Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL

PENGEMBANGAN MEDIA SCRAPBOOK TERINTEGRASI DENGAN


TRI N PADA MUATAN PELAJARAN IPA UNTUK
MENUMBUHKAN KREATIVITAS SISWA SD

Proposal Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian


persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan

Oleh:
HENDRI YULIANTI
NIM. 2022085026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


DIREKTORAT PASCASARJANA PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian dalam kehidupan manusia (Purwaningsih et

al., 2022). Pendidikan dasar mengambil peran yang penting dalam memberikan

bekal kemampuan dasar kepada siswa berupa pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang bermanfaat bagi diri siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan didukung peran guru dalam kegiatan

pembelajaran di kelas. Pembelajaran hendaknya menggunakan strategi, metode,

ataupun media yang inovatif dan kreatif sehingga siswa lebih mudah dalam

memahami materi.

Pembelajaran IPA dilakukan melalui serangkaian pembelajaran yang

menarik dan menyenangkan. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar akan lebih

menarik perhatian siswa jika pada saat pembelajaran guru menggunakan media

pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran pada saat menyampaikan materi

saat pembelajaran akan menambah minat siswa dalam belajar (Supriyono, 2018;

Magdalena, et al., 2021). Penggunaan media pembelajaran hendaknya dibuat

sekreatif dan semenarik mungkin agar siswa lebih tertarik dan aktif selama

kegiatan pembelajaran. Dengan adanya media yang kreatif akan mampu

merangsang siswa untuk menyukai pembelajaran yang disajikan oleh guru saat

belajar.
Media sangat penting digunakan selama proses pembelajaran agar siswa

bisa memahami materi dengan baik. Melalui penggunaan media pembelajaran

peserta didik benar-benar terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini juga,

akan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar, sehingga peserta didik

mau berusaha lebih ketika menemukan berbagai masalah dalam proses

pembelajaran. (Wulandari, 2023). Pada masa seperti ini pendidik dituntut lebih

kreatif dalam pembelajaran, begitu pun peserta didik agar pembelajaran lebih aktif

dan hidup (Nurfadhillah et al., 2021).

Berdasarkan observasi yang dilakukan di bulan September 2023 pada

beberapa kelas di salah satu sekolah dasar negeri di Kecamatan Pejagoan

Kabupaten Kebumen didapati pada kenyataannya bahwa guru belum

menggunakan media pembelajaran yang menarik dan inovatif untuk menunjang

kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam perkembangan teknologi dan ilmu

pengetahuan saat ini guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan

media pembelajaran (Marmaini dalam Shinta et al., 2023).

Observasi tersebut di atas menunjukkan pembelajaran yang dilakukan guru

tanpa memanfaatkan media inovatif berdampak pada rendahnya ketertarikan

siswa dan daya kreativitasnya yang rendah. Media dapat dijadikan sarana untuk

mengembangkan kreativitas dan daya cipta siswa karena merupakan sumber

pengalaman. Dengan demikian akan muncul suatu informasi baru yang dilakukan

dengan teknik baru, kemasan yang menarik, karena didukung oleh alat-alat berupa

media yang akan menarik fokus siswa untuk belajar. Kenyataannya belum
dimanfaatkan secara maksimal oleh para guru di kelasnya sehingga daya

kreativitas siswa masih tergolong rendah.

Salah satu media inovatif yang bisa digunakan dalam pembelajaran IPA

adalah scrapbook. Scrapbook merupakan sebuah seni yang terbuat dari bahan sisa

yang kemudian dihias agar lebih menarik (Ardila et al., 2023; Shinta et al., 2023).

Menurut Widiyanto, Ulfah, dan Zia, scrapbook adalah media visual yang

memudahkan siswa untuk memahami dan mengingat materi belajar mereka

(Kayyis et al., 2023). Scrapbook didesain menggunakan berbagai gambar yang

dihias sekreatif mungkin sehingga dapat membuat siswa lebih tertarik dalam

proses pembelajaran.

Berdasarkan studi awal yang telah dilakukan melalui survei pemanfaatan

media scrapbook pada bulan September 2023, diperoleh data bahwa dari 33

responden guru sekolah dasar terdapat 69,7% belum mengetahui tentang

scrapbook dan 30,3% sudah mengetahui tentang scrapbook. Dari hasil tersebut

tentunya berdampak pada masih banyaknya guru yang belum menerapkan media

scrapbook dalam pembelajaran di kelas, khususnya pada muatan pelajaran IPA di

SD. Terjawab dari hasil survei sebanyak 90,9% guru tidak pernah menerapkan

media scrapbook dan 9,1% guru sesekali menerapkan media scrapbook dalam

pembelajaran IPA di kelas. Hal ini merupakan salah satu ketimpangan dalam

pemanfaatan media pembelajaran yang mampu menarik perhatian dan kreativitas

siswa. Menurut Fitriani et al., (2023) fungsi media grafis untuk menarik perhatian

yang mungkinkan cepat hilang dalam ingatan jika tidak digrafiskan. Scrapbook

sebagai media untuk lebih memahami konsep, memiliki nilai, dan mampu
menuntun siswa melakukan refleksi terhadap hasil yang telah dibuat (Alexander,

2013).

Gambar 1. Diagram pengetahuan responden tentang scrapbook

Gambar 2. Diagram penerapan media scrapbook oleh responden

Salah satu aspek yang dikembangkan pada proses pembelajaran di SD

adalah menumbuhkan sikap kreatif siswa. Kreativitas siswa berguna untuk

memunculkan inovasi atau ide-ide baru yang mendukung kesuksesannya dalam

menyesuaikan diri dengan zamannya di kehidupan nyata (Nisa et al., 2019).

Pemanfaatan media yang menarik juga sangat berpengaruh pada tingkat

kreativitas siswa. Ada keterkaitan dengan jawaban survei sebelumnya yang

menyatakan masih banyak guru belum pernah menerapkan scrapbook yang

menyebabkan tingkat kreativitas siswa masih cenderung rendah dan perlu untuk
dikembangkan lagi. Hasil survei dengan responden guru dalam menilai tingkat

kreativitas siswa di kelas mereka menunjukkan bahwa dari skala 1 sampai 10

tentang tingkat kreativitas siswa diperoleh data penilaian guru masih ada 87,9%

tingkat kreativitasnya dengan nilai 7 ke bawah dan 12,1% nilai 8 ke atas. Hal ini

dapat diartikan bahwa tingkat kreativitas siswa masih tergolong rendah.

Gambar 3. Diagram skala kreativitas siswa berdasarkan penilaian guru kelas

Hasil wawancara dengan guru kelas VI salah satu sekolah dasar di

Kecamatan Pejagoan juga menunjukkan bahwa masih ada beberapa permasalahan

yang terjadi saat proses pembelajaran IPA. Permasalahan tersebut diantaranya saat

pembelajaran IPA guru menyampaikan materi berpusat pada bahan ajar yang

dimilikinya sehingga proses pembelajaran membosankan. Hal ini juga menjadikan

siswa kurang aktif serta tidak kreatif dalam mengemukaan gagasannya. Kondisi

tersebut menyebabkan siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran IPA.


