Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LIVING HISTORY UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA SISWA KELAS X IPS 1 SMA


NEGERI 2 PARIGI

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH

ELSA
A1N120086

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Lantar Belakang
Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia yang menunjang
proses percepatan pembangunan nasional di berbagai bidang.Hal-hal yang terkait dalam bidang
ini berkaisar pada aspek guru, siswa, tujuan, materi dan evaluasi yang merupakan komponen
dalam pembelajaran.
Pada hakikatnya pembelajaran adalah hubungan yang baik antara pengajar serta siswa. Tetapi,
selama ini masih ditemukan pada kegiatan belajar mengajar, guru masih membuahkan peserta
didik sebagai objek pembelajaran, ialah guru mengungkapkan materi pelajaran serta siswa hanya
mendengarkan dan mendapatkan pelajaran secara pasif sebagai akibatnya proses pembelajaran
tidak mampu berjalan dengan optimal serta tidak mampu berlangsung sebagaimana mestinya. Di
sisi lain,pembelajaran yang hanya mengakibatkan peserta didik menjadi objek akan mematikan
kreativitas siswa, padahal kreativitas artinya hal yg sangat krusial dalam proses pembelajaran
(Fuadi, dkk 2020: 36).
Pandangan rakyat tentang mata pelajaran sejarah yang diklaim membosankan memang
bukanlah rahasia awam lagi. Bagi peserta didik, khususnyaygbaru duduk diKelas X , mata
pelajaran sejarah yangterlebih dahulu tergabungdi dalammata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,
baagian pembelajaran sejarahdiklaim membosankandan membuat tersenyum. Padahal
pembelajaran sejarah berhasil atau tidaknya pada sekolah mengenah atasdipengaruhi mulai
tahapan ini. Akan tatapi guru tidak peka terhadap situasi ini, danterus mengajarmenggunakan
menggunakan model dan contoh yang sama secara berulang-ulang. Pemilihan model
pembelajaran yang baik bisa membantu guru pada aktivitas pembelajaran serta membantu
pemahaman siswa (Santoso & Hidayat,2020 : 95).
Tujuan pembelajaran sejarah adalah buat membuat warga negara yg baik,menyadarkan para
siswa mengenal dirinya menjadi orang baik,serta memberikan perspektif sejarah kepada peserta
didik. Selain itu tujuan spesifik berasal pengajaran sejarah ialah mengajarkan konsep serta
memberikan berita kesejarahan terhadap peserta didik Proses pembelajaran sejarah sebagai suatu
aktivitas buat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik berkaitan
eksklusif menggunakan aktivitas guru dan kinerja pengajar (Apedemi, 2019 : 60).
Melalui sejarah pendidikan siswa diajak mengkaji keterkaitan kehidupan yang dialami
diri,warga serta bangsanya, sebagai akibatnya mereka tumbuh menjadi generasi yang memiliki
kesadaran sejarah ,menerima inspirasi ataupun pesan tersirat dari kisah–kisah pahlawan ,juga
bencana nasional ,yang pada akhirnya mendorong terbentuknya pola berfikir kearah berfikir
secara rasional, kritis, realitas,dan yang tidak kalah pentingnya merupakan pelajaran sejarah yang
mengembangkan sikap mau menghargai nilai–nilai humanisme (Asmara, 2019 : 107 ).
Untuk mampu mengkaji sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat,mengajukan
pertanyaan tentangnya,serta membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu
“mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu menggunakan cara mereka sendiri,
membagikan misalnya, coba mempraktekkan keterampilan,serta mengerjakan tugas yang
menuntut pengetahuan yang sudah atau harus mereka dapatkan (Meutiana, 2015 : 73).
Guru memiliki peran penting dalam peajaran sejarah sebab menjadi tenaga pendidik
diharapkan akan menggerakan unsur-unsur yang ada padapelajaran sejarah. Sebagai tenaga
pendidik pada mata pelajaran sejarah,guru harus mampu menghadirkan sesuatu yang baru terkait
menggunakan model, stretegi, metode, sampai pada penggunaan media pembelajaran yang
sempurna dengan kondisihari ini.guru wajib bisa membawa siswa ke pengalaman masa
kemudianke hidupan manusia Indonesia sebab memang karakteristik berasal pelajaran sejarah
yang diakronis suatu taktik buat bisa mebarui paradigma pembelajaran sejarah yang
membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik (Asmara, 2019:
107)
Tugas utama guru selain mendidik adalah mengajar sebagai pengajar, guru dihadapkan pada
tuntutan profesi untuk melakukan upaya perbaikan atas kekurangan-kekurangan dalam
melaksanakan tugasnya. Secara empiris, guru yang berpengalaman mengajar secara tidak
disadari telah melakukan sejumlah kegiatan tambahan yang tidak tercantum dalam satuan
pelajaran tetapi ia telah melaksanakan Penelitian Tindakan kelas (PTK) (Afandi, 2014 : 2).
PTK merupakan penelitian tindakan yang implementasinya bisa ditinjau, dirasakan,dan
dihayati kemudian ada pertanyaan apakah praktik-praktik pembelajaran yang selama ini
dilakukan mempunyai efektifitas yang tinggi.Bila dengan analisis itu dapat Artinya bahwa
pembelajaran praktik-praktik eksklusif seperti pemberian pekerjaan rumah pada siswa di kelas
tak bisa merangsang peserta didik untuk berpikir dan sebaliknya maka dapat dirumuskan secara
tentatif tindakan eksklusif buat memperbaiki keadaan tersebut melalui mekanisme PTK
(Susilowati, 2018 : 38)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) juga bisamen jembatani ketertarikan antara teori
sertapraktik pendidikan. Hal ini terjadi sebab aktivitas tersebut dilaksanakan sendiri,di kelas
sendiri denganmelibatkan siswa sendiri, melalui sebuah tindakanygmerencanakan,
melaksanakan,evaluasi,dan fefleksi.dengan demikian diperolah umpan yang
sistematiktentangapaygselama ini dilakukandalam kegiatanbelajar mengajarbuat diterapkan
dengan baik pada kelas yang ditekuninya. Jika sekiranya terdapat teori yang tidak cocok
menggunakan kondisi pada kelasnya. Melalui PTK, pendidik bisa mengadaptasikan teori lain
buat proses kepentingan dana tau produk belajar yang lebih efektif, optimal,serta fungsional
(Susilowati, 2018 : 38).
Berdasarkan uraian di atas untuk eningkatkan hasil pembelajaran siswa maka diperlukan
model pembelajaran living history dimana disini siswa didorong untuk lebih peka terhadap
lingkungan. Sehingga model pembelajaran living history memungkinkan siswa lebih aktif dari
pada sebelumnya sehingga memungkinkan siswa mudah mengingat materi yang pernah
diberikan sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan lantar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan model pembelajaran living history dapat meningkatkan keaktifan guru
sejarah pada siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri l Lohia?
2. Apakah penerapan model pembelajaran living history dapat meningkatkan aktivitas belajar
sejarah siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri1 Lohia?
3. Apakah penerapan pembelajaran living history dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa
kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Lohia?

C. Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan efektivitas mengajar guru sejarah kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Lohia
melalui penerapan model pembelajaran living history.
2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar sejarah pada siswa IPS 3 SMA Negeri 1 Lohia melalui
penerapan model pembelajaran living history.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar sejarah pada siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Lohia
melalui penerapan model pembelajaran living history.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangan pemikiran khususnya tentang penerapan
model pembelajaran living history di dalam kelas dalam meningkatkan pembelajaran
sejarah,Selain itu juga dapat dijadikan referensi untuk bahan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa: Penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan peserta didik Sehingga mereka
termotivasi akan pembelajaran yang mereka dapatkan mereka akan menganggap pelajaran
sejarah itu cukup menyenangkan sehingga peserta didik mampu memecahkan suatu
permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran, dalam hal ini juga mampu menanamkan
sikap tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya di dalam kehidupan sehari-hari untuk
mendukung pendidikan karakter seorang siswa.
2. Bagi guru: Penelitian ini dapat memberikan masukan dan juga mengembangkan keilmuan
untuk meningkatkan mutu pendidikan sebagai penunjang agar meningkatkan hasil belajar khusus
melalui penerapan model pembelajaran living history.
3. Bagi sekolah: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk menunjang
suatu keberhasilan suatu satuan pendidikan karena material pembelajaran history itu sangat
penting bagi pembelajar saat ini dan dimasa yang akan mendatang.
4. Bagi peneliti: Penelitian ini dapat menambah pengalaman dan juga keilmuan bagaimana
model pembelajaran living history.
5. Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini berguna untuk referensi penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan model pembelajaran ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Konsep

1. Konsep Belajar
Menurut Burton dalam Ahmad (2013:3), belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah
laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu
dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Gagne (dalam Susanto 2013:1), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Belajar dan
mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini
menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara pendidik dengan peserta
didik, serta peserta didik dengan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan
pengertian para ahli diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas
seseorang yang dilakukan secara sengaja dan sadar untuk memperoleh pengetahuan baru.
Sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif baik dalam
berpikir maupun bertindak.
2. Konsep Pembelajaran
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem
Pendidikan Nasional bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar.27 Pembelajaran
dipandang secara nasional sebagai suatu proses interaksi yang melibatkan komponen-komponen
utama, yaitu peserta didik, pendidik, dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu
lingkungan belajar. Dengan demikian, proses pembelajaran merupakan suatu sistem, yaitu satu
kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai
suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapka

3. Konsep Hasil Belajar


Menurut Bloom (dalam Rusmono 2017:8), Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif meliputi tujuan-
tujuan belajar yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengembangan intelektual dan
keterampilan. Ranah afektif meliputi tujuan-tujuan belajar yang menjelaskan perubahan sikap,
minat dan nilai-nilai. Ranah psikomotor mencakup perubahan perilaku yang menunjukkan siswa
telah mempelajari keterampilan manipulatif fisik tertentu.
Menurut Abdurrahman (2013:14) Bahwa hasil belajar adalah pencapaian akhir dari upaya
yang diperoleh siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan
intruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah
yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Fuandi, N.H. dkk., (2021) Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Minat Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Sejarah Indonesia di SMA Negeri 1 Gondang, Bojonegoro. Jurnal Pendidikan
Madrasah. Vol 5. No 1.

Santoso, Y. B. P,. & Hidayat Fahmi., (2020) Variabilitas Penggunaan Model Pembelajaran Pada
Kegiatan Pembelajaran Sejarah Peminatan kelas X IPS di kota Depok. Jurnal Pendidikan Sejarah
dan Kajian Sejarah. Vol 2. No 2.

Apedemi, (2019) Penerapan Model Pembelajaran Listening Team untuk Disiplin Siswa pada
Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 2 Kerinci. Jurnal Program Studi Pendidikan Syariah. Vol
4. No 1.

Asmara, Yeni,. (2019) Pembelajaran Sejarah Menjadi Bermakna Dengan Pendekatan kontektual.
Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora. Vol 2. No 2.

Meutiana, Meutiana,. (2013) Peningkatan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Dengan
Pengajaran Berbasis Inkuiri Pada Siswa Kelas VII.3 SMP Negeri 2 Peusangan Bireuen. Jurnal
Ilmiah CIRCUIT Vol 1. No 1.

Afandi, Muhamad,. (2014) Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru Dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah “Pendekatan Dasar” Vol 1. No 1.
Susilowati, Dwi,.(2018) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Solusi Alternatif Problem Matika
Pembelajaran. Jurnal Edunomika. Vol 02. No 02.

Anda mungkin juga menyukai