Anda di halaman 1dari 49

NAMA : Fitri Susanti

NO.UKG : 201800066645
JURUSAN PPG : PGSD
ASAL INSTANSI : SD N 06 Pasaman
Kelas : 005
Kelompok :B

LK. 2.2 Menentukan Solusi

Analisis alternatif
No. Eksplorasi alternatif solusi Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi
solusi
1 Siswa kurang aktif saat pembelajaran Berdasarkan Eksplorasi Alasan mendasar dalam penentuan Berdasarkan hasil kajian
alternatif solusi maka solusi solusi untuk masalah siswa Kurang literatur dan hasil wawan
Hasil Kajian Literatur yang relevan diterapkan Aktif Saat Pembelajaran Tematik carauntuk masalah ” Siswa
pada kelas III SD N 06 Pada tema 3 benda disekitarku sub kurang aktif saat
Keaktifan siswa selama dalam proses pembelajaran Pasaman adalah tema 3 perubahan wujud benda pembelajaran” maka
merupakan salah satu indikator adanya keinginan Menggunakan model pembelajaran 2 diperoleh Alternatif Solusi
sebagi berikut :
siswa untuk belajar. Menurut Sadirman (2011:100), pembelajaran Project Based
aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang Learning (PjBL) dengan Pemilihan solusi untuk permasalahan 1. Menggunakan
sangat penting didalam interaksi bel ajar mengajar. menggunakan pendekatan siswa kurang aktif saat pembelajaran model
proyek terstrukur. Pada karena. pembelajaran yang
tema 3 benda disekitarku 1. Karakteristik materi inovatif seperti
Kegiatan-kegiatan guru yang dapat mempengaruhi a. Menggunakan
keaktifan siswa menurut Moh. Uzer Usman sub tema 3 perubahan wujud pembelajaran yang
Model
benda pembelajaran 2 membutuhkan pengalaman pembelajaran PjBL.
(2009:26-27) adalah: 1) Memberikan motivasi atau
langsung untuk dapat dipahami b. Menggunakan
menarik perhatian peserta didik, 2) Menjelaskan NB: Sintak di eksolorasi dengan baik oleh siswa model
tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada alternatif solusi 2. Karakteristik siswa yang pembelajaran
peserta didik); 3) Mengingatkan kompetensi belajar - Pak jon: perjelas membutuhkan aktifitas saat PBL
kembali di alternatif pembelajaran
kepada peserta didik; 4) Memberikan stimulus 5) solusi tidak masalah
Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara memasukkan sintaknya
3. Agar siswa mendapatkan 2. Menggunakan
media pembelajaran
mempelajari; 6) Memunculkan aktifitas, partisipasi - Sebutkan jenis pembelajaran yang bermakna yang menarik
karakteristik siswa melalui proses pembelajaran berbasis TIK Media
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, 7) menurut teori yang menarik dapat
Memberikan umpan balik (feedback); 8) Melakukan - Perngertian
pengalaman langsung yang menimbulkan
pembelajaran bermakna menggunakan benda konkrit. penasaran dan
tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes
teori ausubel 4. Agar siswa mampu memiliki menarik keaktifan
sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau Kompetensi Abad 21, yaitu 4C: siswa saat
dan terukur; 9) Menyimpulkan setiap materi yang creative (berpikir kreatif), pembelajaran.
3. Berikan umpan
disampaikan diakhir pembelajaran. collaborative (bekerjasama), balik kepada siswa
communication
Generasi z berada pada rentang usia 14-19 tahun dan (berkomunikasi), critical
memiliki banyak sebutan seperti generasi I, (berpikir kritis)
Generation Next, New Silent Generation, 5. Bahan untuk media
Homelander, generasi youtube, generasi net, dan pembelajaran ramah anak dan
sebagainya (Giunta, 2017). mudah didapatkan baik oleh
guru maupun siswa
karakteristik generasi z
Berikut gambaran pembelajaran dengan
1. Generasi z menyukai kebebasan dalam belajar menggukan PjBL
(self directed learning) 1. Pengertian PjBL
Made Wena (dalam Lestari,
2. Generasi z suka mempelajari hal-hal baru yang
2015: 14) menyatakan bahwa
praktis model Project Based Learning
3. Merasa nyaman dengan lingkungan yang adalah model pembelajaran yang
terhubung dengan jaringan internet memberikan kesempatan kepada
4. Generasi z lebih suka berkomunikasi dengan pendidik untuk mengelola
gambar images, ikon, dan simbol-simbol daripada pembelajaran dikelas dengan
teks. melibatkan kerja proyek. Kerja
proyek merupakan suatu bentuk
5. Memiliki rentang perhatian pendek (short
kerja yang memuat tugas-tugas
attention span) kompleks berdasarkan kepada
6. Berinteraksi secara kompleks dengan media pertanyaan dan permasalahan
seperti smartphone, televisi, laptop, desktop, dan yang sangat menantang dan
iPod. menuntun peserta didik untuk
7. Generasi z lebih suka membangun eksistensi di merancang, memecahkan
media sosial daripada di lingkungan nyata masalah, membuat keputusan,
melakukan kegiatan investigasi,
Untuk itu perlu kiraanya pendidik menggunakan
serta memberikan kesempatan
metode pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik untuk bekerja
karakteristik siswa seperti pembelajaran inovatif secara mandiri.
abad 21
2. Sintak Pembelajaran PjBL
a) Muhali (2019) menyebutkan a. Membuka pelajaran dengan suatu
 Pembelajaran inovatif abad 21 pertanyaan menantang (start with
merupakan pembelajaran yang the big question)
berorientasi pada proses atau kegiatan b. Merencanakan proyek (design a
melatihkan keterampilan inovatif plan for the project).
abad 21 sesuai framework for 21st c. Menyusun jadwal aktivitas (create
a schedule).
century skills, meliputi: (a) d. Mengawasi jalannya proyek
keterampilan hidup dan karir, (b) (monitor the students and the
keterampilan inovasi dan progress of the project).
pembelajaran, dan (c) keterampilan e. Penilaian terhadap produk yang
informasi, media, dan TIK dihasilkan (assess the outcome).
 Pembelajaran inovatif abad 21 7) Evaluasi (evaluate the
memiliki karakteristik yang experience).
mengarah pada pembelajaran yang
interaktif, holistik, integratif, b) PjBL dengan pendekatan proyek
saintifik, kontekstual, tematik, efektif, terstruktur
kolaboratif, dan berpusat pada Proyek terstruktur, ditentukan
peserta didik, sehingga dalam dan diatur oleh guru dalam hal
implementasinya dengan topik, bahan, metodologi, dan
menerapkan model/metode presentasi (landasan
pembelajaran yang berorientasi pada kontruktivistik kognitif).
karakteristik tersebut.
 Penilaian dalam pembelajaran abad Berikut ini disajikan langkah-
21 disusun dan dikembangkan langkah merancang
untuk mengukur pencapaian pembelajaran dengan model
belajar peserta didik yang pembelajaran PjBL.
meliputi kompetensi pengetahuan
(berpikir kritis dan pemecahan a. Menuliskan KI sesuai dengan
masalah, kreativitas dan jenjang kelas
inovasi,kolaborasi, kemunikasi), b. Menelaah KD manakah yang
kompetensi intrapersonal paling cocok diterapkan dalam
(kemampuan kerja dalam tim, pembelajaran dengan
kolaborasi, komunikasi, kerja sama, pendekatan PjBL.
dan koordinasi), dan kompetensi KI dan KD yang akan
interpersonal (kemampuan untuk dirumuskan diambil dari
bekerja dengan orang lain Permendikbud Nomor 37 Tahun
seperti kemampuan manajemen 2018
diri, kerjasama, komunikasi yang c. tuliskan kembali identitas RPP.
efektif, dan kemampuan mejaga Tuliskan kembali identitas RPP.
hubungan dengan orang lain secara Kompetensi Inti dan
emosional). Kompetensi Dasar ditulis di
sumber:https://journalcenter.litpam.com/index.php/e bawahnya, diambil dari
-Saintika/article/view/126/46 Permendikbud Nomor 37 Tahun
2018.
Berikut metode pembelajaran yang mendukung d. Menuliskan indikator
pembelajaran abad 21 ketercapaian setiap KD harus
bisa diketahui dan dapat diukur
1. Metode Pembelajaran yang dapat dan atau dibuktikan.
meningkatkan keaktifan siswa menurut Pertimbangkan potensi lokal,
penelitian karakteristik peserta didik dan
a. Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh satuan pendidikan, serta bidang
Puji Maktun1), Mawardi2), Krisma Widi studi.
Wardani3) dalam jurnal yang berjudul
PENERAPAN MODEL PROBLRM BASED e. Menuliskan tujuan
LEARNING (PBL) UNTUK pembelajaran.
MENINGKATKAN KEAKTIFAN Rumusan tujuan memuat
BELAJAR DAN HASIL BELAJAR TEMA Audience dan Behavior namun
8 KELAS V lebih lengkap sangat diharapkan
Menyatakan bahwa menggunakan model yaitu memuat ABCD (Audience,
pembelajaran Problem Based Learning Behavior, Condition, dan
(PBL) dapat meningkatkan keaktifan belajar Degree)
siswa. Berdasarkan penerapan model f. Menyusun Materi Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) hasil belajar Materi pokok memuat fakta,
siswa dapat meningkat dan siswa lebih aktif konsep, prinsip, dan prosedur
pada saat pelajaran. Siswa lebih memahami yang relevan, dan ditulis dalam
materi yang disampaikan oleh guru dengan bentuk butir-butir sesuai dengan
lebih mudah dengan menggunakaan model rumusan indikator pencapaian
Problem Based Learning (PBL). kompetensi.
g. Menentukan Metode
Menurut Hamruni, 2009:148 Problem- Pembelajaran
Based Learning (PBL) merupakan suatu Metode eksperimen, diskusi
model pembelajaran yang menggunakan kelompok, tanya jawab,
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks h. Sumber Belajar
bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir Buku Guru tema 3, buku siswa
kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, tema 3, vidio pembelaran, dll
serta memperoleh pengetahuan dan konsep i. Langkah-langkah Pembelajaran
esensial dari materi pelajaran. Sehingga Langkah-langkah pembelajaran
dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. dilakukan melalui tahapan
kelebihan PBL adalah sebagai berikut: pendahuluan, inti, dan penutup
yang mencerminkan model
Menurut Mustaji dan Arthana (2005:21) adalah: pembelajaran.
j. Penilaian Hasil Pembelajaran
1) Siswa lebih memahami konsep yang 1. Teknik penilaian
diajarkan sebab mereka sendiri menemukan Menggunakan penilaian
konsep tersebut. otentik Penilaian kompetensi
2) Melibatkan secara aktif memecahkan pengetahuan : tes tertulis dan
masalah dan menuntut keterampilan berpikir rubric penilaian produk
siswa yang lebih tinggi. 2. Instrumen penilaian;
3) Pengetahuan tertanam berdasarkan skema a. Rubrik penilaian produk
yang dimiliki siswa sehingga pembelajaran akhir.
lebih bermakna. b. Lembar penilaian
4) Siswa dapat merasakan manfaat terhadap produk
pembelajaran sebab masalah-masalah yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan 3. Pembelajaran remedial dan
kehidupan nyata pengayaan
5) Menjadikan siswa lebih mandiri dan lebih a. Remedial
dewasa, Remedial merupakan program
6) Pengkondisian siswa dalam belajar pembelajaran yang
kelompok yang saling berinteraksi. diperuntukkan bagi peserta didik
yang belum mencapai
ketuntasan atau KKM dalam
Kekurangan metode PBL menurut Sanjaya satu KD tertentu. Pelaksanaan
(2008:221) sebagai berikut: pembelajaran remedial
disesuaikan dengan jenis dan
1) Apabila siswa mengalami kegagalan atau tingkat kesulitan yang dapat
kurang percaya diri dengan minat yang dilakukan dengan cara:
rendah maka siswa enggan untuk mencoba  Pemberian bimbingan secara
lagi individu
2) PBL membutuhkan waktu yang cukup untuk  Pemberian bimbingan secara
persiapan kelompok.
3) Pemahaman yang kurang tentang mengapa  Pemberian pembelajaran ulang
masalah-masalah yang dipecahkan maka dengan metode dan media yang
siswa kurang termotivasi untuk belajar berbeda.
Sumber :  Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu
https://callforpapers.uksw.edu/index.php/semnas peserta didik dibantu oleh teman
_hardiknas/semnas_2018/paper/download/513/33 sekelas yang telah mencapai
8 KKM, baik secara individu
maupun kelompok.
b. Melalui PTK dengan Judul Jurnal : MODEL
PEMBELAJARAN PROJECT BASED b. Pengayaan
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN Pengayaan merupakan
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR program pembelajaran yang
KOGNITIF PESERTA DIDIK TEMA 5 diberikan kepada peserta
SUBTEMA 1 KELAS V SDN 1 PARAKAN didik yang telah melampaui
SEBARAN KENDAL TAHUN KKM.
PELAJARAN 2020/2021 Bentuk pelaksanaan
Berdasarkan hasil PTK yang dilakukan oleh Mimin pembelajaran pengayaan
Setiani, S.Pd menyatakan bahwa penerapan model dapat dilakukan melalui
pembelajaran PjBL dapat meningkatkan keaktifan  Belajar kelompok
belajar siswa.  Belajar mandiri

