BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu media hiburan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
komik, mungkin tak pernah kita sadari bahwa masa kecil kita tidak terlepas dari media visual
yang satu ini. Kita dapat belajar banyak dalam komik yaitu belajar mambaca, memahami
cerita dengan cara visualisasi dan mengenal warna.
Komik pun dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam dunia pendidikan
karena komik dapat dirancang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dalam hal ini
komik berfungsi sebagai penyampai pesan pembelajaran dengan media visual yang dikemas
semenarik mungkin agar siswa atau peserta didik lebih tertarik untuk belajar.
Media pembelajaran adalah salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik, karena melalui medialah pesan pembelajaran dapat disampaikan sesuai
dengan tujuan pembelajaran tersebut. Untuk mewujudkan efektivitas dalam belajar dan
mengajar maka harus memperhatikan bagaimana pesan pembelajaran tersebut dirancang agar
siswa merasa tertarik untuk belajar.
Mata pelajaran Biologi merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), yang mempelajari seluk beluk makhluk hidup mulai dari molekul, sel, jaringan, organ,
sistem organ, individu, populasi, komunitas, bioma, hewan, tumbuhan, protista serta gejala-
gejala yang terjadi di bumi ini baik gejala benda ataupun gejala peristiwa. Siswa yang telah
mengalami kegiatan pembelajaran mata pelajaran Biologi diharapkan mampu
memperlihatkan perubahan-perubahan dalam ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik yang lebih baik dari sebelumnya pada bidang itu. Namun sering kali siswa
mengalami kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran Biologi. Mata pelajaran ini dianggap
sulit, ruang lingkupnya luas, siswa cenderung merasa malas belajar Biologi karena mereka
berpikir bahwa Biologi hanya berisi hafalan nama-nama ilmiah dan istilah ilmiah yang
mereka rasa sulit untuk diingat oleh mereka. Siswa tidak rajin membaca buku Biologi
pegangannya. Hal ini menjadi salah satu faktor besar mengapa siswa kurang bisa memahami
beberapa materi konsep Biologi.
Untuk itulah diperlukan media yang menyenangkan dan mampu membangkitkan
motivasi belajar pada siswa. Berdasarkan penjelasan diatas diperlukan adanya media
alternatif pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran
Biologi. Media alternatif yang bisa mengatasi kejenuhan dan membangkitkan minat baca
pada siswa salah satunya adalah komik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran Biologi?
2. Bagaimana cara menyusun komik sebagai media pembelajaran Biologi?
3. Apa Kelebihan dan kekurangan komik sebagai media pembelajaran?
4. Bagaimana efesiensi komik sebagai media pembalajaran Biologi?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui bagaiamana komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran Biologi.
2. Mengetahui bagaimana komik dirancang sebagai media pembelajaran Biologi.
3. Mengetahuii kelebihan dan kekurangan dari komik sebagai media pembelajaran.
4. Mengetahui efesiensi komik sebagai media pembelajaran Biologi.
D. Manfaat Penulisan
Karya ilmiah yang berjudul Pemanfaatan Komik sebagai Media Pembelajaran Biologi dalam
Meningkatkan Pemahaman Konsep Biologi mempunyai manfaat praktis dan teoritis. Secara
praktis Karya ilmiah ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa terhadap
mata pelajaran Biologi dengan menggunakan media komik sebagai media pembelajaran.
Secara teoritis karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para guru
Biologi untuk menggunakan komik sebagai media alternatif dalam pembelajaran Biologi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantara
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar manusia , materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuann, keterampilan, dan sikap.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara
lebih khusus, penngertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal (Azhar, 2009:3).
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut. AECT (Association
of Edukation and Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau innformasi. Di
samping sebagai penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator
menurut Fleming adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan
mendamaikannya (Azhar, 2009:3).
B. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian
pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu. Untuk itu
proses komunikasi harus diciptakan dan diwujudkan melalui kegiatan penyampaian pesan,
tukar-menukar pesan atau informasi dari setiap pengajar pada pembelajar, atau sebaliknya.
C. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara
dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai
tujuan pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran adalah alat,
metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas (Sanaky,
2009:4).
D. Tujuan Media Pembelajaran
a. Mempermudah proses pembelajaran di kelas.
b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan pembelajaran.
d. Membantu konsenterasi pembelajar dengan proses pembelajaran (Sanaky,2009:5).
E. Fungsi Media Pembelajaran
a. Fungsi atensi media pembelajaran merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan materi pelajaran.
b. Fungsi afektif media pembelajaran dapat terlihat tingkat kenikmatan siswa ketika belajar.
c. Fungsi kognitif media pembelajaran terlihat darri temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang media pembelajaran memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam media pembelajaran.
d. Fungsi kompensatoris media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang
lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan melalui media
pembelajaran (Arsyad, 2009: 17).
F. Manfaat Media Pembelajaran
1. Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar.
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar,
serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
3. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan
tenaga.
4. Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya bahan yang
mengutamakan mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapai juga aktivitas lain yang
dilakukan seperti, mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain
(Sanaky,2009:5).
G. Macam-Macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran apabila dilihat dari sudut pandang yang luas, tidak hanya terbatas
pada alat-alat audio, visual, audio-visual saja. Melainkan sampai pada kondisi pribadi
pembelajar dan tingkah laku pengajar, maka media pembelajaran diklasifikasian sebagai
berikut:
1. Bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol
kata dan visusl (bahan-bahan cetakan dan bacaan).
2. Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, yaitu:
a. Media proyeksi (slide, flime, dan LCD).
b. Media non-proyeksi (papan tulis, poster, papan temple, kartun, papan plnel, komik, bagan,
diagram, gambar, grafik).
c. Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, peta, globe, dan alat peraga sederhana.
d. Kumpulan benda-benda (material collections), yaitu berupa peninggalan sejarah,
dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis kehidupan, mata pencaharian,
industri, perbankan, perbankan, agama, kebudayaan, dan politik.
e. Contoh-contoh kelakuan, perilaku pengajar. Pengajar pemberi contoh perilakuatau suatu
perbuatan. Misalnya, mencontohkan suatu perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki,
gerakan badan, mimik, dan lain-lain. Media pembelajaran jenis ini sangat tergantung pada
inisiatif dan kreasi pengajar dan jenis media seperti ini, hanya dapat dilihat, dan ditirukan
oleh pembelajar (Sanaky, 2009:38).
H. Pengertian Komik
Secara bahasa komik yang berasal dari bahasa yunani adalah cerita bergambar berbentuk
dua dimensi yang bercerita bermacam-macam bahkan hal yang dianggap mustahil untuk
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk
kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat
dihubungkan sebagai gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para
pembaca. Komik juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-
gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.
Komik memusatkan perhatian disekitar rakyat. Ceritanya mengenai diri pribadi sehingga
pembaca dapat segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari
perwatakan-perwatakan tokoh utamanya. Cerita di dalam komik ringkas dan menarik
perhatian, dilengkapi dengan aksi, bahkan dalam lembarang surat kabar dan buku-buku,
komik dibuat lebih hidup, serta diolah dengan pemakaian warna-warna utama secara bebas.
Komik dicetak dan diterbitkan di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat
diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran,dimuat dalam majalah,
hingga berbentuk buku tersendiri. Komik dapat terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Komik karikatur
Komik karikatur biasanya hanya berupa satu tampilan saja, dimana di dalamnya bisa
terdapat beberapa gambar yang dipadu dengan tulisan-tulisan. Biasanya komik tipe
kartun/karikatur ini berjenis humor (banyolan) dan editorial (kritikan) atau politik (sindiran)
dapat menimbulkan sebuah arti sehingga si pembaca dapat memahami maksud dan
tujuannya.
2. Komik Strip
Komik Strip (Strip comics) adalah sebuah gambar atau rangkaian gambar yang berisi
cerita. Komik Strip ditulis dan digambar oleh seorang kartunis, dan diterbitkan secara teratur
(biasanya harian atau mingguan) di surat kabar dan di internet. Biasanya terdiri dari 3 hingga
6 panel atau sekitarnya. Penyajian isi cerita juga dapat berupa humor/banyolan atau cerita
yang serius dan menarik untuk disimak setiap periodenya hingga tamat.
3. Buku Komik
Rangkaian gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk sebuah buku
(terdapat sampul dan isi). Buku Komik (Comic Book) ini sering disebut sebagai komik cerita
pendek, yang biasanya dalam Buku Komik berisikan 32 halaman, biasanya pada umumnya
ada juga yang 48 halaman dan 64 halaman, dimana didalamnya berisikan isi cerita, iklan, dan
lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN
b) Variabel Komik
Struktur komik :
Pada sisi komik terdapat beberapa variabel yang patut diperhatikan untuk membuat
komik sains yang sesuai antara lain:
1. Paneling. Karena yang diutamakan adalah konten pendidikan, maka paneling yang
digunakan hendaknya bukan yang rumit atau menggunakan banyak bentuk. Paneling komik
sains biasanya sederhana. Penggunaan panel elaborate juga sering digunakan. Alur pada
panel mengadaptasi yang umum digunakan.
2. Penggunaan gaya gambar yang berbeda sesuai tujuan. Antara lain gaya kartun untuk
penjelasan proses, ilustrasi untuk menjelaskan struktur dan fotografi untuk menegaskan dan
memperjelas contoh.
3. Penciptaan karakter sesuai target audience. Untuk komik sains Biologi yang target
audiencenya anak dan remaja, maka gaya kartun yang paling cocok karena dapat berbaur
dengan anak-anak dan tidak terlihat aneh. Juga memberikan atribut sifat (psikologis) dan fisik
yang mendekati kegemaran dan kebiasaan target audience. Sikap tubuh dan ekspresi dan
penggunaan simbol-simbol yang mewakili sifat dari karakter juga sangat penting agar
karakter semakin terasa hidup. Semakin dekat kemiripan semakin membaur pula karakter,
karena target audience melihat kesamaan dirinya pada karakter.
4. Penggambaran citra pada latar yang realistis untuk membuat karakter menghayati lokasi yang
membuat target audience larut dalam cerita. Dalam membangun setting lokasi pada komik
sains Biologi ini, digunakan lokasi yang dekat dengan kehidupan target audience.
5. Gunakan transisi antar panel sesuai tujuan. Dalam komik sains Biologi, transisi yang
digunakan adalah transisi subyek-subyek dan aksi ke aksi karena dinilai paling efektif namun
tetap menjaga jalan cerita. Transisi yang bertujuan memainkan emosi pembaca seperti halnya
komik fiksi bukan menjad hal yang utama, namun tetap digunakan agar tidak hilang
keseruannya.
6. Penggunaan intensitas dan sudut pandang yang beragam dapat digunakan saat tidak
menjelaskan materi. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan variasi dan meningkatkan
keseruan.
7. Komik pendidikan sebaiknya berwarna karena elemen warna dapat memenuhi kebutuhan
anak dan berimajinasi dan membayangkan bagaimana rupa yang sebenarnya.
8. Adanya kuis yang berupa permainan untuk memberi tes pada target audience untuk menguji
pemahamannya. Kuis dibuat dalam bentuk permainan agar anak merasa senang saat
mengerjakannya.
Penceritaan :
1. Cerita yang diadaptasikan yang sesuai dengan kesukaan target audience. Pada komik sains
Biologi ini mengadaptasi cerita petualangan yang disesuaikan dengan tema materi bahasan
seperti materi tentang tumbuhan.
2. Plot yang digunakan pada komik pendidikan sebaiknya plot maju / progresif agar pembaca
tidak bingung. Hal ini sesuai dengan materi pelajaran yang mengadaptasi sistem progresif
untuk meningkatkan kemampuan siswa yaitu pembahasan dari yang mudah ke yang sulit.
Plot mundur bisa digunakan di awal cerita, namun hendaknya tidak digunakan pada saat
menerangkan materi bahasan.
3. Dalam bercerita usahakan menciptakan penokohan yang beragam sifatnya agar cerita dapat
terus mengalir alami. Dalam perancangan komik sains Biologi ini cerita petualangan diberi
tantangan sehingga semakin seru dan dengan penokohan yang beragam seperti ada yang
protagonis dan antagonis.
Dalam komik sains, posisi penokohan protagonis biasanya menjadi tokoh utama yang
membawa sifat-sifat positif dan layak menjadi panutan antara lain seperti baik hati, tidak
sombong, semangat dan gigih, pantang menyerah, rajin belajar dan sebagainya.
Setelah memperhatikan tahapan penerapan komik sebagai media pembelajaran maka
penerapan dari komik tersebut kepada siswa adalah dengan menerangkan materi melalui
komik, akan lebih baik ketika menerangkan materi tersebut setiap siswa mempunyai buku
masing-masing sehingga mereka dapat lebih mudah untuk memahami materi tersebut. Selain
itu siswa juga akan lebih tertarik untuk membaca materi tersebut karena mereka mempunyai
rasa penasaran tentang akhir cerita tersebut.
Komik sains Biologi mempunyai bermacam-macam tema. Harapannya Biologi bisa
berkembang pada tema-tema berikutnya sehingga dapat meningkatkan minat baca anak
terhadap Biologi dan menambah wawasan. Komik sains Biologi yang menyesuaikan dengan
kurikulum pendidikan di Indonesia misalnya untuk kelas 7 dapat dikembangkan dengan
berbagai macam tema diantaranya sebagai berikut :
a) Pengamatan Gejala Alam yang membahas tentang pengamatan pada alam dan obyeknya,
cara kerja dengan peralatan mikroskop sebagai bagian dari pengamatan alam serta
keselamatan kerja agar kegiatan pengamatan sesuai dengan keinginan dan lancar.
b) Makhluk Hidup dan Ciri-cirinya yang akan menjelaskan tentang berbagai ciri-ciri
makhluk hidup, perbedaan mahkluk hidup antara hewan dan tumbuhan.
c) Klasifikasi Makhluk Hidup yang akan membahas tentang penggolongan- penggolongan
makhluk hidup dalam beberapa kelompok sesuai dengan ciri-ciri khususnya yang kadang
tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Mengelompokkan sesuai jenis pemberian nama
ilmiah dan kunci determinasi untuk mengelompokkan makhluk hidup sesuai
denganpengamatan pada cirri-cirinya.
d) Keanekaragaman Pada Sistem Organisasi Kehidupan seri ini akan mendeskripsikan dan
menjelaskan tentang sel, jaringan dan organ yang terdapat pada makhluk hidup .
e) Ekosistem yang akan membahas tentang mengenai pengertian ekosistem, alur dan
hubungan saling ketergantungan serta pola interaksi organisme didalam ekosistem tersebut.
f) Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Upaya Pelestariannya yang akan mengangkat
tentang keanekaragaman makhluk hidup yang terdiri dari berbagai jenis dan peranan manusia
untuk menjaga keanekaragaman tersebut.
g) Kepadatan Populasi dan Lingkungannya yang akan mengangkat tentang pengertian
kepadatan populasi dn pengaruhnya terhadap lingkungan.
h) Pencemaran Lingkungan yang akan mengangkat tentang Keadaan lingkungan yang
tercemar, jenis dan macamnya, menerangkan tentang kerugiannya serta mengetasi
pencemaran.
Dengan semakin banyaknya komik sains Biologi yang beredar diharapakan siswa dapat
lebih senang membaca Biologi dan dapat menambah wawasan tentunya sesuai dengan
kesenangan mereka.
A. Kesimpulan
1. Komik merupakan media yang unik dengan menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk
yang kreatif dan menarik, dalam merealisasi konsep-konsep pelajaran yang bersifat abstrak
ke dalam contoh yang konkrit dalam ke hidupan sehari-hari, oleh karena itu komik dapat
digunakan sebagai media pembelajaran Biologi sehingga menumbuhkan minat siswa
terhadap pelajaran Biologi.
