d) Mengoptimalkan referensi belajar mengajar.
e) Membangkitkan minat dan motivasi peserta didik.
f) Mempermudah penyelesian tugas perorangan atau
kelompok peserta didik.
g) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
memecahkan masalah.
2) Tujuan LKPD
Tujuan penyusunan LKPD dalam hal ini, paling tidak ada empat
poin yang menjadi tujuan penyusunan LKPD, yaitu (Prastowo,
2011: 206):
a) Menyajikan bahan ajar yang dapat memudahkan peserta
didik untuk berkomunikasi dengan materi yang diberikan.
b) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan
peserta didik terhadap materi yang telah diberikan.
c) Melatih kemandirian belajar peseta didik dan.

9
d) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada
peserta didik.
3) Langkah-Langkah Pembuatan LKPD
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengembangkan
LKPD dapat dilakukan sebagai berikut (Poppy, 2009):
a) Mengkaji materi yang akan dipelajari peserta didik yaitu
KD dan Indikator belajar.
b) Mengidentifikasi jenis keterampilan proses yang akan
dikembangkan pada saat pembelajaran.
c) Menentukan bentuk LKPD sesuai dengan materi yang akan
dipelejari.
d) Merancang kegiatan yang akan ditampilkan pada lembar
LKPD sesuai dengan keterampilan proses yang akan
dikembangkan.
e) Mengubah rancangan menjadi LKPD dengan tata letak yang
menarik, muda dibaca dan digunakan.
f) Menguji coba LKPD apakah sudah dapat digunakan peserta
didik untuk melihat kekurangan dari LKPD.
g) Merevisi kembali LKPD.
Selanjutnya LKPD juga mempunyai beberapa komponen-
komponen peyusun yang meliputi
a) Judul LKPD.
b) Petunjuk belajar.
c) Kompetensi yang akan dicapai
d) Informasi pendukung.
e) Tugas-tugas dan langkah kerja.
f) Penilaian
LKPD adalah salah satu perangkat pembelajaran yang
terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang berisi kegiatan
pengamatan, permasalahan-permasalahan serta langkah-langkah

10
yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi peserta didik.
c. Pegertian Model Pembelajaran POE
Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)
merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Menurut Tlala (2011)
model POE adalah suatu model pembelajaran yang dapat
melibatkan siswa dalam menuliskan prediksinya sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran lalu setelah kegiatan prediksi
tersebut dituliskan dengan kegiatan observasi dan membuktikan
apakah benar atau tidak prediksi yang sudah dilakukan di awal
pembelajaran tersebut Tahapan-tahapan dalam pembelajaran ini
terdapat 3 tahap yaitu memprediksi (predict), mengobservasi
(observe) dan menjelaskan (explain).
Model pembelajaran POE pertama kali diperkenalkan oleh
White dan Guston. Menurut white dan Gunstone model
pembelajaran Predict- observe- Explain (POE) merupakan suatu
model yang efisien untuk menciptakan diskusi para peserta didik
mengenai konsep ilmu pengetahuan. Model pembelajaran ini
melibatkan peserta didik dalam meramalkan suatu fenomena,
melakukan observasi melalui demonstrasi, dan akhirnya
menjelaskan hasil demonstrasi dan ramalan mereka sebelumnya.
Tahapan pembelajaran POE terdiri atas tiga tahapan yaitu pertama
Predict, kemudian Observe, dan yang terakhir
Explain(Keeratichamroen, W.2007).
Seperti yang dikemukakan dan dijelaskan sebelumnya bahwa
POE dilandasi dengan teori pembelajaran konstruktivisme yaitu
dengan dapat menggali pengetahuan ataupun informasi yang telah
diperoleh dan dimiliki peserta didik sebelumnya dan kemudian
dapat menginterpretasikannya.
1) Langkah-Langkah Model POE

11
Model pembelajaran yang menggunakan strategi pada POE
merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Haryono 2013, menyebutkan bahwa di dalam model POE,
memiliki 3 tugas utama yaitu Prediction (perediksi) , Observation
(Pengamatan) Explanation (Penjelasan) yang dijelaskan di bawah
ini:
a) Prediction (perediksi)
Tahap prediksi adalah tahap awal dimana peserta
didik mempersiapkan secara fisik dan mental untuk
mengikuti proses pembelajaran dengan baik mengenai topik
pembelajaran yang akan dipelajari dengan mengaitkan
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari peserta didik,
hal ini dilakukan agar peserta didik merasa bahwa mereka
perlu mempelajari topik pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Tahap ini adalah tahap untuk menciptakan
pemahaman awal pada peserta didik. Pada proses ini
peserta didik diberikan kebebasan menyusun dugaan
dengan alasannya sendiri sehingga semakin banyak dugaan
yang muncul maka guru dapat mengetahui bagaimana
konsep dan pemikiran peserta didik tentang persoalan yang
diberikan.
b) Observation (Pengamatan)
Pada tahap ini peserta didik membangun dan
menemukan konsep melalui latihan dan membaca buku dan
sumber belajar lainnya. Pendidik melaksanakan kegiatan
kemudian dilanjutkan oleh peserta didik, menunjukkan
proses atau demonstrasi dan diminta peserta didik untuk
mencatat apa yang akan terjadi.
c) Explain
Pada tahap ini, pendidik meminta peserta didik
untuk mengajukan hipotesis mengenai mengapa terjadi

