Anda di halaman 1dari 32

PENGEMBANGAN KOMIK “YANGI SERIES” SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SMP MATERI RESPIRASI

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu: Muhamad Imaduddin, M. Pd.

Oleh:

Nama: Safira Nurul Fa’izah

NIM: 2010710036

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu memiliki kewajiban yang harus dipenuhi dan dilaksanakan
demi untuk kemajuan kehidupan manusia salah satunya adalah dengan pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu investasi yang sangat penting bagi negara
berkembang seperti Indonesia untuk kemajuannya di masa mendatang karena menjadi
salah satu cara untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang dimiliki.
Usaha secara sadar dan terencana demi mewujudkan suatu suasana belajar dan proses
pembelajaran yang efektif agar siswa secara aktif dalam mengembangkan potensi
dirinya supaya mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara merupakan pengertian pendidikan sesuai
dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Perlu dilakukannya suatu langkah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia supaya bisa sejalan dengan
perkembangan zaman sekarang ini. Pengembangan potensi siswa dan guru dalam
kegiatan pembelajaran berperan penting dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan.
Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1
Pasal 1 bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini sudah jelas bahwa pendidikan
merupakan ujung tombak berkembangnya suatu bangsa dengan pembentukan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan memadai. Pendidikan merupakan aspek
paling penting dalam kehidupan manusia karena merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan sumber daya manusia baik secara individu maupun secara kelompok.1
Dalam dunia pendidikan Indonesia, paradigma utama pembelajarannya
cenderung hanya memperkuat kemampuan otak kiri (intelektualitas), sementara
pengembagan kemampuan otak kanan (kreatifitas) kurang maksimal. Hasil studi
Global Craetivity Index tahun 2015 bahwa Indonesia menduduki peringkat 86 dari 93

1
Setyaningsih, ―Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Bentuk Pasar dengan Metode Course
Review Horay (CRH) Berbantuan Media Gambar Kelas VIII SMP N 1 Bulu Kabupaten Sukoharjo,‖
Economic Education Analysis Journal 2, no. 3 (2013).
negara. Kemudian terlihat pula pada hasil studi Global Innovation Index tahun 2021,
Indonesia haya menempati urutan 87 dari 132 negara.2 Dampak yang terjadi saat ini
adalah minimnya kreatifitas yang dimiliki oleh siswa.3
Dalam proses belajar mengajar guru diharapkan dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian
pembelajaran berarti proses, cara, pembuatan menjadikan belajar. Pembelajaran dapat
dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh
terhadap pemahaman. Hal inilah yang sering terjadi ketika seseorang sedang belajar,
kondisi ini juga sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, karena belajar merupakan
proses alamiah setiap orang. Salah satu aktivitas pembelajaran yang memerlukan
interaksi aktif adalah membaca. Membaca merupakan salah satu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa lisan.4 Kurangnya
motivasi serta pengetahuan siswa dalam pembelajaran membuat guru gagal
menciptakan suasana pembelajaran yang aktif. Tinggi rendahnya motivasi belajar
siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar adalah: cita-cita atau aspirasi siswa, kondisi jasmani dan rohani siswa, kondisi
lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis belajar, dan upaya guru membelajarkan
siswa.5 Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan alat bantu pembelejaran yang
inovatif atau biasa disebut dengan media pembelajaran.
Salah satu jenis media pembelajaran berbentuk cetak adalah komik. Komik
merupakan salah satu bentuk seni yang berkembang dalam masyarakat dan menjadi
salah satu media komunikasi yang cukup efektif. Sebagai salah satu bentuk seni
visual, komik dapat menggabungkan gambar dan tulisan. Gambar-gambar dalam
komik membentuk sekuen yang saling berhubungan sehingga publik akan mudah
menerima dan bisa memaknai pesan-pesan yang ada. Komik juga merupakan

2
Mugi Priyambodo, Riezky Maya Probosari, and Nurma Yunita Indriyanti, ―Correlation between
Self Confidence and Adversity Quotient With Creative Thinking Skills of Grade VIII Students on
Subject Motion and Force Hubungan Kepercayaan Diri dan Adversity Quotient dengan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII Pada Materi‖ 11, no. 2 (2021): 231–44.
3
Sondra Swestyani, Mohammad Masyuri, and Baskoro Adi Prayitno,―Pengembangan Modul IPA
Berbasis Creative Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
pada Materi Pemanasan Global,‖ Jurnal Pembelajaran Biologi 6, no. 2 (2014): 36–41.
4
Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung: Angkasa)
5
Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitati)
pernyataan budaya yang disampaikan komikus ke dalam buku atau karyanya kepada
publik dan dapat diapresiasi.6
Media pembelajaran berbentuk komik memiliki banyak keunggulan bila
dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya. Menurut Daryanto (2010:28)
kelebihan komik adalah penyajiannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat.
Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional sehingga
membuat pembaca untuk terus membacanya hingga selesai. Secara garis besar, media
komik dapat dibedakan menjadi dua yaitu komik strip (comic strip) dan buku komik
(comic book). Komik strip adalah suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa
lembar bingkai kolom yang dimuat dalam suatu harian atau majalah, biasanya
disambung ceritanya, sedangkan yang dimaksud buku komik adalah komik yang
berbentuk buku.7 Komik yang dibuat dalam penelitian ini adalah jenis buku komik
yang dirancang dari beberapa lembar dan dibuat menjadi bentuk buku yang berisi
tokoh dan cerita bergambar untuk memudahkan anak dalam memahami materi sistem
pernapasan pada manusia sebagai media pembelajaran untuk siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana desain komik sebagai media pembelajaran untuk materi sistem
pernapasan pada manusia di tingkat sekolah menengah pertama.
2. Bagaimana kelayakan komik sebagai media pembelajaran untuk materi sistem
pernapasan pada manusia di tingkat sekolah menengah pertama.

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui desain komik sebagai media pembelajaran untuk materi sistem
pernapasan pada manusia di tingkat sekolah menengah pertama.
2. Mengetahui kelayakan komik sebagai media pembelajaran pada materi sistem
pencernaan di tingkat sekolah menengah pertama.

