PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
ELSA
A1N120086
PROPOSAL PENELITIAN
Dajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian proposal penelitian
program/program studi Pendidikan sejarah
OLEH
ELSA
A1N120086
A. Lantar Belakang
Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia yang
menunjang proses percepatan pembangunan nasional di berbagai bidang.Hal-hal yang
terkait dalam bidang ini berkaisar pada aspek guru, siswa, tujuan, materi dan evaluasi
yang merupakan komponen dalam pembelajaran.
Masalah pendidikan di Indonesia pada akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Hal
ini disebabkan oleh adanya beberapa masalah pada sistem pendidikan indonesia yang
menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan pada Indonesia.seperti misalnya,
kelemaha pada sektor manajemen pendidikan, terjadi kesenjangan sara prasarana
pendidikan pada wilayah kota serta desa, dukungan berasal pemerintah yang masih
lemah, adanya pola pikir kuno pada rakyat, kualitasnya rendah sumber daya
pengajar ,serta lemahnya standar penilaian pembelajaran. Beberapa hal diatas lah
yang sebagai faktor kualitas pendidikan di Indonesia rendah. Selain beberapa hal
diatas,terdapat juga terjadinya masalah pada pembelajaran. Hal itu pun salah satu
sebab menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia (Fitri, 2021 : 1618)
Masalah utama pendidikan sejarah adalah bahwa orang lebih memperhatikan
materi dan disiplin sejarah dibandingkan dengan kepentingan peserta didik.
Pembelajaran sejarah yang keliru lainnya adalah memfokuskan pada pemahaman
materi sebagai bekal siswa dalam memenuhi kebutuhan siswa. Peserta didik
cenderung mengembangkan ide yang salah bahwa sejarah sama artinya dengan buku
cetak .Padahal selain materi ada hal yang lebih penting yaitu perubahan kepribadian
dan pola pikir peserta didik ketika dihadapkan pada suatu masalah. Tujuan
pembelajaran sejarah yakni memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis-analitis
dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa yang telah lampau guna memberi
hikmah dan memahami dengan baik kehidupan masa kini dan kehidupan yang akan
datang. Sejarah lokal erupakan suatu gambaran sejarah dalam cakupan suatu wilayah
yang mempunyai kelokalitasan tertentu tau sering dikenal dengan unsur . Sejarah
lokal adalah sejarah yang memiliki nilai locality yang mengkaji masa lalu oleh orang
atau kelompok tertentu di wilayah geografis tertentu. Sebuah peristiwa yang benar-
benar dilandaskan pada berbagai bukti dokumentar yang otentik dan ditempatkan
dalam konteks komparatif yang sifatnya regional atau nasional. Sejarah lokal
berkiblat pada kajian sejarah dari unit analisis sosio-geografis yang terkecil seperti
desa, kecamatan, atau kabupaten.
Hal ini diperkuat oleh pengertian pendidikan yang di tertuang dalam UU
SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa aupun negara.
Sejarah adalah suatu studi yang telah dialami manusia di waktu lampau dengan
dan yang telah meninggalkan jejak-jejak pada masa lampau dan yang telah
meninggalkan jejak-jejak pada masa sekarang, Tekanan perhatian diletakkan terutama
pada aspek peristiwa sendiri terutama perkembangan yang disusun dalam cerita
sejarah (Sirnayatin, 2017:314)
Pada hakikatnya pembelajaran adalah hubungan yang baik antara pengajar serta
siswa. Tetapi, selama ini masih ditemukan pada kegiatan belajar mengajar, guru
masih membuahkan peserta didik sebagai objek pembelajaran, ialah guru
mengungkapkan materi pelajaran serta siswa hanya mendengarkan dan mendapatkan
pelajaran secara pasif sebagai akibatnya proses pembelajaran tidak mampu berjalan
dengan optimal serta tidak mampu berlangsung sebagaimana mestinya. Di sisi
lain,pembelajaran yang hanya mengakibatkan peserta didik menjadi objek akan
mematikan kreativitas siswa, padahal kreativitas artinya hal yg sangat krusial dalam
proses pembelajaran (Fuandi, 2020: 36).
Pada hakikatnya pembelajaran adalah pelajaran yang lumayan membosankan dan
siswa kurang meminati pembelajaran hal ini dikarenakan juga model pembelajaran
yang dibawakan oleh guru kurang diminati siswanya hal ini lah yang menyebabkan
pembelajaran sejarah yang tidak diminati oleh kalangan pelajar.