12
seperti yang mereka lakukan dan menjelaskan perbedaan
antara prediksi yang dibuatnya dengan hasil observasinya.
2) LKPD berbasis POE (Predict, Observe, dan Explain)
Setelah melihat uraian diatas maka produk yang akan
dikembangkan oleh peneliti yaitu LKPD berbasis POE (predict,
observe, dan explain). LKPD berbasis POE merupakan salah
satu inovasi dalam media pembelajaran yang bertujuan untuk
membantu peserta didik dalam memahami suatu konsep maupun
teori tertentu. LKPD berbasis POE ini disusun berdasarkan
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran POE yaitu predict,
observe, dan explain.
Penerapan LKPD berbasis POE mampu meyertakan
peserta didik untuk ikut aktif selama proses pembelajaran.
Dimana melalui LKPD berbasis POE ini diharapkan peserta
didik diarahkan untuk mengamatai perbedaan ataupun
persamaan antara hipotesis (praduga awal) yang dibangun pada
tahap predict dengan hasil eksperimen sederhana yang diperoleh
pada tahap observe melalui tiga tahap kegiatan ilmiah yaitu
predict, observe, dan explain. Peserta didik akan lebih mudah
memahami dalam konsep yang berhasil dibangun melalui
LKPD berbasis POE ini. Hal ini dikarenakan dengan
menerapkan LKPD berbasis POE ini peserta didik tidak hanya
menerima teori, namun peserta didik mampu untuk membangun
pola sendiri yang dilihat dari permasalahan yang tertera pada
LKPD berbasis POE tersebut.
d. Materi Larutan Peyangga
Materi larutan penyangga merupakan salah satu materi
kimia yang tidak lepas dari perlunya pemahaman secara utuh pada
level makroskopik, mikroskopik, dan simbolik. Level makroskopik
yaitu representatif kimia yang diperoleh melalui pengamatan nyata
terhadap suatu fenomena, misalnya pada saat penggunaan indikator

13
universal atau pH meter untuk mengukur pH pada buffer. Reaksi
kimia yang terjadi ditunjukkan dengan adanya perubahan pH yang
dapat diobservasi langsung oleh siswa. Level sub-mikroskopik
yaitu representatif kimia yang menjelaskan struktur dan proses
terhadap fenomena makroskopik yang diamati, sebagai contoh
penambahan asam atau basa ke dalam larutan penyangga.
Meskipun tidak nampak, tetapi reaksi memang benar terjadi. Level
simbolik yaitu representatif kimia secara kualitatif dan kuantitatif
dapat ditemukan pada saat penggunaan rumus pH atau penulisan
reaksi kimia yang terjadi, dalam hal ini adalah kekuatan asam dan
reaksi yang berlangsung. Adanya ketiga level representatif ini
membuat materi larutan penyangga menjadi kompleks dan sulit
untuk dipahami oleh siswa.
Mempelajari larutan penyangga seharusnya dibelajarkan
dengan suatu model pembelajaran yang tepat sehingga siswa tidak
mengalami kesulitan dalam mempelajarinyadan siswa dapat
mengaitkan langsung dengan berbagai objek yang bermanfaat di
sekitar kehidupan siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap ilmiah karena materi kimia
sebagai proses dan produk harus mampu memberikan kontribusi
dalam meningkatkan kecerdasaan dan prestasi belajar siswa.
Membelajarkan larutan penyangga siswa diharapkan dapat
mengaitkan dan memanfaatkan materi yang dipelajari dalam
kehidupan nyata sehingga antara teori dan praktik dapat berjalan
searah dan siswa mengetahui hasil akhir yang dipelajari.
Pada pokok bahasan larutan penyangga, siswa diharapkan
dapat mendeskripsikan sifat larutan penyangga, menjelaskan
prinsip kerja larutan penyangga, menghitung pH larutan
penyangga, dan memahami fungsi larutan penyangga pada
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk dapat menguasai
materi tersebut siswa harus dapat memahaminya. Maka diperlukan