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoretis maupun
secara praktis. Berikut adalah pemaparan manfaat teoretis dan manfaat praktis:
1. Manfaat Teoretis
6
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
7
Trimo. 1997. Media Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan
terkait dengan media komik IPA
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi manfaat dan sebagai
masukan bagi lembaga formal maupun non-formal, khususnya bagi pendidik
dalam memudahkan peserta didik memahami materi sistem pernapasan pada
manusia.
a. Bagi Pendidik
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat serta menjadi
masukan dan bahan pertimbangan oleh para pendidik dalam
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar IPA.
b. Bagi Peserta Didik
Penerapan penggunaan media komik ini diharapkan dapat memberikan
motivasi untuk belajar dan memudahkan peserta didik dalam
memahami sistem pernapasan pada manusia.

E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun dari tiga bagian yaitu:
1. Bagian awal
Pada bagian awal ini memuat yang terdiri dari, halaman, sampul, judul, halaman
nota persetujuan bimbingan, halaman pengesahan, surat pernyataan, motto,
halaman persembahan, halaman kata pengantar, abstrak, halaman daftar isi, daftar
table, daftar gambar dan yang terakhir lampiran.
2. Bagian isi
bagian isi terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pertama ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sisematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab kedua ini berisi tentang landasan teori dari penulisan skripsi yang terdiri
dari: Pengertian media pembelajaran, Ciri-ciri media pembelajaran, Fungsi
dan manfaat media pembelajaran, Pengertian sparkol videoscribe, Tampilan
komik. Pengertian, tujuan pembelajaran, manfaat pembelajaran, ruang lingkup
pembelajaran.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ketiga ini berisi tentang metode atau cara penulisan penelitian skripsi
yang meliputi: Jenis penelitian, Setting penelitian, Prosedur penelitian, Jenis
data, Teknik analisis data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab keempat ini berisi tentang gambaran umum subjek yang diteliti
BAB V PENUTUP
Bab kelima ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian.
3. Bagian akhir
Pada bagian akhir ini meliputi: daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu Media dan
Pembelajaran. Media sendiri berasal dari Bahasa latin, yakni medius yang
secara harfiah berarti tengah, pengantar, atau perantara. Karena posisinya
berada di tengah ia juga disebut sebagai penghubung, yakni yang
mengantarkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya. 8
media juga bisa disebut dengan perantara yang menyalurkan pesan pendidik
kepada peserta didik agar lebih mudah diterima. Media adalah komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.9 Sedangkan
Pembelajaran adalah proses komunikasi interaksi sebagai bentuk usaha
pendidikan dengan mengkondisika terjadinya proses belajar dalam diri siswa,
dengan kata lain pembelajaran adalah proses komunikasi antara pengajaran,
siswa dan penggunaan media sebagai bahan ajar.10
Menurut Vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely menyebutkan bahwa
pengertian Media itu ada dua. Pertama dalam arti sempit bahwa media itu
berwujud Grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk
menangkap, memproses dan menyampaikan informasi. Kedua dalam arti luas
media diartikan sebagai kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi baru
yang memungkinkan siswa untuk dapat memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang baru.11
Berdasarkan peryataan di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah
segala bentuk alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