Pandangan rakyat tentang mata pelajaran sejarah yang diklaim membosankan
memang bukanlah rahasia awam lagi. Bagi peserta didik, khususnyaygbaru duduk
diKelas X , mata pelajaran sejarah yangterlebih dahulu tergabungdi dalammata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, baagian pembelajaran sejarahdiklaim
membosankandan membuat tersenyum. Padahal pembelajaran sejarah berhasil atau
tidaknya pada sekolah mengenah atasdipengaruhi mulai tahapan ini. Akan tatapi guru
tidak peka terhadap situasi ini, danterus mengajarmenggunakan menggunakan model
dan contoh yang sama secara berulang-ulang. Pemilihan model pembelajaran yang
baik bisa membantu guru pada aktivitas pembelajaran serta membantu pemahaman
siswa (Santoso, 2020 : 95).
Mengajar adalah satu pekerjaan profesional yang menuntut kemampuan yang
kompleks untuk dapat melakukannya. Mengajar bukan hanya sekedar proses
menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti
pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai. Sebagaimana halnya
pekerjaan profesional yang lain, pekerjaan seorang guru menuntut keahlian tersendiri
sehingga tidak setiap orang mampu melakukan pekerjaan tersebut sebagaimana
mestinya. Ada seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Perangkat emampuan tersebut disebut kompetensi guru. Menurut Tentang Standar
Nasional Pendidikan, seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogis,
profesional, kepribadian, dan sosial. dalam mengajar ada dua kemampuan pokok
yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar (Madjid, 2019:2). Dengan
demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau
kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam
melaksanakan tugas mengajarnya. Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah
sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi di samping
harus menguasai substansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar engajar juga
adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dalam proses belajar
mengajar (Madjid, 2019 : 2)
Dalam proses belajar-mengajar yang pada hakekatnya adalah suatu pekerjaan
mendidik dan bukan semata-mata mengajar dalam arti teknis, harus terjadi interaksi
yang merupakan komunikasi dua arah, sebab manusia pada hakekatnya juga tumbuh
dan berkembang dalam hubungan dengan sesamanya. Di samping itu, guru
memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor yang sangat dominan dalam
menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar di kelas.
Mempelajari sejarah juga mempunyai kontribusi yang sangat besar karena dengan
mempelajari sejarah dapat mengembangkan kesadaran sejarah, sehingga nilai-nilai
yang ada di dalam sebuah peristiwa sejarah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari dan mendapatkan pemahaman akan pentingnya masa lalu demi masa depan.
Kesadaran sejarah juga merupakan bagian dari pendidikan karakter. Hal ini, adanya
kesadaran sejarah, siswa sudah dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
nilai-nilai atau karakter yang ada pada materi sejarah. Misalnya, siswa dapat
mengaplikasikan bentuk cinta tanah air, rasa tanggung jawab dan semangat
kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari (Sirnayatin, 2017:315)
Melalui pembelajaran sejarah siswa diajak mengkaji keterkaitan kehidupan yang
dialami diri,warga serta bangsanya, sebagai akibatnya mereka tumbuh menjadi
generasi yang memiliki kesadaran sejarah ,menerima inspirasi ataupun pesan tersirat
dari kisah–kisah pahlawan, juga bencana nasional, yang pada akhirnya mendorong
terbentuknya pola berfikir kearah berfikir secara rasional, kritis, realitas, dan yang
tidak kalah pentingnya merupakan pelajaran sejarah yang mengembangkan sikap mau
menghargai nilai–nilai humanisme (Asmara, 2019 : 107 ).
Tujuan pembelajaran sejarah adalah buat membuat warga negara yg
baik,menyadarkan para siswa mengenal dirinya menjadi orang baik,serta memberikan
perspektif sejarah kepada peserta didik. Selain itu tujuan spesifik berasal pengajaran
sejarah ialah mengajarkan konsep serta memberikan berita kesejarahan terhadap
peserta didik Proses pembelajaran sejarah sebagai suatu aktivitas buat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik berkaitan eksklusif menggunakan
aktivitas guru dan kinerja pengajar (Apedemi, 2019 : 60).
Berdasarkan observasi awal ditunjukkan bahwa hasil belajar sejarah kelas X IPS-
2 SMA Negeri 2 Parigi masih rendah. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran
hanya terpusat pada guru dan monoton, guru belum menggunakan media
pembelajaran yang kreatif dan inovatif, selama pembelajaran guru kurang maksimal
memanfaatkan dalam membawakan materi dan kurang bervariasnya model
pembelajaran. Selain itu guru kurang melibatkan keseluruhan siswa untuk aktif dalam
diskusi, hanya beberapa siswa saja yang aktif merespon dengan baik selama kegiatan
diskusi berlangsung
Solusi untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa maka diperlukan model
pembelajaran living history dimana disini siswa didorong untuk lebih peka terhadap
lingkungan. Sehingga model pembelajaran living history memungkinkan siswa untuk
lebih aktif dari pada sebelumnya sehingga memungkinkan siswa mudah mengingat
materi yang telah diberikan sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan lantar belakang penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan di
atas, maka permasalahan penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan model pembelajaran living history dapat meningkatkan
keaktifan guru sejarah pada Siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 2 Parigi?
2. Apakah penerapan model pembelajaran living history dapat meningkatkan aktivitas
belajar sejarah Siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 2 Parigi?
3. Apakah penerapan pembelajaran living history dapat meningkatkan hasil belajar
sejarah Siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 2 Parigi?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan keefektifan mengajar guru sejarah pada Siswa kelas X IPS 2
SMA Negeri 2 Parigi melalui penerapan model pembelajaran living history.
2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar sejarah pada Siswa kelas IPS 2 SMA Negeri
2 Parigi melalui penerapan model pembelajaran living history.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar sejarah pada Siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 2
Parigi melalui penerapan model pembelajaran living history.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangan pemikiran khususnya tentang
penerapan model pembelajaran living history didalam kelas dalam meningkatkan
pembelajaran sejarah, selain itu juga dapat dijadikan referensi untuk bahan penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa: Penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan peserta didik Sehingga
mereka termotivasi akan pembelajaran yang mereka dapatkan mereka akan
menganggap pelajaran sejarah itu cukup menyenangkan sehingga peserta didik
mampu memecahkan suatu permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran,
dalam hal ini juga mampu menanamkan sikap tanggung jawab terhadap lingkungan
sekitarnya di dalam kehidupan sehari-hari untuk mendukung pendidikan karakter
seorang siswa.
2. Bagi guru: Penelitian ini dapat memberikan masukan dan juga mengembangkan
keilmuan untuk meningkatkan mutu pendidikan sebagai penunjang agar
meningkatkan hasil belajar khusus melalui penerapan model pembelajaran living
history.
3. Bagi sekolah: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk
menunjang suatu keberhasilan suatu satuan pendidikan karena material pembelajaran
history itu sangat penting bagi pembelajar saat ini dan dimasa yang akan mendatang.
4. Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini berguna untuk referensi penelitian
selanjutnya yang relevan dengan model pembelajaran ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
a. Hipotesis tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah.
1. Penerapan model pembelajaran living history dapat meningkatkan keefektifan
mengajar guru sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 2 Parigi.
2. Penerapan model pembelajaran living history dapat meningkatkan aktivitas
belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 2 Parigi.
3. Penerapan model pembelajaran living history dapat meningkatkan hasil
belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 2 Parigi.
BAB III
METODE PENELITIAN
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media
pembelajaran powerpoint. Penelitian ini dilaksanakan setiap siklusnya terdiri 3 kali
pertemuan. Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu dibuat
rancangan prosedur penelitian. Adapun desain atau rancangan dalam penelitian
tindakan kelas ini dapat digambarkan berikut ini.
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Tuntas
GAGAMBA 3.1 siklus proses penelitian Tindakan kealas (Arikunto, 2015 : 144).
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pembelajarn ini akan dilaksanakan dua kali pertemuan. Dalam hal ini
peneliti akan bertindak sebagai guru adapan prosen pembelajarn mengacu pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dengan
menggunakan model pembelajaran Living History.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini melakukan evaluasi Tindakan yang telah dilakukan
sebelunya. Hal ini merupan akhir dari semua Tindakan sebelunya untuk
mendapatkan perbaikan direncana selanjutnya. Kemudian guru Bersama Pengamat
dan Peserta didikmengadakan refleksi diri dengan melihat data obsevasi. Apa bila
hasil pembelajarn siklus pertama belum berhasil maka dilakukan lagi siklus kedua
tetapi apabila pembelajarn telah mecapi indikator maka pembelajaran bisa dikatkan
berhasil.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati keefektifan mengajar guru dan
aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan penerapan
model pembelajaran living history.
2. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah proses
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran living history.
G. Teknik analisis data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan
teknik analisis deskriptif yaitu menentukan presentase keberhasilan keefektifan
mengajar guru, peningkatan presentase aktifitas belajar siswa, dan menentukan nilai
rata-rata siswa serta menentukan presentase hasil belajar siswa. Adapun rumus
analisis statistik kuantitatif adalah sebagai berikut.
1. Untuk menetukan keefektifan mngajar Guru di gunakan rumus berikut:
f
P= x 10 0
N
2. Untuk menetukan aktivitas belajar siswa digunakan rumus berikut:
f
P= x 10 0
N
3. Untuk menetukan hasil belajar siswa digunakan rumus berikut:
f
P= x 10 0
N
Keterangan:
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka persentase (Sudijono, 2020: 43)
H. Indikator Kinerja
DAFTAR PUSTAKA