Strategi yang dapat digunakan oleh guru dalam menumbuhkan kreativitas

siswa adalah menggunakan ajaran Tri-N. Terdapat tiga fase pada ajaran Tri-N

yaitu: 1) niteni, siswa pertama-tama mengamati dan memperhatikan arahan dan

penjelasan guru tentang materi yang sedang dijelaskan; 2) niroake: memastikan

siswa sudah paham dengan materi yang sudah disampaikan, jika siswa belum bisa

meniru maka guru perlu menjelaskan ulang agar siswa mampu meniru dengan

baik matei yang telah disampaikan; dan 3) nambahake pada fase ini siswa bebas

untuk berkreasi sesuai dengan kreativitas mereka masing-masing (Eko et al.,

2023). Apabila ketiga fase ini sudah berjalan dengan baik, maka siswa dapat

menumbuhkan kreativitas mereka dengan baik pula.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu adanya pengembangan

scrapbook terintegrasi Tri-N. Penggunaan scrapbook terintegrasi Tri-N dalam

pembelajaran diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas siswa. Desain

scrapbook terintegrasi Tri-N yang dapat dieksplor secara mandiri tentunya dapat

memancing tumbuhnya kreativitas dalam diri siswa. Maka untuk menjawab

kebutuhan tersebut peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul

“Pengembangan Media Scrapbook Terintegrasi dengan Tri-N Pada Muatan

Pelajaran IPA untuk Menumbuhkan Kreativitas Siswa SD”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat

diidentifikasi sebagai berikut.


1. Rendahnya pemanfaatan media yang menarik dan inovatif dalam

pembelajaran IPA di SD sehingga siswa mampu menyerap materi dengan

baik.

2. Guru masih asing dengan media pembelajaran inovatif.

3. Guru menyampaikan materi sebatas sesuai bahan ajar yang dimilikinya.

4. Ketertarikan siswa dalam pembelajaran masih rendah.

5. Rendahnya tingkat kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA di SD.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah guna menghindari perluasan pokok permasalahan

dalam penelitian ini yaitu:

1. Siswa yang diteliti tingkat kreativitasnya adalah kelas VI (enam).

2. Materi IPA yang dijadikan konten dalam pembuatan scrapbook terdapat pada

Tema 2 Persatuan Dalam Perbedaan Sub Tema 1 dan 2.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah di atas rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik media scrapbook terintegrasi dengan Tri-N pada

muatan pelajaran IPA untuk menumbuhkan kreativitas siswa SD?

2. Bagaimana validitas media scrapbook terintegrasi dengan Tri-N pada muatan

pelajaran IPA untuk menumbuhkan kreativitas siswa SD?

3. Bagaimana efektivitas media scrapbook terintegrasi dengan Tri-N pada

muatan pelajaran IPA untuk menumbuhkan kreativitas siswa SD?

E. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian pengembangan

ini sebagai berikut:

1. Menghasilkan media scrapbook terintegrasi dengan Tri-N pada muatan

pelajaran IPA untuk menumbuhkan kreativitas siswa SD.

2. Menguji validitas media scrapbook terintegrasi dengan Tri-N pada muatan

pelajaran IPA untuk menumbuhkan kreativitas siswa SD?

3. Menguji efektivitas media scrapbook terintegrasi dengan Tri-N pada muatan

pelajaran IPA untuk menumbuhkan kreativitas siswa SD?

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Pengembangan produk yang dihasilkan dalam penelitian ini ada 2 yaitu:

1. Produk Soft File

Pengembangan produk soft file berupa video tutorial pembuatan scrapbook

dengan aplikasi canva dan capcut. Video tutorial tersebut digunakan sebagai

media yang memfasilitasi siswa dalam proses Tri-N (niteni, niroke, nambahake)

dalam mempelajari konten muatan IPA. Dalam video tersebut disajikan contoh

langkah-langkah pembuatan scrapbook yang bisa ditiroke dan ditambahi siswa

baik dari segi konten, bentuk, keluasan isi, bahasa, dan lain sebagainya sehingga

dapat menumbuhkan kreativitas mereka dalam belajar IPA.

2. Produk Hard File

Pengembangan produk hard file berupa media scrapbook fisik yang sesuai

dengan video tutorial pada produk soft file sebelumnya. Pembuatan media

scrapbook fisik ini dibuat dengan menggunakan alat dan bahan seperti: kertas

karton padi, gunting, lem, penggaris, kertas warna, karton warna, isolasi hias,
penjepit, dan spidol. Alat dan bahan tersebut digunakan untuk membuat kreasi

tampilan scrapbook yang menarik dan mudah diingat konten materi muatan

pelajaran IPA.

G. Manfaat Pengembangan

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini disajikan sebagai produk scrapbook yang selanjutnya

dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran di kelas. Berdasarkan

penjelasan di atas, maka manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini adalah

untuk mengembangkan wawasan keilmuan dengan pentingnya penerapan media

pembelajaran yang kreatif dalam proses pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Melalui desain scrapbook yang menarik diharapkan akan menumbuhkan

kreativitas dan minat siswa sehingga materi akan lebih mudah dipahami.

b. Bagi Guru

Melalui penggunaan scrapbook guru menjadi lebih mudah dalam

menyampaikan materi kepada siswa dalam proses pembelajaran dan memotivasi

guru untuk dapat mengembangkan media pembelajaran IPA untuk materi lainnya.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai saran pengembangan diri

dan menambahake pengalaman serta pengetahuan terkait pengembangan

scrapbook sebagai media pembelajaran.

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan


1. Asumsi Pengembangan

Penelitian pengembangan media scrapbook terintegrasi dengan Tri-N pada

muatan pelajaran IPA untuk menumbuhkan kreativitas siswa SD diasumsikan

dapat:

a. Menyediakan media yang valid yang terintegrasi Tri-N pada muatan pelajaran

IPA untuk menumbuhkan kreativitas siswa SD.

b. Menyediakan media yang efektif yang terintegrasi Tri-N pada muatan

pelajaran IPA untuk menumbuhkan kreativitas siswa SD.

c. Memotivasi guru untuk menggunakan media scrapbook terintegrasi dengan

Tri-N pada muatan pelajaran IPA untuk menumbuhkan kreativitas siswa SD

2. Keterbatasan Pengembangan

Keterbatasan dalam penelitian pengembangan ini adalah membutuhkan

waktu yang lama dalam pembuatannya dan membutuhkan daya kreativitas yang

tinggi untuk dapat menghasilkan media scrapbook yang menarik dan sesuai

dengan tujuan pembelajaran.


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Media Scrapbook

Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar dalam menyampaikan

materi sehingga pesan dengan mudah diterima oleh siswa dan menjadikannya

termotivasi untuk terlibat aktif dalam pembelajaran (Irwandani & Juariyah, 2016).

Penggunaan media atau alat bantu pembelajaran yang menarik mampu

meningkatkan motivasi siswa untuk mengembangkan daya kreativitas dalam

belajar (Nurrita, 2018; Nurhayati, 2022). Oleh karenanya, sangat penting bagi

seorang guru untuk dapat membuat dan menggunakan media inovatif sesuai

dengan zamannya dalam rangka memfasilitasi siswa belajar serta menumbuhkan

semangat belajar dan daya krativitasnya.

Media scrapbook merupakan salah satu media pembelajaran inovatif yang

dapat digunakan sebagai alat untuk memudahkan dan membantu proses belajar.

Istilah scrapbook berasal dari kata scrap yang merupakan Bahasa Inggris yang

artinya produk sisa, potongan, atau gunting, sedangkan book merupakan buku

(Qolbiyah et al., 2022). Scrapbook adalah seni menempel foto dan hiasan lainnya

dalam sebuah halaman kosong atau yang disebut buku tempel yang berisi
sekumpulan gambar, foto, cerita, maupun catatan yang disusun menarik. Oleh

sebab itu, dalam penyusunannya sangat membutuhkan daya kreativitas agar

hasilnya menarik dan mudah dipahami ketika digunakan (Amalina, 2020;

Muktadir et al., 2020). Scrapbook dapat digunakan sebagai salah satu

penyampaian informasi dalam sebuah pembelajaran (Muktadir & Wardhani,

2020).

Dari beberapa pengertian scrapbook di atas, dapat disimpulkan bahwa

scrapbook sering disebut dengan kliping yang bukan hanya memuat foto beserta

hiasannya melainkan juga memuat tulisan atau catatan-catatan penting yang

berhubungan dengan sebuah peristiwa maupun informasi materi dengan tema

yang ingin dibuat dan membutuhkan daya kreativitas untuk membuatnya agar

hasilnya lebih menarik.

Ada hal yang perlu diperhatikan saat membuat scrapbook yaitu komposisi

dan susunan dari scrapbook itu sendiri. Komposisi scrapbook berisi lembar

catatan, pilihan materi yang akan dibuat, desain yang akan digunakan yang

disesuaikan dengan tema, dan kalimat-kalimat yang dirangkai dengan baik

sehingga pembaca dapat menggali aspek materi yang dibuat tersebut dengan

mudah. Susunan dari scrapbook diantaranya dimulai dari sampul, penjilidan,

hingga pada beberapa halaman yang dirangkai dengan unik (Alexander, 2013).

Berikut merupakan langkah-langkat yang dilakukan dalam pembuatan

scrapbook menurut (Muktadir et al., 2020):

a. Membuat desain awal scrapbook sesuai tema dan materi yang ditentukan.

b. Membuat desain isi per-lembar dengan menabah hiasan gambar.


c. Menggunting kertas karton atau kertas hiasan lain yang akan digunakan

sesuai dengan ukuran yang ditentukan untuk bagian sampul sampai bagian isi

sesuai dengan kebutuhan.

d. Menentukan tampilan sampul dan isi buku dengan meghiasnya menggunakan

aksesori yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang dibuat.

e. Mencari variasi gambar pada setiap lembar kertas dan kontras warna agar

mudah dipahami pembaca.

f. Menempelkan hiasan kertas yang telah digunting dengan menyusunnya

semenarik mungkin.

g. Menghias buku seunik dan secantik mungkin.

Berikut merupakan manfaat dan kelemahan dari penggunaan scrapbook

sebagai alat bantu pembelajaran menurut (Fitriani et al., 2023):

a. Manfaat media scrapbook

1) Scrapbook mampu memuat gambar beserta penjelasan sekaligus melalui

rangkuman keterangan singkat dan jelas sehingga mudah untuk

dipahami, ditambah dengan tampilan yang cantik sehingga menarik

untuk dibaca.

2) Bahan yang digunakan untuk membuat scrapbook mudah untuk

didapatkan.

b. Kelemahan media scrapbook


1) Proses pembuatan scrapbook memerlukan waktu yang tidak sedikit. Hal

itu tergantung dengan tingkat kesulitan penyusunannya.

2) Membutuhkan daya kreativitas, telaten, dan kesabaran.

2. Ajaran Tri N

Penggunaan media scrapbook membutuhkan daya kreativitas dalam

pembuatannya sehingga harus ada sebuah strategi yang perlu diterapkan guru agar

dapat mengembangkan sikap kreatif pada siswa. Upaya pengembangan media

scrapbook dapat dikombinasikan dengan salah satu ajaran Ki Hajar Dewantara

yaitu konsep ajaran Tri N. Terdapat tiga fase dalam ajaran Tri N, yaitu niteni,

niroake, dan nambahake.

Niteni merupakan sikap mengamati maupun memerhatikan dengan saksama

arahan dan penjelasan guru tentang sesuatu yang sedang dipelajari (Rochmiyati &

Putro, 2020: Eko et al., 2023). Konsep niteni juga merupakan suatu proses

menggali informasi lebih dalam dengan menggunakan seluruh indra yang dimiliki

dan menalar dengan menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dari hasil

pencarian yang diperoleh (Rochmiyati & Putro, 2020). Pada tahap ini siswa

diharapkan mengamati media yang dikembangkan sebagai sarana yang membantu

ketercapaiaan tujuan pembelajaran.

Niroake merupakan fase memastikan siswa bahwa mereka sudah memahami

dengan baik tentang apa telah disampaikan. Oleh sebab itu jika siswa tidak dapat

meniru, maka seorang guru perlu memberikan penjelasan ulang agar siswa dapat

meniru dengan baik sesuai tujuan dari yang telah dipaparkan (Eko et al., 2023).

Niroake adalah aktivitas untuk menirukan dari apa yang telah dilihat, didengar,
dan dirasakan dalam bentuk contoh hingga teladan yang baik. Meniru juga bukan

berarti sebuah tindakan yang mengarah pada praktik plagiat, melainkan sebuah

proses belajar yang mampu mencontoh metode, semangat, dan mengelola sebuah

permasalahan menjadi karya yang baik yang diajarkan oleh seorang guru (Nisa et

al., 2019).

Fase selanjutnya adalah nambahake yang merupakan proses menambahkan

dari apa yang telah dipelajari dengan mengembangkan kreativitas dan idenya

melalui kegiatan merancang, menciptakan, dan improvisasi, sehingga indikator

dalam fase nambahake, meliputi melengkapi dengan merancang, melengkapi

dengan menciptakan, dan melengkapi dengan upaya improvisasi (Rochmiyati &

Putro, 2020). Upaya improvisasi mencakup proses kreatif dan inovatif untuk

memberikan serta mengolah sesuatu yang baru pada model yang akan ditiru

(Budiati et al., 2018). Pada fase ini akan terlihat jelas tingkat pemahaman

siswa terhadap materi serta daya kreativitasnya dalam membuat suatu proyek

sebagai dampak dari kegiatan pembelajaran.

3. Kreativitas

Kreativitas berasal dari kata kreatif yang artinya berpikir dan melakukan

sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki

(Sudarmin, 2018). Kreativitas diartikan oleh Munandar (dalam Yuswatiningsih &

Ike, 2017) sebagai kemampuan untuk melihat dan memikirkan hal-hal yang luar

biasa, yang tidak lazim memadukan informasi serta mencetuskan solusi-solusi

baru yang menunjukkan kelancaran, kelenturan, dan orisinil dalam berpikir.


