Anda di halaman 1dari 19

NAMA : PITRI ASTUTI

KELAS : PPKn/01

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah terpilih
Akar Penyebab
No yang akan Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
masalah
diselesaikan
1 Guru belum Kajian Literatur Berdasarkan analisis
Masalah : menggunakan kajian literatur dan hasil
Rendahnya metode dan model 1. Humairoh, N., Putra, N.L.J., Masthuro, M (2020) wawancara dari
motivasi peserta pembelajaran yang menyimpulkan bahwa belajar PPKn dengan menggunakan metode narasumber, maka dapat
didik kelas XI bervariatif, guru inquiry dapat meningkatkan motivasi belajar PPKn siswa. diperoleh analisis
dalam cenderung alternatif solusi :
pembelajaran monoton dalam Sumber :
PPKn pada KD 3.1 mengajar. Humairoh, N., Putra, N.L.J., Masthuro, M (2020). Meningkatkan 1. Guru dapat
Menganalisis Motivasi Belajar PPKn pada Materi Kebangkitan Nasional dalam menggunakan metode
Pelanggaran hak Perjuangan Kemerdekaan melalui Metode Inquiry. Prosiding inquiry dalam
asasi manusia dan Seminar Nasional Pendidikan STKIP Kusuma Negara II. pembelajaran.
kewajiban asasi https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2020 Kekuatan dari metode
manusia dalam /article/view/456 (akses 12 septeber 2022) inquiry adalah
perspektif a) Memberikan
Pancasila dalam kesempatan yang luas
2. Romelan, M., Utami, P.Puji., Brahma, I.A. (2020) hasil
kehidupan bagi siswa untuk
berbangsa dan penelitiannya menjelaskan bahwa upaya meningkatkan mencari dan
bernegara ditandai menemukan sendiri
pemahaman peserta didik pada materi kasus-kasus pelanggaran
dengan apa yang ingin
pemahaman dan hak asasi manusia dalam perspektif pancasila melalui metode diketahui melalui
hasil belajarnya pencarian ilmu
pembelajaran Problem Based Learning sangat baik dan efektif
rendah pengetahuan yang
dilakukan guna meningkatkan pemahaman peserta didik pada dilakukan oleh siswa
dalam proses
kelas XI IPS MA Mathla’ul Anwar Batujaya Kab Karawang.
pembelajaran melalui
Sumber : pengamatannya
b) Menyebabkan siswa
Romelan, M., Utami, P.Puji., Brahma, I.A. (2020). Upaya
termotivasi untuk
Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik pada Materi Kasus-kasus belajar.
Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam perspektif Pancasila melalui Kelemahan dari metode
Metode Problem-Based Learning. Prosiding Seminar Nasional ini adalah
Pendidikan STKIP Kusuma Negara II. Hal.18-23 a) Mempersyaratkan
suatu proses
https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2020/ persiapan
article/view/383/507 kemampuan
berfikir yang dapat
3. ANISA PRATIWI, (2016) Hasil penelitian menunjukan bahwa dipercaya
penggunaan model Problem Based Learning tipe Picture and Picture b) Kurang efektif
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut terbukti untuk mengajar
siswa dengan
dengan hasil belajar siswa yang pada awal hanya 32% siswa yang
jumlah yang
dinyatakan tuntas, kemudian siklus I meningkat 72% dan siklus II banyak(Dimyati,20
meningkat menjadi 92% siswa dinyatakan tuntas dari 00)
keseluruhan siswa sebanyak 25 orang. Hal itu tentu sudah
melebihi target yaitu 80% siswa yang dinyatakan tuntas. 2. Guru dapat
menggunakan
modelpembelajaran PBL.