2. Dalam pembuatan komik sains yang sesuai dengan target audience dan tujuan pembelajaran
harus memperhatikan dua variable, yaitu variabel mata pelajaran dan variabel komik. Dalam
variabel komik haru memperhatikan dua unsur penting yaitu struktur komik dan penceritaan.
Tema yang dikembangkan harus menyesuaikan dengan kurikulum pendidikan di Indonesia,
khususnya untuk mata pelajaran Biologi.
3. Kelebihan dan kekurangan komik sebagai media pembelajaran, yaitu:
Kelebihan dari komik sebagai media pembelajaran antaralain: memotivasi, disajikan dalam
bentuk visual, bersifat permanen, sebagai perantara, sangat populer, mengenal konsep,
membantu belajar berhitung, membantu mengenal lingkungan dan alam sekitar, membantu
untuk memahami cerita, mendorong minat baca, komik juga mengajarkan nilai-nilai moral,
dan komik merupakan sarana hiburan yang tidak memakan waktu.
Kelemahan komik sebagai media pembelajaran antaralain: komik membatasi bahkan
memungkinkan penumpulan imajinasi, tidak mampu menikmati dan mengapresiasi karya-
karya sastra, dan komik menimbulkan efek adiktif.
4. Buku pelajaran dalam bentuk komik mampu terbukti efektif di beberapa negara maju
terutama yang menyadari dan memanfaatkan fungsi komik yang penuh gambar sehingga bisa
digunakan sebagai media mempermudah materi pelajaran yang sulit dan abstrak. Dengan
beberapa bukti empiris yaitu penelitian-penelitian yang dilakukan di beberapa sekolah
Indonesia terkait dengan pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran baik mata
pelajaran biologi atau IPA memberikan hasil yang menunjukan bahwa komik dapat
meningkatkan presatasi belajar dan keaktifan siswa.
B. Saran
Komik sebagai media pembelajaran terbukti cukup efektif untuk meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Biologi. Berdasarkan penjelasan tersebut,
penulis memberikan beberapa saran antaralain:
1. Pemerintah diharapkan memperbanyak buku maupun modul pembelajaran Biologi dalam
bentuk komik untuk menambah wawasan para pembacanya dengan tema yang disesuaikan
dengan kurikulum pendidikan di Indonesia.
2. Untuk guru mata pelajaran Biologi diharapkan mampu untuk memanfaatkan komik sebagai
media pembelajaran biologi, dan mampu untuk membuat komik sains Biologi disesuaikan
dengan materi yang ada secara kreatif, inovatif, dan imajinatif.
3. Siswa diharapkan lebih meningkatkan minat bacanya melalui buku pembelajaran yang
berupa komik, sehingga wawasan dan ilmu pengetahuannya semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Aliya, Nuzul. 2012. Komik sebagai Media Pembelajaran Biologi Materi Kingdom Animalia untuk
Siswa SMP Kelas VII. Makalah Bahasa Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.
Arjuna. 2011. Komik sebagai Media Pembelajaran.
http://arjunabelajar.blogspot.com/2011/03/komik-sebagai-media-pembelajaran.html. 9
Desember 2013 (20:46).
BAB I Pendahuluan. digilib.its.ac.id/.../ITS-Undergraduate-14077-3405100039-Chapter1.pdf. 9
Desember 2013 (20:15).
Lestari, dkk. 2009. Media Komik. Makalah Media Grafis. Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung.
Netty, dkk. 2005. Pemberdayaan Media Komik Ilmu Pengetahuan Alam (Kolam) untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep IPA. Makalah Program Kreativitas Mahasiswa
Penelitian (PKMP). Universitas Negeri Padang. Padang.
Sari, A. 2011. Pengembangan Media Komik dalam Pembelajaran Biologi Pada Materi
Sistem Pencernaan Manusia di SMP Kelas VIII.
http://glameestoryofaizee.blogspot.com/2010/05/pengembangan-media-
komik-dalam.html. 9 Desember 2013 (20:27).