Anda di halaman 1dari 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LIVING HISTORY UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPS 2


SMA NEGERI 2 PARIGI

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH

ELSA
A1N120086

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LIVING HISTORY UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPS 3
SMA NEGERI 2 PARIGI

PROPOSAL PENELITIAN
Dajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian proposal penelitian
program/program studi Pendidikan sejarah

OLEH
ELSA
A1N120086

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................
A. Konsep Hasil Belajar.............................................................................................
B. Konsep Pembelajaran Sejarah...............................................................................
C. Konsep Media Pembelajaran.................................................................................
D. Konsep living history............................................................................................
E. Penelitian Relevan.................................................................................................
F. Hipotesis Tindakan................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................
B. Jenis Penelitian......................................................................................................
C. Subjek Penelitian...................................................................................................
D. Faktor Yang Diteliti..............................................................................................
E. Prosedur Penelitian................................................................................................
F.Teknik Pengumpulan Data......................................................................................
G.Teknik Analisis Data..............................................................................................
H. Indikator Kinerja...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Lantar Belakang
Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia yang
menunjang proses percepatan pembangunan nasional di berbagai bidang.Hal-hal yang
terkait dalam bidang ini berkaisar pada aspek guru, siswa, tujuan, materi dan evaluasi
yang merupakan komponen dalam pembelajaran.
Masalah pendidikan di Indonesia pada akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Hal
ini disebabkan oleh adanya beberapa masalah pada sistem pendidikan indonesia yang
menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan pada Indonesia.seperti misalnya,
kelemaha pada sektor manajemen pendidikan, terjadi kesenjangan sara prasarana
pendidikan pada wilayah kota serta desa, dukungan berasal pemerintah yang masih
lemah, adanya pola pikir kuno pada rakyat, kualitasnya rendah sumber daya
pengajar ,serta lemahnya standar penilaian pembelajaran. Beberapa hal diatas lah
yang sebagai faktor kualitas pendidikan di Indonesia rendah. Selain beberapa hal
diatas,terdapat juga terjadinya masalah pada pembelajaran. Hal itu pun salah satu
sebab menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia (Fitri, 2021 : 1618)
Masalah utama pendidikan sejarah adalah bahwa orang lebih memperhatikan
materi dan disiplin sejarah dibandingkan dengan kepentingan peserta didik.
Pembelajaran sejarah yang keliru lainnya adalah memfokuskan pada pemahaman
materi sebagai bekal siswa dalam memenuhi kebutuhan siswa. Peserta didik
cenderung mengembangkan ide yang salah bahwa sejarah sama artinya dengan buku
cetak .Padahal selain materi ada hal yang lebih penting yaitu perubahan kepribadian
dan pola pikir peserta didik ketika dihadapkan pada suatu masalah. Tujuan
pembelajaran sejarah yakni memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis-analitis
dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa yang telah lampau guna memberi
hikmah dan memahami dengan baik kehidupan masa kini dan kehidupan yang akan
datang. Sejarah lokal erupakan suatu gambaran sejarah dalam cakupan suatu wilayah
yang mempunyai kelokalitasan tertentu tau sering dikenal dengan unsur . Sejarah
lokal adalah sejarah yang memiliki nilai locality yang mengkaji masa lalu oleh orang
atau kelompok tertentu di wilayah geografis tertentu. Sebuah peristiwa yang benar-
benar dilandaskan pada berbagai bukti dokumentar yang otentik dan ditempatkan
dalam konteks komparatif yang sifatnya regional atau nasional. Sejarah lokal
berkiblat pada kajian sejarah dari unit analisis sosio-geografis yang terkecil seperti
desa, kecamatan, atau kabupaten.
Hal ini diperkuat oleh pengertian pendidikan yang di tertuang dalam UU
SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa aupun negara.
Sejarah adalah suatu studi yang telah dialami manusia di waktu lampau dengan
dan yang telah meninggalkan jejak-jejak pada masa lampau dan yang telah
meninggalkan jejak-jejak pada masa sekarang, Tekanan perhatian diletakkan terutama
pada aspek peristiwa sendiri terutama perkembangan yang disusun dalam cerita
sejarah (Sirnayatin, 2017:314)
Pada hakikatnya pembelajaran adalah hubungan yang baik antara pengajar serta
siswa. Tetapi, selama ini masih ditemukan pada kegiatan belajar mengajar, guru
masih membuahkan peserta didik sebagai objek pembelajaran, ialah guru
mengungkapkan materi pelajaran serta siswa hanya mendengarkan dan mendapatkan
pelajaran secara pasif sebagai akibatnya proses pembelajaran tidak mampu berjalan
dengan optimal serta tidak mampu berlangsung sebagaimana mestinya. Di sisi
lain,pembelajaran yang hanya mengakibatkan peserta didik menjadi objek akan
mematikan kreativitas siswa, padahal kreativitas artinya hal yg sangat krusial dalam
proses pembelajaran (Fuandi, 2020: 36).
Pada hakikatnya pembelajaran adalah pelajaran yang lumayan membosankan dan
siswa kurang meminati pembelajaran hal ini dikarenakan juga model pembelajaran
yang dibawakan oleh guru kurang diminati siswanya hal ini lah yang menyebabkan
pembelajaran sejarah yang tidak diminati oleh kalangan pelajar.
Pandangan rakyat tentang mata pelajaran sejarah yang diklaim membosankan
memang bukanlah rahasia awam lagi. Bagi peserta didik, khususnyaygbaru duduk
diKelas X , mata pelajaran sejarah yangterlebih dahulu tergabungdi dalammata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, baagian pembelajaran sejarahdiklaim
membosankandan membuat tersenyum. Padahal pembelajaran sejarah berhasil atau
tidaknya pada sekolah mengenah atasdipengaruhi mulai tahapan ini. Akan tatapi guru
tidak peka terhadap situasi ini, danterus mengajarmenggunakan menggunakan model
dan contoh yang sama secara berulang-ulang. Pemilihan model pembelajaran yang
baik bisa membantu guru pada aktivitas pembelajaran serta membantu pemahaman
siswa (Santoso, 2020 : 95).
Mengajar adalah satu pekerjaan profesional yang menuntut kemampuan yang
kompleks untuk dapat melakukannya. Mengajar bukan hanya sekedar proses
menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti
pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai. Sebagaimana halnya
pekerjaan profesional yang lain, pekerjaan seorang guru menuntut keahlian tersendiri
sehingga tidak setiap orang mampu melakukan pekerjaan tersebut sebagaimana
mestinya. Ada seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Perangkat emampuan tersebut disebut kompetensi guru. Menurut Tentang Standar
Nasional Pendidikan, seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogis,
profesional, kepribadian, dan sosial. dalam mengajar ada dua kemampuan pokok
yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar (Madjid, 2019:2). Dengan
demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau
kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam
melaksanakan tugas mengajarnya. Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah
sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi di samping
harus menguasai substansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar engajar juga
adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dalam proses belajar
mengajar (Madjid, 2019 : 2)
Dalam proses belajar-mengajar yang pada hakekatnya adalah suatu pekerjaan
mendidik dan bukan semata-mata mengajar dalam arti teknis, harus terjadi interaksi
yang merupakan komunikasi dua arah, sebab manusia pada hakekatnya juga tumbuh
dan berkembang dalam hubungan dengan sesamanya. Di samping itu, guru
memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor yang sangat dominan dalam
menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar di kelas.
Mempelajari sejarah juga mempunyai kontribusi yang sangat besar karena dengan
mempelajari sejarah dapat mengembangkan kesadaran sejarah, sehingga nilai-nilai
yang ada di dalam sebuah peristiwa sejarah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari dan mendapatkan pemahaman akan pentingnya masa lalu demi masa depan.
Kesadaran sejarah juga merupakan bagian dari pendidikan karakter. Hal ini, adanya
kesadaran sejarah, siswa sudah dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
nilai-nilai atau karakter yang ada pada materi sejarah. Misalnya, siswa dapat
mengaplikasikan bentuk cinta tanah air, rasa tanggung jawab dan semangat
kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari (Sirnayatin, 2017:315)
Melalui pembelajaran sejarah siswa diajak mengkaji keterkaitan kehidupan yang
dialami diri,warga serta bangsanya, sebagai akibatnya mereka tumbuh menjadi
generasi yang memiliki kesadaran sejarah ,menerima inspirasi ataupun pesan tersirat
dari kisah–kisah pahlawan, juga bencana nasional, yang pada akhirnya mendorong
terbentuknya pola berfikir kearah berfikir secara rasional, kritis, realitas, dan yang
tidak kalah pentingnya merupakan pelajaran sejarah yang mengembangkan sikap mau
menghargai nilai–nilai humanisme (Asmara, 2019 : 107 ).
Tujuan pembelajaran sejarah adalah buat membuat warga negara yg
baik,menyadarkan para siswa mengenal dirinya menjadi orang baik,serta memberikan
perspektif sejarah kepada peserta didik. Selain itu tujuan spesifik berasal pengajaran
sejarah ialah mengajarkan konsep serta memberikan berita kesejarahan terhadap
peserta didik Proses pembelajaran sejarah sebagai suatu aktivitas buat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik berkaitan eksklusif menggunakan
aktivitas guru dan kinerja pengajar (Apedemi, 2019 : 60).
Berdasarkan observasi awal ditunjukkan bahwa hasil belajar sejarah kelas X IPS-
2 SMA Negeri 2 Parigi masih rendah. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran
hanya terpusat pada guru dan monoton, guru belum menggunakan media
pembelajaran yang kreatif dan inovatif, selama pembelajaran guru kurang maksimal
memanfaatkan dalam membawakan materi dan kurang bervariasnya model
pembelajaran. Selain itu guru kurang melibatkan keseluruhan siswa untuk aktif dalam
diskusi, hanya beberapa siswa saja yang aktif merespon dengan baik selama kegiatan
diskusi berlangsung
Solusi untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa maka diperlukan model
pembelajaran living history dimana disini siswa didorong untuk lebih peka terhadap
lingkungan. Sehingga model pembelajaran living history memungkinkan siswa untuk
lebih aktif dari pada sebelumnya sehingga memungkinkan siswa mudah mengingat
materi yang telah diberikan sebelumnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan lantar belakang penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan di
atas, maka permasalahan penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan model pembelajaran living history dapat meningkatkan
keaktifan guru sejarah pada Siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 2 Parigi?
2. Apakah penerapan model pembelajaran living history dapat meningkatkan aktivitas
belajar sejarah Siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 2 Parigi?
3. Apakah penerapan pembelajaran living history dapat meningkatkan hasil belajar
sejarah Siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 2 Parigi?

C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan keefektifan mengajar guru sejarah pada Siswa kelas X IPS 2
SMA Negeri 2 Parigi melalui penerapan model pembelajaran living history.
2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar sejarah pada Siswa kelas IPS 2 SMA Negeri
2 Parigi melalui penerapan model pembelajaran living history.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar sejarah pada Siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 2
Parigi melalui penerapan model pembelajaran living history.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangan pemikiran khususnya tentang
penerapan model pembelajaran living history didalam kelas dalam meningkatkan
pembelajaran sejarah, selain itu juga dapat dijadikan referensi untuk bahan penelitian
selanjutnya.

2. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa: Penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan peserta didik Sehingga
mereka termotivasi akan pembelajaran yang mereka dapatkan mereka akan
menganggap pelajaran sejarah itu cukup menyenangkan sehingga peserta didik
mampu memecahkan suatu permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran,
dalam hal ini juga mampu menanamkan sikap tanggung jawab terhadap lingkungan
sekitarnya di dalam kehidupan sehari-hari untuk mendukung pendidikan karakter
seorang siswa.
2. Bagi guru: Penelitian ini dapat memberikan masukan dan juga mengembangkan
keilmuan untuk meningkatkan mutu pendidikan sebagai penunjang agar
meningkatkan hasil belajar khusus melalui penerapan model pembelajaran living
history.
3. Bagi sekolah: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk
menunjang suatu keberhasilan suatu satuan pendidikan karena material pembelajaran
history itu sangat penting bagi pembelajar saat ini dan dimasa yang akan mendatang.
4. Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini berguna untuk referensi penelitian
selanjutnya yang relevan dengan model pembelajaran ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Hasil Belajar


Setiap siswa tentunya ingin meraih kesuksesan dalam proses pembelajaran hal ini
bertujuan untuk mencapai hasil yang baik, dimana hasil yang baik didapat dari proses
pembelajaran yang efektif dalam mengikuti proses pembelajaranpada jenjang
pendidikan tertentu sehingga hasil belajar mempunyai peran penting dalam proses
pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk
mengetahui seberapa jauh perubahan pada diri siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan
keterampilan
Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif permanen dan dihasilkan dari
pengalaman masa lalu ataupun dari pmbelajaran yang bertujuan atau direncanakan
(Nurita. 2018:74). Hasil belajar adalah hasil pembelajaran dari suatu individu tersebut
berinteraksi secara aktif dan positif dengan lngkungannya (Nurrita. 2018:75)
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu hasil dan
belajar. Antara kata hasil dan belajar mempunyai dua arti yang berbeda oleh karena
itu, sebelum pengertian hasil belajar, ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada
masingmasing permasalahan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih
jauh mengenai makna kata hasil dan belajar. Hal ini juga untuk memudahkan dalam
memahami lebih mendalam tentang pengertian hasil belajar itu sendiri (sulfemi 2016
: 3)
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari usaha yang telah
dilakukannya dalam rangka menambah informasi, pengetahuan maupun pengalaman.
Melalui hasil belajar yang diperoleh, siswa dapat mengukur sejauh mana kemampuan
yang telah dimilikinya dan dapat menentukan hal-hal apa saja yang harus dilakukan
kedepannya agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih maksimal
(Asriningtyas, dkk 2018:4)
Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan yang telah dikuasai oleh siswa dalam
mempelajari materi pelajaran tertentu setelah siswa mengikuti proses belajar, dimana
hasil belajar dapat diukur melalui ranah kognitif. Dimana ranah kognitif yang paling
banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam menguasai isi bahan pengajaran. Hasil belajar relatif menetap dan tidak
berubah-ubah. Perubahan tingkah laku yang sifatnya relatif tidak menetap, hal
tersebut bukanlah karena proses belajar. Oleh karena itu, tidak semua perubahan yang
ada pada diri seseorang dianggap sebagai hasil belajar (Hermawati 2018 : 122)

B. Konsep Model Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran terdapat komponen pembelajaran yang harus
dikembangkan dalam upaya Pembelajaran agar meningkatkan hasil belajar yang
diinginkan dan keberhasilan sebagai salah satu komponen pembelajaran mama
diperlukan model pembelajaran yang tepat pula dan dengan adanya model
pembelajaran ini bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga guru
dapat melaksanakan pembelajaran sehingga guru dapat menentukan segala sesuatu
yang dibutuhkan dalam pembelajaran tersebut.
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam
pembelajaran. Ada beberapa alasan pentingnya pengembangan model pembelajaran,
yaitu: a) model pembelajaran yng efektif sangat membantu dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai, b) model
pembelajaran dapat memberikan informasi yang berguna bagi peserta didik dalam
proses pembelajarannya, c) variasi model pembelajaran dapat memberikan gairah
belajar peserta didik, meghindari rasa bosan, dan akan berimplikasi pada minat serta
motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, d) mengembangkan
ragam model pembelajaran sangat urgen karena adanya perbedaan karakteristik,
kepribadian, kebiasaan-kebiasaan cara belajar para peserta didik, e) kemampuan
dosen/guru dalam menggunakan model pembelajaran pun beragam, dan mereka tidak
terpaku hanya pada model tertentu, dan f) tuntutan bagi dosen/guru profesional
memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam menjalankan tugas/profesinya
(Asyafah, 2019:20)
Model pembelajaran adalah pola konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai acuan bagi perancang pengajaran
dan para pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran
sangat dipengaruhi oleh sifat dan jenis materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan
dicapai dalam pembelajaran, serta tingkat kemampuan atau kompetensi peserta didik
(Djalal, 2017:35)
Pembelajaran merupakan proses kerjasama antara guru/pendidik dengan peserta
didik dalam memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada. Potensi ini bersumber
dari dalam diri peserta didik itu sendiri, seperti: bakat, kemampuan dasar sekolah-
sekolah sejarah membangkitkan penilaian terhadap perilaku manusia karena
merupakan perpanjangan penalaran dari engalaman dari kita. Pembelajaran sejarah di
sekolah sangatlah penting bagi peserta didik (Wiratama 2021:6)

C. Konsep Living history


Living History merupakan model pembelajaran sejarah yang bersumber pada
lingkungan kehidupan sekitar siswa. Isu-isu materi sejarah yang bertema
keberlangsungan (continuity) dan perubahan (change) dalam lingkungan terdekat
siswa menjadi isi (content) model pembelajaran Living History.(Fauzan 2016 :
30).Model pembelajaran Living History berisi keberlangsungan (continuity) dan
Perubahan (change) dalam lingkungan terdekat peserta didik. Model pembelajaran
Living History dapat menumbuhkan aktivitas kreatif dan suasana belajar yang banyak
melibatkan peserta didik. Model pembelajaran Living History mendorong peserta
didik untuk lebih peka terhadap lingkungan. Manfaat model pembelajaran Living
History tidak dapat diukur dengan nilai kognitif tetapi juga mampu mendorong siswa
untuk lebih peka terhadap lingkungan. Peserta didik juga akan terdorong
mengembangkan ketrampilan proses berupa discovery dan inquiry, seperti
mengobservasi, melaksanakan wawancara, mnyeleksi bahan atau sumber sejarah,
mengklasifikasi, menemukan sesuatu, bahkan menggeneralisasi. Pembelajaran Living
History dapat diaplikasikan menggunakan tiga cara (Fauzan 2016:33)
Selanjutnya menurut Fauza. (2016 : 34) ada beberapa tindakan yang harus
diperhatikan oleh uru dalam pelaksanaan model Living History di lapangan, antara
lain :
1. Membimbing siswa dalam memilih topik yang sesuai dengan minat dan
kemampuan Siswa.
2. Membimbing siswa dalam melakukan persiapan-persiapan yang akan
dikerjakan di lapangan.
3. Membantu dan membimbing siswa dalam menyusun pedoman observasi dan
wawancara.
4. Membimbing siswa dalam melaksanakan penelusuran peristiwa sejarah yang
telah dipilihnya dengan baik.
5. Menciptakan situasi kompetitif antar kelompok dan kekompakan antara
anggota kelompok.
6. Mengadakan diskusi kelompok dan kelas untuk membahas pelaksanaan model
living history di lapangan.
7. Membantu kelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam pelaksanaan di
lapangan
8. Membantu dan membimbing siswa dalam menginterpretasikan data yang
diperoleh di lapangan.
9. Membimbing siswa dalam menyusun laporan hasil penelitian lapangan
10. Memberi waktu dan tempat untuk mendiskusikan hasil penelitian di kelas.

Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran living history


Menurut Douch dalam Asriati (2017 : 49 ) Cara untuk mengaplikasi model
pembelajaran living history yaitu: (1) mengaitkan antara materi dengan contoh-
contoh kejadian lokal sehingga peserta didik mendapatkan gambaran yang lebih
hidup; (2) melakukan kunjungan langsung ke sumber sejarah; dan (3) melakukan
studi kasus mengenai aspek sejarah sekitar lingkungan peserta didik
D. Konsep Pembelajaran Sejarah
Sejarah adalah suatu studi yang telah dialami manusia di waktu lampau dengan
dan yang telah meninggalkan jejak-jejak pada masa lampau dan yang telah
meninggalkan jejak-jejak pada masa sekarang, Tekanan perhatian diletakkan terutama
pada aspek peristiwa sendiri terutama perkembangan yang disusun dalam cerita
sejarah (Sirnayatin 2017 : 314)
Mempelajari sejarah juga mempunyai kontribusi yang sangat besar karena
dengan mempelajari sejarah juga mempunyai kontribusi yang sangat besar karena
dengan mempelajari sejarah dapat mengembangkan kesadaran sejarah, sehingga nilai-
nilai yang ada di dalam sebuah peristiwa sejarah dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan mendapatkan pemahaman akan pentingnya masa lalu demi masa
depan. Kesadaran sejarah juga merupakan bagian dari pendidikan karakter. Hal ini,
adanya kesadaran sejarah, siswa sudah dapat mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari nilai-nilai atau karakter yang ada pada materi sejarah. Misalnya, siswa
dapat mengaplikasikan bentuk cinta tanah air, rasa tanggung jawab dan semangat
kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari mmempelajari sejarah dapat
mengembangkan kesadaran sejarah, sehingga nilai-nilai yang ada di dalam sebuah
peristiwa sejarah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan mendapatkan
pemahaman akan pentingnya masa lalu demi masa depan. Kesadaran sejarah juga
merupakan bagian dari pendidikan karakter. Hal ini, adanya kesadaran sejarah, siswa
sudah dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari nilai-nilai atau karakter
yang ada pada materi sejarah. Misalnya, siswa dapat mengaplikasikan bentuk cinta
tanah air, rasa tanggung jawab dan semangat kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari
(sirnayatin 2017 : 315)
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat manusia pada waktu yang lampau sesuai dengan rangkaian kausalitasnya
sserta proses perkembangannya dalam segala aspeknya yang berguna sebagai
pengalaman untuk dijadikan pedoman kehidupan manusia pada masa sekarang serta
arah cita-cita pada masa yang akan datang. Konsep waktu sangat penting dalam
memahami peristiwa masa lalu sampai saat ini, sehingga dapat dijadikan pedoman
hidup dan arah cita-cita masa depan. Sejarah sebagai suatu ilmu memiliki tugas
pokok, yaitu: membuka kemasa lampau/waktu yang lalu umat manusia, memaparkan
kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya dan mengikuti
perkembangannya dari masa yang paling tua hingga dewasa ini (sulfemi 2016 : 61).
Mata pelajaran sejarah merupakan salahsatu mata pelajaran yang dapat
membentuk sikap sosial peserta didik. dalam mengajarkan sejarah, guru dituntut
harus dapat menjelaskan setiap peristiwa ejarah dengan baik tanpa membuat peserta
didik mengantuk (Wiratama 2021:6)
E. Penelitian Relevan
Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran living history beberapa
penelitian yang membahas hal serupa yaitu diantaranya penelitian yang dilakukan
Sari, (2022 : 507)ada Serat Centhini merupakan bagian dari karya sastra yang
menggambarkan realitas kehidupan masyarakat. Realitas kehidupan masyarakat
yang berupa konsepsi kehidupan yang berkembang dan digunakan oleh
masyarakat pada saat Serat Centhini ditulis. Selain pendidikan karakter, Serat
Centhini juga menekankan hidup sesuai dengan budi pekerti yang baik
menjadikan masyarakatnya berupaya untuk menjaga sikap dengan menerapkan
nilai-nilai luhur. Nilai-nilai budaya Jawa seperti sikap menghargai, bertoleransi,
rendah hati, serta saling membantu bisa dijadikan sebagai acuan moral juga
tingkah laku dalam berinteraksi antar manusia akan membentuk manusia yang
berkarakter luhur. Perjalanan panjang masyarakat Jawa dalam melalui kehidupan
bersama diungkapkan dalam Serat Centhini yang di dalamnya mengandung kearifan
lokal. Nilai pendidikan karakter dalam Serat Centhini bisa menjadi alternative
bahan pembelajaran sejarah lokal dalam tingkat SMA. Peserta didik
diharapkan mampu mengambil nilai-nilai yang termuat dari naskah
tersebut kemudian mengimplementasikan dikehidupan setiap hari. Bahan dan
materi ajar yang sesuai sangat dibutuhkan oleh pendidik dan juga peserta didik
supaya lebih memudahkan dalam mencapai tujuan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Hasriati, ( 2017:50) Model ini menampung
aspirasi baru tentang Pendidikan menegah Sekolah Kebangsaan daerah 3T dan daerah
sempadan dengan cuba mengubah pola kurikulum dengan model pembelajaran yaitu
kurikulum pendidikan yang empunyai muatan kebangsaan seperti pembelajaran
living History dan nilai nilai kejuangan berasaskan watak dan life skill berjiwa bela
Negara dengan memperhatikan keunggulan local yang dimiliki di daerah perbatasan,
sehingga dapat diterapkan sebagai suatu proses dan model pembelajaran yang layak
dan sesuai dalam rangka meningkatkan kualiti pendidikan di Indonesia khususnya di
aerah 3T dan sempadan.
Penelitian dilakukan oleh Nadila (2018 : 244) menunjukkan bawah Pembelajaran
sejarah yang selama Pembelajaran sejarah yang selama ni dilaksanakan di SMAN 2
Tanjung masih mengangandalkan model yang konvensional dan minim melibatkan
partisipasi peserta didik, 2) Model pembelajaran sejarah terintegrasi nilai falsafah
Hidup orang Banjar berhasil dikembangkan dengan karakteristik pembelajaran yang
konstruktivis, berbasis inkuiry melalui pendekatan living history yang bersifat
kooperatif dengan sintak pembelajaran disesuaikan pada kebutuhan kurikulum 2013;
3) Model pembelajaran sejarah terintegrasi nilai falsafah hidup orang Banjar terbukti
secara kualitatif dan kuantitatif efektif meningkat empati sejarah peserta didik,
dibuktikan oleh hasil uji efektivitas model yang mendapatkan angka 0,879 > 0.05
ehingga terdapat perubahan yang signifikan terhadap empati sejarah peserta
didik.dilaksanakan di SMAN 2 Tanjung masih mengangandalkan model yang
konvensional dan minim melibatkan partisipasi peserta didik, 2) Model pembelajaran
sejarah terintegrasi nilai falsafah Hidup orang Banjar berhasil dikembangkan dengan
karakteristik pembelajaran yang konstruktivis, berbasis inkuiry melalui pendekatan
living history yang bersifat kooperatif dengan sintak pembelajaran disesuaikan pada
kebutuhan kurikulum 2013; 3) Model pembelajaran sejarah terintegrasi nilai falsafah
hidup orang Banjar terbukti secara kualitatif dan kuantitatif efektif meningkat empati
sejarah peserta didik, buktikan oleh hasil uji efektivitas model yang mendapatkan
angka 0,879 > 0.05 sehingga terdapat perubahan yang signifikan terhadap empati
sejarah peserta didik.
Berdasarkan ketiga penelitian diatas menenjukan bahwa dengan menggunakan
model pembelajaran living history membuat pembelajaran sangat menyengkan dan
tidak kaku. Halini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengerjakan segala tugas
yang diberikan oleh gurunya, ini juga membantu siswa dalam mengingat mata
pembelajaran sejarah yang telah diberikan sebelumnya.

a. Hipotesis tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah.
1. Penerapan model pembelajaran living history dapat meningkatkan keefektifan
mengajar guru sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 2 Parigi.
2. Penerapan model pembelajaran living history dapat meningkatkan aktivitas
belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 2 Parigi.
3. Penerapan model pembelajaran living history dapat meningkatkan hasil
belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 2 Parigi.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2023 pada semester
genap tahun pelajaran 2003/2004. Penelitian ini dilakukan dikelas X IPS 1 SMA
Negeri 2 Parigi karena memiliki hasil belajar yang rendah dan terbatasnya media
pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik.
B. Jenis Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang umum disingkat dengan PTK (dalam bahasa
Inggris disebut Classroom Action Research, disingkat CAR) adalah penelitian
tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran dikelasnya. PTK berfokus pada proses belajar-mengajar yang yang
terjadi dikelas, dilakukan pada situasi alami (Arikunto, 2016:124)
Penelitian tindakan kelas atau biasa disebut dengan PTK adalah jenis tindakan
yang dilakukan oleh seorang guru di kelasnya guna memperbaiki pembelajaran
dikelas yang berfokus pada proses belajar mengajar yang ada dikelas.
C. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru sejarah dan siswa kelas X IPS-2 SMA Negeri 2
Parigi , semester genap, Tahun Pelajaran 2022/2023, yang berjumlah 25 orang, yang
terdiri dari 12 orang laki-laki dan 13 orang perempuan.
D. Faktor yang Diteliti
1. Faktor Guru
faktor yang di teliti yaitu kemampuan dan kreatifitas guru dalam menggunakan
model Pembelajaran Livin history dalam proses pembelajaran sejarah.
2. Faktor Siswa
Faktor yang diteliti yaitu aktivitas siswa dalam proses pembelajaran ketika guru
Menggunakan model pembelajaran living history dalam proses pembelajaran sejarah.
3. Faktor Hasil Belajar
Faktor yang diteliti yaitu melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah guru selesai
Melaksanakan proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan model
pembelajaran living history pada setiap siklus/tindakan

E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media
pembelajaran powerpoint. Penelitian ini dilaksanakan setiap siklusnya terdiri 3 kali
pertemuan. Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu dibuat
rancangan prosedur penelitian. Adapun desain atau rancangan dalam penelitian
tindakan kelas ini dapat digambarkan berikut ini.
Perencanaan

Refeleksi Siklus ke-1 Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus ke-2 Pelaksanaan

Pengamatan

Tuntas

GAGAMBA 3.1 siklus proses penelitian Tindakan kealas (Arikunto, 2015 : 144).

Dengan mengacu pada gambar 1 maka proseduer penelitian ini mmeliputi : 1)


Perencanaan; 2)Pelaksanaan; 3) Observasi dan Evaluasi; 4) Refleksi dalam setiap
siklus
Secara rinci proseduer penelitian Tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai
berikut
1. Tahap Perencanaan
a. Menetapkan bahan materi yang akan diajarkan.
b. Membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk setiap
siklusnya.
c. Menbuat LKS pada sub pokok.
d. Mengembangkan format evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswan
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pembelajarn ini akan dilaksanakan dua kali pertemuan. Dalam hal ini
peneliti akan bertindak sebagai guru adapan prosen pembelajarn mengacu pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dengan
menggunakan model pembelajaran Living History.

3. Tahab Oservasi dan Evaluasi


Observasi dan evaluasi dilakukan melalui dokumentasi terhadap proses
pembalajarn yang dilakuakan pada tahap ini hasil yang diperoleh pada tahap
observasi didalam proses belajar mengajar sejaran melai model pembelajarna Living
History harus dilakukan tes untuk mengetahui apa yang kurang dalam pembaljaran
dan untuk mengetahui peningktan siswa pada setiap siklusnya.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini melakukan evaluasi Tindakan yang telah dilakukan
sebelunya. Hal ini merupan akhir dari semua Tindakan sebelunya untuk
mendapatkan perbaikan direncana selanjutnya. Kemudian guru Bersama Pengamat
dan Peserta didikmengadakan refleksi diri dengan melihat data obsevasi. Apa bila
hasil pembelajarn siklus pertama belum berhasil maka dilakukan lagi siklus kedua
tetapi apabila pembelajarn telah mecapi indikator maka pembelajaran bisa dikatkan
berhasil.

F. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati keefektifan mengajar guru dan
aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan penerapan
model pembelajaran living history.
2. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah proses
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran living history.
G. Teknik analisis data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan
teknik analisis deskriptif yaitu menentukan presentase keberhasilan keefektifan
mengajar guru, peningkatan presentase aktifitas belajar siswa, dan menentukan nilai
rata-rata siswa serta menentukan presentase hasil belajar siswa. Adapun rumus
analisis statistik kuantitatif adalah sebagai berikut.
1. Untuk menetukan keefektifan mngajar Guru di gunakan rumus berikut:

f
P= x 10 0
N
2. Untuk menetukan aktivitas belajar siswa digunakan rumus berikut:

f
P= x 10 0
N
3. Untuk menetukan hasil belajar siswa digunakan rumus berikut:
f
P= x 10 0
N

Keterangan:
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka persentase (Sudijono, 2020: 43)

H. Indikator Kinerja

Adapun indikator dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Keefektifan mengajar guru dianggap berhasil, jika proses pembelajaran
minimal 90% Skenario pembelajaran terlaksana dengan baik.
2. Aktivitas belajar siswa dianggap berhasil, jika minimal 90% siswa aktif dalam
prosesPembelajaran.
3. Hasil belajar siswa dianggap berhasil, jika minimal 80% siswa telah
memperoleh skor minimal 77.

DAFTAR PUSTAKA

Apedemi, (2019) Penerapan Model Pembelajaran Listening Team untuk Disiplin


Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 2 Kerinci. Jurnal
Program Studi Pendidikan Syariah. Vol 4. No 1. Hal 60-61
Arikunto, suharsimi. Dkk. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara
Arikunto., dkk. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asmara, Yeni,. (2019) Pembelajaran Sejarah Menjadi Bermakna Dengan Pendekatan
kontektual. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora. Vol 2.
No 2. Hal 107-108
Asrianti, Nuraeni (2017). Pembangunan Model Pendidikan Menengah “Sekolah
kebangsaan” di Daerah 3T dan Sempadan Kalimantan Barat–sarawak
Malaysia. Vol 1
Asriningtyas, Anastasia Nandhita. Dkk (2018). Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
dan Hasil Belajar Matematika Siswa kelas 4 SD. Vol 5. No 1. Hal 4-5
Djalal, Fauza. (2017) Otimilisasi pembelajaran melalui pendekatan strategi dan model
pembelajaran. Vol 11. No 01. Hal 35-36
Fauzan, rikza. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Living History Dalam Materi
Sejarah Lokal Geger Cilegon 1888 Sebagai Upaya Membangun Nilai
Patriotisme Siswa. Jurnal Pendidikan dan sejarah. Vol 2. No 2. Hal 30-31
Fauzan, rikza. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Living History Dalam Materi
Sejarah Lokal Geger Cilegon 1888 Sebagai Upaya Membangun Nilai
Patriotisme Siswa. Jurnal Pendidikan dan sejarah. Vol 2. No 2. Hal 33-34
Fitri, Siti Fadilah Nurul., (2021) Problematika Kualitas Pendidikan di Indonesia.
Jurnal pendidikan Tambusai. Vol 5. No 1. Hal 1618-1619
Fuandi, N.H. dkk., (2021) Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Minat Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia di SMA Negeri 1 Gondang,
Bojonegoro. Jurnal Pendidikan Madrasah. Vol 5. No 1. Hal 36-37
Hasriati, Nuraeni (2017).Pembangunan Model Pendidikan Menengah “Sekolah
Kebangsaan” di Daerah 3T dan Sempadan Kalimantan Barat–Sarawak
Malaysia. Vol 1. No 1. Hal 50-51
Hermawati, Eneng (2018). Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Penggunaan
Metode Demonstrasi dan Media AudioVisual Pada Siswa Kelas X MAN 4
Jakarta. Vol Vl . No 2. Hal 122-123
Madjid, Arqam (2019). Kompetensi Profesional Guru Keterampilan Dasar Mengajar.
Jurnal JPCS. Vol 1. No 2. Hal 2-3
Nurrita, Feni (,2017) Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa, Jurnal Ilmu-ilmu Qur’an. Vol 03. No 01 Hal 75-76
Santoso, Y. B. P,. & Hidayat Fahmi., (2020) Variabilitas Penggunaan Model
Pembelajaran Pada Kegiatan Pembelajaran Sejarah Peminatan kelas X IPS di
kota Depok. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah. Vol 2. No 2. Hal
95-96
Sari,pravita Ermila&Sunarti, (2022). Penerapan model pembelajaran living history
dalam materi sejarah lokal serat Centini supaya upaya untuk membangun nilai
pendidikan karakter siswa. Vol 3. No 1. Hal 507-508
Sirnayatin, Titin Ariska (2017) Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran
Sejarah. Jurnal SAP. Vol 1 No 3. Hal 314-315
Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Sulfemi, Bagja Wahyu (2016) Hubungan Persepsi Peserta Didik Tetang Kompetensi
Guru Mata Pelajaran Sejarah Dengan Hasil Belajar Peserta Didik Mata
Pelajaran Sejarah di Kelas X SMA Negeri 1 Pamijahan Kabupaten Bogor.
Jurnal FASCHO. Vol 5. No 2. Hal 3-4
Sulfemi, Bagja Wahyu (2016) Hubungan Persepsi Peserta Didik Tetang Kompetensi
Guru Mata Pelajaran Sejarah Dengan Hasil Belajar Peserta Didik Mata
Pelajaran Sejarah di Kelas X SMA Negeri 1 Pamijahan Kabupaten Bogor.
Jurnal FASCHO. Vol 5. No 2. Hal 61-62
Sudijono, Anas. (2018). Pengantar Statistik Pendidikan. Depok: PTRaja Grafindo
Persada
Wiratama,Setya Nara (2021). Kemampuan Public speaking dalam pembelajaran
sejarah. Jurnal pendidikan dan sejarah. Vol 17. No 1. Hal 6-7

Anda mungkin juga menyukai