8
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), 6.
9
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), 4-5
10
Nunuk suryani. DKK, Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2018), 4.
11
Nunuk suryani. DKK, Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2018), 3.
informasi dari di pemberi informasi ke penerima dengan cara merangsang
fikiran atapun membangkitkan semangat seseorang melalui alat tersebut.
Jenis-jenis media ada tiga, yakni media audio, media visual, dan media
audio visual. Media audio dapat berupa kaset, Compact Disk (CD), Radio,
dan laboratorium Bahasa. Media visual dapat berupa buku, modul, komik,
majalah, jurnal, poster, papan visual, benda asli, dan benda tiruan (model).
Media audio visual dapat berupa film, video, dan acara televisi.
Berdasarkan pengertian media yang sudah dipelajari di atas, maka
media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang meliputi alat
atayu bahan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran guna untuk
melancarkan tujuan dari pelaksaan pendidikan. Pendapat ini pun selaras
dengan pernyataan Sanaky (2013) tentang media pembelajaran, bahwa media
pembelajaran ialah sebuah alat yang digunakan untuk menyampaikan proses
pembelajaran entah funngsinya hanya sebagai pelengkap atau suplemen saja
dalam keseluruhan proses pembelajaran.12
b. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan oeh pendidik
untuk mempermudah penyampaian pengetahuan atau informasi kepada siswa
agar siswa lebih paham dan mengerti tentang pembelajaran yang sedang
dipelajari. Media pembelajaran tentunya mempunyai ciri-ciri tersendiri
mengapa media tersebut digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi secara
umum ciri-ciri media pembelajran dapat di kelompokkan menjadi 3 bagian
yaitu13:
1) Ciri fiksatif
Ciri fiksatif merupakan gambaran dari suatu media berdasarkan
kemampuannya merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau objeck. Media atau objek tersebut
akan lebih mudah jika dikatagorikan sesuai dengan jenis nya media
visual, audio atau audia-visual, elektronik ataupun non elektronik.
Ciri fiksatif ini amat penting karena media akan di kelompokkan
berdasarkan kemampuannya seperti menangkap gambar, merekam
kejadian yang jarang sekali terjadi ataupun memperagakan peristiwa
12
Nunuk suryani. DKK, Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya, 5.
13
Satrianawati, Media Dan Sumber Belajar, (Yogyakarta: Deepublish, 1027), 12.
yang pernah terjadi untuk dijadikan sebagai sumber penelitian atau
pembelajaran. Ciri fiksatif pada media tentunya sangat berguna bagi
dunia pendidikan karena dapat membantu memperlancar proses belajar
mengajar dan transfer ilmu pengetahuan.
2) Ciri Manipulatif
Ciri manipulatif merupakan proses lanjutan dari ciri fiksatif. Pada
ciri ini, media akan dimanipulasi bentuk awalnya menjadi bahan lanjutan
yang disesuaikan kegunaannya baik dalam proses belajar mengajar
ataupun hal lainn. Ciri manipulatif ini dapat digunakan untuk
mempercepat atau memperlambat suatu kejadian.
Ciri manipulatif identik dengan proses editing. Hal ini karena
proses editing akan membantu mempermudah maipulasi suatu objek
entah itu waktu, barang, atapun reaksi kimia yang hendak dipelajari.
Melalui proses editting atau manipulasi ini, hal yang hendak dipelajari
dengan waktu yang relatif lama dapat menjadi lebih singkat dan efisien.
Memanipulasi benda atau object juga dapat dilakukan dengan cara
memfokuskannya pada bagian yang akan diambil atau dipelajari dan
menyesuakannya dengan kebutuhan.
3) Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu object atau
kejadian ditansformasikan pada sekolah-sekolah melalui ruang, dan
secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar
siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian
yang telah disampaikan tersebut.
Ciri distributif ini dengan kata lain adalah lanjutan dari ciri fiksatif
dan manipulatif. Setelah melalui pengelompokkan dan proses editting
yang rumit. Media yang sudah jadi tersebut lalu di distribusikan kepada
siswa oleh guru. Disini guru juga mempunyai andil yang besar dalam
proses memahamkan siswa melalui media pembelajaran yang sedang
atau telah disajikan, karena sejatinya media pembelajaran adalah alat
yang digunakan untuk mempermudah memahami pembelajaran dan
jangan sampai dengan media pembelajaran malah mempersulit siswa
untuk memahami pelajaran, karena hal tersebut maka peran guru juga
besar didalam proses pembelajaran yang menggunakan media
pembelajaran.
Berdasarkan ciri-ciri di atas, media mempunyai keterkaitan yang
sangat besar terhadap sumber dan proses belajar bagi siswa. Ia dapat
dimanipulasi sedemikian rupa hingga menjadi bahan yang sesuai dengan
kebutuhan pada proses pembelajaran. Ia juga dapat menjadi pengingat
bagi pembelajaran berikutnya karena mempunyai karakteristik tersendiri
sehingga otak lebih mudah dalam mengingatnya dalam proses belajar.
Dari ciri-ciri di atas juga dapat diketahui bahwa media pebelajaran yang
baik adalah media yang dapat menyampaikan ilmu pengetahuan secara
baik, berkesan mendalam dan mampu memahamkan materi
pembelajaran.
c. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran seccara umum adalah untuk membantu
mempermudah proses tranfers ilmu dari guru kepada siswa dengan
menggunakan alat atau barang sebagai perantaranya. Selain penjelasan
tersebut di atas, fungi media pembelajaran juga telah disebutkan menurut
beberapa ahli, diantaranya14 :
1) Sanaky (2013), menjelaskan bahwa fungsi media pembelajaran adalah
untuk merangsang pembelajaran dengan cara :
a) Menghadirkan objeck sebenarnya
b) Membuat tiruan dari objeck sebenarnya
c) Membuat objeck abstrak ke konsep lebih konkret.
d) Meyamakan perssepsi
e) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak.
f) Menyajikan ulang informasi secara konsisten
g) Memberikan suasana belajar yang menarik sehingga tujuan
pembelajaran tecapai.
2) Asyhar (2011) menjelaskan bahwa fungsi media pembelajaran itu terdiri
dari fungsi semantik, manipulatif, fiksatif, distributif, sosiokultural dan
psikologis.
a) Fungsi Semantik

14
Nunuk suryani. DKK, Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya, 9-14.
Semantik dapat didefinisikan dengan sebutan istilah atau arti
dari suatu hal secara sebenarnya. Media pembelajaran memiliki
fungsi Semantik maksutnya ialah media pembelajaran berfungsi
mengkonkretkan gagasan atau ide dan memberikan kejelasan agar
pengetahuan dan pengalaman belajar lebih mudah dipahami.
Contohnya seperti mengajar simbol unsur dalam pelajaran kimia,
guru dapat menggunakan media foto, video ataupun gambar yang
dapat memperjelas pengetahuan dan meminimalisir kesalahan
siswa.
b) Fungsi Manipulatif
Fungsi manipulatif pada media pembelajaran maksutnya
ialah benda atau obejck yang akan dijadikan media pembelajran di
manipulasi atau dirubah struktur awalnya menjadi bentuk yang
berbeda sesuai dengan tujuan dari pembelajaran agar
pembelajaran tercapai secara maksimal. Fungsi manipulatif
digunakan untuk menggambarkan pembelajaran yang tidak bisa
dijangkau seperti pembelajaran tantang tata surya.
c) Fungsi Fiksatif
Fungsi fiksatif pada media pembelajaran maksutnya ialah
media pembelajaran berfungsi untuk menangkap, menyimpan,
merekam dan menampilkan kembali objeck atau kejadian yang
sudah lama terjadi yang tujuannya adalah sebagai proses
pembelajaran. Fungsi siksatif akan lebih jelas dala pembelajaran
yang membutuhkan pengambarann jelas mengenai kejadian masa
lampau seperti pelajaran sejarah.
d) Fungsi Distributif
Fungsi distributif pada media pembelajaran maksutnya ialah
media pembelajaran dapat mengatasi batas-batas antara ruang dan
waktu yang sulit untuk di jangkau, serta mengatasi keterbatasan
indrawi manusia. Fungsi ini lebih dominan pada pembelajaran
sekarang seperti penggunaan power point atau lcd projecktor yang
digunakan dalam kelas dengan sinya wireles sebagai
penghubungnya. Ataupun ketika mengajar dengan beda ruanng
seperti gurunya beradda di rumah dan muridnya juga berada
dirumah atau sistem daring ( dalam jaringan ), pembelajaran tetap
bisa berlangsung dengan bantuan media wireles dan gadget, hal
inilah yang dinamakan fungsi distributif dari media pembelajaran.
e) Fungsi Sosiokultural
Fungsi sosiokultural pada media pembelajaran maksutnya
ialah media pembelajaran dapat mengakomodasi perbedaan
sosiokutural yang ada pada siswa. Media pembelajaran dapat
digunakan untuk memberikan pengajaran tentang toleransi suku
bangsa dan budaya pada siswa agar tercipta keharmonisan dan
kedamaian dalam bersosialisai antar umat, dan hal inipun menjadi
hal penting untuk di ajarkan kepada siswa.
f) Fungsi Psikologis
Media pembelajaran memiliki fungsi psikologis pada siswa,
hal ini berkaitan dengan minat dan motivasi belajar siswa,
meng.gugah emosi, penerimaan dan penolakan siswa dalam
belajar, pemberian pemahaman baru, menghilangkan rasa tertekan
dan kebosanan dalam belajar serta kreativitas dan inovasi dari
imajinasi setelah menggunanakan media pembelajaran juga kan
berdampak bagi kelancaran dan kesuksesan dalam belajar.
3) Arshad (1997) menjelaskan bahwa fungsi media pembelajaran itu ada 4
diantaranya adalah
a) Fungsi atensi
Fungsi atensi, media visual berfungsi untuk mengarahkan
dan menarik perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada materi
pelajaran yang berkaaitan dengan makna visual yang telah
ditampilkan.
b) Fungsi afektif
Fungsi afektif, media berfungsi untuk menggugah emosi dan
sikap siswa melalui media yang ditampilkan. Fungsi ini dapat
terlihat dari tingkat kenyamanan siswa dalam menggunakan media
tersebut sebagai alat bantu pembelajaran seperti media visual atau
gambar, ataupun media audio visual seperti lcd projecktor dan
sound salon.
c) Fungsi kognitip
Fungsi kognitip pada media pembelajaran berfungsi untuk
memperlancar pencapaian tujuan dalam memahami, mengerti dan
mendengarkan segala informasi atau pesan yang coba disampaikan
melalaui media visual ataupun audio visual yang mempunyai
hubungan dengan materi pendidikan.
d) Fungsi kompensatoris
Fungsi kompensatoris pada media pembelajaran berfungsi
untuk membantu siswa yanng lemah dalam belajar memahami dan
mengerti materi pelajaran yang berkonsepkan teks menjadi mudah
mengertidan dan memahami pelajaran dengan bantuan konsep
konteks yang ada pada media pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai fungsi media
pembelajaran maka dapat ditarik kesimpulan bahwa funngsi media
pembelajran antara adalah
1) Memotivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi dengan menarik minatnya
melalui media pembelajaran.
2) Mempermudah penyampaian informasi dari guru ke murid agar
informasi yang diterima tidak salah dan lebih jelas.
3) Membantu siswa dalam mengingat-ingat materi pembelajaran yang
sudah lalu melalui ciri khas yang ada pada media pembelajaran yang
mempunyai hubungan dengan suatu materi pembelajran tertentu.
d. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran tentunya sangat penting bagi dunia pendidikan.
Hal ini karena media pendidikan mampu mempermudah guru dalam
memahamkan materi pendidikan kepada siswa, atas dasar kegunaan inilah
media pembelajaran menjadi sangat diperhitungkan. Selain kegunaan atau
manfaat di atas, ternyata media pembelajaran juga mempunyai beberapa
manfaat lain diantaranya adalah15:
1) Manfaat media pembelajaran bagi Guru
Manfaat media pembelajaran bagi guru tentunya bermacam-
macam selai dapat mempermudah penjelasan dalam proses belajar
mengajar, diantaranya adalah :

15
Satrianawati, Media Dan Sumber Belajar, 9.
a) Dari aspek penyampaian materi. Media pembelajaran sangat
membantu dalam proses transfer ilmu pengetahuan. Ia dapat
memperjelas dan merinci materi pembelajaran sehingga proses
tranfer ilmu dapat berjalan dengan baik.
b) Dari aspek konsep. Media pembelajaran dapat menjadikan materi
pembelajaran yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret dan lebih
nyata.
c) Dari aspek waktu. Penggunaan media pembelajaran dapat
menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih efisien dan efektif
sehingga dalam peggulana materi pembelajaran dapat dilakukan
seperlunya saja.
d) Dari aspek minat. Mendorong guru menjadi lebih bersemangat
dalam mengajarkan materi pendidikan.
e) Dari aspek situasi belajar. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
f) Dari aspek hasil belajar. Kualitas hasil belajar mempunyai
kemungkinan untuk menjadi lebih baik.
2) Manfaat media pembelajaraan bagi Siswa.
Media pembelajaran tentunnya mempunyai manfaat yang sangat
besar terhadap pemahaman materi bagi siswa. Selain manfaat tersebut,
diantara lain manfaat media pembelajaran bagi siswa adalah:
a) Dari aspek penyampaian materi. Media pembelajaran tentunya
berguna untuk memudahkan siswa dalam belajar dan memahami
materi pelajaran dengan baik.
b) Dari aspek konsep. Melalui media pembelajaran, konsep materi
menjadi lebih konkret karena dapat di visualisakian sesuai dengan
materi pebejaran sehingga tercapai suatu kesinambungan dalam
proses pembalajaran.
c) Dari aspek waktu. Melalui penggunaan media pembelajaran pada
proses belajar mengajar, siswa lebih banyak mempunyai waktu yang
relatif lebih efisien dalam belajar sehingga dapat memaksimalkan
waktu yang di punyai untuk mengulang materi pembelajaran
ataupun memaksimalkannya dengan melakukan latihan soal –soal
pelajaran.
d) Dari aspek minat. Media pembelajaran dapat memotivasi dan
membangkitkan semangat siswa untuk belajar.
e) Dari aspek situasi belajar. Penggunaan media pembelajaran pada
siswa menjadikan siswa lebih multiaktif.
f) Dari aspek hasil belajar. Penggunaan media pembelajaran pada
siswa menjadikan hasil belajar mereka lebih mendalam dan
tersturuktur.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa manfaat media
pembelajaran bagi guru maupun siswa sangatlah penting. Salah satu manfaat media
pembelajaran bagi guru adalah memudahkan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran dan menjadikan materi pembelajaran yang sebelumnya abstrak menjadi
lebih konkret dan nyata. Sedangkan manfaat media pembelajaran bagi siswa salah
satunya adalah menjadikan siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar serta
memberikan stimulus yang lebih baik tentang pemahaman dari materi pembelajaran.
2. Komik Pmebelajaran
a. Pengertian Komik
Komik berasal dari bahasa yunani komicos yang artinya sesuatu yang
lucu dan berhubungan dengan pemeragaan yang di aplikasikan kedalam buku
bergambar.16 Komik tidak hanya merupakan suatu bentuk tanggapan lucu
dalam suatu cerita visual, tetapi juga dapat berupa kritikan atau bahkan
sindiran melalui isi visualisai atau gambar yang ada pada buku tersebut.
Komik merupakan media berbasis visual. Visualisasi pesan, informasi,
atau konsep yang ingin disampaikan kepada khalayak umum tidak terkecuali
pada siswa yang dalam penyampaiannya dapat dikembangkan dalam
berbagai bentuk, seperti foto, gambar, ilustrasi dan sketsa.17 Salah satu
kelebihan dari komik adalah gambar atau lambang visual yang ada pada
komik dapat menggugah emosi dan sikap seseorang tidak terkecuali siswa.
Selain itu media komik dalam fungsi kognitipnya sendiri mempunyai andil
yang sangat besar salah satunya adalah visualisasi gambar dapat
memperlancar pemahaman dan daya ingat seseorang terhadap suatu

16
Rully Nasrulloh dan Novita Intan sari, “Komik sebagai media dakwah: analisis semiotika
kepemimpinan Islam dalam komik” Si Bujang”, Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 96, No. 19. (2012), 25.
17
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 106
informasi atau pesan yang coba ingin disampaikan melalui media komik
tersebut.18
b. Komik Sebagai Media Pembelajaran
Komik dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Gambar dalam
komik biasanya berbentuk berkarakter atau sering disebut kartun. Komik
memiliki sifat yang sederhana dalam penyajiannya, dan memiliki unsur
urutan cerita yang memuat pesan yang besar tetapi disajikan secara ringkas
dan mudah dicerna. Perpaduan Bahasa verbal dan nonverbal dalam komik
dapat mempercepat pembaca paham terhadap isi pesan yang dimaksud
penulis.19
Komik merupakan salah satu bacaan yang paling digemari oleh anak-
anak dan juga orang dewasa. Komik dapat dipahami sebagai simulasi gambar
dan teks yang disusun berderet per adegan untuk kemudian menjadi cerita.
Komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang
ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan
kata-kata. Hampir seluruh teks komik tersusun dari hubungan antara gambar
(lambang visual) dan kata-kata (lambang verbal).
Cerita dibangun dan dikembangkan lewat gambar dan kata. Kata-kata
biasanya ditampilkan dalam gelembung-gelembung atau balon-balon yang
dikreasikan sedemikian rupa sehingga serasi dengan gambar-gambar. Balon-
balon teks itu dapat berupa ujaran atau pikiran dan perasaan tokoh, namun
juga dapat berisi deskripsi singkat tentang sesuatu. Gelembung-gelembung
kata dan kata-katanya biasanya juga dikreasikan dengan berbagai model
sehingga tampak lebih kreatif dan menarik serta untuk menirukan bunyi-
bunyi nonverbal.20
Komik dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi, sarana untuk
menyampaikan cerita, pesan atau hal-hal yang berbauh ilmiah sekalipun
kepada pembaca. Komik memiliki nilai edukasi yang tinggi dan tidak bisa
diragukan daya tariknya sebagai alat atau media pembelajaran. Hal ini karena
visualisasi dan ilustrasi yang ada pada komik yang dibalut dengan alur cerita
yang ringan membuat pembacanya menjadi lebih bersemangat dalam
18
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 17
19
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), 100.
20
Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak (Pengantar Pemahaman Dunia Anak), (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2013), 407-409.
membaca karena mereka juga dapat mengaktualisasikan cerita yang ada pada
komik dengan fikirannya, hal ini lah yang menjadi salah satu daya tarik
komik dalam menarik khalayak umum untuk membacanya tidak terkecuali
juga para siswa.21 Penggunaan komik yang tepat dalam proses pembelajaran
akan sangat membantu peserta didik untuk memahami materi yang
disampaikan karena media komik dapat dijadikan sebagai stimulus dalam
merangsang otak dalam proses pembelajaran.

Gambar 1.1
Komik

21
Nurul Rizqiah, “Pengembangan Komik Media Cerita Anak Sebagai Media Pembelajaran
Mengapresiasi Cerita Anak Kelas VII SMP”, (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2009) 24.
Gambar 1.2
Balon Kata