PjBL menurut Buck Institute For Education (BIE) Dengan menerapkan Model Problem
dalam Trianto (2014:41) adalah pembelajaran yang Based Learning diharapkan siswa
melibatkan peserta didik dalam kegiatan menjadi aktif dan mampu memahami
pembelajaran baik dalam memecahkan suatu pembelajaran Tematik pada tema 3
permsalahan dan memberikan peluang bagi peserta Benda disekitarku Sub Tema 3
didik untuk lebih mengekspresikan kreatifitas Perubahan Wujud Benda
mereka sehingga dapat meningkatkan kreatifitas
peserta didik.

Menurut Thomas,dkk (1990) dalam bukunya Made


Wena (2009: 1441) Pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja
proyek.

Karakteristik pembelajaran Project Based Learning


adalah sebagai berikut (Abdul Majid 2015:163) :
a) Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah
kerangka kerja;
b) Adanya permasalahan atau tantangan yang
diajukan kepada peserta didik;
c) Peserta didik mendesain proses untuk menentukan
solusi atas permasalahan atau tantangan yang
diajukan;
d) Peserta didik secara kolaboratif bertanggung
jawab untuk mengakses dan mengelola informasi
untuk memecahkan masalah

e) Proses evaluasi dilakukan secara kontinu;


f) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi
atas aktivitas yang dusah dijalankan;
g) Produk akhir aktivitas belajar peserta didik akan
dievaluasi kualitatif;
h) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap
kesalahan dan perubahan.

Kelebihan pembelajaran Project Based Learning


adalah sebagai berikut (Abdul Majid 2015:164) :
a) Meningkatkan motovasi belajar peserta didik;
b) Mengingkatkan kemampuan memecahkan
masalah.
c) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan
berhasil memecahkan problem-problem yang
kompleks.
d) Meningkatkan kolaborasi.
e) Meningkatkan ketrampilan perta didik untuk
mengembangkan dan mempraktikan ketrampilan
komunikasi.
f) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber belajar.

g) Memberikan pengalaman kepada peserta didik


dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan
membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
h) Menyediakan pengalaman belajar yang
melibatkan peserta didik dan dirancang untuk
berkembang sesuai dunia nayata.
i) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati
proses pembelajaran

Dalam Modul pelatihan Implementasi Kurikulum


2013, langkah- langkah pembelajaran dalam Project
Based Learning (PjBL) adalah sebagai berikut
(Abdul Majid 2015:168-169).
1) Penentuan pertanyaan mendasar (Start With the
Essential Question)
2) Mendesain perencanaan proyek (Design a Plan
for the Project)
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
4) Memonitor Peserta didik dan kemajuan proyek
(Monitor the Students and the Progress of the
Project)
5) Menguji hasil (Assess the Outcome)
6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the
Experience)
Sumber :
https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/155413-
1607872044.pdf
Gregory & Chapman (2007) menyatakan PjBL bisa
dikatagorikan; (a) proyek terstruktur (structured
project), (b) proyek sesuai topik (topic related
project), (c) proyek terbuka tertutup (open ended
project). Pembelajaran berbasis proyek intinya
meletakkan pebelajar sebagai subyek belajar yang
aktif, mendorong munculnya inisiatif dan proses
eksplorasi, memberikan kesempatan menerapkan
apa yang dipelajari, kesempatan untuk
mempresentasikan atau mengkomunikasikan dan
mengevaluasi kinerjanya

Arief S. Sadiman (2006: 7) yang menyatakan


media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi.

Azhar Arsyad (2007: 36) mengklasifikasi media ke


dalam lima kelompok, yaitu:

(1) media berbasis manusia (guru, instruktor,


tutor, main-peran, kegiatan kelompok, field-
trip)
(2) media berbasis cetak (buku, buku penuntun,
buku latihan, alat bantu kerja, lembaran
lepas)
(3) media berbasis visual (buku, alat bantu kerja,
bagan, grafik, peta, tranparansi, slide)
(4) media berbasis audio-visual (video, film,
program slide-tape, televisi)
(5) media berbasis komputer (pengajaran dengan
bantuan komputer, interaktif video,
hypertext).
Sumber :
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/292
91/mod_resource/content/5/Hakikat%2C%20Fungsi
%20dan%20Manfaat%20Media.pdf

Media pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan


siswa seperti penelitian yang dilakukan Mochamad
Basir

Menurut Mochamad Basir dalam penelitiannya


menyatakan “Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat dismpulkan bahwa keaktifan
belajar dapat ditingkatkan dengan menggunakan
media interaktif seperti media berbasis IT”

Sumber :
https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/se
mnara2020/article/download/1244/841/4902
Karakteristik Peserta Didik

Asri Budiningsih (2017: 11) karakteristik peserta didik


adalah salah satu variabel dalam desain pembelajaran
yang biasanya didefinisikan sebagai latar belakang
pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik termasuk
aspek-aspek lain yang ada pada diri mereka seperti
kemampuan umum, ekspektasi terhadap pembelajaran
dan ciri-ciri jasmani serta emosional siswa yang
memberikan dampak terhadap keefektifan belajar.

