Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA TUNGGAL DAN


CAMPURAN PADA SISWA KELAS V MELALUI MEDIA POP UP BOOK DI SD
PLUS DARUL ULUM

Disusun Oleh :

ISNAINI FAJARIYAH

NIM. 858743929

PROGRAM STUDI S1 PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA

UNIVERSITAS TERBUKA
2023.1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
peneliti dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Benda Tunggal dan Campuran pada
Siswa Kelas V Melalui Media Pop Up Book di SD Plus Darul Ulum”.

Dengan selesainya penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini, Peneliti


mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepala Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka Surabaya.


2. Pengurus Pokjar UT wilayah Pamekasan atas dukungan yang telah
diberikan
3. Bapak Dyoni Karyo Santoso, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan demi penyelesaian laporan ini.
4. Bapak Zaiful Anam Hadi Saputra, M.Pd selaku Supervisor 2
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Terbuka
yang telah memberikan banyak wawasan dan pengetahuan pelaksanaan
penelitian ini.
6. Kepala Sekolah SD Plus Darul Ulum yang telah membantu pelaksanaan
penelitian dan laporan ini.
7. Bapak dan Ibu guru SD Plus Darul Ulum, yang memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Orang tua dan adik saya yang telah memberikan dukungan moral, tenaga dan
waktu dalam menyelesaikan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .
9. Teman-teman mahasiswa S1 PGSD Universitas Terbuka khususnya kelas B
yang turut menyumbangkan pikiran dan tenaga dalam penulisan laporan ini.

Semoga semua bentuk bantuan yang telah diberikan menjadi pahala


yang tidak ternilai disisi Allah SWT. Aamiin.. Peneliti menyadari sepenuhnya
bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan masih
memerlukan perbaikan terutama dosen pembimbing dan Supervisor yang
senantiasa saya harapkan untuk memberikan bimbingan, kritik konstruktif, dan
saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini jauh dari kata
sempurna, maka penulis dengan senang hati menerima segala kritik dan saran
demi penyempurnaan laporan penulisan PTK ini. Semoga skripsi ini semakin
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.

Pamekasan, …………. 2023

Peneliti

ISNAINI FAJARIYAH
NIM. 858743929
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus dari
generasi ke generasi. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu
dilaksanakan sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar belakang sosial-
kebudayaan setiap masyarakat tertentu. oleh karena itu, peran media pembelajaran
dalam dunia pendidikan sangatlah berarti yaitu untuk menggabungkan gagasan
pemikiran dari setiap latar belakang sosial-kebudayaan masyarakat tertentu.

Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu, sehingga


individu memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara tingkah laku yang sesuai
dengan kebutuhan dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman
kehidupan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Schram, media pembelajaran merupakan teknologi pembawa pesan


yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Pemilihan media
pembelajaran menjadi faktor terpenting dalam upaya menciptakan pembelaaran yang
aktif. Oleh karena itu dalam setiap pembelajaran dirancang sebuah siklus
pembelajaran yang dapat menjadikan siswa untuk berperan secara aktif.

Pendidikan ilmu pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran di
sekolah yang cukup memegang peranan penting dalam pembentukan karakter siswa
yang berkualitas. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kualitas pendidik
dibidang sains. Salah satu hal yang diperhatikan adalah peningkatan hasil belajar IPA
siswa disekolah.

Sekolah Dasar Plus Darul Ulum merupakan sekolah swasta yang berdiri pada
tahun 2018 terletak di Jalan Perumahan Sentol Regency, dusun Tomang Mateh, desa
Blumbungan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan. Terdiri dari 87 siswa, 40
siswa laki-laki dan 47 siswa perempuan.

Berdasarkan wawancara peniliti dengan guru kelas V pada di SD Plus Darul


Ulum, pembelajaran IPA di SD Plus Darul Ulum selama ini masih kurang bervariasi
dan kurang kreatif. Metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA adalah ceramah
dan tanya jawab. Guru hanya menjelaskan suatu konsep materi kemudian siswa diberi
latihan lewat lembar kerja siswa. Media pembelajarannyapun hanya tertulis dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran tanpa ada tindakan lanjut. Penggunaan model
pembelajaran seperti ini membuat siswa menjadi pasif serta menimbulkan kebosanan.
Sehingga, mengakibatkan siswa kurang aktif dan rendahnya hasil belajar siswa (tidak
mencapai KKM).

Media pop up book merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi


permasalahan tersebut. Media ini merupakan salah satu alternatif media pembelajaran
untuk menarik perhatian siswa. Dengan menampilkan suatu bentuk tiga dimensi dan
bersifat interaktif, dapat memberikan materi pembelajaran dengan metode atau cara
yang berbeda. Media pop up book ini dapat membangkitkan motivasi siswa dalam
belajar yang berbentuk buku disertai dengan pembelajaran edukatif tentang benda-
benda disekitar kita yang dikemas semenarik mungkin.

Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud mengaplikasikan dalam proses


pembelajaran menggunakan media pop up book agar siswa menjadi lebih tertarik
dalam mempelajari IPA materi benda tunggal dan campuran. Pemilihan media pop up
book ini selain sesuai dengan kondisi siswa, juga dinilai lebih menarik dibandingkan
menggunakan media sebelumnya yang hanya berupa lembaran buku siswa. Selain itu,
penggunaan media pop up book dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran
ketika memahami materi pembelajaraan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.

Dengan latar belakang tersebut, peneliti menyusun laporan penelitian tindakan


kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Benda Tunggal dan
Campuran Pada Siswa Kelas V Melalui Media Pop Up Book di SD Plus Darul Ulum”.

1. Identifikasi Masalah
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tidak memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal. Pada siswa kelas V yang berjumlah 9 orang, hanya 3 orang
saja yang mendapatkan nilai sesuai harapan. 6 siswa lainnya mendapatkan nilai
dibawah KKM. Berdasarkan hal tersebut, menyatakan bahwa hasil belajar IPA
pada siswa kelas V tidak sesuai dengan harapan.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti dapat mengidentifikasi pernasalahan
yang dialami siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru
b. Metode yang digunakan oleh guru hanya metode ceramah, sehingga siswa
merasa bosan
c. Media pembelajaran yang digunakan kurang kreatif, sehingga siswa kurang
tertarik untuk belajar
2. Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat dianalisis yang


menjadi pokok permasalahan yaitu siswa merasa bosan dan kurang memahami
materi yang dijelaskan oleh guru pada saat pembelajaran. Metode yang digunakan
hanya metode ceramah, tidak ada hubungan timbal balik antara guru dengan
siswa. Media yang digunakan hanya menggunakan buku siswa saja, sehingga
siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya. Sehingga menyebabkan siswa
mendapatkan nilai yang rendah.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisis masalah diatas adalah siswa merasa bosan dan


kurang memahami materi yang dijelaskan oleh guru pada saat pembelajaran.
Metode yang digunakan hanya metode ceramah, tidak ada hubungan timbal balik
antara guru dengan siswa. Media yang digunakan hanya menggunakan buku
siswa saja, sehingga siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya, maka alternatif
dan prioritas pemecahan masalah yang bisa digunakan adalah dengan
menggunakan media Pop Up Book untuk menarik perhatian siswa dan siswa
lebih mudah menerima pelajaran IPA, sehingga hasil belajar siswa akan lebih
baik dan sesuai harapan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan pada penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA
materi benda tunggal dan campuran di SD Plus Darul Ulum?
2. Bagaimana media pop up book dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA materi benda tunggal dan campuran pada siswa kelas V di SD Plus
Darul Ulum?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V pada mata pelajaran IPA materi benda tunggal dan campuran di SD
Plus Darul Ulum.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Hasil dari penelitian ini nantinya dapat memberikan informasi sekaligus


memberikan acuan dan pengetahuan khususnya pada kalangan diantaranya sebagai
berikut:

1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dengan pembelajaran
b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran
c. Meningkatkan hasil belajar siswa
2. Bagi guru sebagai penelitian

a. Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran

b. Menumbuhkan rasa percaya diri guru dan kreativitasnya

3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah
b. Membantu tercapainya visi dan misi sekolah
4. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian dapat membantu utuk menjadi referensi dalam pengembangan
pendidikan di masa yang akan datang khususnya program studi PGSD.
5. Bagi peneliti
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi penulis khusunya dan pembaca pada umumnya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Karakteristik Pendidikan SD

1. Tujuan Pendidikan SD

Tujuan pendidikan SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar baca-


tulis-hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa
sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2. Karakteristik Umum pendidikan SD

Pendidikan SD mempunyai cirri khas yang membedakannya dari satuan


pendidikan lainnya.Paling tidak, ada empat sasaran utama dalam pendidikan SD,
yaitu sebagai berikut:

a. Pendidikan SD diarahkan pada pembentukan kemelekwacaan, bukan pada


pembentukan kemampuan akademik. Kemelekcaan merujuk pada pemahaman
siswa tentang berbagai fenomena/gagasan dilingkungannya dalam rangka
menyesuaikan perilaku dengan kehidupan.
b. Kemamuan berkomunikasi. Pendidikan SD diarahkan untuk pembentukan
kemampuan komunikasi, yaitu mampu mengomunikasi sesuatu, baik buah
pikiran sendiri maupun informasi yang didapat dari berbagai sumber, kepada
orang lain dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar
c. Kemampuana memecahkan masalah (problem solving) mencakup merasakan
adanya maslah, mengidentifikasi masalah, mencari informasi untuk
memecahkan masalah, mengekploitasi alternative pemecahan masalah, dan
memilih alternative yang paling layak.
d. Kemampuan bernalar (reasoning), yaitu menggunakan logika dan buktibukti
secara sistematis dan konsisten untuk sampai pada simpulan.

3. Karakteristik Khusus Pendidikan SD

Siswa, guru, kurikulum, pembelajaraan, serta gedung dan fasilitas SD


memang mempunyai ciri khas yang membedakannya dari satuan pendidikan
lainnya.
a. Siswa SD berada dalam tahap perkembangan pra – oprasional dan operasi
konkret, yang ditandai oleh pandangan yang bersifat holistic.
b. Guru SD adalah guru kelas yang wajib mengerjakan ilmu mata pelajaran SD,
yaitu bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, dan PKn.
c. Pendidikan SD berlangsung selama enam tahun, yang dibagi menjadi enam
tingkat kelas.
d. Pembelajaran di SD menekankan pada keterpaduan, bersifat holistic,
pengalaman langsung, dan menggunakan contoh-contoh konkret, sesuai
dengan karakteristik siswa SD dan tujuan Pendidikan Dasar
e. Gedung dan fasilitas SD bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang
cukup mewah. Pada umumnya, terdapat enam ruang kelas dan ruang kepala
sekolah. Tanpa ruang guru dan juga tanpa ruang administrasi.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi antara siswa dengan guru dalam
proses pembelajaran dan diakhiri dengan kegiatan evaluasi hasil belajar (Dimyati dan
Mudjiono, 2022:84). Proses belajar mengajar pada hakikatnya sebagai rumusan
tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau
menempuh pengalaman belajarnya. Dan guru adalah sebagai fasilitator, yang bertugas
menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri
siswa. Secara umum fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah fasilitator yang
bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran
pada diri siswa.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara perubahan lingkungan


internal maupun eksternal. Seseorang dianggap sudah belajar sesuatu jika dia sapat
menunjukkan perubahan perilakunya. Belajar merupakan tingkah laku siswa dari
tidak tahu menjadi tahu. Sehingga belajar mampu merubah diri seseorang dengan
menggunakan serangkaian perlakuan atau kegiatan yang dapat merubah diri baik
tingkah laku maupun sifat seseorang dapat dikatakan belajar. Kegiatan ini tidak hnaya
membaca dan menulis di sekolah sebagai yang dilakukan siswa.

Proes pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi, yaitu


proses penyampaian pesan atau informasi berupa materi atau bahan ajar oleh guru
kepada siswa melalui saluran atau media (Julhadi, 2021:8). Untuk mengetahui
perkembangan dan kemajuan belajar siswa, perlu dilakukan suatu penilaian terhadap
hasil belajar. Penilaian tersebut dapat dilaksanakan melalui tehnik tes maupun non tes.

C. Mata Pelajaran IPA


1. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terdapat tiga istilah yang terlibat dalam hal
ini, yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan “alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu
yang diketahui manusia .dalam hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang
dimiliki manusia. Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi,
politik, social dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang dimiliki manusia.
Pengetahuan alam berarti pengetahuan tentang alam semesta beserta isinya.

Ilmu adalah pengetahuan yang alamiah, pengetahuan yang diperoleh


secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dan sifat utama ilmu
adalah rasional, artinya, masuk akal, logis, atau dapat diterima akal sehat, dan
objektif. Artinya, sesuai dengan objeknya. Sesuai dengan kenyataan, atau sesuai
dengan pengamatan. Dengan pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alami.
Pendidikan IPA memiliki empat unsur utama, yaitu :

a. Sikap : IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. Personal IPA dapat dipecahkan
dengan menggunakan prosedur yang bersifat open ended.

b. Proses : proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya prosedur


yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi
penyusunan hipotesis, perencangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

c. Produk : IPA menghasilkan metode ilmiah dan konsep IPA dalam hukum

d. Aplikasi : penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-
hari.

Pendidikan IPA adalah ilmu berhubungan dengan gejala-gejala


kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. IPA adalah
pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. Berdasarkan uraian
diatas, peneliti menyimpulkan pengertian IPA adalah imu pengetahuan
terhadap pengamatan yang bersifat rasional mengenai gejala-gejala alam yang
merumuskan keterangan ilmiahnya.

2. Fungsi Mata Pelajaran IPA

Mata pelajaran pengetahuan Alam di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi


untuk menguasai konsep dan manfaat Pengetahuan Alam dalam kehidupan
sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan
selanjutnya.

3. Tujuan Mata Pelajaran IPA

a. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Pengetahuan Alam yang


bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari

b. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap Pengetahuan

Alam dan teknologi

c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,


memecahkan masalah dan membuat keputusan.
d. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

e. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling


memepengaruhi antara Pengetahuan Alam, lingkungan, tenologi dan
masyarakat.

f. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan

Allah Swt.

D. Benda Tunggal dan Campuran

Semua benda yang ada di sekitar kita adalah sebuah materi. Materi merupakan
segala sesuatu yang menempati ruang serta mempunyai massa (Ari Subketi, 2018:5).
Banyak jenis materi dilingkungan kita, misalnya air, batu, tanah, kayu, besi, emas,
plastik dan oksigen atau udara.materi yang banyak jenisnya tersebutdapat
dikelompokkan menjadi benda padat, cair, dan gas. Berdasarkan komposisi
penyusunnya materi dibedakan menjadi zat tunggal dan zat campuran.
1. Zat tunggal atau disebut zat murni adalah zat adalah zat yang komponen
penusunnya hanya satu zat atau materi. Zat tunggal dapat berupa unsur dan
senyawa.

a. Unsur adalah suatu zat yang tak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih
sederhana. Ada dua jenis unsur, yaitu unsur logam dan unsur nonlogam.
Contoh unsur logam seperti perak, besi, emas dan platina. Adapun contoh
unsur nonlogam antara lain hydrogen, oksigen, nitrogen, dan karbon.

Gambar 1.
Contoh benda yang termasuk zat tunggal

b. Senyawa adalah zar tunggal yang terbentuk daru beberapa unsur. Contohnya
garam, air, dan gula.

2. Zat campuran adalah zat yang komponen penyusunnya terdiri atas dua atau lebih
zat atau materi, zat campuran terdiri dari zat campuran homogen dan zat
campuran heterogen.

a. Zat campuran homogen adalah campuran yang terdiri atas dua materi atau zat
yang dapat menyatu secara merata. Contohnya adalah sirup (campuran gula,
pewarna, dan air), larutan oralit (campuran air dan garam), dan udara
(campuran gas-gas)
Gambar 2.

Minuman ringan manis merupakan contoh zat campuran homogen.

b. Zat campuran heterogen merupakan zat campuran yang terdiri atas dua zat
berbeda yang tidak dapat menyatu secara sempurna. Contohnya adalah air
kopi tumbuk, air dengan tanah, dan air dengan minyak.

Gambar 3.
Secangkir kopi tumbuk merupakan contoh zat campuran heterogen.
E. Media Pembelajaran

Dalam perkembangan awal (dan hingga kini masih dianut), istilah media
pembelajaran hanyalah berkisar guru, kapur tulis, dan buku paket. Sekarang ini media
pembelajaran lebih cenderung dipandang sebagai alat untuk menyampaikan
pembelajaran. Reiser and Dempsey (2012) memandang media pembelajaran sebagai
peralatan fisik untuk menyajikan pembelajaran kepada peserta didik.

Definisi ini menekankan bahwa setiap peralatan fisik yang digunakan untuk
menyajikan pembelajaran apakah buku paket, peralatan visual, audio, komputer, atau
peralatan lainnya diklasifikasikan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran
mencakup semua peralatan fisik dan materi yang digunakan oleh instruktur, dosen,
guru, tutor, atau pendidik lainnya dalam melaksanakan pembelajaran dan
menfasilitasi tercapainya tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran yang dimaksud mencakup media tradisional yang terdiri


atas kapur tulis, handaout, diagram, slide, overhead, objek nyata, dan rekaman video,
atau film dan media mutakhir seperti komputer, DVD, CD-ROM, Internet, dan
konferensi video interaktif.

