(RPP)
B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan media yang disajikan, peserta didik dapat menganalisis faktor penyebab dan
penghambat perubahan sosial budaya dengan tepat
2. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat membuat laporan hasil analisis faktor penyebab dan
penghambat perubahan social dengan benar
3. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat mempresentasikan hasil analisis faktor penyebab
dan penghambat perubahan social dengan benar dan percaya diri
C. Materi Pelajaran
1. Faktor penyebab perubahan sosial budaya
2. Faktor penghambat perubahan sosial budaya
10
✓ Peserta didik dan guru melakukan refleksi dengan menyampaikan menit
pesan moral terkait materi yang sudah dipelajari
✓ Guru memberikan pertanyan tertulis kepada peserta didik
✓ Guru dan menyampaikan gambaran materi pekan depan tentang
prilaku masyarakat akibat perubahan sosial budaya
✓ Kegiatan pembelajaran ditutup dengan do’a yang di pimpin oleh
ketua kelas
G. Penilaian
1) Sikap
a. Teknik Penilaian : Jurnal
b. Instrumen Penilaian : Jurnal ( terlampir )
2) Pengetahuan
a. Jenis Tes : Tes Tertulis
b. Bentuk Tes : Uraian
c. Instrumen Penilaian : soal ( terlampir )
3) Keterampilan
a. Teknik/bentuk penilaian : Penilaian Presentasi
b. Instrumen Penilaian : Rubrik Penilaian Presentasi ( terlampir )
Mengetahui,
Kepala SMPIT Rahmaniyah Guru Mapel IPS
BAHAN AJAR
Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis perubahan kehidupan sosial budaya Bangsa Indonesia dalam menghadapi
arus globalisasi untuk memperkokoh kehidupan kebangsaan
4.2 Menyajikan hasil analisis tentang perubahan kehidupan sosial budaya Bangsa Indonesia
dalam menghadapi arus globalisasi untuk memperkokoh kehidupan kebangsaan
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui pengamatan media yang disajikan, peserta didik dapat menganalisis faktor penyebab dan penghambat
perubahan sosial budaya dengan tepat
2. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat membuat laporan hasil analisis faktor penyebab dan
penghambat perubahan social dengan benar
3. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat mempresentasikan hasil analisis faktor penyebab dan
penghambat perubahan social dengan benar dan percaya diri
Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis perubahan kehidupan sosial budaya Bangsa Indonesia dalam
menghadapi arus globalisasi untuk memperkokoh kehidupan kebangsaan
4.2 Menyajikan hasil analisis tentang perubahan kehidupan sosial budaya Bangsa
Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi untuk memperkokoh kehidupan
kebangsaan
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui pengamatan media yang disajikan, peserta didik dapat menganalisis faktor penyebab dan
penghambat perubahan sosial budaya dengan tepat
2. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat membuat laporan hasil analisis faktor penyebab dan
penghambat perubahan social dengan benar
3. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat mempresentasikan hasil analisis faktor penyebab dan
penghambat perubahan social dengan benar dan percaya diri
Petunjuk Belajar :
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
Artikel 1
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membuat media sosial menjadi sangat digandrungi oleh
banyak orang dari berbagai kalangan, mulai dari Instagram, Twitter, hingga TikTok. Informasi dengan sangat
mudah menyebar disertai dengan munculnya wajah-wajah baru yang berperan sebagai content creator. Hal
itulah yang menyebabkan pula terjadinya trending topic suatu fenomena yang baru-baru ini terjadi, yaitu
fenomena SCBD atau “Citayam Fashion Week”. Fenomena tersebut viral karena terdapat banyak foto dan video
yang mengabadikan aksi remaja nongkrong di sekitar Sudirman, Jakarta Pusat.
Menyinggung terkait SCBD, SCBD sebenarnya merupakan singkatan dari Sudirman Central Business
District di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Kawasan tersebut tergolong kawasan bisnis elit yang
dicirikan dengan banyaknya gedung pencakar langit. Biasanya, kawasan ini didominasi oleh para pekerja
kantoran dengan tampilan yang modis. Akan tetapi, akhir-akhir ini di kawasan Jalan Sudirman dipenuhi oleh
banyak remaja nongkrong yang berasal dari pinggiran Kota Jakarta, seperti Citayam, Bojong Gede, dan Depok.
Alhasil, keadaan tersebut menyebabkan adanya penciptaan kepanjangan baru dari SCBD, yaitu Sudirman,
Citayam, Bojong Gede, dan Depok.
Tak hanya sekadar nongkrong biasa, kumpulan remaja tersebut juga diketahui menggunakan gaya
fashion yang nyentrik dan unik yang berhasil mencuri perhatian. Tak jarang dari mereka yang berlomba-lomba
untuk memberikan gaya fashion paling keren dari yang lainnya. Mereka juga berlakon selayaknya model-
model catwalk yang salah satunya dilakukan di zebra cross. Hal itulah yang memunculkan adanya “Citayam
Fashion Week
Analisis pakar sosiolog dari Universitas Sebelas Maret yang dilansir dari Kompas.com menjelaskan
bahwasanya fenomena sosial tersebut didasari dari keinginan remaja untuk mengekspresikan diri. Berkaitan
dengan berekspresi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekspresi merupakan pengungkapan atau
proses menyatakan (memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dan sebagainya. Kebebasan
berekspresi merupakan kebebasan melalui lisan, tulisan, serta audio visual. Kebebasan berekspresi termasuk
salah satu hal yang cukup penting karena sebagai cara dalam menjamin pemenuhan diri seseorang untuk
mencapai potensi yang maksimal dalam diri sendiri (Julianja, 2018). Oleh karena itu, mereka menunjukkan
ekspresi dan eksistensinya melalui tren fashion yang ada. Mereka berusaha untuk menunjukkan bahwasanya
mereka generasi yang up to date mengikuti perkembangan zaman. Selain mengikuti tren fashion yang kekinian,
mereka juga eksis dalam teknologi, salah satunya media sosial. Hal itu ditunjukkan dengan munculnya artis-artis
dadakan media sosial yang berasal dari kalangan remaja, misalnya Bonge, Ale, Kurma, Wahyu, Mujair, dan
Roy. Fenomena tersebut juga membuktikan bahwa menjadi seseorang yang stylish tidak hanya bisa dilakukan
oleh masyarakat kalangan atas. Bahkan, fenomena Citayam Fashion Week yang nyentrik ini disorot oleh media
luar negeri, yaitu media Jepang.
Fenomena Citayam Fashion Week tentu menimbulkan banyak dampak ditinjau dari berbagai perspektif.
Dari perspektif lingkungan, kerumunan Citayam Fashion Week di SCBD, Jakarta Selatan ini membuat
lingkungan tersebut menjadi terkotori akibat limbah plastik kemasan makanan dan minuman. Hal tersebut
dikarenakan adanya kerumunan orang tentu akan menjadi daya tarik bagi penjual makanan dan minuman
keliling. Selain itu, kegiatan yang berlangsung pada malam hari ini menyisakan hal yang ironi yang sempat
viral di berbagai media sosial, yaitu terlantarnya anak-anak yang mengikuti Citayam Fashion Week di kawasan
Stasiun Dukuh Atas. Mereka tidur di kawasan taman Stasiun MRT Dukuh Atas dan di sepanjang jembatan
penyeberangan Stasiun MRT Dukuh Atas. Usut punya usut, menurut keterangan Wakil Gubernur Jakarta,
Ahmad Riza Patria, yang dilansir dari https://metro.sindonews.com/, anak-anak tersebut tertinggal kereta yang
akan mengantarkan mereka pulang ke daerah asal mereka, yakni Bogor dan Depok.
Tentunya, fenomena seperti Citayam Fashion Week harus disikapi dengan bijak oleh masyarakat
maupun pemangku kepentingan setempat, dalam hal ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pemerintah sebagai
pengayom dan yang memiliki wewenang kawasan harus mampu mewadahi kreativitas remaja dengan baik dan
tetap menjaga fungsi kawasan. Bagaimana pun kreativitas remaja merupakan hal yang menjadi potensi yang
baik apabila diarahkan kepada hal yang positif, terutama masalah pendidikan dan karakter mereka. Kemudian,
yang tak kalah urgen, yaitu menjaga fungsi kawasan dan keberlanjutan kawasan. Jangan sampai fenomena
Citayam Fashion Week mengganggu penghuni dan menghambat kegiatan kawasan SCBD yang merupakan
kawasan pusat ekonomi, lebih-lebih membuat kawasan tersebut kumuh dan mengalami penurunan kualitas
lingkungan akibat sampah.
Setelah membaca artikel diatas maka diskusikanlah dengan kelompomu pertanyaan di bawah ini !
1) Coba uraikan faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya Citayam Fashion Week
minimal 2!
2) Permasalahan apa yang akan ditimbulkan dari Citayam Fashion Week? Uraikan minimal 2
permasalahan
3) Bagaimana pemecahan terhadap permasalahan yang ditimbulkan oleh citayam Fashion
week? Uraikan minimal 2 pemecahan
https://egsa.geo.ugm.ac.id/2022/07/31/citayam-fashion-week-eksistensi-remaja-peri-urban-jakarta/
Aktifitas Kelompok 4 sampai 6
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
Artikel 2
Liputan6.com, Jambi - Baru-baru ini beredar sejumlah foto yang merekam pertemuan Presiden
Joko Widodo atau Jokowi dengan kelompok Orang Rimba Jambi atau Suku Anak Dalam (SAD).
Pertemuan itu berlangsung di Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun,
Jambi. Sejak pertemuan itu, Suku Anak Dalam pun menjadi sorotan. Ada beberapa fakta menarik
seputar kehidupan Suku Anak Dalam di hutan Jambi ini. Rudy Shaf yang mendampingi orang Suku
Anak Dalam selama belasan tahun mengungkapkan, sebutan Suku Anak Dalam sebenarnya sebutan
atas nama sejumlah suku di Jambi yang dibuat pemerintah sekitar awal 1990. "Jadi ada Orang
Rimba, Suku Bathin IX, hingga suku di pesisir timur Jambi disamakan namanya menjadi Suku
Anak Dalam," ujar pria yang juga Manajer Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI
Warsi) saat dihubungi Liputan6.com di Jambi, Senin (2/11/2015). Presiden Jokowi saat
mengunjungi Suku Anak Dalam di Jambi. (Facebook Presiden Jokowi). Terkait foto yang
menggambarkan pertemuan Presiden Jokowi dengan kelompok Suku Anak Dalam di Desa Bukit
Suban beberapa hari lalu, ia menyebut itu adalah kelompok Orang Rimba. Menurut Rudy, Orang
Rimba di Jambi kini terbagi menjadi 3 kelompok. Pertama, mereka yang lahir dan tinggal di dalam
hutan. Kedua, kelompok yang sejak lahir tinggal di kawasan perkebunan sawit dan Hutan
Tanaman Industri (HTI). Dan terakhir, kelompok yang sudah membaur dan tinggal di kawasan
pedesaan bersama warga lain pada umumnya. "Nah yang ada di foto bersama Presiden Jokowi, jika
masuk kategori kelompok ketiga dan kedua itu mungkin. Jadi ketika konteksnya berbicara soal
bantuan rumah, ada Orang Rimba yang mau dan menolak juga," jelas Rudy. Presiden Jokowi saat
mengunjungi Suku Anak Dalam di Jambi. (Facebook Presiden Jokowi). Sementara kelompok Suku
Anak Dalam di kawasan hutan terbilang masih sangat memegang erat budayanya. Di mana
kelompok tersebut melarang wanita dewasa bertemu orang dari luar. Bahkan beberapa kelompok
yang menghuni pedalaman Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) di Kabupaten Sarolangun,
melarang perempuan dewasa difoto atau sekadar diajak ngobrol. Selain mencari makan dengan cara
berburu, jelas Rudy, sejumlah kelompok Orang Rimba juga berkebun karet dan mencari getah
damar. Hasil kebun mereka dibawa menggunakan sepeda motor untuk dijual ke pengepul di pasar.
Rudy menyebutkan, dari sensus yang dilakukan KKI Warsi, populasi Orang Rimba di Jambi
mencapai 3.700 orang. Jumlah itu menyebar di 3 titik. Pertama, di kawasan TNBD yang
membentang di Kabupaten Sarolangun dan Batanghari berjumlah sekitar 1.700 orang. Kedua,
Orang Rimba yang menempati daerah lintas Sumatera berjumlah sekitar 1.500 orang dan ketiga,
kelompok Orang Rimba yang mendiami kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT)
berjumlah sekitar 500 orang. (Ali/Sun)
https://www.liputan6.com/news/read/2355588/fakta-menarik-seputar-kehidupan-suku-anak-dalam-
di-jambi
Setelah membaca artikel diatas maka diskusikanlah dengan kelompomu pertanyaan di bawah ini !
1) Coba uraikan faktor apa saja yang mempengaruhi kehidupan Suku Anak Dalam masih
bersifat primitif dan kurang mau menerima kemajuan zaman minimal 2!
2) Permasalahan apa yang akan ditimbulkan oleh kehidupan yang primitif pada Suku
Anak Dalam tersebut padahal kehidupan akan terus berubah kearah kemajuan dan
teknologi? Uraikan minimal 2 permasalahan
3) Bagaimana pemecahan terhadap permasalahan yang terjadi pada Suku Anak Dalam
tersebut sehingga kehidupan mereka tidak primitif lagi? Uraikan minimal 2
pemecahan
LAMPIIRAN 4
INSTRUMEN PENILIAN
1. Jurnal penilaian Sikap
LEMBAR OBSERVASI SIKAP SPRITUAL
Nama Peserta Didik :
Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok :
Beri tanda centrang (√) sesuai dengan hasil pengamatan terhadap siswa Nilai akhir
menggunakan skala 1 sampai 4 perhitungan nilai akhir menggunakan rumus
SIKAP TOLERAN
1. Tidak Mengganggu teman yang berbeda pendapat
2. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan
pendapatnya
3. Dapat memaafkan kesalahan orang lain
4. Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada
orang lain
5. Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima
sesuatu yang baru
Skor Perolehan
SIKAP PERCAYA DIRI
1. Mampu membuat keputusan dengan cepat
2. Tidak mudah putus asa
3. Tidak canggung dalam bertindak
4. Berani presentasi di depan kelas
5. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan
Skor Perolehan
Beri tanda centrang (√) sesuai dengan hasil pengamatan terhadap siswa Nilai akhir
menggunakan skala 1 sampai 4 perhitungan nilai akhir menggunakan rumus
Keterangan:
Pedoman penskoran
4 : selalu, apabila selalu melakuan sesauai pernyataan
3 : sering, apabila sering melakukan sesuai denan pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 : kadand-kadang , apabila kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 : tidak pernah melakukan
a. 1,2,3
b. 1,3,5
c. 1,2,3
d. 2,3,5
Disajikan beberapa
pernyaytaan peserta Perhatikan pernyataan dibawah ini!
didik dapat 1) Adat istiadat yang kolot
4 Menguraikan faktor 4 C4 2) Adat istiadat yang terbuka A
penghambat 3) Prasangka yang buruk terhadap hal-hal baru
perubahan sosial
budaya 4) Perkembangan iptek yang terhambat
5) Kehidupan masyarakat yang terbuka
Pernyataan yang merupakan factor
penghambat perubahan social budaya
adalah…
a. 1,3,4
b. 1,2,3
c. 1,3,5
d. 2,3,4
5 C4 B
Suku Badui Dallam yang terdapat di daerah
Banten dan sangatmemegang teguh tradisi
mereka. Dampak negatif yang akan ditimbulkan
dari tradisi tersebut adalah...
a. Masyarakat menjadi semakin terkenal sehingga
banyak dikunjungi oleh masyarakat lain
b. Masyarakat tersebut menjadi terisolir dari
5 masyarakat luar sehingga tidak menikmati
kemajuan zaman
c. Masyarakat tersebut menjadi terisolir dari
masyarakat luar sehingga menikmati
kemajuanzaman
d. Masyarakat menjadi semakin kaya karena
meningkatnya penghasilan dari kunjungan
wisatawan
Penggunaan HP dikalangan siswa merupakan
bentuk perubahan sosial yang terjadi dalam
6 C4 dunia pendidikan. Dampak negatif yang C
ditimbulkan adalah...
a. Masyarakat menjadi malas dalam melakukan
kegiatan karena fokus pada hp
b. Renggangnya hubungan anak dengan orang tua
Keterangan: Pedoman penskoran: setiap nomor diberi skor 1,25 x 8 x10 = 100
1. Penilaian Keterampilan
Skor
Aspek yang dinilai Indikator Penilaian
Aktif memberikan solusi pada diskusi
4
kelompok
Mengikuti diskusi dengan aktif dan
siap memberikan bantuan tetapi
3
belum bisa memberikan solusi
A. Aktif dalam diskusi kelompok permasalahan
Aktif mengikuti diskusi tetapi tidak
memberi solusi dan 2
bantuan
Kurang tanggap terhadap diskusi 1
kelompok
Mampu menyelesaikan langkah awal
sampai kesimpulan 4
pada LKPD dan sudah benar
Mampu menyelesaikan langkah awal
sampai akhir pada
3
B. Terampil dalam menemukan LKPD namun ada bagian-bagian
konsep penyelesaian LKPD yang
belum tepat
Hanya menyelesaikan langkahyang
2
dipahami saja
Belum mampu menyelesaikan langkah
awal sampai 1
kesimpulan pada LKPD
LKPD dikerjakan dengan tulisan yang
rapi (tulis tangan / 4
C. Terampil dalam menyajikan LKPD ketikan) dan urut
LKPD dikerjakan belum rapi(tulis
2
tangan / ketikan)
Mampu mempresentasikan dengan
bahasa yang baik, dengan hasil
4
yang benar dan mampu menjawab
pertanyaan.
Mampu mempresentasikan dengan
bahasa yang baik,
3
dengan hasil yang benar tetapi
belum
D. Terampil dalam mampu menjawabpertanyaan.
mengkomunikasikan hasil diskusi Mampu mempresentasikan
dengan bahasa yang baik, namun
hasilnya belum tepat dan belum 2
mampu
menjawab pertanyaan.
Belum mampu mempresentasikan
dengan bahasa yangbaik, dengan
1
hasil yang benar dan belum mampu
menjawab pertanyaan
Pedoman penskoran
Jumlah Skor
N𝑖𝑙𝑎𝑖 = x 25
4