Anda di halaman 1dari 64

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahan ajar mempunyai peranan yang sangat penting. Seorang guru


harus mempunyai bahan ajar yang inovatif sehingga saat proses belajar
mengajar materi yang disampaikan dapat diterima peserta didik dengan
mudah dan jelas. Dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam diperlukan
suatu bahan ajar yang mampu menyampaikan informasi yang mudah
dipahami. Salah satu media informasi yang paling efektif adalah media visual
seperti buku cerita bergambar karena dengan adanya bahan ajar ini peserta
didik tidak bosan dan semangat untuk belajar. Untuk mempunyai bahan ajar
yang dapat menunjang proses belajar mengajar seperti buku cerita bergambar
dalam pembuatan nya dapat menggunakan software desain grafis yaitu Adobe
Photoshop.

Menurut Lubis Ghozali mendefinisikan bahwa desain grafis adalah


cabang ilmu dari seni desain yang dalam perkembangannya desain grafis
dibantu oleh komputer dalam mendesain sebuah objek dan salah satu bentuk
komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan
informasi atau pesan berupa bentuk huruf (tipografi), ilustrasi atau fotografi.
Aplikasi pengolahan desain grafis salah satunya Adobe Photoshop.1 Dengan
adanya bahan ajar buku cerita bergambar pelajaran sejarah kebudayaan
islam, yang didalam buku cerita ini terdapat gambar-gambar yang menarik
dan terdapat karakter-karakter sehingga peserta didik tidak bosan, dari cerita
dan gambar- gambar tersebut anak mudah mengerti tentang materi dan
karakter yang baik. Penting menanamkan nilai karater kepada anak sejak
dini, agar anak berkembang menjadi generasi yang berkulalitas dan
mempunyai akhlak yang baik.

1
Aidil Afriansyah, Rancang Bangun Media Pembelajaran Coreldraw Berbasis
Multimedia, (Sekayu: Jurnal TIPS , No. 1, Universitas Teknologi Informasi dan Komputer
Politeknik Sekayu, 2018), h. 1.
2

Untuk menjadikan setiap individu berkarakter, cerdas dan berilmu


maka setiap individu harus diberikan pendidikan, pendidikan bisa diperoleh
dengan belajar. Belajar adalah salah satu aktivitas manusia yang penting dan
merupakan proses yang tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi
mengerti, ridak bisa menjadi bisa yang akan mencapai hasil yang optimal.

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku pada diri


seseorang karena adanya interaksi antara individu dengan individu lainnya,
individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi
dengan lingkungannya.2

Suatu kegiatan mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara


individu dengan lingkungan, dan dapat menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, dan nilai-nilai sikap
yang bersifat relatif konstan dan berbekas.3

Dari kesimpulan diatas dapat dikatakan bahwa belajar merupakan


suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap diri seseorang sepanjang
hidupnya. Proses belajar ini terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya. Belajar juga merupakan suatu proses terjadinya
perubahan yang terjadi baik dari segi pengetahuan, pemahaman, dan tingkah
laku yang terjadi. Dengan belajar seseorang akan bertambah pengetahuannya.

Belajar dapat dilakukan dimana saja dan tidak mengenal waktu. Dalam
proses belajar yang dilakukan secara formal adalah di sekolah yang bertujuan
untuk mengarahkan perubahan tingkah laku, pengetahuan, dan pemahaman
peserta didik, salah satu proses keberhasilan dalam belajar adalah tergantung
pada kompetensi guru dalam belajar. Guru dapat menyampaikan materi
pembelajaran dengan baik melalui suatu media pembelajaran.

Media pembelajaran berguna untuk menciptakan suatu belajar yang


kondusif, media juga meruapakan salah satu faktor yang turut menentuan
keberhasilan pembelajaran, dan media juga dapat mempermudah pendidik
2
Esti Ismawati, Faraz Umaya, Belajar Bahasa Di Kelas Awal, (Yogyakarta: Ombak,
2017), h. 1.
3
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia, 2013), h. 34
3

untuk menyampaikan suatu materi pembelajaran dan membantu peserta didik


dalam memahami suatu materi pembelajaran. Media merupakan suatu
komponen sistem pembelajran, yaitu mempunyai fungsi dan peran ynag
sangt penting bagi proses pembelajaran yang berlangsung. Berarti media
mempunyai posisi yang sangat strategis sebagai bagian integral dari
pembelajaran. Yang dimaksud dengan integral disini ialah media tidak dapat
dipisahkan dari pembelajaran. Karena, tanpa adanya media pembelajaran
maka tidak akan terjadi dan pembelajaran akan sangat membosankan bagi
peserta didik.

Buku merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam suatu
proses pembelajaran. Karena dengan adanya buku peserta didik banyak
mendapatkan pembelajaran. Saat ini pembelajaran yang diajarkan di sekolah
madrasah ibtidaiyah yang sudah menggunakan kurikulum 2013 ialah
pembelajaran sejarah kebudayan islam. Karena dalam pembelajaran sejarah
kebudayaan islam banyak materi tentang sejarah Islam, maka salah satu
media yang dapat diajarkan adalah media buku cerita bergambar yang
terdapat cerita dan gambar.

Menurut Mitchell memilih istilah picturestorybook bahwa cerita


bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks dan keduanya
saling menjalin.4

Dalam penyampaian literasi anak akan lebik baik jika dilengkapi


dengan berbagai variasi warna, dan gambar karena variasi warna dan gambar
akan menimbulkan ketertarikan anak-anak terhadap tampilan dan materi
literasi anak yang akan disampaikan. Hasanah, dkk dan Ermadwicitawati
menyatakan bahwa cerita yang digunakan secara baik dalam pembelajaran
akan membuat pembelajaran bersemangat dan berkeinginan untuk belajar.
Salah satu cara yang telah terbukti afektif adalah melalui literasi anak berupa
buku cerita anak.5

4
Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2013), h. 153.
5
Putu Eka Dambayana Saputra, Pengembangan Cerita Bergambar Berkarakter Untuk
4

Buku cerita bergambar ialah salah satu media pembejaran yang


penting dalam suatu proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran SKI saat
ini harus mendapatkan perhatian lebih dari pendidik, karena minat peserta
didik terhadap pelajaran SKI kian hari kian berkurang. Anak merasa
pelajaran sejarah kebudayaan islam membosankan. Oleh sebab itu,
dibutuhkan media pembelajaran yang menarik untuk mendukung hal
tersebut. Maka dengan demikian perlu dalam buku media pembejaran
diselipkan nilai-nilai karakter, karena nilai karakter sangat penting bagi
peserta didik. Dengan melihat fenomena yang terjadi sekarang banyak
peserta didik yang kurang berkarakter.

Sejalan dengan permasalahan tersebut peneliti juga melakukan


prasurvey. Berdasarkan hasil observasi peneliti dengan guru yang dilakukan
oleh peneliti di MI Darul Ulum 1 Karang Sari bahwa masalah disekolah
tersebut sudah menggunakan bahan ajar seperti buku paket, dan bahan ajar
tersebut kurang menarik. Sementara anak-anak dikelas bawah lebih senang
dengan adanya bahan ajar yang menarik seperti buku cerita yang terdapat
gambar-gambar menarik, sehingga anak tidak bosan dan bersemangat untuk
belajar. Kemudian media seperti buku cerita bergambar yang ada disekolah
tersebut menggunakan media yang sudah lama, dan jumlah medianya sudah
berkurang. Selain melakukan observasi peneliti juga melakukan wawancara
dengan wali kelas V MI Darul Ulum 1 Karang Sari ditemukan fakta bahwa
terdapat beberapa permasalahan saat proses pembelajaran berlangsung,
seperti : bahan ajar yang digunakan oleh pendidik berupa buku paket, media
yang digunakan kurang menarik kurang adanya gambar-gambar yang
menarik, media buku cerita yang ada disekolah sangat menarik bagi peserta
didik, dan media tersebut jumlahnya sudah berkurang. 6 Penggunaan buku
cerita bergambar berbasis Adobe Photoshop memiliki kelebihan, yaitu mudah
untuk dimanfaatkan dan dapat digunakan dalam banyak hal untuk jenjang

Anak SD/MI, Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja,
Indonesia ISSN: 2339-1663, 2014.
6
Hasil obsevasi, MI Darul Ulum 1 Karang Sari tanggal 12 Maret 2020
5

pengajaran, dengan adanya gambar yang menarik penuh warna dan cerita
dapat memotivasi anak untuk belajar, meningkatkan minat baca peserta
didik, peserta didik akan lebih mudah paham dan mengingat pelajaran dari
media buku cerita bergambar yang peserta didik lihat, penyajian materi
disusun dengan sedemikian rupa sehingga mudah diterima oleh peserta didik.
Berdasarkan penjelasan latar belakang, peneliti melakukan penelitian
dengan judul “Penggunaan Media Pembelajaran Cerita Bergambar Berbasis
Adobe Photoshop Pada Mata Pelajaran SKI di Kelas V Mi Darul Ulum 1
Karang Sari ”. Guna menyampaikan pembelajaran yang menarik dan layak
digunakan untuk proses belajar mengajar.

B. Fokus Masalah
Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian pada
penggunaan media pembelajaran cerita bergambar berbasis Adobe Photoshop
pada mata pelajaran SKI kelas V MI Darul Ulum 1 Karang Sari.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :

1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran cerita bergambar berbasis


Adobe Photoshop pada mata pelajaran SKI kelas V MI Darul Ulum 1
Karang Sari?

2. Bagaimana Peningkatan Hasil Belajar penggunaan media pembelajaran


cerita bergambar berbasis Adobe Photoshop pada mata pelajaran SKI
kelas V MI Darul Ulum 1 Karang Sari?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat penggunaan media


pembelajaran cerita bergambar berbasis Adobe Photoshop pada mata
pelajaran SKI kelas V MI Darul Ulum 1 Karang Sari?

1.
6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk :
1. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran cerita bergambar
berbasis Adobe Photoshop pada mata pelajaran SKI kelas V MI Darul
Ulum 1 Karang Sari.
2. Untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar penggunaan media
pembelajaran cerita bergambar berbasis Adobe Photoshop pada mata
pelajaran SKI kelas V MI Darul Ulum 1 Karang Sari.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penggunaan
media pembelajaran cerita bergambar berbasis Adobe Photoshop
pada mata pelajaran SKI kelas V MI Darul Ulum 1 Karang Sari.

2. Manfaat Penelitian
Dari hasil peneitian pengembangan buku cerita bergambar
berbasis nilai karakter pada mata pelajaran SKI kelas V MI Darul Ulum 1
Karang Sari ini diharapkan dapat memperoleh manfaat, yaitu:
a. Manfaat bagi pendidik:
1. Sebagai media pembelajaran, guru lebih mudah dalam
menyampaikan materi pelajaran.
2. Menambah pengetahuan guru tentang pengembangan media
pembelajaran.
b. Manfaat bagi peserta didik

1. Membantu peserta didik lebih mudah memahami materi yang


disampaikan oleh guru.
2. Dengan adanya buku cerita bergambar berbasis Adobe Photoshop
dapat meningkatkan minat belajar dan menghilangkan kebosanan
peserta didik saat belajar.
c. Manfaat bagi peneliti
1. Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian.
7

2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti mengenai


pembelajaran.
3. Dapat mengetahui cara menyusun media pembelajaran yang baik
dan benar, serta menarik peserta didik sehingga dapat membantu
didalam proses belajar mengajar.

E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan merupakan suatu penjabaran secara deskriptif
tentang hal-hal yang akan ditulis, yang secara garis besar terdiri dari bagian
awal, bagian isi, dan bagian akhir, Adapun unsur masing-masing bagian dan
penjelasannya diuraikan sebagai berikut:
Untuk lebih terarahnya penulisan skripsi ini penulis membuat
sistematika penulisan. Dalam setiap bab dibagi pula kepada sub-sub bab yang
dirinci sebagai berikut:
Bagian awal meliputi halaman judul, halaman keaslian, pengesahan,
nota dinas pembimbing, abstrak, halaman motto, halaman persembahan,
kata pengantar, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
Pada bab isi skripsi memuat pokok-pokok permasalahan yang terdiri
dari bab I sampai V, yaitu:
Bab I : pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, fokus
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab II : pembahasan yang pertama mengenai deskripsi teori,
penelitian yang relevan, dan kerangka teori.
Bab III : tentang metode penelitian meliputi, tempat dan waktu
penelitian, metode penelitian, instrument penelitian, sampel sumber data,
tehnik pengumpulan data, tehnik analisis data, pengujian keabsahan data.
Bab IV : hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari gambaran
umum lokasi penelitian, temuan penelitian sesuaikan dengan jumlah
rumusan masalah, dan pembahasan temuan pendidikan.
Bab V : kesimpulan dan rekomendasi meliputi kesimpulan dan
8

rekomendasi.
9

BAB II
KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Teori
1. Teori Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media Pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran
adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.
Dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa
bantuan sarana untuk menyampaikan pesan.7
Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli
tentang media, di antaranya adalah:
Asosiasi Teknologi dan komunikasi Pendidikan (association of
Education and Communication Technology (AECT) di Amerika,
mendefinisikan media sebagai segala bentuk dan salurannya yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. National
Education Association (NEA), mengatakan bahwa “media” adalah
bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio visual serta
peralatannya. Gagne (1970), mengatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan
pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Briggs
(1970), mengatakan media adalah segala wahana atau alat fisik yang
dapat menyajikan peserta didik serta merangsang pembelajar.
Schramm, mengatakan media adalah teknologi pembawa informasi
atau pesan intruksional. Y. Miarso, mengatakan bahwa media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemajuan pembelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajarnya. Dari

7
Asnawir dan Usman Basyiruddin, Media Pembelajaran (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), h.
3
10

pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran


adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara
dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisien
dalam mencapai tujuan pengajaran.8
b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
1. Tujuan Media Pembelajaran
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu
pembelajaran, adalah sebagai berikut:
a) Mempermudah proses pembelajaran di kelas,
b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,
c) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan
belajar, dan
d) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses
pembelajaran.
2. Manfaat media pembelajaran
Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar,
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat
lebih dipahami pembelajar, serta kemungkinan pembelajar
menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar,
pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga,
d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja,
tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati,
melakukan mendemonstrasikan, dan lain-lain.9
8
Ibid.h. 4
9
Ibid.h. 4-5
11

c. Urgensi Penggunaan Media Pembelajaran


Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses
komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu
dunia komunikasi tersendiri di mana guru atau dosen dan siswa atau
mahasiswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan
pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi
penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak
efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan
verbalisme, ketidaksiapan siswa atau mahasiswa, kurangnya minat dan
kegairahan, dan sebagainya.
Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah
penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar,
karena fungsi media dalam kegiatan tersebut di samping sebagai
penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk
meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal
tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah
kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.

praktis sebagai berikut:

1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang


dimiliki siswa atau mahasiswa. Pengalaman masing-masing individu
yang beragam karena kehidupan keluarga dan masyarakat sangat
menentukan macam penglaman yang dimiliki mereka. Dua orang
anak yang hidup di dua lingkungan yang berbeda akan mempunyai
pengalaman yang berbeda pula. Dalam hal ini media dapat mengatasi
perbedaan-perbedaan tersebut.
2. Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak hal yang sukar untuk
dialami secara langsung oleh siswa atau mahasiswa didalam kelas,
seperti; objek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan
yang diamati terlalu cepat atau terlalu lambat. Maka dengan melalui
media akan dapat diatasi kesukaran- kesukaran tersebut.
12

3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa


dengan lingkungannya. Gejala fisik dan social dapat diajak
berkomunikasi dengannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang
dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal
yang dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis. Penggunaan media, seperti; gambar, film, model, grafik,
dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar.
6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
Dengan menggunakan media, horizon pengalaman anak semakin
luas, persepsi semakin tajam, dan konsep-konsep dengan sendirinya
semakn lengkap, sehingga keinginan dan minat baru untuk belajar
selalu timbul.

7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk


belajar.
Pemasangan gambar dipapan bulletin, pemutaran film dan
mendengarkan program audio dapat menimbulkan rangsangan
tertentu kea rah keinginan untuk belajar.
8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang
konkrit sampai kepada yang abstrak. Sebuah film tentang suatu
benda atau kejadian yang tidak dapat dilihat secara langsung, oleh
siswa, akan dapat memberikan gambaran yang konkrit tentang
wujud, ukuran, dan lokasi. Di samping itu dapat pula mengarahkan
kepada generalisasi tentang arti kepercayaan suatu kebudayaan dan
sebagainya.10

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran


Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan

10
Asnawir dan Usman Basyiruddin, Media Pembelajaran (Jakarta:Ciputat Pers, 2002),h.
13-15
13

kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media


tersebut, maka masing- masing media mempunya karakteristik yang
berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat
agar dapat digunakan secara tepat guna.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain; tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
ketepatgunaan, kondisi siswa atau mahasiswa, ketersediaan perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu teknis dan
biaya.11

2. Teori Jenis Media Pembelajaran


Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran yaitu:
1) Teks Merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu informasi
yang mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya
memberi daya tarik dalam penyampaian informasi.
2) Media Audio. Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih
berkesan. Membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu
persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman
suara dan lainnya.
3) Media Visual Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan
visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun,
poster,papan buletin dan lainnya.
4) Media Proyeksi Gerak. Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang,
program TV, videokaset (CD, VCD, atau DVD).
5) Benda-bendaTiruan/miniatur Seperti benda-benda tiga dimensi yang
dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat untuk
mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses
pembelajaran tetap berjalan dengan baik.
6) Manusia.Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di

11
Ibid.h. 15-16
14

bidang/materi tertentu.12

3. Teori Media Gambar


a. Pengertian Media Gambar
Media gambar adalah hasil potretan dari berbagai
peristiwa/kejadian, objek, yang dituangkan dalam bentuk gambar-
gambar, garis, kata-kata, simbol maupun gambaran.13 Gambar
merupakan pesan visual yang paling sederhana, praktis, mudah dibuat,
dan banyak diminati peserta didik terlebih gambar berwarna. 14 Gambar
diam atau gambar mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara
fotografik misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau
objek lainnya yang ada kaitannya dengan bahan/isi tema yang
diajarkan dan bersifat tunggal namun ada yang berseri.15
Gambar yang digunakan dapat berupa gambar bermacam-
macam gerak sesuai dengan jenis kata yang dikehendaki (kata kerja),
gambar bermacam-macam benda yang diperlukan (jenis kata benda),
gambar bermacammacam bentuk, gambar bermacam-macam keadaan
untuk menanamkan kata keterangan (banjir, gunung meletus, dan lain-
lain).16
Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan
pemandangan dalam hal bentuk , rupa serta ukuran relatif terhadap
lingkungan. Diantara media pembelajaran , media gambar adalah
media yang paling umum diakui. Hal ini dikarnakan peserta didik lebih

12
Dadang Supriatna. Pengenalan Media Pembelajaran. (online). Tersedia
http://www.tklb.org/documents/etrainingmedia%20pembelajaran/2.Pengenalan_Media_Pembelaja
ran.pdf. (Diakses 30 Juni 2020).
13
Mulyani Sumantri Dan Johar Permana, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 2011), h.183
14
Supartinah, Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Melalui Teknik
Pembelajaran Bercerita Gambar Seri, Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, (Volume 04. No. 1)
2011, h. 10
15
Ahmad Rofi”Uddin & Darmiyati Zuhdi, Pendidikan Berbahasa Dikelas Tinggi,
(Jakarta: Departemen Pedidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2013), h. 115
16
Agus F. Tangyong, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta:
Grasindo. 2010), h. 149
15

menyukai gambar dibandingkan dengan tulisan ,apalagi jika gambar


dibuat dan disesuaikan dengan persyaratan yang baik,sudah tentu akan
menambah semangat peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran.
1) Bentuk umum dari media gambar terangkum dalam pengertian
media grafis. Media grafis adalah suatu media berbasis visual
yang terdiri dari simbol- simbol,gambar,titik,garis untuk
menggambarkan dan merangkunm suatu ide dan pristiwa. Media
gambar adalah suatu perantara yang paling umum dipakai. Dia
merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimerngerti dan dapat
dinikmati dimana-mana.17
2) Media gambar adalah media yang berfungsi untuk menyampaikan
pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan.
Pesan yang disampaikan dituangkan melalui simbol-simbol
komunikasi visual. Media gambar mempunyai tujuan untuk
menarik perhatian, meperjelas materi, mengilustrasikan fakta dan
informasi.18

3) Media gambar adalah setiap bentuk grafis statis maupun dinamis


antara lain: foto, grafis, denah, ilustrasi (yang terdiri dari dua atau
lebih gambar), dan juga animasi atau kartun. Tindakan
membangun hubungan antara mental verbal dan juga mental
pictoria adalah satu langkah penting dalam pemahaman
konseptual. Materi yang disampaikan dengan multimedia yang
terkonstruksi dengan baik harusnya dapat menjadi lebih baik
dalam menerima pesan daripada hanya dengan kata-kata.19
4) Media berasal dari bahasa latin “medius” yang artinya tengah.
Secara umum media adalah semua bentuk perantara untuk

17
Arif s, sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan Dan
Pemanfaatannya.(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 28
18
Cecep Kunadi, Bambang Sujtipto. Media Pembelajaran Manual Dan Digital.
(Bogor: Ghalia Indonesia. 2013), h. 41
19
Ricard E Mayer. Multimedia Prinsip-Prinsip Dan Aplikasi. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2009), h. 95
16

menyebar , membawa, atau menyampaikan sesuatu pesan dan


gagasan kepada penerima.20
5) Media gambar dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah
agar masalah tersebut mudah dipahami oleh anak misal gambar
dibuat secara rinci dengan dibawah gambar diberi tulisan.21
Menurut yuliani nuraini dan bambang sujiono, beberapa hal
yang menjadi perkembangan bahasa anak sebagai berikut :
1) Berbicara menggunakan kalimat sederhana (empat - lima kata).
2) Senang mendengarkan dan menceritakan kembali cerita
sederhana.
3) Menyebut nama, jenis kelamin dan umur.
4) Mengerti bentuk pertanyaan dan menggunakan kata tanya.
5) Dapat mengulangi dan menyanyikan lagu anak- anak.
6) Dapat berperan serta dalam percakapan dan tidak mendominasi
untuk selalu didengar.
7) Menyebut nama panggilan orang tua.22
Berdasarkan pendapat diatas dapat ditegaskan bahwa media
gambar adalah hasil potretan berbagai peristiwa atau objek yang
dituangkan dalam bentuk gambar, praktis, mudah dibuat, diminati
peserta didik dan berisi bahan atau tema yang diajarkan. Oleh karena
itu gambar dapat dijadikan media dalam kegiatan bercakap-cakap
dikarenakan gambar dapat berisi bahan atau tema atau pesan visual
yang diajarkan sehingga dapat menarik minat dan perhatian siswa dan
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara. Media
gambar yang digunakan dalam penelitian ini berisi gambar-gambar
yang disesuaikan dengan tema pada hari saat berlangsungnya
penelitian. Gambar- gambar tersebut adalah gambar anggota

20
Arif S . Sadiman Dkk, media pendidikan…, h. 6
21
Naelul Ngulya Dkk, Pengaruh Penggunaan Media Gambar Terhadap Kemampuan
Berbicara Anak Usia Dini Infantia , Vol. 4 No. 2, Agustus 2016, h. 3
22
Yuliyani Nuraini & Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak,
(Jakarta: PT Indeks 2011), h. 26
17

keluarga, rumah, gambar lingkungan sekiar (sekolah, taman, sawah,


kantor).
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam hal ini
pembelajaran merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh peserta
didik dengan guru dan sumber belajar baik berupa data, orang lain
atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam
belajar sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan
belajar. kegiatan belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari proses
komunikasi maka diperlukan media perantara untuk menyampaikan
pesan dari guru kepada peserta didik. Guru diharapkan dapat
menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan. Media
pembelajaran penting dalam proses pembelajaran, adanya media
mendukung proses komunikasi yang dilakukan oleh guru sehingga
dapat optimal.23
Segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Artinya dengan menggunakan
media , diharapkan informasi dapat tersampaikan dengan baik, cepat
dan tepat.24
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk menyalurkan pesan, serta dapat meransang pikiran ,perasaan,
perhatian, dan kemauan si pelajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.
Dari beberapa pengertian dari media pembelajaran diatas
dapat diambil sebuah pemahaman bahwa media berhubungan dengan
alat untuk menyampaikan pesan baik itu berupa buku, poster,
spanduk, maupun alat alat permainan edukatif. Dan uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat

23
Rusman, Metode-Metode Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,(Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2013). h. 3
24
M. Fadillah, bermain dan permainan anak usia dini (Jakarta : PrenadaMedia Group,2017).
h.196
18

saranaperantara untuk menyampaikan materi pembelajaran, supaya


materi yang diinginkan dapat tersampaikan dengan tepat, mudah, dan
diterima serta dipahami sebagaimana mestinya oleh peserta didik.25
b. Karakteristik Media Gambar

Media gambar dikatakan sangat efektif digunakan dalam


pembelajaran dikelas, karena mempunyai beberapa kelebihan
diantaranya: (1) bersifat kongkrit, gambar realistis menunjukkan
pokok-pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. (2)
dapat mengatasi batas ruang dan waktu, karena tidak semua benda
obejek atau peristiwa dibawa dibawa ke dalam kelas dan tidak selalu
bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa tertentu. (3) dapat
mengatasi keterbatasan pengamatan, karena dapat menghadirkan hal-
hal yang dapat ditangkap oleh panca indera. (4) dapat memperjelas
suatu masalah. (5) murah dan mudah didapat. Hal ini juga
dikemukakan oleh Hamalik dalam media pendidikan.
c. Manfaat Dan Kelebihan Media Gambar Dalam Pembelajaran
Manfaat yang diperoleh dari media gambar dalam
hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar adalah sebagai
berikut:
1. Mudah dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena
praktis tanpa memerlukan perlengkapan apa-apa.
2. Harganya relative lebih murah dari pada jenis-jenis media
pengajaran lainnya, dan cara memperolehnyapun mudah sekali
tanpa memerlukan biaya, dengan memanfatkan kalender bekas,
majalah, surat kabar, dan bahan-bahan grafis lainnya.
3. Gambar bisa dipergunakan dalam banyak hal, untuk berbagi
jenjang pengajaran dan berbagi disiplin ilmu. Mulai dari TK
sampai perguruan tinggi, dari ilmu-ilmu social sampai ilmu-ilmu
eksakta.
4. Gambar dapat menerjemahkan konsep atau gagasan abstrak
25
Ibid. h.197
19

menjadi lebih realistic.


Beberapa kelebihan dari media gambar adalah :
a) Gambar mudah diperoleh, bisa digunting dari majalah, atau
dibuat sendiri.
b) Mudah menggunakannya. Tidak memerlukan alat tambahan.
c) Penggunaan gambar merupakan hal yang wajar dalam proses
belajar tanpa memberi kesan ”show” seperti yang sering
dituduhkan kepada pengguna slaid atau film.
5 Mudah mengatur pilihan untuk suatu pelajaran, untuk penyajian
jumlah gambar dapat disesuaikan dengan besarnya koleksi.26
d. Syarat-syarat Memilih Media Gambar
Supaya gambar mencapai tujuan semaksimal mungkin sebagai
alat visual, gambar itu harus dipilih menurut syarat-syarat tertentu.
Syarat-syarat tersebut adalah:
1. Gambar harus bagus, jelas dan menarik, mudah dimengerti dan
cukup besar untuk memperlihatkan detail.
2. Apa yang tergambar harus cukup penting dan cocok untuk hal
yang sedang dipelajari atau masalah sedang dihadapi.
3. Gambar harus benar atau autentik, artinya menggambarkan situasi
yang serupa jika dilihat dalam keadaan sebenarnya.
4. Kesederhanaan penting sekali. Gambar yang rumit seringkali
mengalihkan perhatian dari hal-hal yang penting. Anak-anak dan
orang yang tidak terpelajar bingung oleh bagian-bagian yang kecil
dari sebuah gambar, akhirnya gagal dalam menemukan arti yang
sesungguhnya dari gambar yang dilihat itu.
5. Gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihatnya.
Warna walaupun tidak mutlak dapat meninggikan nilai dari
sebuah gambar, menjadikannya lebih realistis dan merangsang minat
untuk melihatnya. Selain itu warna dapat memperjelas arti dari yang
digambarkan.

26
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011), h. 104
20

3. Teori Cerita Bergambar


Cerita bergambar merupakan salah satu dari bahan ajar yang
berupa buku cerita bergambar. Dengan demikian, pendidik diharapkan
mampu mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.
Gambar merupakan salah satu media grafis yang paling umum dapat
digunakan peserta didik dalam proses pembelajaran. Media grafis ini
memiliki kelebihan yaitu bentuknya sederhana, ekonomis, bahan mudah
diperoleh, dapat menyampaikan rangkuman dan tanpa memerlukan
perelatan khusus dan mudah menempatkannya.27
Hunck dkk Buku bergambar menyampaikan pesan lewat dua cara,
yaitu lewat ilustrasi dan tulisan. Ilustrasi (gambar) dan tulisan yang sama-
sama dimaksudkan untuk menyampaikan pesan tersebut tidak sendiri-
sendiri, melainkan secara bersama-sama dan saling mendukung untuk
mengungkapkan pesan. Jadi keduanya saling berkaitan untuk
menyampaikan pesan dengan baik dan kuat melalui dua cara yang
berbeda, tetapi bersifat saling berkaitan dan menguatkan. Oleh karena itu
sebuah cerita sangat cocok jika dipadukan dengan gambar, karena
didalamnya mengandung unsur ilustrasi gambar yang kemudian disajikan
secara bersamaan untuk mengungkapkan sebuah makna tertentu.
Gambar sangatlah penting sekali dipakai dalam usaha seseorang
pendidik untuk memperjelas suatu pengertian pada peserta didik. Maka
dengan memakai suatu gambar peserta didik dapat lebih memperhatikan
suatu benda-benda atau hal yang belum pernah di lihat oleh peserta didik
terkait dengan pelajaran yang akan dibahas. Suatu gambar dapat
membantu pendidik dalam mencapai tujuan intruksonal, karena gambar
termasuk media yang mudah dan murah serta berarti besar untuk
memberhasilkan peserta didik mendapat nilai.
Menurut elizabeth kennedy buku cerita bergambar merupakan
salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai
media grafis dalam proses pembelajaran. Buku cerita bergambar adalah

27
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Gava Media, 2016), h. 19.
21

sebuah cerita yang ditulis dengan gaya bahasa ringan, cenderung dengan
gaya obrolan, kemudian dilengkapi dengan sebuah gambar yang
merupakan kesatuan dari cerita itu sendiri untuk menyampaikan suatu
fakta atau gagasan.28
Cerita bergambar dalam sejarah perkembangannya sering dikaitkan
dengan komik. Meski cerita bergambar dan komik sama-sama
menggunakan gambar dalam pembuatan ceritanya, ada juga perbedaan
diantara keduanya yang mendasar antara cerita bergambar dan komik.
Cerita bergambar, yaitu terdiri dari tulisan sebagai isi cerita dan gambar
sebagai penghiasnya. Sedangkan komik terdiri atas panel, gambar, dan
balon kata, yang harus dibaca secara berurutan untuk memahami isi cerita
atau komik bercerita melalui bahasa gambar.29
Menggunakan buku cerita bergambar pada proses kegiatan belajar
mengajar dapat bermanfaat karena aktivitas belajar akan lebih terarah dan
memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran. Buku cerita bergambar dapat memuat pesan melalui
ilustrasi dan teks tulisan. Dengan demikian, pesan yang terdapat dalam isi
teks tersebut dapat mendorong anak untuk lebih giat dalam belajar.
a. Ciri-Ciri Buku Cerita Bergambar
Menurut Anitah bahwa ciri-ciri buku cerita bergambar yang
baik untuk peserta didik, yaitu sebgai berikut :
1. Buku cerita bergambar harus nyambung terhadap tingkatan umur
dan kemampuan peserta didik.
2. Bersahaja, yaitu dalam artian tidak terlalu kompleks, maka
dengan adanya gambar itu peserta didik akan mendapatkan
gambaran yang lebih pokok.
3. Realistis, yaitu berarti gambar pada buku tersebut sesuai dengan
yang akan digambarkan sehingga harus lebih memperhatikan

28
Ibid., h. 5
29
Thio Dhamma Kumaro Sulis,Dkk , Perancangan Buku Kumpulan Cerita Bergambar
Rakyat Kalimantan Timur Sebagai Media Penyampaian Pesan Moral, (Surabaya: Jurnal Dkv
Adiwarna 1, No. 2, Universitas Krister Petra, 2013), h. 4.
22

perbandingan ukuran suatu buku dan gambar sebagai salah satu


media pembelajaran.30
Dengan adanya ciri-ciri buku cerita bergambar pendidik lebih
mudah dan mampu dalam membuat salah satu media pembelajaran
yang baik untuk peserta didik. Dalam pembeuatan buku cerita harus
sesuai dengan tingkatan umur peserta didik, jika dibuat tidak sesuai
dengan tingkatan umur peserta didik akan lebih sulit untuk
memahami buku cerita bergambar tersebut, karena peserta didik
dilihat dari tingkatan umur memiliki kemampuan yang berbeda.
b. Fungsi dan Peranan Buku Cerita Bergambar
Menurut Mitchell fungsi dan pentingnya buku cerita
bergambar, yaitu :
1. Buku cerita bergambar dapat membantu peserta didik belajar
tentang keberadaan didunia ditengah masyarakat dan alam.
2. Buku cerita bergambar dapat membantu peserta didik belajar
tentang mengenal orang lain, hubungan yang terjadi dan
pengembangan perasaan.
3. Buku cerita bergambar dapat menolong peserta didik untuk
mengapresiasi keindahan.
Salah satu media pembelajaran, yaitu buku cerita bergambar
mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran,
karena buku cerita bergambar ini dapat menolong peserta didik dalam
berbagai hal, seperti peserta didik dapat belajar tentang alam sekita,
belajar mengenal orang lain dan dapat mengapresiasi keindahan.
c. Kriteria Memilih Buku Cerita Bergambar Yang Baik
Memilih buku bacaan yang baik dapat meningkatkan minat
belajar anak - anak, khususnya anak-anak sekolah dasar. Menurut
Read is Fundamental dalam e-book Choosing Good Book memilih
30
Lely Damayanti, Vitalis Djarot Sumarwoto, Pengaruh Media Cerita Bergambar
Terhadap Kehidupan Sosial Anak Didik Kelompok B Tk Desa Ngepeh Saradan Madiun Tahun
Ajaran 2014-2015, (Mediun: Jurnal Care (Children Advisory Research And Education) Vol. 3
No. 2, 18 November 2016), h. 12-23.
23

bacaan untuk anak yang baik adalah sebagai berikut :


1. Teks bacaan yang jelas dan mudah dibaca oleh peserta didik.
2. Ilustrasi harus menarik dan dapat memvisualisasikan teks serta
memberi petunjuk mengenai makna dari kata-kata yang jarang
terdengar oleh peserta didik.
3. Buku yang dikemas dengan menarik agar menjadi perhatian
peserta didik.
4. Kata-kata yang digunakan harus sederhana dengan ilustrasi yang
membantu.
5. Buku dengan karakter favorite bagi peserta didik.
6. Cerita yang suka didengar peserta didik, bagus untuk membantu
peserta dalam mebaca sendiri.31
Dengan demikian pendidik harus bisa dalam memilih media
pembelajaran buku buku cerita bergambar yang baik seperti teks
bacaan yang mudah dibaca, ceritanya lebih menarik untuk dibaca dan
buku dikemas semenarik mungkin agar menjadi perhatian peserta
didik.
d. Langkah-Langkah Penggunaan Media Pembelajaran
Cerita Bergambar
Buku cerita di sukai hampir semua anak apalagi kalau buku
cerita tersebut berupa cerita dengan ilustrasi bagus dengan sedikit
permainan yang melibatkan mereka anak-anak akan merasa terlibat
dalam pertualangan dan konflik-konflik yang di alami karakter-
karakter di dalamnya, Langkah-langkah pembelajaran SKI pada siswa
madrasah ibtidaiyah menggunakan media cerita bergambar yaitu
sebagai berikut32 :
a. Menyiapkan media gambar yang akan digunakan untuk

31
Anisa Nurkhasanah, Pengembangan Buku Cerita „Petruk Sinau Basa Jawa‟ Untuk
Kelompok B Taman Kanak-Kanak, (Yogyakarta: Jurnal Profesi Pendidikan Dasar Vol. 4 No. 2, e-
ISSN: 2503-3530 p-ISSN: 2406-8012, Desember 2017, h. 113.
32
Sudjana, Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001. h.83
24

memberikan materi Sejarah Kebudayaan Islam kepada para


siswa Madrasah Ibtidaiyah. Para guru harus benar- benar
memahami pembelajaran yang akan diberikan kepada para siswa
dan memiliki berbagai macam strategi yang akan digunakan
dalam penyampaian materi kepada para siswa.

b. Siswa di perkenalkan dengan strategi pembelajaran yang dipakai


dan diperkenalkan dengan media gambar, kemudian siswa
diminta untuk mencermati media gambar tersebut dengan cara
mereka sendiri namun tetap dalam pengawasan guru.
c. Dalam proses pembelajaran siswa mencoba berbagai strategi
untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan pengamatanya. Hal
ini dapat dilakukan secara peroraangan, dengan mengerjakan
LKS yang di berikan oleh guru untuk dinilainya dan media
gambar sebagai obyek penelitiannya.
d. Setelah mencapai kesepakatan tentang srategi dalam
mengerjakan LKS diarahkan untuk menarik kesimpulan dari
pelajaran tersebut. Pada akhir pembelajaran siswa harus dapat
menjelaskan pengetahuan apa saja yang mereka dapatkan dari
pembelajaran Sejarah Kebujdayaan Islam yang dijalankan
menggunakan media gambar tersebut didepan guru dan teman-
teman kelasnya. Hal ini dapat menjadi tolak ukur kesuksesan
penyampaian materi pembelajaran dengan media gambar dan
penilaian keaktifan siswa dalam belajar.
Anak-anak suka bermain karena di dalam diri mereka terdapat
dorongan batin dan dorongan mengembangkan diri. Yang mana tercantum
pada firman Allah sebagai berikut:

Artinya : Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan


dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, allah akan
memberikan pahala keppadamu dan dia tidak akan memint harta
25

hartamu. (Q.S Muhammad:35)33


Cerita fiksi membuat pembaca berimajinasi tentang sebuah
karakter, pemandangan seting cerita, serta alasan terjadinya plot buku
cerita non fiksi menstimulasi pembacanya berpikir mengenai jawaban
dari plot cerita dan membuat pembacanya bertanya-tanya sehubungan
plot yang di sajikan. Pengalaman yang di alami anak usia dini
berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman
tersebut akan bertahan lama bahkan tidak dapat terhapus hanya
tertutupi, suatu saat bila ada stimulasi yang memancing pengalaman
hidup yang pernah di alami maka efek tersebut akan muncul kembali
dalam bentuk yang berbeda.
Dengan demikian berdasarkan uraian tersebut diatas, maka
dapat penulis ambil suatu asumsi bahwa dengan cara mendidik yang
tepat dan efektif, maka kegiatan belajar mengajar akan dapat berjalan
dengan baik dan lancar, oleh karena itu sebagai cara yang tepat dan
dipandang baik maka guru harus menerapkan metode cerita
bergambar.
Dengan demikian seorang guru dalam melaksanakan tugas
mengajarnya benar-benar dituntut untuk terlebih dahulu mengusai
metode cerita bergambar baik kelemahan dan kelebihan dan
mengetahui tempat serta waktu. Hal ini sesuai dengan pendapat
Slameto, bahwa “salah satu langkah untuk memiliki metode mengajar
sebagai teknik penyajian dalam kelas agar proses pembelajaran
tersebut dapat dilihat oleh peserta didik dengan baik. Pendapat diatas
menjelaskan bahwa metode mengajar adalah sanagat menentukan akan
keberhasilan tujuan pendidikan.Menurut Tampubolon dalam Nurbiana
Dhieni “ bercerita kepada anak memainkan peranan penting bukan saja
dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga
dalam mengmbangkan bahasa dan pikiran anak.34
33
Sa‟id Hawwa, Al-Islam, Ab-I‟tishom Cahaya Umat, jakarta, 2002, hlm 409.

34
Rina Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembanagn,
26

Adapun langkah-langkah atau tehnik-tehnik membacakan


cerita bergambar adalah sebagai berikut:
1. Pencerita sebaiknya membaca membaca terlebih dahulu buku
yang hendak di bacakan di depan anak. Guru memiliki keyakinan
memahami cerita, menghayati unsur drama,dan melafalkan setiap
kata dalam buku dengan tepat serta tahu pasti makna tiap-tiap kata
tersebut.
2. Pencerita membacakan cerita dengan lambat (slowly) dengan
kalimat ujaran yan lebih dramatik daripada urutan biasa. Hal ini
bertujuan agar anak dapat meresapi isi cerita yang di sampaikan
oleh guru sehingga anak dapat membangun imajinasinya dari
cerita yang mereka dengar.
3. Pada bagian-bagian tertentu, pencerita berhenti sejenak untuk
memberikan komentar, atau meminta anak-anak memberikan
komentar mereka.
4. Pencerita sebaiknya sering berhenti untuk menunjukkan gambar-
gambar dalam buku ,dan pastikan semua anak dapat melihat
gambar tersebut.
5. Pastikan bahwa jari selalu siap dalam posisi untuk membuka
halaman selanjutnya. Anak-anak yang kreatif mempunyai rasa
ingin tahu yang kuat, mereka akan selalu bertanya-tanya
khususnya tentang kelanjutan cerita yang di bacakan guru.35
Untuk menghasilakn kegiatan pembelajaran yang maksimal dan
memuaskan, maka diperlukan adanya penggunaan metode cerita bergambar
yang tepat. Oleh karnanya Dariyanto dalam penerapan metode cerita
bergambar pada anak usia dini dapat menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu membacakan teks-

(jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011), h.60.


35
Tadkiroatun Musfiroh, Bercerita Untuk Anak Usia Dini, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta, 2005, h. 142-143.
27

teks atau pesan yang terdapat dalam metode cerita bergambar.


2. Melalui bimbingan guru, anak-anak melihat teks-teks yang terdapat
dalam cerita bergambar
3. Guru menerangkan materi dengan mengupas satu demi satu materi
yang dikemas dalam cerita bergambar dan anak-anak mengamati
gambar atau poto yang terdapat didalamnya
4. Guru memilih anak untuk mempratikkan apa yang terdapat dalam
cerita bergambar
5. Anak mempratikkan yang terdapat dalam cerita bergambar atau
poto story sambil mengingat materi yang disampaikan

6. Guru bersama anak menyimpulkan materi yang terdapat terdapat


dalam cerita bergambar, guru mengadakan evaluasi sesuai dengan
materi yang disampaikan.36

e. Manfaat Buku Cerita Bergambar


Buku cerita bergambar dipilih sebagai salah satu media
pembelajaran karena sebagian besar peserta didik yang suka melihat-
lihat dan membaca buku, walaupun peserta didik tidak mengatahui isi
dari buku tersebut. Selain menarik buku cerita bergambar mempunyai
beberapa manfaat, yaitu:
1. Buku cerita bergambar dapat membantu perkembangan emosi
peserta didik.
2. Peserta didik dapat dengan mudah memperoleh kesenangan.
3. Dapat membantu peserta didik belajar tentang dunia dan untuk
menstimulasi imajinasi yang kreatif saat belajar.footnote
Beberapa manfaat peserta didik dari membaca buku cerita
bergambar dapat memotivasi daam belajar dan memahami materi
dengan lebih mudah. Sehingga dengan membaca buku cerita

36
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, h. 3
28

bergambar dapat memberikan dampak yang positif bagi anak usia dini
dan mengembangkan kognitif peserta didik.

4. Teori Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Hamalik hasil belajar adalah sebagai terjadinya


perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan
diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan
tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu
menjadi tahu.37 Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum
yang telah dicapai oleh seseorang siswa setelah mengalami proses
belajar mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil
belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa
perubahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya
yang menuju pada perubahan positif.

Pengertian hasil belajar merupakan proses untuk menentukan


nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil
belajar. Berdasarkan pengertian di atas hasil belajar dapat menerangai
tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang
dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran,
dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala
nilai berupa huruf atau kata atau symbol.38

Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya


yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari
seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan
kurang. Jadi dengan adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui

37
Omear Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 30
38
Dimyati Dan Mudjiono, Belajar Dan Pembalajaran, (Jakarta: Rineka Cipta
Tahun2009), h. 200
29

seberapa jauh siswa dapat menangkap, memahami, memiliki materi


pelajaran tertentu. Atas dasar itu pendidik dapatmenentukan
strategi belajar mengajar yang lebih baik. Hasil belajar ini pada
akhlirnya difungsikan dan ditunjukan untuk keperluan berikut ini:

1. Untuk seleksi, hasil dari belajar seringkali digunakan sebagai dasar


untuk menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis
jabatan atau jenis pendidikan tertentu.

2. Untuk kenaikan kelas, untuk menentukan apakah seseorang siswa


dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau tidak, memerlukan
informasi yang dapat mendukung keputusan yang dibuat guru.

3. Untuk penempatan, agar siswa dapat berkembang sesuai dengan


tingkat kemampuan dan potensi yang mereka miliki, maka perlu
dipikirkan ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang
sesuai.39

Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu:

1. Ranah Kognitif

Adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).


Segala upaya yang menyangkup aktivitas otak adalah termasuk
ranah kognitif. Menurut Bloom, ranah kognitif itu terdapat enam
jenjang proses berfikir yaitu:
knowledge(pengetahuan/hafalan/ingatan), compherehension
(pemahaman), application (penerapan), analysis (analisis),
syntetis(sintetis), evaluation (penilaian).40

2. Ranah afektif

Taksonomi untuk daerah afektif dikeluarkan mula-mula


39
Ibid, h. 201.
40
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama Di
Sekolah, UIN-Maliki Press, Tahun 2010.h. 3
30

oleh David R.Krathwohl dan kawan-kawan dalam buku yang


diberi judul taxsonomy of educational objective: affective domain.
Ranah afektif adalah ranah yang berkenaan dengan sikap seseorang
dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki
penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif akan
Nampak pada murid dalam berbagai tingkah laku seperti:
perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman sekelas, kebiasan belajar dan
hubungan sosial.41

3. Ranah psikomotorik.

Hasil belajar psikomotor dikemukakan oleh simpson. Hasil


belajar ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill), dan
kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan,
yakni: gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak
sadar), keterampilan pada gerak- gerak sadar, kemampuan
perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motorik dan lain-laian, kemampuan di bidang
fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketetapan, gerakan-
gerakan skill, mulai keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang komplek, kemampuan yang berkenaan dengan
komunikasi nondecursive, seperti gerakan ekspresif dan
interpretatif.42

b. Kriteria atau Indikator Hasil Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi


segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar siswa. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
seseorang dalam mennguasai ilmu pengetahuan pada suatu mata

41
Ibid, h. 5
42
Ibid, h. 9
31

pelajaran dapat dilihat melalui prestasinya. Peserta didik akan


dikatakan berhasil apabila prestasinya baik dan sebaliknya, ia tidak
berhasil jika prestasinya rendah.

Pada tingkat yang sangat umum sekali, hasil belajar dapat


diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1. Keefektifan (effectiveness)
2. Efesiensi (efficiency)
3. Daya Tarik (appeal).43

Keefektifan pembelajran biasanya diukur dengan tingkat


pencapaian si pelajar. Ada 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk
mempreskripsikan keefektifan belajar yaitu: 1) kecermatan
penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan
“tingkat kesalahan”, 2) kecepatan unjuk kerja, 3) tingkat ahli belajar,
dan 4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari.

Efesien pembelajran biasanya diukur dengan rasio antara


keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai si belejar dan jumlah biaya
pembelajaran yang digunakan. Daya tarik pembelajaran biasanya
diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar.
Daya tarik pembelajran erat sekali dengan daya tarik bidang studi,
dimana kualitas pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya.

Kunci pokok utama memperoleh ukuran dan data hasil belajar


siswa adalah mengetahui garis besar indikator dikaitkan dengan jenis
prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Indikator hasil belajar
menurut Benjamin S. Bloom dengan taxsonomy of education
objectives membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif, psikomotorik.44

43
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2010), h. 42.
44
Burhan Nurgianto, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah,
(Yogyakarta: BPFE, Tahun 1988), h. 42
32

Tabel 1.0
Jenis dan indikator hasil belajar45

No Ranah Indikator
1. Ranah kognitif 1.1 Dapat menyebutkan
a. Ingatan, 1.2 Dapat menunjukkan kembali
Pengetahuan
(knowledge) 2.1 Dapat menjelaskan,
b. Pemahaman 2.2 Dapat mendefinisikan dengan bahasa sendiri
(Comprehension)
3.1 Dapat memberikan contoh
c. Penerapan 3.2 Dapat menggunakan secara tepat
(Application)

d. Analisis (Analysis)
4.1 Dapat menguraikan
4.2 Dapat mengklasifikasikan/ memilah
e. Menciptakan,
membangun 5.1 Dapat menghubungkan materi –materi,
(Synthesis) sehingga menjadi kesatuan yang baru
5.2 Dapat menyimpulkan
5.3 Dapat menggeneralisasikan (membuat
prinsip umum)
f. Evaluasi
(Evaluation)
6.1 Dapat menilai,
6.2 Dapat menjelaskan dan menafsirkan,
6.3 Dapat menyimpulkan
2. Ranah Afektif
45
Muhibin Syah, “Pisikologi Belajar”, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada),
Tahun 2011, h. 39-
33

a. Penerimaan 1.1 Menunjukkan sikap menerima


(Receiving) 1.2 Menunjukkan sikap menolak

b. Sambutan 2.1 Kesediaan berpartisipasi/terlibat


2.2 Kesediaan memanfaatkan
c.Sikap menghargai 3.1 Menganggap penting dan bermanfaat
(Apresiasi) 3.2 Menganggap indah dan harmonis
3.3 Menggagumi

d.Pendalaman 4.1 Mengakui dan menyakini


(internalisasi) 4.2 Mengingkari

e.Penghayatan 5.1 Melembagakan atau meniadakan


(karakterisasi) 5.2 Menjelmakan dalam pribadi dan
perilaku sehari-hari.
3. Ranah psikomotor
a. Keterampilan bergerak 1.1 Kecakapan mengkoordinasikan gerak mata,
dan bertindak telinga, kaki, dan anggota tubuh yang
lainnya.

b. Kecakapan ekspresi
2.1 Kefasihan melafalkan/ mengucapkan
verbal dan non-verbal
2.2 Kecakapan
membuat mimik dan
gerakan jasmani

Dengan melihat tabel di atas kita dapat menyimpulkan bahwa


dalam hasil belajar harus dapat mengembangkan tiga ranah yaitu:
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam penelitian ini peneliti
akan mengukur hasil belajar pada ketiga ranah ranah tersebut yang
diambil dari dokumentasi guru Qur‟an Hadits. Sebagai indikator hasil
belajar, perubahan pada tiga ranah tersebut di rumuskan dalam tujuan
pengajaran. Dengan demikian hasil belajar dibuktikan dengan nilai
34

baik dalam bentuk pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang


menjadi ketentuan suatu proses pembelajaran dianggap berhasil
apabila daya serap tinggi baik secara perorangan maupun kelompok
dalam pembelajaran telah mencapai tujuan. Jadi ada dua indikator
keberhasilan belajar yaitu:

a. Daya serap tinggi baik perorangan maupun secara kelompok

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau indikator


telah tercapai secara perorangan atau kelompok.
Suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah
daya serap tinggi baik secara perorangan maupun kelompok dan
perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah
dicapai.46

c. Tingkat keberhasilan belajar

Bukti bahwa seorang telah belajar ialah terjadinya


perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah
laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsure subjektif
adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsure
jasmaniah. Bahwa seseorang sedang berfikir dapat dilihat dari raut
mukanya, sikap dalam rohaniah tidak bisa kita lihat.
Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil
belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek
tersebut. Adapun aspek-aspek tersebut adalah:
1. Pengetahuan,
2. Pengertian
3. Kebiasaan
4. Keterampilan
46
Syaiful Bahri Djamaroh Dan Arwan Zain, “Strategi Belajar Mengajar”,Jakarta:Rineka
Cipta, 2002, h. 120
35

5. Apresiasi
6. Emosional
7. Hubungan sosial
8. Jasmani
9. Etis atau budi pekerti
10. Sikap.47

Hasil belajar yang dicapai dalam proses pembelajaran


merupakan ukuran hasil upaya yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik dengan segala faktor yang terkait. Tingkatan
keberhasilan belajar dapat dikatagorikan sebagai berikut:
a) Istimewa/maksimal bila semua bahan pelajaran dikuasai 100%

b) Baik sekali/ optimal bila sebagian besar materi dikuasai antara


76-99%

c) Baik/ minimal, bila bahan dikuasai hanya 60-75%

d) Kurang, bila bahan yang dikuasai kurang dari 60%.48


Ketentuan tingkat keberhasilan antara lembaga pendidikan
satu dengan lembaga pendidikan lainnya berbeda, bahkan sekarang
satuan pendidikan diberikan kewenangan untuk dapat menentukan
kriteria ketuntatas minimum (KKM) sendiri-sendiri.

d. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan belajar tidak saja ditentukan oleh peningkatan


kemampuan para pendidiknya saja, akan tetapi ditentukan oleh
faktor-faktor yang lain yang saling mempengaruhi satu dengan
yang lain, sebagaimana Oemar Hamalik mengemukakan beberapa
faktor kesulitan belajar siswa antara lain:

1. Faktor-faktor yang berfungsi dari diri sendiri

47
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara : 2004), h. 30
48
Ibid,h.121-122
36

2. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan

3. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga

4. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat.49


Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang
merupakan kesulitan belajar yang dialami peserta didik perlu
adanya bantuan dan bimbingan guna meningkatkan prestasi belajar
siswa dan terhindar dari kesulitan belajar yang dialami siswa dan
akhirnya dapat dicapai prestasi belajar yang optimal.

5. Teori Adobe Photoshop


a. Pengertian Adobe Photoshop
Adobe Photoshop, atau biasa disebut Photoshop, adalah
perangkat lunak editor citra buatan Adobe Systems yang dikhususkan
untuk pengeditan foto/gambar dan pembuatan efek. Perangkat lunak
ini banyak digunakan oleh fotografer digital dan perusahaan iklan
sehingga dianggap sebagai pemimpin pasar (market leader) untuk
perangkat lunak pengolah gambar/foto, dan, bersama Adobe Acrobat,
dianggap sebagai produk terbaik yang pernah diproduksi oleh Adobe
Systems. Versi kedelapan aplikasi ini disebut dengan nama Photoshop
CS (Creative Suite), versi sembilan disebut Adobe Photoshop CS2,
versi sepuluh disebut Adobe Photoshop CS3 , versi kesebelas adalah
Adobe Photoshop CS4 , versi keduabelas adalah Adobe Photoshop
CS5 , dan versi yang terakhir (ketigabelas)adalah Adobe Photoshop
CS6. Photoshop tersedia untuk Microsoft Windows, Mac OS X, dan
Mac OS; versi 9 ke atas juga dapat digunakan oleh sistem operasi lain
seperti Linux dengan bantuan perangkat lunak tertentu seperti
CrossOver.50
Versi kedelapan aplikasi ini diberi nama Photoshop
49
Oemar Hamlik, Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi....h. 117
50
Hog Pictures. 2015. Pengertian Atau Definisi Photoshop. http://www.hog-
pictures.com/2015/07/adobe-photoshop-history-and- definition.html. Diakses pada tanggal 17 Juni
2020.
37

CS (Creative Suite), versi kesembilan disebut Adobe Photoshop CS2,


versi ke sepuluh disebut Adobe Photoshop CS3, versi kesebelas
disebut Adobe Photoshop CS4, versi keduabelas disebut Adobe
Photoshop CS5 dan versi terakhir yaitu versi ketigabelas
disebut Adobe Photoshop CS6.51
Meskipun pada awalnya Photoshop dirancang untuk
menyunting gambar untuk cetakan berbasis kertas, photoshop sekarang
ini dapat juga digunakan untuk memproduksi gambar untuk world
wide web. Photoshop dapat menerima penggunaan model warna yaitu:
1. RGB Color Model,
2. Lab Color Model,
3. CMYK Color Model,
4. Grayscale,
5. Bitmap,
6. Duotone.

b. Sejarah Adobe Photoshop


Seorang profesor dari Michigan (USA) bernama Glenn Knol
membuat sebuah eksperimen untuk mengolah foto secara digital.
Dengan alat seadanya, sang profesor bekerja keras di ruang gelap (dark
room) milik pribadinya. Beliau memiliki dua orang anak yang
bernama: John Knoll dan Thomas Knoll. Kedua anak tersebut
meneruskan cita-cita ayahnya untuk membuat sebuah program
pengolah gambar secara digital tersebut. Adalah Kakak-beradik
Thomas dan John Knoll memulai pengembangan Photoshop di tahun
(1987).
Pada tahun 1987, Thomas Knoll, mahasiswa PhD di
Universitas Michigan, mulai menulis sebuah program pada Macintosh
Plus-nya untuk menampilkan gambar grayscale pada layar monokrom.
51
Hendi. Hendratman. Computer Graphic Design Edisi Revisi Kedua. (Bandung:
Informatika, 2015).h. 120
38

Program ini, yang disebut Display, menarik perhatian saudaranya John


Knoll, seorang karyawan di Industrial Light & Magic, yang
merekomendasikan Thomas agar mengubah programnya menjadi
program penyunting gambar penuh. Thomas mengambil enam bulan
istirahat dari studi pada tahun 1988 untuk berkolaborasi dengan
saudaranya pada program itu, yang telah diubah namanya menjadi
ImagePro. Setelah tahun itu, Thomas mengubah nama programnya
menjadi Photoshop dan bekerja dalam jangka pendek dengan produsen
scanner Barneyscan untuk mendistribusikan salinan dari program
tersebut dengan slide scanner; "total sekitar 200 salinan Photoshop
telah dikirimkan" dengan cara ini.
Selama waktu itu, John bepergian ke Silicon Valley di
California dan memberikan demonstrasi program itu kepada insinyur
di Apple Computer Inc. dan Russell Brown, direktur seni di Adobe.
Kedua demonstrasi itu berhasil, dan memutuskan untuk membeli
lisensi untuk mendistribusikan pada bulan September 1988. Sementara
John bekerja pada plug-in di California, Thomas tetap di Ann Arbor
untuk menulis kode program. Photoshop 1.0 dirilis pada 1990 khusus
untuk Macintosh.Versi 1 dirilis oleh Adobe pada tahun (1990). Versi
awal Photoshop yang diberi nama "Knoll Software" dirilis sebelum
kerjasama dengan Adobe resmi dibuat.
Photoshop versi pertama ini berukuran 1.4 MB. Lebih jauh,
aplikasi Photoshop 0.63 lengkap dengan manual online dapat disimpan
dalam disket dan bahkan masih menyisakan 200kb ''disk space''
bebas.Meskipun pada awalnya Photoshop dirancang untuk menyunting
gambar untuk cetakan berbasis-kertas, Photoshop yang ada saat ini
juga dapat digunakan untuk memproduksi gambar untuk (World Wide
Web). Beberapa versi terakhir juga menyertakan aplikasi tambahan,
(Adobe ImageReady), untuk keperluan tersebut.
Photoshop juga memiliki hubungan erat dengan beberapa
perangkat lunak penyunting media, animasi, dan ''authoring'' buatan-
39

Adobe lainnya. File format asli Photoshop, .PSD, dapat diekspor ke


dan dari Adobe ImageReady, Adobe Illustrator, Adobe Premiere Pro,
Adobe After EffectsAfter Effects dan Adobe Encore DVD untuk
membuat DVD profesional, menyediakan penyuntingan gambar
non-''linear'' dan layanan ''special effect'' seperti ''background'',
''tekstur'', dan lain-lain untuk keperluan televisi, film, dan situs web.
Sebagai contoh, Photoshop CS dapat digunakan untuk membuat menu
dan tombol button DVD.
Versi terbarunya, yang dirilis pada tahun 2005, adalah versi 9.
Program ini dipasarkan dengan nama "Photoshop CS2. CS
merefleksikan integrasi produk Photoshop dengan aplikasi Adobe
Creative Suite. Creative Suite buatan Adobe dan disebut "2" karena
program ini adalah versi rilis ke-2 sejak Adobe mengintegrasikan
kedua produknya. Ada beberapa pada tambahan pada Photoshop CS2
seperti multiple layer selecting dan warp," versi kurva dari transform
tool dan ''color replacment tool'', yang sebelumnya hadir sebagai ''plug-
in' Untuk para penggemar fotografi, Adobe menyediakan filter "reduce
grain" (mengurangi grain) yang dapat membantu mengoptimalkan foto
yang diambil pada kondisi kekurangan cahaya. Untuk "memperjelas"
perbedaan produk CS dengan produk-produk Photoshop sebelumnya,
Adobe menghilangkan lambang mata Photshop, yang dipresentasikan
dalam bentuk yang berbeda-beda sejak versi 3 sampai versi 7.
Photoshop CS dan CS2 kini menggunakan bulu sebagai ikon dan
bentuk identifikasi.
Versi beta Photoshop CS3 telah dirilis untuk pengguna CS2
pada tanggal 15 Desember 2006.Berbeda dengan Photoshop CS dan
CS2 yang menggunakan bulu sebagai logonya, Logo untuk edisi ketiga
ini berbentuk tipografi, dengan huruf 'Ps' berwarna putih dan berlatar
belakang biru-gradien. Versi terakhirnya dilengkapi dengan ''Adobe
Camera RAW'', sebuah plugin yang dikembangkan oleh Thomas Knoll
yang dapat membaca beberapa format file RAW dari kamera digital
40

dan mengimpornya langsung ke Photoshop. Versi awal RAW plugin


ini juga tersedia untuk Photoshop 7.0.1 dengan tambahan biaya $99
USD. (Batopie, 2015)

c. Ekstensi Photoshop
Adobe Photoshop memiliki beberapa format file yaitu:
1. Ekstensi .PSD (Photoshop Document)
Format yang menyimpan gambar dalam bentuk layer,
termasuk teks, mask, opacity, blend mode, channel warna, channel
2. Ekstensi .PSB
Adalah versi terbaru dari PSD yang di desain
untuk file yang berukuran 2GB
3. Ekstensi .PDD
Adalah versi lain dari PSD yang hanya dapat mendukung
fitur perangkat lunak Photoshop Deluxe.52

d. Komponen Adobe Photoshop


Mengenal Gambar Bitmap
Suatu foto atau gambar bisa direpresentasikan dengan format
bitmap dalam ribuan titik warna-warni yang membentuk suatu pola.
Pada file bitmap dikenal dua istilah penting, yaitu53:
1. Resolusi atau jumlah titik persatuan luas, yang akan
mempengaruhi ketajaman dan detil file bitmap. Biasanya
dinyatakan dalam satuan dpi (dot per inch).
2. Intensitas atau kedalaman warna, yang akan menentukan kualitas
warna gambar secara keseluruhan. Biasanya dikenal istilah 256
warna, high color, true color, gradasi abu-abu (grayscale), serta
hitam-putih (black & white) (Nindasabrina, 2013)
52
M.Suyanto. Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan. (Yogyakarta: Andi, 2004).h. 36
53
Nindasabrina. 2013. Komponen dan Fungsi pada Photoshop.
https://nindisabrina.wordpress.com/2013/09/26/komponen-fungsi-pada-photoshop/. Diakses pada
tanggal 08 Juni 2020.
41

Fitur-Fitur

Meskipun pada awalnya Photoshop dirancang untuk


menyunting gambar untuk cetakan berbasis-kertas, Photoshop yang
ada saat ini juga dapat digunakan untuk memproduksi gambar untuk
World Wide Web. Beberapa versi terakhir juga menyertakan aplikasi
tambahan, Adobe ImageReady, untuk keperluan tersebut.

Photoshop juga memiliki hubungan erat dengan beberapa


perangkat lunak penyunting media, animasi, dan authoring buatan-
Adobe lainnya. File format asli Photoshop, .PSD, dapat diekspor ke
dan dari Adobe ImageReady. Adobe Illustrator, Adobe Premiere Pro,
After Effects dan Adobe Encore DVD untuk membuat DVD
profesional, menyediakan penyuntingan gambar non-linear dan
layanan special effect seperti background, tekstur, dan lain-lain untuk
keperluan televisi, film, dan situs web. Sebagai contoh, Photoshop CS
dapat digunakan untuk membuat menu dan tombol (button) DVD.
Photoshop dapat menerima penggunaan beberapa model warna:
1. RGB color model
2. Lab color model
3. CMYK color model
4. Grayscale
5. Bitmap
6. Duotone
Versi terbarunya, yang dirilis pada tahun 2005, adalah versi 9.
Program ini dipasarkan dengan nama “Photoshop CS2.” “CS”
merefleksikan integrasi produk Photoshop dengan aplikasi “Creative
Suite buatan Adobe dan disebut “2″ karena program ini adalah versi
rilis ke-2 sejak Adobe mengintegrasikan kedua produknya. Ada
beberapa pada tambahan pada Photoshop CS2 seperti multiple layer
selecting dan “warp,” versi kurva dari transform tool dan color
replacement tool, yang sebelumnya hadir sebagai plug-in 8BF.
42

Untuk para penggemar fotografi, Adobe menyediakan filter


“reduce grain” (mengurangi grain) yang dapat membantu
mengoptimalkan foto yang diambil pada kondisi kekurangan cahaya.
Untuk “memperjelas” perbedaan produk CS dengan produk-produk
Photoshop sebelumnya, Adobe menghilangkan lambang mata
Photshop, yang dipresentasikan dalam bentuk yang berbeda-beda sejak
versi 3 sampai versi 7. Photshop CS dan CS2 kini menggunakan bulu
sebagai ikon dan bentuk identifikasinya.
Ikon untuk Photoshop CS3 Beta.
Versi beta Photoshop CS3 telah dirilis untuk pengguna CS2 pada
tanggal 15 Desember 2006. Berbeda dengan Photoshop CS dan CS2
yang menggunakan bulu sebagai logonya, Logo untuk edisi ketiga ini
berbentuk tipografi, dengan huruf ‘Ps’ berwarna putih dan berlatar
belakang biru-gradien.
Camera RAW 3.x
Versi terakhirnya dilengkapi dengan Adobe Camera RAW,
sebuah plugin yang dikembangkan oleh Thomas Knoll yang dapat
membaca beberapa format file RAW dari kamera digital dan
mengimpornya langsung ke Photoshop. Versi awal RAW plugin ini
juga tersedia untuk Photoshop 7.0.1 dengan tambahan biaya $99 USD.
Photoshop adalah sebuah program penyunting gambar standar
industri yang ditujukan untuk para profsional raster grafik, harga yang
ditawarkan pun cukup tinggi; kira-kira US$600. Keadaan ini
memancing beberapa programer untuk merancang peralatan grafik
(graphics tools) dengan harga yang lebih terjangkau. Untuk
menghadapi persaingan ini, dan untuk menghadapi pembajakan
produknya, Adobe memperkenalkan Photoshop Elements, sebuah versi
lain dari Photoshop yang lebih minimalis, dengan harga terjangkau; di
bawah US$100. Produk ini ditujukan untuk pengguna rumahan dan
menghilangkan beberapa fitur profesional.
Format File
43

Photoshop memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis


gambar berformat raster dan vektor seperti .png, .gif, .jpeg, dan lain-
lain. Photoshop juga memiliki beberapa format file khas:
1. PSD (Photoshop Document) format yang menyimpan gambar
dalam bentuk layer, termasuk teks, mask, opacity, blend mode,
channel warna, channel alpha, clipping paths, dan setting duotone.
Kepopuleran photoshop membuat format file ini digunakan secara
luas, sehingga memaksa programer program penyunting gambar
lainnya menambahkan kemampuan untuk membaca format PSD
dalam perangkat lunak mereka.
2. PSB’ adalah versi terbaru dari PSD yang didesain untuk file yang
berukuran lebih dari 2 GB
3. PDD adalah versi lain dari PSD yang hanya dapat mendukung fitur
perangkat lunak PhotshopDeluxe (Akevia, 2014).
Tool Box
Tool box Photoshop adalah alat yang membantu dalam
mengedit. Berikut adalah beberapa komponen dalam Photoshop54:
1. Move Tool
Digunakan untuk memindahkan posisi objek.
2. Marquee Tools
Berfungsi untuk menyeleksi objek. komponen ini terdiri dari 4 macam
yaitu Rectangular Marquee Tool, Elliptical Marquee Tool, Singe
Row Marquee Tool dan Single Column Marquee Tool.
3. Lasso Tools
Sama halnya dengan Marquee Tools, komponen ini juga berfungsi
untuk menyeleksi objek.
4. Crop Tools dan Slice Tools
a. Crop Tools

54
Riyanto, Slamet (2006). Praktikum Adobe Photoshop CS, [e-book], diakses tanggal 17
Juni 2020, dari < http://www.jakapramana.com/2014/04/download-ebook-tutorial-
belajar_18.html>.Hog Pictures. 2015. Pengertian Atau Definisi Photoshop.
44

Komponen Crop Tool berfungsi untuk memotong


gambar. Pemotongan gambar ini bersifat permanen yang
artinya mengubah dimensi dan ukuran gambar.
Sedangkan Perspective Crop Tool berfungsi untuk memotong
gambar dan memperbaikinya.
b. Slice Tools
Komponen Slice Tool adalah alat untuk memotong
gambar sesuai bentuk garis lurus. Sedangkan Slice Select
Tool berfungsi untuk menyeleksi potongan gambar dari
komponen Slice Tool.
5. Eye Dropper Tool, Color Sampler Tool, Ruler Tool, Note Tool
a. Eye Dropper Tool
Komponen ini digunakan untuk memilih sample warna
pada gambar. Cara menggunakan nya adalah klik
komponen Eye Dropper Tool lalu pilih warna yang akan
diambil sample nya. Setelah itu, warna yang diambil akan
tersimpan secara otomatis di color box.
b. Color Sampler Tool
Komponen ini digunakan untuk menginfokan
4 sample warna yang berbeda. Cara menggunakan nya adalah
klik komponen Color Sampler Tool lalu pilih 4 sample warna
yang berbeda pada gambar. Setelah itu akan muncul
sebuah box information yang menginfokan tentang 4 warna
tersebut
c. Ruler Tool
Komponen ini digunakan untuk menghitung ukuran
objek pada gambar selanjutnya, akan ditampilkan pada
panel info.
d. Note Tool
Komponen ini digunakan untuk memberikan catatan
pada gambar.
45

