Oleh :
AGUSTIN FRISKA
NIM : 203030212136
ROMBEL D
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN IKORDIKDAS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Mulia
telah memberikan anugerah serta karunianya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Agustin Friska
NIM : 203030212136
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakekatnya manusia hidup di dunia ini membutuhkan pendidikan.
Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas sumber daya manusia, sebab melalui pendidikan diharapkan dapat
mencetak manusia berkualitas yang akan mendukung tercapainya sasaran
pembangunan nasional. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam
Undang-undang Satuan Pendidikan No. 20 tahun 2003 bahwa, Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan
oleh peserta didik atau murid. Berkaitan dengan itu, sekolah merupakan
salah satu lembaga formal yang memiliki peran penting dalam
menyelenggarakan proses pendidikan. Di dalam proses belajar mengajar
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Maka dari itu,
salah satu faktor yang menentukan mutu pendidikan adalah guru guna
meningkatkan efektifitas proses pembelajaran, guru harus senantiasa
berupaya mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif dan
inovati bagi peserta didik untuk.
Setiap model mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran
yang dapat membantu peserta didik untuk mencapai berbagai tujuan,
fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang
pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Model - model
pembelajaran juga biasanya di susun berdasarkan berbagai prinsip atau
teori pengetahuan, para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan
prinsip-rinsip pembelajaran, teori-teori psikologi, sosiologi, analisis
sistem, atau teori-teori lain yang mendukung.
Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman (2018) model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang bahkan dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di
kelas atau lingkungan belajar lain. Model pembelajaran dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai
dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan, diperlukan proses pembelajaran yang menguntungkan
dan menarik bagi peserta didik. Selain itu model pembelajaran yang
menarik dapat merangsang semangat belajar peserta didik sehingga peserta
didik terbantu untuk memperoleh ide-ide, pengalaman-pengalaman, fakta-
fakta, dan kecakapan, yang pada akhirnya dapat menimbulkan tanggung
jawab pada diri siswa itu sendiri untuk aktif mendidik dirinya. Guru
hendaknya dapat memilih dan menentukan model yang dipandang dapat
memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan hasil
belajar dapat lebih ditingkatkan.
Penulis menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching
pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam. Alasan peneliti memilih
untuk menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching, karena model
pembelajaran belum banyak diterapkan dalam proses pendidikan di
Indonesia, disamping model itu tergolong baru dan belum banyak dikenal.
Kebanyakan guru lebih suka mengajar dengan konvensional, yaitu model
pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centred instruction).
Berdasarkan hal diatas, Pengalaman penulis selama ini secara
khusus dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), ada
kecendurungan dominasi pembelajaran berada di tangan guru yang
pengetahuan berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
fakta, konsep, prinsip tetapi juga merupakan proses penemuan. IPA
diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk membekali diri
sendiri dan alam sekitar, serta proses perkembangan lebih lanjut dalam
menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
pembelajaran diharapkan menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan potensi agar memahami alam sekitar
secara ilmiah.
Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan
adalah dengan menerapkan model pembelajaran IPA Quantum Teaching,
model ini dikembangkan oleh Bobbi DePorter. Quantum Teaching adalah
penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya, dan Quantum
Teaching juga menyertakan segala kaitan,interaksi, dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada
hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan
landasan dan kerangka. Model Quantum Teaching dirancang dengan
menggunakan prinsip-prinsip komunikasi yang ampuh, diperkuat dengan
pendekatan multisensori, multikecerdasan dan berdasarkan kerangka
rancangan belajar Quantum Teaching yang dikenal dengan TANDUR
(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi dan Rayakan)
Berdasarkan uraian diatas , maka rencana Tindakan ini diberi judul
“Penggunaan model pembelajaran quantum teaching dalam meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas v
sekolah dasar negeri 4 menteng kota palangkaraya”
B. Identifikasi Masalah
Pada bagian latar belakang diatas maka masalah yang terjadi di kelas V
SDN 4 Menteng kota Palangkaraya kurangnya kreatifitan guru dalam
memilih dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan
kegiatan belajar mengajar. Setelah melakukan kajian yang mendalam,
dapat diidentifikasikan hal-hal berikut :
1. Guru menggunakan model pembelajaran namun cara penyampaiannya
tidak kreatif dan bervariasi sehingga pemahaman dan penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran masih rendah
2. Dalam menggunakan model pembelajaran, Guru hendaknya
meningkatkan hasil belajar siswa yang masih rendah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, Adapun batasan masalah yang
menjadi pusat perhatian adalah :
1. Masalah pengunaan model pembelajaran yang masih bersifat
konvensional hanya terbatas pada mata pelajaran IPA
2. Masalah model pembelajaran quantum teaching terbatas pada hasil
belajar siswa
3. Upaya peningkatan hasil belajar siswa hanya terbatas pada
penggunaan model pembelajaran quantum teaching
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diteliti, sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan model pembelajaran quantum teaching dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam di kelas V SDN 4 menteng palangkaraya?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran quantum
teaching dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SDN 4 menteng palangkaraya
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. asil belajar
digunakan guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Hasil belajar pada siswa kelas V di SDN 4
Menteng Palangkaraya merupakan puncak dari proses pembelajaran,
seorang siswa dikatakan berhasil menguasai materi pembelajaran jika
ia mendapat nilai yang bagus, artinya harus mencapai nilai KKM.
Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu :
1. Ranah Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Segala upaya yang menyangkup aktivitas otak adalah
termasuk ranah kognitif. Menurut Bloom, ranah kognitif itu terdapat
enam jenjang proses berfikir yaitu
knowledge(pengetahuan/hafalan/ingatan), compherehension
(pemahaman), application (penerapan), analysis (analisis),
syntetis(sintetis), evaluation (penilaian)
2. Ranah afektif adalah Taksonomi untuk daerah afektif dikeluarkan
mula-mula oleh David R.Krathwohl dan kawan-kawan dalam buku
yang diberi judul taxsonomy of educational objective affective
domain. Ranah afektif adalah ranah yang berkenaan dengan sikap
seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah
memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.
3. Ranah psikomotorik adalah Hasil belajar psikomotor dikemukakan
oleh simpson. Hasil belajar ini tampak dalam bentuk keterampilan
(skill), dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan
keterampilan, yakni : gerakan reflek (keterampilan pada gerakan
yang tidak sadar), keterampilan pada gerak-gerak sadar,
kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motorik dan lain-laian, kemampuan di bidang
fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketetapan, gerakan-
gerakan skill, mulai keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang komplek, kemampuan yang berkenaan dengan
komunikasi nondecursive, seperti gerakan ekspresif dan
interpretative.
3.Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau
Sains yang semula berasal dari bahasa inggris “scientia” yang berarti saya tahu.
“Science” terdiri dari social sciences (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science
(ilmu pengetahuan alam). Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang
membuat siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah
kekuatan siswa untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah
dipelajarinya. Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, yaitu
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan
penilaian hasil pembelajaran. Mata pelajaran IPA di SDN 4 Menteng
Palangkaraya merupakan salah satu program pembelajaran yang bertujuan
untuk mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang
adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, membuat keputusan yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA di di SDN 4
Menteng Palangkaraya memberikan peranan penting dalam pembelajaran IPA
di jenjang-jenjang beikutnya sebab pengetahuan awal siswa sangat
berpengaruh pada minat dan kecenderungan siswa untuk belajar IPA (Wayan,
2016). Pembelajaran IPA di SDN 4 Menteng Palangkaraya dilakukan dengan
melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen sederhana. Kegiatan-
kegiatan tersebut pembelajaran IPA dapat memberikan pengalaman langsung
melalui kegiatan pengamatan dan diskusi pada siswa kelas V.
BAB III
METODE PENELITIAN
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
1. Perencanaan
Pada tahapan perencanaan, rencana tindakan dan rencana penelitian yang
hendak diselenggarakan dalam proses pembelajaran IPA, kegiatan
perencanaan tersebut meliputi :
a. Mengidentifikasi Masalah
b. Menentukan Materi
c. Menentukan model pembelajaran quantum teaching yang akan
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
d. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dalam metode
TANDUR
e. Menyusun lembar observasi
f. Mempersiapkan lembar kerja siswa yang digunakan untuk evaluasi
g. Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenalkan model pembelajaran quantum teaching.
3. Pengamatan
Pengamatan terhadap pelaksanaan PTK dengan menggunakan lembar
pengamatan aktivitas dan respon peserta didik serta guru. Pada prinsipnya
observasi dilakukan selama penelitian berlangsung, yaitu meliputi
kehadiran peserta didik, keaktifan peserta didik dalam kelompok, kesiapan
peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi mencakup kegiatan analisis dan interprestasi atas
informasi atau hal yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan, artinya
peneliti
bersama guru mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil tindakan
baik terhadap proses maupun hasil belajar peserta didik berdasarkan
kriteria
keberhasilan yang diterapkan. Tahap ini dilakukan terhadap proses
pembelajaran pada siklus I, dan menjadi pertimbangan untuk memasuki
siklus II.
3.2 Setting Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 4 Menteng
terletak di Jalan Muhammad Husni Thamrin No. 19 Kecamatan Jekan Raya,
Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian, yaitu kelas V SDN-4 Menteng berjumlah 35 siswa yang
terdiri dari 17 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Sedangkan objek
penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah aktivitas belajar dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Sehubung dengan maksud itu, maka penelitian ini adalah Teknik deskriptif
yang menggunakan rumus sebagai berikut :
F
P= X 100 %
N
Dimana :
P = Persentase (%)
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden
100 % = Angka pengali tetap
ΣX
Mean =
N
Dimana :
M = Mean
ΣX = Jumlah Akhir
N = Banyaknya angka/Nilai x
n/2−FMe
Me = BbMe + p ( )
fMe
Dimana :
S = √ Σ f ¿¿¿
DAFTAR ISI
Elisa, E. (2022, 09 14). Jenis-Jenis Model Pembelajaran. kategori strategi belajar
mengajar, p. 2.
prof. Dr. Holten Sion Bahat, M. d. (2015). PENELITIAN TINDAKAN KELAS.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Saragih, S. A. (2018). upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata ipa
melalui model pembelajaran quantum teaching. Uinsu, 115.