14
pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa. Hal ini karena
strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa dapat
meningkatkan pemahaman materi yang lebih dalam.
Kemampuan pemahaman konsep berperan besar dalam
menentukan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia. Salah
satu materi kimia yang membutuhkan pemahaman konsep yang
benar karena banyak mengandung konsep abstrak yang kompleks
adalah materi larutan penyangga. Pembelajaran materi larutan
penyangga memerlukan penjelasan dalam berbagai bentuk
representasi yang dapat memvisualisasikan materi larutan
penyangga sehingga diharapkan siswa dapat mengamati gejala-
gejala yang terjadi dan menganalisis serta menarik kesimpulan
yang lebih komprehensif.
Materi larutan penyangga merupakan materi yang
mengharuskan pelajar memiliki penguasaan konsep dan
kemampuan matematis yang baik Hal ini dikarenakan materi
larutan penyangga termasuk dalam konsep larutan yang sehingga
diperlukan pemahaman awal tentang konsep kesetimbangan,
konsep asam basa dan stoikiometri agar dapat memahami konsep
larutan penyangga dengan tepat. Sifat materi kimia yang hirearki
seperti ini dapat menimbulkan terjadinya miskonsepsi pada
siswa(Sensen, 2011).
Tubuh manusia harus bisa mempertahankan derajat
keasamannya (pH) agar bisa menjalankan fungsinya serta tidak
membahayakan kesehatan. Diantaranya adalah pada reaksi
pemecahan protein di dalam asam lambung oleh enzim peptidase
yang akan berjalan dengan baik jika cairan lambung mempunyai
pH=3. Oksigen dapat terikat dengan baik oleh butir-butir darah
merah jika pH darah sekitar 6,1- 7. Untuk menjaga agar pH larutan
tersebut berada pada kisaran angka tertentu (tetap) maka
diperlukan suatu sistem yang dapat mempertahankan nilai pH,

15
yakni larutan penyangga. Larutan penyangga ,memiliki peran yang
sangat penting dalam rekasi-reaksi kompleks yang terjadi dalam
tubuh manusia. Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan larutan
penyangga dalam tubuh manusia sehingga kita patut bersyukur.
Dari pemaparan diatas, maka kita bisa menarik kesimpulan
pengertian dari larutan penyangga. Larutan penyangga atau buffer
adalah larutan yang dapat mempertahankan pH tertentu terhadap
usaha mengubah pH, seperti penambahan asam, basa, ataupun
pengenceran. Dengan kata lain pH larutan penyangga tidak akan
berubah secara siknifikan walaupun pada larutan tersebut
ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau larutan tersebut
diencerkan.
1) Jenis-Jenis Larutan Peyangga
Jenis larutan penyangga ditentukan oleh komponen
penyusunnya yakni asam atau basa lemah dan asam atau basa
konjugasinya (garam). Berikut ini adalah jenis-jenis larutan
penyangga :
a) Larutan Penyangga Asam Larutan penyangga bersifat asam
apabila terdiri dari campuran asam lemah dengan basa
konjugasinya . Contohnya adalah CH3COOH dengan
CH3COONa atau CH3COO- . Basa konjugasi CH3COO- ini
dapat diperoleh dari larutan garamnya yaitu dari kation
logam dari masing-masing anionnya misalnya CH3COONa,
CH3COOK, (CH3COO)2Mg, HCO3K, dan lainnya Contoh
asam lemah dan basa konjugasinya adalah :
HCOOH – HCOO-
H2CO3 - HCO3-
H2PO4 - - HPO42-
HF – F-
b) Larutan Penyangga Basa Larutan penyangga bersifat basa
apabila terdiri dari campuran basa lemah dengan asam

16
konjugasinya ,contohnya adalah NH4OH dengan NH4 +
atau NH4Cl. Asam konjugasi NH4 + ini dapat diperoleh dari
larutan garamnya yaitu dari anion logam dari masing-
masing kationnya misalnya NH4Cl, NH4Br, NH4NO3, NH4I,
dan lainnya. Contoh basa lemah dan asam konjugasinya
adalah :
C6H5NH2 - C6H5NH3Cl.
2) Pembuatan Larutan Peyangga
Pembuatan larutan penyangga terdiri dari dua acara yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Pembuatan secara langsung
dilakukan dengan:
a) Mencampurkan asam lemah (HA) dengan garam basa
konjugasinya (LA, yang dapat terionisasi menghasilkan ion
A−) b. mencampurkan basa lemah.
b) Dengan garam asam konjugasinya (BHX, yang dapat
terionisasi menghasilkan ion BH+)
Contoh:
CH3COONa + CH3COOH
NH4Cl +NH4OH
pembuatan larutan penyangga secara tidak langsung
dilakukan dengan:
a) Mencampurkan suatu asam lemah dalam jumlah berlebih
dengan suatu basa kuat sehingga bereaksi menghasilkan
garam basa konjugasi dari asam lemah tersebut.
b) Mencampurkan suatu basa lemah dalam jumlah berlebih
dengan suatu asam kuat sehingga bereaksi menghasilkan
garam asam konjugasi dari basa lemah tersebut.
Contoh:
CH3COOH + NaOH ⇒ CH3COONa + H2O
NH4OH + HCl ⇒ NH4Cl + H2O
3) Prinsip Larutan Peyangga

17
Larutan penyangga bekerja sesuai konsepnya bahwa larutan
ini dapat mempertahankan pH awal larutan meskipun ke dalam
larutan ditambahkan asam kuat maupun basa kuat atau air dalam
jumlah tertentu.

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan


basa lemah, dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat
mengikat baik ion H+ ataupun ion OH- . Sehingga penambahan
sedikit asam kuat atau basa kuat serta sedikit pengenceran tidak
bisa mengubah pH-nya secara signifikan.
a) Larutan Penyangga Asam
Larutan penyangga asam merupakan campuran
asam lemah dengan garamnya (basa konjugasi), contohnya
larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan
CH3COO- yang mengalami kesetimbangan akan terbentuk
larutan penyangga yang bersifat asam. Dalam larutan
tersebut, terdapat kesetimbangan kimia:
CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO− (aq) + H+ (aq)
Prinsip kerja larutan penyangga asam sebagai berikut :
 Pada Penambahan Asam
Pada penambahan asam, ion H+ dari asam akan
menambah konsentrasi H+ pada larutan dan
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri.
Sehingga reaksi mengarah pada pembentukan

18
CH3COOH. Artinya, ion H+ yang ditambahkan akan
bereaksi dengan ion CH₃COO– membentuk molekul
CH₃COOH. Dengan kata lain, asam yang ditambahkan
akan dinetralisasi oleh komponen basa konjugasi
(CH3COO−).
CH₃COO– (aq) + H+ (aq) ⇄ CH₃COOH (aq)
Oleh karena itu, pada kesetimbangan baru tidak terjadi
perubahan konsentrasi ion H+ , sehingga pH dapat
dipertahankan.
 Pada Penambahan Basa
Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, ion OH-
dari basa akan bereaksi dengan ion H+ dan membentuk
air. Sehingga dapat menyebabkan keseimbangan
bergeser ke kanan dan konsentrasi Ion H+ tetap
dipertahankan. Selain itu, penambahan basa juga
menyebabkan berkurangnya komponen asam
(CH3COOH). Berkurangnya komponen asam inilah
yang menyebabkan reaksi bergeser ke kanan. Dengan
kata lain, basa yang ditambahkan akan dinetralisasi
oleh komponen asam lemah (CH3COOH). Basa yang
akan ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam
CH3COOH dan membentuk Ion CH3COO- dan air.
CH3COOH(aq) + OH- (aq) ⇄ CH3COO- (aq) + H3O(l)
Oleh karena itu, pada kesetimbangan baru tidak terjadi
perubahan konsentrasi ion H+ , sehingga pH dapat
dipertahankan.
 Pengenceran
Pada penambahan air (pengenceran), derajat ionisasi
asam lemah CH₃COOH akan bertambah besar, yang
berarti jumlah ion H+ dari ionisasi CH₃COOH juga
bertambah. Akan tetapi, karena volume larutan juga

19
bertambah, pengaruh penambahan konsentrasi H+
menjadi tidak berarti. Dengan demikian, nilai pH
larutan tidak mengalami perubahan.
b) Larutan Peyangga Basa
Pada campuran basa lemah dan garamnya (asam
konjugasi) contohnya pada NH3 dan NH4 + yang
mengalami kesetimbangan. akan terbentuk larutan
penyangga yang bersifat basa. Dalam larutan tersebut,
terdapat kesetimbangan kimia:
NH4OH(aq) ⇌ NH4 + (aq) + OH- (aq)
Prinsip kerja larutan penyangga basa sebagai berikut :
 Pada penambahan asam
Bila yang ditambahkan suatu asam, maka Ion H+
dari asam akan mengikat Ion OH- . Hal itu akan dapat
menyebabkan keseimbangan dan akan bergeser ke
kanan, sehingga konsentrasi Ion OH- dapat
dipertahankan. Suatu sisi penambahan ini dapat
menyebabkan sehingga berkurangnya komponen basa
(NH3), bukannya Ion OH- . Asam yang ditambahkan
akan bereaksi dengan basa NH3 akan membentuk Ion
NH4 +.
NH3 (aq) + H+ (aq) ⇄ NH4 + (aq)
Oleh karena itu, pada kesetimbangan baru tidak terjadi
perubahan konsentrasi ion OH- , sehingga pH dapat
dipertahankan.
 Pada penambahan basa
Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, maka
keseimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi
ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan
itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+),
membentuk komponen basa (NH3) & air.

20
NH4+ (aq) + OH- (aq) ⇄ NH3 (aq) + H2O(l)
Oleh karena itu, pada kesetimbangan baru tidak terjadi
perubahan konsentrasi ion OH-, sehingga pH dapat
dipertahankan.
 Pengenceran
Pada penambahan air (pengenceran), derajat ionisasi
basa lemah akan bertambah besar, yang berarti jumlah
OH– dari ionisasi NH₃ bertambah. Akan tetapi, karena
volume larutan juga bertambah, pengaruh penambahan
konsentrasi OH– menjadi tidak berarti. Dengan
demikian, nilai pH larutan tidak mengalami perubahan.
4) Perhitungan pH Larutan Peyangga.
Untuk melakukan penghitungan pH larutan penyangga
maka kita harus memahami dulu larutan penyangga tersebut
bersifat asam atau basa. Berikut ini klasifikasi larutan
penyangga dan rumus penghitungan pH –nya
a) Larutan penyangga asam Larutan penyangga bersifat asam
apabila terdiri dari campuran asam lemah dengan basa
konjugasinya . Contohnya adalah: CH3COOH dengan
CH3COONa. atau CH3COO. Basa konjugasi CH3COO- ini
dapat diperoleh dari larutan garamnya yaitu dari kation
logam dari masing-masing anionnya misalnya CH3COONa,
CH3COOK, (CH3COO)2Mg, HCO3K, dan lainnya.
Perumusan larutan penyangga yang bersifat asam adalah
sebagai berikut:
𝑛𝑎
[H+] = Ka . 𝑛𝑏𝑘

pH = -log [H+]
Keterangan:
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
na = Jumlah mol asam lemah
nbk= Jumlah mol basa konjugasinya

21
b) Larutan penyangga basa
Larutan penyangga bersifat basa apabila terdiri dari
campuran basa lemah dengan asam konjugasinya, contohnya
adalah NH4OH dengan NH4 + atau NH4Cl. Asam konjugasi
NH4 + ini dapat diperoleh dari larutan garamnya yaitu dari
anion logam dari masing-masing kationnya misalnya NH4Cl,
NH4Br, NH4NO3, NH4I, dan lainnya Perumusan larutan
penyangga yang bersifat basa adalah sebagai berikut:
𝑛𝑎
[OH-] = Kb . 𝑛𝑏𝑘

PoH = -log [OH-]


pH = 14- poH
Keterangan:
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
nb = Jumlah mol basa lemah
nak= Jumlah mol asam konjugasinya
Langkah-langkah Menghitung pH Larutan Penyangga;(1).
Tentukanlah mol asam atau basa lemah; (2) Tentukanlah mol
asam atau basa konjugasi (garam); (3) Hitunglah ion H+ atau
ion OH-; (4)Hitunglah pH.(Sudarmo, 2013).
5) Peran Larutan Peyangga dalam Kehidupan Sehari-hari.
Menurut Nengsih (2013) fungsi dan manfaat LKPD sebagai
berikut :
a) Larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup Berfungsi
sebagai penyeimbang pH tubuh, larutan penyangga terdapat
pada cairan intrasel dan cairan ekstrasel. Contoh larutan
penyangga dalam tubuh makhluk hidup yaitu darah (intrasel)
dan air liur (ekstrasel). Selain itu, larutan penyangga dalam
tubuh makhluk hidup dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
 Larutan penyangga fosfat
Larutan penyangga fosfat adalah larutan penyangga
yang terdapat pada cairan seluruh tubuh makhluk hidup

22

dan tersusun atas H2PO4 dan HPO4 2-
. Ketika pH
tubuh naik, reaksi larutan penyangga fosfat adalah
sebagai berikut:
H2PO4 – (aq) + OH– (aq) ⇄ HPO4 2– (aq) + H2O(l).
sedangkan ketika pH tubuh turun, reaksi laruta
penyangga fosfat adalah sebagai berikut:
HPO4 2- (aq) + H+ (aq) ⇄ H2PO4 – (aq) .
 Larutan penyangga karbonat
Larutan penyangga karbonat adalah larutan
penyangga yang terdapat pada darah dan tersusun atas
H2CO3 dan HCO3- . Pada saat pH tubuh naik, reaksi
larutan penyangga karbonat adalah sebagai berikut:
H2CO3 (aq) + OH– (aq) ⇄ HCO3 – (aq) + H2O(l) .
sedangkan ketika pH tubuh turun, reaksi larutan
penyangga karbonat adalah sebagai berikut:
HCO3 – (aq) + H+ (aq) ⇄ H2CO3 (aq)
 Larutan penyangga hemoglobin
Larutan penyangga hemoglobin adalah larutan
penyangga yang terdapat pada darah dan tersusun atas
HHb dan HbO2. Reaksi larutan penyangga hemoglobin
adalah sebagai berikut:
HHb(aq) + O2(aq) ⇄ HbO2- (aq) + H+(aq).
Tanpa adanya peranan larutan penyangga dalam
tubuh makhluk hidup, makhluk hidup dapat mengalami
asidosis dan alkalosis yang menyebabkan kerusakan
pada jaringan dan organ. Asidosis adalah penurunan pH
darah yang disebabkan oleh metabolisme tubuh yang
terlalu tinggi karena adanya penyakit diabetes melitus,
diare, penyakit ginjal, dan protein berlebih. Sedangkan
alkalosis adalah peningkatan pH darah yang disebabkan
karena kekurangan oksigen.

23
b) Menjaga keseimbangan pH tanaman. Suatu metode
penanaman dengan media selain tanah, biasanya ikerjakan
dalam kamar kaca dengan menggunakan mendium air yang
berisi zat hara, disebut dengan hidroponik . Setiap tanaman
memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh
karena itu dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat
dijaga.
c) Larutan penyangga pada obat-obatan Asam asetilsalisilat
merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan
obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat
menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini
mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang
penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak
dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan
MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
d) Dalam industri farmasi Dalam industri farmasi, larutan
penyangga berperan dalam pembuatan obatobatan, agar zat
aktif obat tersebut mempunyai pH tertentu Larutan
penyanggayang umum digunakan dalam industri farmasi
adalah larutan asam basa konjugasi senyawa fosfat.
e) Dalam mikrobiologi industri Dalam mikrobiologi industri
digunakan sebagai pengatur pH medium pertumbuhan
mikroorganisme.
f) Biologi Dalam bidang biologi digunakan untuk
mengoptimalkan kerja enzim.
g) Analisis Kimia Digunakan untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif, pemisahan senyawa dan unsur, serta reaksi kimia
dengan pH terkontrol.
G. Tinjuan Pustaka
Penelitian ini dilakukan denga takterlepas dari penelitian-penelitian yang

24
sebelumya yang pernah dilakukan. Pada penelitian sebelumnya dijadikan
salah satu acuan penulis dalam kajian penelitian. Berikut beberapa penelitian
yang relevan dengan penelitian ini :
No Nama Peneliti Persamaan Perbedaan Originalitas
Penelitian
1. Dhea Silvia a. Tema a. Desain Penelitian ini
Putri, I Dewa yang pengemb berfokus pada
Putu Nyeneng diangkat ang an pengembangan
dan Ismu pengemba Sugiyono LKPD untuk
Wahyudi pada ngan b. Fokus meningkatkan
tahun 2018 LKPD penelitian kemampuan
dengan judul berbasis : aktivitas berkomunikasi
“Pengembangan POE belajar peserta didik.
Lembar Kerja b. Sampel peserta Sedangkan
Peserta Didik penelitian didik penelitian Dhea et
Berbasis Predict peserta al., lebih berfokus
Observe Explain didik untuk mengetahui
pada Mata tingkat tingkat
Pelajaran Fisika SMP kebermanfaatan
SMP. LKPD berbasis
POE pada
pembelajaran
2. Nurul Fatimah, Tema yang a. Sampel Penelitian ini
Sutarto dan Alex diangkat penelitian berfokus pada
Harijanto, 2017, pengemba peserta pengembangan
“Pengembangan ngan LKPD didik LKPD untuk
LKS Model berbasis POE tingkat meningkatkan
POE SMA kemampuan
(Prediction, b. Desain berkomunikasi
Observation, pengemba peserta didik.

25
Explanation) ng an 4D Sedangkan
untuk c. Fokus penelitian Nurul et
Pembelajaran penelitian al., berfokus pada
Fisika di SMA aktivitas pengukuran tingkat
(Uji Coba pada belajar keefektifan
Pokok Bahasan siswa penggunaan LKS
Elastisitas dan berbasis POE pada
Hukum Hooke)” pembelajaran.
3. Purwanti Suci Tema yang a. Sampel Penelitian ini
Muji Daryamti, diangkat penelitian berfokus pada
Fitriani dan LKPD peserta pengembangan
Raudhatul berbasis POE didik LKPD untuk
Fadhilah, 2018, tingkat meningkatkan
“Pengembangan SMA kemampuan
Lembar b. Model berkomunikasi
Kegiatan Peserta pengemba peserta didik.
Didik (LKPD) ng an 4D Sedangkan
Berbasis c. Fokus penelitian Purwanti
Predict- penelitian: et al., berfokus
ObserveExplain aktivitas untuk mengetahui
(POE) pada Sub belajar kelayakan LKPD
Materi Sifat peserta berbasis POE
Senyawa Ion didik sebagai bahan ajar.
dan Kovalen
untuk Kelas X
Farmasi SMK
Panca Bhakti
Sungai Raya”
4. Dicky Tema yang a. Sampel Penelitian ini
Dermawan, diangkat penelitian berfokus pada

26
Latifah Hanum, pengemba yaitu pengembangan
Erlidiawati, ngan LKPD peserta LKPD untuk
2018, berbasis POE didik meningkatkan
“Pengembangan tingkat kemampuan
Lembar Kerja SMA berkomunikasi
Peserta Didik b. Desain peserta didik.
(LKPD) pengemba Sedangkan
Berbasis ng an penelitian Dicky et
Predict- mengguna al., berfokus untuk
ObserveExplain ka n mengetahui tingkat
(POE) pada ADDIE kelayakan
Materi Redoks c. Fokus penggunaan LKPD
di Kelas X penelitian berbasis POE pada
SMAN 5 Banda aktivitas pembelajaran.
Aceh” belajar
peserta
didik

H. Hipotesis
Hipotesis adalah jwaban semetara terhadap rumusan maslah yang
ditetapkan dari suatu penelitian. Penelitian ini memiliki hipotesis yang akan
diuji kebenarannya. Adapun hipotesis pada penelitian pengembangan
instrumen penilaian sebagai berikut:
H0a : LKPD IPA berbasis POE (predict, observe dan explain) dengan
pendekatan literasi sains tema pencemaran lingkungan adalah
layak.
H1a : LKPD IPA berbasis POE (predict, observe dan explain) dengan
pendekatan literasi sains tema pencemaran lingkungan adalah
tidak layak
H0b : LKPD IPA berbasis POE (predict, observe dan explain) dengan
pendekatan literasi sains tema pencemaran lingkungan termasuk