6. Healing Brush Tools, Patch Tool, Move Tool, Red eye


a. Healing Brush Tools
Spot Healing Brush Tool berfungsi untuk
menghilangkan atau mengubah bagian yang kurang sesuai pada
gambar secara cepat dengan menyesuaikan warna yang ada di
sekitarnya. Sedangkan Healing Brush Tool berfungsi untuk
menghilangkan atau mengubah gambar sesuai area yang dipilih
dengan mengikuti gerakan mouse dan menyesuaikan warna
yang ada di sekitarnya.
b. Patch Tool
Digunakan untuk memperbaiki gambar yang rusak
dengan cara memanfaatkan pola yang dibentuk pada gambar
tersebut. Cara menggunakan komponen ini adalah buat pola di
area gambar yang rusak, lalu seret pola tersebut untuk
menutupi area yang rusak.
c. Content-Aware Move Tool
Sama halnya dengan Patch Tool, komponen ini
digunakan untuk memperbaiki gambar yang rusak.
d. Red Eye Tool
Komponen ini digunakan untuk memperbaiki mata
yang merah pada gambar akibat pengambilan gambar. mata
merah ini diakibatkan oleh pada saat pengambilan gambar pada
kondisi gelap menyebabkan flash kamera memantulkan warna
merah.
7. Brush Tool, Pencil Tool, Color Replace Tool, Mixer Brush Tool
a. Brush Tool
Memberi efek goresan seperti lukisan pada gambar
dengan goresan kuas berdasarkan warna depan gambar
(foreground color).
b. Pencil Tool
Memberi efek goresan seperti goresan pensil pada
46

gambar.
c. Color Replacement Tool
Mengganti warna objek pada gambar dengan warna
lain. Komponen ini tidak mengubah bentuk maupun
pencahayaan. Hanya mengubah warna nya saja.
d. Mixer Brush Tool
Memberi efek lukisan dengan goresan kuas pada
gambar yang menyesuaikan warna yang ada di sekitar gambar.
8. Stamp Tool
a. Clone Stamp Tool
Komponen ini digunakan untuk mengkloning gambar
ke gambar lain. Cara menggunakan nya adalah aktifkan
komponen Clone Stamp Tool lalu tekan tombol “Alt” sambil
klik area yang akan dikloning. Setelah itu, goreskan diatas area
gambar lain.
b. Pattern Stamp Tool
Sama seperti Brush Tool, komponen ini untuk melukis
gambar tetapi tidak dengan pilihan warna yang terdapat
di color box. Komponen ini melukis gambar dengan
menggunakan pola tertentu yang ada di option bar.
9. History Brush Tool
untuk mengembalikan kegiatan yang kita lakukan sebelum
di brush. Sedangkan Art History Brush memiliki fungsi yang
hampir sama dengan History Brush Tool. Akan tetapi, Art History
Brush memiliki model artistik tertentu.
10. Eraser Tool
Eraser Tool terbagi menjadi 3 bagian yaitu Eraser
Tool, Background Eraser Tool dan Magic Eraser Tool. Semua
komponen tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu menghapus
objek gambar di dalam layer raster. Namun, Magic Eraser
Tool memiliki perbedaan dengan 2 komponen lainnya yaitu
47

komponen tersebut menghapus gambar yang memiliki satu


warna solid (warna yang sama). Cocok digunakan untuk
menghapus warna background pada gambar.

7. Mata Pelajaran SKI MI


Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan
salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul,
perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang
berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah
masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi
Muhammad saw., sampai dengan masa Khulafaurrasyidin 55. Secara
substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung
nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan,
membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut56:
a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari
landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah
dibangun oleh Rasulullah saw. dalam rangka mengembangkan
kebudayaan dan peradaban Islam.
b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini,
dan masa depan.
c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

55
Sugeng, Sugiharto. Bingkai Sejarah Kebudayaaan Islam 4 untuk Kelas VI Madrasah
Ibtidaiyah, ( Solo, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008) h. 87
56
An-Nur.Tim, Sejarah Kebudayaan Islam untuk MI Kelas V, ( Semarang, Aneka Ilmu,
2007) h. 89
48

peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa


lampau.
e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah
dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islarm), meneladani tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya,
politik, ekonomi, iptek dan seni, danlain-lain untuk mengembangkan
kebudayaan dan peradaban Islam.
Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi57:
a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan
Nabi Muhammad SAW.
b. Dakwah Nabi Muhammad SAW. dan para sahabatnya, yang meliputi
kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi
Muhammad SAW hijrah Nabi Muhammad SAW. ke Thaif, peristiwa
Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.
c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW.. ke Yatsrib, keperwiraan
Nabi Muhammad saw, peristiwa Fatpu Makkah, dan peristiwa akhir
hayat Rasullah SAW.
d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin.
e. Sejarah perjuangan Wali Sanga.

Dari uraian Ruang lingkup Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah


Ibtidaiyah, Penulis fokus pada pelajaran 2. Upaya Nabi Muhammad dalam
Membina Masyarakat Madinah tema Pembinaan Bidang Ekonomi pada buku
Buku Siswa Sejarah Kebudayaam Islam.

57
Tim , Bina Karya Guru, Bina Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Madrasah Ibtidaiyah
Kelas VI, (Jakarta, Erlangga, 2009) h. 65
49

B. PENELITIAN YANG RELEVAN


Pertama, Yuli Puspitasari “Penerapan Metode Cerita Bergambar RA
Raihan Sukarame Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017” disimpulkan
bahwa hasil yang terkait uji ahli dengan kuesioner validasi 2 orang ahli literasi
dan pendidikan menyatakan bahwa isi cerita relevan dengan tingkat
perkembangan anak. Nilai rata-rata terhadap komponen isi cerita oleh kedua
ahli adalah 3,5 dengan kategori sangat baik.58
Adapun perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan: Skripsi Yuli Puspita Sari menggunakan penelitian studi
kasus kualitatif,
Kedua, Nofriyanti Syamsiati “Penggunaan Media Cerita Bergambar
Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa” dapat disimpulkan bahwa seluruh aspek penilaian baik dari ahli
materi, ahli media, guru Bahasa Indonesia maupun siswa, semuanya berkisar
pada rerata antara 4 – 4,65 dengan kategori baik sangat baik. Rata-rata skor
akhir uji penggunaan meida oleh siswa sebesar 4,3467 dengan kriteria sangat
baik. Dengan hasil uji yang telah dikembangkan dinyatakan layak untuk
digunakan.59
Adapun perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan: penelitian skripsi Nofrianti Saymsiati meneliti di
jenjang SMP,

Ketiga, Dian Nur’aini “Penggunaan Media Cerita Bergambar dalam


pembelajaran tematik dengan tema kegiatan sehari-hari untuk meningkatkan
hasil belajara siswa kelas II SDS Angkasa Surabaya” dapat disimpulkan
bahwa produk media cerita bergambar efektif dengan hasil post test lebih
besar dari pre test, (86,66% > 60%; 4) daya tarik media cerita bergambar

58
Yuli Puspitasari, Penerapan Metode Cerita Bergambar RA Raihan Sukarame Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017, Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Universitas Islam
Negeri Raden Intan, Lampung, Indonesia ISSN: 2339-1553, 2017.
59
Nofriyanti Syamsiati Penggunaan Media Cerita Bergambar Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia e-ISSN: A 2715-2723 2014.
50

dalam kategori menarik (89,58%).60


Adapun perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan: penelitian skprisi Dian Nur’aini dalam penelitian di
tujukan pada anak Sekolah Dasar.

Melihat perbedaan peneltian menyimpulkan bahwa proposal


penelitian ini orisinaliras dan layak untuk diteliti. Dari rumusan masalah yang
terdapat pada skripsi ini mempunyai isi yang berbeda dari penelitian
sebelumnya yakni: untuk menguji kelayakan media buku cerita bergambar,
menggunakan bahasa indonesia, dan meneliti dijenjang Madrasah Ibtidaiyah.

C. Kerangka Teori
Bahan ajar dapat di buat dalam bentuk seperti cetakan, non cetak dan
bersifat audio visual. Cerita bergambar ialah salah satu media visual yang
dipakai dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sehingga
memudahkan peserta didik dalam menerima mata pelajaran ski. Karena pada
dasarnya peserta didik memerlukan media pembelajaran yang sesuai dan tepat
agar dapat digunakan selama proses pembelajaran.
Media cerita bergambar disusun dengan proses pengembangan
sehingga memanfaatkan literatur yang ada untuk dijadikan bahan media cerita
bergambar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pada kenyataannya,
bahan ajar yang tersedia belum berhasil dalam meningkatkan pemahaman
peserta didik terhadap materi. Penyebabnya, yaitu tidak adanya media yang
dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik di MI Darul Ulum 1
Karang Sari untuk dapat mengembangkan pengetahuan peserta didik secara
optimal.
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bertujuan untuk
mempermudah anak dalam memahami materi, mengembangkan

60
Dian Nur’aini Penggunaan Media Cerita Bergambar dalam pembelajaran tematik
dengan tema kegiatan sehari-hari untuk meningkatkan hasil belajara siswa kelas II SDS Angkasa
Surabaya, (Surabaya: Jurnal Penelitian pendidikan guru sekolah dasar) Vol. 2 No. 2, Januari
2014).
51

kemapuannya, kebutuhan dan minat peserta didik. Adapun tujuan lainnya agar
para peserta didik mampu menumbuhkan nilai karakter dalam kehidupannya
sehari-hari. Materi yang diberikan untuk kelas V MI Darul Ulum 1 Karang
Sari dilaksanakan pada media buku teks, sedangkan penyajian dengan buku
teks saja kurang memadai.
Buku cerita bergambar merupakan salah satu pilihan media
pembelajaran yang tepat untuk peserta didik kelas V MI Darul Ulum 1 Karang
Sari. Media buku cerita bergambar dikembangkan sebagai suatu alternatif
penyajian Sejarah Kebudayaan Islam mampu menari minat dan mudah diingat
peserta didik karena adanya gambar-gambar yang menarik sehingga
meningkatkan motivasi belajar dan atusias peserta didik. Peserta didik lebih
menyukai materi pembelajaran yang disajikan secara visual, sehingga peserta
didik pun merasa senang atau merasa tidak jenuh selama proses pembelajaran.
Adanya kelebihan yang ada pada media buku cerita bergambar,
peneliti menyakini bahwa akan mempermudah peserta didik dalam belajar.
52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum 1


Karang Sari yang berada didaerah kecamatan Belitang III Kabupaten Oku
Timur dan waktu pelaksanaan dilaksanakan selama 3 bulan.

Tabel 1.1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Februari Maret April Ket.
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Proposal
2 Penyusunan
Instrumen
3 Seminar
Proposal
Pengujian
Validitas dan
Reliabilitas
4 Penentuan
Sampel
5 Pengumpula
n Data
6 Analisis Data
7 Pembuatan
53

Draf Laporan
8 Penyempurn
aan laporan
9 Penggandaan
laporan
Penelitian

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan


metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Adapun pendekatan yang digunakan adalah metode korelasional. penelitian
angket adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.61

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat yang


digunakan mencari data yang relevan dengan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang relevan dengan masalah yang sedang dikaji yaitu penggunaam
media gambar dalam pembelajaran SKI pada siswa kelas V MI Darul Ulum I
Karang Sari. Instrumen yang digunakan selama penelitian berlangsung adalah
peneliti yang terlibat secara langsung dibantu dengan pedoman observasi,
pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Berikut adalah kegiatan
dalam instrumen penelitian.

Tabel 1.1

611
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2005). h.162
54

Instrumen Penelitian
Pertanyaan Penelitian Terkait Sumber Data
dengan Rumusan Masalah Wawancara Studi Observasi/
Dokumen Catatan
(SD) Lapangan
(CL)
1. Bagaimana penggunaan media Guru W.1 Siswa (SD) (CL)
pembelajaran cerita bergambar SKI WK
berbasis Adobe Photoshop pada MI
mata pelajaran SKI kelas V MI
Darul Ulum 1 Karang Sari?
2. Bagaimana peningkatan hasil Guru W.1 Siswa (SD) (CL)
belajar dalam penggunaan media SKI WK
pembelajaran cerita bergambar MI
berbasis Adobe Photoshop pada
mata pelajaran SKI kelas V MI
Darul Ulum 1 Karang Sari?

3. Apa saja factor pendukung dan Guru W.1 Siswa (SD) (CL)

penghambat penggunaan media SKI WK

pembelajaran cerita bergambar MI

berbasis Adobe Photoshop pada


mata pelajaran SKI kelas V MI
Darul Ulum 1 Karang Sari?
Pertanyaan Terkait dengan Profil Wawancara Studi Observasi/
Sekolah Dokumen Catatan
(SD) Lapangan
(CL)
1. Bagaimana Awal berdirinya MI Wk 1 SD
Darul Ulum 1 Karang Sari?
2. Bagaimana keadaan guru, staf, Wk 1 SD
55

dan siswa?
3. Bagaimana keadaan sarana dan Wk 1 SD CL
prasarana
3. Dan lain-lain
D. Sampel dan Sumber Data

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 62 sampel


merupakan wakil sah bagi populasi sasaran. 63 sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 64 untuk
pengambilan sampelnya penulis menggunakan tehnik purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian
dengan beberapa pertimbangan tertentu yangbertujuan

E. Teknik Pengumpulan Data

Saat kegiatan penelitian ini, pengumpulan data dapat menggunakan


dengan beberapa cara yaitu :

1. Observasi

Pengertian Observasi sebagaimana yang di kemukakan oleh Sutrisno


Hadi bahwa observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan
sistematika fenomenal-fenomenal yang di selidiki”. 65 Sedangkan menurut
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi bahwa metode observasi yaitu
“pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada obyek penelitian”.66
Dengan demikian observasi merupakan cara pengumpulan data
melalui pengamatan secara langsung terhadap objek yang di teliti. Adapun
62
Abdurrahmat Fathoni, Metode Penelitian dan Tehnik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011), h.103
63
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2011), h.173
64
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2000), h. 6
65
Ibid, h. 81
66
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta, 1997,
hlm. 54
56

jenis observasi yang di terapkan adalah observasi partisipan yaitu: suatu


proses pengamatan bagian dalam di lakukan oleh observer dengan ikut
mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobserver”
berlaku seperti anggota kelompok yang akan di observasi. Adapun hal-hal
yang di observasi adalah tentang kondisi objek penelitian, aktivitas guru
dan murid serta sarana dan prasarana MI Darul Ulum 1 Karang Sari.
2. Wawancara

Metode Interview merupakan proses pengumpulan data melalui tanya


jawab dengan orang yang di mintai keterangan yang di perlukan, S.
Margono menyatakan bahwa metode interview adalah mencoba
mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang dengan
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang lain.67 Dengan demikian
dilakukan melalui tanya jawab secara lisan dan saling berhadapan dengan
ornag yang dimintai keterangan. Teknik Interview yang dipakai dalam
penelitian ini adalah interview bebas tetapi isi pertanyaannya berpedoman
kepada pokok-pokok yang ditetapkan terlebih dahulu.
Pada penelitian ini yang menjadi subyek wawancara adalah Ibu Nur
Rohmah, S.H.I beliau guru mata pelajaran SKI kelas V, Kepala Sekolah,
dan Siswa MI Darul Ulum 1 Karang Sari.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang
sesuai dengan tujuan dan focus masalah.68
Metode dokumentasi ini di pergunakan untuk memperoleh data
tentang sejarah berdiri, Struktur organisasi, daftar guru, daftar anak, daftar
kerja administrasi, Hasil kegiatan anak di MI Darul Ulum 1 Karang Sari.
Suharsimi Arikonto berpendapat bahwa : “dokumentasi yaitu, mencari
data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat
67
S. Margono, Metodologi Penelitian Komponen MKDk , h.165
68
Nana Syaodih, Strategi Penelitian pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,
2013), h. 222
57

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya. 69


Keterangan - keterangan melalui dokountasi adalah suatu cara
memperoleh data atau keterangan yang diperlukan tidak bisa ada orang
yang mengetahui pada waktu peristiwa itu terjadi.
Penulis menggunakan metode ini sebagai alat untuk memperoleh data
tentang sejarah berdirinya MI, daftar guru, daftar ketenaga kerja
administrasi, hasil kegiatan anak, foto anak.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu


mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan,
dokuman, dan sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga dapat
memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas. 70 Analisis data dalam
penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution menyatakan:
“Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum
terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika
mungkin, teori yang grounded. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis
data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersama dengan
pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung
selama proses pengumpulan data daripada setelah selesai pengumpulan data.”
Analisis data versi Miles dan Huberman, bahwa ada tiga alur kegiatan, yaitu
reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi.71

69
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, h.203
70
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h. 66.
71
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), h. 85-89
58

Data penelitian yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan sesuai


dengan kenyataan yang ada. Untuk menganalisis data dalam penelitian,
sebelumnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengertian Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam
menggunakan methode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat
diwujudkan dalam benda, dalam hal ini peneliti menggunakan metode
wawancara, observasi dan dokumenntasi.
2. Verivikasi Penarikan Kesimpulan
Setelah terkumpul delapan karya kemudian data ditinjau kembali
dengan mengkaji ulang data serta mencocokan kebenaran dan keabsahan
data, untuk mempertanggung jawabkan keabsahan data dan validitas data.
Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi,
baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh
tempat penelitian itu dilaksanakan. Makna yang dirumuskan peneliti dari
data harus diuji kebenaran, kecocokan, dan kekokohannya. Peneliti harus
menyadari bahwa dalam mencari makna, ia harus menggunakan pendektan
emik, yaitu dari kacamata key information, dan bukan penafsiran makna
menurut pandangan peneliti (pandangan etik).
59

3. Reduksi Data
Proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan
lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data, dimulai dengan
membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, menulis memo, dan lain
sebagainya, dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak
relevan, kemudian data tersebut diverifikasi.
4. Penyajian Data
Pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif, dengan
tujuan dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam
bentuk yang padu dan mudah dipahami.
5. Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan analisis yang lebih
dikhususkan kepada penafsiran data yang telah disajikan, dari data yang
diuraikan kemudian ditarik kesimpulan sesuai dengan yang diharapkan
berkaitan dengan usaha peningkatan hasil belajar dalam penggunaan
media pembelajaran cerita bergambar berbasis adobe photoshop pada mata
pelajaran SKI di kelas V MI Darul Ulum 1 Karang Sari.

G. Pengujian Keabsahan Data


Penelitian kualitatif harus mengungkapkan kebenaran yang objektif.
Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting.
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Triangulasi teknik, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi
60

untuk sumber data yang sama secara serempak.72


Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi berarti cara terbaik
untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan kontruksi kenyataan yang ada
dalam konteks suatu study sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai
kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Pada triangulasi dengan
metode, menurut Patton terdapat dua strategi, yaitu 1) pengecekan derajat.
kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, 2)
pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang
sama.73 Untuk menguji kredibilitas data peneliti menggunakan Triangulasi
Metode, yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu dengan mengadakan
mengamati, dokumentasi, dan wawancara tentang Implementasi Media
Gambar. Maka pengumpulan dan pengujian data dilakukan dengan
mengamati, dokumentasi, wawancara terhadap Guru kelas V MI Darul Ulum
1 Karang Sari.

72
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif....., hlm. 330.
73
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), hlm. 330.
61

DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah, Aidil. "Rancang Bangun Media Pembelajaran Coreldraw


Berbasis Multimedia." Jurnal TIPS, no. 1 (2018).
An-Nur, Tim, Sejarah Kebudayaan Islam untuk MI Kelas V, ( Semarang,
Aneka Ilmu, 2007)
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2018.
Bina Karya Guru, Tim, Bina Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Madrasah
Ibtidaiyah Kelas VI, Jakarta, Erlangga, 2009
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Bumi
Aksara, Jakarta, 1997.
Damayanti, Lely, dan Vitalis Djarot Sumarwoto. "Pengaruh Media Cerita
Bergambar Terhadap Kehidupan Sosial Anak Didik Kelompok B Tk
Desa Ngepeh Saradan Madiun Tahun Ajaran 2014-2015." Jurnal
Care (Children Advisory Research And Education) vol. 3 no. 2 (18
November 2016).
Hasyim, Adelina. Metode Penelitian Dan Pengembangan Di
Sekolah. Yogyakarta: Media Akademi, 2016.
Hendratman, Hendi. 2015. Computer Graphic Design Edisi Revisi Kedua.
Bandung: Informatika
Ismawati, Esti dan Faraz Umaya. Belajar Bahasa Di Kelas Awal.
Yogyakarta: Ombak, 2017.
Ishaq, Fafan Feri dan Lutfi, Achmad. "Kelayakan Permainan Tiger
Chemistry Sebagai Sarana Berlatih Siswa (Drill) Pada Materi Atom,
Ion, Dan Molekul." Journal Of Chemical Education vol. 1 no. 1 (31
Mei 2012).
J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000)
Mulyatiningsih, Endang. Metode Penelitian Terapan
Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2014.
62

M. Ali Sodik, Andi Wiyoto. Dasar Metodologi Penelitian, (Kediri: Literasi


Media Publishing, 2015)
Nurgiantoro, Burhan. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013.
Nurkhasanah, Anisa. "Pengembangan Buku Cerita „Petruk Sinau Basa
Jawa‟ Untuk Kelompok B Taman Kanak-Kanak." Jurnal Profesi
Pendidikan Dasar vol. 4 no. 2, e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN: 2406-
8012 (Desember 2017).
Prihatina, Rahimah Rabita Nor. "Pengembangan Media Pembelajaran
Buku Cerita Bergambar Untuk Pembelajaran Ips Siswa Smp Kelas
Viii. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Iniversitas Negeri
Yogyakarta (2015).
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia,
2013.
Salahudin, Anas dan Alkrienciechie, Irwanto. Pendidikan Karakter
Pendidikan Berbasis Agama & Budaya Bangsa. Bandung: Cv
Pustaka Setia, 2013.
Suryaningsih, Eni dan Fatmawati, Laila. "Pengembangan Buku Cerita
Bergambar Tentang Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Api Untuk
Siswa Sd." Jurnal Profesi Pendidikan Dasar vol. 4 no. 2, e-ISSN:
2503-3530 p-ISSN: 2406-8012 (5 Oktober 2017).
Saputra, Putu Eka Dambayana. “Pengembangan Cerita Bergambar
Berkarakter Untuk Anak SD/MI." Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia ISSN: 2339-
1663 (2014).
Syaodih, Nana, Strategi Penelitian Pendidik (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2013), 215.
Subagyo, P. Joko. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2015.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
63

Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta Cv. Cet. Ke 25, 2017.

Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode Dan Prosedur.


Jakarta: Kencana Penada Media Group, 2014.
Sulis Thio Dhamma Kumaro, Heru Dwi Waluyanto, dan Asnar Zacky.
"Perancangan Buku Kumpulan Cerita Bergambar Rakyat
Kalimantan Timur Sebagai Media Penyampaian Pesan Moral."
Jurnal Dkv Adiwarna 1, no. 2, Universitas Krister Petra (5 Juli
2013).
Sudjana, Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001.
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Sugiharto, Sugeng, Bingkai Sejarah Kebudayaaan Islam 4 untuk Kelas VI
Madrasah Ibtidaiyah, ( Solo, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2008)

Suyanto, M. 2004. Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan. Yogyakarta:


Andi
S. Margono, Metodologi Penelitian Komponen MKDk, Rineka Cipta,
Jakarta, 2007.
Utami, Septi, Sudjarwo. "Pengembangan Media Cerita Bergambar Bidang
Studi Ipa Untuk Anak Autis." Jurnal Teknologi Informasi
Komunikasi Pendidikan (Old) vol. 5 no. 1 (26 Januari 2017).
Wigianto. "Pengembangan Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter
Tanggung Jawab untuk Peserta Didik Sekolah Dasar." Jurnal
Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni UNY (2015).

Sumber Lain :
https://id.wikipedia.org, diakses pada 17 Juni 2020.
Darmawan, D. (2015, juni 6). About Us : A. pengenalan nama dan toolbox
adeobe photosop. Retrieved from blog om ded: tutorial-
omded.blogspot.co.id
Fitri, T. (2013, June 11). About Us : kumpulan makalah komputer. Retrieved
from A. makalah komputer fitri:
makalahkomputerfitri.blogspot.co.id
64

Maulana, F. (2015, Maret 2). About Us : docslide. Retrieved from A. sejarah


Adobe Photoshop: qhanzs.blogspot.co.id

Undakan, U. (2012, July 24). about Us : Kelebihan dan kelemahan adobe


photoshop. Retrieved from undak undakan :
undakundakan.blogspot.co.id

Dewi, Mega Silvia. 2012. "Penggunaan Aplikasi Adobe Photoshop Dalam


Meningkatkan Keterampilan Editing Foto Bagi Anak Tunarungu ."
ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu 261.

Dewojati, R. Kuncoro Wulan. 2009. "Desain Grafis Sebagai Media Ungkap


Periklanan." Journal Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Yogyakarta 175 - 182.

Mabruri, Zuniar Kamaluddin. 2015. "Pelatihan Menulis Cerita Pendek Di


SMP Negeri 2 Gemolong Kabupaten Sragen." Prosiding Seminar
Ekspose Abdimas STKIP PGRI PACITAN 73-75.

Putra, Bela Murdian. 2015. "Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis


Multimedia (M.Office Point) Bagi Guru Di SMAN 2 Ngadirojo."
Prosiding Seminar Ekspose Abdimas STKIP PGRI PACITAN 39-
41.

Anda mungkin juga menyukai