Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH MEDIA SCRAPBOOK TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V SD NEGERI 001


SAWAH BARU KECAMATAN KAMPAR TIMUR
KABUPATEN KAMPAR

PROPOSAL

Diajukan oleh

EMELDA SAPUTRI
NPM : 19690430

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
FEBRUARI 2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk

mengembangkan potensi dalam diri siswa agar mempunyai pengetahuan, sikap,

keterampilan, dan kecakapan sosial yang dibutuhkan dalam kehidupan

bermasyarakat. Seperti yang diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

pasal 3 yang menjelaskan tentang tujuan pendidikan nasional yaitu

mengembangkan potensi dalam diri siswa agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cakap, berkarakter, berilmu, sehat,

mandiri, kreatif, demokratis dan bertanggung jawab. Dasar landasan Undang-

Undang tersebut juga merupakan bagian isi dan kelengkapan kurikulum dalam

pencapaian pendidikan secara formal.

Kurikulum 2013 yang sering disebut pembelajaran tematik sangat

memudahkan kinerja guru dalam proses pembelajaran dikarenakan salah satu

karakteristik pembelajaran tematik yang berpusat pada anak Sejalan dengan hal

tersebut, menurut Rusman (2016:152) model pembelajaran tematik lebih

menekankan dan mengarahkan pada keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran secara aktif. Menurut Winarni (2018:4), pembelajaran Tematik

terpadu adalah pembelajaran terpadu yang dapat memberikan berbagai

pengalaman bermakna kepada siswa dengan cara mengaitkan beberapa mata

pelajaran menggunakan tema.

1
Salah satu mata pelajaran pada pembelajaran tematik adalah IPA. IPA

merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang membahas tentang alam semesta dan

segala isinya yang bersifat rasional dan objektif. Pembelajaran IPA seharusnya

memberikan siswa pengalaman fisik dan membantu siswa untuk membangun

konsep IPA sendiri, serta mengenalkan konsep-konsep yang sudah pernah

disepakati bersama oleh masyarakat sains. (Wisudawati, 2014:9).

Dalam pembelajaran IPA diperlukan kesempatan yang luas bagi siswa

untuk meneliti serta menemukan konsep sendiri (mengkonstruksi) semaksimal

mungkin sesuai dengan kemampuan mereka siswa dengan memanfaatkan sarana

yang memadai di dalam kelas, sehingga siswa distimulasi untuk berkreatif dalam

pembelajaran. Menurut Noer (2009), tuntutan kemampuan berpikir kreatif dalam

Kurikulum 2013 disebabkan karena kurikulum ini menekankan pada dimensi

pedagogik modern yang harus diterapkan dalam pembelajaran, yaitu

menggunakan pendekatan ilmiah yang meliputi mengamati, menanya, menalar,

mencoba dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran melalui penguatan

sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintergrasi.

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa; 1) hasil belajar 47,62 % (20 orang) siswa masih belum mencapai KKM

yang telah ditentukan yakni 70, 2) kemampuan berpikir kreatif siswa masih

tergolong rendah, dibuktikan dengan rata-rata nilai IPA siswa sebesar 68,5

(kurang dari KKM), 3) penggunaan media belajar masih sangat minim. Dilihat

dari cara pengajaran guru yang masih terbatas, sebagian guru hanya menggunakan

buku guru dan buku siswa sebagai bahan ajar dan menempatkan guru sebagai

sumber belajar tanpa adanya bantuan media, sehingga pembelajaran menjadi

2
membosankan dan tidak menarik. Akibatnya siswa menjadi kurang termotivasi

dalam pembelajaran, dan 4) selain itu proses pembelajaran yang dilakukan pada

pembelajaran IPA masih cenderung bersifat parsial. Guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran di kelas masih kurang variatif. Proses pembelajaran memiliki

kecenderungan pada metode tertentu, yaitu metode ceramah.

Berdasarkan uraian tersebut menyebabkan siswa tidak memahami konsep

yang sebenarnya, hanya menghafalkan suatu konsep sehingga menyebabkan

materi yang sudah dipelajari siswa menjadi kurang bermakna. Selain itu, guru

jarang menggunakan media pembelajaran karena kurang tersedianya media

pembelajaran yang sesuai untuk materi pokok tertentu, dan penyampaian materi

pembelajaran belum disampaikan secara sistematis. Oleh karena itu, perlu untuk

dilakukan uji coba pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang

diharapkan dapat menarik perhatian siswa dalam menerima materi dan dapat

berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Bertolak dari permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan inovasi dalam

proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa salah

satunya kemampuan berpikir keratif siswa. Pembelajaran dapat dikatakan efektif

dan optimal apabila tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tujuan pembelajaran

akan tercapai apabila seorang pendidik dapat menciptakan situasi dan kondisi

belajar yang baik dan secara efektif sehingga perencanaan, metode dan media

pembelajaran yang digunakan oleh guru pun dapat memengaruhi potensi dan

kemampuan yang dimiliki siswa, serta keberhasilan tersebut akan tercapai apabila

siswa dilibatkan secara langsung dalam proses berpikirnya.

3
Menurut Arsyad (2014:19), dalam suatu proses pembelajaran ada dua

aspek yang sangat penting yaitu media pembelajaran dan metode mengajar, kedua

aspek ini saling berkaitan. Dalam pembelajaran IPA, pemilihan media

pembelajaran yang digunakan guru dapat menentukan pencapaian keberhasilan

belajar siswa. Salah satu media pemeblajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah media pembelajaran

berupa media Scrapbook.

Media pembelajaran berupa Scrapbook merupakan salah satu media

pembelajaran jenis 3 dimensi. Media ini berupa handmade yang dibuat dari kertas

asturo maupun kertas karton. Scrapbook adalah album kenangan yang memuat

bukan hanya photo, akan tetapi klipingan atau catatan penting yang berhubungan

dengan sebuah moment. Bentuknya berbagai macam dekorasi, catatan atau

bendabenda lainnya yang bisa di simpan didalamnya. Scrapbook juga dapat

dikatakan sebagai seni menempel foto atau gambar dimedia kertas, dan

menghiasnya menjadi karya kreatif (Damayanti, 2017:803).

Menurut Sari (2018:694), secara umum kelebihan dari media Scrapbook

antara lain adalah sebagai berikut:

1. Menarik: Media Scrapbook memiliki tampilan yang menarik, dikarenakan

Scrapbook dibuat dari beraneka gambar yang dipadukan dan disusun

sedemikian hingga denga memperhatikan keindahan.

2. Mudah dibuat: Scrapbook terbuat dari bahan-bahan yang ada dilingkungan

sekitar, bahannya mudah diperoleh, cara pembuatannyapun tidak sulit

sehingga mulai dari anak-anak sampai orang dewasa dapat membuat

Scrapbook

4
3. Mudah dibawah dan disimpan: Pada umumnya Scrapbook memiliki

ukuran yang sama dengan buku, hal ini dapat memudahkan Scrapbook

untuk dibawa dan disimpan. Namun Scrapbook sendiri mempunya bentuk

yang bervariasi.

4. Bersifat realistis dalam menunjukkan pokok pembahasan: Dengan

Scrapbook dapat menunjukkan suatu obyek yang terlihat nyata melalui

gambar dan foto. Dengan demikian kita akan lebih mudah untuk

mengingatnya.

5. Dapat mengatasi keterbatasan waktu dan ruang: Dengan adanya Scrapbook

dapat menjadi salah satu solusi mengenai banyaknya peristiwa atau obyek

yang sulit dikaitkan secara langsung

Dengan adanya media Scrapbook, siswa dapat menemukan

pengetahuannya dengan cara mengamati dan mencoba memberi makna pada

materi yang terkandung didalam media Scrapbook sesuai pengalamannya

sehingga dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Menurut

Utaminingsih dkk. (2019), peserta didik lebih mudah memahami dan antusias

apabila di dalamnya terdapat sesuatu yang baru yang dapat memperjelas suatu

penyajian dan informasi yang akan disampaikan dapat meningkatkan pemahaman

dan hasil belajar siswa. keberadaan media Scrapbook yang merupakan media

konkrit atau nyata bagi siswa sekolah dasar dapat mempermudah penyajian pesan

dan informasi yang tentunya berdampak besar dan dinamis.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa perlu

diadakan penelitian dalam penggunaan media Scrapbook terhadap hasil belajar

siswa SD Negeri 001 Sawah Baru dengan melalukan penelitian dengan judul

5
“Pengaruh Media Scrapbook Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Kelas V SD Negeri 001 Sawah Baru Kecamatan Kampar Timur Kabupaten

Kampar”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka identifikasi

masalah dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Peserta didik kurang memahami konsep dari materi pelajaran IPA yang

berdampak kepada hasil belajar yang tidak mencapai nilai KKM yang

telah ditetapkan

2. Kurangnya pemberian motivasi kepada peserta didik sehingga peserta

didik kurang semangat dalam kegiatan pembelajaran

3. Media yang digunakan dalam materi pembelajaran IPA terbatas dan

kurang variatif serta terfokus pada buku teks (buku paket dan LKS)

1.3 Batasan Masalah

Dikarenakan adanya keterbatas peneliti, penelitian ini dibatasi pada

pengaruh media Scrapbook terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V

SD Negeri 001 Sawah Baru Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh media

6
Scrapbook terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V SD Negeri 001

Sawah Baru Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh media

Scrapbook terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V SD Negeri 001

Sawah Baru Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Media Scrapbook yang digunakan pada penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya

menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan dapat

menumbuhkan kesempatan bagi siswa dalam memecahkan masalah

dengan berpikir kreatif, logis, dan sistematis sehingga meningkatkan hasil

belajar IPA siswa.

2. Bagi Guru

Sebagai pedoman bagi guru dalam memilih dan mengevaluasi media

pembelajaran yang digunakan dalam belajar untuk menciptakan suatu

kegiatan belajar yang menarik dan sebagai bahan masukan dalam

pelaksanaan pembelajaran khususnya pada pemecahan masalah sehingga

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta profesionalisme guru

7
3. Bagi Sekolah

Sebagai informasi dan salah satu bahan masukan bagi pihak sekolah dalam

rangka untuk meningkatkan dan memperbaiki hasil belajar IPA di SD

Negeri 001 Sawah Baru Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar

8
BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Kajian Teori

1. Kemampuan Berpikir Kreatif

a. Pengertian Kreatifitas

Menurut Hurlock dalam (Tatang, 2008:6), kreativitas menekankan

pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan Munandar (2013:12),

menyebutkan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi

baru yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam

berpikir serta kemampuan untuk mengkombinasikan suatu gagasan. Evans

dalam Tatang (2008:7), juga menjelaskan bahwa kreativitas adalah

kemampuan untuk menemukan hubungan-hubungan baru, untuk melihat

suatu obyek dari perspektif baru, dan untuk membentuk kombinasi baru dari

dua atau lebih konsep yang sudah ada dalam pikiran.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan

bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menemukan

hubungan-hubungan baru dan membuat kombinasi-kombinasi baru yang

mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir

sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru. Dalam hal ini sesuatu yang

baru tidak berarti sebelumnya tidak ada, akan tetapi sesuatu yang baru ini

dapat berupa sesuatu yang belum dikenal sebelumnya.

9
b. Kemampuan Berpikir Kreatif

Perkembangan teknologi dan informasi pada saat ini tidak dapat

dipungkiri merupakan buah dari kemampuan berpikir kreatif manusia. Oleh

karena itu, kemampuan berpikir kreatif memang sangat dibutuhkan untuk

menghadapi perkembangan dan kemajuan zaman. Menurut Susanto

(2013:10), berpikir kreatif merupakan sebuah proses yang melibatkan unsur-

unsur orisinalitas, kelancaran, fleksibelitas, dan elaborasi. Hal tersebut

menunjukan bahwa berfikir kreatif dapat mengembangkan daya pikir yang

mencangkup wawasan dengan unsur unsur yang luas. Berpikir kreatif dapat

menghasilkan pemikiran yang bermutu.

Sani (2014:15), menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan

kemampuan mengembangkan ide yang tidak biasa, berkualitas, dan sesuai

tugas. Hal ini merupakan pengembangan diri terhadap ide-ide baru yang

memiliki mutu yang baik. Sedangkan menurut Yeyen et al., (2016),

menyimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah sebuah proses yang

mengembangkan ide-ide yang tidak biasa dan menghasilkan pemikiran yang

baru yang memiliki ruang lingkup yang luas.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

berpikir kreatif merupakan kemampuan yang dimiliki siswa untuk

menghasilkan, membangun, dan menciptakan ide-ide baru dalam mengatasi

permasalahan.

c. Indikator Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif adalah aktivitas berpikir untuk menghasilkan sesuatu

yang kreatif dan orisinil. Hal ini bahwa berpikir kreatif memiliki beberapa

10
indikator untuk menghasilkan ide yang baru.Kreativitas seseorang

ditunjukkan dalam berbagai hal, seperti kebiasaan berpikir, sikap,

pembawaan atau kepribadian, atau kecakapan dalam memecahkan masalah.

Menurut Munandar dalam Eko dan Tri (2018), menyatakan bahwa

kemampuan berpikir kreatif siswa dapat diukur dengan menggunakan empat

aspek berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian, dan

keterincian. Lebih lanjut Siswono dalam Eko dan Tri (2018), merumuskan

tingkat kemampuan berpikir kreatif seperti yang disajikan pada tabel II.1.

Tabel 2.1
Tingkat Kemampuan Bepikir Kreatif

No Tingkat Karakteristik

1 Tingkat 4 (Sangat Siswa mampu menunjukkan kelancaran, keluwesan, keaslian, dan keterincian dalam

Kreatif) memecahkan masalah

2 Tingkat 3 (Kreatif) Siswa mampu menunjukkan kelancaran, keluwesan, dan keaslian dalam memecahakan

masalah

3 Tingkat 2 (Cukup Siswa mampu menunjukkan keaslian atau keluwesan dalam memecahkan masalah

Kreatif

4 Tingkat 1 (Tidak Siswa tidak mampu menunjukkan keempat aspek berpikir kreatif yang meliputi kelancaran,

Kreatif) keluwesan, keaslian dan keterincian dalam memecahkan masalah

d. Faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang oleh faktor internal dan

situasional. Orang-orang kreatif memiliki tempramen yang beraneka ragam.

Menurut Uno dan Nurdin (2014: 155), menyatakan bahwa faktor pendorong

kreativitas yaitu: 1) Kepekaan dalam melihat lingkungan: peserta didik

sadar bahwa berada di tempat yang nyata; 2) Kebebasan dalam melihat

11
lingkungan: mampu melihat masalah dari segala arah; 3) Komitmen kuat

untuk maju dan berhasil: hasrat ingin tahu besar; 4) Optimis dan berani

mengambil risiko : suka tugas yang menantang; 5) Ketekunan untuk

berlatih: wawasan yang luas; 6) Lingkungan kondusif, tidak kaku, dan

otoriter.

Hal diatas menunjukan bahwa faktor pendorong kreativitas

merupakan tindakan dalam meningkatkan berpikir kreatif peserta didik

dengan ide yang luas. Untuk mendorong tingkah laku kreatif menurut

Torrance dalam Slameto (2015:154), mengemukakan saran-saran tentang

apa yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didiknya sebagai berikut:

1) Hargai pertanyaan-pertanyaan, termasuk yang kelihatannya aneh atau

luar biasa.

2) Hargailah gagasan-gagasan yang imaginatif dan kreatif.

3) Tunjukkan kepada peserta didik, bahwa gagasan-gagasan mereka itu

bernilai.

4) Berikanlah kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu

tanpa ancaman bahwa pekerjaannya itu akan di nilai.

5) Masukkan faktor hubungan sebab akibat di dalam penilaian.

Disamping menerima dan menyesuaikan diri dengan standar yang ada,

berpikir dan bertingkah laku secara bebas dan meluas merupakan hal

penting untuk perkembangan kreativitas.

2. Media Pembelajaran Scrapbook

a. Pengertian Media Pembelajaran

12
Secara umum media diketahui sebagai perantara dari suatu informasi

untuk diterima oleh penerima. Istilah media berasal dari latin dan

merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang berarti perantara atau

pengantar. Asosiasi komunikasi dan teknologi pendidikan (Association For

Educational Communications And Technology/ AECT 1979)

mengemukakan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran untuk

proses penyampaian informasi (Nunuk, 2018:2). Menurut Gagne dalam

Rusman (2012) media pembelajaran merupakan salah satu komponen proses

belajar mengajar yang memiliki peranan sangat penting dalam menunjang

keberhasilan proses belajar mengajar.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media

penbelajaran merupakan sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan

untuk menyampaikan pesan dalam pembelajaran. Media juga merupakan

segala bentuk dan sarana penyampaian informasi yang dibuat atau

dipergunakan sesuai dengan teori pembelajaran.

Hamalik dalam (Arsyad, 2014:19) juga mengemukakan bahwa

penggunaan media dalam suatu pembelajaran dapat menumbuhkan minat

belajar siswa, motivasi serta rangsangan kegiatan pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran akan membantu dalam penyampaian

pesan/ materi yang terdapat dalam pelajaran tersebut, sehingga dapat

meningkatkan pemahaman siswa. Jadi, media pembelajaran yang digunakan

guru sangat berpengaruh terhadap aktifitas dan hasil belajar siswa.

Dengan adanya suatu media pembelajaran melalui perkembangan

dalam dunia pendidikan, menjadikan media sebagai teknologi alternatif

13
pembelajaran masa kini, karenanya media pembelajaran merupakan segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar. Media pembelajaran yang tepat dalam

proses pembelajaran akan menghasilkan output yang memuaskan termasuk

perubahan tingkah laku peserta didik (Abdullah & Maryati, 2019).

Sejalan dengan pendapat di atas, Profesor Ely mengatakan bahwa

pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya. Bahwasanya

media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan.

Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain

seperti karakteristik siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok

belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu

dipertimbangkan. Selain itu, media pembelajaran juga menjadi pendorong

peserta didik untuk selalu bersemangat dan termotivasi dalam proses

belajar, karena dengan adanya media pembelajaran memberikan contoh

bukti konkret sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami materi

yang diserap (Fatikh, 2019)

b. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Nunuk (2018:14-15), manfaat media pembelajaran bagi guru

dan siswa adalah sebagai berikut:

1) Manfaat media pembelajaran bagi guru adalah

a) Membantu menarik perhatian dan memotivasi siswa untuk belajar

b) Memiliki pedoman, arah, dan urutan pengajaran yang sistematis

14
c) Membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian materi

pembelajaran

d) Membantu menyajikan materi lebih kongkrit, terutama materi

pelajaran yang abstrak, seperti matematika, fisika dll

e) Memiliki variasi metode dan media yang digunakan agar

pembelajaran tidak membosankan

f) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan

g) Membantu efisiensi waktu dengan menyajikan inti informasi secara

sistematik dan mudah disampaikan.

h) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar.

2) Manfaat media pembelajaran bagi siswa adalah:

a) Merangsang rasa ingin tahu untuk belajar

b) Memotivasi siswa untuk belajar baik dikelas maupun mandiri

c) Memudahkan siswa memahami materi pembelajaran yang disajikan

secara sistematis melalui media

d) Memberikan suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan

sehingga lebih focus pada pembelajaran.

e) Memberikan siswa kesadaran memilih media pembelajaran terbaik

untuk belajar melalui media yang disajikan.

d. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Menurut Rayandra (2012:44-45), ada banyak beragam jenis dan

format media sudah dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran,

namun pada dasarnya media dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

1) Media berbasis visual

15
Media visual merupakan media yang digunakan hanya

mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik.

Dengan media ini, pengalaman belajar peserta didik sangat tergantung

pada kemampuan penglihatannya. Beberapa contoh media visual, seperti:

(a) media cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar dan poster, (b)

model dan prototype seperti globe bumi dan (c) media realitas alam

sekitar.

2) Media berbasis audio

Media audio merupakan jenis media yang digunakan dalam

prosespembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran

peserta didik. Pengalaman belajar yang akan didapat adalah dengan

mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Contoh media audio

yang umum digunakan adalah tape recorder, radio, CD player.

3) Media berbasis audio-visual

Media audio-visual merupakan media yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan

sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang

dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan

nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran.

Contoh media audio-visual, seperti: film, video, program TV. D

4) Multimedia

Multimedia merupakan media yang melibatkan beberapa jenis

media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan

pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indra penglihatan

16
dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak dan audio

serta media interaktif berbasis computer dan teknologi komunikasi dan

informasi.

e. Media Pembelajaran Scrapbook

1) Pengertian Media Scrapbook

Menurut Iva (2014:4), Scrapbook merupakan seni dan teknik

menghias album foto atau pribadi, agar penampilannya menjadi lebih

indah. Scrapbook tidak hanya sekedar menempel kertas bergambar, tetapi

juga menungkan ekspresi dengan harmonitas warna, motif serta bentuk.

Seni Scrapbook ditemukan di Inggris pada abad ke-15 yang berasal dari

kata scrap artinya barang sisa, awalnya untuk mengkompilasi resep

masakan, puisi dan kata-kata indah. Dalam perkembanganya, media dan

material Scrapbook menjadi lebih bervariasi. Pratiwi (2017:22)

menambahkan bahwa media pembelajaran Scrapbook merupakan hasil

handmade yang terbuat dari kertas. Penggunaan media ini efektif karena

dapat memberikan kesan nyata dan menarik bagi peserta didik

Damayanti dan Ulhaq (2017) mengatakan bahwa Scrapbook adalah

seni menempel gambar atau foto pada media kertas dan menghiasnya

menjadi karya kreatif serta memuat potongan catatan penting yang

berkaitan. Dengan penggunaan media ini, pembelajaran akan lebih

menyenangkan, karena siswa dapat memahami isi materi serta

mengamati gambar sebagai stimulus siswa dalam belajar, media ini

cocok untuk siswa sekolah dasar karena memiliki rasa ingin tahu tinggi,

mudah tertarik akan hal-hal yang berbeda, dan peserta didik juga akan

17
lebih cepat tanggap dan aktif apabila menggunakan media yang dapat

diamati secara nyata (konkret)

Keberadaan media Scrapbook yang merupakan media konkrit atau

nyata bagi siswa sekolah dasar dapat mempermudah penyajian pesan dan

informasi yang tentunya berdampak besar dan dinamis (Asih dkk, 2020).

Melalui penggunaan media Scrapbook yang dikemas dalam bentuk buku

dengan memadukan berbagai potongan gambar juga penjelasan

diharapkan dapat menarik perhatian dan keaktifan siswa. Dengan begitu

siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Sejalan

dengan hal tersebut, Sari, Yuliantini, & Tarmizi, (2020) dalam jurnal

penelitiannya disiimpulkan bahwa respon siswa terhadap media

Scrapbook termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Sehingga kita dapat

menggambarkan konsep materi pembelajaran di dalam Scrapbook

dengan mengemasnyamenjadi sebuah buku tempel yang unik sehingga

menarik untuk dibaca

Dengan adanya media Scrapbook, siswa dapat menemukan

pengetahuannya dengan cara mengamati dan mencoba memberi makna

pada materi yang terkandung didalam media Scrapbook sesuai

pengalamannya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pemahaman siswa akan bermakna dan semakin mendalam jika teruji

dengan pengalaman-pengalaman baru (Nurhadi, dalam Baharuddin

2007:116).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Dapat

disimpulkan bahwa scrapbook merupakan benda sejenis album untuk

18
mengumpulkan dokumen maupun tulisan. Namun dengan adanya sisi

menarik dari scrapbook bisa digunakan sebagai media belajar yang

berbentuk media visual diam yang berisi gambar-gambar dan diberi

keterangan atau materi. Sehingga hal ini memudahkan siswa untuk

mengingat, mengenal kembali dan menghubungkan fakta dan konsep.

2) Cara Membuat Media Scrapbook

Pembuatan media scrapbook menggunakan dua cara yakni dengan

manual dan digital. Pembuatan secara manual bahan-bahan yang

digunakan, yaitu: double tip, gambar, lem, gunting, karter, pensil, dan

penggaris. Sedangkan pembuatan secara digital yaitu membuat desain

background dan gambar yang digunakan.

Beberapa langkah-langkah untuk membuat media Scrapbook

menurut Inda (2019):

a) Membuat desain awal, dengan menentukan tema atau materi yang

digunakan

b) Membuat desain isi perlembar dengan menambahkan gambargambar

hias.

c) Mengunting kertas karton dengan ukuran yang telah ditentukan.

d) Mengunting kertas hiasan dengan bentuk hiasan yang di inginkan.

e) Menentukan tampilan sampul dan isi buku dengan menghias dengan

aksesoris scrapbook yang berisi materi pembelajaran.

f) Mencari variasi gambar disetiap lembar kertas dan mengontraskan

warna agar mudah dipahami peserta didik.

19
g) Memasukkan atau menempelkan hiasan dan kertas yang telah

digunting ke sampul masing-masing lembar buku.

h) Menghias buku scrapbook semenarik mungkin sehingga menarik

digunakan dan materi yang dijelaskan tersaipaikan dengan baik

3) Cara Membuat Media Scrapbook

Dalam proses pembelajaran penggunaan media scrapbook sebagai

berikut:

a) Guru melakukan apersepsi dengan cara menyampaikan tujuan

pembelajaran, dan kompetensi dasar.

b) Guru menjelaskan semua materi rantai makanan dan jaring-jaring

makanan menggunakan media scrapbook, dalam penyampaian setiap

materi terdapat di lembar-lembar yang berbeda.

c) Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum

memahami materi

d) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, kemudian guru

memberikan soal pada setiap kelompok

e) Siwa diperintahkan untuk berdiskusi mengerjakan soal yang telah

diberikan guru, setelah selesai diskusi guru menugaskan setiap

kelompok menempelkan karya hasil diskusi ke media scrapbook.

f) Setelah diskusi selesai, guru memberikan soal-soal tes secara individu

untuk mengevaluasi hasil belajar.

20
2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dalam penelitian ilmiah dijadikan sebagai bahan

rujukan untuk memperkuat teori dann memperoleh informasi yang berkaitan

dengan topik pembahasan. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Neng Elsa Novianti Ruhiat, 2022. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran

Scrapbook Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV

Sekolah Dasar. Hasil Penelitian sebagai berikut: 1) Adanya pengaruh hasil

belajar peserta didik dalam pelajaran IPA 2) Pengaruh hasil belajar peserta

didik setelah menggunakan media pembelajaran Scrapbook. Kesimpulan pada

penelitian ini terdapat pengaruh hasil belajar yang signifikan pada mata

pelajaran IPA setelah menggunakan media pembelajaran Scrapbook

2. Juli Asima Rambe, Erika dan Nancy Angelia Purba, 2022. Pengaruh

Penggunaan Media Scrapbook terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik pada

Mata Pelajaran PKn Sekolah Dasar Islam Terpadu. Dari hasil pengolahan data

dan analisis hasil penelitian melalui uji-t menunjukkan thitung > ttabel yaitu

2,062 > 2.000 pada taraf signifikan 5% yang berarti terdapat pengaruh yang

signifikan penggunaan media pembelajaran Scrapbook pada mata pelajaran

Pkn tentang motivasi belajar siswa di SDIT V Almusabbihin Medan. Pencarian

judul penelitian dan abstraknya dipermudah dengan kata-kata kunci tersebut.

3. Arif Rahman Hakim, Hajarul Aswad dan Nurrahmah. 2021. Pengaruh Media

Scrapbook Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Hasil analisis data

menujukkan bahwa dari 21 orang jumlah siswa secara keseluruhan yaitu 76,19

% atau 16 orang siswa mendapatkan N-gain dengan kategori tinggi dan 23,81

21
% atau 5 orang siswa mendapatkan pengaruh kategori sedang. Hasil uji-t

menunjukkan bahwa thitung = 2,259 > ttabel = 1,725 (taraf signifikan α = 0,05)

sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media Scrapbook

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

4. Vera Septi Sistiasih. 2019. Pengaruh Media Scrapbook Terhadap Hasil Belajar

Penjasorkes. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa

Scrapbook media memiliki pengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hal

ini terlihat dari peningkatan hasil tes kognitif siswa, pada pretest siswa yang

mendapat nilai di atas KKM sebesar 71%. Setelah diberikan perlakuan yaitu

penggunaan Scrapbook, semua siswa mendapat nilai di atas KKM. Dari data

pretest dan posttest menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk menjawab

pertanyaan telah meningkat setelah diberikan perlakuan.

5. Dessy Linda Kumala Sari. 2018. Pengaruh Media Scrapbook Terhadap hasil

belajar IPA Materi Sumber Energi Siswa kelas IV SDN Lidah Kulon IV

Surabaya. Hasil Ipenelitian dianalisis menggunakan uji hipotesis (t-test)

diketahui nilai Sig.I(2-tailed) yaitu sebesar 0,004 < 0,05 yang artinya Ha

diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan dari pemberian perlakuan berupa penggunaan media

Scrapbook terhadap hasil belajar IPA siswa.

6. Dian Sudiantini dan Nurjanah Dewi Shinta. 2018. Pengaruh Media

Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penalaran Matematis

Siswa. Dari hasil penelitian diperoleh data dan selanjutnya dianalisis dengan

bantuan SPSS untuk pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap

22
kemampuan penalaran matematika didapat nilaiFhitung = 22,883> Ftable = 4,20

artinya terdapat pengaruh signifikan, untuk pengaruh berpikir kreatif siswa

terhadap kemampuan penalaran matematika didapat nilai Fhitung = 49,363> F table

= 4,20 artinya terdapat pengaruh signifikan, serta untuk pengaru hinteraksi

antara penggunaan media pembelajaran dan berpikir kreatif terhadap

kemampuan penalaran matematika didapat nilai Fhitung = 2,704< F table = 4,20

artinya terdapat pengaruh tidak signifikan sehingga tidak dilakukan uji lanjut.

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir adalah sistesa tentang hubungan antar variabel yang

disusun dari berbagai teori yang telah didiskripsikan. Seperti yang telah

diungkapkan dalam landasan teori penelitian ini bahwa variabel bebas (media

Scrapbook) memiliki pengaruh positif terhadap variabel terikat (kemampuan

berpikir kreatif).

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Y
X
Kemampuan
Media Scrapbook
Berpikir Kreatif

Keterangan:

: Pengaruh antar variabel

23
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Bentuk penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian yaitu Quasi Eksperimental atau

eksperimen semu. Pada penelitian ini digunakan dua kelas dalam satu sekolah

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan

dengan menggunakan media Scrapbook sementara di kelas kontrol diberikan

perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran konvensional.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental

design yang digunakan yaitu bentuk Pretest-Postest Control Group Design.

Desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih dari pertimbangan guru, kemudian

diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal. Adakah perbedaan antara

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Hasil pretest yang baik adalah bila nilai kelompok eksperimen dan nilai

kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan. Pretest-Postest Control Group

Design dapat dilihat sebagai berikut

Kelompok A O1-------- X------------------O2

Kelompok B O3-------- (-)----------------O4

Keterangan :

O1 = skor pretest kelas eksperimen

O3 = skor pretest kelas kontrol

X = diberikan perlakuan model Problem Based Learning

24
(-) = diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional

O2 = skor postest kelas eksperimen

O4 = skor postest kelas kontrol

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah :

1. Menentukan sampel dengan pertimbangan peneliti yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

2. Pertemuan pertama diberikan pretest pada kedua kelas sebelum diberi

perlakuan.

Pertemuan kedua sampai pertemuan keenam menerapkan perlakuan

dengan menggunakan media Scrapbook pada kelas eksperimen dan model

konvesional pada kelas kontrol.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V SD Negeri 001 Sawah Baru

semester ganjil tahun 2023/2024 yaitu pada kelas VA sebagai kelas eksperimen

dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Waktu pelaksanaan dilakukan pada tanggal

01 Juli 2023 sampai dengan tanggal 15 Juli 2023 di V SD Negeri 001 Sawah

Baru.

3.3 Prosedur Penelitian

Adapun prosedur dan langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Langkah-langkah guru terhadap persiapan ini adalah :

a. Menetapkan mulainya penelitian yang akan dilakukan yaitu pada semester

25
ganjil tahun ajaran 2023/2024 yakni pada bulan Juli 2023.

b. Menetapkan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian yaitu kelas VA

sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol.

c. Menetapkan materi yang akan dilaksanakan.

d. Membuat perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, sistem penilaian,

dan soal pretest dan postest beserta kisi-kisinya dan alternatif jawabannya.

e. Mengelompokkan siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5

orang siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui kemampuan dasar siswa mengenai materi

b. Melaksanakan proses pembelajaran pada materi dimana pada kelas

eksperimen diterapkan penggunaan media Scrapbook, sedangkan pada kelas

kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.

c. Memberikan postest setelah dilakukan penerapan media Scrapbook berbasis

dan konvensional.

3. Tahap Pengolahan Data

a. Melakukan uji normalitas untuk melihat apakah data berdistribusi normal.

b. Melakukan uji homogenitas varians untuk melihat apakah kelas eksperimen

dan kelas kontrol memiliki varians sama atau tidak.

c. Melakukan uji perbedaan rata-rata (uji t) untuk menguji data pretest (guna

mengetahui kemampuan awal apakah terdapat perbedaan atau tidak) dan

postest (guna mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata setelah

diberikan perlakuan).

26
d. Melakukan uji perbedaan rata-rata dengan Mann-Whitney untuk data yang

tidak berdistribusi normal.

e. Melakukan uji regresi untuk melihat apakah terdapat pengaruh antara

penggunaan media Scrapbook dengan kemampuan berpikir kreatif siswa

3.4 Data, Sumber Data dan Subjek Penelitian

Menurut sumbernya, data dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu data

intern dan data eksteren. Data interen adalah data yang bersumber atau diperoleh

dari dalam suatu instansi (lembaga, organisasi), sedangkan data eksteren adalah

data yang diperoleh atau bersumber dari luar instansi. Data eksteren dibagi

menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.

Data primer diperoleh dari sumber data langsung memberikan data kepada

pengumpul data, dan data sekunder diperoleh dari sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen (Sugiyono, 2015:225). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah

hasil tes siswa kelas V SD Negeri 001 Sawah Baru Kecamatan Kampar Timur

Kabupaten Kampar. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah kepala

sekolah, staf, guru kelas V dan dokumentasi. Subjek penelitian ini yaitu siswa SD

Negeri 001 Sawah Baru Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar yang

berjumlah 50 orang siswa.

27
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Data Aktivitas Guru dan Siswa dalam Media Scrapbook


Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru

dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan media Scrapbook adalah

dengan menggunakan teknik observasi. Instrumennya berupa lembaran observasi

dan dilengkapi dengan foto.

3.5.2 Data Kemampuan Berpikir Kreatif


Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar

siswa adalah dengan menggunakan teknik tes. Instrumen pengumpulan data

berupa lembaran tes. Adapun soal yang akan diujikan kepada kedua kelas adalah

berbentuk uraian sebanyak 5 buah soal.

3.6 Teknik Analisa Data

3.6.1 Teknik Analisis Data Deskriptif

Analisis data deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan data tentang

hasil metematika selama proses pembelajaran. Data yang dideskripsikan

merupakan data yang diperoleh dari pengukuran pada variabel-variabel penelitian

(variabel terikat) yaitu hasil belajar matematika siswa. Data tentang hasil belajar

diperoleh dari instrumen tes. Analisis deskriptif juga digunakan untuk

menggambarkan hasil belajar siswa tentang rata-rata kelas eksperimen dan kelas

kontrol dengan menggunakan rumus :

x=
∑ xi
n

Keterangan :
𝑥̅ = nilai rata-rata
n = banyaknya sampel kelas eksperimen atau kelas kontrol

28
∑ 𝑥i = jumlah skor sampel kelas eksperimen atau kelas kontrol

3.1.1 Teknik Analisis Data Inferensial

Teknik statistik dengan statistik inferensial adalah teknik pengolahan data

yang memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan, berdasarkan hasil

penelitiannya pada sejumlah sampel terhadap suatu populasi yang lebih besar.

Analisis inferensial yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan uji normalitas data, uji homogenitas varians, uji

perbandingan rata-rata hasil belajar matematika siswa (uji-t). Apabila data yang

diperoleh tidak normal, maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk

melihat perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas Kontrol. Dengan demikian

karena jumlah siswa pada masing-masing kelas sampel adalah 31 dan 32 siswa

sehingga dalam pengolahan data hasil penelitian ini langsung dilakukan uji

homogenitas

1. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah kelas

eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians sama atau tidak sama.

Homogenitas varians pada penelitian ini diuji dengan cara menguji pretest dan

postest kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah data diketahui berdistribusi

normal.

