Oleh:
HENDRI YULIANTI
NIM. 2022085026
PENDAHULUAN
al., 2022). Pendidikan dasar mengambil peran yang penting dalam memberikan
sikap yang bermanfaat bagi diri siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan didukung peran guru dalam kegiatan
ataupun media yang inovatif dan kreatif sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami materi.
menarik perhatian siswa jika pada saat pembelajaran guru menggunakan media
saat pembelajaran akan menambah minat siswa dalam belajar (Supriyono, 2018;
sekreatif dan semenarik mungkin agar siswa lebih tertarik dan aktif selama
merangsang siswa untuk menyukai pembelajaran yang disajikan oleh guru saat
belajar.
Media sangat penting digunakan selama proses pembelajaran agar siswa
peserta didik benar-benar terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini juga,
akan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar, sehingga peserta didik
pembelajaran. (Wulandari, 2023). Pada masa seperti ini pendidik dituntut lebih
kreatif dalam pembelajaran, begitu pun peserta didik agar pembelajaran lebih aktif
pengetahuan saat ini guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan
siswa dan daya kreativitasnya yang rendah. Media dapat dijadikan sarana untuk
pengalaman. Dengan demikian akan muncul suatu informasi baru yang dilakukan
dengan teknik baru, kemasan yang menarik, karena didukung oleh alat-alat berupa
media yang akan menarik fokus siswa untuk belajar. Kenyataannya belum
dimanfaatkan secara maksimal oleh para guru di kelasnya sehingga daya
Salah satu media inovatif yang bisa digunakan dalam pembelajaran IPA
adalah scrapbook. Scrapbook merupakan sebuah seni yang terbuat dari bahan sisa
yang kemudian dihias agar lebih menarik (Ardila et al., 2023; Shinta et al., 2023).
Menurut Widiyanto, Ulfah, dan Zia, scrapbook adalah media visual yang
dihias sekreatif mungkin sehingga dapat membuat siswa lebih tertarik dalam
proses pembelajaran.
media scrapbook pada bulan September 2023, diperoleh data bahwa dari 33
scrapbook dan 30,3% sudah mengetahui tentang scrapbook. Dari hasil tersebut
tentunya berdampak pada masih banyaknya guru yang belum menerapkan media
SD. Terjawab dari hasil survei sebanyak 90,9% guru tidak pernah menerapkan
media scrapbook dan 9,1% guru sesekali menerapkan media scrapbook dalam
pembelajaran IPA di kelas. Hal ini merupakan salah satu ketimpangan dalam
siswa. Menurut Fitriani et al., (2023) fungsi media grafis untuk menarik perhatian
yang mungkinkan cepat hilang dalam ingatan jika tidak digrafiskan. Scrapbook
sebagai media untuk lebih memahami konsep, memiliki nilai, dan mampu
menuntun siswa melakukan refleksi terhadap hasil yang telah dibuat (Alexander,
2013).
menyebabkan tingkat kreativitas siswa masih cenderung rendah dan perlu untuk
dikembangkan lagi. Hasil survei dengan responden guru dalam menilai tingkat
tentang tingkat kreativitas siswa diperoleh data penilaian guru masih ada 87,9%
tingkat kreativitasnya dengan nilai 7 ke bawah dan 12,1% nilai 8 ke atas. Hal ini
yang terjadi saat proses pembelajaran IPA. Permasalahan tersebut diantaranya saat
pembelajaran IPA guru menyampaikan materi berpusat pada bahan ajar yang
siswa kurang aktif serta tidak kreatif dalam mengemukaan gagasannya. Kondisi
siswa adalah menggunakan ajaran Tri-N. Terdapat tiga fase pada ajaran Tri-N
siswa sudah paham dengan materi yang sudah disampaikan, jika siswa belum bisa
meniru maka guru perlu menjelaskan ulang agar siswa mampu meniru dengan
baik matei yang telah disampaikan; dan 3) nambahake pada fase ini siswa bebas
2023). Apabila ketiga fase ini sudah berjalan dengan baik, maka siswa dapat
scrapbook terintegrasi Tri-N yang dapat dieksplor secara mandiri tentunya dapat
B. Identifikasi Masalah
baik.