Ragam karakteristik peserta didik


1. Etnik
seperti dalam satu kelas kadang terdiri dari
peserta didik etnik Jawa, Sunda, Madura,
Minang
2. Kultural
Budaya yang ada di masyarakat kita sangatlah
beragam, seperti kesenian, kepercayaan, norma,
kebiasaan, dan adat istiadat. Peserta didik yang
kita hadapi mungkin berasal dari berbagai
daerah yang tentunya memiliki budaya yang
berbeda-beda sehingga kelas yang kita hadapi
kelas yang multikultural.
3. Status sosial
ada peserta didik yang berasal dari keluarga
ekonomi mampu, ada yang berasal dari
keluarga yang cukup mampu, dan ada juga
peserta didik yang berasal dari keluarga yang
kurang mampu.
4. Minat
Adanya perasaan senang, ketertarikan, perhatian yang
mendalam oleh peserta didik
5. Perkembangan kognitif
Menurut Piaget dalam Masganti (2012: 83)
secara lengkap dapat disajikan sebagai berikut:
0,0 - 2,0 tahun: Tahap Sensorimotorik
2,0 – 7,0 tahun: Tahap Preoperasional
7,0 – 11,0 tahun: Tahap Operasional kongkret
11,0 – 15,0 tahun: Tahap Operasional formal
6. Kemampuan pengetahuan awal
Kemampuan awal peserta didik bersifat
individual, artinya berbeda antara peserta didik
satu dengan lainnya, sehingga untuk
mengetahuinya juga harus bersifat individual.
7. Gaya Belajar
Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi
tiga yaitu visual, auditif, dan kinestetik

Keterampilan siswa Abad 21 diistilahkan dengan 4


C, yang merupakan singkatan dari Critical
Thinking atau berpikir kritis, Collaboration atau
kemampuan bekerja sama dengan
baik, Communication atau kemampuan
berkomunikasi, dan Creativity atau kreatifitas.
a. Communication atau kemampuan
berkomunikasi
Berkomunikasi artinya perkembangan bicara
dan bahasa yang mempunyai muatan emosi
dan sosial, yaitu bagaimana sesi komunikasi
itu dapat berlangsung secara
timbal balik (Van, 2011).
b. Collaboration atau kemampuan bekerja sama
dengan baik
Peserta didik yang bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil cenderung belajar lebih
banyak tentang materi ajar dan mengingatnya
lebih lama dibandingkan jika materi ajar
tesebut dihadirkan dalam bentuk lain,
misalnya bentuk dalam ceramah, tanpa
c. Critical Thinking atau berpikir kritis
Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk
mengevaluasi secara sistematis bobot
pendapat pribadi dan pendapat orang lain
(Elaine B. Johnson, 2009:
182).
d. Creativity atau kreatifitas.
Suratno mengemukakan bahwa kreativitas
adalah suatu ativitas yang imajinatif yang
memanifestasikan (perwujudan) kecerdikan
dari pikiran yang berdaya guna menghasilkan
suatu produk atau menyelesaikan suatu
persoalan dengan cara tersendiri. (Suratno,
2005:24)
Sumber :
https://core.ac.uk/download/pdf/335289337.pdf

Belajar Bermakna
Ausubel, 1968).Bagi Ausubel, belajar bermakna
merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru
pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang.

Menurut Ausubel belajar dapat di klasifikasikan ke


dalam dua dimensi yakni dimensi yang berhubungan
dengan cara informasi/materi di sajikan dan dimensi
yang berkaitan dengan bagaimana cara siswa dapat
mengaitkan informasi atau materi pelajaran pada
struktur kognitif yang telah dimilikinya.

Pandangan Teori Belajar Ausubel terkait dengan


belajar Bermakna memiliki 4 prinsip pembelajaran ,
yakni:

1. Pengaturan awal
2. Diferensiasi progresif
3. Belajar superordinat
4. Penyesuaian Integratif

Sumber: https://hermananis.com/teori-belajar-ausubel/

Penilaian
Secara umum prinsip penilaian adalah sebagai
berikut:
1. Terencana
Penialaian dilakukan secar terencana sesuai dengan
aspek perkembangan yang dinilai.
2. Sistematis
Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram.
3. Menyeluruh
Penilaian mencakup semua aspek perkembangan
anak baik moral dan nilai-nilai agama, sosial-
emosional, kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik
motorik, dan seni.
4. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara bertahap dan terus-
menerus untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan peserta didik.
5. Objektif
Penilaian dilaksanakan terhadap semua aspek
perkembangan sebagaimana adanya.
6. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar
untuk memotivasi dan mengembangkan anak didik
secara optimal.
7. Kebermaknaan
Hasil penilaian harus mempunyai arti dan
bermanfaat bagi guru, orang tua dan anak didik serta
pihak lain.

Aspek Penilaian Tematik


Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan
untuk mengkaji ketercapaan Kompetensi Dasar dan
Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat
pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian
dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema,
melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan
Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator mata
pelajaran.
Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan
pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada
kelas satu dan dua sekolah dasar, yaitu: bahasa
indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam,
pendidikan kewarganegaraan dan ilmu pengetahuan
sosial, seni budaya dan keterampilan, dan
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
Sumber:https://www.blogbarabai.com/2015/06/strategi-
pelaksanaan-dan-evaluasi.html

Ada 3 pendekatan untuk melaksanakan tugas


penilaian yaitu;
1) Mengukur pencapaian hasil belajar setelah
pembelajaran berlangsung (assessment of learning)
2) Penilaian proses pembelajaran belajar saat
pembelajaran masih berlangsung (assessment for
learning) untuk mendapatkan informasi bagi
perbaikan program pembelajaran, memantau
kemajuan belajar, menentukan kemajuan belajar,
dan berfokus umpan balik untuk mengembangkan
keterampilan belajar
3) Penilaian saat pembelajaran berlangsung
melibatkan peserta didik seperti menentukan
kriteria, aspek yang di nilai, instrumen penilaian
(assessment as learning), termasuk mengenalkan
peserta didik cara menilai efektifitas belajarnya
menggunakan penilaian diri.

Pembelajaran remedial dan pengayaan


a. Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran
yang diperuntukkan bagi peserta didik yang
belum mencapai ketuntasan atau KKM
dalam satu KD tertentu. Pembelajaran
remedial diberikan segera setelah peserta
didik diketahui belum mencapai ketuntasan.
Pembelajaran remedial dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan/hak peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran remedial
disesuaikan dengan jenis dan tingkat
kesulitan yang dapat dilakukan dengan cara:
- Pemberian bimbingan secara individu
Hal ini dilakukan apabila ada beberapa
anak yang mengalami kesulitan yang
berbeda--beda, sehingga memerlukan
bimbingan secara individual.

- Pemberian bimbingan secara kelompok.


Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa
peserta didik yang mengalami kesulitan
sama.

- Pemberian pembelajaran ulang dengan


metode dan media yang berbeda.
Pembelajaran ulang dilakukan apabila
semua peserta didik mengalami kesulitan.

- Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta


didik dibantu oleh teman sekelas yang
telah mencapai KKM, baik secara
individu maupun kelompok.

b. Pengayaan
Pengayaan merupakan program
pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang telah melampaui
KKM. Pengayaan diberikan untuk
menambah wawasan peserta didik
mengenai materi pembelajaran yang
dapat diberikan kepada peserta didik
yang telah tuntas mencapai KBM atau
KD. Fokus pengayaan adalah
pendalaman dan perluasan dari
kompetensi yang dipelajari.
Pembelajaran dipandu menggunakan LKPD

LKPD didefinisikan sebagai suatu bahan ajar cetak


berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi,
ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik
dengan mengacu Kompetensi Dasar (KD) yang harus
dicapai (Andi Prastowo, 2012: 204).

Manfaat LKPD
Wulandari (2013: 8-9) menyatakan bahwa peran
LKPD sangat besar dalam proses pembelajaran karena
dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam
belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran dapat
membantu guru untuk mengarahkan peserta didiknya
menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya
sendiri.

LKPD sebagai bahan ajar memiliki unsur yang


meliputi (1) judul, (2) mata pelajaran, (3) semester, (4)
tempat, (5) petunjuk belajar, (6) kompetensi yang akan
dicapai, (7) indikator yang akan dicapai oleh peserta
didik, (8) informasi pendukung, (9) alat dan bahan
untuk menyelesaikan tugas, (10) langkah kerja, serta
(11) penilaian.
Sumber ;
https://eprints.uny.ac.id/48934/3/4.%20BAB%20II.pdf

Bahan Ajar

Menurut National Centre for Competency Based


Training dalam Prastowo (2015: 16), bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru atau instruktur dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Pandangan
dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar.

Hasil Wawancara
1. Kepala Sekolah SD N 06 Pasaman
Nama : Rodwel Yuldi, S.Pd
a. Menggunakan model pembelajaran
yang invatif
b. Gunakan media yang menarik, seperti
media berbsis TIK dan media Konkrit
yang dekat dengan dunia anak
c. Ajak siswa untuk berpartisipasi aktif
d. Berikan umpan balik
2. Teman Sejawat Guru ASN SD N 06
Pasaman
a. Guru harus kreatif dalam memilih
model pembelajaran
b. Gunakan pendekatan pembelajaran
berpusat pada siswa ( Student
centered)
c. Berikan pujian kepada siswa yang
aktif

2 Motivasi belajar sebagian siswa masih rendah Berdasarkan Eksplorasi Alasan mendasar dalam penentuan Berdasarkan hasil
Hasil Kajian Literatur alternatif solusi maka solusi solusi untuk masalah Motivasi belajar kajian literatur dan
Menurut Soeharto dkk, 2003 : 110 motivsi belajar yang relevan diterapkan sebagian siswa masih rendah Saat hasil wawancara
adalah keadaan dalam diri seseorang yang dalam kelas III SD N 06 Pembelajaran Tematik pada tema 3
untuk masalah
mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk Pasaman adalah benda disekitarku sub tema 4
”motivasi belajar
mencapai tujuan. Menggunakan model keajaiban perubahan wujud benda sebagian siswa masih
pembelajaran MODEL disekitarku pembelajaran ke 5 rendah” maka
Menurut Sanjaya, (2009) ada beberapa hal yang PROBLEM BASED diperoleh Alternatif
perlu dilakukan oleh seorang guru untuk LEARNING (PBL) dengan Pemilihan solusi untuk permasalahan
Solusi sebagi berikut :
meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu sebagai pendekatan STEAM motivasi belajar sebagian siswa masih
Terpadu menggunakan rendah saat pembelajaran karena. 1. Menggunakan
berikut:
media power point dan 1. Karakteristik materi model
a) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. media vidio pembelajaran pembelajaran yang pembelajaran
b) Membangkitkan motivasi siswa pada tema 3 benda membutuhkan pemecahan yang inovatif
c) Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam disekitarku sub tema 4 masalah dan penayangan vidio seperti:
belajar keajaiban perubahan wujud bembelajaran a. Menggunakan
d) Mengguanakan variasi metode penyajian benda disekitarku 2. Karakteristik siswa yang Model
yang menarik pembelajaran ke 5 membutuhkan pembelajaran pembelajaran
e) Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan berbasis TIK dan pembelajaran PBL
siswa vidio dan audio. b. Menggunakan
f) Berikan penilaian 3. Ketersediaan alat dan bahan model
g) Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan untuk media pembelajaran yang pembelajaran
siswa mendukung disekolah discovery
h) Ciptakan persaingan dan kerjasama 4. Agar siswa mampu berpikir learning
Berikut beberapa metode pembelajaran yang tingkat tinggi dalam 2. Menggunakan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang memecahkan masalah media
dilakukan oleh beberapa peneliti pembelajaran
Berikut gambaran pembelajaran dengan berbasis TIK
a. Skripsi yang berjudul : Penerapan metode
menggukan PBL
problem based learning (PBL) untuk
1. Pengertian PBL
meningkatkan motivasi dan prestasi
Menurut Hamruni, 2009:148
belajar ekonomi
Problem-Based Learning (PBL)
Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa merupakan suatu model
penerapan metode problem based learning pembelajaran yang menggunakan
(PBL) dapat meningkatkan motivasi masalah dunia nyata sebagai suatu
belajar siswa. konteks bagi siswa untuk belajar
Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran tentang cara berpikir kritis dan
Problem Based Learning (PBL) untuk keterampilan pemecahan masalah,
meningkatkn motivasi belajar. serta memperoleh pengetahuan dan
Menurut Dutch (dalam Amir 2009:21) Problem konsep esensial dari materi kuliah
Based Learning merupakan metode instruksional atau materi pelajaran. Sehingga
yang menantang siswa agar belajar untuk belajar, dapat meningkatkan keaktifan
bekerja sama dalam kelompok untuk mencari belajar siswa.
solusi bagi masalah yang nyata masalah ini a. Sintak PBL
diguakan untuk mengingatkan rasa keingintahuan 1) Mengidentifikasi
serta kemampuan analitis dan inisiatif atas materi masalah
pelajaran. PBL mempersiapkan siswa untuk 2) Menetapkan masalah
berpikir kritis dan analisis dan untuk mencari dan melalui berpikir tentang
menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai. masalah dan menyeleksi
informasi-informasi yang
Dengan cara tersebut siswa mampu memperoleh
relevan;
pengetahuan dan pengalaman nyata sehingga akan
3) Mengembangkan solusi
menggugah motivasi peserta didik dalam proses
melalui
pembelajaran.
pengidentifikasian
alternatif-alternatif,
Menurut Mustaji dan Arthana (2005:21) Kelebihan tukar-pikiran dan
penggunaan Model pembelajaran PBL atau mengecek perbedaan
pembelajaran berdasarkan masalah adalah: pandang
4) Melakukan tindakan
1. Siswa lebih memahami konsep yang strategis, dan
diajarkan sebab mereka sendiri menemukan 5) Melihat ulang dan
konsep tersebut. mengevaluasi pengaruh-
2. Melibatkan secara aktif memecahkan pengaruh dari solusi
masalah dan menuntut keterampilan berpikir yang dilakukan.
siswa yang lebih tinggi. 2. PBL dengan pendekatan
3. tertanam berdasarkan skema yang dimiliki STEAM Terpadu
siswa sehingga pembelajaran lebih National Research Council
bermakna. (NRC) milik Amerika Serikat
4. Siswa dapat merasakan manfaat telah merumuskan
pembelajaran sebab masalah-masalah yang tujuanpengajaran STEAM yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan efektif untuk menumbuhkan
kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan "keingintahuan, keterampilan
motivasi dan keterkaitan pembelajar terhadap kognitif penalaran berbasis
bahan yang dipelajari. bukti, dan pemahaman dan
5. Menjadikan siswa lebih mandiri dan lebih apresiasi dari proses
dewasa. penyelidikan ilmiah" (Sahih,
6. Pengkondisian siswa dalam belajar 2015).
kelompok yang saling berinteraksi terhadap
pembelajar dan temannya sehingga Sintak (langkah-langkah) Pembelajaran
pencapaian ketuntasan belajar pembelajar Pembelajaran STEAM menggunakan
dapat diharapkan. Model Problem Based Learning
a). Fase 1, Orientasi peserta didik
kepada masalah Pendidik menjelaskan
Kekurangan model PBL menurut Sanjaya apa tujuan pembelajaran, bagaimana
(2008:221) sebagai berikut: proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan, dan memotivasi peserta
1. Apabila siswa mengalami kegagalan atau didik terlibat dalam aktivitas pemecahan
kurang percaya diri dengan minat yang masalah yang dapat dipilih. Pendidik
rendah mala siswa enggan untuk mencoba dapat menyampaikan orientasi masalah
lagi dengan cara memotivasi siswa untuk
2. PBL membutuhkan waktu yang cukup untuk antusias dan siap belajar. Misalnya
persiapan dengan meminta siswa menebak-nebak
3. Pemahaman yang kurang tentang mengapa kemungkinan yang akan terjadi atas
masalah-masalah yang dipecahkan maka masalah yang diberikan pendidik.
siswa kurang termotivasi untuk belajar. Pendidik juga dapat menghubungkan
Sumber : tujuan pembelajaran yang akan dicapai
https://eprints.uny.ac.id/57323/1/ROSADELIMA dengan tujuan pembelajaran yang lalu.
%20ISTININGTIAS_13804241034_SKRIPSI.pdf b). Fase 2, Mengorganisasikan
Pendekatan STEM peserta didik
Pendidik membantu peserta didik
Menururt (Buinicontro dalam Nurhikmayati, 2019) mendefinisikan dan mengorganisasikan
mendefinisikan STEAM sebagai integrasi disiplin tugas belajar yang berhubungan dengan
ilmu seni ke dalam kurikulum dan pembelajaran masalah tersebut (menetapkan topik dan
pada wilayah sains, teknologi, teknik dan tugas). Pendefinisian masalah harus
memenuhi kriteria autentik, jelas,
matematika (STEM),
mudah dipahami, luas sesuai tujuan
Integrasi pada STEAM akan dapat memberikan pembelajaran, dan bermanfaat.
kesempatan baru kepada siswa untuk dapat
c). Fase 3, Membimbing penyelidikan
melakukan proses pembelajaran desain secara individu dan kelompok
langsung dan menghasilkan produk dengan Pendidik membantu peserta didik untuk
kemampuan kreativitas dan pemecahan masalah mengumpulkan informasi yang sesuai,
yang baik Buinicantro dalam Nurhikmayanti (2019) eksperimen untuk mendapatkan
hlm 44. penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, hipotesis, dan
Komponen pembelajaran bermuatan STEAM pemecahan masalah. Pendidik berperan
sebagai berikut: sebagai fasilitator yang mendorong tiap
1. Sains (Science) menjelaskan tentang pengetahuan peserta didik menemukan solusi dari
mengenai pemahaman konsep materi seperti uji cara-cara yang teknologis, berpikir
coba, gejala alam, kondisi sosial, lingkungan dan kritis, dan mendayagunakan kreativitas.
perubahan benda Pendidik juga berperan untuk
menyemangati peserta didik secara
2. Teknologi(Techonology) menjelaskan mengenai edukatif jika terdapat indikasi
penggunaan teknologi seperti alat bantu, dasar kerja kejenuhan dan putus asa dalam proses
alat, alat teknologi sederhana serta inovasi, pemecahan masalah.
perubahan atau modifikasi yang berasal dari alam
yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan manusia. e). Fase 5, Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan
3. Teknik (Enginnering) menjelaskan tentang masalah
teknik-teknik yang digunakan siswa dalam Pendidik membantu peserta didik untuk
merancang barang, proses selama penyelesaian melakukan refleksi atau evaluasi
pembelajaran. terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang digunakan
4. Seni (Art) menjelaskan tentang kebudayaan, .
musik, kemampuan anak dalam mengungkapkan 3. Sistem Sosial
gagasan serta memunculkan kreatifitas siswa . Sistem sosial berarti suasana
dan norma yang berlaku dalam
5. Matematika (Mathematic) menjelaskan tentang pembelajaran. Sistem sosial dari
ukuran, konsep bilangan, rumus-rumus perhitungan Problem Based Learning
ataupun bentuk bangun yang dilakukan siswa dalam bersifat kooperatif. Artinya
proses pembelajaran. peserta didik bekerja sama
dengan teman dalam sebuah tim
Pembelajaran dengan integrasi STEAM merujuk atau kelompok untuk
pada teori belajar konstruukivisme Yakman (dalam mendiskusikan masalah yang
Tritiyatma, dkk 2017) dimana siswa secara aktif diberikan pada saat
membangun pengetahuannya sendiri melalui pembelajaran. Mereka dapat
pengalaman belajar yang menyenangkan. Siswa melakukan curah pendapat
secara aktif menciptakan strategi secara mandiri (brainstorming) gagasan-
untuk proses belajarnya. Pendekatan STEAM ini gagasan atau pemikiran kritis
mengarahkan siswa unntuk memiliki keterampilan dan kreatif dari masing-masing
yaitu keterampilan berpikir kritis dan keterampilan peserta didik sebagai interaksi
kolaborasi Messier (dalam Tritiyatma, dkk 2017). dalam memecahkan masalah.
Sumber : 4. Prinsip reaksi menggambarkan
https://eprints.umm.ac.id/69851/3/BAB%20II.pdf bagaimana seharusnya pendidik
memandang, memperlakukan
Asesmen dalam model Pembelajaran Based dan merespon peserta didik.
Learning dengan pendekatan STEAM Prinsip reaksi yang berkembang
dalam Problem Based Learning
Asesmen (assessment) adalah upaya untuk memosisikan pendidik sebagai
mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil fasilitator dalam proses peserta
didik melakukan aktivitas
pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik
pemecahan masalah. Peserta
kinerja mahasiswa, kelas/mata kuliah, atau program didik dapat dirangsang dengan
studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian pertanyaan yang menantang
pembelajaran tertentu. Setelah diperoleh hasil mereka
asesmen maka dilakukan proses penilaian. Penilaian 5. Sistem Penunjang
(grading) adalah proses penyematan atribut atau Sistem penunjang adalah segala
dimensi atau kuantitas (berupa angka/huruf) sarana bahan alat atau
lingkungan belajar yang
terhadap hasil asesmen dengan cara
mendukung pembelajaran.
membandingkannya terhadap suatu instrumen Sistem penunjang Problem
standar tertentu. Hasil dari penilaian berupa Based Learning dapat berupa
atribut/dimensi/kuantitas tersebut digunakan sebagai pemilihan sumber belajar yang
bahan evaluasi. Evaluasi (evaluation) adalah proses variatif. Misalnya gambar,
pemberian status atau keputusan atau klasifikasi video, maupun pembicara tamu
terhadap suatu hasil assesmen dan penilaian. 6. Dampak Instruksional dan
Penyerta
Dikutip dari : https://dpa.uii.ac.id/pengantar- Dalam Problem based Learning,
asesmen-penilaian-evaluasi/ pemahaman, transfer
pengetahuan, keterampilan
Penilaian pembelajaran yang menerapkan berpikir kritis, kemampuan
pendekatan STEAM dengan pola terpadu maka memecahkan masalah dan
kemampuan komunikasi ini
semua mata pelajaran yang terintegrasi dalam satu
merupakan dampak langsung
tema perlu dinilai pada semua aspeknya, baik dari pembelajaran.
spiritual, sosial, pengetahuan, maupun Dampak penyerta dari Problem
keterampilannya. Dalam konteks STEAM, termasuk based Learning meliputi
mata pelajaran atau bidang ilmu pengetahuan, peluang peserta didik
teknologi, teknik, seni, dan matematika. Teknik, memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan
instrument, maupun tahapan penilaiannya sama
memecahkan masalah,
sebagaimana proses penilaian pembelajaran tematik. meningkatkan kemampuan
untuk memperoleh pengetahuan
b. Judul jurnal: Upaya Meningkatkan Motivasi
yangrelevan, membangun
Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran
pengetahuannya sendiri,
Discovery Pada Pembelajaran IPA Kelas IV
menumbuhkan motivasi dalam
SDN Gawanan 02
belajar,meningkatkan
Menurut Ninik Indarti dalam jurnalnya keterampilan peserta didik
menyatakan bahwa proses pembelajaran dalam berpikir, meningkatkan
dengan menggunakan metode discovery komunikasi dan bekerja sama
dalam kelompoknya.
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
7. Langkah-langkah Perancangan
sumber: Pembelajaran Inovatif dengan
http://eprints.ums.ac.id/29970/11/NASKAH_PUB pendekatan STEAM
LIKASI.pdf 1) Merumuskan Tujuan
Pembelajaran
Menurut Hanafiah dan Suhana,2010:77
rumusan tujuan
Discovery merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang baik
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seharusnya memenuhi unsur
seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan ABCD (Audience, Behavior,
menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis Condition, Degree)
sehingga mereka dapat menemukan sendiri 2) Menganalisis Materi
Pembelajaran
pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud
Menurut Permendikbud
adanya perubahan perilaku. No.22 Tahun 2016,
disebutkan bahwa materi
pembelajaran harus memuat
Langkah-langkah pembelajaran discovery fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan
menurut Herdian
ditulis dalam bentuk butir-
(2010:67) adalah sebagai berikut. butir sesuai dengan rumusan
IPK (Indikator Pencapaian
1) Identifikasi kebutuhan siswa. Kompetensi).
2) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip- 3) Menentukan Model, dan
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi Metode Pembelajaran
pengetahuan. - Pendekatan : STEAM
3) Seleksi bahan, problema/tugas-tugas. - Model : Problrm Based
4) Membantu dan memperjelas tugas/problema Learning (PBL) STEAM
yang dihadapi siswa serta peranan masing- - Metode Pembelajaran :
masing siswa. Diskusi, Penugasan, tanya
5) Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang jawab, presentasi
diperlukan. 4) Menentukan Media, Alat,
6) Mengecek pemahaman siswa terhadap dan Sumber Belajar
masalah yang akan dipecahkan. Media Pembelajaran
7) Memberi kesempatan pada siswa untuk - Proyektor
melakukan penemuan. - Laptop
8) Membantu siswa dengan informasi/data jika - lembar kerja (siswa)
diperlukan oleh siswa. - Lembar penilaian
9) Memimpin analisis sendiri (self analysis) 5) Menyusun langkah
dengan pertanyaan yang mengarahkan dan pembelajaran
mengidentifikasi masalah. Langkah-langkah
10) Merangsang terjadinya interaksi antara siswa pembelajaran terdiri dari 3
dengan siswa. tahapan yaitu pendahuluan,
11) Membantu siswa merumuskan prinsip dan inti, dan penutup.
generalisasi hasil penemuannya. 6) Penilaian Pembelajaran
penilaian pembelajaran yang
menerapkan pendekatan
Menurut Illahi (2012: 70-71) Berikut beberapa STEAM dengan pola terpadu
kelebihan-kelebihan metode discovery learning: maka semua mata pelajaran
yang terintegrasi dalam satu
a. Kegiatan dan pengalaman langsung akan tema perlu dinilai pada
lebih menarik perhatian peserta didik dalam semua aspeknya, baik
proses belajar. spiritual, sosial,
b. Pembelajaran bermakna karena para peserta pengetahuan, maupun
didik dapat bekerja langsung dengan contoh keterampilannya.
yang nyata. 7) Menyusun Kegiatan Tindak
c. Peserta didik langsung menerapkan prinsip Lanjut
dan langkah awal dalam pemecahan masalah. a) Remedial
d. Mudah dimengerti oleh peserta didik dalam  Jika ada siswa yang
memahami kondisi tertentu yang belum tuntas dalam
berhubungan dengan aktivitas pembelajaran. memahami materi
e. Memberikan kesempatan pada peserta didik guru memberikan
untuk terlibat langsung dalam kegiatan materi ulang tentang
belajar. Kegiatan tersebut akan banyak materi sebelumnya.
membangkitkan motivasi belajar.  Guru memberikan
Selain itu menurut Illahi (2012: 72-73) menyatakan remedial untuk
kelemahan dalam metode discovery learning, yaitu: siswa yang belum
tuntas ada soal
a) Membutuhkan waktu yang lebih lama evaluasi
b) Bagi peserta didik yang berusia muda, sebelumnya.
kemampuan berfikir rasional mereka masih b) Pengayaan
terbatas karena usia muda masih  Jika ada siswa yang
membutuhkan kematangan dalam berpikir sudah tuntas dalam
rasional mengenai konsep atau teori. memahami materi
c) Kesukaran dalam menggunakan factor guru memberikan
subjektifitas ini menimbulkan kesukaran materi dan atau
dalam memahami suatu persoalan yang tambahan.
berkenaan dengan pengajaran metode  Guru memberikan
discovery learning. pengayaan untuk
d) Faktor kebudayaan dan kebiasaan. Belajar siswa yang telah
discovery learning menuntut kemandirian, tuntas pada evaluasi
kepercayaan kepada diri sendiri, dan sebelumnya.
kebiasaan bertindak sebagai subjek Dengan menerapkan Pembelajaran
STEAM menggunakan Model Problem
Suranata (2020) menyebutkan Dalam menentukan Based Learning diharapkan siswa
instrumen penilaian motivasi belajar dan hasil termotivasi dan mampu memahami
belajar siswa, guru harus dapat menentukan pembelajaran Tematik pada tema 3
instrumen penilaian yang tepat yang dapat Benda disekitarku Sub Tema 4
Keajaiban Perubahan Wujud Benda
menilai sejauh mana tingkat motivasi dan hasil
Disekitarku
belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Instrumen motivasi belajar yang dikembangkan
penelitian ini adalah instrumen motivasi belajar
dalam bentuk kuisioner (angket) dan instrumen
penilaian hasil belajar yang dikembangkan adalah
bentuk tes pilihan ganda (obyektif).