Kreativititas juga diartikan sebagai ciri khas indivisu yang ditandai adanya

kemampuan menciptakan sesuatu dari kombinasi karya-karya yang ada

sebelumnya menjadi suatu karya baru yang berbeda dengan sebelumnya, dan

dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya guna menghadapi

permasalahan, mencari alternatif solusi dengan pemikirannya yang divergen (Ali

& Asrori, 2012).

Kreativitas seorang guru sangat diperlukan untuk menumbuhkan motivasi

belajar siswa (Ulin Nuha & Fathoni, 2022). Guru yang kreatif adalah seorang

pengajar yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan ide-ide maupun cara

yang baru dan inovatif dalam mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi siswa (Oktiani, 2017). Pelaksanaan konsep Tri N (Niteni,

Niroake, dan Nambahake) dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

alat bantu media scrapbook juga akan berjalan efektif jika memiliki sebuah daya

kreativitas.

Kreativitas adalah kemampuan berpikir dan bertindak secara luar biasa,

memadukan informasi, menciptakan ide atau solusi baru yang orisinil, dan

menciptakan karya-karya baru yang berbeda dari yang sebelumnya melalui

interaksi dengan lingkungan dan pemikiran yang divergen. Dalam konteks

pendidikan, kreativitas guru penting untuk memotivasi siswa dan

mengembangkan cara inovatif dalam melakukan pembelajaran di kelas. Guru

dapat menggunakan konsep seperti Tri N dengan kreativitasnya untuk

menciptakan alat bantu media pembelajaran.


Dewi (2015) dan Fakhriyani (2016) menyebutkan ciri-ciri kreativitas

sebagai berikut:

a. Mempunyai daya imajinasi yang kuat.

b. Menyukai hal-hal atau sesuatu yang baru.

c. Memiliki inisiatif yang tinggi.

d. Memiliki minat dan ketertarikan yang dalam.

e. Memiliki rasa ingin tahu.

f. Kebebasan dalam berpikir.

g. Kepercayaan diri yang baik.

h. Penuh rasa semangat.

i. Berani memutuskan sesuatu dan bertanggung jawab dalam risiko yang akan

dihadapi.

Menurut Munandar dalam (Jumri & Damara, 2020) kreativitas berhubungan

erat dengan faktor-faktor kognitif dan afektif yang dapat dilihat dari ciri-ciri

aptitude dan non aptitude. Ciri aptitude meliputi: 1) keterampilan berpikir

lancar, mencakup: kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban,

penyelesaian masalah atas pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran

untuk melakukan berbagai hal, selalu memikirkan lebih dari satu jawaban; 2)

keterampilan berpikir luwes, mencakup: kemampuan menghasilkan gagasan

atau jawaban yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang

yang berbeda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda, mampu

mengubah cara pendekatan atau pemikiran; 3) keterampilan original, mencakup

kemampuan melahirkan ungkapan baru dan unik; 4) keterampilan merinci,


mencakup: kemampuan memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau

produk, menambahkan atau memerinci detil-detil dari suatu objek, gagasan

atau situasi sehingga menjadi lebih menarik; dan 5) keterampilan mengevaluasi,

mencakup: kemampuan menentukan patokan penilaian sendiri, mampu

mengambil keputusan, mencetuskan, dan melaksanakan gagasan.

Ciri-ciri non-aptituade dari kreativitas adalah ciri-ciri yang

berhubungan dengan sikap dan perasaan, meliputi: 1) rasa ingin tahu,

mencakup: terdorong untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak

ide, memperhatikan orang, objek, dan situasi; peka mengalami,

mengetahui, dan meneliti; 2) bersifat imajinatif, mencakup: kemampuan

memperagakan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, dan

menggunakan hayalan; 3) merasa tertantang oleh kemajemukan, mencakup:

terdorong mengatasi masalah yang sulit, tertantang oleh situasi yang rumit,

dan tertarik pada tugas-tugas yang sulit; 4) sifat berani mengambil risiko,

mencakup: kemampuan berani memberikan jawaban meskipun belum tentu

benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik, tidak ragu-ragu karena tidak

ada kejelasan, dan hal-hal yang konvensional atau biasa dilakukan; 5) sifat

menghargai, mencakup: kemampuan menghargai bimbingan dan penghargaan,

misalnya menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang berkembang.

Berdasarkan Lampiran Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan

Asesmen Pendidikan tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar

Pancasila pada Kurikulum Merdeka (2022) disebutkan terdapat tiga elemen

dimensi kreatif yaitu: 1) elemen menghasilkan gagasan yang orisinil; 2) elemen


menghasilkan karya dan Tindakan yang orisinil; dan 3) elemen memiliki

keluwesan mencari alternatif solusi permasalahan. Indikator kreativitas oleh

Nurdin Hamzah (dalam Nisa, et al., 2019) antara lain, yaitu: 1) memiliki rasa

ingin tahu yang besar; 2) sering mengajukan pertanyaan yang berbobot; 3)

memberikan banyak gagasan dan usulan; 4) mampu menyatakan pendapat spontan

dan tidak malu-malu; 5) memiliki rasa keindahan; 6) mempunyai pendapat sendiri

dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain; 7) memiliki rasa humor tinggi; 8)

mempunyai daya imajinasi yang kuat; 9) mampu menyampaikan pemikiran serta

gagasan yang berbeda dengan orang lain; 10) mampu bekerja sendiri; 11) sering

mencoba hal-hal baru; 12) mampu mengembangkan suatu gagasan.

Kreativitas yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan kemampuan

siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang ditunjukkan dengan: 1)

kemampuan siswa melakukan inovasi dengan melengkapi, menyempurnakan,

memperbaiki, dan/atau menambah dari karya atau ide yang telah ada; dan 2) siswa

memiliki pendapat sendiri dan mampu menyampaikannya pada orang lain.

4. Pendidikan IPA

Ilmu Pengetahuan Alam yang selanjutnya disebut IPA merupakan salah satu

materi pembelajaran di sekolah yang memuat berbagai materi kehidupan.

Pembelajaran IPA di sekolah dasar sangat penting karena menjadi salah satu

sarana untuk menyesuaikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

(Widyaningrum et al., 2022). Mata pelajaran IPA memberikan pengetahuan, ide,

dan konsep kepada siswa mengenai lingkungan alam yang diperoleh dari

serangkaian proses ilmiah, termasuk investigasi, persiapan, dan ideasi. Oleh sebab
itu, melalui pembelajaran IPA di sekolah diharapkan menjadi sarat pemikiran

untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia dalam

kemampuan berpikirnya.

Kemampuan berpikir seseorang dapat memengaruhi perkembangan

kepribadian dari masing-masing individu untuk dapat lebih mengembangkan

pemahamannya dan menguasai berbagai kecakapan hidup (Panggabean et al.,

2021). Kemampuan berpikir yang diarahkan dalam pembelajaran di sekolah dasar

adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi, salah satunya adalah kemampuan

berpikir kreatif. Pengembangan berpikir kritis pada pembelajaran IPA sangat

bergantung pada latihan yang maksimal dalam setiap menyelesaikan

permasalahan IPA dengan menggunakan strategi yang tepat kreatif (Komariyatin

& Dimas, 2022). Keberlangsungan dalam proses pembelajaran IPA hendaknya

mampu dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan

mampu memotivasi siswa agar berpartisipasi aktif dan menumbuhkan daya

kreativitas serta kemandirian dari siswa tersebut, sehingga bakat dan minat dari

masing-masing siswa dapat terlihat (Wati, 2018).