27
LKPD yang praktis.
H1b : LKPD IPA berbasis POE (predict, observe dan explain) dengan
pendekatan literasi sains tema pencemaran lingkungan termasuk
LKPD yang tidak praktis.
H0c : LKPD IPA berbasis POE (predict, observe dan explain) dengan
pendekatan literasi sains tema pencemaran lingkungan merupakan
LKPD yang efektif untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi peserta didik
H1c : LKPD IPA berbasis POE (predict, observe dan explain) untuk
peserta didik tema pencemaran lingkungan merupakan LKPD
yang tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi peserta didik

I. Metodelogi Penelitian
1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Oktoner 2021 sampai degan
bulan Desember. Tempat yang di tujukan adalah sekolah SMA Nurul
Amal Palembang.
2. Jenis dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini model yang digunakan peneliti adalah model
procedural borg & gall yaitu model deskripsi yang menggambarkan
langkah-langkah prosedur atau alur yang harus digunakan untuk
menghasilkan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada
sebelumnya sehingga semakin meningkat efektifitas dan efesien suatu
sistem. Hal ini diperkuat dengan Metode penelitian pada penelitian ini
menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D)
dengan model penelitian 4-D. Model pengembangan 4-D (Four D)
merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini
dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I.
Semmel (1974: 5).

28
Metode penelitian dan pengembangan/ R&D terdiri atas beberapa
model. Model pengembangan yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini yaitu model pengembangan Borg and Gall, yang terdiri atas
10 tahap pengembangan yaitu; (1) Pengumpulan data awal; (2)
Perencanaan; (3) Pengembangan format produk awal; (4) Uji coba awal;
(5) Revisi Produk; (6) Uji coba lapang; (7) Revisi Produk; (8) Uji coba
lapangan; (9) Revisi produk akhir; (10) Desiminasi dan implementasi.
Peneliti mnentukan prosedur penelitian dan pengembangan Borg
and Gall untuk diimplementasikan dalam penelitian ini dikarenakan
model Borg and Gall sangat tepat untuk diterapkan dalam penelitian
pengembangan media pembelajaran. Hal ini dikarenakan dari 10 tahap
penelitian Borg and Gall, peneliti bisa melakukan beberapa tahapan saja
dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan kemampuan peneliti
terutama pada masa pandemi seperti ini. Hasyim mengatakan bahwa
Borg and Gall sangat memaklumi adanya keterbatasan yang dihadapi
peneliti(Ardiyansyah, 2018).
Produk yang dikembangkan oleh peneliti saat ini adalah
pengembangan lembar kerja peserta didik yang mengacu pada tahap-
tahap model pembelajaran POE (predict, observe, dan explain) dengan
pendekatan literasi sains yaitu mengomunikasikan sains berdasarkan
lingkungan sekitar. LKPD tersebut memuat sampul, Kompetensi Dasar
(KD), petunjuk penggunaan, kegiatan pembelajaran yang meliputi literasi
sains predict, observe, dan explain.
3. Definisi Oprasional Variabel
Penelitian ini memberi batasan definisi operasional sebagai berikut:
a. LKPD
LKPD menurut Lestari (2006) sangat penting untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar dan dapat dimanfaatkan pada
tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada
tahap pemahaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep),
karena LKPD dirancang untuk membimbing peserta didik dalam

29
mempelajari topik. LKPD merupakan pengembangan bahan ajar
yang sesuai dengan kurikulum 2013. Kegiatan dalam LKPD tersebut
berisi kegiatan ilmiah (berorientasi proses sains). Melalui kegiatan
ilmiah sejumlah keterampilan dapat dilatihkan atau dipelajari peserta
didik. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan
pada pendekatan ilmiah (Scientific) peserta didik untuk belajar
secara aktif melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba atau
mengumpulkan data, mengasosiasikan atau menalar dan
mengkomunikasikan (Asnaini, 2016).
b. Pengembangan
Istilah research and development/R&D merupakan salah satu
metode penelitian yang dapat diaplikasikan guna menguji tingkat
keefektifan suatu produk yang telah dihasilkan(Sugiono, 2013). Dari
penjelsan sebelumnya bahwa mengembangkan serta menguji
kevalidan dari produk pembelajaran yang telah diciptakan
merupakan bentuk dari salah satu metode penelitian yaitu metode
pengembangan.
c. Model Pembelajaran POE
Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)
merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif. Menurut Tlala (2011) model POE
adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
menuliskan prediksinya sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
lalu setelah kegiatan prediksi tersebut dituliskan dengan kegiatan
observasi dan membuktikan apakah benar atau tidak prediksi yang
sudah dilakukan di awal pembelajaran tersebut Tahapan-tahapan
dalam pembelajaran ini terdapat 3 tahap yaitu memprediksi (predict),
mengobservasi (observe) dan menjelaskan(explain).
d. Larutan Peyangga
Materi larutan penyangga merupakan materi yang
mengharuskan pelajar memiliki penguasaan konsep dan kemampuan

30
matematis yang baik Hal ini dikarenakan materi larutan penyangga
termasuk dalam konsep larutan yang sehingga diperlukan
pemahaman awal tentang konsep kesetimbangan, konsep asam basa
dan stoikiometri agar dapat memahami konsep larutan penyangga
dengan tepat. Sifat materi kimia yang hirearki seperti ini dapat
menimbulkan terjadinya miskonsepsi pada siswa(Sensen, 2011).
4. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi SMA Nurul
Amal Palembang.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas XI di SMA
Nurul Amal Palembang. Dengan menggunakan teknik sampling,
yang dikarenakan peneliti memilih sekolah yang suda menerapakan
kurikulum 2013 dalam kegiatan proses pembelajaran.
5. Prosedur Penelitian
Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development)
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. (Sugiyono,
2012: 407) Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain penelitian pengembangan model 4-D (Four D Models) menurut
Thiagarajani. Hal ini meliputi 4 tahap yaitu :
a. Tahap pendefinisian (define),
b. Tahap perancangan (design),
c. Pengembangan (develop) dan
d. Tahap diseminasi (disseminate).
6. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi,
kuesioner/angket, dan dokumentasi. Kuesioner ditampilkan berupa
skoring dengan menggunakan skala pengukuran berupa skala likert.
Untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

31
sekelompok orang tentang fenomena sosial maka digunakan skala likert.
Untuk keperluan analisis, jawaban dapat diberi skor (Sugiyono,2017).
Tabel 1. Skor Skala Likert
Keterangan Singkatan Skor
Sangat setuju SS 5
Setuju S 4
Cukup setuju CS 3
Tidak setuju TS 2
Sangat tidak setuju STS 1

7. Teknik Analisi Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data
deskriptif kualitatif dan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Analisis
deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara menganalisis data kualitatif
yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka (Trianto, 2010).
Teknik analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah data hasil
penilaian berupa komentar dan saran oleh validator dan responden yang
kemudian dianalisis secara deskriptif. Sedangkan Analisis deskriptif
kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis data kuantitatif berupa
angka atau bilangan. Teknik analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk
menganalisis data hasil penilaian angket oleh validator dan responden.
Untuk melakukan analisis deskriptif kualitatif modul praktikum asam basa
menggunakan indikator bahan alam yang dikembangkan digunakan skala
likert dan diperoleh dengan cara (Riduwan, 2007) :
a. Menentukan skor maksimal ideal Skor maksimal ideal = jumlah butir
komponen × skor maksimal.
b. Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari
masing-masing validator.
c. Menentukan persentase kepraktisan :
V = Jumlah Skor penilai x 100
Jumlah skor maksimum

32
Hasil persentase kevalidan kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif berdasarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Kriteria Kelayakan
Presentasi Kategori Keterangan
Nilai %
85%-100% Sangat Layak Sangat baik untuk digunakan
69%-84% Layak Boleh digunakan dengan revisi
kecil
53%-68% Cukup Layak Boleh digunakan dengan revisi
besar
37%-52% Kurang Layak Tidak boleh digunakan
20%-36% Tidak Layak Tidak boleh digunakan

Tabel 3. Kriteria Kriteria Penilaian Ketrampilan Proses Sains Siwa


Presentasi Kategori
Nilai %
85%-100% Sangat Layak
69%-84% Layak
53%-68% Cukup Layak
37%-52% Kurang Layak
20%-36% Tidak Layak

J. Daftar Pustaka
Ardiansyah, A.F. (2018). Skripsi: “Pengembangan Media
Pembelajaran Komik Dua Aksara Materi Menulis Karangan Deskripsi Untuk
Pembelajaran Bahasa Jawa Di Kelas III Sekolah Dasar”. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. Jakarta:
Puskur. Dit. PTKSD.

33
Hairudin, Herdini dan Linda, R. (2016). Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik Berbasis Predict-Observe-Explain (POE) Untuk Menunjang
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Kimia SMA Pokok
Bahasan Koloid. Jurnal Pendidikan Kimia. (3) 3:1-10
Ningsih, Sri Rahayu. 2013. KIMIA SMA XI Sekolah Menangah Atas.
Bumi Aksara. Jakarta.
Poppy, K.D. (2009). Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Jakarta :
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga
Kependidika IPA.
Prastowo, A. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Lestari, P., 2016, Kertas Indikator Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa
Bilimbi L untuk Uji Larutan Asam Basa. Jurnal Pendidikan Madrasah, Vol 1,
No 1, Hal: 69-84.
Ridwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.
Bandung: Al.
Sesen BA, Tarhan L. Active-learning versus teacher-centered
instruction for learning acids and bases. Res Sci Technol Educ 2011; 29: 205–
226.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung : PT. Imperial Bhakti Utama.
Trianto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan
Profesi Kependidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana.
Trianto., 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Warsono, dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

34

Anda mungkin juga menyukai