PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas 3 disalah satu Sekolah Dasar
di Kabupaten Sijunjung yaitu SDN 1 Pudak ditemukan masalah dimana
kurangnya kemampuan mendongeng pada siswa. Siswa tersebut masih belum
bisa menyampaikan cerita dongeng dengan baik dan jelas. Disamping itu siswa
juga sering lupa dengan cerita yang akan disampaikan saat sudah berada didepan
kelas. Kesulitan dalam menyampaikan dongeng yang dialami siswa tersebut
menjadikan siswa tersebut kurang berminat pada pembelajaran berdongeng dan
menurut peneliti masalah tersbut disebabkan karena penggunaan media
pembelajaran yang tidak menarik. Oleh karena itu peneliti menggunakan media
flash card untuk meningkatkan kemampuan mendongeng siswa kelas 3 SD. Maka
judul penelitian yang penulis angkat adalah “Meningkatkan Kemampuan
Mendongeng Siswa Kelas 3 DN 1 Pudak Menggunakan Media Flashc ard”.
Menurut Nurliatin Mancoro (2015) Bahasa Indonesia sebagai salah satu
bidang studi bertujuan tidak hanya mengembangkan kemampuan siswa untuk
mengetahui produk bahasa dan sastra, tapi juga mengembangkan penalaran dan
hafalan. Dengan demikian Bidang studi Bahasa Indonesia diharapkan
memfasilitasi siswa agar mampu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik
dan benar berdasarkan norma atau konteks komunikasi. Dalam proses belajar
mengajar keterlibatan siswa secara totalitas, artinya melibatkan pikiran,
penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan). Jadi dalam proses
belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan,
menyajikan metode yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis
dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan, sehingga terjadi dialog kreatif
yang menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif.
Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya megajarkan tentang membaca,
berbicara dan menulis saja, tetapi juga mengajarkan tentang bagaimana siswa
dalam berfikir kreatif dan dapat menyokong berbagi kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran lain dan membantu siswa dalam kehidupan
dimasyarakat.
Salah satu metode pembelajaran yang dianggap efektif dilakukan adalah
metode mendongeng. Penerapan metode mendongeng dalam pembalajaran
Bahasa Indonesia, mampu mengembangkan potensi siswa, dapat mengembangkan
potensi moral siswa tanpa merasa terindoktrimasi (Zulfitria, 2018). Sayy (2016)
menganggap bahwa mendongeng atau bercerita adalah kebudayaan lisan yang
sama tua nya dengan usia manusia. Ilmu pengetahuan berkembang dan menyebar
pada mulanya melalui tradisi lisan. Dengan mendengarkan dongeng, anak dapat
menangkap dan mencoba berpikir kritis terhadap setiap cerita yang
didengarkannya (Indriyani, 2021). Pembelajaran mendongeng didalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia, adalah suatu usaha kreatif yang dilaksanakan oleh
guru. Mendongeng dapat menjadi sarana penyampaian nilai-nilai karakter dan
sebagai penanaman pengetahuan moral yang baik (moral knowing goods).
Melalui cerita dongeng, anak dapat mengenali tokoh beserta karakternya. Dari
tokoh-tokoh tersebut dapat diketahui karakter masing-masing, baik yang
protagonis maupun yang antagonis dalam kehidupan. Dari penelitian yang
berkaitan dengan pembelajaran mendongeng dapat ditketahui bahwa
pembelajaran menyimak dongeng menggunakan boneka tangan mendapatkan
respon positif ditunjukkan dengan antusiame, keaktifan, serta termotivasinya
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar menyimak dongeng menggunakan media
boneka tangan (Sugianto, D., Wibowo, D., 2017). dongeng bias menjadi salah
satu upaya yang efektif dalam pengembangan aspek antara lain yaitu, kognitif
(pengetahuan), afektif (perasaan), sosial, dan aspek konatif (penghayatan) anak-
anak. (Asfandiyar, 2007). Mendongeng dapat dilakukan dengan menggunakan
alat bantu/alat peraga/media agar menjadi lebih menarik serta menyenangkan dan
agar mudah dipahami.