Sumber :
Kekuatan dari metode
ANISA PRATIWI, (2016) Penerapan Model Problem Based Learning pembelajaran PBL antara
Tipe Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa lain :
Pada Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas Materi Tokoh- a) Dapat mebiasakan
Tokoh Sejarah Hindu, Buddha dan Islam di Indonesia kelas V para siswa
SDN Purwasari 1 Kabupaten Karawang Tahun Ajaran menghadapi dan
2016/2017.Bandung : Universitas Pasundan. memecahkan
masalah secara
http://repository.unpas.ac.id/12893/
terampil, yang
selanjutnya dapat
mereka gunakan
pada saat
Hasil Wawancara menghadapi
1. Pakar : (Julananda Putri Sahasti, M. Pd. Dosen IAIN Walisongo masalah
Semarang) sesungguhnya di
Solusi untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik: masyrakat.
a. Menggunakan metode pembelajaran yang menarik b) Dapat membuat
b. Menjadikan siswa sebagai peserta didik yang aktif pendidikan di
sekolah lebih
c. Memberikan reward atau hadiah bagi peserta didik yang aktif
relevan dengan
d. Guru harus sering memberi stimulan agar peserta didik kehidupan,
terpancing untuk memberikan pendapat dan bertanya. khsuusnya dengan
dunia kerja
2. Revi Lufrina, M. Pd. (Asisten Wakasek kurikulum ) : c) Dapat
a. Dalam proses belajar mengajar pemilihan dan penggunaan meningkatkan
metode yang tepat dalam menyajikan suatu materi dapat motivasi belajar
peserta didik,
membantu siswa dalam mengetahui serta memahami segala karena peserta
sesuatu yang disajikan guru. didik dilibatkan
secara penuh
b. Guru perlu mengenal setiap anak didik dan bakat-bakat d) Guru sebagai
khusus yang mereka miliki agar dapat memberikan fasililator, betugas
memantau jalannya
pengalaman pendidikan yang dibutuhkan oleh masing- kerjasama dan
masing siswa untuk dapat mengembangkan bakat-bakat diskusi. (Abbudin,
2011).
mereka secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan. Kelemahan dari metode
c. Pengembangan pengalaman pembelajaran itu didesain untuk PBL ini :
membelajarkan siswa. a) Guru melakukan
persiapan yang
3. Tuyahman, M.Pd. (Rekan Guru Sejawat ) : matang. Memerlukan
a. Siswa adalah subjek yang memiliki potensi sehingga proses waktu yang lebih
pembelajaran seharusnya diarahkan untuk mengembangkan banyak dibandingkan
seluruh potensi yang dimiliki siswa. dengan penggunaan
b. Mengajar yang baik adalah bukan sekedar mentransfer metode konvensional.
pengetahuan (transfer of knowledge) kepada siswa, tetapi b) Sering mengalami
bagaimana membantu siswasupaya dapat belajar kesulitan dalam
c. Tentunya saat mengajar harus berani mencoba menggunakan perubahan kebiasaan
metode pembelajaran yang bervariasi agar anak tidak bosan di belajar dari yang
kelas. semula belajar
mendengar, mencatat
dan menghafal
informasi yang
disampaikan guru,
menjadi belajar
dengan cara mencari
data, menganalisis,
menyusun hipotesis,
dan memecahkannya
sendiri.
c) Tidak semua materi
pembelajaran
menerapkan dengan
model PBL
(Abbudin, 2011)
3. Guru dapat
menggunakan metode
dalam pembelajaran
picture and picture.
Kelebihan model
pembelajaran ini:
a) Peserta didik lebih
cepat menangkap
materi ajar akrena
guru menunjukan
gambar-gambar sesuai
materi yang dipelajari.
b) Meningkatkan daya
pikir peserta didik
karena guru meminta
peserta didik untuk
menganalisis gamabr
yang ada.
c) Pembelajaran lebih
berkesan karena
peserta didik terlibat
secara langsung.
Kekurangan dari model
pembelajaran ini :
a) Sulit menemukan
gambar yang bagus
dan berkualitas yang
sesuai dengan materi
yang diajarkan.
b) Baik guru dan peserta
diidk kurang terbiasa
menngunakan gambar
sebagai bahan utama
dalam pembahasan
suatu materi
pembelajaran.

2 Masalah : Peserta 1. Guru belum Kajian Literatur Berdasarkan analisis


didik kelas XI optimal dalam kajian literatur dan hasil
kurang aktif menerapkan 1. Aris Yulianto, A. Fatchan, dan I Komang Astina (2017) dalam wawancara dari
dalam model-model penelitiannya menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa narasumber, maka dapat
pembelajaran pembelajaran mengalami peningkatan belajar dari siklus I ke siklus II. diperoleh analisis
yang sudah inovatif. Peningkatan keaktifan siswa terjadi karena dalam pembelajaran alternatif solusi :
dirancang oleh 2. Guru belum dengan menerapkan model Project Based Learning berbasis 1. Guru dapat
guru pada KD 3.1 optimal dalam Lesson Study siswa aktif untuk mengerjakan LKS, menyusun menngunakan model
Menganalisis mengembangkan dan menyelesaikan tugas proyek bersama kelompoknya. Hal ini PjBL berbasis Lesson
Pelanggaran hak keaktifan peserta menunjukkan bahwa model pembelajaran Project Based Learning Study.
asasi manusia dan didik(Psikomotor) dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa. Kelebihan :
kewajiban asasi saat proses
a) Peran guru yang dapat
manusia dalam pembelajaran Sumber : berubah-ubah:
perspektif Aris Yulianto, A. Fatchan, dan I Komang Astina(2017). siapapun dapat
Pancasila dalam PenerapanModel Pembelajaran Project Based Learning Berbasis berperan sebagai guru
kehidupan Lesson Study Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar pengajar dalam satu
berbangsa dan Siswa.Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. 2 waktu dan menjadi
bernegara, (3). 448—453. http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/ guru pengamat di lain
ditandai dengan
waktu. Pergantian
rendahnya nilai
2. Sutarti, Eny (2021) Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa (1) peran ini menciptakan
kognitif dan
Pengunaan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan rasa saling mengerti
psikomotorik
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yaitu mencapai 80 %. serta mendukung di
peserta didik.
(2) Pengunaan Model Pembelajaran STAD dapat meningkatkan antara guru dan secara
ketuntasan hasil belajar siswa pada materi Mengidentifikasi efektif meningkatkan
macam-macam gaya mencapai 82,35%. (3) Pengunaan Model mutu proses belajar-
Pembelajaran STAD dapat meningkatkan ketuntasan hasil mengajar.
belajar siswa yaitu mencapai 88,24 %. b) Model ini dapat
diterapkan di setiap
Sumber : bidang, mulai dari seni,
Sutarti, Eny (2021). Penerapan Metode Student Teams – bahasa, sampai
Achievement Division (STAD) Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil matematika dan
Belajar. Jurnal Kewarganegaraan. 5(1). 66-61. olahraga pada setiap
https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/1280 tingkat kelas.
c) Dapat dilaksanakan
3. Christina Dewi Pratiwi, Firosalia Kristin, dan Indri Anugraheni antar / lintas kelas
(2018) menyatakan demikian penerapan project based learning
berbantuan media mind map dapat meningkatkan keaktifan dan Kekurangan :
hasil belajar siswa kelas 4 SDN Dukuh 01. a) Kejenuhan guru.
b) Tidak semua guru bisa
Sumber : mengikuti
Christina Dewi Pratiwi, Firosalia Kristin, dan Indri Anugraheni. rangkaian lesson study.
2018. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning c) Persiapan guru model
(PjBL) Berbantuan Media Mind Map Untuk Meningkatkan dalam
Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Sd. Jurnal Guru Kita menghadapi lesson
(JGK). Vol 2 (3), hlm. 116-125. study
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jgkp/article/view/10 d) Anggaran dana untuk
393 kegiatan lesson
study kurang
mencukupi
HASIL WAWANCARA
Kepala Sekolah SMK Bhakti Persada Sindang Jaya Tangerang 2. Guru dapat
menggunakan metode
1. Untuk memulai pelajaran jelaskan pada siswa apa yang akan
STAD.
dipelajari pada saat itu dan apa manfaatnya bagi siswa. kelebihan STAD:
2. Untuk memusatkan perhatian dan keaktifan siswa mulailah a) Interaksi sosial
terbangun dalam
dengan pertanyaan jangan penjelasan
kelompok, siswa dapat
3. Guru harus memperbanyak praktik jangan teori dengan sendirinya
4. Menggunakan model pembelajaran diskusi/ adanya belajar ketika
bersosialisasi dengan
pembentukan kelompok diskusi
lingkungannya (rekan
5. Metode yang digunakan harus pas sesuai karakter siswa kelompoknya)
6. Jangan lupa memberikan apresiasi untuk siswa yang sudah b) Mengajarkan untuk
aktif di kelas menghargai orang lain
dan saling percaya
Wawancara dengan Teman Sejawat c) Meningkatkan
1. Guru harus memahami karakter peserta didik dengan begitu kepecayaan diri dan
minat belajar peserta didik bisa diketahui. kecakapan individual
(Kurniasih dan Sani,
2. Guru harus mampu melibatkan peserta didik di kelas.
2015)
3. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar di kelas Kelemahan STAD:
menjadi menyenangkan a) Bila ditinjau dari
sarana kelas, maka
mengatur tempat
duduk untuk kerja
kelompok sangat
menyita waktu.
b) Jumlah siswa yang
besar (kelas gemuk)
dapat menyebabkan
guru kurang
maksimal dalam
mengamati kegiatan
belajar, baik secara
kelompok maupun
secara perorangan
c) Guru dituntut bekerja
cepat dalam
menyelesaikan tugas-
tugas yang berkaitan
dengan pembelajaran
yang dilaksanakan
(Kurniasih dan Sani,
2015)
3. Guru dapat
menngunakan model
project based learning
berbantuan media
mind map.
Kelebihan :
a) Pada saat membuat
mind mapping lebih
mudah mengemukakan
pendapat seacara
bebas
b) Pembagian materi bisa
lebih fokus pada inti
materi dan sangat
memungkinkan untuk
menambahkan
informasi baru
c) Pencarian materi lebih
mudah dan padat
(karena dibuat dalam
satu lembar kertas)
d) Penambahan simbol,
warna, garis akan
membuat otak lebih
responsif
e) Pembuatan catatan
denganmind map dapat
dilakukan secara
kelompok.
Kekurangan :
a) Cara belajar dan
keaktifan siswa
mind mapping
hanya
memungkinkan
terjaid jika siswa
tersebut aktif
b) Guru akan
kualahan dalam
memeriksa mind
map karena setiap
siswa membuat
mind map berbeda
sesuai
kreatifitasnya dan
tingkat
pemahamannya.

3 Masalah : Peserta Guru belum Kajian Literatur Berdasarkan analisis


didik kelas XI memaksimalkan kajian literatur dan hasil
kurang mampu penggunaan 1. Ernawawti Simatupang (2021) Penerapan pembelajaran PKn wawancara dari
untuk teknologi ICT berbasis digital pada karakter demokratis siswa ialah menjadikan narasumber, maka dapat
mengoptimalkan sebagai media siswa kreatif, komunikasi, kolaborasi, kerjasama sesuai diperoleh analisis
pemanfaatan ICT dalam proses kompetensi 4C pada keterampilan abad 21. alternatif solusi :
dalam proses pembelajaran yang 1. Guru dapat
pembelajaran menarik di kelas. Sumber : menerapkan
pada KD 3.1 Ernawawti Simatupang . 2021. PEMBELAJARAN PKn BERBASIS pembelajaran PKn
Menganalisis DIGITAL DALAM PENGUATAN KARAKTER DEMOKRATIS SISWA berbasis digital.