C. Pembatasan Masalah
2. Materi IPA yang dijadikan konten dalam pembuatan scrapbook terdapat pada
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian pengembangan
dengan aplikasi canva dan capcut. Video tutorial tersebut digunakan sebagai
media yang memfasilitasi siswa dalam proses Tri-N (niteni, niroke, nambahake)
dalam mempelajari konten muatan IPA. Dalam video tersebut disajikan contoh
baik dari segi konten, bentuk, keluasan isi, bahasa, dan lain sebagainya sehingga
Pengembangan produk hard file berupa media scrapbook fisik yang sesuai
dengan video tutorial pada produk soft file sebelumnya. Pembuatan media
scrapbook fisik ini dibuat dengan menggunakan alat dan bahan seperti: kertas
karton padi, gunting, lem, penggaris, kertas warna, karton warna, isolasi hias,
penjepit, dan spidol. Alat dan bahan tersebut digunakan untuk membuat kreasi
tampilan scrapbook yang menarik dan mudah diingat konten materi muatan
pelajaran IPA.
G. Manfaat Pengembangan
1. Manfaat Teoretis
penjelasan di atas, maka manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini adalah
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
kreativitas dan minat siswa sehingga materi akan lebih mudah dipahami.
b. Bagi Guru
guru untuk dapat mengembangkan media pembelajaran IPA untuk materi lainnya.
c. Bagi Peneliti
dapat:
a. Menyediakan media yang valid yang terintegrasi Tri-N pada muatan pelajaran
2. Keterbatasan Pengembangan
waktu yang lama dalam pembuatannya dan membutuhkan daya kreativitas yang
tinggi untuk dapat menghasilkan media scrapbook yang menarik dan sesuai
A. Kajian Teori
1. Media Scrapbook
materi sehingga pesan dengan mudah diterima oleh siswa dan menjadikannya
termotivasi untuk terlibat aktif dalam pembelajaran (Irwandani & Juariyah, 2016).
belajar (Nurrita, 2018; Nurhayati, 2022). Oleh karenanya, sangat penting bagi
seorang guru untuk dapat membuat dan menggunakan media inovatif sesuai
dapat digunakan sebagai alat untuk memudahkan dan membantu proses belajar.
Istilah scrapbook berasal dari kata scrap yang merupakan Bahasa Inggris yang
artinya produk sisa, potongan, atau gunting, sedangkan book merupakan buku
(Qolbiyah et al., 2022). Scrapbook adalah seni menempel foto dan hiasan lainnya
dalam sebuah halaman kosong atau yang disebut buku tempel yang berisi
sekumpulan gambar, foto, cerita, maupun catatan yang disusun menarik. Oleh
2020).
scrapbook sering disebut dengan kliping yang bukan hanya memuat foto beserta
yang ingin dibuat dan membutuhkan daya kreativitas untuk membuatnya agar
Ada hal yang perlu diperhatikan saat membuat scrapbook yaitu komposisi
dan susunan dari scrapbook itu sendiri. Komposisi scrapbook berisi lembar
catatan, pilihan materi yang akan dibuat, desain yang akan digunakan yang
sehingga pembaca dapat menggali aspek materi yang dibuat tersebut dengan
hingga pada beberapa halaman yang dirangkai dengan unik (Alexander, 2013).
a. Membuat desain awal scrapbook sesuai tema dan materi yang ditentukan.
sesuai dengan ukuran yang ditentukan untuk bagian sampul sampai bagian isi
e. Mencari variasi gambar pada setiap lembar kertas dan kontras warna agar
semenarik mungkin.
untuk dibaca.
didapatkan.
2. Ajaran Tri N
pembuatannya sehingga harus ada sebuah strategi yang perlu diterapkan guru agar
yaitu konsep ajaran Tri N. Terdapat tiga fase dalam ajaran Tri N, yaitu niteni,
arahan dan penjelasan guru tentang sesuatu yang sedang dipelajari (Rochmiyati &
Putro, 2020: Eko et al., 2023). Konsep niteni juga merupakan suatu proses
menggali informasi lebih dalam dengan menggunakan seluruh indra yang dimiliki
pencarian yang diperoleh (Rochmiyati & Putro, 2020). Pada tahap ini siswa
dengan baik tentang apa telah disampaikan. Oleh sebab itu jika siswa tidak dapat
meniru, maka seorang guru perlu memberikan penjelasan ulang agar siswa dapat
meniru dengan baik sesuai tujuan dari yang telah dipaparkan (Eko et al., 2023).
Niroake adalah aktivitas untuk menirukan dari apa yang telah dilihat, didengar,
dan dirasakan dalam bentuk contoh hingga teladan yang baik. Meniru juga bukan
berarti sebuah tindakan yang mengarah pada praktik plagiat, melainkan sebuah
proses belajar yang mampu mencontoh metode, semangat, dan mengelola sebuah
permasalahan menjadi karya yang baik yang diajarkan oleh seorang guru (Nisa et
al., 2019).
dari apa yang telah dipelajari dengan mengembangkan kreativitas dan idenya
Putro, 2020). Upaya improvisasi mencakup proses kreatif dan inovatif untuk
memberikan serta mengolah sesuatu yang baru pada model yang akan ditiru
(Budiati et al., 2018). Pada fase ini akan terlihat jelas tingkat pemahaman
siswa terhadap materi serta daya kreativitasnya dalam membuat suatu proyek
3. Kreativitas
Kreativitas berasal dari kata kreatif yang artinya berpikir dan melakukan
sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki
Ike, 2017) sebagai kemampuan untuk melihat dan memikirkan hal-hal yang luar
sebelumnya menjadi suatu karya baru yang berbeda dengan sebelumnya, dan
belajar siswa (Ulin Nuha & Fathoni, 2022). Guru yang kreatif adalah seorang
yang baru dan inovatif dalam mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai,
alat bantu media scrapbook juga akan berjalan efektif jika memiliki sebuah daya
kreativitas.
memadukan informasi, menciptakan ide atau solusi baru yang orisinil, dan
sebagai berikut:
i. Berani memutuskan sesuatu dan bertanggung jawab dalam risiko yang akan
dihadapi.
erat dengan faktor-faktor kognitif dan afektif yang dapat dilihat dari ciri-ciri
untuk melakukan berbagai hal, selalu memikirkan lebih dari satu jawaban; 2)
atau jawaban yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang
yang berbeda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda, mampu
terdorong mengatasi masalah yang sulit, tertantang oleh situasi yang rumit,
dan tertarik pada tugas-tugas yang sulit; 4) sifat berani mengambil risiko,
benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik, tidak ragu-ragu karena tidak
ada kejelasan, dan hal-hal yang konvensional atau biasa dilakukan; 5) sifat
Nurdin Hamzah (dalam Nisa, et al., 2019) antara lain, yaitu: 1) memiliki rasa
dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain; 7) memiliki rasa humor tinggi; 8)
gagasan yang berbeda dengan orang lain; 10) mampu bekerja sendiri; 11) sering
memperbaiki, dan/atau menambah dari karya atau ide yang telah ada; dan 2) siswa
4. Pendidikan IPA
Ilmu Pengetahuan Alam yang selanjutnya disebut IPA merupakan salah satu
Pembelajaran IPA di sekolah dasar sangat penting karena menjadi salah satu
dan konsep kepada siswa mengenai lingkungan alam yang diperoleh dari
serangkaian proses ilmiah, termasuk investigasi, persiapan, dan ideasi. Oleh sebab
itu, melalui pembelajaran IPA di sekolah diharapkan menjadi sarat pemikiran
kemampuan berpikirnya.
kreativitas serta kemandirian dari siswa tersebut, sehingga bakat dan minat dari
Boss dan Krauss dalam Heri Maria, dkk (2022:37) menyebutkan model
siswa secara langsung, sehingga memungkinkan siswa berpikir kritis dan mampu
tujuan pembelajarannya sehingga dapat tercapai secara efektif. Oleh sebab itu,
belajar siswa diperlukan alat bantu pembelajaran, yang salah satunya dengan
pembelajaran.
media pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas III Sekolah Dasar
keseluruhan sebesar 84% dengan kriteria baik sekali. Penilaian ahli materi
Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Veronica, dkk (2018) yang
pembelajaran IPA. Penilaian validasi media dilakukan dengan dosen ahli media
dengan hasil rata-rata validasi kedua persentase diperoleh sebanyak 91,96% yang
termasuk dalam kategori “Sangat layak digunakan” dan persentase dari rata-rata
hasil validasi ahli materi pada validasi kedua sebanyak 90,38%. Selanjutnya,
penggunaan media scrapbook juga dinilai praktis untuk digunakan sebagai media
pembelajarn. Hal tersebut dibuktikan dengan cara memberikan angket respon guru
dan angket respon siswa. Angket respon guru diberikan kepada guru dengan
Baik” dan angket respon siswa memperoleh persentase sebesar 96,66% dengan
pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil validasi ahli materi sebesar
96%, ahli media 1 sebesar 97% dan ahli media 2 sebesar 100%. Berdasarkan
pernyataan tersebut bahwa produk yang dikembangkan oleh peneliti yakni media
oleh peneliti dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas I SD. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji coba kelompok kecil rata-rata persentase minat belajar
(before) sebesar 60% dengan kategori “Cukup” dan rata-rata persentase minat
belajar (after) sebesar 93% dengan kategori “Sangat Baik”. Persentase kenaikan
before dan after adalah 33%. Uji coba kelompok besar rata-rata persentase minat
belajar (before) sebesar 52% dengan kategori “Cukup” dan rata-rata persentase
minat belajar (after) sebesar 82% dengan kategori “Sangat Baik”. Persentase
kenaikan before dan after adalah 30%. Berdasarkan hal tersebut terbukti bahwa
I Sekolah Dasar dalam uji coba kelompok kecil dan kelompok besar.
Penelitian lain dan sejalan dengan penelitian ini yang dilakukan oleh Parmiti
menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar IPA
dikembangkan terbukti valid berdasarkan hasil validasi media oleh para ahli dan
praktisi. Media pembelajaran juga dapat diterima siswa terbukti dengan semangat
validasi ahli materi memperoleh nila rata-rata 4,75 dengan kategori sangat bak
dan layak digunakan, sedangkan validasi bahasa memperoleh nilai 4,62 dengan
kategori bak dan layak digunakan. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa media
Penelitian lain yang dilakukan oleh Faizah et al., (2020) berjudul The Effect
berbicara yang baik dan benar, peningkatan yang signifikan dari kelas eksperimen
yaitu nilai pre-test 26,66% meningkat menjadi 76,66% pada nilai post-test. Nilai
kelas kontrol yaitu nilai pre-test 20% menjadi 30% pada tahap post-test.
Penelitian yang dilakukan oleh Fellasufah & Mustadi (2021) yang berjudul
SD Negeri 05 Pasar Tiku Tanjung Mutiara Kabupaten Agam yang dilakukan oleh
memiliki kualitas sangat valid untuk digunakan, apabila ditinjau dari aspek isi dan
tematik materi siklus hidup hewan di kelas IV Sekolah Dasar yang dirancang
model Discovery Learning pada pembelajaran tematik materi siklus hidup hewan
in the Matic Learning for 3rd Grade at SDN Deket Kulon Lamongan
siswa pada pembelajaran Tematik Kelas III SDN Deket Kulon Lamongan. Rata-
rata skor yang diperoleh pada saat pre-test (67,8) dan post-test (84,7) yang
scrapbook memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa kelas 3 SDN
C. Kerangka Berpikir
yang telah ditemukan oleh peneliti melalui kegiatan survei yang telah
dilaksanakan. Diperoleh data bahwa permasalahan yang muncul yaitu guru belum
yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan cara
KONDISI AWAL
guru melakukan pengembangan media inovatif berupa media scrapbook yang
Guru belum memanfaatkan media inovatif sehingga
kreativitassetelah
terintegrasi dengan Tri N. Harapannya, siswa rendah.
hal ini dilakukan kreativitas siswa
akan tumbuh dengan baik karena siswa termotivasi belajar dengan adanya
KONDISI AKHIR
Kreativitas tumbuh dengan baik karena siswa
termotivasi belajar dengan adanya penggunaan
media scrapbook dalam pembelajaran.
Gambar 4. Skema Kerangka Berpikir
D. Pertanyaan Penelitian
SD?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
langkah pengembangan (Lusi Dermawan, 2023; Siahaan & Roy, 2023). Dapat
1. Analyze (analisis)
Langkah awal dalam penelitian ini adalah tahap analisis yang bertujuan
untuk menganalisis kebutuhan siswa dan guru. Adapun analisis yang dilakukan
Perbedaan” sub tema 1 dan 2 muatan Pelajaran IPA. Kegiatan pada tahap ini
dilakukan dengan wawancara dan observasi pada guru kelas tentang bahan ajar
b. Analisis Kurikulum
pengetahuan, dan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Selain hal itu, juga
tahap ini ditentukan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator yang akan
dan 2 muatan Pelajaran IPA kompetensi dasar menganalisis cara makhluk hidup
2. Design (desain)
yang akan dikembangkan menjadi produk media pembelajaran. Pada tahap ini,
proses desain dilakukan melalui 4 langkah langkah yaitu: (1) menentukan KI dan
KD dalam muatan IPA; (2) menentukan konten atau isi materi yang akan
dijadikan bahan media; (3) menentukan jenis media yang dikembangkan, dalam
penelitian ini adalah media scrapbook; dan (4) Menentukan rancangan bahan dan
3. Develop (pengembangan)
4. Implement (implementasi)
telah diuji kelayakannya dalam pembelajaran di kelas. Tahap ini perlu adanya
5. Evaluate (evaluasi)
mestinya atau tidak. Tahapan ini juga dilakukan pada empat tahapan sebelumnya
yang disebut sebagai evaluasi formatif. Adapun evaluasi sumatif dilakukan pada
akhir tahapan untuk menilai keefektivan suatu media yang dikembangkan sebagai
penunjang proses pembelajaran. Dalam evaluasi ini, peneliti menilai produk dan
pembelajaran di kelas.
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan uji coba terbatas pada 15 siswa kelas VI B
SD Negeri 2 Kebulusan tahun ajaran 2023/2024. Tahap selanjutnya yaitu uji coba
secara luas yang dilakukan untuk menguji produk yang dikembangkan kepada
berikut:
1. Kuesioner (angket)
berupa angket. Angket ini didesain menggunakan skala Likert untuk mengukur
sikap dan pendapat responden mengenai potensi dan masalah yang terkait dengan
suatu objek, desain objek, desain produk, proses pembuatan produk, dan produk
yang dikembangkan.
sebagai berikut:
a. Lembar Validasi
media. Ahli media yang berpengalaman dalam desain media dan komunikasi
siswa sekolah dasar. Validasi ahli media dilakukan oleh dosen yang memiliki
tanda () pada kolom yang disediakan dengan kisi-kisi penilaian di bawah
ini:
2. Observasi
Observasi dapat dilakukan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan apabila responden yang diamati
berjumlah tidak terlalu besar (Sugiyono, 2013). Pada tahap observasi, peneliti
menilai kinerja siswa yang berkaitan dengan kreativitas dan memberikan umpan
balik berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk memperlancar
kegiatan pembelajaran.
3. Wawancara
sekolah dasar.
D. Teknik Analisis
1. Analisis Kevalidan
2. Analisis Kepraktisan
3. Analisis Keefektifan
Referensi: