Yeni Wijayanti *
Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP-Universitas Galuh Ciamis
Jl. R. E. Martadinata No. 150 Ciamis, 46274 Jawa Barat
ABSTRAK
Kurikulum pendidikan sejarah dapat dikembangkan dengan memanfaatkan muatan lokal, dalam
hal ini sejarah lokal. Muatan lokal dalam kurikulum pendidikan sejarah sangat penting apalagi jika
mengingat kurikulum mempunyai fungsi pengintegrasian yaitu bahwa kurikulum berfungsi mendidik
pribadi-pribadi yang terintegrasi dengan masyarakat. Pemerintah melalui kebijakannya secara serentak
menerapkan kurikulum nasional (Kurikulum 2013) sebagai program yang terencana dalam membentuk
manusia Indonesia yang bermartabat.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Ciamis. Tujuan penulisan ini diharapkan mampu
memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu kependidikan terutama yang berkaitan
dengan kurikulum sejarah lokal.
Pengembangan kurikulum pendidikan dilakukan dengan menggunakan pendekatan. Pendekatan
integratif atau pendekatan terpadu dalam mengembangkan kurikulum bertitik tolak dari suatu
keseluruhan atau kesatuan yang bermakna dan terstruktur. Dalam hal ini, pendidikan anak adalah
pendidikan yang menyeluruh. Oleh karena itu, kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga
mampu mengembangkan pribadi yang utuh. Mata pelajaran hanyalah sebagian kecil faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak, karena ada komponen lain yaitu bangunan, fasilitas, orang di
sekitar, gambar, dan sebagainya. Disinilah pentingnya sejarah lokal dimasukkan ke dalam kurikulum
pendidikan. Akan tetapi, muatan lokal (sejarah lokal) khususnya di sekolah-sekolah menengah atas di
Kabupaten Ciamis masih belum menjadi sebuah mata pelajaran tersendiri.
ABSTRACT
History education curriculum can be developed by making use of local content, in this case the
local history. Local content in the curriculum of history education is very important especially when
considering the integration of the curriculum has the function of which is that the curriculum serves to
educate individuals who are integrated with the community. The government through its policies
simultaneously implement the national curriculum (Curriculum 2013) as a planned program in a
dignified Indonesian human form.
This research was conducted in the district of Ciamis. The purpose of this paper is expected to
contribute ideas towards the development of science education, especially relating to local history
curriculum.
Curriculum development is done using the approach. The integrated approach or an integrated
approach in developing the curriculum starting point of a whole or unity meaningful and structured. In
this case, the education of children is a well-rounded education. Therefore, the curriculum should be
structured such that it is able to develop the whole person. Subjects only a small part factors that affect
child development, because there are other components, namely buildings, facilities, people around,
images, and so forth. This is where the importance of local history incorporated into the educational
curriculum. However, local content (local history), especially in upper secondary schools in Ciamis still
not become a separate subject.
*
Penulis Koresponden
E-mail address: yeniwijayanti@unigal.ac.id
doi: Copyright©2017 Jurnal Artefak e-ISSN: 2580-0027
Halaman | 53
Jurnal Artefak:
History and Education, Vol.4 No.1 April 2017
Halaman | 54
Suyanti
Analisis Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMKN 1 Wonosari (Studi Pada Pembelajaran Sejarah)
1
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas: mengetahui, memahami,
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun Keterampilan diperoleh melalui aktivitas: mengamati, menanya,
2015 tentang perubahan kedua atas PP No. 19 tahun 2005 tentang mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
3
Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa standar isi adalah Secara alur hirarkis, dapat digambarkan bahwa Tujuan
kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi Pendidikan Nasional (TPN), (dijabarkan ke dalam) Standar
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis Kompetensi Lulusan (SKL), (dijabarkan ke dalam) Kompetensi
pendidikan tertentu. Inti (KI), (dijabarkan ke dalam) Kompetensi Dasar (KD), yang
2
Di dalam Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi pada akhirnya berujung secara praksis dikembangkan secara
Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan, bahwa proses potensial aktual menjadi kompetensi-kompetensi peserta melalui
pemerolehan sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, proses belajar, pembelajaran, serta kehidupan nyata.
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
Halaman | 55
Jurnal Artefak:
History and Education, Vol.4 No.1 April 2017
tercatat ada SMAN 1 Ciamis, SMAN 2 Ciamis, satuan pendidikan berisi muatan dan proses
SMAN Kawali, SMKN 1 Ciamis, SMKN 2 pembelajaran tentang potensi dan keunikan
Ciamis, SMK Taruna Bangsa, dan SMKN lokal; (2) Muatan lokal dikembangkan dan
Kawali. Penelitian pendahuluan pada beberapa dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan.
sekolah rintisan tersebut di atas menunjukkan Di sisi lain, beberapa siswa ada yang tidak
bahwa beberapa guru sejarah di sekolah-sekolah mengetahui mengenai sejarah Kerajaan Galuh.
tersebut menggunakan metode yang Hal ini disebabkan karena memang tidak tahu
konvensional (ceramah) dalam mengajar, ada dan juga karena ada siswa yang berasal dari luar
yang mengkombinaskan dengan game, dan ada Ciamis. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh guru
yang menggunakan media power point. yang tidak berkreasi dalam menyampaikan
Kurikulum 2013 yang menekankan pada materi Kerajaan Galuh. Materi pelajaran Sejarah
dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, Indonesia yang dapat dihubungkan antara lain
yaitu menggunakan pendekatan ilmiah pada kelas X, yaitu penelitian sejarah, Kerajaan
(scientific approach)4 memerlukan metode yang Hindu-Budha, dan wujud akulturasi budaya.
lebih kreatif dari yang disebutkan di atas. Pada Pendekatan yang tepat untuk
saat penulis mengamati kegiatan belajar dan mengolaborasikan antara sejarah lokal dengan
mengajar, dapat digambarkan bahwa proses kurikulum adalah dengan pendekatan
mengamati, menalar, mencoba, dan membentuk interdisipliner. Hal ini didasarkan pada
jejaring masih belum terlihat. Padahal, proses- permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-
proses tersebut dapat dilakukan dengan hari ternyata tidak mungkin ditinjau dari satu
memanfaatkan keadaan di sekitar sekolah yang segi saja. Setiap gejala sosial akan saling
notabene banyak peninggalan arkeologis dari berkaitan satu dengan yang lainnya, baik dari
Kerajaan Galuh5. Guru juga masih kesulitan segi sosial, politik, ekonomi, budaya dan
menghubungkan materi mata pelajaran Sejarah sebagainya (Hamalik, 2013: 33). Jenis
Indonesia dengan sejarah yang ada di Ciamis pendekatan interdisipliner yang sesuai dengan
(Kerajaan Galuh). Alasannya antara lain adalah sejarah lokal di Ciamis adalah pendekatan
waktunya yang tidak memadai dengan jumlah daerah (interfiled)6. Pendekatan daerah Ciamis
materi yang harus disampaikan dan sumber- dalam hal ini adalah daerah yang merupakan
sumber sejarah Galuh minim bagi kalangan wilayah Kerajaan Galuh pada masa lampau yang
guru. Apabila melakukan studi ekskursi untuk dapat dipelajari aspek biografi7, adat istiadat,
mengenalkan peninggalan sejarah, terkendala seni, atau aspek yang lainnya.
waktu, biaya, dan ijin dari kepala sekolah. Dan Keterlibatan siswa dengan lingkungan
jika situs-situs yang ada di Ciamis sekitar membantu siswa untuk memahami materi
dikembangkan menjadi video pembelajaran agar dan makna yang terkandung didalamnya. Seperti
kegiatan belajar mengajar efektif, guru yang dikemukakan oleh Gregor Fountain, dkk
terkendala kemampuan dalam mengembangkan (2011) bahwa situs-situs memiliki potensi untuk
media tersebut. membantu siswa menjadi mengerti maknanya,
Hal ini sangat disayangkan tentunya aktif dan kritis terhadap "isi" dari masa lalu dan
karena dalam Kurikulum 2013, muatan lokal penerapannya hingga saat ini. Peringatan dan
menjadi perhatian yang khusus, seperti yang situs warisan menawarkan banyak peluang bagi
tercantum dalam Pasal 77 N Peraturan para guru dan siswa untuk terlibat dengan arti
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang penting sejarah dan untuk mengembangkan alat
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 intelektual agar lebih memahami bagaimana
Tahun 2005 tentang Standar Nasional hubungan masa lalu dan masa kini. Model
dinyatakan bahwa: (1) Muatan lokal untuk setiap pembelajaran ini memiliki manfaat yang cukup
4
Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sebagaimana yang bareng Galunggung, Ciung Wanara, Carita Waruga Guru,
dimaksud meliputi mengamati (observing), menanya (asking), Sajarah Bogor, Sanghyang Siksakanda ng Karesian, dan Carita
menalar (associating), mencoba (experimenting), dan membentuk Parahyangan Wildan, dkk., 2005: vi).
6
jejaring (networking). Pendekatan daerah bertitik tolak dari pemilihan suatu daerah
5
Sumber informasi mengenai Kerajaan Galuh terdapat dalam tertentu sebagai subjek pelajaran. Berdasarkan daerah tersebut,
Prasasti Kawali I-VI. Prasasti tersebut ditulis dengan bahasa dan kemudian akan dipelajari aspek biografi, ekonomi, antropologi,
aksara Sunda Kuno, antara lain memberitakan bahwa ada seorang adat istiadat, bahasa, dan aspek lainnya. Aspek-aspek yang
raja yang bernama Raja Wastu yang tidak lain adalah Niskala dipelajari tentu saja merupakan hal yang relevan dengan daerah
Wastu ancana, putra Prabu Maharaja yang gugur dalam Perang tersebut dan berada dalam bidang studi yang sama (Hamalik,
Bubat. Kebesaran Kerajaan Galuh diceritakan dalam berbagai 2013:35).
7
naskah kuno dan kisah-kisah klasik, seperti Carios Wiwitan Raja- Misalnya bigrafi Raja Niskala Wastu Kancana, Bupati Galuh
Raja di Pulo Jawa, Wawacan Sejarah Galuh, Sejarah Galuh R.A.A. Kusumadiningrat (Kanjeng Prebu), dan yang lainnya.
Halaman | 56
Suyanti
Analisis Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMKN 1 Wonosari (Studi Pada Pembelajaran Sejarah)
besar dalam menginformasikan bagaimana pondasi pembinaan karakter siswa. Contoh dari
kaum muda belajar untuk berpikir secara peninggalan arkeologis Kerajaan Galuh di
historis, ada lebih banyak pekerjaan dibutuhkan Astana Gede Kawali, Prasasti Kawali II yang
untuk mengembangkan pendekatan ini, melalui berbunyi “aya ma nu ngớsi iwớ kawali ini
berpikir tentang makna sejarah yang tidak hanya pakena ker ta bener pakớn nanjớr na juritan”
mencerminkan tampilan disiplin subjek tetapi terjemahannya “kepada yang mengisi (wilayah)
juga dimensi sosial dan budaya (Fountain, dkk, Kawali (ini) berani(lah) menerapkan kebenaran
2011: 26). agar bertahan dalam perjuangan” (Hasan Djafar
Penny dan Kathleen juga sependapat dan Ayatrohaedi dalam Lubis, dkk: 2013:16).
dengan Fountain dan mereka menyimpulkan Pesan yang disampaikan dalam prasasti tersebut
adanya perubahan dalam diri siswa ke arah sangat eksplisit mengajak manusia agar
positif dengan diujicobakanya pola keterlibatan berpegang teguh pada kebenaran. Pesan lain juga
siswa dalam konteks integrasi kurikulum. terdapat pada Prasasti Kawali II, yang berbunyi
Tujuan utama integrasi kurikulum adalah untuk “ini pớrớ ti (η) gal nu atisti rasa aya ma nu ηớsi
mengupayakan penyatuan individu dan sosial dayớh iwớ ulah botoh bisi kokoro”,
melalui penyelenggaraan kurikulum di sekitar terjemahannya “berani (menahan) kotoran
masalah yang signifikan dan isu-isu, kolaboratif tinggallah isi dari rasa, kepada yang mengisi
diidentifikasi oleh pendidik dan peserta didik, (kehidupan) di wilayah ini jangan berlebihan
tanpa memperhatikan batasan antar mata agar tidak sengsara (kekurangan)” (Hasan Djafar
pelajaran. Integrasi kurikulum dengan dan Ayatrohaedi dalam Lubis, dkk: 2013: 20-
melibatkan lingkungan sekitar juga menuntut 21). Secara eksplisit, dapat digambarkan bahwa
pendidik agar mempunyai persiapan materi yang sesuatu yang berlebihan akan membawa
lebih. Persiapan guru akan berbeda pada tiap kesengsaraan atau kekurangan. Oleh karena itu,
jenjang pendidikan yang berbeda pula. Semakin lebih baik hidup dalam kesederhanaan.
tinggi pendidikan, semakin banyak hal/materi Selain peninggalan arkeologis Kerajaan
yang harus dipersiapkan (Bishop dan Kathleen Galuh, Ciamis juga sarat dengan tradisi-tradisi
Brinegar, 2011:207). Keterlibatan siswa juga yang sudah ada sejak lama, seperti tradisi
akan membawa perubahan sikap seperti rasa Nyangku di Panjalu, Merlawu di Kertabumi dan
bangga terhadap bangsanya, karena sistem Wanasigra, Misalin di Bojong Salawe, Ngikis di
Kolonial serta pendidikannya menyebabkan Karangkamulyan, dan yang lainnya. Di Ciamis
keterasingan terhadap kebudayaan serta juga ada kampung adat seperti Kampung Kuta.
sejarahnya dan yang menimbulkan kehilangan Semuanya itu dapat dimanfaatkan untuk
identitas bangsa. Kesadaran sejarah merupakan pembelajaran sejarah yang dikaitkan dengan
hal yang penting untuk menemukan kembali pencapaian kompetensi sikap sosial 8 seperti
identitas bangsa. Sekolah adalah sarana yang menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
tepat untuk membangkitkan kesadaran sejarah jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
karena dalam pembelajaran yang diadakan di toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sekolah lebih terstruktur. sebagai bagian dari solusi atas permasalahan
Untuk itu, pembinaan identitas, dalam berinteraksi secara efektif dengan
kepribadian serta kesejatian diri bangsa harus lingkungan sosial dan alam serta menempatkan
bersumber pada kesadaran sejarah sebagai diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
bangsa, ialah memahami bangsanya sendiri. dunia.
Pembinaan kesadaran sejarah bermakna pula Contoh nilai-nilai luhur yang dapat
bagi pemberdayaan bangsa. Suatu kesalahan diambil dari tradisi, tradisi Nyangku9 misalnya,
yang terbesar adalah tidak mau belajar dari adalah pembersihan yang diperagakan melalui
sejarah. Pembangunan bangsa dan watak bangsa kegiatan membersihkan benda-benda pusaka
selama ini tidak pernah mendasarkan diri pada keturunan leluhur Panjalu mempunyai makna
wawasan sejarah sebagai fondamen (Daliman, bahwa hakikatnya pembersihan itu harus
2012:x). senantiasa dilakukan manusia baik untuk dirinya
Wawasan sejarah lokal sejarah Galuh dan maupun lingkungan sebagai makhluk Tuhan.
tradisinya dapat dijadikan muatan lokal sebagai Seperti yang dikemukakan Budhi Santoso dalam
8 9
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) Upacara Nyangku merupakan upacara penjamasan (pencucian)
kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan benda pusaka yang dilakukan masyarakat Desa Panjalu,
(4) keterampilan. Kecamatan Panjalu, yang selalu dilaksanakan setiap bulan Maulud
atau bulan Rabiul Awal (Masduki, 2003: 97).
Halaman | 57
Jurnal Artefak:
History and Education, Vol.4 No.1 April 2017
Halaman | 58
Suyanti
Analisis Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMKN 1 Wonosari (Studi Pada Pembelajaran Sejarah)
Halaman | 59
Jurnal Artefak:
History and Education, Vol.4 No.1 April 2017
Halaman | 60