Pelanggaran hak DIGITAL NATIVE (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Sma Angkasa Kelebihan :
asasi manusia dan Bandung). Bandung : Universitas Pendidikan Bandung. a. Dapat diakses dengan
kewajiban asasi http://repository.upi.edu/65141/ mudah
manusia dalam b.Biaya lebih terjangkau
perspektif 2. Sari, S. P., Manzilatusifa, U., & Handoko, S. (2019). Dalam hasil c.Waktu belajar fleksibel
Pancasila dalam pengujian hipotesis menggunakan lembar observasi, dan uji-t Kekurangan:
kehidupan yang menunjukan bahwa model penerapan model PjBL di a.Keterbatasan akses
berbangsa dan gunakan sangat baik, dan berdasarkan hasil pengujian statistik internet
bernegara ditandai kemampuan berpikir kreatif peserta didik di kelas eksperimen b.Berkurangnya
dengan rendahnya mengalami peningkatan yang signifikan di bandingkan sebelum interaksi dengan
minat belajar dan menggunakannya pengajar
kreatifitas peserta c.Pemahaman terhadap
didik. Sumber : materi
Sari, S. P., Manzilatusifa, U., & Handoko, S. (2019). Penerapan Model d.Minimnya Pengawasan
Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan dalam Belajar
Berfikir Kreatif Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran 2. Guru dapat
Ekonomi Akuntansi, 5(2), 119-131. Retrieved from menerapkan
http://jurnal.fkip.unla.ac.id/index.php/jp2ea/article/view/329 pembelajaran PJBL.
Kelebihan :
a. Meningkatkan motivasi
3. Garis Pelangi (2020) Dengan menggunakan aplikasi canva, guru belajar peserta didik
dapat mengajarkan ilmu pengetahuan, kreativitas, serta untuk belajar
ketrampilan yang akan didapatkan untuk peserta didik. mendorong
kemampuan mereka
Sumber : untuk melakukan
Garris Pelangi. 2020. PEMANFAATAN APLIKASI CANVA pekerjaan penting, dan
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA mereka perlu untuk
INDONESIA JENJANG SMA/MA. Jurnal Sasindo Universitas dihargai.
Pamulang. Vol 8, No 2. Hal 79-96. b. Meningkatkan
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Sasindo/article/view kemampuan
/8354/5361 pemecahan
masalah.
4. Sri Lestari dan Dias Idha Pramesti, (2015) Hasil penelitian c. Membuat peserta
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model didik menjadi lebih
pembelajaran Project Based Learning berbasis ICT terhadap aktif dan berhasil
minat belajar siswa kelas XMIA I MAN Yogyakarta III. Siswa memecahkan
kelas XMIA memberikan tanggapan sangat baik terhadap problem-problem
penggunsun model pembelajarun Project Based Learning kompleks.
berbasis ICT dengan persentase rata-rata tanggapan sebesar d. Meningkatkan daya
85.44. kolaborasi.
e. Mendorong peserta
Sumber : didik untuk
Sri Lestari dan Dias Idha Pramesti, (2015) Implementasi mengembangkan
Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Berbasis dan
Information and Communication Technology (ICT) di Kelas X mempraktikkan
MIA MAN Yogyakarta III. In: Prosiding Seminar Nasional keterampilan
Biologi, Lingkungan, Dan Pembelajaran "Peranan Pendidikan komunikasi.
dan Biologi dalam Mengatasi Permasalahan Lingkungan". f. Meningkatkan
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keterampilan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, pp. 53-60. peserta didik dalam
ISBN 978-602-73551-0-1 mengelola sumber.
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43182/ g. Memberikan
pengalaman kepada
peserta didik
HASIL WAWANCARA pembelajaran dan
praktik dalam
Wawancara Kepala Sekolah
mengorganisasi
1. Sebaian guru sudah menggunakan pembelajaran berbasis TIK proyek dan
membuat alokasi
akan tetapi masih dalam tahapan sederhana
waktu dan sumber-
2. Guru harus mau belajar dengan guru lain yang memang mahir sumber lain seperti
perlengkapan
dibidangnya
untuk
3. Sekolah belum pernah mengadakan IHT mengenai pembelajaran menyelesaikan
tugas.
berbasis TIK
h. Menyediakan
4. Guru harus punya inisiatif untuk belajar TIK pengalaman belajar
yang melibatkan
Wawancara dengan Teman Sejawat
peserta didik secara
1. Pembelajaran berbasis TIK sudah digunakan akan tetapi hanya kompleks dan
dirancang untuk
untuk pribadi artinya materi belum ditayangkan dan siswa
berkembang sesuai
hanya menerima hasil ringkasan dari guru dengan dunia
nyata.