Gambar 1.3
Balon kata untuk menirukan bunyi nonverbal

Komik memiliki nilai edukasi yang tinggi dan tidak bisa diragukan
daya tariknya sebagai alat atau media pembelajaran. Hal ini karena
visualisasi dan ilustrasi yang ada pada komik yang dibalut dengan alur cerita
yang ringan membuat pembacanya menjadi lebih bersemangat dalam
membaca karena mereka juga dapat mengaktualisasikan cerita yang ada pada
komik dengan fikirannya, hal ini lah yang menjadi salah satu daya tarik
komik dalam menarik khalayak umum untuk membacanya tidak terkecuali
juga para siswa baik dari kalangan SD-SMA.22
Penggunaan komik yang tepat dalam proses pembelajaran akan sangat
membantu peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan karena
media komik dapat dijadikan sebagai stimulus dalam merangsang otak dalam
proses pembelajaran. Beberapa keunggulan dan kelemahan komik jika
digunakan sebagai media pembelajaran ialah sebagai berikut:
1) Kelebihan komik sebagai media pembelajaran.
Riska Dwi dan M. Syaichudin dalam bukunya yang berjudul
pengembangan media komik pembelajaran matematika untuk
meningkatkan pemahaman bentuk soal cerita menjelaskan bahwa komik
mempunyai beberapa kelebihan jika digunakan sebagai media
pembelajaran diantaranya ialah23:
a) Peranan pokok dari buku komik dalam instruksional adalah
kemampuannya dalam menciptakan minat peserta didik.
b) Membimbing minat baca yang menarik pada peserta didik.
c) Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai
jembatan untuk menumbuhkan minat baca
d) Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya.
e) Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang
abstrak.
f) Dapat mengembangkan minat baca anak dan salah satu bidang studi
yang lain.
g) Seluruh jalan cerita komik pada menuju satu hal yakni kebaikan atau
studi yang lain.
2) Kekurangan komik sebagai media pembelajaran.
Selain mempunyai kelebihan, komik juga tentunya mempunyai
kelemahan sebagai alat atau media pembelajaran, diantara kelemahan
komik sebagai media pembelajaran ialah24:

22
Nurul Rizqiah, “Pengembangan Komik Media Cerita Anak Sebagai Media Pembelajaran
Mengapresiasi Cerita Anak Kelas VII SMP”, (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2009) 24.
23
Riska Dwi dan M. Syaichudin,“ pengembangan media komik pembelajaran matematika untuk
meningkatkan pemahaman bentuk soal cerita”, jurnal Pedidikan (2010), 78.
24
Riska Dwi dan M. Syaichudin,“ pengembangan media komik pembelajaran matematika untuk
meningkatkan pemahaman bentuk soal cerita”, 80.
a) Guru harus menggunakan motivasi potensial dari buku-buku komik,
apabila minat baca telah dibangkitkan cerita bergambar harus
dilengkapi oleh materi bacaan film, gambar, tetap model (foto),
percobaan serta berbagai kegiatan yang kreatif.
b) Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca
sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang
tidak bergambar.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa komik
dapat dijadikan sebagai salah satu alat atau media pembelajaran. Hal ini
berkaitan dengan visualisasi dan ilustrasi pada komik yang mampu menarik
minat seseorang untuk membacanya sehingga secara tidak langsung proses
transfer ilmu dapat berjalan dengan baik tanpa disadari secara langsung oleh
pembacanya.
3. Sistem Pernapasan Manusia
a. Respirasi
Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia
dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon
dioksida ke lingkungan.25
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara
dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu:
1. Respirasi / Pernapasan Dada:
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam
dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut:
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan
udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.

25
Heil, M., Hazel, A. and Smith, J. (2008). The mechanics of airway closure. Respiratory Physiology
& Neurobiology, 163(1-3), pp.214-221.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari.
Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang
diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15
kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan
mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil
tekanan udara. Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat
mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh
darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc
oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak
200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc
karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan
menuju paruparu dengan bantuan darah.
b. Alat-Alat Respirasi
Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen
dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan
uap air. Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas:
1. Hidung
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).
Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar
minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera).
Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat
saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut-rambut halus yang
berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara.26

26
Lesauskaite, V. and Ebejer, M. (1999). Age-related changes in the respiratory system. Maltese
Medical Journal, 11(1), p.25.
2. Faring
Faring atau tenggorokan merupakan bagian yang menghubungkan mulut
dengan rongga hidung melalui tabung berotot. Fungsi utama faring adalah
menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan
makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang
dengung (resonansi) untuk suara.27
3. Trakea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di
leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan
kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga
bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang
masuk ke saluran pernapasan. Batang tenggorok (trakea) terletak di
sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang tenggorok
bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paru- paru,
cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat
kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang
disebut gelembung paru-paru (alveolus).28
4. Bronkus
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus
kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan
trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada
bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari
lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus. Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bagian, yaitu
bronkus kiri dan bronkus kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru,
kemudian bercabang lagi menjadi bronkiolus29
5. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang-cabang paling kecil yang masuk ke dalam
gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus mengandung

27
Majumder, N. (2015). Physiology of Respiration. IOSR Journal of Sports and Physical Education,
2(3), 16-17
28
Patwa, A. and Shah, A. (2015). Anatomy and physiology of respiratory system relevant to
anaesthesia. Indian Journal of Anaesthesia, 533.
29
Kennedy, J. (2012). Clinical Anatomy Series‐ Lower Respiratory Tract Anatomy. Scottish
Universities Medical Journal., 1(2), pp.174‐179.
kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah dalam alveolus inilah oksigen
dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama bronkus adalah
menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.30
6. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma
yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo
dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang
terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,
disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-
paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang
menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut
pleura luar (pleura parietalis).

. Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan


pembuluh darah. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan,tetapi ronga
bronkus masih bersilia dan dibagian ujungnya mempunyai epitelium
berbentuk kubus bersilia. Pada dinding duktus alveolaris mangandung
gelembung-gelembung yang disebut alveolus.31