F. Fungsi dan Peran Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini.

a. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi


memiliki fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi
pembelajaran yang lebih efektif.
b. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran
sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling
berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi
belajar yang diharapkan.
c. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan komponen
yang ingin dicapai dan pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung
makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat
kepada kompetensi dan bahan ajar.
d. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan. Dengan demikian
tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau
memancing perhatian peserta didik semata.
e. Media pembelajaran bias berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi
ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran pesrta didik dapat
menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.
f. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran. Pada umumnya hasil belajar peserta didik dengan menggunakan
media pembelajaran akan lebih lama mengendap sehingga kualitas
pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
g. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir. Oleh
karena itu, dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
G. Manfaat Media Pembelajaran
Manfatat media pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak, Konsep-konsep yang
dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada
peserta didik bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan
media pembelajaran. Misalnya untuk menjelaskan tentang sistem peredaran
darah manusia, arus listrik, berhembusnya angin bisa menggunakan media
gambar atau bagan sederhana.
b. Menghadirkan obyek-obyek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke
dalam lingkungan belajar. Misalnya, guru menjelaskan dengan menggunakan
harimau dan beruang atau hewan-hewan lainnya, seperti gajah, jerapah,
dinasaurus.
c. Menampilkan obyek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya, guru akan
menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara, pasar,
candi, atau menampilkan obyek-obyek yang terlalu kecil, seperti bakteri,
virus, semut, nyamuk atau hewan/benda kecil lainnya.
d. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan
menggunakan teknik gerakan lambat (slow motion) dalam media film kita
memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah atau
memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga gerakan-gerakan yang terlalu
lambat seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga wijaya kusumah.
H. Media Pembelajaran Pop Up Book

1. Pengertian Pop Up Book

Menurut Aswat (2021) memberikan pengertian pop-up book adalah


sebuah buku yang menampilkan potensi untuk bergerak dan interaksinya melalui
penggunaan kertas sebagai bahan lipatan, gulungan, bentuk roda, atau
putarannya. Sedangkan menurut Erika (2021), pop up-book adalah sebuah buku
yang memiliki tampilan sambar yang biusa ditegaskan serta membentuk efek
yang menakjubkan.

Mendukung dari kedua pendapat diatas, Dzuanda (2013: 1) menjelaskan


pengertian pop up book adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat
bergerak atau memiliki unsure 3 dimensi serta visualisasi cerita yang lebih
menarik, mulai dari, tampilan gambar yang dapat bergerak ketika halamannya
dibuka.

Bersarkan penjelasan diatas, peneliti , menyimpulkan bahwa media pop


up book adalah suatu alat pengantar pesan, berupa buku tiga dimensi yang mana
jika halamannya dibuka akan memberikan efek-efek menakjubkan, sebagai
proses bekajar mengajar dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa.

2. Manfaat Media Pop UP Book

Menurut Dzuanda (2013: 5-6) media pop up book memiliki berbagai


manfaat yang sangat berguna, yaitu :

a. Mengajarkan anak untuk lebih menghargai buku dan memperlakukannya


dengan baik

b. Mendekatkan anak dengan orang tua karena pop up book memiliki bagian
yang halus sehingga memberikan kesempatan untuk orang tua, duduk bersama
dengan putra-putri mereka dan menikmati cerita (mendekatkan hubungan
antara orang tua/guru dan anak/siswa)

c. Mengembangkan kreatifitas anak

d. Merangsang imajinasi anak


e. Menambah pengetahuan hingga memberikan penggambaran bentuk suatu
benda (pengenalan benda)

f. Dapat digunakan sebagai media untuk menanamkan kecintaan anak terhadap


membaca.

Berdasarkan penjelasan di atas, diharapkan media pop up book dapat


bermanfaat dalam proses belajar siswa dalam menerima pembelajaran IPA di
kelas.

3. Kegunaan Media Pop Up Book

a. Menghidupkan gagasan abstrak dari materi pembelajaran IPA dengan


pemberian efek tokoh kartun yang disenangi siswa

b. Menciptakan betfikir kritis melalui pengembangan imajinasi siswa

c. Memotivasi siswa dalam membangkitkan suasana pembelajaran yang


menyenangkan untuk mngatasi kesulitan belajar siswa

4. Jenis-jenis Teknik Pop up Book

Menurut Sabuda (2015) terdapat beberapa macam teknik pop up


diantaranya sebagai berikut :

a. Transformations. yaitu bentuk tampilan yang terdiri dari potonganpotongan


pop up yang disusun secara vertical
b. Volvelles, yaitu bnetuk tampilan yang menggunakan unsure lingkaran dalam
pembuatannya.
c. Peepshow, yaitu tampilan yang tersusun dari sengkaian tumpukan kertas
yang disusun bertumpuk menjadi satu sehingga menciptakan ilusi kedalam
dan pespektif.
d. Pull-tabs. yaitu sebuah tab kertas geser atau bentuk yang ditarik dan
didorong untuk memperlihatkan gerakan gambar baru.
e. Carousel. Teknik ini didukung dengan tali, pita, atau kancing yang dapat
dibuka dan dilipat kembali berbentuk benda yang komplek
f. Box and cylinder. Adalah gerakan sebuah kubus ataua tabung yang bergerak
naik dari tengah halaman ketika halaman dibuka.
Terdapat beberapa teknik pop up yang dijadikan sebagai dasar
pembuatannya. Dalam pembuatan media pop up ini peneliti menggunakan
teknik transformation, pull-tabs, dan Carousel. Alasan menggunakan teknik
tersebut dikarenakan teknik tersebut adalah teknik yang paling diminati oleh
siswa.

I. Penerapan Media Pop Up Book Dalam Pembelajaran IPA

Media pop up book adalah suatu alat pengantar pesan, berupa buku tiga
dimensi yang mana jika halamannya dibuka akan memberikan efek-efek
menakjubkan, sebagai proses bekajar mengajar dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian

Subyek penelitian dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah 9

siswa kelas V SD Plus Darul Ulum dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 5

anak dan siswa perempuan sebanyak 4 anak. Dalam penelitian ini perbaikan

pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi Benda Tunggal dan Campuran

dilakukukan oleh peneliti.

Tabel 3.1
Daftar Siswa Kelas V

No Nama P/L

1 A. Toriqul Khoirur Rifqi L

2 Hasbi Assiddiqi Sali L

3 Iqbal Maulana Anshori L

4 Irdina Qatrunnada P

5 Lana Fitrotin Rhomadhani P

6 Mohammad Taufik Hidayatullah L

7 Nafis Adil Nandhito L

8 Nurul Laili Wahyuni P

9 Selvia Anisa Fitriana P

2. Tempat
Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran di laksanakan di sekolah SD Plus Darul
Ulum yang beralamat di Jln. Perumaan Sentol Regency, dusun Tomang Mateh,
desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, tahun pelajaran
2023.

3. Waktu Penelitian

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan pada tanggal 15 mei


2023 utuk siklus I dan tanggal 22 mei 2023 untuk siklus II. Adapun jadwal
penelitian dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 3.2
Jadwal penelitian
No Siklus Nama Sekolah Kelas Hari/tanggal
1 Pra siklus SD Plus Darul ulum V Kamis,
11 Mei 2023
2 Siklus 1 SD Plus Darul ulum V Senin,
15 Mei 2023
3. Siklus II SD Plus Darul ulum V Jum’at,
19 Mei 2021

4. Pihak yang Membantu

Dalam melaksanakan Perbaikan Pembelajaran peneliti dibantu oleh teman


sejawat , yaitu :

Peneliti : Isnaini Fajariyah

NIM : 858743929

Teman Sejawat : Irma Firdausi, S.Pd

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Langkah-langkah penelitian tersebut perlu dibahas secaratersendiri mengingat


setiap langkah dalam penyusunan proposal PTK sering didahului dengan berbagai hal
yang harus dipersiapkan secara cukup teliti.Secara umum, terdapat empat langkah
dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Berikut ini adalah gambaran keempat langkah dalam PTK yang dikemukakan oleh
Arikunto (2006: 16) dalam buku yang disusun oleh Suyadi (2014: 50).
PERMASALAHAN

Siklus 1

Siklus II
Refleksi
Reflek
Perencanaa
Perencanaa Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
nsin
Tindakan1II
Tindakan
Tindakan
TindakanII1

1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut :
1) Mempersiapkan materi pembelajaran
2) Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan
3) Disiapkan lembar kerja siswa
4) Mempersiapkan kelas dalam setting yang telah dirancang
5) Membuat lembar observasi tentang aktivitas siswa selama proses belajar
mengajar
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan pendahuluan
a) Memotivasi dan apersepsi
2) Kegiatan inti
a) Guru menjelaskan materi tentang zat tungga dan campuran serta
memberikan contoh
b) Siswa mendengarkan penjelasan guru serta melihat pop up book
yang tersedia.
c) Siswa menyebutkan minuman yang termasuk zat tunggal. Siswa juga
menyebutkan minuman yang termasuk zat campuran
d) Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapinya
e) Guru mengonfirmasi jawaban siswa
f) Guru meminta siswa membaca materi tentang materi, zat tunggal,
dan zat campuran
g) Guru member kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

h) Guru menjawab pertanyaan siswa dan menjelaskan secara detail.


3) Kegiatan penutup
a) Guru memberikan arahan-arahan, serta memotivasi kepada siswa.
c. Pengamatan Observasi
Observasi atau pengamatan adalah pengumpulan data yang dilakukan
cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejalah-gejala yang
diselidiki. Salah satu teknik pengumpulan data yang paling banyak
berpengaruh dalam penelitian tindakan kelas dalam penggunaan metode
observasi. Teknik observasi sebagai alat pengumpilan data. Pada penelitian
tindakan kelas, peneliti sangat dianjurkan untuk menggunakan metode
observasi partisipatif. Karena dalam penelitian ini, peneliti dianjurkan
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.
d. Refleksi

Tahap akhir dari siklus I ini adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi,
peneliti menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar
observasi yang ada. Hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut:
Membuka dan membahas kembali terhadap apa yang telah dilakukan.
Refleksi disini untuk mengetahui kekurangan, kelemahan, dan
ketidakberhasilan tindakan yang telah dilakukan kemudian menyusun
rekomendasi dan saran-saran untuk melangkah pada siklus berikutnya jika
belum tuntas. Indikator untuk melanjutkan ke siklus II adalah peningkatan
hasil belajar yang dicapai siswa dengan capaian minimal sekurang-
kurangnya 60% siswa telah mencapai nilai tuntas diatas KKM.

2. Siklus 2
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan materi pembelajaran:
2) Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan
Disiapkan lembar kerja siswa
3) Mempersiapkan kelas dalam setting yang telah dirancang
4) Membuat lembar observasi tentang aktivitas siswa selama proses belajar
mengajar
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus II berlangsung selama
satu kali tatap muka (1x 35 Menit). Siswa yang hadir sebanyak 9 siswa. Materi
yang diajarkan Benda-benda disekitar kita. Peneliti sudah menggunakan media
pop-up book.

1) Kegiatan Pendahuluan
a) Memotivasi dan apersepsi

2) Kegiatan Inti
a) Guru mengajak siswa mengamati gambar pada pop up book sambil
mendengarkan guru membacakan narasi.
b) Guru mengajukan pertanyaan:
Manakah minuman yang termasuk zat tunggal?
Manakah minuman yang termasuk zatcampuran?”
c) Siswa menjawab pertanyaan tersebut dengan cara mengangkat tangan
terlebih dahulu.
d) Siswa menyebutkan minuman yang termasuk zat tunggal. Siswa juga
menyebutkan minuman yang termasuk zat campuran
e) Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapinya
f) Guru mengkonfirmasi jawaban siswa
g) Guru meminta siswa membaca materi tentang materi, zat tunggal, dan
zat campuran
h) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
i) Guru menjawab pertanyaan siswa dan menjelaskan secara detail.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru memberikan arahan-arahan, serta memotivasi kepada siswa.
c. Pengamatan

Hasil Observasi

Dalam pengumpulan data, penulis mendapatkan data yang berasal dari


hasil kegiatan observasi penguji yang dituangkan dalam lembar observasi
berikut:
1) Siswa sudah bisa memahami tentang benda tunggal dan campuran
2) Guru sudah menggunakan alat peraga yang menarik perhatian siswa
3) Guru sudah aktif dalam membimbing siswa.
d. Refleksi

Tahap akhir dari siklus II ini adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi,
peneliti menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar
observasi yang ada. Mengevaluasi hasil pemantapan dan mengolah data
hasil evaluasi serta menentukan keberhasilan pencapaian tujuan tindakan:

1) Mengadakan refleksi dengan meneliti kembali tindakan yang telah


dilakukan.
2) Member penguatan dan motivasi kepada siswa agar belajar lebih giat.
C. Teknik Analisis Data

Pada penelitian pembelajaran ini, penulis menggunakan 2 analisis data yaitu :

1. Analisis data kuantitatif yang berfungssi untuk mengetahui keberhasilan belajar


siswa dengan cara membuat tabel daftar nilai siswa.
2. Analisis kualitatif yang berisi tentang tahapan perumusan masalah, tujuan,
pengumpulan data dan analisis data yang tidak dapat dipisahkan

Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisa data kuantitatif dimana data ini
digunakan untuk menganalisa Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa setiap
siklusnya. Adapun beberapa analisa yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Untuk menentukan peningkatan belajar siswa, digunakan rumus berikut:

Jumlah Soal Benar


Nilai= x 100
Jumlah Soal

2. Untuk mengetahui ketuntasan klasikal menggunakan rumus berikut:

Jumlah Siswa YangTuntas


Nilai= x 100 %
Jumlah Total Siswa

3. Siswa dikatakan tuntas apabila mempunyai nilai lebih dari KKM 68.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Siklus I

Pelaksanaan mengajar pada siklus I dilaksanakan pada hari senin tanggal


8 Mei 20123 di kelas V SD Plus Darul Ulum dengan jumlah 9 siswa. Pada tahap
ini, peneliti menyampaikan materi pembelajaran menggunakan media pop-up
book materi benda tunggal dan campuran. Penelitian ini difokuskan pada
peningkatan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian pada siklus I, siswa masih ramai sendiri, siswa masih
takut dan bingung ketika diarahkan pertanyaan tentang materi melalui media pop-
up book dan sebagian dari mereka berkumpul di depan kelas ingin melihat secara
jelas media yang ditampilkan oleh peneliti. Meskipun demikian, ini merupakan
langkah awal yang baik karena setidaknya siswa tertarik dan antusias belajar
menggunakan media pembelajaran pop-up book materi benda tunggal dan
campuran.

Tabel 4.1
Data Nilai Siklus I
No Nama L/P Kelas Nilai Tuntas/Tidak
Tuntas
1 A. Toriqul Khoirur Rifqi L V 64 Tidak Tuntas

2 Hasbi Assiddiqi Sali L V 64 Tidak Tuntas


3 Iqbal Maulana Anshori L V 66 Tidak Tuntas

4 Irdina Qatrunnada P V 69 Tuntas

5 Lana Fitrotin Rhomadhani P V 67 Tidak Tuntas

6 Mohammad Taufik V 62 Tidak Tuntas


Hidayatullah L

7 Nafis Adil Nandhito L V 69 Tuntas

8 Nurul Laili Wahyuni P V 71 Tuntas

9 Selvia Anisa Fitriana P V 70 Tuntas

Kriteria Ketuntasan Minimal = 68


Jumlah siswa tuntas = 4 Siswa
602
Rata-rata kelas = = 66,8
9
4
Persentase Keberhasilan = x 100% = 44,4%
9
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan dan catatan hasil

evaluasi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA materi

benda tunggal dan campuran dengan menggunakan media pop up book.

Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat diketahui pada tabel 4.1 hasil belajar

siswa kelas V SD Plus Darul Ulum pada Siklus I bahwa jumlah seluruh nilai

prestasi dari 9 siswa adalah 602, dengan nilai rata-ratanya sebesar 66,8%.

Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar mencapai 44,4 % atau ada

4 siswa dari 9 siswa yang sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa pada siklus pertama siswa belum tuntas belajar, persentase ketuntasan

yang dikehendaki yaitu sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena siswa masih

kurang fokus terhadap materi yang disampaikan dalam menggunakan media pop

up book.
Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Siklus

I dapat dipaparkan seperti tabel berikut:

Tabel 4.2
Lembar Pengamatan Siswa
Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1
No Perilaku siswa yang Kemunculan Komentar
diobservasi Ada Tidak
Ada
1. Perilaku sebelum √ Siswa sedikit
pembelajaran ramai
2. Perilaku siswa saat √ Ada 5 orang
berlangsung pembelajaran siswa yang kurang
aktif

3. Perilaku siswa sesudah usai √ Siswa yang


pembelajaran berhasil merasa
senang dan

sebaliknya

Tabel diatas hasil pengamatan terhadap perilaku perilaku siswa dalam


perbaikan pembelajaran siklus 1, sikap respon atau aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran masih ada pada katagori kurang memuaskan. Adapun
hasil pengamatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran Siklus I dapat
dipaparkan seperti tabel berikut:

Tabel 4.3
Lembar Pengamatan Guru
Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1
N Aspek yang dinilai Kemunculan Komentar
o Ya Tidak
Ada
1. Apersepsi √
2. Penyampaian tujuan pembelajaran √

3. Pemberian tujuan terhadap siswa √


4. Diskusi √
5. Umpan balik √
6. Siswa yang bertanya √
7. Siswa menjawab pertanyaan guru √ masih takut dan
bingung
8. Interaksi guru dengan siswa √ √
9. Interaksi siswa dengan siswa √
10. Penggunaan alat peraga √
Pengkondisian Kelas √ Kelas masih
11. belum
terkondisikan
dengan baik

Berdasarkan penelitian tabel 4.3 di atas, aktivitas guru di dalam proses


pembelajaran masih kurang mengkondisikan kelas.

2. Siklus II
Pelaksanaan mengajar siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11
Mei 20123 di kelas V SD Plus Darul Ulum dengan jumlah 9 siswa. Pada tahap
ini, guru menyampaikan materi pembelajaran menggunakan media pop-up book
materi benda tunggal dan campuran. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan
prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian pada siklus II ini, hampir semua siswa memperhatikan


materi pembelajaran yang disampaikan guru, hal ini dikarenakan guru
menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media pop-up book
yang dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih fokus dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu penggunaan media pop-up book yang digunakan pada
siklus II ini, siswa semakin bersemangat dan mulai banyak dari sebagian siswa
mengajukan pertanyaaan tanpa malu maupun takut, sehingga suasana kelas
menjadi lebih aktif.

Seperti pada siklus I dan siklus II, peneliti memberikan tes formatif
sebagai pengukur prestasi belajar siswa. Hasil data tes yang telah dilakukan pada
siklus II, sebagai berikut:

Tabel 4.4
Daftar Nilai Siswa siklus II
No Nama L/P Kelas Nilai Tuntas/Tidak
Tuntas
1 A. Toriqul Khoirur Rifqi L V 75 Tuntas

2 Hasbi Assiddiqi Sali L V 78 Tuntas

3 Iqbal Maulana Anshori L V 75 Tuntas

4 Irdina Qatrunnada P V 80 Tuntas

5 Lana Fitrotin Rhomadhani P V 75 Tuntas

6 Mohammad Taufik V 75 Tidak Tuntas


Hidayatullah L

7 Nafis Adil Nandhito L V 78 Tuntas

8 Nurul Laili Wahyuni P V 79 Tuntas

9 Selvia Anisa Fitriana P V 80 Tuntas

Kriteria Ketuntasan Minimal = 68

Jumlah siswa tuntas = 8 Siswa

695
Rata-rata kelas = = 77,2
9

9
Persentase Keberhasilan = x 100% = 99,9%
9

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan dan catatan hasil

evaluasi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan

menggunakan media pop up book secara keseluruhan siswa sudah mencapai

keberhasilan dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat diketahui

pada tabel 4.4 hasil observasi pada siklus II, dapat diketahui bahwa jumlah seluruh

nilai tes4akhir dari 9 siswa adalah 695 dengan nilai rata-rata 77,2.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah seluruh siswa sudah

mendapatkan nilai diatas KKM, hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan
hasil belajar pada siklus II. Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran Siklus II dapat dipaparkan seperti tabel berikut:

Tabel 4.5
Lembar Pengamatan Siswa
Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
No Perilaku siswa yang Kemunculan Komentar
diobservasi Ada Tidak
Ada
1. Perilaku sebelum √ Siswa sudah
pembelajaran kondusif dan
disiplin
2. Perilaku siswa saat √ Semua siswa
berlangsung pembelajaran sudah aktif

3. Perilaku siswa sesudah usai √ Siswa yang


pembelajaran berhasil merasa
senang

Tabel diatas hasil pengamatan terhadap perilaku perilaku siswa dalam


perbaikan pembelajaran siklus II, sikap respon atau aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran sudah ada peingkatatan. Adapun hasil pengamatan
aktivitas guru dalam proses pembelajaran Siklus II dapat dipaparkan seperti
tabel berikut:

Tabel 4.6
Lembar Pengamatan Guru
Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
N Aspek yang dinilai Kemunculan Komentar
o Ya Tidak
Ada
1. Apersepsi √
2. Penyampaian tujuan pembelajaran √ Disampaikan
secara jelas
3. Pemberian tujuan terhadap siswa √
4. Diskusi √
5. Umpan balik √ Siswa sangat aktif
dalam
pembelajaran
6. Siswa yang bertanya √
7. Siswa menjawab pertanyaan guru √

8. Interaksi guru dengan siswa √


9. Interaksi siswa dengan siswa √
10. Penggunaan alat peraga √
Pengkondisian Kelas √ Kelas sudah
11. terkondisikan
dengan baik

Berdasarkan penelitian tabel 4.6 di atas, aktivitas guru di dalam proses


pembelajaran sudah baik, bis mengkondisikan kelas, dan penyampaian materi dengan
menggunakan media pop up book bisa lebih dipahami oleh siswa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Siklus I

Dengan menggunakan media pembelajaran pop up book masih ada


beberapa siswa yang belum tuntas karna siswa masih takut dan bingung
menjawab pertanyaan guru, masih banyak siswa yang asyik sendiri, ada yang
bermain, dan ada pula yang diam saja. Hal ini terjadi karena guru kurang
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA siklus I belum maksimal. Hal
ini disebabkan karena pada proses pembelajaran, guru kurang melibatkan siswa,
guru harus bisa menciptakan suasana kelas yang memungkinkan siswa belajar
dengan baik yang meliputi pengelolaan kelas secara fisik maupun non fisik. Jadi
pada siklus I belum mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan nilai KKM.
2. Siklus II
Pada siklus II ini, guru sudah mulai bisa mengkondisikan kelas sehingga
semua siswa tertarik dan merasa senang dengan penjelasan guru dengan
menggunakan media pembelajaran pop up book, sehingga guru dapat
memusatkan perhatian siswa. Prestasi belajar anak sudah meningkat, 8 siswa
sudah mendapatkan nilai diatas KKM. Hal ini disebabkan oleh faktor yang
berasal dari siswa yaitu siswa dalam keadaan sehat jasmani, dan kesiapan
sehingga dapat mengikuti pelajaran yang seksama.

Meningkatnya hasil belajar ini dipengaruhi karena penggunaan media


pop-up book dalam materi benda tunggal dan campuran. Dengan menggunakan
media pop-up book membuat siswa menjadi tertarik sehingga tumbuh semangat
belajar yang tinggi, dan materi yang disampaikan mudah dipahami karena
terdapat gambar ilustrasi yang berkaitan dengan materi yang disampaikan.

Proses pembelajaran IPA menggunakan media pop-up book materi benda


tunggal dan campuran, menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Selain itu, saat diterapkannya pembelajaran IPA menggunakan media pop-up
book kepada siswa kelas V, peneliti mengamati ternyata siswa lebih mudah
memahami isi materi pembelajaran, terlihat pada saat mengerjakan soal formatif
yang diberikan guru. Hasil penelitian ini membenarkan pendapatnya
(Darmansyah, 2011: 23), bahwa dimana alat bantu belajar dalam bentuk seperti
kartun dan karikatur dapat menghidupkan gagasan abstrak dan mengikutsertakan
pelajaran kinestetik. sehingga dapat menjadi solusi dari kesulitan belajar siswa
pada materi benda dalam kegiatan ekonomi yang bersifat abstrak.

Penggunaan media pop-up book dalam pembelajaran lebih berpengaruh


signifikan terhadap penguasaan materi benda-benda di sekitar kita daripada
pembelajaran tanpa media pop-up. Hal ini karena penggunaan media pop-up
book dalam pembelajaran didukung oleh adanya gambar yang berwarna-warni
serta memiliki dimensi sehingga visualisasi cerita lebih menarik, dan
memungkinkan anak lebih menaruh perhatian dan menimbulkan kesan ketika
proses pembelajaran. Dengan demikian siswa akan lebih mudah mengingat apa
yang dilihatnya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori Dzuanda (2011: 1)
yang mengatakan media pop-up book merupakan sebuah buku yang memberikan
visualisasi cerita yang lebih menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat
bergerak ketika halamannya dibuka. Dengan tampilan yang menarik, maka siswa
lebih menaruh perhatian.

Penggunaan media pop-up book dalam suatu pembelajaran karena media


pop-up mempermudah dalam pengenalan bentuk suatu benda, sehingga siswa
dengan mudah menerima apa yang diajarkan oleh pendidik. Hal ini mendukung
teori Dzuanda (2011: 5-6) yang mengatakan bahwa media pop-up book dapat
merangsang imajinasi anak dan menambah pengetahuan hingga memberikan
penggambaran bentuk suatu benda atau pengenalan benda. Oleh karena itu,
penggunaan media pop-up book yang dilakukan secara berulang-ulang dalam
kurun waktu tertentu dapat memberikan stimulasi yang baik bagi siswa dalam
mempelajari materi benda tunggal dan campuran.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan analisis, dapat disimpulkan bahwa:

Hasil yang diperoleh dari pengamatan dan catatan hasil evaluasi siswa,

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA materi benda tunggal

dan campuran dengan menggunakan media pop up book. Berdasarkan hasil

observasi di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas V SD Plus

Darul Ulum pada Siklus I bahwa jumlah seluruh nilai prestasi dari 9 siswa adalah

602, dengan nilai rata-ratanya sebesar 66,8%.

Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar mencapai 44,4 % atau ada

4 siswa dari 9 siswa yang sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa pada siklus pertama siswa belum tuntas belajar, persentase ketuntasan

yang dikehendaki yaitu sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena siswa masih

kurang fokus terhadap materi yang disampaikan dalam menggunakan media pop

up book.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan dan catatan hasil

evaluasi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan

menggunakan media pop up book secara keseluruhan siswa sudah mencapai

keberhasilan dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat diketahui

bahwa jumlah seluruh nilai terakhir dari 9 siswa adalah 695 dengan nilai rata-rata
77,2.

Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa jumlah seluruh siswa

sudah mendapatkan nilai diatas KKM, hal ini menunjukkan bahwa adanya

peningkatan hasil belajar pada siklus II.

Meningkatnya hasil belajar ini dipengaruhi karena penggunaan media


pop-up book dalam materi benda tunggal dan campuran. Dengan menggunakan
media pop-up book membuat siswa menjadi tertarik sehingga tumbuh semangat
belajar yang tinggi, dan materi yang disampaikan mudah dipahami karena
terdapat gambar ilustrasi yang berkaitan dengan materi yang disampaikan.

Penggunaan media pop-up book dalam pembelajaran lebih berpengaruh

signifikan terhadap penguasaan materi benda-benda di sekitar kita daripada

pembelajaran tanpa media pop-up. Hal ini karena penggunaan media pop-up

book dalam pembelajaran didukung oleh adanya gambar yang berwarna-warni

serta memiliki dimensi sehingga visualisasi cerita lebih menarik, dan

memungkinkan anak lebih menaruh perhatian dan menimbulkan kesan ketika

proses pembelajaran.

B. Saran
Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa, maka yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Guru
Guru selalu membuka diri dengan wawasan baru untuk meningkatkan
profesionalisme. Salah satunya dengan mengembangkan media, metode
ataupun pendekatan yang akan digunakan dalam mengajar. Karena dengan
penggunaan media, metode atau pendekatan yang sesuai dan inovatif
membuat siswa tidak lekas bosan dengan pembelajaran yang berlangsung.
Selain itu persiapan lain juga harus dipersiapkan dengan baik seperti
pembuatan RPP, Silabus dan lain-lain. Jika persiapan sudah matang maka
pembelajaran akan lebih baik dan lebih mengena pada sasaran dan
mendapatkan hasil yang maksimal. Semua itu dilakukan untuk
meningkatkan prestasi, motivasi, perhatian dan keaktifan siswa.

Guru dapat menambahkan variasi mengajar menggunakan media pop-up


book dengan mengikuti langkah-langkah membuat pop-up book yang
benar dan menggunakan gambar berwarna-warni yang lebih menarik.
Selain itu guru dapat mengimplementasikan media pop-up book kedalam
metode bercerita ataupun dengan metode-metode uang lain dalam kegiatan
belajar mengajar.
2. Sekolah

Bagi pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan seperti kepala sekolah


dan komite sebaiknya meningkatkan pembinaan, pemantauan, dan
pengarahan pada guru-guru. Dengan pembinaan yang diberikan diharapkan
menjadi dorongan agar dapat lebih baik dalam memberikan pelayanan
kepada siswa didik.

3. Peneliti

a. Melakukan penelitian mengenai media pop-up dengan melibatkan


variable yang lain selain materi Benda-benda disekitar kita

b. Melakukan penelitian mengenai penguasaan materi Benda-benda


disekitar kita ditinjau dari penggunaan teknik-teknik yang lain, karena
meningkatkan penguasaan materi Benda-benda di sekitar kita tidak
hanya dapat dilakukan dengan teknik Transformation, Pull-tabs, dan
Carousel karena masih banyak teknik yang lain dalam membuat media
popup

Anda mungkin juga menyukai