Hipotesis dalam pengujian homogenitas varians ini adalah

H0 : S12 = S22 : varians kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen.

H0 : S12 ≠ S22 : varians kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak homogen.

Keterangan :
S12 : varians kelas eksperimen
S22 : varians kelas kontrol

29
Uji statistik yang digunakan untuk menguji keragaman varians atau uji

homogenitas adalah

Variansterbesar
F= (Sudjana, 2015)
Varians terkecil

Rumus yang digunakan untuk menghitung varians adalah


2
n ∑ fi xi 2−( ∑ fi xi)
2
S= (Sudjana, 2015)
n(n−1)

Dengan taraf nyata α = 0,05, maka kriteria pengujian hipotesis

homogenitas adalah dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.

Jika : Fhitung > Ftabel, maka varians kedua kelompok tidak homogen.

Jika : Fhitung ≤ Ftabel, maka varians kedua kelompok homogen.

Selanjutnya dari hasil uji homogenitas tersebut ditentukan uji perbedaan

dua rata-rata yang akan digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan

antara kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Uji Perbedaan Rata-rata

Uji t adalah jenis pengujian statistika untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan dari nilai yang diperkirakan dengan nilai hasil perhitungan statistika.

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas

secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hipotesis untuk

pengujian ini adalah

a. Hipotesis Pengujian untuk Pretest (Uji Dua Pihak)

Dalam penelitian ini pengujian data pretest bertujuan untuk

mengetahui kemampuan awal, apakah terdapat perbedaan atau tidak.

Adapun hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut :

30
H0 : 𝜇1 = 𝜇2 : tidak terdapat perbedaan antara rata-rata kemampuan berpikir

kreatif kelas eksperimen dengan rata-rata kemampuan

berpikir kreatif kelas kontrol.

H0 : 𝜇1 G 𝜇2 : terdapat perbedaan antara rata-rata kemampuan berpikir

kreatif kelas eksperimen dengan rata-rata kemampuan

berpikir kreatif kelas kontrol.

Dengan :

𝜇1 = rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen

𝜇2 = rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol

Rumus uji t yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah

1) Jika kedua varians homogen, maka rumus uji-t yang digunakan adalah

x 1−x 2
t= ( n1 −1 ) S 12 + ( n 2−1 ) S 22

2
1 1 dengan S =
s + ( n1 +n 2 )−2
n 1 n2

Keterangan :
𝑥̅1 = rata-rata siswa kelas eksperimen
𝑥̅2 = rata-rata siswa kelas kontrol
𝑛1 = jumlah siswa kelas eksperimen
𝑛2 = jumlah siswa kelas kontrol
𝑆12 = varians kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen
𝑆22= varians kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol (Sudjana, 2015)

Kriteria pengujian hipotesis adalah

Jika −t 1−1 α <t <t 1− 1 α maka H0 diterima dan H1 ditolak. Untuk


2 2

harga-harga t lainnya ditolak. Derajat kebebasan (dk) dalam daftar

1
distribusi frekuensi adalah 𝑛1 + 𝑛2 − 2, dengan peluang (1− α ) dan 𝛼 =
2

0,05

31
2) Jika kedua varians tidak sama (tidak homogen), maka rumus uji-t yang

digunakan adalah

x 1−x 2
t=

√ S 12 S 22
n1
+
n2

Keterangan :
𝑥̅1 = rata-rata siswa kelas eksperimen
𝑥̅2 = rata-rata siswa kelas kontrol
𝑛1 = jumlah siswa kelas eksperimen
𝑛2 = jumlah siswa kelas kontrol
𝑆12 = varians kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen
𝑆22 = varians kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol

Kriteria pengujiannya adalah

−w 1 t 1+w 2 t 2 ' w 1 t 1+w 2 t 2


Terima H0 jika ¿t < Maka H0
w 1+w 2 w 1+w 2

S 12 S 22 t
diterima dan H1 ditolak. Dengan w1 = ; w1 = ; t1 = ( 1− 1 α ) dan
n1 n2 2

t
t2 = (1− 12 α ), ( n2−1 ) untuk harga t lainnya ditolak.

b. Hipotesis Pengujian untuk Postest (Uji Satu Pihak)

Dengan penelitian ini pengujian data postest bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan atau tidaknya, kemampuan berpikir

kreatif setelah dilakukannya perlakuan. Hipotesis statistiknya sebagai

berikut :

H0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2 : rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang

menggunakan media Scrapbook lebih rendah atau sama

dengan rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional. Artinya tidak

32
terdapat pengaruh media Scrapbook terhadap

kemampuan berpikir kreatif.

H1 : 𝜇1 > 𝜇2: rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang

menggunakan media Scrapbook lebih tinggi dari rata-

rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional. Artinya

terdapat pengaruh media Scrapbook terhadap

kemampuan berpikir kreatif.

Dengan;

𝜇1 = rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen

𝜇2 = rata-rata kemampuan berpikir kreatif jar siswa kelas kontrol

Rumus uji-t yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah

1) Jika kedua varians sama (homogen), maka rumus uji-t yang

digunakan adalah

x 1−x 2
t= ( n1 −1 ) S 12 + ( n 2−1 ) S 22

2
1 1 dengan S =
s + ( n1 +n 2 )−2
n 1 n2

Keterangan :
𝑥̅1 = rata-rata siswa kelas eksperimen
𝑥̅2 = rata-rata siswa kelas kontrol
𝑛1 = jumlah siswa kelas eksperimen
𝑛2 = jumlah siswa kelas kontrol
𝑆12 = varians kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen
𝑆22= varians kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol (Sudjana, 2015)

Membandingkan thitung dengan ttabel dengan kriteria pengujian

sebagai berikut :

a) Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak

33
terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif

siswa yang menggunakan media Scrapbook terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa.

b) Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti

terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif

siswa yang menggunakan media Scrapbook terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa.

Dengan derajat kebebasan (db) dalam daftar distribusi frekuensi

adalah 𝑛1 + 𝑛2 − 2, dengan peluang (1 − 𝛼) dan 𝛼 = 0,05.

2) Jika varians kedua kelas normal dan tidak homogen, maka uji

statistik yang digunakan untuk hipotesis di atas adalah uji t dengan

rumus:

x 1−x 2
t=


2 2
S1 S2
+
n1 n2

Keterangan :
𝑥̅1 = rata-rata siswa kelas eksperimen
𝑥̅2 = rata-rata siswa kelas kontrol
𝑛1 = jumlah siswa kelas eksperimen
𝑛2 = jumlah siswa kelas kontrol
𝑆12 = varians kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen
𝑆22 = varians kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol

Kriteria pengujiannya adalah

' w 1t 1+ w 2t 2 ' w 1t 1+ w 2t 2
Terima H0 jika t ≥ dan diterima H1 jika t ≤
w 1+ w 2 w 1+ w 2
2 2
S1 S2
. Dengan w1 = ; w1 = ; t1 = t (1−α ) (n 1−1) dan t2 = t (1−α ) (n 2−1) .
n1 n2

34
Dari hasil analisis uji t tersebut maka dapat ditarik kesimpulan

dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak

terdapat pengaruh media Scrapbook terhadap kemampuan berpikir

kreatif siswa kelas V SD Negeri 001 Sawah Baru.

b) Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti

terdapat pengaruh m media Scrapbook terhadap kemampuan berpikir

kreatif siswa kelas V SD Negeri 001 Sawah Baru.

Dengan derajat kebebasan (db) dalam daftar distribusi frekuensi

adalah 𝑛1 + 𝑛2 − 2, dengan peluang (1 − 𝛼) dan 𝛼 = 0,05.

35
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, D., & Maryati, T. (2019). Pengaruh Media Audio Visual Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Pendas : Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar, 4(1)
Arif Rahman Hakim, Hajarul Aswad dan Nurrahmah. 2021. Pengaruh Media
Scrapbook Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Gravity Edu:
Jurnal Pembelajaran dan Pengajaran Fisika, 4(1): 35-38
Asih Pratitis Kusumaning, Shanty Hawanti, Okto Wijayanti. (2020).
Pengembangan Media Pembelajaran Scrapbook Untuk Keterampilan
membaca. Indonesian Journal Of Primary Education. Vol. 4, No. 1. 87-100
Azhar Arsyad. 2014. Media Pembelajaran.. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Baharuddin, dan Wahyuni, Esan Nur. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzzn Media Group
Damayanti, M. & Ulhaq Z. (2017). Pengaruh Media Scrapbook (Buku Tempel)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Keragaman Rumah Adat di
Indonesia Kelas IV Sekolah Dasar. JPGSD. Vol. 5, No. 3, pp. 803-812
Dian Sudiantini dan Nurjanah Dewi Shinta. 2018. Pengaruh Media Pembelajaran
Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penalaran Matematis Siswa.
JPPM, 11(1): 177-186
Dessy Linda Kumala Sari. 2018. Pengaruh Media Scrapbook Terhadap hasil
belajar IPA Materi Sumber Energi Siswa kelas IV SDN Lidah Kulon IV
Surabaya. Jurnal PGSD, 6(5):693-702
Eko Sujarwo dan Tri Nova Hasti, Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Kelas VIII SMP dalam menyelesaikan Soal Luas Bangun, Jurnal Kajian
Pembelajaran Matematika, 2018, 2(1): 1-9
Fatikh. 2019. Media Pembelajaran. Jurnal Studi Islam, 14(2), 87–99
Iva Hardiana, 2015. Terampil Membuat 50 Kreasi Scrapbook Cantik Pada Frame,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Paratiwi Meidiyanti, 2017. Pengembangan Media Scrapbook Subtema Komponen
Ekosistem Untuk kelas V Sekolah Dasar. Malang.
Juli Asima Rambe, Erika dan Nancy Angelia Purba, 2022. Pengaruh Penggunaan
Media Scrapbook terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik pada Mata
Pelajaran PKn Sekolah Dasar Islam Terpadu. JURNAL BASICEDU, 6(5):
7822 - 7830
Neng Elsa Novianti Ruhiat, 2022. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran
Scrapbook Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV
Sekolah Dasar. 2(1): 36-42

36
Noer, S. H. 2009. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Apa, Mengapa, dan
Bagaimana? In Lampung: Prosiding Seminar Nasional Penelitian, 16: (pp.
521– 526. Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas
Negeri Yogyakarta
Nunuk Suryani, dkk, 2018. Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Rayandra Asyhar, 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Referensi Jakarta
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta
Sani, 2014. Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 2013, Jakarta:
Bumi Aksara
Sari, I. P., Yuliantini, N., & Tarmizi, P. 2020. Pengaruh Penggunaan Media
Scrapbook terhadap Hasil Belajar pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas
IV SD Gugus X Kota Bengkulu. JURIDIKDAS: Jurnal Riset Pendidikan
Dasar, 3(3), 336–344.
Sari, D. L. K & Mintohari. 2018. Pengaruh Media Scrapbook Terhadap Hasil
Belajar IPA Materi Sumber Energi Siswa Kelas IV SDN Lidah Kulon IV
Surabaya. JPGSD. 6(5): 693-702.
Slameto, 2015. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rajawali Press
Sudjana. 2015. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Susanto, 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: PT
Fajar Interpratama Mandiri,
Tatang Y. E. Siswono, 2008. Model Pembelajaran Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif,
Surabaya: UNESA University Press,
Uno dan Nurdin, 2014. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi
Aksara
Utaminingsih Sri, Ferina Agustini, Moh Aniq KHB. 2019. Pengembangan Media
Scrap Book Tema 4 Berbagai Pekerjaan Subtema 3 Pekerjaan Orang
Tuaku. Journal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. 3(2): 64-70
Utami Munandar, 2013. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah
Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua, Jakarta: PT. Gramedia
Vera Septi Sistiasih. 2019. Pengaruh Media Scrapbook Terhadap Hasil Belajar
Penjasorkes. Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT, 14(1): 66-72

37
Wisudawati, Asih Widi dan Sulistyowati, Eka. 2014. Metodologi Pembelajaran
IPA (Disesuaikan dengan PembelajarannKurikulum 2013). Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Yeyen Febrianti, Yulia Djahir, dan Siti Fatimah, 2016. Analisis Kemampuan
Berpikir Kreatif Peserta Didik dengan Memanfaatkan Lingkungan pada
Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 6 Palembang, 2016, Jurnal
Profit, 3(1): 121-127

38

Anda mungkin juga menyukai