B. Penelitian Terdahulu

30
Srinivas, P. (2012). Steady State and Stability Analysis of Respiratory Control System using
Labview. International Journal of Control Theory and Computer Modeling,
13-23.
31
Mitrouska, I., Klimathianaki, M. and Siafakas, N. (2004). Effects of Pleural Effusion on Respiratory
Function. Canadian Respiratory Journal, 11(7), pp.499-503.
Penulis telah membaca referensi dari beberapa karya ilmiah dan menemukan
karaya ilmiah yang mempunyai keterkaitan dengan judul yang akan peneliti teliti,
beberpa karya ilmiah terbuat diataranya adalah
1. Pengembangan Media Komik Untuk Efektifitas Dan Meningkatkan Hasil Belajar
Kognitif Materi Perubahan Lingkungan Fisik jurnal Ambaryani dan Gamaliel
Airlanda Mahasiswa Program Studi FKIP-PGSD, Universitas Kristen Satya
Wacana 2017. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan
model ADDIE yang terdiri dari tahap Analysis, Design, Development,
Implementation, dan Evaluation. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan media komik sebagai media pembelajaran IPA dan
meningkatkan hasil belajar. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan
pengembangan media komik dalam materi lingkungan pada matapelajaran IPA
menunjukan peningkatan rata-rata hasil pembelajaran sebesar 20,54% yang
semula dari 60,54% menjadi 81,08% pada kelas experimen dengan responden
37siswa.
Persamaan antara penelitian Ambaryani dan Gamaliel Airlanda dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan ini terletak pada subjeck penelitiannya yang
sama-sama menggunakan pengembangan komik sebagai bahan untuk penelitian.
Persamaan lainnya juga terletak pada jenis penelitiannya yang sama-sama
menggunakan jenis penelitian Research and Development (RnD). Sedangkan
perbedaan pada penelitian ini dengan penlitian peneliti terletak pada tujuan
penelitiannya, pada penelitian ini tujuannya adalah untuk mengingkatkan hasil
belajar siswa sedangkan pada penelitian peneliti tujuannya adalah untuk
membangun karakter religius pada siswa. Perbedaan lain juga terletak pada mata
pelajarannya, pada penelitian sebelumnya komik digunakan pada matapelajaran
IPA sedangakn pada penelitian kali ini digunakan pada matapelajaran Fiqih.
2. Animasi Pendidikan Untuk Meningkatkan Karakter Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Mimbar Ilmu Vol. 23 No. 3, 2018 atas nama Desak Made Agung Ratih
Rosmilasari. Metode penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan
teknik analisis data menggunakan teknnik analisis statistik inferensial atau
pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus- rumus untuk
menggali hasil penelitian berdasarkan hipotesis yang ada. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh animasi pendidikan terhadap peningkatan
karakter siswa sekolah dasar. Hasil penelitian ini terdapat perbedaan skor karakter
yang signifikan antara sebelum dan setelah animasi pendidikan diterapkan dalam
pembelajaran. Peningkatan terjadi pada semua sikap yang diteliti yaitu sikap: (1)
jujur, (2) disiplin, (3) tanggung jawab, (4) toleransi, dan (5) spiritual.
Persamaan pada Desak Made Agung Ratih Rosmilasari dengan pelitian
peneliti adalah sama-sama membahas tentang karater siswa pada siswa sekolah.
Sama-sama menggunakan media pembelajaran sebagai bahan untuk penelitian
terhadap karakter siswa. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada media
pembelajarannya, pada penelitian sebelumnya menggunakan media animasi
pendidikanatau auadio visual sebagai bahan penelitian, pada penelitian kali ini
media pembelajaran yang digunakan adalah media komik atau media visual.
Perbedaan lain juga terletak pada metode yang digunakan. Pada penelitian
sebelumnya menggunakan metode kuantitatif inferensial sedangkan pada
penelitian ini menggunakan metode jenis penelitian Research and Development
(RnD).
3. Penerapan Media Komik Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Matapelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Rasul Ulul Azmi kelas V Di SDN
95 Palembang. Skripsi karya Wahyu Gusparadu, Mahasiswa Prodi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang 2017. Metode penelian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dengan teknik analisis datanya menggunakan uji “T”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan penggunaan media komik
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada matapelajaran Pendidkakn Agama
Islam materi Rasul dan Ulul azmi. Hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan dalam meingkatkan hasil belajar siswa yang
menggunakan media komik, hal ini dapadt dilihat dari dasil uji “t” yang
menunjukan bahwa “t” hitung lebih besar dari pada “t” tabel. Pada tafar
signifikansi 5% “t” tabel nya adaldh 2,05 sedagakan “t” hitung adalah 10
sehingga media komik mempunyai pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar.
Persamaan antara penelitian Wahyu Gusparadu dengan penelitian peneliti
adalah sama-sama menggunakan media pembelajaran komik sebagai bahan
penelitian. Perbedaan pada penelitian wahyu Gusparadu dengan penelitian kali ini
adalah metode penelitian Wahyu Gusparadu menggunakan jenis penelitian
kuantitatif sedangkan penelitian kali ini adalah Research and Development
(RnD). Perebdaannay juga terleltak pada objek penelitian, pada penelitiah Wahyu
Gusparadu objeck penlitiannya adalah peningkatan hasil belajar siswa, sedangkan
pada penelitian ini objek penelitiannya adalah peningkatan karakter religius pada
siswa. Selain itu pada penelitian Wahyu Gusparadu media komik digunakan pada
MATERI Rasul dan Ulul Azmi matapelajaran PAI SD.

C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teoritis dan permasalahan yang telah dicantumkan,
selanjutnya dapat disusun kerangka berpikir yang menghasilkan suatu hipotesis.
Kerangka berpikir adalah konsep tentang hubungan teori dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.32 Di bawah ini merupakan
gambaran kerangka berpikir dalam bentuk began sebagai berikut:

Kurangnya motivasi Guru kesulitan


Permasalahan siswa dalam belajar memberi motivasi
IPAoleh ahli
Uji validasi pada siswa
Pembuatan komik
Revisi media komik materi, ahli media, sebagai media
dan ahli bahasa pembelajaran

Media
pembelajaran siap
digunakan

Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan (Researcha and Development / R&D), (Bandung:
32

Alfabeta, 2015), 117.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan
Penelitian ini menggunakan metode research and development (R&D) dari
model Borg and Gall yang diadopsi oleh Sugiono. Tahapan penelitian tersebut
meliputi potensi dan masalah pengumpulan informasi, design produk, validasi design,
revisi design, uji coba design, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, dan
produk massal. Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan peneliti adalah
(Research and Development), yaitu serangkaian proses atau langkah-langkah dalam
rangka mengemabangkan suatu produk baru atau penyempurnaan produk yang telah
ada agar dapat dipertanggung jawabkan33 Secara sederhana penelitian dan
pengembangan didefinisikan sebagai metode penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan dan menghasilkan produk unggulan yang didahului dengan
penelitian pendahuluan sebelum produk dikembangkan. 34 Tujuan metode penelitian
ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dalam menguji keefektifan produk
tersebut.35 Penelitian ini harus menghasilkan produk baru atau menyempurnakan
produk yang sudah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan.
Penelitian ini dilakukan guna mengembangkan media pembelajaran IPA
berbasis Komik di tingkat SMP/MTs sederajat materi Sistem Pernapasan Pada
Manusia. Media pembelajaran ini juga dapat digunakan oleh guru dalam proses
penyampaian materi pembelajaran dan dapat pula digunakan oleh siswa-siswi dalam
proses pembelajaran.

B. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian pengembangan berpedoman dari design penelitian
pengembangan bahan intruksional oleh Sugiyono. Produk yang dihasilkan berupa
media pembelajaran berbasis komik yang dapat dimanfaatkan oleh guru maupun
siswa dalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih efektif. Penelitian ini
menggunakan model penelitian dan pengembangan (Research and Development).

33
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2013),
298.
34
Yuberti, 2014. ”Penelitian dan Pengembangan” yang belum diminati dan prespektifnya, Al
Biruni, 13.
35
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D..., 297.
Penelitian dan pengembangan dibutuhkan tujuh langkah pengembangan untuk
menghasilkan produk akhir yang siap untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan.
Adapun prosedur pengembangan yang akan dilakukan penulis seperti berikut:

Potensi dan Pengumpulan Design Produk


Masalah Data

Uji Coba Perbaikan Validasi


Produk Design Design

Revisi Produk

3.1 Langkah- Langkah Pengembangan

Model ini memiliki langkah-langkah pengembangan yang sesuai dengan


penelitian pengembangan pendidikan yaitu penelitian yang menghasilkan atau
mengembangkan produk tertentu dengan melakukan beberapa uji ahli seperti uji
design, dan uji coba produk dalam penelitian pengembangan ini dibutuhkan tujuh
langkah pengembangan untuk menghasilkan produk akhir yang siap untuk diterapkan
dalam lembaga pendidikan. Beriku tahap–tahap penelitian yang peneliti laksanakan:

1. Potensi dan Masalah


Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan menjadi nilai
tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi.36
Hasil pra penelitian yang dilakukan di saat pandemi, menunjukan bahwa siswa
sering memperoleh bahan ajar atau materi berupa buku paket dan LKS sehingga
siswa cenderung kurang berminat untuk mempelajarinya dan siswa lebih berminat
dengan media pembelajaran berupa buku-buku bergambar seperti komik.

36
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D..., 299
2. Mengumpulkan informasi
Masalah yang ditemukan pada pra penelitian dijadikan sebagai potesi bagi
peneliti sehingga dikumpulkan berbagai informasi mengenai media
pemebelajaram software baru. Peneliti mencari informasi melalui internet untuk
mengetahui penelitian yang menunjang pada media pembelajaran berikut cara
pengoprasian dari media tersebut.
3. Design Produk
Produk yang dihasilkan pada penelitian dan pengembangan ini berupa video.
Peneliti melakukan pembuatan design awal terkait produk yang akan
dikembangkan yaitu berupa media pembelajaran IPA berbasis komik
pembelajaran pada pokok bahasan Sistem Pernapasan Pada Manusia.
4. Validasi Design
Validasi design merupakan proses kegiatann untuk menilai apakah rancangan
produk berupa media secara rasional akan lebih efektif karena validasi bersifat
penilaian berdasarkan pemikiran rasional belum fakta lapangan. 37 Berdasarkan
definisi diatas maka langkah selanjutnya uji validasi design yang berkaitan dengan
materi, bahasa, design, dan media pembelajaran komik ini dilakukan oleh
beberapa ahli materi dan ahli media guna mengetahui kelebihan dan kekurangan
dari produk yang dihasilkan.

37
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D..., 302
DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002)


Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak (Pengantar Pemahaman Dunia Anak),
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013).
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. (2010).
Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitati)
Mugi Priyambodo, Riezky Maya Probosari, Nurma Yunita Indriyanti,―Correlation
between Self Confidence and Adversity Quotient With Creative Thinking Skills of Grade
VIII Students on Subject Motion and Force Hubungan Kepercayaan Diri dan Adversity
Quotient dengan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII Pada Materi‖ 11, no. 2
(2021).
Nunuk suryani. DKK, Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018).
Nurul Rizqiah, “Pengembangan Komik Media Cerita Anak Sebagai Media
Pembelajaran Mengapresiasi Cerita Anak Kelas VII SMP”, (Skripsi, Universitas Negeri
Semarang, 2009).
Riska Dwi dan M. Syaichudin,“ pengembangan media komik pembelajaran
matematika untuk meningkatkan pemahaman bentuk soal cerita”, jurnal Pedidikan (2010).
Rully Nasrulloh dan Novita Intan sari, “Komik sebagai media dakwah: analisis
semiotika kepemimpinan Islam dalam komik” Si Bujang”, Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 96, No.
19. (2012), 25.
Satrianawati, Media Dan Sumber Belajar, (Yogyakarta: Deepublish, 1027).
Setyaningsih, ―Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Bentuk Pasar dengan
Metode Course Review Horay (CRH) Berbantuan Media Gambar Kelas VIII SMP N 1 Bulu
Kabupaten Sukoharjo,‖ Economic Education Analysis Journal 2, no. 3 (2013).
Sondra Swestyani, Mohammad Masyuri, and Baskoro Adi Prayitno,―Pengembangan
Modul IPA Berbasis Creative Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Pemanasan Global,‖ Jurnal Pembelajaran Biologi 6, no. 2
(2014).
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2013).
Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development /
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2015).
Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
(Bandung: Angkasa)
Trimo. 1997. Media Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Yuberti, 2014. ”Penelitian dan Pengembangan” yang belum diminati dan
prespektifnya, Al Biruni, 13.
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013).

Anda mungkin juga menyukai