Anda di halaman 1dari 3

NAMA PESERTA PPG : MAGDALENA

KELAS MENGAJAR : KELAS 2

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Analisis
Masalah yang
eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab
diidentifikasi
masalah
1 Beberapa siswa Hasil kajian literatur: Beberapa siswa
kelas 2 kurang kelas 2 kurang
memahami 1. Raisatun, dkk (dalam Yani, 2019: 144) memahami
bacaan/ teks mengemukakan bahwa melalui membaca bacaan/ teks
permulaan, sesungguhnya proses kognitif siswa singkat, karena:
singkat sedang berlangsung untuk dapat mengetahui
setiap makna yang tertulis didalamnya. -guru kurang
Allan S Mabunga, Maria Eljie M Mabunga, and membimbing
Ahmad Yani, “Kesulitan Membaca Permulaan
Pada Anak Usia Dini Dalam Perspektif Analisis
siswa
Reading Readiness,” Mimbar Pendidikan 4, no. 2 melakukan
(2019): 113–26 pemahaman
2. Membaca permulaan berada di kelas 1 dan 2, bacaan
membaca lanjut mulai dari kelas 3 dan seterusnya. - siswa kurang
Menurut Muhyidin, dkk (2018 : 32) suka membaca
mengemukakan bahwa membaca permulaan - siswa kurang
mempunyai kedudukan yang sangat penting, dibiasakan
keterampilan membaca permulaan akan sangat untuk membaca
berpengaruh terhadap keterampilan membaca sehingga sulit
selanjutnya. Muhyidin, Asep, Odin Rosidin, and
memahami
Erwin Salpariansi. “Metode Pembelajaran
Membaca Dan Menulis Permulaan Di Kelas suatu teks
Awal.” Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar 4, no. 1
(2018): 30. https://doi.org/10.30870/jpsd.v4i1.2
464
3. Dalman (2014:8-9) menyatakan bahwa:
Pembelajaran membaca perlu juga
difokuskan pada aspek kemampuan
memahami isi bacaan. Oleh sebab itu,
siswa perlu dilatih secara intensif untuk
memahami sebuah teks bacaan. Dengan
Demikian siswa bukan menghafal isi
bacaan, melainkan memahami isi bacaan.
Peran guru sangatlah besar pengaruhnya
terhadap kemampuan siswa dalam
memahami isi bacaan”
Dalman. 2014. Keterampilan Membaca.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hasil wawancara:
- siswa kurang suka membaca
- siswa tidak mempunyai bahan bacaan di
rumah
- siswa kurang dibiasakan untuk membaca
sehingga sulit memahami suatu teks

2 Ada beberapa Hasil kajian literatur : Ada beberapa


siswa di kelas 1. Menurut Samniah (2016 : 2) terdapat dua aspek siswa di kelas
yang belum penting dalam membaca yaitu keterampilan yang yang belum
belum mengenal bersifat mekanis (pengenalan bentuk huruf, belum mengenal
pengenalan kosa kata, pengenalan hubungan huruf dan
huruf dan angka pola ejaan dan bunyi) dan keterampilan yang
angka, karena:
bersifat pemahaman (memahami pengertian
sederhana, memahami makna, evaluasi, dan
kecepatan membaca) Samniah, “Kemampuan - Metode yang
Memahami Isi Bacaan Siswa Kelas VII MTS digunakan guru
Swasta Labibah.” dalam mengajar
2. Faktor-faktor penyebab kesulitan membaca yang membaca
dialami oleh setiap anak dapat disebabkan oleh permulaan
faktor internal pada diri anak itu sendiri atau kurang menarik
faktor eksternal di luar diri anak. Faktor internal bagi siswa
pada diri anak meliputi faktor fisik, intelektual - siswa kurang
dan psikologis. Adapun faktor eksternal di luar latihan
diri anak mencakup lingkungan keluarga dan mengenal huruf
sekolah
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah
dan angka
Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005 ), 16. - siswa terlalu
3. Siswa juga masih terbata-terbata dalam dibebani dengan
mengeja ketika membaca rangkaian drill-drill tanpa
mempertimbang
kalimat. Ketidaklancaran membaca
kan perasaan
seperti ini karena anak memusatkan bahagia atau
perhatiannya secara berlebihan pada senang mereka.
proses decoding (Amitya Kumara, A. Siswa belajar
Jayanti Wulansari & L. Gayatri Yosef, membaca
2014: 8) Perkembangan Kemampuan dengan rasa
Membaca (hlm. 1-26), dalam Amitya terpaksa,
Kumara, dkk. Kesulitan Berbahasa pada sehingga sulit
Anak. Yogyakarta: PT Kanisius untuk
meningkatkan
Hasil wawancara: kemampuan
- siswa kurang latihan mengenal huruf membaca
dan angka mereka
- kurangnya perhatian dari orang tua
- ada gangguan pada mata siswa
- metode yang diterapkan guru, kurang tepat
3 Guru belum Hasil kajian literatur: Guru belum
maksimal 1. Menurut Komalasari (2010: 57) model maksimal
mengimplementa pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk mengimplementa
sikan model- pembelajaran yang tergambar dari awal sampai sikan model-
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. model
model Dengan kata lain, model pembelajaran
pembelajaran pembelajaran
merupakan wadah atau bungkus dari penerapan inovatif, karena:
inovatif suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah
- kurangnya
Volume 2 Nomor 1, 88-97 Februari 2017 pelatihan untuk
2. Guru harus kreatif merancang berbagai inovasi guru tentang
pembelajaran yang dapat mengembangkan model
kreatifitas peserta didik, agar dapat pembelajaran
mengembangkan potensi mereka secara optimal inovatif
Mulyasa.”Guru Dalam Implementasi Kurikulum berdasarkan
2013”(Bandung: PT Remaja karakteristik dan
Rosdakarya,2016)Cet. 3, h. 45. siswa
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, - guru kurang
“Jigsaw merupakan salah satu pendekatan dalam
mencari tahu
pembelajaran kooperatif dimana dalam
penerapannya siswa di bentuk dalam kelompok- tentang model
kelompok, tiap kelompok terdiri atas tim ahli pembelajaran
sesuai dengan pertanyaan yang di siapkan guru inovatif dari
maksimal lima pertanyaan sesuai dengan jumlah
sumber sumber
tim ahli. Model ini dikembangkan oleh Eliot
Aroson, model ini digunakan bila materi dikaji
seperti internet
dalam bentuk narasi tertulis, misalnya pelajaran dan buku
kajian kajian sosial, sastra, dan beberapa bagian perpustakaan
sains yang bertujuan untuk memperoleh konsep
dan bukan keterampilan.”
Hamzah B.Uno.Belajar Dengan Pendekatan
Paikem.(Jakarta: PT Bumi
Aksara,2015)”hal110

Hasil wawancara:
- Kurangnya pelatihan untuk guru tentang
model pembelajaran
inovatif berdasarkan karakteristik dan siswa
- Guru kurang kreatif
- Fasilitas yang kurang memadai di sekolah
- Guru kurang mencari tahu tentang model
pembelajaran inovatif dari sumber sumber
seperti internet dan buku perpustakaan

Anda mungkin juga menyukai