Boss dan Krauss dalam Heri Maria, dkk (2022:37) menyebutkan model

pembelajaran berbasis proyek sebagai model pembelajaran yang menekankan

aktivitas siswa dalam memecahkan masalah yang bersifat opend-ended dan

mengaplikasikannya dalam suatu proyek untuk menghasilkan produk autentik

tertentu. Model tersebut menekankan masalah kontekstual yang mungkin dihadapi

siswa secara langsung, sehingga memungkinkan siswa berpikir kritis dan mampu

meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA melalui pengembangan produk


dunia nyata (Arifianti, 2020). Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

seorang guru dalam meningkatkan kompetensinya adalah kemampuan

mengembangkan model pembelajaran yang inovatif yang disesuaikan dengan

tujuan pembelajarannya sehingga dapat tercapai secara efektif. Oleh sebab itu,

untuk menciptakan pembelajaran IPA yang menyenangkan dan memfasilitasi

belajar siswa diperlukan alat bantu pembelajaran, yang salah satunya dengan

menggunakan media scrapbook untuk menunjang kegiatan kegiatan

pembelajaran.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Wardhani (2018) yang berjudul

Pengembangan Media Scrapbook pada Materi Pengelompokkan Hewan untuk

Siswa Kelas III Sekolah Dasar, menunjukkan bahwa pengembangan media

scrapbook pada materi pengelompokkan hewan memiliki kevalidan dan

kepraktisan untuk digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu

siswa. Media scrapbook pengelompokan hewan valid untuk digunakan sebagai

media pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas III Sekolah Dasar

yang dilakukan melalui validasi media pembelajaran dan validasi materi

pembelajaran. Penilaian ahli media pembelajaran didapatkan rata-rata persentase

keseluruhan sebesar 84% dengan kriteria baik sekali. Penilaian ahli materi

pembelajaran didapatkan rata-rata persentase keseluruhan sebesar 84% dengan

kriteria baik sekali. Analisis kepraktisan penggunaan media scrapbook dilakukan


dengan cara memberikan angket respon siswa terhadap media scrapbook

pengelompokan hewan kepada siswa kelas III Sekolah Dasar di SDN 1

Selosabrang dan SDN Glagahombo. Berdasarkan angket yang diberikan diperoleh

rata-rata persentase keseluruhan sebesar 92% dengan kriteria baik sekali.

Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Veronica, dkk (2018) yang

berjudul Pengembangan Media Scrapbook pada Pembelajaran IPA, menunjukkan

bahwa penggunaan media scrapbook dinyatakan valid untuk digunakan dalam

pembelajaran IPA. Penilaian validasi media dilakukan dengan dosen ahli media

dengan hasil rata-rata validasi kedua persentase diperoleh sebanyak 91,96% yang

termasuk dalam kategori “Sangat layak digunakan” dan persentase dari rata-rata

hasil validasi ahli materi pada validasi kedua sebanyak 90,38%. Selanjutnya,

penggunaan media scrapbook juga dinilai praktis untuk digunakan sebagai media

pembelajarn. Hal tersebut dibuktikan dengan cara memberikan angket respon guru

dan angket respon siswa. Angket respon guru diberikan kepada guru dengan

perolehan persentase sebanyak 96,05% yang termasuk dalam kategori “Sangat

Baik” dan angket respon siswa memperoleh persentase sebesar 96,66% dengan

kategori “Sangat Baik”.

Penelitian yang dilakukan oleh Sunarti (2021) dengan judul Pengembangan

Media Scrapbook pada Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Minat Belajar

Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar juga menunjukkan bahwa media pembelajaran

scrapbook yang telah dikembangkan layak dan valid digunakan dalam

pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil validasi ahli materi sebesar

96%, ahli media 1 sebesar 97% dan ahli media 2 sebesar 100%. Berdasarkan
pernyataan tersebut bahwa produk yang dikembangkan oleh peneliti yakni media

pembelajaran scrapbook dinyatakan “sangat layak dan valid” digunakan sebagai

media pembelajaran. Media pembelajaran scrapbook yang telah dikembangkan

oleh peneliti dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas I SD. Hal ini

dibuktikan dengan hasil uji coba kelompok kecil rata-rata persentase minat belajar

(before) sebesar 60% dengan kategori “Cukup” dan rata-rata persentase minat

belajar (after) sebesar 93% dengan kategori “Sangat Baik”. Persentase kenaikan

before dan after adalah 33%. Uji coba kelompok besar rata-rata persentase minat

belajar (before) sebesar 52% dengan kategori “Cukup” dan rata-rata persentase

minat belajar (after) sebesar 82% dengan kategori “Sangat Baik”. Persentase

kenaikan before dan after adalah 30%. Berdasarkan hal tersebut terbukti bahwa

media pembelajaran scrapbook dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas

I Sekolah Dasar dalam uji coba kelompok kecil dan kelompok besar.

Penelitian lain dan sejalan dengan penelitian ini yang dilakukan oleh Parmiti

et al., (2022) berjudul The Effectiveness of E-Scrapbook Media Containing HOTS

Questions on Science Learning Outcomes of Elementary School Students

menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar IPA

siswa antara sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

media E-Scrapbook, yaitu pembelajaran yang efektif dan memberikan

pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian lain berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Srapbook pada

Pembelajaran Tematik Kelas I SD N Taman Sari 01 Pati yang dilakukan oleh

Veronica et al., (2019) menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian


pengembangan media scrapbook dalam pembelajaran tematik, media yang

dikembangkan terbukti valid berdasarkan hasil validasi media oleh para ahli dan

praktisi. Media pembelajaran juga dapat diterima siswa terbukti dengan semangat

siswa dan respon siswa.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Muktadir & Wardhani (2020)

berjudul Media Scrapbook dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar

Kota Bengkulu dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa media scrapbook

validasi ahli materi memperoleh nila rata-rata 4,75 dengan kategori sangat bak

dan layak digunakan, sedangkan validasi bahasa memperoleh nilai 4,62 dengan

kategori bak dan layak digunakan. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa media

scrapbook yang telah dikembangkan untuk meningkatkan kreativitas siswa

sekolah dasar layak untuk digunakan. Media scrapbook pembelajaran yang

dikembangkan juga mampu mengembangkan imajinasi siswa.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Faizah et al., (2020) berjudul The Effect

of Scrapbook Media on Student’s Skills Speaking bahwa data yang diperoleh

menujukkan media scrapbook memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

keterampilan berbicara siswa. Terdapat sebesar 76% menguasai keterampilan

berbicara yang baik dan benar, peningkatan yang signifikan dari kelas eksperimen

yaitu nilai pre-test 26,66% meningkat menjadi 76,66% pada nilai post-test. Nilai

kelas kontrol yaitu nilai pre-test 20% menjadi 30% pada tahap post-test.

Penelitian yang dilakukan oleh Fellasufah & Mustadi (2021) yang berjudul

A Scrapbook of Child Stories as a Media to Improving The Story-telling Skill

menunjukkan bahwa penggunaan media scrapbook cerita anak lebih berpengaruh


dibandingkan tanpa menggunakan media scrapbook terhadap peningkatan

keterampilan bercerita siswa. Hal ini ditunjukkan dengan pembelajaran bercerita

anak yang menggunakan scrapbook lebih menarik sehingga mampu berdampak

pada hasil keterampilan berbicara siswa.

Penelitian lain yang berjudul Pengembangan Media Scrapbook

Menggunakan Model Discovery Learning pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV

SD Negeri 05 Pasar Tiku Tanjung Mutiara Kabupaten Agam yang dilakukan oleh

Marlina (2023) menunjukkan bahwa berdasarkan uji validasi media scrapbook

memiliki kualitas sangat valid untuk digunakan, apabila ditinjau dari aspek isi dan

tampilan. Berdasarkan uji coba praktikalitas menunjukkan bahwa praktikalitas

media scrapbook menggunakan model Discovery Learning pada pembelajaran

tematik materi siklus hidup hewan di kelas IV Sekolah Dasar yang dirancang

dinyatakan “sangat praktis”. Selanjutnya berdasarkan hasil uji efektivitas yang

dilaukan diperoleh kesimpulan bahwa efektivitas media scrapbook menggunakan

model Discovery Learning pada pembelajaran tematik materi siklus hidup hewan

di kelas IV Sekolah Dasar “sangat efektif”.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Fithriyah & Viyanti (2023)

berjudul The Effectiveness of Scrapbook Media on Student’s Learning Outcomes

in the Matic Learning for 3rd Grade at SDN Deket Kulon Lamongan

menunjukkan bahwa adanya pengaruh media scrapbook terhadap hasil belajar

siswa pada pembelajaran Tematik Kelas III SDN Deket Kulon Lamongan. Rata-

rata skor yang diperoleh pada saat pre-test (67,8) dan post-test (84,7) yang

menunjukkan adanya peningkatan setelah menggunakan media pembelajaran


tematik menggunakan scrapbook sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan

scrapbook memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa kelas 3 SDN

Deket Kulon Lamongan sehingga prestasi akademiknya juga meningkat.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dibuat berdasarkan permasalahan

yang telah ditemukan oleh peneliti melalui kegiatan survei yang telah

dilaksanakan. Diperoleh data bahwa permasalahan yang muncul yaitu guru belum

memanfaatkan media inovatif yang menyebabkan kreativitas siswa rendah. Solusi

yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan cara
KONDISI AWAL
guru melakukan pengembangan media inovatif berupa media scrapbook yang
Guru belum memanfaatkan media inovatif sehingga
kreativitassetelah
terintegrasi dengan Tri N. Harapannya, siswa rendah.
hal ini dilakukan kreativitas siswa

akan tumbuh dengan baik karena siswa termotivasi belajar dengan adanya

penggunaan media scrapbook dalam pembelajaran. Kerangka berpikir dalam


TINDAKAN
penelitian ini dapatGuru
digambarkan dalam
melakukan skema berikut:
pengembangan media inovatif
berupa media scrapbook terintegrasi Tri-N yang
dapat menumbuhkan kreativitas siswa.

KONDISI AKHIR
Kreativitas tumbuh dengan baik karena siswa
termotivasi belajar dengan adanya penggunaan
media scrapbook dalam pembelajaran.
Gambar 4. Skema Kerangka Berpikir

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana cara mengembangkan kreativitas siswa SD?

2. Media pembelajaran apakah yang dapat mengembangkan kreativitas siswa

SD?

3. Bagaimana pengembangan media scrapbook agar dapat meningkatkan

kreativitas siswa SD?

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development karena

penelitian ini berkaitan dengan pengembangan produk, melalui proses

perencanaan, produksi, serta menguji validitas dari produk yang dihasilkan

(Sugiyono, 2018). Pelaksananaan penelitian ini menggunakan model ADDIE

(Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluate) yang merupakan langkah-

langkah pengembangan (Lusi Dermawan, 2023; Siahaan & Roy, 2023). Dapat

digambarkan langkah-langkah model ADDIE sebagai berikut:


Gambar 4. Prosedur penelitian pengembangan model ADDIE

Langkah-langkah pengembangan yang akan dilakukan dalam penelitian ini

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Analyze (analisis)

Langkah awal dalam penelitian ini adalah tahap analisis yang bertujuan

untuk menganalisis kebutuhan siswa dan guru. Adapun analisis yang dilakukan

berupa analisis kebutuhan materi dan analisis kurikulum.

a. Analisis Kebutuhan Materi

Studi lapangan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan terhadap media dan

materi pada siswa kelas VI (enam) SD sesuai tema 2 “Persatuan dalam

Perbedaan” sub tema 1 dan 2 muatan Pelajaran IPA. Kegiatan pada tahap ini

dilakukan dengan wawancara dan observasi pada guru kelas tentang bahan ajar

dan media yang digunakan dalam pembelajaran.

b. Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan,

pengetahuan, dan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Selain hal itu, juga

untuk mengetahui kemampuan dan perilaku khusus yang menunjukkan


penguasaan konsep-konsep sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada

tahap ini ditentukan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator yang akan

dimasukkan dalam pembelajaran tema 2 “Persatuan dalam Perbedaan” sub tema 1

dan 2 muatan Pelajaran IPA kompetensi dasar menganalisis cara makhluk hidup

menyesuaikan diri dengan lingkungan.

2. Design (desain)

Berdasarkan analisis kebutuhan, tahap selanjutnya adalah mendesain produk

yang akan dikembangkan menjadi produk media pembelajaran. Pada tahap ini,

proses desain dilakukan melalui 4 langkah langkah yaitu: (1) menentukan KI dan

KD dalam muatan IPA; (2) menentukan konten atau isi materi yang akan

dijadikan bahan media; (3) menentukan jenis media yang dikembangkan, dalam

penelitian ini adalah media scrapbook; dan (4) Menentukan rancangan bahan dan

bentuk dari media yang dikembangkan.

Gambar 5. Langkah desain produk media pembelajaran

3. Develop (pengembangan)

Tahap develop dalam penelitian pengembangan model ADDIE merupakan

kegiatan penyusunan media scrapbook terintegrasi Tri-N pada muatan Pelajaran

IPA. Tahap pengembangan dilanjutkan dengan proses validasi produk oleh


validator. Tahap validasi produk melibatkan ahli materi dan ahli media. Tahap

validasi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang

dikembangkan sebagai media pembelajaran IPA. Umpan balik dari validator

sangat dibutuhkan guna perbaikan dan penyempurnaan produk yang

dikembangkan sebelum diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas.

4. Implement (implementasi)

Tahap implement dilakukan dengan mengimplementasikan produk yang

telah diuji kelayakannya dalam pembelajaran di kelas. Tahap ini perlu adanya

pengaturan sedemikian rupa sehingga media yang dikembangkan sesuai dengan

peran dan fungsinya saat diimplementasikan di dalam pembelajaran.

5. Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluate model ADDIE dilakukan untuk mengetahui apakah produk

yang dikembangkan berupa media scrapbook dapat berfungsi sebagaimana

mestinya atau tidak. Tahapan ini juga dilakukan pada empat tahapan sebelumnya

yang disebut sebagai evaluasi formatif. Adapun evaluasi sumatif dilakukan pada

akhir tahapan untuk menilai keefektivan suatu media yang dikembangkan sebagai

penunjang proses pembelajaran. Dalam evaluasi ini, peneliti menilai produk dan

menganalisis kekurangan produk yang dihasilkan. Jika ditemukan kekurangan

dalam produknya, maka dilakukan proses perbaikan. Apabila produk tidak

memerlukan perbaikan, maka produk dianggap sudah layak digunakan dalam

pembelajaran di kelas.

B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan uji coba terbatas pada 15 siswa kelas VI B

SD Negeri 2 Kebulusan tahun ajaran 2023/2024. Tahap selanjutnya yaitu uji coba

secara luas yang dilakukan untuk menguji produk yang dikembangkan kepada

24 siswa kelas VI A SD Negeri 2 Kebulusan. Teknik pengambilan sampel

dilakukan secara purposiv sampling dengan pengambilan sampel dari populasi

didasarkan atas tujuan tertentu (Sugiyono, 2018).

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik dan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Kuesioner (angket)

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan

serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diisi

(Sugiyono, 2013). Kuesioner digunakan peneliti untuk mengetahui data

keakuratan berbagai komponen media pembelajaran, yang dalam penelitian ini

adalah media scrapbook. Instrumen yang digunakan merupakan lembar validasi

berupa angket. Angket ini didesain menggunakan skala Likert untuk mengukur

sikap dan pendapat responden mengenai potensi dan masalah yang terkait dengan

suatu objek, desain objek, desain produk, proses pembuatan produk, dan produk

yang dikembangkan.

Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

a. Lembar Validasi

1) Validasi Ahli Media


Validasi ahli media adalah tahapan penting dalam penelitian

pengembangan, terutama dalam konteks pembuatan materi atau produk

media. Ahli media yang berpengalaman dalam desain media dan komunikasi

mengevaluasi aspek-aspek seperti desain visual, presentasi informasi,

kemudahan penggunaan, keterlibatan audiens, serta kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran, dan karakteristik siswa sekolah dasar. Hasil validasi ini

memberikan masukan penting yang membantu meningkatkan kualitas dan

efektivitas media sebelum digunakan secara luas. Keterlibatan ahli media

menjadikan penelitian pengembangan dapat memberikan kepastian bahwa

produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik

siswa sekolah dasar. Validasi ahli media dilakukan oleh dosen yang memiliki

keahlian di bidang media. Pengisian angket dengan memberikan tanda ()

pada kolong yang disediakan dengan kisi-kisi penilaian di bawah ini:

Tabel 1. Kisi-Kisi Penilaian Angket Ahli Media


No Indikator Jumlah Butir
Tampilan dan Konten
1. Komposisi warna 2
2. Gambar 2
Karakteristik
3. Daya Tarik 2
4. Tidak menimbulkan kesan jenuh dan membosankan 1
5. Memberikan pengalaman langsung pada siswa 1

Tabel 2. Kriteria Penilaian Angket Ahli Media


No Kriteria Skor
1. SB (Sangat Baik) 4
2. B (Baik) 3
3. C (Cukup) 2
4. K (Kurang) 1

2) Validasi Ahli Materi

Validasi materi dilakukan oleh dosen ahli dalam bidangnya yang

berguna untuk memberikan masukan terkait dengan konten, kesesuaian

dengan standar kurikulum, serta aspek-aspek pedagogis dalam materi yang

dikembangkan. Validasi ahli materi meliputi penilaian kesesuaian materi

dengan media, serta kesesuaian media dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar dalam kurikulum. Pengisian angket dengan memberikan

tanda () pada kolom yang disediakan dengan kisi-kisi penilaian di bawah

ini:

Tabel 3. Kisi-Kisi Penilaian Angket Ahli Materi


No Indikator Jumlah Butir
Aspek Materi
1. Kesesuaian isi materi dengan kurikulum 2
2. Kejelasan dan kedalaman materi 2
Aspek Kebahasaan
3. Kesesuaian dengan PUEBI 1
4. Kejelasan bahasa yang digunakan 1
Aspek Penyajian
5. Memberikan pengalaman langsung bagi siswa 1
6. Tidak menimbulkan kesan jenuh dan membosankan 1

Tabel 4. Kriteria Penilaian Angket Ahli Media


No Kriteria Skor
1. SB (Sangat Baik) 4
2. B (Baik) 3
3. C (Cukup) 2
4. K (Kurang) 1

3) Angket Respon Siswa

Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa

terhadap media yang telah dikembangkan peneliti. Pengisian angket dengan

memberikan tanda () pada kolom yang disediakan dengan kisi-kisi

penilaian di bawah ini:

Tabel 5. Kisi-Kisi Penilaian Angket Ahli Media


No Indikator Jumlah Butir
Aspek Penyajian
1. Tidak menimbulkan kesan jenuh 1
2. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa 1
Aspek Tampilan
3. Daya Tarik gambar 1
4. Gambar sesuai materi 1
5. Warna pada gambar jelas 1

Tabel 6. Kriteria Penilaian Angket Ahli Media


No Kriteria Skor
1. SB (Sangat Baik) 4
2. B (Baik) 3
3. C (Cukup) 2
4. K (Kurang) 1

2. Observasi
Observasi dapat dilakukan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan apabila responden yang diamati

berjumlah tidak terlalu besar (Sugiyono, 2013). Pada tahap observasi, peneliti

menilai kinerja siswa yang berkaitan dengan kreativitas dan memberikan umpan

balik berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk memperlancar

kegiatan pembelajaran.

Tabel 7. Kisi-Kisi Observasi Kreativitas Siswa


No Indikator Jumlah Butir

3. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan guru kelas VI salah satu sekolah dasar di

Kecamatan Pejagoan yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang ada di

sekolah dasar.

D. Teknik Analisis

Analisis yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini menggunakan

beberapa teknik sebagai berikut:

1. Analisis Kevalidan

2. Analisis Kepraktisan

3. Analisis Keefektifan

Referensi:

Alexander, K. P. (2013). Material Affordances: The Potential of Scrapbooks in the


Composition Classroom. Composition Forum, 27(27), 1–25.
Amalina, A. F. (2020). Pengembangan Media Scrapbook Dengan Penerapan
Pendekatan Kontekstual Pada Muatan Pelajaran Ipa Kelas V Sekolah Dasar.
Jurnal Health Sains, 1(5), 468–478. https://doi.org/10.46799/jsa.v1i5.90
Arifianti, U. (2020). Project Based Learning dalam Pembelajaran IPA. Workshop
Nasional Penguatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar SHEs: Conference
Series, 3(3), 2079–2082. https://jurnal.uns.ac.id/shes
Budiati, N., Istiqomah, Purnami, A. S., & Agustito, D. (2018). Penerapan konsep
3N (niteni, nirokke, nambahi) dalam pembelajaran matematika. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Etnomatnesia, 486–490.
Dewi, N. A. (2015). Pengembanganan Modul Fisika Berbasis Relating,
Experiencing, Applying, Cooperating, and Tranferring (REACT) pada Materi
Alat Optik untuk Meningkatkan Kecerdasan Majemuk dan Kreativitas Siswa.
Jurnal Inkuiri UNS, 4(2), 47–56.
Eko, Susanto, M. R., & Nisa, A. F. (2023). Tri N (Niteni, Niroake, Nambahake)
dalam Pengembangan Kreativitas SBDP Batik Jumputan. Trihayu: Jurnal
Pendidikan Ke-SD-An, 9(2), 210–215.
https://doi.org/10.30738/trihayu.v9i2.11784
Faizah, M., Nur Ghofir Mahbudin, A., & Rofiki, I. (2020). The Effect of
Scrapbook Media on Students’ Skills Speaking /Pengaruh Media Scrapbook
terhadap Keterampilan Berbicara Siswa. Journal AL-MUDARRIS, 3(2), 105.
https://doi.org/10.32478/al-mudarris.v3i2.433
Fakhriyani, D. V. (2016). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Wacana
Didaktika, 4(2), 193–200. https://doi.org/10.31102/wacanadidaktika.4.2.193-
200
Fellasufah, F., & Mustadi, A. (2021). A scrapbook of child stories as a media to
improving the story-telling skill. Journal of Education and Learning
(EduLearn), 15(2), 195–201. https://doi.org/10.11591/edulearn.v15i2.18014
Fithriyah, M., & Viyanti, P. (2023). The effectiveness of scrapbook media on
students’ learning outcomes in thematic learning for 3rd grade at SDN Deket
Kulon Lamongan. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, 9(1), 1–9.
https://doi.org/10.29407/jpdn.v9i1.19099
Fitriani, F., Sahari, S., & Wahyudi. (2023). PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN SCRAPBOOK PADA MATERI PENGGOLONGAN
HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA UNTUK SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR. 08(September).
Jumri, R., & Engga Putra Damara, B. (2020). Pengembangan Kreativitas Guru
dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia,
05(2), 153–160. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
Komariyatin, P., & Dimas, A. (2022). Studi Literatur Efektifitas Model
Pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Solving Terhadap
Kemampuan Berpikir. Jurnal Wacana Akademika: Majalah Ilmiah
Kependidikan, 6(1), 87–94.
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/wacanaakademika/index%0AStudi
Marlina, M. (2023). Pengembangan Media Scrapbook Menggunakan Model
Discovery Learning pada Pembelajaran Tematik Di Kelas IV SD Negeri 05
Pasar Tiku Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. 6(1).
Muktadir, A., & Wardhani, P. A. (2020). Media Scrapbook Dalam Meningkatkan
Kreativitas Siswa Sekolah Dasar Kota Bengkulu. JPD: Jurnal Pendidikan
Dasar, 11(02), 146–156.
Muktadir, A., Wardhani, P. A., & Jakarta, U. N. (2020). Media Scrapbook Dalam
Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar Kota Bengkulu. JPD: Jurnal
Pendidikan Dasar, 11(02), 146–156.
Nisa, A. F., Prasetyo, Z. K., & Istiningsih, I. (2019). Tri N (Niteni, Niroake,
Nambahake) Dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. El
Midad, 11(2), 101–116. https://doi.org/10.20414/elmidad.v11i2.1897
Nurhhayati, N. (2022). Penerapan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Ipa Pada Siswa Kelas Vi Sdn 011 Sungai Salak. Primary: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11(3), 908.
https://doi.org/10.33578/jpfkip.v11i3.8965
Nurrita. (2018). Kata Kunci : Media Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa.
Misykat, 03, 171–187.
Oktiani, I. (2017). Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta
Didik. Jurnal Kependidikan, 5(2), 216–232.
https://doi.org/10.24090/jk.v5i2.1939
Panggabean, F., Simanjuntak, M. P., Florenza, M., Sinaga, L., & Rahmadani, S.
(2021). Analisis Peran Media Video Pembelajaran dalam Meningkatkan
Hasil Belajar IPA SMP [Analysis of the Role of Learning Video Media in
Improving Middle School Science Learning Outcomes]. Jurnal Pendidikan
Pembelajaran IPA Indonesia (JPPIPA), 2(1), 7–12.
Parmiti, D. P., Antara, I. G. W. S., & Wulandari, I. G. A. A. M. (2022). The
Effectiveness of E-Scrapbook Media Containing HOTS Questions on
Science Learning Outcomes of Elementary School Students. Journal of
Education Research and Evaluation, 6(3), 484–491.
https://doi.org/10.23887/jere.v6i3.52078
Qolbiyah, G., Kurniasih, S., & Sundari, F. S. (2022). Pengembangan Media
Pembelajaran Scrapbook Tema Cita-Citaku Subtema Aku Dan Cita-Citaku
Pembelajaran 1. Jurnal Holistika, 6(2), 65.
https://doi.org/10.24853/holistika.6.2.65-72
Rochmiyati, S., & Putro, D. B. W. (2020). The Application of Tri-N in Genre-
Based Indonesian Textbook for Junior High School. Tamansiswa
International Journal in Education and Science, 1(2), 9–15.
https://doi.org/10.30738/tijes.v1i2.7700
Sunarti, D. (2021). Jurnal Pgsd Indonesia. Jurnal PGSD Indonesia, 7(1), 23–32.
Ulin Nuha, A., & Fathoni, A. (2022). Teacher Creativity and Student Learning
Motivation on Science Achievement Results of Fifth Grade Elementary
School Students. International Journal of Elementary Education, 6(3), 593–
599. https://doi.org/10.23887/ijee.v6i4.56184
Veronica, I., Subekti, E. E., & Tsalatsa, A. N. (2019). Pengembangan Media
Pembelajaran Scrapbook Pada Pembelajaran Tematik Kelas I Sd N Taman
Sari 01 Pati. Jurnal Sinektik, 2(1), 26. https://doi.org/10.33061/js.v2i1.2986
Veronica, I., Whyu Pusari, R., & Setiawardana, M. Y. (2018). Pengembangan
Media Scrapbook Pada Pembelajaran Ipa. Jurnal Imiah Pendidikan Dan
Pembelajaran, 2(3), 258. https://doi.org/10.23887/jipp.v2i3.16222
Wardhani, S. W. (2018). Pengembangan Media Scrapbook Pada Materi
Pengelompokan Hewan Untuk Siswa Kelas Iii Sekolah Dasar. Js (Jurnal
Sekolah), 2(2), 124. https://doi.org/10.24114/js.v2i2.9934
Wati, Y. I. (2018). Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) Pada
Pembelajaran IPA Kelas 4 MI Nurur Rohmah Tentang Energi Panas.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 20, 1–14.
Widyaningrum, F. A., Maryani, I., & Vehachart, R. (2022). Literature Study on
Science Learning Media in Elementary School. International Journal of
Learning Reformation in Elementary Education, 1(01), 1–11.
https://doi.org/10.56741/ijlree.v1i01.51

Anda mungkin juga menyukai