Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan merupakan upaya dengan
sadar dan terencana guna mewujudkan situasi belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan kemampuan dirinya untuk
memiliki intensitas spiritual keagamaan, pengendalian diri, karakter, kecerdasan,
akhlak mulia, serta penampilan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Menurut
Hamalik pendidikan merupakan suatu metode dalam rangka mempengaruhi
peserta didik agar dapat menempatkan diri sebaik mungkin terhadap
lingkungannya dan dengan demikian akan membuat transformasi dalam dirinya
yang memungkinkannya untuk berguna sesuai nilai-nilai yang berlaku dalam
kehidupan masyarakat.
Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan yang strategis untuk
mengembangkan kebiasaan membaca. Kegiatan membaca merupakan aktivitas
untuk mendapatkan pengetahuan atau informasi yang seharusnya dilakukan bagi
masyarakat ilmiah dan pendidikan. Kebiasaan membaca merupakan hal penting
dan fundamental yang harus dikembangkan sejak dini. Hal ini bertujuan dalam
untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, baik pendidikan dasar,
menengah, maupun pendidikan tinggi (Daryono, 2009: 1). Ada banyak faktor
yang menyebabkan kemampuan membaca anak-anak Indonesia tergolong rendah.
Pertama, ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya buku-buku bacaan yang
bermutu. Kedua banyaknya keluarga di Indonesia yang belum mentradisikan
kegiatan membaca. Padahal jika ingin menciptakan anak-anak yang memiliki
pikiran luas dan baik akhlaknya, mau tidak mau kegiatan membaca perlu
ditanamkan sejak dini (Darlius, 2010:66- 67). Salah satu upaya yang dilakukan
untuk mengembangkan minta baca adalah mendesain kurikulum atau sistem
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan kegiatan
membaca bahan bacaan yang terkait dengan kurikulum atau sistem pembelajaran
2

yang ada (Daryanto, 2009: 1). Hal tersebut dimaksudkan dengan memasukkan
kegiatan membaca dalam pembelajaran.
Materi fisika merupakan materi yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari, sehingga guru dituntut mampu menjelaskan konsep tersebut kedalam
bentuk nyata. Materi tekanan merupakan salah satu materi yang terkesan abstrak
bagi siswa, banyak siswa yang belum bisa metransfer materi tersebut dalam
bentuk yang konkret. Sehingga pada akhirnya banyak siswa yang malas belajar
fisika karena terlalu banyak rumus untuk aplikasinya. Jika hanya dengan
menggunakan metode ceramah akan membuat siswa menjadi jenuh dan bosan.
Harus ada metode lain yang dilakukan guru untuk mengubah mindset siswa.
Masalah utama siswa adalah siswa kesulitan mempelajari fisika terutama
memahami konsep-konsep fisika dan mengakibatkan siswa malas membaca buku
fisika karena menurut mereka fisika itu sulit dan tidak menarik. Masih banyak
guru yang tidak menggunakan perkembangan teknologi khususnya menggunakan
media dalam pembelajaran fisika, guru masih menggunakan metode ceramah dan
hanya menggunakan buku sebagai sumber belajar. Dan berdasarkan pengalaman
pribadi saya dan pengalaman saya magang disekolah banyak sekali siswa yang
tidak menyukai pelajaran fisika, bias dikatakan hanya 30% siswa yang menyukai
fisika dan menguasai pelajaran fisika. Hal ini juga tampak dari hasil belajar siswa
masih banyak nilai fisikanya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dan
dari hasil Ujian Nasional mata pelajaran fisika masih tergolong rendah.
Media merupakan sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan
pesan (Sanaky 2013). Media menjadi sarana penghubung dan komunikasi yang
baik antara dua belak pihak dan digunakan semua kalangan masyarakat. Media
pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Tujuan media pembelajaran sebagai alat
bantu pembelajaran untuk mempermudah proses pembelajaran di kelas,
meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, dan membantu konsentrasi siswa
dalam proses pembelajaran.
Kerumitan bahan ajar yang disampaikan semakin membuat siswa kurang
tertarik untuk membaca buku pelajaran termasuk buku fisika. Siswa cenderung
3

tertarik membaca buku cerita bergambar (seperti komik) dibanding buku pelajaran
biasa, dikarenakan cerita bergambar (komik) memiliki alur cerita yang runtut dan
teratur memudahkan untuk diingat kembali. Dari sinilah muncul gagasan untuk
menggabungkan antara daya tarik komik, diantaranya penampilannya menarik,
alurnya runtut dan mudah dipahami, dengan buku pelajaran yang cenderung
textbook sehingga siswa tertarik untuk membacanya.
Dari pernyataan-pernyataan di atas ada satu pendekatan pembelajaran
yang bisa digunakan dalam media komik fisika ini, yaitu pendekatan saintifik.
Dengan demikian, cara pembelajaran fisika juga akan lebih mudah dimengerti.
Adapun cara pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik dapat dilakukan
dengan proses mengamati, pengamatan dapat dilakukan dengan mengamati
langsung peristiwa atau objek yang ada disekitar sekolah, namun pengamatan juga
dapat dilakukan dengan pemutaran video, gambar melalui power point atau media
yang lain. Menanyakan, guru harus memberikan rangsangan atau pancingan agar
muncul pertanyaan dari peserta didik agar tidak pasif. Melakukan eksperimen atau
eksplorasi, peserta didik dituntut untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang
dibuat dengan merancang sendiri percobaan agar kreativitas peserta didik dapat
muncul mengasosiasi atau mengolah data, hasil eksperimen harus diolah datanya
dan dari hasil pengolahan data akan muncul kesimpulan. Dari kesimpulan inilah
peserta didik dapat mengetahui kebenaran hipotesisnya. Mengomunikasikan,
peserta didik harus mampu menuangkan hasil komunikasi dalam bentuk tulisan
ilmiah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dyah Rina, dkk bahwa
Berdasarkan hasil validasi komik fisika yang dilakukan oleh ahli materi dan
kontruksi diperoleh skor akhir rata-rata 3,54 yang berarti bahwa komik fisika ini
layak digunakan. Sedangkan untuk uji keterbacaan siswa diperoleh presentase
82,03 % yang menunjukkan keterbacaaan dan ketertarikan siswa terhadap komik
fisika ini. Dapat disimpulkan bahwa komik fisika pokok bahasan gaya untuk
SMP/MTs kelas VIII ini telah valid dan layak digunakan sebagai media
pembelajaran untuk kelas VIII. Dalam penelitian Irwandani, dkk (2016), Adapun
simpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu, Media pembelajaran berbantu
4

media sosial instagram bisa dijadikan alternatif pembelajaran fisika karena


sifatnya yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Hasil validasi ahli produk
pengembangan media pembelajaran meme komik fisika berbantu sosial media
instagram dinyatakan layak untuk diteruskan. Selanjutnya penelitian yang
dilakukan Reni Hidayah (2018), Pengembangan media pembelajaran komik fisika
menggunakan aplikasi Toondoo berbasis pendekatan kontekstual layak digunakan
dalam pembelajaran. kelayakan produk berdasarkan penilaian ahli materi, ahli
media, dan ahli bahasa. Penilaian ahli materi mendapatka hasil rata-rata
persentase kelayakan 94,19% dalam kategori “Sangat Layak”. Penilaian ahli
media mendapatka hasil rata-rata persentase kelayakan 89,46% dalam kategori
“Sangat Layak”. Penilaian ahli bahasa mendapatka hasil rata-rata persentase
kelayakan 83,33% dalam kategori “Sangat Layak”.
Berdasarkan uraian diatas penulis ingin melakukan penelitian dengan
judul: “PENGEMBANGAN MEDIA BUKU KOMIK BERBASIS
PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA MATERI
FLUIDA STATIK KELAS XI DI SMA NEGERI 13 MEDAN”

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang tekah diuraikan diatas, maka
diperoleh beberapa permasalahan dalam pembelajaran fisika sebagai berikut:
1. Kurangnya minat membaca siswa terhadap buku terutama buku fisika.
2. Rendahnya minat siswa dalam pelajaran fisika.
3. Siswa cendurung pasif dan rendahnya hasil belajar siswa.
4. Kurangnya memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran fisika.

1.3. Batasan Masalah


Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka diperlukan adanya
batasan masalah, yaitu:
1. Media yang digunakan dalam penelitian adalah media cetak berupa komiK
2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adala pendekatan saintifik.
5

3. Materi yang diajarkan adalah Fluida Statik di kelas XI SMA Negeri 13


Medan.
4. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 13 Medan

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah maka
rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kevalidtan buku komik berbasis pendekatan saintifik?
2. Bagaimana respon peserta didik terhadap media pembelajarn fisika berupa
komik dalam bentuk buku saku bebasis pendekatan saintifik?
3. Bagaimana kelayakan media pembelajarn fisika berupa komik dalam
bentuk buku saku bebasis pendekatan saintifik?

1.5. Tujuan Penelitian


1. Mengetahui kevalidtan buku komik berbasis pendekatan saintifik.
2. Mengetahui respon peserta didik terhadap media pembelajarn fisika berupa
komik bebasis pendekatan saintifik.
3. Mengetahui kelayakan media pembelajarn fisika berupa komik bebasis
pendekatan saintifik.

1.6. Manfaat Penelitian


Setelah penelitian dilakukan, diharapkan hasil penelitian ini memberi
manfaat antara lain:
1. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman belajar siswa.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru fisika untuk menggunakan media komik
dalam bentuk buku saku berbasis pendekatan saintifik dalam pengajaran
fisika.
3. Dapat menambah wawasan, kemampuan, dan pengalaman dalam
meningkatkan kompetensi peneliti sebagai calon guru.
4. Menambah wawasan bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan rujukan
untuk penelitian dengan pendekatan pembelajaran yang berbeda.
6

1.7. Defenisi Operasional


1. Media merupakan sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan
pesan (Sanaky 2013). Media menjadi sarana penghubung dan komunikasi
yang baik antara dua belak pihak dan digunakan semua kalangan
masyarakat. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan
dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
2. Komik dapat didefinisikan sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan
karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubungannya
dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para
pembaca.Komik merupakan media komunikasi visual yang unik karena
menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif serta
mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan
mudah dimengerti. Cerita bergambar (komik) memiliki alur cerita yang
runtut dan teratur memudahkan untuk diingat kembali.
3. Adapun cara pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik dapat
dilakukan dengan proses mengamati, menanya, hipotesis, mencoba,
mengasosiasi, kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai