Anda di halaman 1dari 11

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah
Analisis
yang
N eksplorasi
telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
o. penyebab
diidentifi
masalah
kasi
1 Rendahny Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Setelah
a motivasi 1. Menurut Candra F. Setiawati (2017:vii) Motivasi dilakukan
peserta belajar merupakan faktor yang sangat penting analisis
didik untuk membuat seseorang giat dan lebih lanjut
dalam bersemangat dalam belajar. Semakin tinggi diperoleh:
pembelaja tingkat motivasi belajar seorang siswa maka 1) Guru
ran dapat dipastikan bahwa nilai hasil belajar kurang
bahasa siswa tersebut akan tinggi. kreatifit
Inggris https://core.ac.uk/download/pdf/ as
146505426.pdf dalam
menya
2. Menurut Slameto (2013:54) dalam Candra F mpaika
Setiawati (2017:2) menyatakan terdapat n
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembel
proses dan hasil belajar di sekolah, yang ajaran,
diantaranya adalah faktor internal dan faktor sehingg
eksternal siswa. a
a. Faktor internal meliputi faktor dalam diri pembel
siswa seperti: kemampuan siswa, bakat, ajaran
minat, perhatian, motivasi, sikap, cara dirasa
belajar, dan lain-lain. kurang
b. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor menari
dari luar siswa seperti kemampuan guru, k dan
suasana belajar, fasilitas belajar, metode memoti
pembelajaran yang digunakan di dalam kelas, vasi
media pembelajaran yang digunakan, peserta
lingkungan sekolah, dan lain-lain. didik
https://core.ac.uk/download/pdf/ 2) Pembel
146505426.pdf ajaran
di kelas
3. Menurut Tri Wulan Sampurni (2007:8) dalam masih
berpus
Lidia Lomu dan Sri Adi Widodo (2018:2)
at pada
mengatakan bahwa motivasi dibedakan atas
guru
dua macam yaitu:
3) Peserta
1) Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang
didik
tercakup dalam situasi belajar dan memenuhi
tidak
kebutuhan serta tujuan siswa.
menda
2) Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang
patkan
disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi
perhati
belajar.
an dari
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/
kedua
etnomatnesia/article/view/2412
orang
4. Menurut Taufiqurrahman, dkk (2018:3-4) Ada tua
dua faktor motivasi belajar bahasa Inggris yang
rendah yaitu faktor internal dan eksternal. sibuk
Faktor internal siswa belum memiliki motivasi bekerja
belajar Bahasa Inggris diakibatkan oleh
perasaan siswa dalam menangkap pelajaran
bahasa Inggris di dalam kelas tidak
menyenangkan karena guru ketika mengajar
berwajah muram, merasa cemas ketika guru
maupun orang tua akan marah jika
mendapatkan nilai bahasa inggris jelek, dan
belum ada target nilai yang akan dicapai. Lalu
faktor eksternal siswa yang belum memiliki
motivasi belajar bahasa inggris diakibatkan
oleh tidak ada dukungan dari guru, orang tua
maupun teman sebaya dan guru atau orang
tua tidak pernah memberikan sanjungan ketika
mengerjakan tugas dengan hasil yang
memuaskan.
http://eprints.ums.ac.id/71341/
Sumber Wawancara:
1. Guru
Narasumber: Muhammad Zulfata Lubis, S.Pd (29)
Waktu: Kamis, 1 September 2022 Pukul: 11.09
wib
Hasil wawancara:
1) Peserta didik tidak mendapat perhatian dari
orang tua karena orang tua sibuk bekerja
2) Peserta didik merasa bosan didalam kelas
karena pembelajaran kurang variatif
3) Kurangnya inovasi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru
4) Guru masih menggunakan metode monoton
dalam hal ini ceramah pada proses
pembelajaran

2. Dosen
Narasumber: Rizky Vita Losi, S.PdI., M.Hum. (30)
Waktu: Sabtu, 3 September 2022 Pukul: 08.55
wib
Hasil wawancara:
1) Peserta didik menganggap bahasa Inggris
adalah bahasa asing yang tidak memiliki
peran penting dalam pendidikan mereka
2) Pelajaran bahasa Inggris adalah pelajaran
yang sulit untuk mereka pelajari karena
mempunyai aturan bahasa yang sulit seperti
pronounciation dan grammar
2 Peserta Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Setelah
didik 1. Menurut Sari Indah (2019: 82) Kesulitan belajar dilakukan
mengalam adalah hambatan yang dialami oleh para analisis
i peserta didik dalam proses belajar yang lebih lanjut
kesulitan menyebabkan mereka mendapatkan hasil yang diperoleh:
dalam kurang optimal dalam proses belajarnya. 1) Pembel
penguasa https://journal.pancabudi.ac.id/index.php/ ajaran
an JUMANT/article/view/506 di kelas
kosakata masih
bahasa 2. Menurut Sari Indah (2019: 84) Adapun belum
Inggris penyebab kesulitan belajar itu dapat melibat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar kan
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri keaktifa
pelajar (faktor internal) yang meliputi: n
kemampuan intelektual, afeksi seperti peserta
perasaan dan percaya diri, motivasi, didik
kematangan untuk belajar, usia, jenis kelamin, 2) Peserta
kebiasaan belajar, kemampuan mengingat, dan didik
kemampuan penginderaan seperti melihat, memilik
mendengarkan, dan merasakan. Sedangkan i minat
faktor yang berasal dari luar pelajar (faktor belajar
eksternal) meliputi faktor-faktor yang berkaitan bahasa
dengan kondisi proses pembelajaran yang Inggris
meliputi: guru, kualitas pembelajaran, yang
instrumen atau fasilitas pembelajaran baik rendah
yang berupa hardware maupun software serta 3) Peserta
lingkungan, baik lingkungan sosial maupun didik
lingkungan alam. tidak
https://journal.pancabudi.ac.id/index.php/ diberik
JUMANT/article/view/506 an
bimbin
3. Menurut Ersa Nur Oktaviani, R. Edi Komarudin gan
(2021:13) Dalam proses pembelajaran bahasa secara
Inggris terdapat cukup banyak masalah yang khusus
dihadapi para siswa yang menjadi penghalang untuk
bagi pengembangan kemampuan berbahasa mening
mereka. Ada dua macam faktor yang katkan
menyebabkan terkendalanya proses kemam
pembelajaran yaitu faktor internal dan puan
faktor eksternal. Salah satu penyebab dari pengua
faktor internal yaitu kurangnya saan
ketertarikan siswa pada bahasa Inggris kosakat
yang menyebabkan mereka tidak semangat a
dalam belajar dan merasa bahwa bahasa bahasa
Inggris itu tidak penting. Sedangkan dari Inggris
faktor eksternal yaitu keterbatasan waktu 4) Guru
dimana para siswa hanya mempelajari bahasa tidak
Inggris di waktu pelajaran bahasa Inggris saja maksim
dengan waktu yang terbatas, sehingga al
kemampuan para siswa kurang terasah dengan dalam
baik. penggu
https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/ naan
proceedings/article/view/973 media
dan
4. Menurut Sucandra, dkk (2022: 71) Siswa metode
mengalami kesulitan dalam penguasaan yang
kosakata Bahasa Inggris disebabkan ada dua kurang
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. tepat
Faktor penyebab kesulitan belajar yang berasal
dalam diri siswa (internal) yaitu (1) kondisi
tubuh siswa, (2) kecerdasan siswa, (3) minat
belajar yang rendah, (4) motivasi belajar yang
rendah dan, (5) sikap kebiasaan belajar siswa.
Faktor penyebab kesulitan belajar yang
berasal dari luar diri siswa (eksternal) yaitu (1)
gangguan dari teman saat belajar, (2) peyajian
materi yang kurang menarik, (3) penggunaan
media yang kurang masksimal dan, (4)
pemilihan metode yang kurang tepat.
http://103.98.176.9/index.php/wp/article/
view/9664

Sumber Wawancara:
1. Guru
Narasumber: Erwanti Luhkito, S.Pd (51)
Waktu: Kamis, 1 September 2022 Pukul: 07.50
wib
Hasil wawancara:
1) Peserta didik tidak menyukai pelajaran
bahasa Inggris
2) Peserta didik menganggap bahwa bahasa
Inggris adalah pelajaran yang sulit
3) Peserta didik merasa bosan didalam kelas
karena pembelajaran kurang variatif
4) Guru kurang kreatifitas dalam penggunaan
media belajar

2. Dosen
Narasumber: Rizky Vita Losi, S.PdI., M.Hum. (30)
Waktu: Sabtu, 3 September 2022 Pukul: 08.57
wib
Hasil wawancara:
1) Guru mengajar vocabulary menggunakan
metode menoton seperti hanya menghapal saja
2) Guru mengajar pronounciation yang tidak tepat
dan tidak menyadarinya dan akhirmya
kesalahan tersebut diterapkan peserta didik
3 Hubunga Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Setelah
n 1. Menurut A. Pusitaningtyas (2016:1) Peran dilakukan
komunika orang tua di rumah dan guru di sekolah sangat analisis
si antara penting bagi pendidikan anak. Komunikasi lebih lanjut
guru dan yang baik antara orang tua dan guru diperoleh:
orangtua merupakan suatu keharusan agar tercapai 1) Orang
peserta kesinergian antara keduanya. Komunikasi tua
didik tersebut bisa berlangsung dalam satu arah jarang
terkait ataupun dua arah. Komunikasi satu arah dilibatk
pembelaja terjadi saat guru memberikan informasi an
ran masih kepada orang tua tentang peristiwa, pada
kurang kegiatan, atau kemajuan yang dicapai anak. kepenti
Sedangkan komunikasi dua arah terjadi jika ngan
ada dialog interaktif antara guru dan orang tua. sekolah
https://icecrs.umsida.ac.id/index.php/icecrs/ (rapat
article/view/1282 atau
kemaju
2. Menurut Nazarudin, Mgs. (2018:212) an
Kerjasama yang baik antara guru dan orang sekolah
tua sangat penting karena dua pihak inilah )
yang setiap hari berhadapan langsung dengan 2) Sekolah
siswa. Jika kerja sama antara guru dan orang tidak
tua kurang, maka pendidikan tidak akan membu
berjalan dengan baik bahkan pendidikan yang at
direncanakan tersebut tidak akan berhasil pertem
dengan baik. uan
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/ yang
intizar/article/view/3259 terjadw
al
3. Menurut Nanat Fatah Natsir, dkk (2018:313) antara
Permasalahan yang besar yang dihadapi dunia guru/w
pendidikan di zaman sekarang, terjadinya alas
kelonggaran kerjasama antara guru dan dengan
orang tua yang menyebabkan menurunnya orang
mutu pendidikan anak, sehingga anak tua
menurun hasil belajar, prestasi, berkurangnya untuk
motivasi bahkan merosotnya nilai moral dan memba
akhlak siswa disebabkan karena tidak ada has
pengawasan dan bimbingan orang tua dan perkem
kurangnya partisipasi guru dengan orang tua bangan
karena seolah-olah orang tua berperan hanya belajar
sebagai pencari nafkah sedangkan tugas anak
mendidik dan mengajar anak adalah guru- 3) Orang
guru di sekolah. tua
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/ tidak
mudarrisuna/article/view/3315 aktif
dalam
4. Menurut Nanat Fatah Natsir, dkk (2018:339) menjali
Adapun faktor penghambat hubungan guru n
dan orang tua yaitu: (1) Kurangnya kerjasa
komunikasi. (2) Kurangnya kerjasama. (3) ma
Kurangnya pengawasan dan perbaikan. (4) dengan
Kurangnya partisipasi dalam program guru
pendidikan sekolah. (5) Kurangnya pembiayaan terkait
pendidikan. (6) Kurangnya pelatihan perkem
pendidikan. bangan
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/ belajar
mudarrisuna/article/view/3315 anak
Sumber Wawancara:
Guru
Narasumber: Tengku Dian Pratami, S.Pd (30)
Waktu: Kamis, 1 September 2022 Pukul: 09.02
wib
Hasil wawancara:
1) Orang tua peserta didik jarang dilibatkan
dalam kegiatan rapat sekolah
2) Orang tua peserta didik tidak dilibatkan
dalam kegiatan proses pembelajaran
3) Sekolah tidak membuat pertemuan yang
terjadwal antara guru/walas dengan orang
tua untuk membahas perkembangan belajar
anak
4) Orang tua tidak aktif dalam menjalin
kerjasama kepada guru terkait perkembangan
belajar anak

4 Guru Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Setelah


belum 1. Menurut Nurdyansyah, Eni F. Fahyuni (2016 dilakukan
menerapk :17) Pembelajaran inovatif merupakan analisis
an model pembelajaran yang lebih bersifat student lebih lanjut
pembelaja centered. Artinya, pembelajaran yang lebih diperoleh:
ran yang memberikan peluang kepada siswa untuk 1) Guru
inovatif mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri tidak
dalam (self directed) dan dimediasi oleh teman sebaya memilik
pembelaja (peer mediated instruction). Terkait dengan i waktu
ran desain pembelajaran, peran guru adalah untuk
bahasa mengkreasi dan memahami model- model meranc
Inggris pembelajaran inovatif. ang
http://eprints.umsida.ac.id/296/ pembel
ajaran
2. Menurut Nurul Badriyatul Muthoharoh (2017: yang
35) Model pembelajaran adalah suatu pola yang inovatif
berbentuk pola konseptual yang disusun 2) Guru
secara terstruktur yang digunakan sebagai masih
pedoman oleh guru dalam menyampaikan fokus
pembelajaran di kelas, dimaksudkan model pada
pembelajaran dapat membuat pembelajaran di materi
kelas menjadi kooperatif dan dapat yang
meningkatkan hasil belajar peserta didik. banyak
https://journal.lppmunindra.ac.id/ dan
index.php/SAP/article/view/1509 banyak
nya
3. Menurut Leni Sutranita (2022:3509) jumlah
berdasarkan observasinya di SD egeri 192/IX jam
Simpang Setiti Kabupaten Muaro Jambi masih mengaj
kurang kemampuan guru dalam menggunakan ar
model pembelajaran yang tepat. Hal ini 3) Pemaha
dikarenakan guru hanya terbiasa memberikan man
metode konvensional atau ceramah sehingga guru
kurang memahami model pembelajaran lain terbata
yang lebih kreatif dan inovatif. s dalam
https://jptam.org/index.php/jptam/article/ menera
view/3418 pkan
langka
4. Menurut Mislinawati, Nurmasyitah (2018: 22) h-
The teacher has not applied the suggested langka
learning in the 2013 curriculum because the h
teacher does not understand the existing syntax pembel
so they less motivated to implement it. ajaran
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/ inovatif
article/view/12194

5. Menurut penemuan penelitian Lestiana, H


dalam Yulita Pujiharti, dkk (2018:51)
menyatakan bahwa “Ketidak efektifan proses
belajar yang terlalu menekan pada
penguasaan teori dan kognisi adalah akibat
lain dari rendahnya kualitas lulusan. Beban
pelajaran yang perlu terstruktur dan
banyaknya jumlah siswa dalam satu kelas telah
menyebabkan jumlah proses pembelajran yang
tidak sesuai dengan konsisi dan perubahan
sosial keadaan ini menjadikan proses belajar
yang terlalu monoton, tidak menarik dan tidak
ada inovasi dan tidak mampu mengembangkan
kekreatifitasan siswa, guru, kepala sekolah
dalam mengembangkan inovasi pendekatan
pembelajaran”.
http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/
index.php/paradigma/article/view/473

6. Menurut penemuan penelitian Farida Yusrina,


Ba’in, dkk (2019:53) Adanya hambatan bagi
guru dalam menerapkan model pembelajaran
inovatif yang bervariasi seperti kurang
menguasai berbagai karakteristik model
pembelajaran inovatif, sehingga diharapkan
para guru dapat mempelajari berbagai
model pembelajaran, sehingga nantinya tujuan
pendidikan dapat tercapai. Di samping itu
pemanfaatan media, alat dan bahan
pembelajaran kurang diperhatikan.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/
hp/article/view/34597
Sumber Wawancara:
1. Guru
Narasumber: Erwanti Luhkito, S.Pd (51)
Waktu: Kamis, 1 September 2022 Pukul: 08.07
wib
Hasil wawancara:
1) Guru kurang memiliki waktu untuk
merancang pembelajaran yang inovatif
2) Guru kurang persiapan dalam mepersiapkan
bahan ajar yang akan diajarkan
3) Terbatasnya pemahaman guru dalam
menerapkan pembelajaran yang inovatif

2. Dosen
Narasumber: Rizky Vita Losi, S.PdI., M.Hum. (30)
Waktu: Sabtu, 3 September 2022 Pukul: 09.05
wib
Hasil wawancara:
1) Guru kurang mengeksplor dirinya dalam
mencari tahu strategi yang bisa digunakan
untuk meningkatkan kemampuan bahasa
inggris peserta didik
2) Guru tidak memahami model pembelajaran
yang inovatif
5 Pembelaja Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Setelah
ran di 1. Menurut Wardani dan Juniarso (2019) dalam dilakukan
kelas Rachmadtullah, dkk (2021:351) High Order analisis
masih Thinking Skills (HOTS) adalah suatu proses lebih
belum berpikir sisiwa dalam level kognitif yang lebih lanjut
berbasis tinggi yang dikembangkan dari berbagai diperoleh:
HOTS konsep dan metode kognitif dan taksonomi 1) Guru
pembelajaran. Misalnya pemecahan masalah, tidak
taksonomi bloom, dan taksonomi memaha
pembelajaran, pengajaran, dan penilaian high mi
order thinking skills yang didalamnya pembela
mencakup kemampuan berpikir kritis, kreatif, jaran
komunikatif, dan kolaboratif. berbasis
file:///C:/Users/Win%2010/Downloads/ HOTS
14058-32171-2-PB.pdf 2) Guru
tidak
2. Menurut Tyas Deviana, Dian I. pernah
Kusumaningtyas (2019: 66) Pembelajaran yang mendap
menekankan pada keterampilan peserta didik at
berfikir tingkat tinggi dikenal dengan pelatiha
pembelajaran berbasis HOTS (Higher of Order n dalam
Thinking Skills). Pada implementasinya, meranca
penerapan pembelajaran HOTS bukan hal ng
yang mudah dilaksanakan oleh guru. Guru pembela
hanya memahami bahwa pembelajaran HOTS jaran
merupakan pembelajaran yang menyediakan berbasis
soal yang sulit dikerjakan oleh sebagian besar HOTS
peserta didik. Dalam mengimplementasikan 3) Sekolah
pembelajaran HOTS, seorang guru harus tidak
benar-benar menguasai materi dan strategi memberi
pembelajaran, serta dapat menyesuaikan kan
pembelajaran dengan lingkungan dan fasilitas
kompetensi (intake) peserta didik. terhada
https://ummaspul.e-journal.id/maspuljr/ p guru
article/view/141 untuk
memaha
3. Menurut Tyas Deviana, Dian I. mi
Kusumaningtyas dalam penelitiannya berjudul pembela
Analisis Kebutuhan Penyusunan Perangkat jaran
Pembelajaran Tematik Berbasis HOTS (Higher of berbasis
Order Thinking Skills) pada Kurikulum 2013 di HOTS
SD Muhammadiyah 05 Batu (2019: 67) Dalam
pembelajaran guru kurang menekankan
pembelajaran yang HOTS dibuktikan dengan
dalam pembelajaran peserta didik hanya
disuruh mengerjakan berbagai soal yang
disediakan, serta kegiatan pembelajaran
kurang bervariasi.
https://ummaspul.e-journal.id/maspuljr/
article/view/141

4. Menurut Achmad Fanani, Dian (2018: 2) Pada


kenyataannya masih banyak guru yang kurang
faham tentang HOTS. Hal ini tampak pada
rumusan indikator, tujuan, maupun kegiatan
pembelajaran dan penilaiannya dalam
rancangan pembelajaran yang dibuat dan
pelaksanaan proses pembelajarannya.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpd/
article/view/JPD.91.01

5. Menurut Maryani, I., & Martaningsih


(2020:790) Permasalahan urgent yang dihadapi
guru dalam implementasi Kurikulum 2013
adalah minimnya pemahaman tentang
penilaian proses dan hasil belajar berorientasi
HOTS. Tema ini menjadi hal baru dalam
pendidikan dasar mengingat tuntutan
pemerintah yang semakin tinggi dalam proses
dan penilaian hasil belajar. Fakta di lapangan
menunjukkan bahwa masih banyak praktik
pembelajaran yang belum terpusat pada siswa.
Guru masih mendominasi proses pembelajaran
dan kurang memberi kesempatan siswa untuk
mengeksplorasi diri. Guru juga kurang
memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis dan
analitis dalam menyelesaikan masalah. Proses
pembelajaran dan penilaian juga belum
mengarah pada pemberdayaan keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
http://www.seminar.uad.ac.id/index.php/
senimas/article/view/5142
Sumber Wawancara:
Guru
Narasumber: Evri Marvelino, S.Pd (53)
Waktu: Kamis, 1 September 2022 Pukul: 09.06
Hasil wawancara:
1) Guru kurang memahami pembelajaran
berbasis HOTS
2) Guru belum mampu menyampaikan materi
berbasis HOTS pada peserta didik
3) Guru tidak mendapatkan pelatihan dalam
merancang pembelajaran berbasis HOTS
6 Guru Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Setelah
masih 1. Menurut Martinus Tekege (2017:40) Media dilakukan
belum pembelajaran merupakan salah satu sarana analisis
mengopti penyalur pesan dan informasi belajar. Media lebih lanjut
malkan pembelajaran yang dirancang secara baik, diperoleh:
pemanfaa sangat membantu peserta didik dalam 1) Pemah
tan mencerna dan memahami materi pelajaran. aman
teknologi Perkembangan teknologi informasi di guru
informasi globalisasi dan informasi saat ini, memacu terhada
(TIK) perkembangan media pembelajaran semakin p
dalam maju pula. Penggunaan Teknologi Informasi penera
pembelaja dan Komunikasi (TIK) sebagai media pan TIK
ran pembelajaran sudah merupakan suatu didala
tuntutan. Walaupun perancangan media m
berbasis TIK memerlukan keahlian khusus, pembel
bukan berarti media tersebut dihindari dan ajaran
ditinggalkan. Media pembelajaran berbasis TIK masih
dapat berupa internet, intranet, mobile terbata
phone,dan CD Room/Flash Disk. s
https://uswim.e-journal.id/fateksa/article/ 2) Pelatih
download/38/21 an
guru
2. Menurut Aka (2012) dalam Aka, Kukuh Andri dibidan
(2017:29) Pada pemanfaatannya, fasilias g
komputer/laptop/jaringan internet ini pemanf
seringkali tidak termaksimalkan, sejauh ini aatan
masih banyak guru yang belum TIK
memanfaatkan perkembangan teknologi untuk
informasi dan komunikasi. Guru masih pembel
cenderung menggunakan cara-cara tradisional ajaran
dalam pembelajaran, atau yang sering disebut masih
dengan pembelajaran berpusat pada guru. terbata
Guru aktif sementara peserta didik menjadi s
pendengar pasif di dalam kelas.
http://journal.um-surabaya.ac.id/
index.php/pgsd/article/view/1041

3. Menurut Budiana, dkk (2015:59)


Permasalahan yang muncul seiring dengan
pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan
adalah faktor penguasaan TIK oleh para guru.
Sebagaimana kita ketahui, dalam pendidikan
di sekolah guru adalah motor utama
penggerak dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran tersebut TIK
sebagai sarana yang dapat membantu tugas
para guru agar proses belajar mengajar baik di
dalam mupun diluar kelas menjadi lebih baik.
http://journal.unpad.ac.id/dharmakarya/
article/viewFile/9042/4064

4. Menurut Siahaan (2015) dalam Delila S.


Batubara (2018:55) menyebutkan beberapa
faktor yang menghambat peningkatan
kompetensi TIK guru adalah: 1) guru enggan
melakukan perubahan dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, 2) waktu guru yang
tersedia untuk mempersiapkan pembelajaran
yang penggunaan TIK sangat terbatas, 3)
akses guru terhadap berbagai sumber
informasi masih terbatas, 4) pelatihan guru di
bidang pemanfaatan TIK untuk pembelajaran
masih terbatas dan belum merata hingga ke
derah, dan 5) dukungan teknis dan aturan
pemanfaatan TIKuntuk pembelajaran masih
belum jelas.
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/
jurnalmuallimuna/article/view/954
Sumber Wawancara
Guru
Narasumber: Evri Marvelino, S.Si (53)
Waktu: Kamis, 1 September 2022 Pukul: 09.10
Hasil wawancara:
1) Kemampuan guru membuat materi berbasis
TIK masih kurang
2) Terbatasnya prasarana sekolah seperti tidak
adanya infocus maka sangat sulit menerapkan
pembelajaran berbasis TIK
3) Guru belum pernah mengajar menggunakan
aplikasi TIK sebagai pendukung pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai