Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya mewariskan nilai - nilai

yang akan menjadi pedoman dan arah dalam menjadikan praktik kehidupan

sehari-hari, Pendidikan digunakan sebagai pembeda antara generasi masa lalu,

sekarang, dan masa depan atau lebih merosot kualitasnya . Sehinnga dapat

dikatakan maju mundurnya serta baik buruknya suatu peradaban suatu bangsa

sangat ditentukan oleh proses Pendidikan yang diterapkan dalam suatu bangsa.

Pendidikan dilakukan oleh sekelompok orang untuk menemukan jati diri,

mengubah sikap, potensi diri, dan untuk kelangsungan hidup sosial. Salah satu

Pendidikan yang dapat membentuk karaktek dan menambah pengetahuan siswa

adalah Pendidikan formal yakni sekolah. Di lingkungan sekolah guru merupakan

panutan bagi setiap siswa.(Annisa, 2022)

Menurut KI Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah memerdekakan

manusia. Artinya, guru memiliki tugas yakni menuntun kekuatan yang ada pada

diri peserta didik dan mengembangkan potensi untuk mencapai kebahagiaan

dalam dirinya. Dalam proses menuntun, peserta didik bebas mengembangkan

dirinya, namun tetap dalam pantauan guru. Guru sebagai “pamomg “ yang

tugasnya yaitu mengarahkan dan memberi tuntunan agar peserta didik tetap

berada pada arahnya dan tidak membahayakan dirinya sehingga peserta didik

menemukan kemerdekaannya dalam belajar

1
2

Matematika adalah cara untuk menemukan jawaban atas masalah yang

dihadapi manusia, cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan

tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan menghitung, dan

yang paling penting berpikir untuk diri kita sendiri dalam melihat dan

menggunakan hubungan, Hasratuddin. Matematika sebagai ratu ilmu atau

mother of science, artinya matematika merupakan sumber ilmu pengetahuan

lainnya. Ada begitu banyak ilmu pengetahuan, penemuan dan

pengembangannya bergantung pada matematika Pembelajaran matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam meningkatkan

kemampuan intelektual siswa. Dengan belajar matematika, maka siswa dapat

berpikir kritis dan terampil berhitung serta memiliki kemampuan

mengaplikasikan konsep dasar matematika pada pelajaran lain maupun pada

matematika itu sendiri dan dalam kehidupan sehari-hari. dilihat pada Hukum

RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37

menegaskan bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib

bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kemampuan Berhitung

merupakan dasar dari beberapa ilmu yang digunakan dalam setiap aktivitas

manusia mulai dari penambahan, pengurangan, pembagian, sampai perkalia KPK

merupakan kepanjangan dari faktor Persekutuan terkecil sedangkan FPB

merupakan kepanjangan dari faktor Persekutuan terbesar

Permainan tradisional ialah simbolisasi dari pengetahuan yang tersebar

lewat lisan serta memiliki pesan moral serta khasiat di dalamnya. Pesan-pesan

tersebut berguna untuk pertumbuhan kognitif, emosi serta sosial anak selaku
3

persiapan ataupun fasilitas belajar mengarah kehidupan di masa berusia.

Permainan congklak dapat digunakan dalam beberapa materi pembelajaran,

diantaranya dalam Mata pelajaran Matematika, Dalam permainan ini terdapat

aktivitas berhitung pada saat bermainnya yakni perkalian, pembagian,

penjumlahan dan pengurangan.Cara memainkan permainan congklak adalalah

dengan cara mengambil biji-bijian yang terletak sebelah kanan dan meletakkan

biji-bijian tersebut ke arah kiri sampai biji terakhir jatuh ke lubang induk.

Permainan akan berhenti jika sudah tidak ada biji-biji congklak yang dijalankan di

anak lubang, karena semua biji sudah terkumpul di lubang induk. Pemenang

adalah pemain yang mengumpulkan biji paling banyak dilubang induk miliknya .

Anak dapat belajar berhitung dengan menghitung biji-biji congklak.Selain itu juga

ketika anak meletakkan biji-biji congklak satu persatu di papan congklak, hal ini

dapat melatih kemampuan manipulasi motorik halus sehingga anak siap menulis.

Selain itu juga peranan dari permainan tradisional congklak adalah anak dituntut

untuk bersabar ketika menunggu giliran temannya bermain

Kelebihan dan Kekurangan Media Congklak Media Congklak mempunyai

kelebihan dan kekurangan, berikut ini kelebihan dari media Congklak yaitu 1.

Media Congklak dapat membantu siswa dengan mudah memahami sebuah

materi, dalam memahami materi bisa menggunakan media berupa benda konkret

seperti media Congklak ini; 2. Media Congklak dapat dibuat sendiri dengan

mudah; 3. Karena dikemas dalam bentuk sebuah permainan, Siswa bisa lebih

bahagia dan santai dalam belajar matematika, Selain kelebihan, media Congklak

juga memiliki kekurangan yaitu 1. Siswa dan guru belum semua bisa memahami
4

tentang media Congklak ini 2. Karena congklak merupakan permainan

tradisional daerah Jawa, belum semua daerah mengenal permainan Cara

mengatasi kekurangan media Congklak ini, yaitu siswa dan guru dapat memahami

tentang media Congklak

Permainan merupakan bagian yang sangat dekat dan tidak terpisahkan dari

kehidupan anak. Oleh karena itu, permainan dapat menjadi media dalam

pembelajaran matematika.. Permainan congklak untuk membantu meningkatkan

minat belajar siswa adalah salah satu alternatif untuk mengupayakan dan dapat

membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini sesuai

gengan pendapat (Wijaya et al., 2023) Permainan congklak dapat diterapkan

sebagai media pembelajaran metematika, khususnya pada materi KPK dan FPB.

Hal ini karena pemainan ini lebih menarik. Oleh karena itu, permainan ini lebih

menarik ketika digunakan sebagai alat pengajaran karena lingkungan permainan

congklak ini merupakan cara alternatif untuk meningkatkan minat siswa dalam

belajar matematika karena mudah didapat dan dekat dengan siswa pada jenjang

sekolah dasar. Karena media edukasi dengan menggunakan permainan tradisional

congklak tidak hanya membantu siswa mentransfer ilmu, tetapi juga memberikan

pengalaman berbeda bagi siswa sekolah dasar

Berdasarkan hasil opservasi pada tanggal 8 desember 2023 hari jum,at dan

pukul 10: 00 yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu Ev S.Pd bahwa belum

pernah di lakukan penelitian degan mengunakan media congklak serta anak anak

lebih suka belajar kesenian dari pada matematika . Berkaitan dengan hal itu,

Peneliti berpendapat bahwa dengan menggunakan media Congklak, diharapkan


5

ada peningkatan terhadap minat belajar dalam proses pembelajaran Matematika

siswa. Melihat kelebihan dari penggunaan media Congklak, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Permainan Tradisional

Congklak Terhadap Pembelajaran Matematika Pada Materi KPK Dan FPB

Siswa Kelas 4 SD sibreh

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah permainan tradisional congklak berpengaruh terhadap

pembelajaran matematika pada materi KPK dan FPB siswa kelas 4

1.3 Tujuan Penelitian

tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui pengaruh pemainan

tradisional congklak terhadap pembelajaran matematika pada materi KPK dan

FPB siswa kelas 4

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan,wawasan,pengalaman, dan

bermanfaat sebagai perbaikan mengajar dengan keaktifan siswa secara

langsung dengan menggunakan media pembelajaran.

2. Bagi siswa, memberikan suasana belajar yang menarik dan

memungkinkan meningkatkan motivasi dan minat belajar matematika

terutama dalam KPK dan FPB


6

3. Bagi guru, melalui penelitian ini guru dapat memperoleh bekal metode

pembelajaran yang menggunakan alat peraga yang menarik bagi siswa.

1.5 Hipotesis Penelitian

Menurut (Yam & Taufik, 2021) Hipotesis merupakan bagian penting dari

penelitian, yang perlu dirancang sajak awal penelitian. Karena hipotesis adalah

jawaban sementara atas pertanyaan penelitia, yang diharapkan dapat memandu

jalan penelitian. Berdasarkan teori tersebut maka yang menjadi hipotesis

penelitian ini adalah “terdapat pengaruh permainan tradisional conglak terhadap

pembelajaran matematika pada materi kpk dan fpb kelas 4

1.6 Kerangka Pemikiran

Observasi Siswa Kelas VI di SD


Sibreh

Belum Pernah dilakukan


Pembelajaran Matematika materi
KPK dan FPB dengan Congklak

Pre Test Post Test


Permainan Congklak

Pengaruh Permainan Congklak

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses penambahan informasi sertakemampuan

baru. Dewasa ini terjadi perubahan kerangka berpikir pembelajaran dari yang

berpusat di guru menjadi berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat di

peserta didik mengklaim terlaksananya pembelajaran bermakna, jadi para peserta

didik didorong menciptakan sendiri pemahamannya dan pengajar berperan

menjadi fasilitator.

2.2 Pembelajaran Matematika

Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya

diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan

itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu Kata

mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu

mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal

katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat

dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia

rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi

matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan

idea, proses, dan penalaran

7
8

Menurut para ahli pendidikan matematika, matematika adalah ilmu yang

membahas pola atau keteraturan (pattern) dan tingkatan (order). Sekali lagi hal ini

menunjukkan bahwa guru matematika harus memfassilitasi siswanya untuk

belajar berpikir melalui keteraturan (pattern) yang ada . Sedangkan The juga

mencatat kumpulan pengertian matematika yang dibuat oleh ahli-ahli pada tahun

1940-an sampai dengan 1970an. Pengertian matematika dikelompokkan: 1)

matematika sebagai ilmu tentang bilangan dan ruang, (2) matematika sebagai ilmu

tentang besaran (kuantitas), (3) matematika sebagai ilmu tentang bilangan, ruang,

besaran, dan keluasan, (4) matematika sebagai ilmu tentang hubungan (relasi), (5)

matematika sebagai ilmu tentang bentuk yang abstrak, dan (6)matematika sebagai

ilmu yang bersifat deduktif. Perbedaan pengertian ini juga dipengaruhi terhadap

objek-objek keahlian dari matematikawan sendiri.

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang

mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang ilmu lain

maupun dalam pengembangan matematika itu sendiri. Penguasaan materi

matematika oleh peserta didik menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditawar

lagi di dalam penataan nalar dan pengambilan keputusan dalam era persaingan

yang semakin kompetitif pada saat ini. Matematika bukanlah ilmu yang hanya

untuk keperluan dirinya sendiri, tetapi ilmu yang bermanfaat untuk sebagian amat

besar untuk ilmu-ilmu lain. Dengan makna lain bahwa matematika mempunyai

peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, yang utama adalah sains dan

teknologi.
9

2.3 KPK DAN FPB

KPK singkatan dari Kelipatan Persekutuan Terkecil. Kelipatan bilangan

ialah hasil bilangan perkalian tersebut dengan bilangan asli. Kelipatan

persekutuan mempunyai arti kelipatan yang sama dari dua buah bilangan atau

lebih. Sedangkan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) yaitu kelipatan yang

sama dan terkecil dari dua buah bilangan atau lebih. FPB singkatan dari Faktor

Persekutuan Terbesar. Faktor bilangan ialah semua bilangan yang dapat membagi

habis bilangan itu. . Faktor persekutuan mempunyai arti faktor yang sama dari dua

bilangan atau lebih. Sedangkan FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) yaitu faktor

yang sama dan terbesar dari dua bilangan atau lebih. (Qomariyah et al., 2021)

2.4 Pengertian Permainan Congklak

Congklak adalah suatu permainan tradisisonal yang dikenal dengan berbagai

macam nama di Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang

digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga

biji-bijian dari tumbuh- tumbuhan dan batu-batu permainan congklak adalah suatu

permainan tradisional yang berfokus pada keterampilan berhitung para pemain.

(Syaharuddin et al., 2019) Sehingga, apabila permainan congklak dijadikan

sebagai media pembelajaran pada siswa kelas IV materi KPK dan FPB tentunya

permainan ini akan lebih menarik perhatian siswa karena siswa akan

memanfaatkan benda-benda kongkrik (dalam hal ini biji congklak) untuk

menunjang keterampilan berhitung mereka.Permainan congklak ini biasanya

dilakukan oleh dua orang yang menggunakan papan yang dinamakan papan
10

congklak dan buah congklak atau biji congklak. Umumnya papan congklak

terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan buahnya terbuat dari cangkang kerang,

buah-buahan, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16

lubang yang terdiri atas 14 lubang kecil (lubang rumah) yang saling berhadapan

dan 2 lubang besar (lubang induk) di kedua sisinya. Tujuh lubang rumah yang

terdapat di sisi pemain dan 1 lubang induk di sisi kanan pemain dianggap sebagai

sang pemain.

Permainan congklak dapat dijadikan media yang efektif untuk

meningkatkan kognitif anak dalam mengenal konsep bilangan pada anak hal ini

telah didasarkan pada penyesuaian terhadap dunia anak yang cenderung lebih

tertarik belajar yang dikemas dalam sebuah permainan. Permainan congklak

memiliki aspek-aspek perkembangan pada anak, yaitu psikomotorik (melatih

kemampuan motorik halus,emosional (melatih kesabaran dan ketelitian), kognitif

(melatih kemampuan menganalisa dan menyusun strategi), sosial (menjalin

kontak sosial dengan teman bermain), serta melatih jiwa sportifitas. Selain itu

permainan congklak memiliki beberapa manfaat, yaitu melatih otak kiri anak

untuk berfikir, melatih strategi untuk mengalahkan lawan, untuk perkembangan

dan pembentukan otak kanan, melatih anak dalam bekerjasama, dan melatih

emosi pada anak

Berdasarkan wawancara dengan guru SD diperoleh infomasi bahwa guru

disekolah tersebut belum pernah menggunakan media permainan congklak dalam

proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran matematika khususnya

pada materi KPK dan FPB dan selama ini media yang diperlihatkan oleh guru
11

juga menggunakan media seperti: berhitung menggunakan jari tangan, batu,

Permainan tradisional ialah simbolisasi dari pengetahuan yang tersebar lewat lisan

serta memiliki pesan moral serta khasiat di dalamnya. Pesan-pesan tersebut

berguna untuk pertumbuhan kognitif, emosi serta sosial anak selaku persiapan

ataupun fasilitas belajar mengarah kehidupan di masa berusia. Permainan

congklak dapat digunakan dalam beberapa materi pembelajaran, diantaranya

dalam Mata pelajaran Matematika, Dalam permainan ini terdapat aktivitas

berhitung pada saat bermainnya yakni perkalian, pembagian, penjumlahan dan

pengurangan.Cara memainkan permainan congklak adalalah dengan cara

mengambil biji-bijian yang terletak sebelah kanan dan meletakkan biji-bijian

tersebut ke arah kiri sampai biji terakhir jatuh ke lubang induk. Permainan akan

berhenti jika sudah tidak ada biji-biji congklak yang dijalankan di anak lubang,

karena semua biji sudah terkumpul di lubang induk. Pemenang adalah pemain

yang mengumpulkan biji paling banyak dilubang induk miliknya . Anak dapat

belajar berhitung dengan menghitung biji-biji congklak.Selain itu juga ketika anak

meletakkan biji-biji congklak satu persatu di papan congklak, hal ini dapat melatih

kemampuan manipulasi motorik halus sehingga anak siap menulis. Selain itu juga

peranan dari permainan tradisional congklak adalah anak dituntut untuk bersabar

ketika menunggu giliran temannya bermain (Miswara et al., 2018)


12

Cara bermain untuk menentukan siapa pemain yang akan menggunakan

coklaknya terlebih dahulu maka di lakukan hompipa terlebih dahulu . permain

pertama dan kedua akan bermain untuk menggunakan congklak terlebih dahulu

untuk berhitung permain pertama mengambil biji congklak warna biru dan pemain

kedua mengambil biji congklak berwarna hijau , kemudia biji congklak tersebut
13

dimasukkan kedalam kolom yang ada pada papan congklak sesuai dengan factor

dari kpk dan fpb yang akan di cari. Contohnya mencari nilai kpk dan fpb dari 3

dan 6 yaitu sebagai berikut pemain pertama yang memegang biji berwarna biru

mencari faktor dari 3 yaitu 1,dan 3kemudian pemain pertama ini memasukkan biji

berwarna biru pada kolom yang terdapat angka 1dan 3sesuai dengan faktor dari

angka yang di cari Lalu pemain kedua, memasukkan biji berwarna hijau pada

faktor 6 yaitu 1,2,3 dan 6. Jadi pemain kedua memasukkan biji congklah hijau ke

dalam kolom bernomor 1.2.3, dan 6 setelah itu jawaban bisa ditulis
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan jenis penelitian

3.1.1 pendekatan

Penelitian ini menggunkan pendekatan kuantitatif.(Mappasere &

Suyuti, 2019) Pendekatan kuantitatif secara sederhana dapat dikatakan

sebagai penelitian yang datanya menggunakan angka-angka, akan tetapi

kalau kita ingin melihat lebih jauh,maka pendekatan kuantitatif merupakan

metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan positivisme

( pendekatan klasik-objektif ) artinya ada realitas yang “real “ yang diatur

oleh kaidah -kaidah tertentu yang berlaku universal,walaupun kebenaran

pengetahuan tentang itu mungkin hanya bias diperoleh secara

probabilistic,out there ( diluar dunia subjektif penelitian ),dapat diukur

dengan standar tertentu, digeneralisasi dan bebas dari konteks dan waktu.

3.1.2 jenis penelitian

jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen,yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam

penelitian ini digunakan desain pra-eksperimen karena hanya melibatkan

satu kelas sebagai kelas eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya

kelompok.

14
15

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one Group

pretest -possttest design ( satu kelompok pretes – postest ). Pre-test

digunakan untuk mengetahui pembelajaran matematika pada materi kpk

dan fpb sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil pengetahuan

dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan

keadaan sebelum diberi perlakuan. Sedangkan post-test digunakan untuk

mengetahui pengaruh permainan congklak pada pembelajaran matematika

siswa setelah diberi perlakuan. Dalam rancangan ini digunakan satu

kelompok subjek. Desai ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Tabel 3.1. Desai penelitian

Sebelum Perlakuan Setelah

O1 X O2

Keterangan :

X = perlakuan

O1 == pembelajaran matematika pada materi kpk dan fpb

sebelum diberikan perlakuan

O2 = pembelajaran matematima pada materi kpk dan fpb

setelah deberikan perlakuan

3.2 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD SIBREH jln.tgk Hj. Fakinah-sibreh,

seumeureng, kec. Suka Makmur, kab. Aceh Besar prov.Aceh Alasan pemilihan

lokasi tersebut karena peneliti telah melakukan observasi di sekolah tersebut.


16

Bahwa guru dan siswa tersebut belum pernah belajar materi kpk dan fpb

menggunakan permainan congklak

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2019: 15) Populasi merupakan wilayah

generalisasi (penyamarataan) yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan

pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas IV di SD sibreh

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2017: 62), Sampel adalah sebagian dari

populasi dan karakteristiknya. Jika populasinya besar dan peneliti tidak

mungkin mempelajari seluruh populasi, misalnya karena keterbatasan

sumber daya, tenaga, atau waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel dari populasi yang ada.

Sampel penelitian merupakan sebagaian dari jumlah populasi yang

dipilih untuk sumber data tersebut . disebut sampel atau cuplikan.

Memang salah satu syarat yang harus dipenuhi di antaranya adalah

bahwa sampel harus diambil dari populasi. Dalam penelitian ini sampel

yang di gunakan yaitu seluruh siswa kelas IV SD sibreh

3.4 teknik pengumpulan data


17

3.4.1 TES

Tes merupakan salah satu metode alat ukur pengumpulan data yang

mendorong peserta untuk memberikan kemampuan yang maksimal. Dalam

penelitian ini menggunakan tes pre-test dan tes post-test.Dengan tujuan tes

ini digunakan untuk melihat pengaruh permainan tradisional congklak

terhadap pembelajaran matematika pada materi kpk dan fpb

a. Pretest

Tes awal adalah tes yang dilakukan sebelum bahan Pelajaran

diberikan kepada peserta didik.pretest ini dilakukan untuk mengetahui

sempel penelitian berdistribusi normal dan homogen atau tidak sehingga

hasil penelitian yang di harapkan bener -benar sebagai dampak dari

perlakuan yang diberikan. Soal pretest ini dalam bentuk coss kpk dan fpb

b. Posttest

Tes akhir ini adalah bahan-bahan Pelajaran yang terpenting dan

telah diajarkan kepada siswa.Naskah tes akhir dibuat sama dengan

naskah tes awal. Dengan demikian dapat diketahui apakah tes akhir lebih

baik, atau lebih jelak daripada hasil tes awal. . Soal posttest ini dalam

bentuk coss kpk dan fpb

3.5 Teknik Analisis Data


18

Teknik pengolahan data menggunkan one by one pree-tes dan post-test. Tes

Awal (pre-test) Tes ini juga sering kita dengar dengan istilah pre-test. Tes ini

digunakan pada saat akan berlangsungnya penyempaian materi dengan tujuan

untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan yang akan diajarkan sudah

dapat di kuasai oleh siswa. Materi tes yang di berikan harus berkenaan dengan

materi yang akan diajarkan.

Tes Akhir (post-test) Tes ini lebih banyak diketahui dengan post-test. Tes ini

dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran suatu materi dengan tujuan untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi dan pokok penting

materi yang dipelajari. Materi tes ini barkaitan dengan materi yang telah diajarkan

kepada siswa sebelumnya. Tujuannya agar guru dapat mengetahui mana lebih

baik dari hasil kedua tes tentang pemahaman siswa. Apabila siswa lebih

memahami suatu materi setelah proses pembelajaran maka, program pengajaran

dinilai berhasil.

3.5.1 uji perbedaan ( uji t )

Uji t dilakukan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah

menggunakan soal pre-test dan pro-test pada pembelajaran matematika pada

materi kpk dan fpb

3.5.2 Hipotesis statistik


19

Ho : Tidak terdapat pengaruh permainan tradisional congklah terhadap

pembelajaran matematika pada materi kpk dan fpb pada siswa kelas 4 di SD

SIBREH

H1 : Terdapat pengaruh permainan tradisional congklah terhadap

pembelajaran matematika pada materi kpk dan fpb pada siswa kelas 4 di SD

SIBREH

T-test untuk penelitian pre-test and post-test

Keterangan :

Md = mean dari perbedaan pre-test dengan post – test

Xd = Devisi masing-masing subjek sama dengan d- md

Ʃx2d = jumlah dari kuadrat deviasi

N = jumlah sampel

Df = N- 1

Kriteria pengujian

1. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti penggunaan

permainan congklak berpengaruh terhadap pembelajaran matematika pada

materi kpk dan fpb kelas 4 di SD SIBREH


20

2. Jika t hitung < t tabel maka Ho ditolak, berarti penggunaan permainan congklak

tidak berpengaruh terhadap pembelajaran matematika pada materi kpk dan fpb

kelas 4 di SD SIBREH
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, D. (2022). Jurnal Pendidikan dan Konseling. Jurnal Pendidikan Dan


Konseling, 4(1980), 1349–1358.

Mappasere, S. A., & Suyuti, N. (2019). Pengertian Penelitian Pendekatan


Kualitatif. In Metode Penelitian Sosial (Vol. 33).

Miswara, A., Wiyono, J., & Ariani, N. L. (2018). Pengaruh Permainan Congklak
Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Usia 4-6 Tahun Di Tk
Dharma Wanita Persatuan 02 Malang. Nursing News, 3(1), 697–706.

Qomariyah, I., Habudin, H., & Mu’awwanah, U. (2021). Pengembangan Media


Cogan (Congklak Bilangan) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada
Materi Kpk Dan Fpb. Ibtida’i : Jurnal Kependidikan Dasar, 8(2), 133–148.
https://doi.org/10.32678/ibtidai.v8i2.5221

Syaharuddin, S., Pramita, D., & Sirajuddin, S. (2019). Pengenalan Operasi


Tambah Kurang Melalui Permainan Congklak Bagi Siswa Sekolah Dasar.
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 3(1), 01.
https://doi.org/10.31764/jmm.v3i1.900

Wijaya, P. L., Sufa, F. F., & Restuningsih, A. (2023). Pengaruh Pengembangan


Media Pembelajaran Permainan Tradisional Congklak Modifikasi terhadap
Minat Belajar Matematika Kelas IV SD Negeri 2 Plosorejo …. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 7.
https://mail.jptam.org/index.php/jptam/article/view/9290%0Ahttps://
mail.jptam.org/index.php/jptam/article/download/9290/7595

Pristiwanti, D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. (2022). Pengertian
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 7911-7915.

Afsari, S., Safitri, I., Harahap, S. K., & Munthe, L. S. (2021). Systematic
Literature Review: Efektivitas Pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Pada Pembelajaran Matematika. Indonesian Journal of
Intellectual Publication, 1(3), 189-197.

Goliah, M., Rachmiati, W., & Meiliawati, F. (2021). Analisis Data Permainan
Tradisional Kota Cilegon untuk Pembelajaran di SD/MI. Ibtida'i: Jurnal
Kependidikan Dasar, 8(2), 85-102

Muliani, R. D. M. R. D., & Arusman, A. (2022). Faktor-faktor yang


mempengaruhi minat belajar peserta didik. Jurnal Riset dan Pengabdian
Masyarakat, 2(2), 133-139.

21
22

Festiawan, R. (2020). Belajar dan pendekatan pembelajaran. Universitas Jenderal


Soedirman, 11.

Siagian, M. D. (2016). Kemampuan koneksi matematik dalam pembelajaran


matematika. MES: Journal of Mathematics Education and Science, 2(1).

Warni, E., Subhananto, A., & Marlini, C. (2021). Pengembangan Media


Permainan Congklak terhadap Kemampuan Berhitung Siswa Kelas 1 SD
Negeri 11 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan, 2(1).

Herdianyah, Heris. 2010. METODOLI PENELITIAN KUALITATIF. Jakarta


Selatan : salemba humanika

Drs. Mardalis. 2010.metode penelitan suatu pendekatan proposal. Jakarta : PT


Bumi Aksara

Ab Marisyah1, Firman2, R. (2019). PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA


TENTANG PENDIDIKAN. 3, 2–3.Febriyanti, N. (2021). Implementasi
Konsep Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Jurnal Pendidikan
Tambusai,5(1), 1631–1638.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Yam, j. H., & Taufik , R. (2021). Hipotesis penelitian kuantitatif. Perspektif :
Jurnal ILMU Administrasi, 3(2), 96-102

Https://doi.org/10.33592/perspektif .v3i2.1540

Anda mungkin juga menyukai