Menggunakan media pembelajaran berasis TIK

Penggunaan TIK sebagai sumber dan media


pembelajaran dapat melalui pemanfaatan
perangkat komputer sebagai sumber dan media
pembelajaran yang inovatif. Diharapkan dengan
penggunaan sumber dan media ini dapat
merangsang pikiran, perasaan, motivasi serta
perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga
proses pembelajaran dapat berjalajan dengan
baik.

Aspek Penilaian Tematik


Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan
untuk mengkaji ketercapaan Kompetensi Dasar dan
Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat
pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian
dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema,
melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan
Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator mata
pelajaran.
Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan
pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada
kelas satu dan dua sekolah dasar, yaitu: bahasa
indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam,
pendidikan kewarganegaraan dan ilmu pengetahuan
sosial, seni budaya dan keterampilan, dan
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
Sumber:https://www.blogbarabai.com/2015/06/strategi-
pelaksanaan-dan-evaluasi.html

Ada 3 pendekatan untuk melaksanakan tugas


penilaian yaitu;
1) Mengukur pencapaian hasil belajar setelah
pembelajaran berlangsung (assessment of learning)
2) Penilaian proses pembelajaran belajar saat
pembelajaran masih berlangsung (assessment for
learning) untuk mendapatkan informasi bagi
perbaikan program pembelajaran, memantau
kemajuan belajar, menentukan kemajuan belajar,
dan berfokus umpan balik untuk mengembangkan
keterampilan belajar
3) Penilaian saat pembelajaran berlangsung
melibatkan peserta didik seperti menentukan
kriteria, aspek yang di nilai, instrumen penilaian
(assessment as learning), termasuk mengenalkan
peserta didik cara menilai efektifitas belajarnya
menggunakan penilaian diri.

Pembelajaran remedial dan pengayaan


c. Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran
yang diperuntukkan bagi peserta didik yang
belum mencapai ketuntasan atau KKM
dalam satu KD tertentu. Pembelajaran
remedial diberikan segera setelah peserta
didik diketahui belum mencapai ketuntasan.
Pembelajaran remedial dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan/hak peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran remedial
disesuaikan dengan jenis dan tingkat
kesulitan yang dapat dilakukan dengan cara:
- Pemberian bimbingan secara individu
Hal ini dilakukan apabila ada beberapa
anak yang mengalami kesulitan yang
berbeda--beda, sehingga memerlukan
bimbingan secara individual.

- Pemberian bimbingan secara kelompok.


Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa
peserta didik yang mengalami kesulitan
sama.

- Pemberian pembelajaran ulang dengan


metode dan media yang berbeda.
Pembelajaran ulang dilakukan apabila
semua peserta didik mengalami kesulitan.

- Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta


didik dibantu oleh teman sekelas yang
telah mencapai KKM, baik secara
individu maupun kelompok.

d. Pengayaan
Pengayaan merupakan program
pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang telah melampaui
KKM. Pengayaan diberikan untuk
menambah wawasan peserta didik
mengenai materi pembelajaran yang
dapat diberikan kepada peserta didik
yang telah tuntas mencapai KBM atau
KD. Fokus pengayaan adalah
pendalaman dan perluasan dari
kompetensi yang dipelajari.
Hasil Wawancara

1. Kepala Sekolah SD N 06 Pasaman


Nama : Rodwel Yuldi, S.Pd
a) Menciptakan suasana belajar yang
meyenangkan
b) Memberikan pujian kepada siswa
c) Memberitahukan atau memberikan nilai
pada setiap tugas
d) Menggunakan metode pembelajaran yang
inovatif
2. Teman sejawat Guru SD N 06 Pasaman
Nama : Ermi, S.Pd
a) Guru dapat menggunakan metode
pembelajaran yang inovatif
b) Guru dapat memberikan umpan balik
yang positif
c) Menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan
3 Minat belajar sebagian siswa masih rendah Berdasarkan Eksplorasi Alasan mendasar dalam penentuan Berdasarkan hasil kajian
Kajian Literatur alternatif solusi maka solusi solusi untuk masalah Minat belajar literatur dan hasil
yang relevan diterapkan sebagian siswa masih rendah Saat wawancara untuk masalah
Menurut Agus Sujanto, (1991: 92) Minat adalah dalam kelas III SD N 06 Pembelajaran Tematik pada tema 4 ”Kurangnya minat belajar
sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja Pasaman adalah Kewajiban dan Hakku sub tema 2 siswa” maka diperoleh
Alternatif Solusi sebagi
yang lahir dengan penuh kemauannya dan yang Menggunakan model Kewajiban dan Hakku disekolah
tergantung dari bakat dan lingkungannya. pembelajaran PBL dengan pembelajaran 1 berikut :
pendekatan TPACK pada
Ahmad Tafsir (1992: 24) menyatakan bahwa minat 1. Menggunakan
tema 4 Kewajiban dan Pemilihan solusi untuk permasalahan model
adalah kunci dalam pengajaran. Bila murid telah Hakku sub tema 2 Minat belajar sebagian siswa masih pembelajaran yang
berminat terhadap kegiatan belajar mengajar, maka Kewajiban dan Hakku rendah saat pembelajaran karena. inovatif
hampir dapat dipastikan proses belajar mengajar disekolah pembelajaran 1 1. Karakteristik materi yang a. Model
memerlukan ilustrasi melalui pembelajaran
akan belajar dengan baik. scramble
NB: masukkan materinya vidio pembelajaran
pada contoh tujuan 2. Karakteristik siswa yang b. Menggunakan
Berikut beberapa metode pembelajaran yang model
dapat meningkatkan minat belajar siswa yang pembelajaran memerlukan contoh pembelajaran
- Sesuaikan kembali permasalahan melalui narasi dan kooperatif
dilakukan oleh beberapa peneliti kolom terakhir ilustrasi tipe Group
a. Penelitian yang dilakukan oleh Tandarra -
3. Ketrsedian media pembelajaran Investigation
Eka Putri dalam jurnal yang berjudul (GI)
disekolah
PENERAPAN MODEL SCRAMBLE 4. Agar siswa mampu berpikir 2. Menggunakan
UNTUK MENINGKATKAN MINAT media pembelajaran
tingkat tinggi saat pembelajara
BELAJAR SISWA DALAM yang menarik
5. Agar siswa mendapatkan seperti PTT
PEMBELAJARAN IPA KELAS III SDN pengalaman pembelajaran
SEKARDANGAN berbasis teknologi.
Berdasarkan penelitiannya model
pembelajaran scramble dapat meningkatkan Berikut gambaran pembelajaran dengan
minat belajar siswa. menerapkan model PBL dengan
Menurut Kokom Komalasari:2010 Scramble pendekatan TPACK
adalah model pembelajaran yang menyenangan
karena peserta didik tidak hanya mendengarkan Unsur-unsur pembelajaran inovatif
penjelasan dari guru tetapi siswa juga akan bermain TPACK
dengan merancang huruf yang diacak agar diintegrasikan atau diterapkan dalam
menemukan jawaban RPP pada komponen IPK, Rumusan
Tujuan, Aktivitas Pendahuluan, Inti,
Langkah – langkah model scramble menurut Penutup Pembelajaran, dan atau
Miftahul Huda (2014:34) : komponen Penilaian Pembelajaran.
Memuat komponen dan menerapkan
1. Guru menjelaskan materi pelajaran prinsip-prinsip RPP sesuai
2. Guru membagi siswa kedalam kelompok Permendikbud No.22 Tahun 2016.
3. Siswa diberikan lembar kerja Teknis menyusun rancangan
4. Guru memberikan waktu untuk mengerjakan pembelajaran
5. Guru memeriksa pekerjaan siswa
1) Identitas sekolah, Kelas/ semester,
6. Guru melakukan penilaian berdasarkan seberapa tema, sub tema, muatan terpadu (kalau
cepat mengerjakan soal dengan benar ada), pembelajaran, dan alokasi waktu
7. Guru memberikan penghargaan kepada siswa diisi dengan benar.
yang berhasil menjawab dengan benar dan cepat
2) Kompetensi Inti (KI)
Kelebihan model scramble : KI ditulis berdasar kesesuaian dengan
silabus sebagaimana diatur dalam
a. Melatih siswa untuk berpikir cepat dan tepat Permendikbud No.22 tahun 2016.
b. Siswa lebih aktif
c. Belajar sambil bermain 3) Kompetensi Dasar dan Indikator
d. Menjawab soal dengan jawaban secara acak Pencapaian Kompetensi
e. Belajar bertanggung jawab Inovatif HOTS bisa diintegrasi pada
f. Melatih kekompakan dan kedisiplinan siswa komponen ini
Kekurangan model sramble :
a. Siswa melihat jawaban teman 4) Tujuan Pembelajaran
b. Kurang berpikir kritis Tujuan pembelajaran dengan redaksi
c. Kurang berpikir kreatif kalimat yang jelas dan mengandung
d. Mengakibatkan kegaduhan unsur ABCD sesuai modul RPP
e. Tidak respon dengan lingkungan Kurikulum 2013 dari Kemdikbud
(2018).
Sumber :
http://eprints.umsida.ac.id/3204/1/19.%20Tandarra
Contoh tujuan Pembelajaran dengan
%20EkaPutri%20158620600084.pdf
menerapkan unsur TPACK dan HOT
1. Setelah membaca teks
b. Penelitan yang berjudul : PENGARUH
powerpoint di layar, siswa dapat
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING BERBANTUAN membuat kalimat tanya
MEDIA ANIMASI TERHADAP MINAT menggunakan kosakata baku
DAN HASIL BELAJAR ILMU dan kalimat efektif dengan benar
PENGETAHUAN SOSIAL MURID KELAS 2. Setelah mengidentifikasi teks
V SDN 3 SAMBUNG JAWA powerpoint di layar, siswa
KABUPATEN PANGKEP mampu menuliskan 6 kata
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tanya dengan benar
Rustinah, Muhammad Basri, Muhajir disimpulkan 3. Setelah melakukan diskusi,
bahwa model pembelajaran PBL berpengaruh untuk siswa mampu membuat peta
mengkatkan minat belajar siswa. pikiran tentang kata tanya
dengan benar

Guru abad 21 harus mampu menyajikan 5) Penguatan Pendidikan Karakter


pembelajaran yang sesuai untuk generasi Z di Era (PPK):
4.0, peserta didik bukan hanya memiliki kebutuhan, Contoh:
minat, aspirasi dan kemampuan yang berbeda, Penguatan Pendidikan Karakter
namun secara alamiah mereka adalah generasi (PPK):
1. Religiusitas
modern yang memerlukan cara belajar berbeda.
2. Nasionalisme
Guru perlu memahami dan menerap TPACK 3. Kejujuran
4. Kedisiplinan
(Koh, et.al, 2013) Perkembangan teknologi 6) Materi Pembelajaran
informasi dan komunikasi telah memberikan Tulis tema/ sub-tema/ jenis teks atau
pengaruh besar terhadap proses pembelajaran butir-butir materi yang dicakup untuk
sehingga abad 21 mendorong guru untuk memiliki materi pembelajaran reguler,
pengetahuan terkait teknologi informasi dan pengayaan, maupun remedial. Butir-
butir materi yang dimaksud harus
komunikasi (TIK).
relevan dengan indikator pencapaian
Konsep TPACK melibatkan 7 domain pengetahuan kompetensi yang mencakup
pengetahuan faktual, konseptual,
dikarenakan ada irisan atau sintesa baru, yaitu;
prosedural dan/atau metakognitif sesuai
a). Pengetahuan materi (content knowledge/CK)
b). Pengetahuan pedagogis (pedagogical tuntutan/ kandungan KD.
knowledge/PK)
c). Pengetahuan teknologi (technological 7) Model, Pendekatan, dan Metode
knowledge/TK) Pembelajaran
Model : Problem based learning (PBL)
d). Pengetahuan pedagogi dan materi (pedagogical Pendekatan : TPACK
content knowledge/PCK) Metode : Tanya Jawab,
e). Pengetahuan teknologi dan materi (technological Diskusi,Penugasan.
content knowledge/TCK)
f). Pengetahuan tentang teknologi dan pedagogi 8) Media dan Bahan
(technological paedagogical knowledge/TPK) Dituliskan dengan spesifik
g). Pengetahuan tentang teknologi, pedagogi, dan
9) Langkah-langkah Pembelajaran
materi (technological, pedagogical, content Terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti
knowledge/TPCK) dan penutup yang terintegrasi TPACK

Ke delapan domain untuk penerapan TPACK secara 10) Penilaian


praktis adalah: a) Teknik penilaian
(1) Menggunakan TIK untuk menilai peserta didik. (1) Sikap spiritual dan sikap sosial
(2) Pengetahuan
(2) Menggunakan TIK untuk memahami materi
(3) Keterampilan
pembelajaran.
(3) Mengintegrasikan TIK untuk memahami peserta 11) Pembelajaran Remedial
didik. Pembelajaran remidial dan pengayaan
(4) Mengintegrasikan TIK dalam rancangan merupakan tindak lanjut setelah
kurikulum termasuk kebijakan. dilaksanakan evaluasi atau penilaian
pembelajaran. bentuk kegiatan
(5) Mengintegrasikan TIK untuk menyajikan data.
pembelajaran remedial antara lain:
(6) Mengintegrasikan TIK dalam strategi  pembelajaran ulang
pembelajaran.  bimbingan perorangan
(7) Menerapkan TIK untuk pengelolaan  belajar kelompok
 pemanfaatan tutor sebaya
pembelajaran.
(8) Mengintegrasikan TIK dalam konteks mengajar. 12) Pembelajaran Pengayaan
Pengukuran (Measurement)/ asesmen menurut Berdasarkan hasil analisis penilaian,
Stevens dalam Cadha (2009: 4) didefinisikan peserta didik yang sudah mencapai
sebagai proses pemberian /penempatan/ assigment ketuntasan belajar diberi kegiatan
angka untuk suatu objek atau peristiwa tertentu. pembelajaran pengayaan untuk
Secara tradisional, pengukuran berhubungan dengan perluasan dan atau pendalaman materi
unit kuantitatif, seperti yang terkait dengan panjang (kompetensi) antara lain dalam bentuk :
(misalnya, meter, inci), waktu (misalnya, detik,  Tugas mengerjakan soal-soal
menit), massa (misalnya, kilogram, pound), dan dengan tingkat kesulitan lebih
suhu (misalnya, Kelvin, Fahrenheit). Pengukuran tinggi
dalam ilmu sosial berkaitan dengan penyediaan data  Meringkas buku-buku referensi
yang memenuhi beberapa kriteria, dan dengan dan atau
demikian tes diberikan untuk menilai sejauh mana  mewawancarai narasumber.
kriteria terpenuhi.
Dengan menerapkan model
assessment portofolio dapat mengukur minat belajar pembelajaran Problem Based Learning
siswa dan untuk mengetahui seberapa besar dengan pendekatan TPACK diharapkan
pengaruh penilaian belajar melalui assessment minat belajar siswa semakin meningkat
portofolio terhadap minat belajar siswa. dan mampu memahami pembelajaran
Menurut Pophan dalam Sunarti dan Selly, 2013; 22 Tematik pada tema 4 Kewajiban dan
penilaian portofolio adalah kumpulan dokumen dan Hakku sub tema 2 Kewajiban dan
karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu Hakku disekolah pembelajaran 1
yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,
perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta didik.
Sumber : https://text-
id.123dok.com/document/lzg6ex5vq-pengertian-
penilaian-portofolio-karakteristik-portofolio.html

Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang menarik dapat


meningkatkan minat belajar siswa. Seperti media
PTT dengan microsoft power point ini, guru dapat
menuangkan ide dan kreativitasnya dalam membuat
media pembelajaran. Media ini memiliki daya tarik
tersendiri dengan memadukan teks, gambar,
animasi, dan audio dalam satu presentasi. Jenis teks
yang menarik, warna yang bervariasi, serta anima
pendukung dapat menarik perhatian siswa.

Hasil Wawancara

1. Kepala Sekolah SD N 06 Pasaman


a. Guru harus memberikan intruksi yang jelas
dan bimbingan
b. Guru harus menciptakan lingkungan kelas
bebas acaman
c. Ubah suasana belajar menjadi menyenagkan
dan nyaman
d. Gunakan model dan metode yang beragam
e. Ciptakan kompetisi yang positif
f. Berikan hadiah terhadap kuis-kuis
g. Berikan siswa tangguang jawab
2. Teman sejawat SD N 06 Pasaman
a. Guru harus mampu mngenal siswa dan
mengetahui minat siswa
b. Guru harus mengajar dengan semangat
c. Buat tujuan yang tinggi tapi bisa dicapai
siswa
d. Berikan feedback dan bantu siswa
menemukan solusi
4 Rendahnya hasil belajar sebagian siswa pada kelas Berdasarkan Eksplorasi Alasan mendasar dalam penentuan Berdasarkan hasil kajian
III dalam pembelajaran tematik alternatif solusi maka solusi solusi untuk masalah Rendahnya hasil literatur dan hasil
wawancara untuk masalah
Kajian Literatur yang relevan diterapkan belajar sebagian siswa pada kelas III ” Rendahnya hasil belajar
dalam kelas III SD N 06 dalam pembelajaran tematik pada tema perkalian sebagian siswa
Menurut Purwanto (2011 : 46) hasil belajar adalah Pasaman adalah 4 Kewajiban dan Hakku sub tema 3 pada kelas III” maka
perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti Menggunakan model Kewajiban dan Hakku Dalam diperoleh Alternatif Solusi
pembelajaran PBL dengan Bertetangga Pembelajaran 5 sebagi berikut :
pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik. pendekatan saintifik pada 1. Menggunakan
tema 4 Kewajiban dan Pemilihan solusi untuk permasalahan model
Dalam domain kognitif diklasifikasikan menjadi
Hakku sub tema 3 rendahnya hasil belajar sebagian siswa pembelajaran yang
kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, Kewajiban dan Hakku pembelajaran karena. inovatif seperti
analisis, sintesis, dan evaluasi. disekolah pembelajaran 5 1. Karakteristik materi yang NHT (Numbered
memerlukan pembelajaran Heads Together)
Sri Anitah (dalam Trianto, 2010: 81) “bahwa kontektual 2. Menggunakan
pembelajaran Terpadu/Tematik sebagai suatu 2. Karakteristik siswa yang media pembelajaran
konkrit
konsep yang menggunakan pendekatan memerlukan contoh
pembelajaran yang melibatkan konsep-konsep permasalahan melalui narasi dan 3. Menggunakan
hafalan berulang
secara terkoneksi baik secara inter maupun antar ilustrasi
mata pelajaran”. 3. Ketrsedian media pembelajaran
disekolah
Berikut beberapa model pembelajaran yang dapat 4. Agar siswa mampu berpikir
meningkatkan hasil belajar tematik siswa menurut tingkat tinggi saat pembelajaran
beberapa penelitian Pendekatan saintifik merupakan
a. Penelitian yang dilakukan oleh Sariwati, KY. pendekatan dalam pembelajaran yang
Margiati, Hery Kresnadi dalam jurnal yang
dirancang supaya siswa aktif untuk
berjudul : PENGARUH MODEL PROBLEM
BASED LEARNING TERHADAP HASIL memperoleh pengetahuannya berdasarkan
PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS langkah-langkah yang sudah ditentukan
IV SD secara ilmiah dan sistematik. Hal ini cocok
Guru sebaiknya menggunakan model
dengan model pembelajaran berbasis
pembelajaran yang sesuai dan mampu
membuat siswa aktif, mampu berpikir kritis, masalah (Problem Based Learning) yang
kreatif, inovatif dan memecahkan masalah. mengaitkan pengetahuan dengan masalah
Salah satu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar Tematik adalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari.
model Problem Based Learning. Assesment Implementasi Pendekatan
dalam penelitian ini yaitu soal pre-test dan saintifik melalui Model Problem
post-test
Based Learning berdasarkan
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/do
wnload/27089/75676577684 Permendiknas No 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses
Pendekatan saintifik
Nurul (2013 dalam Johari, 2014:4)menyebutkan Sintak Problem Based Learning /
pembelajaran berpendekatan saintifik merupakan Saintifik
pembelajaran yangmenggunakan pendekatan ilmiah A. Orientasi siswa kepada masalah
daninkuiri, dimana siswa berperan secaralangsung  KegiatanAwal
baik secara individu maupunkelompok untuk 1. Menginformasikan tujuan
menggali konsep dan prinsip selama kegiatan pembelajaran.
pembelajaran,sedangkan tugas guru 2. Melakukan apersepsi, memberikan
motivasi kepada siswa dengan
Kemendikbud (2014: 7) menyatakan bahwa model pengajuan masalah dan
pembelajaran yang ditekankan pada kurikulum 2013 mengkondisikan siswa ke dalam
beberapa kelompok
ini adalah mengutamakan model pembelajaran 3. Masalah yang disajikan dalam
Discovery Learning, Problem Based Learning dan bentuk vidio atau gambar atau
Project Based Learning. Ketiga model ini terkhusus benda-benda kongkrit yang ada di
Problem Based Learning sangat cocok dengan lingkungan sekolah sesuai
langkah-langkah pembelajaran pada pendekatan kebutuhan dalam soal cerita
saintifik yakni meliputi 5 aspek yakni mengamati, perbandingan dan skala.
menanya, mencoba, mengasosiasi dan
B. Mengorganisir siswa untuk belajar
mengkomunikasikan.  KegiatanInti Eksplorasi
1. Mendampingi siswa
Sumber:
mengorganisasikan
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=
web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj1rc31vp36AhV
(mendiskusikan) tugas belajar
mR2wGHUt7D70QFnoECAMQAw&url=https%3A%2F%2Fo
yang berhubungan dengan masalah
sf.io%2Ftj9p7%2Fdownload&usg=AOvVaw36F14g9mrw1on3 tersebut dengan mengarahkan
6kswHJYX pembagian tugas dalam kelompok.
2. Membimbing siswa merencanakan
Assesment penyelidikan untuk mendapatkan
informasi penyelesaian masalah
Secara garis besar asesmen (penilaian) dibagi
menjadi dua, yaitu asesmen formatif dan asesmen C. Membimbing penyelidikan
sumatif dan ada juga yang mengatakan assessment individual ataukelompok
for learning dan assessment of learning. Formative  Elaborasi
assessment atau Assessment for learning is the Membimbing dan memfasilitasi
process used by teachers and children to recognize pengalaman siswa dalam
and respond to pupil learning, in order to enhance penyelidikan menyelesaikan
masalah di dalam kelompok untuk
that learning during the activity or task. (Cowie and
mengumpulkan informasi dan
Bell, 1999: 1) solusi yang tepat.
Asesmen formatif dilaksanakan secara periodik
D. Mengembangkan dan
sepanjang satuan pembelajaran Sedangkan penilaian menyajikan hasil karya
sumatif dilakukan pada akhir satuan pembelajaran  Elaborasi
untuk menentukan status final siswa dan /atau untuk 1. Mendampingi siswa dalammerencanakan dan menyiapkan
mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat 2. Membimbing siswa pemaparan
berpindah dari satu unit ke unit berikutnya, dengan dari hasil yang diperoleh dalam
kata lain asesmen sumatif untuk menentukan kadar pemecahan masalah. Dengan
memberikan alur penyelesaian
efektivitas program. Untuk mengukur hasil belajar
yang dilakukan.
siswa dapat menggunakan tes formatif dan juga tes
sumatif. E. Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahanmasalah
Menurut Anas Sudijono (1996:69).” Pre-test atau tes  Konfirmasi
awal yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan Bersama-sama siswa melakukan
untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan evaluasi terhadap proses pemecahan
pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai masalah yang dipersentasikan setiap
oleh siswa”. kelompok maupun seluruh aktivitas
Sedangkan Post-test atau tes akhir Menurut Anas pembelajaranyang dilakukan.
Sudijono (1996:70).” adalah tes yang dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua
materi yang tergolong penting sudah dapat dikuasai
dengan sebaik-baiknya oleh siswa.

Menurut Piaget dalam Suciati (2001:11) bahwa:


Proses belajar terdiri dari tiga tahapan, yakni
asimilasi, akomodasi dan equilibrasi
(penyeimbangan). Proses asimilasi adalah proses
penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke
struktur baru kognitif yang sudah ada dalam benak
siswa. Proses akomodasi adalah penyesuaian
struktur kognitif kedalam situasi yang baru, proses
equilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan
antara asimilasi dan akomodasi. Hasil dari Pre-test
akan membantu mengintegrasikan (asimilasi) dari
pengetahuan siswa sebelumnya dengan informasi
yang baru sehingga bahan atau materi yang akan
diajarkan dapat disesuaikan dengan kemampuan
siswa itu sendiri, atau terjadinya penyesuaian
(akomodasi) kognitif siswa kedalam materi baru jika
materi belum dikuasai sedikitpun oleh siswa.
Sumber:
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/VOLT/article/d
ownload/2873/2248

Menggunakan media benda konkrit untuk


meningkatkan hasil belajar perkalian siswa

Menurut Richard Skemp (dalam Amin Suyitno,


2005:35), belajar matematika perlu dua tahap, yaitu
sebagai berikut.

1) Perlu menggunakan benda-benda konkret untuk


memberikan basis bagi siswa dalam menghayati ide-
ide matematika yang abstrak.

2) Tingkat abstrak, yaitu mulai meninggalkan benda


konkret

untuk menuju kepemahaman matematika yang


memang

memuat objek-objek abstrak.

Kelebihan media benda konkret dalam


pembelajaran menurut Yuliani 2009: 93, yaitu :

a. Anak lebih mengerti maksud dari materi-


materi yang diajarkan oleh guru.
b. Anak lebih mengingat sesuatu benda-benda
yang dapat dilihat, dipegang lebih membekas
dan dapat diterima oleh otak dalam sensasi
dan memory long term memory dalam
bentuk simbol-simbol.
c. Anak usia dini dapat menyerap pengalaman
dengan mudah melalui benda- bendayang
bersifat konkret nyata
Siswa tidak hanya diharapkan mampu menghafal
namun juga mampu untuk berfikir tingkat tinggi.

HOTS (Higher Order Thingking Skill) atau yang


sering disebut

sebagai kemampuan keterampilan atau konsep


berpikir tingkat tinggi merupakan suatu konsep
reformasi pendidikan berdasarkan pada taksonomi
bloom yang dimulai pada awal abad ke-21.
karakteristik berpikir yang dibedakan menjadi dua
tingkatan yaitu keterampilan berpikir tingkat rendah
(Lower Order Thigking Skills) dan keterampilan
berpikir tingkang tinggi (HOTS)

Menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi


proses kognitif terbagi menjadi kemampuan berpikir
tingkat rendah (Lower Order Thingking) dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order
Thingking). Kemampuan yang termasuk LOT adalah
kemampuan mengingat (remember), memahami
(understand), dan menerapkan (apply). Sedangkan
HOT meliputi kemampuan menganlisis (analyze),
mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create)
(Anderson & Krathwohl).17 Sesuai dengan Kata
Kerja Operasionak (KKO) edisi revisi Taksonomi
Bloom.

Sumber:
http://etheses.iainkediri.ac.id/1460/3/932118415%20
-%20BAB%20II%20.pdf

Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah model


pembelajaran yang menggunakan kaidah-kaidah keilmuan
yang memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui
observasi, menanya, eksperimen, mengolah informasi atau
data, kemudian mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014).

Tujuan pendekatan saintifik dalam pembelajaran antara lain


untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik,
membentuk kemampuan dalam menyelesaikan masalah secara
sistematik, menciptakan kondisi pembelajaran supaya peserta
didik merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan,
melatih peserta didik dalam mengemukakan ide-ide,
meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan mengembangkan
karakter peserta didik.

Menurut Hosnan (2014) pendekatan saintifik memiliki


karakteristik sebagai berikut: 1) Berpusat pada siswa; 2)
Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi
konsep, hukum atau prinsip; 3) Melibatkan proses-proses
kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan
intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa, dan; 4) Dapat mengembangkan karakter siswa.

Menurut Hosnan (2014), tujuan pembelajaran menggunakan


pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya


kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa
merasa bahwa belajar itu merupakan suatu
kebutuhan.
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-
ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
6. Untuk mengembangkan karakter siswa.

Beberapa prinsip pendekatan Saintifik dalam kegiatan


pembelajaran adalah sebagai berikut (Hosnan, 2014):

1. Pembelajaran berpusat pada siswa.


2. Pembelajaran membentuk students self concept.
3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep,
hukum, dan prinsip.
5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan
kemampuan berpikir siswa.
6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa
dan motivasi mengajar guru.
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi.
8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan
prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur
kognitifnya.

Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik

Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses


pembelajaran meliputi mengamati (observing),
menanya (questioning), mencoba (experimenting),
mengolah data atau informasi dilanjutkan dengan
menganalisis, menalar (associating), dan
menyimpulkan, menyajikan data atau informasi
(mengomunikasikan), dan menciptakan serta
membentuk jaringan (networking). Menurut
Daryanto (2014), langkah-langkah pendekatan
saintifik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode mengamati
sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta
didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan
yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik
menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang
dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh
guru.

b. Menanya
Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul
dari siswa. Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami
dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati.

c. Mengumpulkan informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi adalah tindak lanjut dari
bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara. Peserta didik dapat membaca berbagai sumber,
memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau
bahkan melakukan eksperimen.

d. Mengasosiasikan/mengolah informasi
Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat
kegiatan menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan
pelaku aktif. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan
sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi
untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

e. Mengkomunikasikan
Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang
telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui
menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam
kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan menemukan
pola.

Hasil wawancara

1. Narasumber kepala sekolah SD N 06


Pasaman
a. Menggunakan metode belajar yang
menarik
b. Gunakan media pembelajaran yang
konkrit
c. Belajar sambil bermain
d. Gunakan kasus dunia nyata untuk
dipecahakan siswa
2. Teman sejawat
a. Berikan hafalan berulang
b. Berikan kuis dan hadiah
c. Gunakan metode belajar yang inivatif

Anda mungkin juga menyukai