Anda di halaman 1dari 9

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Hasil eksplorasi Analisis eksplorasi penyebab


No.
diidentifikasi penyebab masalah masalah
1 Kurangnya minat dan Kajian literatur : Sardiman, Setelah dianalisis, kurangnya
motivasi belajar Bahasa Riduwan (2006 : 200). minat dan motivasi belajar
mengatakan bahwa motivasi
Inggris belajar adalah keseluruhan
Bahasa Inggris pesera didik
daya penggerak di dalam diri karena :
siswa yang menimbulkan 1. Kurangnya pendekatan
kegiatan belajar, yang personal terhadap peserta didik
menjamin kelangsungan dari dalam pembelajaran.
kegiatan belajar dan memberi
2. Kurangnya konsentrasi peserta
arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang didik selama proses
dikehendaki oleh subjek pembelajaran.
belajar itu dapat tercapai. 3. Rendahnya pemahaman
Lebih lanjut Riduwan (2006 : konsep dan kurangnya
210) mengatakan motivasi
merupakan suatu daya atau
kedisiplinan peserta didik.
kekuatan yang timbul dari
dalam diri siswa untuk
memberikan kesiapan agar
tujuan yang telah ditetapkan
tercapaididik.

Wawancara dengan
Kepala Sekolah:
1. Pembelajaran yang
cenderung didominasi
oleh guru, sehingga
proses pembelajaran
hanya berjalan satu
arah saja.
2. Tingkat keaktifan
peserta didik dalam
pembelajaran rendah.
3. Peserta didik jarang
mengajukan
pertanyaan, sehingga
siswa sulit
memahamimateri
yang mereka pelajari.
2 Peserta didik kurang percaya diri Kajian Literatur: Setelah dianalisis, kurangnya
menunjukan kemampuan bahasa Lauster (2002) kepercayaan diri peserta didik
Inggrisnya
mengemukakan ada lima menunjukan kemampuan bahasa
aspek yang Inggrisnya karena:
mempengaruhi 1. Minimnya penguasaan
kepercayaan vocabulary.
diriseseorang, yaitu (1) 2. kurangnya pengetahuan bahasa
Keyakinan akan Inggris termasuk kurangnya
kemampuan diri, pengucapan
maksudnya sikap positif 3. merasa malu atau takut
tanggapan teman sekelas saat
seseorang tentang salah berbicara bahasa Inggris
dirinya. (2) Optimisme
yaitu sikap positif
seseorang yang selalu
berpandangan baik dalam
menghadapisegala hal.
(3) Objektif yaitu sikap
seseorang yang
memandang segala
sesuatu sesuai dengan
kebenaranyang
semestinya. (4)
Bertanggung jawab, yaitu
kesediaan seseorang
untuk menanggung
segala sesuatu yang telah
menjadi konsekuensinya.
(5) Rasional dan realitas,
yaitu kemampuan
menganalisa masalahatau
kejadian dengan
menggunakan pikiran
yang masuk akal

Wawancara dengan
Guru Bahasa Inggris:
1. Siswa belum pernah
belajar bahasa Inggris
sebelumnya terutama
di SD
2. Motivasi siswa masih
kurang
3. Bahasa Inggris masih
terlalu asing untuk
anak SMP
3 Kurangnya keterlibatan Menurut Brooks (2011) Setelah dianalisis, kurangnya
orang tua dalam pola asuh telah terbukti keterlibatan orang tua dalam
membimbing pembelajaran siswa
membimbing pembelajaran memengaruhi aspek dirumah karena:
siswa dirumah. perkembangan anak, 1. Relasi yang belum terjalin
aspek perkembangan baik antara guru dan wali
fisik, kognitif, dan sosial murid.
emosional. Apabila 2. Sulit mencari orang tua
pengasuhan yang dan rumah jauh, orang tua
dilakukan tidak tidak perhatian, kesibukan
tepat maka dapat memicu orang tua, kemampuan orang
terbentuknya pribadi tua dan faktor ekonomi.
yang bermasalah ketika 3. Kurangnya motivasi guru
ia dewasa (Hermawati, untuk melakukan kunjungan
Susanti, & Jamaludin, kepada wali murid (home
2018). visit)
Jika dilihat peran orang
tua selama ini lebih
terkait dengan perawatan
dan
pengasuhan sementara
pendidikan
akademik dibebankan
seluruhnya kepada
sekolah. Diadha (2015)
menjelaskan bahwa
ternyata masih banyak
orang tua yang lepas
tangan terhadap
kewajiban mendidik anak
ketika mereka sudah
memasukkan anak
mereka ke lembaga
pendidikan.

Wawancara dengan
wali murid :
1. Kualitas belajar peserta
didik juga akan meningkat
apabila terjalin hubungan
dan komunikasi yang aktif
terhadap peserta didik.
2. Peran orang tua/ wali
murid akan sangat
membantu perkembangan
belajar peserta didik,
untuk itu guru harus
membangun komunikasi
secara teratur bersama
wali murid.

4 Belum banyaknya Kajian literatur : Setelah dianalisis, belum banyaknya


pemahaman tentang Menurut Wahyuari pemahaman tentang berbagai model
pembelajaran inovatif karena:
berbagai model (2012), bahwa ciri-ciri
1. Guru belum bisa
pembelajaran inovatif pembelajaran inovatif.
menentukan model
antara lain: 1) memiliki
pembelajaran inovatif yang
prosedur yang sistematik
tepat sesuai dengan
untuk memodifikasi
karakteristeik.
perilaku siswa; 2) hasil
2. Guru hanya mengandalkan
belajar yang ditetapkan
satu model pembelajaran
secara khusus yaitu
pada semua jenjang kelas,
perubahan perilaku
sehingga terkesan
positif siswa; 3)
monoton.
penetapan lingkungan
3. Guru kurang mendapatkan
belajar secara khusus
pelatihan mengenai
dan kondusif; 4)
pemanfaatan model-model
ukuran keberhasilan
pembelajaran inovatif
siswa setelah mengikuti
berdasarkan karakteristik
pembelajaran sehingga
bisa menetapkan kriteria
dalam proses belajar
mengajar; 5) interaksi
dengan lingkungan agar
mendorong siswa aktif
dalam lingkungannya.

Melansir akun Instagram


Platform Rumah Belajar
Kemendikbud RI,
seperti dikutip
Kompas.com Sabtu
(23/7/2022) berikut ini 6
model pembelajaran
inovatif:
1. Discovery-Inquiry
Rangkaian kegiatan
belajar yang
menekankan pada
proses berpikir kritis
dan analitis untuk
mencari dan
menemukan jawaban
dari suatu masalah
yang dipertanyakan.
2. Flipped classroom
Pembelajaran yang
membalik metode
tradisional di mana
materi biasanya
diberikan pada
proses pembelajaran
tetapi materi
diberikan sebelum
proses pembelajaran.
3. Project based
learning
Pembelajaran yang
memberikan
kesempatan kepada
pendidik untuk
mengelola
pembelajaran di
kelas dengan
melibatkan kerja
proyek.
4. Blended learning
dengan blog
Pembelajaran yang
menggunakan blog
untuk mencapai
tujuan pendidikan.
5. Berbasis gim
Pembelajaran yang
menggunakan
permainan atau gim
digital untuk tujuan
pembelajaran.
6. Self organized
learning
environments (sole)
Pembelajaran yang
menitikberatkan
proses pembelajaran
mandiri dengan
memanfaatkan
internet dan
perangkat pintar
yang dimilikinya.

Wawancara dengan
teman sejawat guru
1. Kendala yang
dihadapi oleh guru
dalam peberapan
model pembelajaran
Project Based
Learning adalah
terkendala dalam
melakukan apersepsi
dengan mengaitkan
pembelajaran hari ini
dengan
pembelajaran yang
telah lalu yang
dimana terkendala
dalam siswa secara
kelompok
menentukan proyek
yang akan
dikerjakan. Hanya
beberapa kelompok
yang menyediakan
alat dan bahan
percobaan, sehingga
dalam merancang
tahapan
penyelesaian proyek
hanya beberapa
kelompok yang
mengerjakan
penyelesaian proyek
dari awal sampai
akhir pengelolahan.
2. Kendala dalam
menerapkan model
pembelajaran
problem beased
learning. Kendala –
kendala tersebut
antara lain guru
kendala dalam
memberi penjelasan
kepada siswa tentang
cara membuat tugas
mengenai masalah
yang siswa temukan
dikarena tidak semua
siswa mendengar
penjelasan guru
dengan baik, saat
guru menanyakan
kembali tugas apa
harus dilakukan
siswa, banyak siswa
yang terdiam dan
kurang paham apa
yang dijelaskan guru
3. Terkendala dalam
mengarahkan siswa
bekerjasama dalam
kelompok, hanya
beberapa siswa yang
terlibat aktif dalam
proses pembelajaran.
Guru MC
menyatakan bahwa
“Saat melakukan
pengawasan siswa
saling berdiskusi dan
aktif belajar, akan
tetapi pada saat guru
mengawasi
kelompok lain,
beberapa siswa yang
tidak diawasi lagi
akan berdiam diri
dan tidak banyak
memberikan
pendapat atau ide
dalam diskusi
kelompok”.
5 Belum pahamnya cara Kajian Literatur: Setelah dianalisis, Belum pahamnya cara
penerapan konsep HOTS Berlandaskan pada taksonomi penerapan konsep HOTS pada
pada pembelajaran yang sudah direvisi Anderson, pembelajaran karena:
maka terdapat tiga ranah atau 1. Cara mengajar guru yang
jenis dalam aktivitas tidak mudah mereka mengerti
kemampuan berfikir baik itu dari penggunaan
diantarnya:
istilah yang masih sulit
1) HOTS
mereka pahami, penyampaian
2) MOTS
materi yang terkadang tidak
3) LOTS
terlalu jelas maupun
Pertama, HOTS atau
dikarenakan terlalu cepat
kemampuan berfikir
dalam menjelaskan sehingga
tingkat tinggi, yang
menyebabkan siswa kesulitan
termasuk kedalamnya
dalam memahami materi yang
adalah aspek menganalisa
mereka pelajari.
(C4), aspek mengevaluasi
2. Siswa banyak yang tidak
(C5) dan aspek mencipta
memperhatikan saat guru
(C6).
mengajar di kelas. Bahkan ada
Kedua, MOTS atau
diantara siswa yang
kemampuan berfikir
mengantuk, dan mengobrol
tingkat menengah yang
sehingga materi yang di
termasuk kedalamnya
ajarkan oleh guru tidak bisa
antara lain, aspek
mereka terima dan tidak bisa
menerapkan (C3).
Ketiga LOTS atau
dipahami dengan baik.
kemampuan berfikir tingkat Dampaknya ketika siswa
rendah diantaranya, aspek ditanya oleh guru mengenai
mengingat (C1), dan aspek materi yang telah di ajarkan
memahami (C2) kebanyakan dari siswa hanya
terdiam dikarenakan mereka
Wawancara dengan tidak fokus dan tidak
Waka Kurikulum : mengikuti pembelajaran
1. Salah satu penyebab dengan baik.
rendahnya penguasaan 3. Penyebab lain siswa mengalami
materi dinilai karena kesulitan dalam menjawab soal
peserta didik belum HOTS adalah karena mereka tidak
terbiasa mengerjakan soal mengerti perintah soal.
menggunakan HOTS.
2. Guru belum dapat
menerapkan
pembelajaran HOTS
secara maksimal dan
masih melaksanakan
pembelajaran berbasis
LOTS dan MOTS.
3. Soal berbasis HOTS
itu dianggap lebih sulit
pada dasarnya adalah
karena kebiasaan yang
telah ada selama ini.
Kebiasaan itu adalah
banyak dari kita yang
sudah terbiasa
mengerjakan soal ber tipe
LOTS dan MOTS.
6 Belum dimanfaatkannya Kajian literatur : Definisi Setelah dianalisis, Belum
teknologi dalam teknologi pendidikan oleh dimanfaatkannya teknologi dalam
Association for Educational pembelajaran karena:
pembelajaran Communications Technology 1. Rendahnya Kemampuan guru
(AECT) 1960 fokus pada dalam menggunakan
komunikasi audio- visual
adalah cabang dari teori dan
teknologi dalam proses
praktek pendidikan yang pembelajaran adalah karena
terutama berkepentingan tidak semua guru menguasai
dengan mendesain, dan berbagai platform
menggunakan pesan guna pembelajaran sebagai media
mengendalikan proses belajar,
mencakup kegiatan: (a)
lain yang menjadi pendukung
mempelajari kelemahan dan proses pembelajaran, sehingga
kelebihan suatu pesan dalam menjadi problema guru dalam
proses belajar; (b) melaksanakan proses
penstrukturan dan pembelajaran.
sistematisasi oleh orang
maupun instrumen dalam
2. Guru lebih banyak
lingkungan pendidikan, menggunakan metode
meliputi: perencanaan, ceramah dimana komunikasi
produksi, pemilihan, hanya terjadi satu arah,
manajemen dan pemanfaatan sehingga siswa kurang
dari komponen maupun
mendapatkan kesempatan
keseluruhan sistem
pembelajaran. Tujuan dalam mengungkapkan ide
praktisnya adalah pemanfaatan dan pendapatnya.
tiap metode dan medium 3. Faktor usia guru yang sudah
komunikasi secara efektif senior/ tua, sehingga lemah
untuk membantu
dalam penguasaan teknologi
pengembangan potensi
pembelajar secara maksimal”. dan kreatifitas dalam inovasi
Wina Sanjaya mendefinisikan pembelajaran.
Inovasi pembelajaran sebagai
suatu ide, gagasan atau
tindakan-tindakan tertentu
dalam bidang kurikulum dan
pembelajaran yang dianggap
baru untuk memecahkan
masalah pendidikan. Syah dan
Kariadinata berpendapat
bahwa Pembelajaran inovatif
dapat menyeimbangkan fungsi
otak kiri dan kanan apabila
dilakukan dengan mengelola
media yang berbasis teknologi
dalam proses pembelajaran.
Sehingga, terjadi proses dalam
membangun rasa pecaya diri
pada siswa.

Wawancara dengan
teman sejawat guru:
1. Guru belum tau tata
cara menggunakan
dan membuat media
pembelajaran yang
berbasis teknologi
dan inovasi.
2. Belum adanya
seminar/ pelatihan
pemanfaatan
teknologi/ inovasi
pembelajaran dari
dinas terkait.
3. Guru masih belum
banyak mengenali
pembelajaran
berbasis teknologi
dan inovasi.
7

Anda mungkin juga menyukai