2. Guru menggunakan data seluler/wifi ketika menggunakan
i. Membuat suasana
pembeljaran berbasis TIK belajar menjadi
menyenangkan,
3. Guru bisa mencoba menggunakan media pembelajaran interaktif
sehingga peserta
yang sesuai dengan materi. Contohnya ujian pakai quizizz. didik maupun
pendidik menikmati
4. Guru dapat memberi tugas proyek untuk peserta didik dengan
proses
memanfaatkan hp yang mereka punya. pembelajaran.
Kekurangan:
1. Pembelajaran berbasis
proyek memerlukan
banyak waktu yang
harus disediakan
untuk menyelesaikan
permasalahan yang
kompleks.
2. Membutuhkan biaya.
3. Guru kurang atau
tidak menguasai
teknologi.
4. Banyaknya peralatan
yang harus
disediakan.
5. Peserta didik memiliki
kelemahan dalam
percobaan dan
pengumpulan
informasi akan
mengalami kesulitan.
6. Ada kemungkinan
peserta didik yang
kurang aktif dalam
kerja kelompok.
Masalah : Dalam proses Hasil Literatur : Berdasarkan kajian
Kemampuan pembelajaran dan literatur dan hasil
1. Menurut Sicelia Dewi, Fani (2015) menyebutkan bahwa
peserta didik kelas evaluasi guru wawancara memiliki
XI dalam penerapan model Problem Based Learning meningkatkan
belum menuntut kemampuan berpikir kritis dan sikap demokratis diwujudkan alternatif solusi yaitu:
mengerjakan soal
HOTS masih peserta didik dalam kegiatan guru dalam perencanaan yaitu dengan 1. Dengan model
rendah dalam 3.4 untuk berfikir mengembangkan aspek kemampuan berpikir kritis yaitu pembelajaran Problem
Menganalisis tingkat tinggi dengan indikator merumuskan masalah, mampu bertanya dan Based Learning (PBL).
dinamika peran (HOTS) menjawab pertanyaan, mempunyai pemikiran yang kritis dan Kelebihan PBL:
Indonesia dalam a) Dapat membiasakan
logis dalam menganalisis masalah, kemudian mampu mencari
perdamaian para siswa
dunia sesuai informasi yang relevan serta mampu menyimpulkan hasil
presentasi. menghadapi dan
Undang-Undang
Dasar Negara memecahkan masalah
Republik secara terampil, yang
Sumber :
Indonesia Tahun selanjutnya dapat
1945 Sicelia Dewi, Fani (2015). Meningkatkan Kemampuan Berpikir mereka gunakan pada
Kritis Dan Sikap Demokratis Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas VIII saat menghadapi
masalah yang
A SMP Negeri 8 Semarang. Semarang : Universutas Negeri
sesungguhnya di
Semarang. http://lib.unnes.ac.id/24348/1/3301411032.pdf masyarakat kelak
(akses 11 September 2022) b) Dapat membuat
pendidikan di sekolah
2. Rizky Lusiana dan Toto Suyanto (2016) Hasil penelitian dan
pembahasan tentang Penerapan Model Pembelajaran Problem lebih relevan dengan
BasedLearning (PBL) Dalam Materi HAM Mata Pelajaran PPKn kehidupan,
Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa khususnya dengan
Kelas VIII di SMP Negeri 2 KutorejoMojokerto, maka dapat dunia kerja
dikemukakan kesimpulan yaitu siswa kelas VIII di SMP Negeri c) Dapat meningkatkan
2 Kutorejo tidak ada perbedaan pada kemampuan berpikir motivasi belajar
kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kutorejo melalui
peserta didik, karena
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
peserta didik
dilibatkan secara
Sumber penuh dalam
Rizky Lusiana, Toto Suyanto. PENERAPAN PROBLEM BASED pembelajaran
d) Dapat merangsang
LEARNING (PBL) DALAM MATERI HAM MATA PELAJARAN PPKn
pengembangan
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS kemampuan berpikir
SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 KUTOREJO – MOJOKERTO. secara kreatif dan
menyeluruh, karena
Volume 03 Nomor 04 Tahun 2016. (S1) Thesis. Unesa
dalam proses
Sumber: http://ejournal.unesa.ac.id pembelajarannya,
para siswa banyak
melakukan proses
3. Annisa Chaerani, 2021. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa,
pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model pembelajaran mental dengan
guided discovery learning dilaksanakan dalam 3 siklus, dengan menyoroti
langkah pemberian rangsangan, identifikasi masalah, permasalahan dari
pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian dan berbagai aspek.
generalisasi. Penerapan model pembelajaran guided discovery e) Guru sebagai
learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta fasilitator, bertugas
didik.
memantau jalannya
Sumber : kerjasama dan
ANNISA CHAERANI, 2021. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN diskusi.
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM MATERI PKN (Abbudin, 2011)
INTEGRASI NASIONAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAAN
GUIDED DISCOVERY LEARNING DI KELAS
X MIPA-A SMAN 58 JAKARTA. Jakarta : Universitas Pendidikan
Indonesia. http://repository.upi.edu/67028/
Kekurangan PBL:
a) Guru melakukan
persiapan yang
matang. Memerlukan
waktu yang lebih
banyak dibandingkan
Hasil Wawancara : dengan penggunaan
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah: metode konvensional.
Solusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik d) Sering mengalami
: kesulitan dalam
a. Menggunakan butir-butir soal HOTS saat evaluasi pembelajaran perubahan kebiasaan
b. Menggunakan model pembelajaran yang berbasis masalah belajar dari yang
c. Melibatkan semua peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran semula belajar
d. Menggunakan media pembelajaran secara tepat dan maksimal mendengar, mencatat
dan menghafal
Hasil wawancara dengan teman sejawat: informasi yang
Solusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik disampaikan guru,
: menjadi belajar
a. Desain pembelajaran yang yang tepat untuk menumbuhkan dengan cara mencari
peserta didik berpikir kritis data, menganalisis,
b. Penyampaian materi secara jelas menyusun hipotesis,
c. sarana dan prasarana dimanfaatkan secara optimal dan memecahkannya
sendiri.
e) Tidak semua materi
pembelajaran
menerapkan dengan
model PBL
(Abbudin, 2011)
Kekurangan :
a) Guru melakukan
persiapan yang
matang.
Memerlukan
waktu yang lebih
banyak
dibandingkan
dengan
penggunaan
metode
konvensional.
b) Sering mengalami
kesulitan dalam
perubahan kebiasaan
belajar dari yang
semula belajar
mendengar, mencatat
dan menghafal
informasi yang
disampaikan guru,
menjadi belajar
dengan cara mencari
data, menganalisis,
menyusun hipotesis,
dan memecahkannya
sendiri.
c) Tidak semua materi
pembelajaran
menerapkan dengan
model PBL
(Abbudin, 2011)

2. Guru dapat
menggunakan Model
Pembelajaraan Guided
Discovery Learning.
Kelebihan :
a) membantu siswa
mengembangkan atau
memperbanyak persediaan
dan penguasaan
keterampilan dan proses
kognitif siswa
b) kesempatan pada siswa
untuk bergerak maju
sesuai dengan
kemampuannya sendiri
c) menyebabkan siswa
mengarahkan sendiri cara
belajarnya, sehingga ia
lebih merasa terlibat dan
termotivasi sendiri untuk
belajar
d) membantu memperkuat
pribadi siswa dengan
bertambahnya
kepercayaan pada diri
sendiri melalui proses-
proses penemuan.
Kekurangan :
a) Dipersyaratkan
keharusan adanya
persiapan mental untuk
cara belajar ini.
b) Model ini kurang
berhasil untuk mengajar
kelas besar
c) Mengajar dengan
penemuan mungkin
akan dipandang sebagai
terlalu mementingkan
memperoleh pengertian
dan kurang
memperhatikan
diperolehnya sikap dan
keterampilan
d) Tidak semua siswa
mampu melakukan
penemuan
e) Tidak berlaku untuk
semua topik cocok
untuk model
pembelajaran ini.

Anda mungkin juga menyukai