Anda di halaman 1dari 16

A.

JUDUL
Penerapan Media Aurora Untuk Meningkatkan Motivasi Peserta Didik Dalam Pembelajaran
Kimia Pada Materi Bentuk Molekul Kimia Kelas X IPA 2 SMA Negeri 12 Pekanbaru

B. BIDANG KAJIAN

Alat Bantu Belajar

C. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Guru mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Guru harus mempunyai
perencanaan pembelajaran yang baik. Perencanaan pembelajaran ini meliputi tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, model pembelajaran, metode
pembelajaran, sumber belajar, dan evaluasi hasil belajar. Selain perencanaan pembelajaran,
guru juga perlu memiliki pengetahuan tentang media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Beberapa materi pelajaran kimia dianggap sulit oleh siswa, termasuk materi bentuk
molekul. Pernyataan tersebut disampaikan beberapa guru kimia di SMA Negeri 12
Pekanbaru yang mengatakan bahwa bentuk molekul adalah salah satu materi yang sulit bagi
siswa. Bentuk molekul merupakan salah satu materi dalam ilmu kimia yang bersifat abstrak
dan memerlukan daya pandang ruang yang baik sehingga untuk memahaminya memerlukan
daya abstraksi yang tinggi. Bentuk molekul adalah susunan tiga dimensi dari atom-atom
dalam suatu molekul. Siswa dapat mengamati bentuk molekul tersebut dengan bantuan
media pembelajaran.
Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu untuk mempermudah pembelajaran
dan membantu tugas guru dalam menyampaikan berbagai bahan dan materi pembelajaran,
agar siswa mudah memahami materi dan bahan pembelajaran tersebut. Menurut penelitian
Ida Bagus (2010), molimod adalah alat peraga struktur molekul tiga dimensi yang
penggunaannya terbatas pada beberapa siswa saja, oleh karena itu diperlukan media
pembelajaran lain agar dapat membantu siswa dalam pembelajaran bentuk molekul.
Menurut Sanaky (2015: 39), media pembelajaran dikatakan baik apabila dapat
digunakan dalam kondisi praktek di sekolah dan bersifat sederhana. Media pembelajaran
harus menyesuaikan kondisi siswa dan sarana prasarana yang ada di sekolah. Media
pembelajaran dapat diterapkan guru apabila sarana prasarana di sekolah memadai. Saat ini,
rata-rata siswa di SMA sudah dapat mengoperasikan komputer maupun laptop. Komputer
maupun laptop tersebut, dapat digunakan siswa untuk belajar di rumah maupun di sekolah.
Banyak media pembelajaran yang dapat dioperasikan menggunakan komputer maupun
laptop. Salah satunya adalah media pembelajaran yang dikembangkan dengan software
AURORA 3D.
Saat ini kebanyakan guru SMA hanya menggunakan molimod dalam proses
pembelajaran bentuk molekul. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan media lain yang
dapat membantu kinerja guru. Penelitian Penerapan Media Aurora ini diharapkan dapat
meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran kimia pada materi bentuk
molekul menjadi lebih baik, terarah, dan menarik bagi siswa. Media pembelajaran ini
diterapkan karena media Aurora 3D Presentation ini memiliki beberapa kelebihan menurut
Aurora 3D Team antara lain: (1) Mudah dalam membuat presentasi tiga dimensi interaktif
dengan gambar, teks, video, dan tata model. (2) Tidak perlu mahir dasar-dasar tiga dimensi.
(3) Ada berbagai pilihan untuk menampilkan sesuai keinginan. (4) Tidak perlu belajar
Flash, AE, Photoshop, atau aplikasi tiga dimensi lainnya untuk merancang presentasi yang
efektif dan menakjubkan. (5) Real ruang tiga dimensi, yaitu objek tiga dimensi yang nyata.
(6) Eksport ke .exe mandiri, Mac App, atau file video dan import model tiga dimensi atau
tekstur dikembangkan dengan perangkat lunak tiga dimensi. (7) Menghemat uang dengan
menggunakan berbagai desain interaktif tiga dimensi. Software ini juga memiliki
keunggulan lain, yaitu dapat menyajikan gambar dan suara dalam satu software. Suatu
media yang mengandung unsur suara dan unsur gambar lebih tepat disebut media audio-
visual.Praktik di lapangan, penggunaan molimod dinilai peserta didik masih kurang efektif.
Oleh karena itu, peneliti memilih untuk menerapkan media aurora untuk materi
pembelajaran bentuk molekul.

D. Perumusan Dan Perencanaan Masalah


- Apakah penerapan media aurora dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam
belajar kimia dikelas XI IPA 2 SMAN Pekanbaru ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
- Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta menggunakan media aurora dalam pokok
bahasan bentuk molekul pada kelas XI SMA Negeri 12 Pekanbaru.

F. Manfaat Hasil Penelitian


Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Peserta Didik
a. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Dengan diterapkannya media aurora, memberikan alternatif kepada peserta didik untuk
mempermudah mengingat materi pembelajaran kimia pada materi pokok bentuk
molekul.
2. Manfaat bagi Guru
a. Meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar.
b. Mampu menghidupkan suasana kelas dengan media yang digunakan.
3. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini dapat membantu memperbaiki proses pembelajaran, khususnya mata
pelajaran Kimia, sehingga sekolah bisa memfasilitasi segala keperluan untuk kelancaran
proses pembelajaran tersebut.

G. KAJIAN PUSTAKA
1. Pembelajaran Kimia
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 70
Tahun 2013 disebutkan bahwa kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA oleh
karena itu mempunyai karakteristik yang sama dengan ilmu IPA yang lain seperti fisika dan
biologi. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembanganya juga diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan teori (deduktif).
Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan
bagaimana gejala-gejala alam berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan,
dinamika dan energetika zat. Oleh karena itu mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari
segala sesuatu tentang zat meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan
energetika zat yang melibatkan ketrampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan
dengan kimia yang tidak bisa dipisahkan yaitu kimia sebagai produk temuan ilmiah
(pengetahuan kimia berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori), dan kimia sebagai
proses (kerja ilmiah). Ilmu kimia mempunyai ciri khas sehingga dalam mempelajarinya
diperlukan teknik pembelajaran tertentu (Tresna Sastrawijaya, 1988; 174-178)
Ciri-ciri kimia yaitu:
a. Materi pelajarannya cukup banyak Belajar kimia menuntut waktu yang banyak
karena materi yang ada juga banyak sehingga waktu yang tersedia agar digunakan
secara efisien.
b. Belajarnya bukan sekedar menyelesaikan soal-soal Ilmu kimia termsauk ilmu
pengetahuan alam. Jadi mempelajari kimia adalah mempelajari teori-teori, aturan-
aturan, fakta, deskripsi, dan peristilahan kimia. Semua pengetahuan ini diperlukan
juga dalam pemecahan masalah. Jika hanya memecahkan soal-soal bukanlah
belajar kimia. Dalam mempelajari kimia dituntut untuk memahami, menerapkan
dan mengembangkan.
c. Konsep lebih banyak bersifat abstrak Teknik mempelajari hal-hal abstrak adalah
dengan cara membayangkannya atau menciptakan gambaran mengenai hal yang
abstrak tersebut. Gambaran ini akan menolong untuk mengingat hal-hal yang
menjadi ruang lingkup kimia seperti atom, bentuk molekul dan sebagainya.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 22
Tahun 2016 disebutkan bahwa sasaran pembelajaran kimia mencangkup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Keterampilan
diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan menciptakan. Keterampilan itu diperlukan siswa untuk
memahami materi bentuk molekul. Sebagian keterampilan itu dapat diperoleh
siswa melalui tersedianya media pembelajaran tentang bentuk molekul.

Pembelajaran kimia merupakan proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya


dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran kimia. Kualitas pembelajaran atau ketercapaian
tujuan pembelajaran kimia sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya strategi
belajar mengajar, metode dan pendekatan pembelajaran, serta sumber belajar yang
digunakan seperti buku, model, dan media. Penggunaaan media dalam pembelajaran kimia
dapat membantu keterbatasan guru dalan menyampaikan informasi maupun keterbatasan
jam pelajaran di sekolah. Media pembelajaran berfungsi sebagai sumber informasi materi
pembelajaran maupun sumber latihan soal. Kualitas pembelajaran kimia juga dipengaruhi
oleh perbedaan individu siswa seperti gaya belajar, perbedaan kemampuan, perbedaan
kecepatan belajar, latar belakang sosial dan sebagainya.

2. Bentuk Molekul
Molekul adalah kumpulan dua atom atau lebih yang ada dalam susunan tertentu yang
terikat oleh gaya kimia atau ikatan kimia. Molekul dapat terbentuk dari atom unsur- unsur
yang sama misal O2, maupun unsur yang berbeda misal H2O. Molekul yang terdiri dari
atom yang sama disebut molekul unsur dan yang tersusun oleh atom yang berbeda disebut
molekul senyawa. Atom-atom harus berikatan membentuk ikatan kovalen, dan kedudukan
atom-atom dalam molekul disebut bentuk molekul. Bentuk molekul lebih mudah dipahami
siswa apabila divisualisasikan dengan media. Bentuk molekul dapat diprediksi dengan teori
VSEPR dan teori hibridisasi. Teori VSEPR merupakan prosedur untuk memprediksi
geometri molekul dengan mengecilkan energi potensial berdasarkan tolakan pasangan
elektron (Oxtoby, Gillis dan Norman, 2001: 76). Pasangan-pasangan elektron yang
semuanya bermuatan negatif akan berusaha saling menjauhi sehingga tolak menolak antar
pasangan elektron menjadi minimum. Perbedaan kekuatan daya tolak menolak antar domain
elektron mengakibatkan perbedaan sudut ikatan mengecil sehingga berbeda pada bentuk
molekulnya. Urutan kekuatan daya tolak menolak antardomain adalah PEB-PEB > PEB-PEI
> PEI-PEI.
Keterangan : PEB = Pasangan Elektron Bebas
PEI = Pasangan Elektron Ikat
Tabel 1. Bentuk Molekul beserta Jumlah PEB dan PEI
Keterangan :
A = Atom pusat
X = Pasangan elektron ikat 11
E = Pasangan elektron bebas
Contoh : langkah meramal bentuk molekul BeCl2 dengan toeri VSEPR adalah:
a) Tuliskanlah konfigurasi elektron atom Be.
b) Tuliskanlah konfigurasi elektron atom Cl.
c) Tentukanlah struktur Lewis atom Be.
d) Tentukanlah struktur Lewis atom Cl.
e) Tentukanlah struktur Lewis molekul BeCl2.
f) Ramalkanlah bentuk molekul BeCl2.
Gambar bentuk molekul BeCl2 dapat dilihat pada Gambar 1.

Teori hibridisasi merupakan teori yang menjabarkan proses pembentukan orbital


karena adanya penggabungan dua atau lebih orbital atom dalam suatu satuan atom (Oxtoby,
Gillis dan Norman, 2001: 84). Beberapa kemungkinan hibridisasi dan bentuk geometrinya
dapat dilihat pada Tabel 2.
Contoh : langkah meramal bentuk molekul BeCl2 dengan teori VSEPR adalah,
a) Tuliskanlah konfigurasi elektron atom Be.
b) Tuliskanlah konfigurasi elektron atom Cl
c) Tentukanlah orbital elektron valensi atom Be
d) Tentukanlah orbital elektron valensi atom Cl
e) Tentukanlah hibridisasi molekul BeCl2.
f) Ramalkanlah bentuk molekul BeCl2

Gambar bentuk molekul BeCl2 dapat dilihat pada Gambar 2


Tabel 2 Orbital Hibrida dan Bentuk Molekulnya

3. Motivasi
Menurut Tita Rosita (1995 : 102) “Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan
seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan
untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya”.
Agar pembelajaran menjadi lebih berkualitas maka guru harus dapat membangkitkan
motivasi siswa untuk belajar, sebab jika tidak ada dorongan dalam diri siswa untuk belajar,
maka proses pembelajaran tidak akan efektif. Siswa yang termotivasi belajar akan
berpartisipasi secara aktif dalam pelajaran yang berlangsung tanpa rasa terpaksa, tetapi
secara sukarela atas inisiatif sendiri. Sebagai akibat dari hal ini maka hasil belajar yang
dicapai akan lebih lama diserap, karena dengan adanya motivasi belajar tersebut maka
dorongan dalam diri siswa akan terpenuhi; dan siswa akan merasa puas dengan hasil belajar
yang dirasakan sebagai pemenuhan kebutuhan.
Dalam kegiatan belajar di kelas ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu: 1)
kemana siswa menuju pada akhir kegiatan, 2) bagaimana caranya agar siswa tiba pada
sasaran yang dituju, 3) bagaimana agar dapat diketahui apakah sasaran yang dituju itu sudah
tercapai atau belum. Agar melalui ketahui tersebut guru harus menciptakan kondisi yang
dapat merangsang timbulnya motivasi belajar siswa.
Menurut Ratna Wilis Dahar (1985 : 8) “Motivasi berfungsi mengikat perhatian siswa,
menggiatkan semangat belajar, menyediakan kondisi yang optimal untuk belajar”. Oleh
karena itu maka guru harus membangkitkan motivasi belajar siswa terlebih dahulu sebelum
proses pembelajaran dimulai. Selanjutnya Ratna Wilis Dahar (1985 : 8) mengemukakan
bahwa Motivasi juga dapat berfungsi untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya, khususnya untuk menemukan jalan untuk mencapai tujuan belajar. Dalam
hal ini diharapkan siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dalam kelompoknya
mengenai materi pelajaran yang dipelajarinya.
Berdasarkan penyebab timbulnya, ada dua jenis motivasi; yaitu motivasi ekstrinsik dan
motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul dari luar diri individu,
baik yang disebabkan oleh orang lain maupun oleh keadaan alam dan lingkungan. Seperti
keluarga, masyarakat, sekolah. Motivasi instrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri
individu sendiri tanpa tekanan dari luar.
Menurut Ratna Wilis Dahar (1985 : 13) “Motivasi instrinsik jauh lebih kuat dari pada
motivasi ekstrinsik, karena timbulnya motivasi instrinsik ini sepenuhnya disadari oleh
individu yang terlibat, tanpa desakan atau dorongan apapun”. Motivasi instrinsik dapat
mengubah sikap seseorang dari malas menjadi giat belajar. Motivasi ekstrinsik dapat
membantu timbulnya motivasi instrinsik, yang berpengaruh lebih kuat terhadap keberhasilan
belajar.

4. Media Pembelajaran
Media merupakan bagian dari proses komunikasi. Baik buruknya sebuah komunikasi
ditunjang oleh penggunaan saluran dalam komunikasi tersebut. Saluran atau channel yang
dimaksud di atas adalah media. Karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses
komunikasi, maka media yang dimaksud adalah media pembelajaran (Rudi Susilana dan
Cepi Riyana, 2008: 4).
Peran media pembelajaran digambarkan pada Gambar 3.

Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional
atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran
(Sanaky, 2015: 45). Bagan di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran terdapat
pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu
topik pembelajaran. Pesan-pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu
media dengan menggunakan prosedur pembelajaran tertentu.
Menurut Sanaky (2015:3), media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi
untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara
guru, siswa dan bahan ajar. Oleh karena itu, proses pembelajaran tidak akan berjalan tanpa
bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Proses pembelajaran materi bentuk molekul
dapat dibantu dengan media pembelajaran yang diterapkan menggunakan software
AURORA 3D.
Kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton (1985) yang dikutip oleh
Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2009: 9-10) adalah:
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
b. Pembelajaran dapat lebih menarik.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.
d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan di manapun diperlukan.
g. Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan.
h. Peran guru berubah kearah yang positif.
Rudy Bretz yang dikutip dari Arief S. Sadiman dkk. (2014: 20) mengidentifikasi ciri
utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Suara berkaitan
dengan indera pendengaran. Visual dibedakan menjadi tiga, yaitu gambar, garis, dan simbol
yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera
penglihatan. Di samping itu, Bretz mengklasifikasikan media lebih lanjut menjadi delapan,
sebagai berikut: 1) media audio-visual gerak; 2) media audio-visual diam; 3) media audio
semigerak; 4) media visual gerak; 5) media visual diam; 6) media semi-gerak; 7) media
audio dan; 8) media cetak.
Media pembelajaran berperan sebagai penghubung komunikasi guru dengan peserta
didik atau sebaliknya. Media dapat membuat proses pembelajaran berjalan dengan efektif
dan efisien. Media yang menarik dapat meningkatkan keaktifan siswa, sehingga kualitas
pembelajaran dapat meningkat. Media pembelajaran secara umum terdiri atas unsur audio
dan visual.
Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam lambang-lambang audio, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa
lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media, yaitu media audio, antara lain radio,
alat perekam pita magnetik, piring hitam dan laboratorium (Arief S. Sadiman, 2014: 49).
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) berkaitan dengan indera
penglihatan dan memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar, yaitu
memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan
memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat peserta didik dan dapat
menunjukkan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata, agar menjadi lebih
efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan peserta didik harus
berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
(Azhar Arsyad , 2011: 91).
Media audio-visual merupakan media pembelajaran yang mengandung unsur suara
dan gambar yang dapat dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, dan slide
suara. Media audio-visual terdiri dari software dan hardware yang memberikan kemudahan
untuk menggabungkan gambar, fotografi, grafik dan animasi dengan suara, teks dan data
yang dikendalikan dengan program komputer. Proses pembelajaran menggunakan satu
indera memberikan rangsangan belajar yang terbatas, penggunaan media audio-visual akan
memberikan rangsangan yang lebih baik dengan terintegrasikan media audio dan visual
dalam satu software yang berisi program pembelajaran (Wina Sanjaya, 2002: 172 - 173).
Kelebihan media audio-visual, antara lain: a) dapat digunakan dalam semua fase
pengajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan
sampai kepada evaluasi hasil belajar peserta didik; b) dapat diputar berkali-kali atau
berulang-ulang, sehingga lebih praktis dan murah; c) penyajiannya lebih menarik karena
dapar disertakan pula dengan grafik, animasi, video, maupun suara; dan d) dapat digunakan
dengan jumlah audiens yang banyak.
Kekurangan yang terdapat dalam media audio-visual antara lain pembuatan media
yang tidak mudah, karena pembuatnya harus mampu memilah dan menyesuaikan antara
materi yang ingin disampaikan dengan media yang hendak digunakan. Selain itu, pembuatan
Dukungan dari berbagai jenis konten, gambar, teks, video, model 3D, tabel, navigasi,
gambar wall, data grafik, dan partikel.

5. Media Aurora
Aurora3D Team (www.presentation-3d.com/products/presentation-3d.html)
mengemukakan bahwa Aurora3D Presentation merupakan software presentasi tiga dimensi
dengan latar belakang dan grafis tiga dimensi yang dikembangkan sejak 1998. Dengan
software ini, guru dapat menghasilkan media yang bagus untuk gambar, teks, video, data,
dan memilih banyak cara untuk menampilkan 17 konten.
Kelebihan Aurora 3D Presentation menurut Aurora 3D Team antara lain:
a. Mudah dalam membuat presentasi tiga dimensi interaktif dengan gambar, teks, video, dan
tata model.
b. Tidak perlu mahir dasar-dasar tiga dimensi.
c. Ada berbagai pilihan untuk menampilkan sesuai keinginan.
d. Tidak perlu belajar Flash, AE, Photoshop, atau aplikasi tiga dimensi lainnya untuk
merancang presentasi yang efektif dan menakjubkan.
e. Real ruang tiga dimensi, yaitu objek tiga dimensi yang nyata.
f. Eksport ke .exe mandiri, Mac App, atau file video dan import model tiga dimensi atau
tekstur dikembangkan dengan perangkat lunak tiga dimensi.
g. Menghemat uang dengan menggunakan berbagai desain interaktif tiga dimensi.
Software ini juga memiliki keunggulan lain, yaitu dapat menyajikan gambar dan suara
dalam satu software. Suatu media yang mengandung unsur suara dan unsur gambar lebih
tepat disebut media audio-visual.

H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN


Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang digunakan pada penelitian ini adalah
model John Elliot. Menurut John Elliot (1991), penelitian tindakan kelas sebagi kajian dari
sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi
sosial tersebut. Pada model ini tahapan penelitian dibagi menjadi empat tahap: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi, kemudian dilanjutkan ke
siklus berikutnya.
Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Secara visual
hubungan keempat komponen dalam sistem siklus dapat di gambarkan sebagai berikut :

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS I Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS II Pengamatan

Refleksi

SIKLUS
Selanjutnya
Gambar 3.1 PTK Model John Elliot
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dirancang dan akan dilaksanakan dalam 2 (dua)
siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada siklus I dan siklus II terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tiap siklus akan diambil satu kelas yang
sama. Hal ini ditempuh untuk membandingkan dan menggambarkan proses pembelajaran
pada tiap-tiap siklus. Sebagai langkah-langkah besar yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada kegiatan ini guru melakukan :
1) Melakukan observasi pada kelas yang menjadi objek penilitian.
2) Konsultasi dengan guru pamong.
3) Merencanakan pembelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RRP).
4) Menyiapkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang digunakan sebagai bahan
diskusi siswa.
5) Menyiapkan media aurora
6) Menyiapkan instrumen penelitian (lembar observasi, dan angket siswa)
b. Pelaksanaan
Pada kegiatan ini guru:
1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
c. Pengamatan
Pada kegiatan ini, kolaborator (observer) melakukan pengamatan dengan mencatat :
1) Aktivitas dan gaya guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan
2) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan melakukan wawancara
setelah pembelajaran selesai.
d. Refleksi
Pada kegiatan ini :
1) Guru dengan observer membahas tentang kelemahan atau kekurangan proses
pembelajaran yang telah dilakukan
2) Menganalisis data yang diperoleh untuk memperbaiki dan menyempurnakan
tindakan pada siklus selanjutnya
3) Menganalisis temuan saat melakukan pengamatan proses pembelajaran yang telah
dilakukan menganalisis kelemahan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang
berlagsung dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.
2. Siklus II
Pada siklus II, peneliti berdiskusi dengan observer melakukan revisi proses
pembelajaran, agar proses pembelajaran pada siklus II menjadi lebih baik. Siklus II ini
dilaksanakan dengan mengikuti tahapan-tahapan seperti pada siklus I. Tapi, pada siklus II ini
dilakukan perbaikan atau penyempurnaan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus I agar
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
A. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, angket, pretes, dan postes pada tiap
siklus dan dilengkapi jurnal harian (catatan harian).
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, dari observasi tersebut dapat dilihat peningkatan aktivitas
belajar yang meliputi frekuensi aktivitas dan peningkatan kerjasama antar peserta didik
dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Angket
Angket digunakan untuk melihat motivasi peserta didik dari pembelajaran yang telah
dilakukan, dimana angket adalah merupakan tanggapan dari seluruh peserta didik terhadap
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, bermanfaat atau dapat dirasakan oleh siswa
dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
c. Jurnal Harian (Catatan Harian)
Seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran tidak semuanya tercantum dalam lembar
observasi. Oleh karena itu di lengkapi lagi dengan jurnal harian / catatan harian yang
merupakan alat bantu perekam yang paling sederhana yang memuat perilaku khusus siswa
maupun permasalahan yang dapat di jadikan pertimbangan bagi pelaksanaan langkah-
langkah berikutnya.
d. Foto
Untuk merekam peristiwa penting seperti aspek kegiatan kelas, aktivitas kelas atau untuk
memperjelas data dan hasil observasi dari penelitian ini, di gunakan foto. Foto ini juga dapat
membantu dalam evaluasi tentang data – data lainnya.
e. Data Tes Hasil Belajar
Data tes hasil belajar berupa data kuantitatif yang di peroleh melalui pretes sebelum
diadakan tindakan pada masing-masing siklus dan postes setelah berakhirnya setiap siklus.
Hal ini dimaksudkan agar setiap berakhirnya disetiap siklus dapat diketahui kemajuan dan
perkembangan yang didapat oleh siswa melalui pembelajaran pemahaman materi
pembelajaran melalui media presentasi aurora. Data hasil tes tersebut bisa di jadikan acuan,
pertimbangan, bahan refleksi, untuk merencanakan pelaksanaan pada siklus berikutnya.

I. JADWAL PENELITIAN

Juli Agustus September Oktober


No. JenisKegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
Pengajuan
1. √
proposal
Perencanaan
2. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
siklus 1
Pelaksanaan
3. √ √
siklus 1
Observasi siklus
4. √ √
1

5. Refleksi siklus 1 √

Perencanaan
6. √
siklus 2
Pelaksanaan
7. √ √
siklus 2
Observasi siklus
8. √ √
2
9. Refleksi siklus 2 √
10. Mengolah data √ √
11. Pelaporan √

J. BIAYA PENELITIAN
K. PERSONALIA PENELITIAN
L. DAFTAR PUSTAKA
M. LAMPIRAN
- Instrumen Penilaian
- Lembar Observasi Aktivitas
- Lembar Observasi Guru
- Lembar Observasi Siswa

Anda mungkin juga menyukai