Mendongeng adalah menceritakan suatu cerita fiksi yang memiliki pesan-
pesan di dalamnya. Dongeng dapat menarik perhatian siswa dan dengan mudah
diserap oleh siswa pesan-pesan yang terdapat didalam cerita dongeng tersebut.
Anak-anak akan lebih tertarik dengan certa dongeng apabila menggunakan benda-
benda atau mdia menarik. Dengan mendongeng siswa dapat mengembangkan
imajinasi dan kreativitasnya serta meningkatkan kemampuan berbahasa dan
menambah kosa kata yang baru. .
METODOLOGI
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, pada siklus satu dilaksanakan
perencanaan dengan mempersiapkan RPP dan media yang akan digunakan.
Selanjutnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran mendongeng dengan
menggunakan media Flash Card, dan guru melaksanakan pengamatan terhadap
hasil kegiatan pembelajaran. Pada tahap refleksi ditemukan kelemahan peneliti
yaitu dalam media Flash Card masih kurang karena tidak dimiliki oleh setiap
siswa sehingga siswa hanya menggunakan satu media bersama. Pada siklus kedua
dilaksanakan perencanaan dengan mempersiapkan RPP dan media yang akan
digunakan diperbanyak sesuai dengan jumlah siswa. Selanjutnya pelaksanaan
kegiatan pembelajaran mendongeng dengan menggunakan media Flash Card, dan
guru melaksanakan pengamatan terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Pada tahap
refleksi pembelajaran sudah dilakukan dengan sangat menarik dan siswa sangat
antusias dalam mendongeng mennggunakan Flas Card
Hasil Penelitian
Siklus 1
Perencanaan
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I yang dilakukan pada tanggal
9 November 2022. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu “siswa dapat
menyampaikan cerita dongeng dengan menggunakan media Flashcard”. Guru
menyampaikan judul cerita yang akan diceritakan yaitu ”petani yang baik hati”.
Guru menyampaikan cerita dongeng menggunakan media Flashcard. Guru
meminta siswa bergantian mendongeng kedepan kelas menggunakan media
Flashcard. Guru menilai setiap siswa saat menceritakan dongeng kedepan kelas.
Guru menjelaskan pesan-pesan yang terdapat didalam dongeng yang telah
disampaikan. Di akhir pembelajaran guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran
dan guru bertanya tentang pesan-pesan apa yang dapat ditangkap dari dongeng
yang disampaikan.
Observasi
Table.1 Hasil Belajar Siklus I
Jumlah 1615
Rata-rata 77
Tuntas 15
Tidak Tuntas 6
71% Tuntas
Persentase Ketuntasan Belajar
29% Tidak tuntas
Dari hasil data yang dipaparkan di atas dapat diketahui bahwa jumlah
siswa yang mencapai ketuntasan diperoleh dari 21 siswa, 15 siswa (71%) sudah
memperoleh nilai di atas KKM, 6 siswa (29%) dan belum mencapai KKM. Hal
ini dikarenakan, siswa termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
media Flashcard siswa terlibat aktif dalam pembelajaran mendongeng dengan
media Flascard. Karena masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM,
maka penelitian dilanjutkan pada siklus 2.
Refleksi
Refleksi untuk mengadakan perbaikan pada siklus 2 yaitu Mengelola waktu secara
efisien. Meggunakan media Flashcard yang dibagikan seabayak jumlah siswa dan
Mengkondisikan kelas yang kondusif sehingga semua siswa dapat fokus dengan
materi pembelajaran.
Siklus 2
Perencanaan
Guru menentukan langkah-langkah pembelajaran yaitu pada pertemuan
sebelumnnya guru sudah menyampaikan kepada siswa bahwa siswa akan
menceritakan dongeng lalu guru menyiapkan RPP, media Flashcard petani yang
baik hati dan teks cerita dongeng.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II yang dilakukan pada
tanggal 16 November. Kegiatan yang dilakukan diawali dengan guru membagikan
teks dongeng kepada setiap siswa, lalu guru menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan yaitu media Flashcard. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
“siswa dapat menyampaikan cerita dongeng dengan menggunakan media
Flashcard”. Guru menyampaikan judul cerita yang akan diceritakan yaitu ”petani
yang baik hati”. Guru menyampaikan cerita dongeng menggunakan media
Flashcard dengan mimik wajah dan intonasi yang jelas. Lalu guru meminta siswa
membaca dongeng dan berlatih secara individu menggunakan media flashcard
yang sudah disediakan oleh guru. Guru meminta siswa bergantian mendongeng
kedepan kelas menggunakan media Flashcard dengan mimik wajah dan intonasi
yang jelas. Di akhir pembelajaran guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan
guru bertanya tentang pesan-pesan apa yang dapat ditangkap dari dongeng yang
disampaikan.
Observasi
Tabel 2. Hasil Belajar Siklus II
Jumlah 1713
Rata-rata 81
Tuntas 21
Tidak Tuntas 0
100% Tuntas
Persentase Ketuntasan Belajar
0% Tidak tuntas
Dari hasil data yang dipaparkan di atas, semua siswa sudah memperoleh
nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas 81. Hal ini menunjukan bahwa
kegiatan perbaikan pada siklus II mendongeng meggunakan media Flashcard
pada siswa Kelas III tema menyayangi hewan dan tumbuhan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut peneliti menyimpulkan bahwa
penelitian ini dihentikan pada siklus ini.
Refleksi
Pembelajaran dilakukan sudah sangat menarik dan siswa sangat antusias
dalam mendongeng mennggunakan Flashcard. Dari hasil belajar siswa diperoleh
rata-rata hasil belajar yaitu 81 dan hasil ketuntasan belajar sebesar 100% yang
mncapai KKM. Refleksi dan kesimpulannya yaitu tindakan perbaikan
pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah berhasil.
Tabel. 3 Hasil Belajar Prasiklus-Siklus II
Keterangan Prasiklus Siklus1 Siklus2
Rata-rata 70 77 81
Tuntas 7 15 21
Tidak Tuntas 14 6 0
Dari data yang diperoleh didapat kesimpulan bahwa, dari 21 siswa pada
kegiatan pembelajaran prasiklus terdapat 7 siswa yang mencapai nilai di atas
KKM dengan nilai rata-rata kelas 70. Setelah dilakukan perbaikan siklus I, hasil
belajar siswa meningkat menjadi 15 siswa yang mencapai nilai di atas KKM
dengan nilai rata-rata kelas 77. Selanjutnya pada kegiatan perbaikan siklus II,
hasil belajar siswa meningkat menjadi 21 siswa mencapai nilai di atas KKM
dengan nilai rata-rata kelas 81.
Pembahasan
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil eksplorasi yang didapat dan hasil akhir dari pengujian
tersebut, para pencipta akan mengajukan beberapa ide. peneliti berfokus pada
ide-ide ini untuk:
a) Guru
1) Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaklah memilih strategi
pembelajran yang cocok dan sesuai dengan materi pelajaran yang akan
diberikan dan disesuaikan dengan kemampuan siswa agar siswa dapat
memahami materi yang disampaikan oleh guru.
2) Pada saat latihan pembelajaran, sebaiknya guru menggunakan alat
perga atau alat bentu pembelajaran/media yang tepat dan sesuai dengan
materi yang akan diajarkan dan tentnya media yang menaarik perhatian
siswa agar siswa antusia dan semangat dalam proses belajar.
b) Sekolah dan pihak sekolah
1) Sebaiknya sekolah dapat menambah kantor dan yayasan, misalnya
mendorong pemandu untuk membantu pencapaian prestasi belajar siswa.
2) Memimpin menginstruksikan normal bekerja pada sifat pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA